You are on page 1of 14

PARADIGMA SEHAT MENUJU INDONESIA SEHAT 2010

(HEALTH PARADIGM TOWARDS HEALTHY INDONESIA 2010)


Dr. Suparyanto, M.Kes

Paradigma Sehat
Pengertian : Cara pandang, pola pikir atau model pembangunan kesehatan yang melihat masalah kesehatan saling berkait dan mempengaruhi dengan banyak faktor yang bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan, bukan hanya penyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan Secara makro Berarti bahwa pembangunan semua sektor harus memperhatikan dampaknya di bidang kesehatan, minimal memberikan sumbangan dalam pengembangan lingkungan dan perilaku sehat Secara mikro Berarti bahwa pembangunan kesehatan harus menekankan pada upaya promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif Paradigma sehat dengan sebutan : Gerakan Pembangunan Yang Berwawasan Kesehatan dicanangkan oleh Presiden RI pada tanggal : 1 Maret 1999

Latar Belakang / Dasar Pemikiran: Sehat adalah hak asasi manusia : Sehat merupakan sesuatu yang sangat esensial dalam diri manusia, yang perlu dipertahankan dan dipelihara Sehat merupakan investasi. Untuk kehidupan yang produktif, sehat bukannya sesuatu yang konsumtif, tetapi merupakan prasyarat agar hidup kita menjadi berarti, sejahtera dan bahagia Health is not everything, but without health everything is nothing Sehat merupakan salah satu dari tiga faktor utama kualitas sdm. Disamping Pendidikan dan Pendapatan Sehat merupakan karunia tuhan yang patut disyukuri. Bersyukur dengan perbuatan berarti berupaya memelihara dan meningkatkan Memelihara dan meningkatkan kesehatan lebih efektif daripada mengobati Derajat kesehatan dipengaruhi oleh faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Faktor lingkungan dan perilaku mempunyai kontribusi sangat besar terhadap kualitas derajat kesehatan

Berdasarkan Paradigma Sehat : Dirumuskan Visi Misi Dan Strategi Pembangunan Kesehatan Visi Pembanguan Kesehatan: Indonesia Sehat 2010 Adalah gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi tingginya Sehat : Meliputi kesehatan jasmani, rohani, serta sosial dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Lingkungan Sehat : Lingkungan yang konduksif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang : (Bebas polusi; Tersedianya air bersih; Sanitasi lingkungan yang memadai; Perumahan dan pemukimam yang sehat; Perencanaan kawasan berwawasan kesehatan; Kehidupan masyarakat saling tolong menolong) Perilaku Sehat : Perilaku proaktif untuk: Memelihara dan meningkatkan kesehatan, Mencegah resiko terjadinya penyakit; Melindungi diri dari ancaman penyakit; Berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat Misi Pembangunan Kesehatan: 1) Menggerakan pembangunan nasional berwawasan kesehatan 2) Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat 3) Meningkatkan pelayanan kesehatan bermutu , merata, terjangkau 4) Meningkatkan kesehatan individu, keluarga, masyarakat dan lingkungan Strategi Pembangunan Kesehatan 1) Pembangunan nasional berwawasan kesehatan 2) Profesionalisme 3) JPKM 4) Desentralisasi Referensi: 1. Vaughan, Morrow, 1993, Panduan Epidemiologi Bagi Pengelolaan Kesehatan Kabupaten, Bandung, ITB 2. Entjang, Indan, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Bandung, Citra Aditya Bakti 3. M. N. Buston, 1977, Pengantar Epidemiologi, Rineka Cipta, Jakarta 4. M. N. Buston, 1977, Epidemiologi penyakit Tidak Menular, Rineka Cipta, Jakarta 5. Azrul Azwar, 1989, Penanggulangan Wabah oleh Puskesmas, Binarupa, Jakarta 6. Noor Nasri N, 1997, Dasar Epidemiologi, Rineka Cipta, Jakarta 7. Sukidjo Notoatmodjo, 2001, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta 8. Azrul Azwar, 2001, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Binarupa, Jakarta 9. Bambang, 1990, Dasar dasar Epidemiologi

PENGANTAR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT (Introduction of Public Health Sciences)


Dr. Suparyanto, M.Kes Winslow (1920) mendefisikan Kesesahan Masyarakat (Public Health) sebagai suatu Ilmu dan seni: mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan, melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat untuk: 1. Perbaikan sanitasi lingkungan 2. Pemberantasan penyakit menular 3. Pendidikan untuk kebersihan perorangan 4. Pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan 5. Pengembanagan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatan. Ikatan Dokter Amerika (1948) mendefinisikan Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat.

SEJARAH ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


Mitos Yunani Asclepius: dokter pertama yang dapat mengobati penyakit dan melakukan pembedahan dengan cara tertentu. Higiena, asisten/isri Asclepius, mengajarkan pada pengikutnya melalui pendekatan Hidup seimbang, menghindari makanan/minuman beracun, makan makan yang bergizi, cukup istirahat dan olah raga. Dari cerita mitos Yunani tersebut, muncul dua pendekatan dalam penangan kesehatan, aliran pertama lebih menekankan pengobatan (kuratif), aliran kedua lebih menekankan pencegahan (preventif) dan peningkatan (promosi) kesehatan. Perbedaan curatif health care dan preventif heath care CURATIF HEALTH Sasaran individul Pedekatan reaktif Penangganan bio-psikologis CARE PREVENTIF HEATH CARE Sasaran masyarakat Pendekatan proaktif Penangganan bio-psiko-sosial

Periode sebelum Ilmu Pengetahuan Pada zaman Romawi kuno telah dibuat latrin/tempat pembuangan kotoran manusia, bukan untuk tujuan mencegah penyakit. Tetapi untuk mencegah bau dan pandangan yang tidak mengenakan. Pada zaman Romawi telah ada peraturan yang mengharuskan untuk mencatatkan pembangunan rumah, melaporkan binatang berbahaya/ bau, melakukan supervisi pada tempat minum, warung, prostitusi.

Abad ketujuh, dirasakan kesehatan masyarakat sudah begitu penting, karena saat itu sudah ada wabah kolera dan kusta Abad ke 12, terjadi wabah pes dasyat di Cina dan India. Pada tahun 1340 tercatat 13 juta meninggal karena pes. Pada masa tersebut, masalah kesehatan masyarakat sudah demikian hebatnya, tetapi upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh belum dilakukan.

Periode Ilmu Pengetahuan Pada abad ke 19 telah ditemukan vaksin cacar oleh Louis Pasteur, asam karbol untuk sterilisasi operasi oleh Joseph Lister, ether untuk anestesi oleh William Marton Tahun 1832 dibentuk komisi untuk penyelidikan dan upaya kesehatan masyarakat di Inggris diketuai oleh Edwin Chadwich. Tahun 1893, John Hopkins, mendirikan Fakultas Kedokteran di Amerika. Tahun 1855, di Amerika dibentuk Departemen Kesehatan, yang berfungsi menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat. Termasuk pengawasan kesehatan lingkungan. Tahun 1872, diadakan pertemuan orang-orang yang peduli pada kesehatan masyarakat dengan dibentuknya Asosiasi Kesehatan Masyarakat Amerika (American Public Health Assosiation).

Perkembangan IKM di Indonesia Dimulai abad ke 16, pada saat pemerintahan Belanda. Tahun 1927, kolera masuk Indonesia, 1937 terjadi wabah kolera eltor, 1948 cacar masuk Indonesia, sejak adanya wabah kolera pemerintahan Belanda melakukan upaya kesehatan masyarakat. Tahun 1807 oleh Gubernur Jendral Daendels dilakukan pelatihan dukun bayi dan praktek persalinan Tahun 1851, dr.Bosch mendirikan STOVIA (School Tot Oplelding Van Indiche Arsten) sekolah kedokteran untuk pribumi di Jakarta, dan di Surabaya tahun 1913 didirikan NIAS (Nederland Indische Arsten School) Tahun 1922, pes masuk Indonesia, setahun berikutnya telah terjadi wabah, 1935 dilakukan penyemprotan DDT dan vaksinasi masal. Tahun 1951, Dr. Y. Leimena dan dr. Patah memperkenalkan Konsep Bandung, bahwa aspek kuratif dan preventif tidak dapat dipisahkan Tahun 1956, dr. Y. Sulianti mendirikan Proyek Bekasi proyek keterpaduan pelayanan kesehatan pedesaan dan pelayanan medis. Tahun 1967, seminar tentang kesehatan masyrakat terpadu, tentang konsep Puskesmas oleh dr. Achmad Dipodilogo, yang akhirnya pada tahun 1968 dikembangkan oleh Pemerintah RUANG LINGKUP KESEHATAN MASYARAKAT 1. 2. 3. 4. Epidemiologi Biostatistik/statistik Kesehatan Kesehatan Lingkungan Pendidikan Kesehatan dan Perilaku

5. Administrasi Kesehatan Masyarakat 6. Gizi Masyarakat 7. Kesehatan Kerja

UPAYA-UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT: 1. Pemberantasan penyakit menular dan tidak menular 2. Perbaikan sanitasi lingkungan 3. Perbaikan Lingkungan Pemukiman 4. Pemberantasan vektor 5. Pendidikan/penyuluhan kesehatan masyarakat 6. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak 7. Pembinaan Gizi masyarakat 8. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum 9. Pengawasan obat dan minuman 10. Pembinaan peran serta masyarakat

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT Blum (1974) mengatakan bahwa ada 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat: 1. Lingkungan, yang mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan sebagainya 2. Perilaku 3. Pelayanan Kesehatan 4. Hereditas (keturunan) Intervensi faktor lingkungan : perbaikan sanitasi, peningkatan pendidikan, perbaikan sosial ekonomi, stabilitas politik dan keamanan Intervensi pelayanan kesehatan: penyediaan dan perbaikan fasilitas kesehatan, perbaikan sistem dan manajemen pelayanan kesehatan Intervensi hereditas, perbaikan gizi ibu hamil, pendidikan kesehatan pada kelompok risiko penyakit keturunan.

REFERENSI: 1. Vaughan, Morrow, 1993, Panduan Epidemiologi Bagi Pengelolaan Kesehatan Kabupaten, Bandung, ITB 2. Entjang, Indan, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Bandung, Citra Aditya Bakti 3. M. N. Buston, 1977, Pengantar Epidemiologi, Rineka Cipta, Jakarta 4. M. N. Buston, 1977, Epidemiologi penyakit Tidak Menular, Rineka Cipta, Jakarta

5. Azrul Azwar, 1989, Penanggulangan Wabah oleh Puskesmas, Binarupa, Jakarta 6. Noor Nasri N, 1997, Dasar Epidemiologi, Rineka Cipta, Jakarta 7. Sukidjo Notoatmodjo, 2001, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta 8. Azrul Azwar, 2001, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Binarupa, Jakarta 9. Bambang, 1990, Dasar dasar Epidemiologi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang : a. bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsure kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b. bahwa setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan nasional; c. bahwa setiap hal yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat Indonesia akan menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi negara, dan setiapupaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat jugaberarti investasi bagi pembangunan negara; d. bahwa setiap upaya pembangunan harus dilandasi dengan wawasan kesehatan dalam arti pembangunan nasional harus memperhatikan kesehatan masyarakat dan merupakan tanggung jawab semua pihak baik Pemerintah maupun masyarakat; e. bahwa Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan, tuntutan, dan kebutuhan hukum dalam masyarakat sehingga perlu dicabut dan diganti dengan UndangUndang tentang Kesehatan yang baru; f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e perlu membentuk Undang-Undang tentang Kesehatan; Mengingat : Pasal 20, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 34 ayat (3)Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945;

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN : Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG KESEHATAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: 1. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. 2. Sumber daya di bidang kesehatan adalah segala bentuk dana, tenaga, perbekalan kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas pelayanan kesehatan dan teknologi yang dimanfaatkan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat. 3. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. 4. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika. 5. Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh. 6. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. 7. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat. 8. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan

patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia. 9. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. 10. Teknologi kesehatan adalah segala bentuk alat dan/atau metode yang ditujukan untuk membantu menegakkan diagnosa, pencegahan, dan penanganan permasalahan kesehatan manusia. 11. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu,terintregasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat. 12. Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan. 13. Pelayanan kesehatan preventif adalah suatu kegiatanpencegahan terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit. 14. Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin. 15. Pelayanan kesehatan rehabilitatif adalah kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. 16. Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun secara empiris yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. 17. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaanPemerintah Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 18. Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 19. Menteri adalah menteri yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang kesehatan.

Menurut WHO, ada tiga komponen penting yang merupakan satu kesatuan dalam definisi sehat yaitu: 1. Sehat Jasmani Sehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat seutuhnya, berupa sosok manusia yang berpenampilan kulit bersih, mata bersinar, rambut tersisir rapi, berpakaian rapi, berotot, tidak gemuk, nafas tidak bau, selera makan baik, tidur nyenyak, gesit dan seluruh fungsi fisiologi tubuh berjalan normal. 2. Sehat Mental Sehat Mental dan sehat jasmani selalu dihubungkan satu sama lain dalam pepatah kuno Jiwa yang sehat terdapat di dalam tubuh yang sehat (Men Sana In Corpore Sano). Atribut seorang insan yang memiliki mental yang sehat adalah sebagai berikut: a. Selalu merasa puas dengan apa yang ada pada dirinya, tidak pernah menyesal dan kasihan terhadap dirinya, selalu gembira, santai dan menyenangkan serta tidak ada tanda-tanda konflik kejiwaan. b. Dapat bergaul dengan baik dan dapat menerima kritik serta tidak mudah tersinggung dan marah, selalu pengertian dan toleransi terhadap kebutuhan emosi orang lain. c. Dapat mengontrol diri dan tidak mudah emosi serta tidak mudah takut, cemburu, benci serta menghadapi dan dapat menyelesaikan masalah secara cerdik dan bijaksana. 3. Kesejahteraan Sosial Batasan kesejahteraan sosial yang ada di setiap tempat atau negara sulit diukur dan sangat tergantung pada kultur, kebudayaan dan tingkat kemakmuran masyarakat setempat. Dalam arti yang lebih hakiki, kesejahteraan sosial adalah suasana kehidupan berupa perasaan aman damai dan sejahtera, cukup pangan, sandang dan papan. Dalam kehidupan masyarakat yang sejahtera, masyarakat hidup tertib dan selalu menghargai kepentingan orang lain serta masyarakat umum. 4. Sehat Spiritual Spiritual merupakan komponen tambahan pada definisi sehat oleh WHO dan memiliki arti penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Setiap individu perlu mendapat pendidikan formal maupun informal, kesempatan untuk berlibur, mendengar alunan lagu dan musik, siraman rohani seperti ceramah agama dan lainnya agar terjadi keseimbangan jiwa yang dinamis dan tidak monoton. Keempat komponen ini dikenal sebagai sehat positif atau disebut sebagai Positive Health karena lebih realistis dibandingkan dengan definisi WHO yang hanya bersifat idealistik semata-mata.(bbs/sak

Undang Undang No. 23 Tahun 1992 Tentang : Kesehatan Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 23 TAHUN 1992 (23/1992) Tanggal : 17 SEPTEMBER 1992 (JAKARTA) Sumber : LN 1992/100; TLN NO. 3495 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia, Menimbang : a. bahwa kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar1945 melalui pembangunan nasional yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; b. bahwa pembangunan kesehatan diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan, yang besar artinya bagi pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia Indonesia dan sebagai modal bagi pelaksanaan pembangunan nasional yang pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia; c. bahwa dengan memperhatikan peranan kesehatan di atas, diperlukan upaya yang lebih memadai bagi peningkatan derajat kesehatan dan pembinaan penyelenggaraan upaya kesehatan secara menyeluruh dan terpadu; d. bahwa dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat sebagaimana dimaksud butir b dan butir c, beberapa undang-undang di bidang kesehatan dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan tuntutan pembangunan kesehatan; e. bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, perlu ditetapkan Undang-undang tentang Kesehatan;

Mengingat : Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945; Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN: Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG KESEHATAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan : 1. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. 2. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat. 3. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. 4. Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. 5. Transplantasi adalah rangkaian tindakan medis untuk memindahkan organ dan atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain atau tubuh sendiri dalam rangka pengobatan untuk menggantikan organ dan atau jaringan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik.

6. Implan adalah bahan berupa obat dan atau alat kesehatan yang ditanamkan ke dalam jaringan tubuh untuk tujuan pemeliharaan kesehatan, pencegahan dan penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan, dan atau kosmetika. 7. Pengobatan tradisional adalah pengobatan dan atau perawatan dengan cara, obat, dan pengobatnya yang mengacu kepada pengalaman dan keterampilan turun temurun, dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. 8. Kesehatan matra adalah upaya kesehatan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mental guna menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah secara bermakna baik lingkungan darat, udara, angkasa, maupun air. 9. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika. 10. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. 11. Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin, implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah,mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta memulihkan kesehatan pada manusia dan atau untuk membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh. 12. Zat aktif adalah bahan yang penggunaannya dapat menimbulkan ketergantunganpsikis. 13. Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep doktcr, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional. 14. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang diperlukan untuk menyclenggarakan upaya kesehatan. 15. Jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat adalah suatu cara penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna berdasarkan asas usaha bersama dan kekeluargaan, yang berkesinambungan dan dengan mutu yang terjamin serta pembiayaan yang dilaksanakan secara praupaya.

You might also like