You are on page 1of 5

BAB I PENDAHULUAN

Protozoa berasal dari kata protos, yang artinya pertama dan zoon yang berarti hewan, jadi protozoa adalah hewan yang pertama kali dikenali. Protozoa adalah organisme yang tersusun atas satu sel sehingga bersifat mikroskopik. Ukuran protozoa beranekaragam, yaitu mulai kurang dari 10 mikron sampai ada yang mencapai 6 mm, meskipun jarang. Diperairan, protozoa adalah penyusun zooplankton. Makanan protozoa meliputi bakteri, jenis protista lain, atau detritus (materi organic dari organisme mati). Protozoa hidup soliter atau berkoloni. Jika keadaan lingkungan kurang menguntungkan, protozoa membungkus diri membentuk sista untuk mempertahankan diri. Bila mendapat lingkungan yang sesuai hewan ini akan aktif lagi. Cara hidupnya ada yang parasit, saprofit, dan ada yang hidup bebas (soliter).Protozoa bersel tunggal serta mempunyai organisasi sel yang sederhana. Semua kegiatan dilakukan oleh sel itu sendiri. Orgnel-organel yang dimiliki untuk melakukan kegiatan hidupnya antara lain membrane plasma,sitoplasma, dan mitokondria. Beberapa jenis protozoa memiliki inti lebih dari satu. Alat gerak pada protozoa berupa kaki semu (pseudopodia), bul getar (cilia), dan bulu cambuk (flagel).Reproduksi aseksual (vegetatif) pada kebanyakan protozoa adalah dengan membelah diri (pembelahan biner). Flagellata dicirikan dengan adanya satu hingga beberapa filament panjang (flagella) yang terdapat pada ujung anterior tubuh dan berfungsi sebagai alat gerak. selain dipakai untuk berenang, flagella juga dimanfaatkan untuk menimbulkan arus yang dapat membawa makanan kedalam mulutnya. Flagella juga berfungsi sebagai alat yang peka (indera) untuk mengetahui keadaan lingkungannya. Dalam makalah ini akan dibahas tentang Leishmania yang termasuk dalam flagellata. Karena itu, d Leishmania terbagi 3 spesies yang penting bagi manusia. Tetapi dalam makalah ini kita akan membahas lebih spesifik tentang Leishmania donovani. Leishmania donovani menyebabkan penyakit kala azar yang ditandai dengan demam dan anemia, banyak terdapat di Mesir , Afrika , sekitar laut tengah , dan India yang beriklim panas dan lembap, terutama di sepanjang sungai besar yang menjadi tempat kembang biak Phlebotomus. Leishmania donovani dan ditularkan ke manusia oleh lalat pasir (sandfly), Phlebotomus argentipes, yang terinfeksi. Penyakit ini menurunkan daya tahan tubuh, mengakibatkan demam berkelanjutan, anemia, pembengkakan hati dan limpa, dan jika tidak diobati, akan menimbulkan kematian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Leishmania donovani hidup intraseluler di dalam sel-sel retikuloendotelial hati, limpa dan sumsum tulang penderita. Hospes definitifnya manusia. Hospes reservoarnya anjing dan tikus. Vektornya Phlebotomus argentipes. Selama siklus hidupnya, parasit terdapat dalam dua bentuk, yaitu bentuk leishmania ( stadium aflagella atau amastigot ) dan bentuk leptomonad ( stadium flagella atau promastigot ) (Soedarto,2008) Didalam tubuh manusia, parasit ini membelah diri sehingga sel hospes membesar dan pecah. Parasit yang keluar mencari sel retikuloendotelial baru, atau memasuki aliran darah. Parasit didalam darah terisap masuk oleh vector yang menggigit darah penderita. Didalam tubuh vektor, menjadi leptomonad. Didalam midgut vektor terjadi multiplikasi parasit. Dari midgut parasit mengadakan migrasi ke anterior alat pencernaan, mencapai faring dan rongga mulut. ( Kus Irianto,2009) Pada bentuk leishmania mempunyai cirri morfologi, 2-3 mikron, bulat/lonjong, inti kecil, diameter 1 mikron, kinetoplas disamping inti, tidak terdapat flagella. Pada bentuk leptomonad morfologinya, panjang dan langsing, 1520 X 12 mikron, inti sentral, kinetoplas ujung anterior, flagella (Soedarto,2008). Gejala klinis dari Leishmaniasis ini meliputi: anemia, demam, hepatomegali, splenamegali, limfadenopati.Diagnosis ditegakkan dengan menemukan parasit dalan sediaan darah langsung, biopsy hati, limpa dan kelenjar limfe, pembiakan dalam medium NNN, inokulasi bahan pada binatang percobaan, dan reaksi imunologi meliputi, Uji aglutinasi langsung, ELISSA, Western blot, Polymerase Chain Reaction (Parasitologi Kedokteran FKUI,2008) Penularan berlangsung dari reservoir lewat gigitan lalat pasir yang terinfeksi. Setelah menggigit hewan yang telah terinfeksi, dalam waktu 8-20 hari berkembang menjadi parasit yang dapat menyebabkan infeksi yang ditularkan melalui gigitan. Masa inkubasi paling sedikit seminggu, sampai berbulan-bulan. Masa penularan biasanya tidak ditularkan dari orang ke orang, penderita dapat menularkan parasit kepada lalat pasir selama parasit masih ada pada lesi. Pada penderita yang tidak diobati, biasanya penularan berlangsung selama beberapa bulan sampai 2 tahun. ( Soedarto,Parasitologi Klinik,2008 )

BAB III PEMBAHASAN


Di Indonesia Leishmaniasis belum pernah ditemukan kasusnya karena vektor dari penyakit ini yaitu Phlebotomus hidup didaerah padang pasir yang di negara ini tidak terdapat padang pasir. Di dunia penyakit ini pertama kali ditemukan pada tahun 1900 (WILLIAM LEISHMAN) pada limpa seorang tentara yang meninggal karena demam di Dum-dum India. Sehingga penyakit ini dinamakan demam Dum-Dum atau Kala-azar. Penemuan ini dipublis pada tahun 1903, setahun kemudian (CHARLES DONOVAN) 1863-1951 menemukan parasit yang sama pada biopsi limpa. Sehingga para ilmuwan bersepakat menamakan parasit ini dinamakan Leishmania donovani. Pada invasi USA, di Irak, sebuah laporan menyatakan serangan biologi pernah disebar Amerika, dan hanya bisa terlacak lewat mikroskop. Kuman yang disebut parasit Leishmaniasis alias penyakit pes hitam itu dibuat menempel pada lalat gurun betina. Hasilnya parah, penyakit tersebut bersarang di sumsum tulang, memakan sel pembentuk darah, menyerang hati, dan limpa. Mengapa penyakit ini menyerang limpa, hati dan sumsum tulang? Karena parasit ini menyerang sel RE sehingg banyak sel RE yang rusak, maka tubuh akan berusaha membentuk sel-sel baru, sehingga terjadi hiperplasi dan hipertrofi sel RE. Akibatnya terjadi pembesaran limpa, hati,kelenjar limfe dan anemia oleh karena pembentukan sel darah terdesak. Kemudian timbul demam selama 2-4 minggu. Mula-mula tidak teratur, kemudian intermitten. Kadang-kadang demam menunjukkan dua puncak sehari. Lambat laun timbul pembesaran limpa,hati. Kelenjar limfe diusus dapat diserang parasit ini; pada infeksi berat diusus dapat terjadi diare dan disentri. Anemia dan leucopenia terjadi akibat diserangnya sumsum tulang.Kemudian timbul anoreksia dan kakeksia, sehingga penderita lemah sekali. Daya tahan tubuh menurun, sehingga mudah terjadi infeksi sekunder. Penyakit ini biasanya menahun, sesudah gejala kala azar surut dapat timbul Leishmanoid dermal, yaitu kelainan kulit. Pengobatan dengan cara memberikan injeksi preparat antimoni dan derivatnya serta dengan perawatan yang baik (pemberian cukup protein dan vitamin) berhasil cukup baik. Transfusi darah diberikan pada penderita dengan anemia berat, atau pendarahan pada selaput mukosa. Sebagai usaha penanggulangan leishmaniasis maka dilakukan pengembangan vaksin antara lain vaksin yang terbuat dari leishmania mati ataupun vaksin yang terbuat dari rekayasa genetic.

BAB IV PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Leishmaniasis donovani ini menyerang iklim yang kering dimana hidup subur Phlebotomus yang merupakan vektor dari penyakit ini. Parasit ini menginfeksi manusia secara langsung dengan gigitan Lalat pasir atau dengan perantara seperti anjing yang ditandai dengan lesi dikulit dengan gejala gatal-gatal. Namun sebaiknya jika terkena penyakit ini segera periksakan ke dokter. Karena penyakit ini termasuk penyakit pembunuh setelah malaria. Banyak dari orang yang terinfeksi menganggap sepele penyakit ini, karena gejala awal yang hanya gatalgatal,padahal setelah inkubasi beberap bulan baru timbul pembesaran organ dalam tubuh, karena parasit ini habitatnya didalam sel-sel retikuloendotelial hati, limpa dan sumsum tulang.

4.2 SARAN
Leishmaniasis donovani merupakan penyakit yang berbahaya karena jika tidak diobati bisa menyebabkan kematian. Dan sebelum kita terkena penyakit ini hendaknya dilakukan pencegahan terhadap penyakit ini yaitu dengan memberantas vektor penularnya, menggunakan insektisida atau mencegah gigitan vektor dari manusia, misalnya tidur memakai kelambu atau menggunakan repellent, musnahkan bintang sejenis tikus dan hancurkan lubang serta sarang mereka dengan cara menggalinya dalam-dalam. Didaerah tertentu perlu dilakukan pengawasan terhadap anjing, bersihkan timbunan sampah. Cara lain bagi yang terinfeksi adalah dengan pengobata. Obat-obatan antiparasit yang bias diberikan untuk leishmaniasis visceral adalah Antimon pentavalen (Pentostam, Solustibosan). Obat ini diberikan intramuskuler atau intravena dengan dosis 20mg/kg berat badan/hari selama minimum 20 hari, dengan dosis maksimum 850mg, Amfotericin-B hanya diberikan pada infeksi yang lanjut, karena toksik bagi penderita. Bila anemia sangat berat, pada penderita dapat diberikan transfuse darah disertai diet dengan kalori tinggi.

BAB V DAFTAR PUSTAKA

Irianto, Kus. Parasitologi. Berbagai penyakit yang mempengaruhi kesehatan manusia. Penerbit Yrama Widya. Cetakan ke 1 : 2009. Indonesia.

Soedarto. Parasitologi Klinik. Penerbit Universitas Airlangga. Cetakan ke 1 : 2008. Indonesia

Sutanto, Inge . Sungkar , Saleha . Suhariah , Is . Sjarifuddin , Pudji . Parasitologi Kedokteran. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesi. Cetakan ke 4 :2008. Jakarta. Indonesia.

Vidyashankar , Conjivaram MD . Spesialis Dokter Anak, Saud Group Bahwan Klinik, Kesultanan Oman . 2009 . Oman .

Soeharsono , drh . ZOONOSIS 2, Penyakit Menular dari Hewan ke Manusia . Indonesia

You might also like