You are on page 1of 53

ANALISA INFORMASI AKUNTANSI

TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BRI (PERSERO) TBK


CABANG MATARAM

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat


guna menyelesaikan studi Program Diploma Tiga (D III) pada
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AMM (STIE AMM)

Nama : Hesty Rinjiyani


NPM : 06.2059.A
Program Studi : Akuntansi
Jenjang Pendidikan : Diploma Tiga (D III)

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE AMM)


2009
TANDA PENGESAHAN PERUSAHAAN

JUDUL LAPORAN (TUGAS AKHIR)

ANALISA INFORMASI AKUNTANSI


TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BRI (PERSERO) TBK
CABANG MATARAM

Nama : HESTY RINJIYANI


NPM : 06.2059.A
Jurusan : Akuntansi
Program Studi : Manajemen Akuntansi

Mataram, Mei 2009


Mengetahui,

________________________

ii
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

JUDUL LAPORAN

ANALISA INFORMASI AKUNTANSI


TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BRI (PERSERO) TBK
CABANG MATARAM

Nama : HESTY RINJIYANI


NPM : 06.2059.A
Jurusan : Akuntansi
Program Studi : Manajemen Akuntansi
Rekomendasi : Setelah membaca laporan tugas akhir ini dengan
seksama, menurut pertimbangan kami telah
memenuhi syarat ilmiah.

Mataram, Mei 2009


Pembimbing,

Hj. Indah Ariffianti, SE, MM

iii
PENGESAHAN UJIAN LAPORAN TUGAS AKHIR

Laporan Tugas Akhir ini telah diuji dihadapan Team Penguji dan dinyatakan LULUS
Pada :

Hari/Tanggal : Rabu, 20 Mei 2009


Jam : 08.00 – 10.30 Wita
Tempat : Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AMM (STIE AMM)

TEAM PENGUJI

Nama Penguji Tanda Tangan

1. Hj. INDAH ARIFFIANTI, SE, MM ____________________

2. RISNI HARLIANTI, SH.M.Hum ____________________

Lembaga Penelitain, Pengembanga, dan


Pengabdian Masyarakat (LP3M)
Mataram
MENGETAHUI
KETUA STIE AMM KEPALA,

H. UMAR SAID, SH, MM HJ. INDAH ARIFFIANTI, SE, MM


NIK. 61000547200 NIK. 3310199

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan Praktek Kerja Lapangan

(PKL) yang berjudul “ANALISA INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP

PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BRI (PERSERO) TBK CABANG

MATARAM” ini dapat terselesaikan.

Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mendapat bantuan dan

masukan dari berbagai pihak, dengan ini penulis tidak lupa menyampaikan ucapan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Yth:

1. Bapak H. Umar Said, SH, MM selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi AMM (STIE AMM) Mataram.

2. Ibu Hj. Indah Ariffianti, SE, MM selaku Pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk membimbing hingga laporan PKL ini selesai.

3. Orang tua yang juga telah banyak memotivasi memberikan dorongan

materi dan lain-lainnya dalam rangka penyelesaian laporan PKL.

4. Bapak dan Ibu dosen yang telah banyak memberikan arahan sampai kami

dapat menyusun laporan sesuai dengan sistematika yang dibuat oleh STIE

AMM sebagai pedoman dalam penyusunan laporan PKL ini.

5. Bapak Pimpinan PT. BRI (Persero) Tbk Cabang Mataram yang juga telah

banyak memberikan data sebagai bahan untuk menyusun laporan PKL ini.

6. Dan juga para sahabat yang selalu mendukung dan memberikan semangat

untuk menyelesaikan laporan PKL ini.

v
Laporan PKL ini tentu masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun

guna menyempurnakan penyusunan berikutnya.

Penulis mengharapkan semoga laporan ini dapat memberikan sumbangan

pikiran serta bermanfaat bagi para pembaca yang terkait pada masalah ini.

Mataram,……………… 2009

Penyusun,

Hesty Rinjiyani
NPM. 06.2059.A

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i


TANDA PENGESAHAN PERUSAHAAN ................................................. ii
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................................. iii
PENGESAHAN UJIAN LAPORAN TUGAS AKHIR ................................ iv
KATA PENGANTAR ................................................................................ v
DAFTAR ISI .............................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1

1.2 Pokok Permasalahan .............................................................. 3

1.3 Tujuan dan Manfaat PKL ....................................................... 3

1.3.1 Tujuan Laporan ........................................................... 3

1.3.2 Manfaat Laporan ......................................................... 3

1.4 Metodelogi ............................................................................. 4

1.4.1 Metode Pengumpulan Data ..........................................

1.4.2 Teknik Pengumpulan Data .......................................... 4

1.4.3 Jenis dan Sumber Data ................................................ 5

1.4.4 Teknik Analisa Data ................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kredit ................................................................... 9

2.2 Penggolongan Kredit ............................................................. 10

2.3 Tinjauan Kredit ..................................................................... 10

vii
2.4 Penggunaan Kredit ................................................................. 11

2.5 Prinsip-Prinsip Perkreditan ..................................................... 12

2.5 Kebijakan Kredit .................................................................... 14

BAB III DATA DAN PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum PT. BRI (Persero) Tbk Cabang Mataram ... 16

3.1.1 Sejarah Singkat dari PT. BRI (Persero) Tbk Cabang


Mataram ....................................................................... 16

3.1.2 Struktur Organisasi PT. BRI (Persero) Tbk Cabang


Mataram ....................................................................... 19

3.1.3 Kegiatan Pokok PT. BRI (Persero) Tbk Cabang


Mataram ....................................................................... 28

3.2 Hasil Praktek Kerja Lapangan ................................................ 35

3.3 Hasil Penelitian ...................................................................... 36

3.4 Pembahasan ........................................................................... 38

3.4.1 Informasi Akuntansi Yang Mempengaruhi


Pemberian Kredit ...................................................... 38

3.4.2 Transaksi Akuntansi terhadap Pemberian Kredit .......... 40

3.4.3 Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit


oleh Bank ..................................................................... 42

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ............................................................................ 44

4.2 Saran ...................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara

keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki

kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana

(deficit unit). Serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar

pembayaran. Falsafah yang mendasari kegiatan usaha adalah kepercayaan

masyarakat. Hal ini tampak dari kegiatan pokok bank yang menerima

simpanan dari masyarakat yang kelebihan dana dalam bentuk giro, tabungan

serta deposito berjangka dan memberikan kredit kepada pihak yang

memerlukan dana. Dalam penerimaan simpanan masyarakat, bank hanya

memberikan pernyataan tertulis yang menjelaskan bahwa bank telah

menerima simpanan dalam jumlah dan untuk jangka waktu tertentu (IAI,

1999: 1).

Penyaluran kredit merupakan kegiatan usaha yang mendominasi

pengalokasian dana bank. Penggunaan dana untuk menyalurkan kredit ini

mencapai 70% - 80% dari volume usaha bank. Oleh karena itu, sumber

utama pendapatan bank berasal dari kegiatan penyaluran kredit dalam

bentuk bunga. Dalam pemberian kredit, antara bank satu dengan bank yang

lainnya tidak selalu sama, baik syarat-syarat maupun prosedurnya. Kredit

yang diberikan oleh bank dapat berbentuk kredit jangka pendek, jangka

1
2

menengah ataupun jangka panjang. Syarat kredit jangka pendek pada

umumnya lebih lunak dibandingkan kredit jangka panjang. Hal ini

disebakan oleh karena kredit jangka panjang pada umumnya meliputi

jumlah dana yang besar dan terikat untuk jangka waktu yang panjang.

Dalam melakukan proses penyeleksian permohonan kredit, bank

menggunakan The Five C’s of Credit Analysis sebagai berikut:

1. Character

Watak calon debitur yang terpercaya dan jujur diharapkan

debitur dengan watak ini akan berusaha menjaga nama baiknya untuk

memenuhi kewajiban utangnya dengan pihak bank.

2. Capacity

Penilaian pihak bank bahwa piutangnya dapat dibayar kembali

oleh debitur dari berbagai sumber dana, termasuk hasil penjualan harta

perusahaan, hasil penjualan saham perusahaan dari pemegang saham

perusahaan maupun dari penjamin kredit.

3. Capital

Kondisi harta operasional calon debitur yang mendukung

kemampuan produk mereka untuk bersaing di pasar akan meningkatkan

hasil penjualan dan keuntungan yang dicapai. Pemilik perusahaan akan

mempunyai andil yang besar akan kepemilikan harta operasional

perusahaannya. Harta operasional perusahaan bukan berasal dari lease

finansing. Berdasarkan kondisi di atas bank dapat menilai kemampuan

debitur untuk mengembalikan pinjamannya.


3

4. Collateral

Fungsi utama jaminan bagi bank adalah memperkecil jumlah

kerugian yang diderita oleh bank, apalagi debitur tidak memenuhi

kewajibannya pada saat jatuh tempo.

5. Condition of Economic

Bank memperhatikan kondisi ekonomi internasional pada

umumnya dan kondisi nasional pada khususnya serta kebijaksanaan

pemerintah yang berdampak langsung atau tidak langsung terhadap

kondisi ekonomi nasional.

Dari kelima prinsip kredit 5 C di atas, dapat bersifat informasi

akuntansi dan informasi non akuntansi. Capacity, Capital, dan Collateral

dapat dikelompokkan informasi akuntansi, sedangkan Character dan

condition of economic termasuk informasi non akuntansi. Informasi

akuntansi merupakan bagian terpenting dari seluruh informasi yang

diperlukan oleh manajemen. Informasi akuntansi terutama berhubungan

dengan data keuangan perusahaan, data keuangan dapat dimanfaatkan baik

oleh pihak manajemen maupun pihak luar perusahaan. Informasi akuntansi

menunjukkan kondisi keuangan dan hasil usaha sebuah perusahaan, yang

digunakan oleh para pemakainya sesuai dengan kepentingan masing-

masing. Informasi akuntansi disajikan dalam laporan keuangan. Tujuan

laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi

keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang

bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan


4

ekonomi (IAI, 1992: 2). Laporan keuangan digunakan sebagai alat untuk

mengkonsumsikan antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan

dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas

perusahaan tersebut. Diantara pihak-pihak yang berkepentingan dengan

data atau aktivitas perusahaan adalah bank sebagai calon pemberian kredit

terhadap perusahaan tersebut. Posisi atau keadaan keuangan perusahaan

peminta kredit akan dapat diketahui melalui penganalisaan laporan

keuangan perusahaan tersebut. Laporan keuangan itu bisa merupakan

laporan keuangan masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang

(proyeksi). Dengan demikian, informasi laporan keuangan diperlukan oleh

para analis kredit dan pengambil keputusan kredit. Para pejabat kredit

diminta untuk mengambil keputusan menerima atau menolak permohonan

serta memberikan penilaian seberapa besar tingkat keyakinannya terhadap

keputusan yang diambil.

Bank merupakan salah satu pemakai utama informasi akuntansi.

Namun demikian, bank juga menaruh perhatian terhadap informasi bukan

akuntansi sebelum mengambil keputusan kredit. Dalam penelitian ini

hanya mengambil informasi akuntansi sebagai faktor yang mempengaruhi

keputusan kredit dari konsep 5 C. informasi akuntansi tersebut adalah

Capacity, Capital, Collateral.


5

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang ada, rumusan masalah yang akan

dibahas adalah:

“Bagaimanakah analisa informasi akuntansi terhadap pemberian kredit yang

diberikan oleh PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Mataram?”

1.3 Tujuan dan Kegunaan Laporan PKL

1.3.1 Tujuan Laporan PKL

Untuk mengetahui analisa informasi akuntansi terhadap

keputusan kredit yang diambil oleh PT. BRI Cabang Mataram.

1.3.2 Kegunaan Laporan PKL

Adapun kegunaan yang diharapkan dari Pelaporan PKL yang

dilaksanakan antara lain:

1. Bagi Bank

Memberikan informasi kepada pihak bank dan calon debitur

tentang variabel-variabel apa saja yang berpengaruh terhadap

keputusan kredit, serta seberapa besar pengaruh variabel-variabel

tersebut terhadap keputusan kredit.

2. Bagi Penulis

Memperoleh gambaran secara langsung bagaimana penerapan

teori yang telah diterima selama kuliah dalam praktek dunia

usaha sesungguhnya.
6

3. Bagi Pihak Lain

Diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan

informasi yang berguna bagi pihak yang membutuhkan.

1.4 Metodologi Penelitian

1.4.1 Metode Pengumpulan Data

Penelitian yang dilaksanakan menggunakan salah satu jenis

penelitian kualitatif deskriptif adalah berupa penelitian dengan

metode studi kasus yang datanya diperoleh dari pihak yang

bersangkutan pada PT. BRI Cabang Mataram.

1.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data

primer dan data sekunder.

1. Data Primer

yaitu semua informasi, keterangan serta data-data lainnya yang

secara langsung diperoleh di lapangan dari sumber utama.

2. Data Sekunder

yaitu data yang diperoleh dari literatur maupun tulisan-tulisan

lain yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti.

Adapun data sekunder yang diperlukan adalah:

a. Data Umum

- Sejarah perusahaan

- Struktur organisasi
7

- Produk

b. Data Khusus

- Persyaratan pembayaran kredit

- Prosedur kredit / aspek-aspek yang berpengaruh dalam

penilaian dan pemberian kredit

- Kriteria permohonan kredit yang dapat diterima

1.4.3 Macam-macam Sumber Data

1. Macam Data

a. Data kualitatif yaitu suatu data yang tidak dapat diukur

dengna angka, tetapi hanya dapat diuraikan dengan

keterangan / pernyataan seperti struktur organisasi, dll.

2. Sumber Data

a. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari

perusahaan/tempat penelitian yaitu PT. BRI (Persero) Tbk.

Cabang Mataram

b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari panduan atau

buku-buku lainnya yang ada kaitannya dan hubungan dengan

permasalahan yang diteliti seperti sejarah singkat perusahaan,

struktur organisasi serta tugas dan kegiatan pokok

perusahaan.
8

1.4.4 Teknik Analisa Data

Study ini hanya mengumpulkan data-data kualitatif baik yang

diperoleh langsung atau tidak langsung. Data dan informasi tersebut

didefinisikan kemudian dianalisa dengan kualitatif dan dijabarkan

dalam bentuk uraian dan penjelasan-penjelasan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kredit

Kredit berasal dari bahasa Yunani “Credere” yang berarti

kepercayaan atau dalam bahasan latin “Creditum” yang berarti kepercayaan

akan kebenaran. Dalam praktek sehari-hari pengertian kredit selanjutnya

berkembang menjadi luas. Kochler mengartikan kredit sebagai kemampuan

untuk melaksanakan suatu pemberian atau mengadakan suatu pinjaman

dengan satu janji pembayarannya ditangguhkan pada suatu jangka waktu

yang telah disepakati.

Pengertian kredit menurut UU NO. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan

sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 disebutkan oleh

Siamat (1999 : 107) :

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat


dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil
keuntungan.

Definisi kredit tersebut memberikan konsekuensi bagi bank dan

peminjam mengenai hal-hal berikut :

a. Penyediaan uang atau yang dapat dipersamakan dengan itu.

b. Kewajiban pengembalian kredit.

c. Jangka waktu pengembalian

d. Pembayaran bunga, imbalan atau bagi hasil

e. Perjanjian kredit.

9
10

2.2 Penggolongan Kredit

Jangka waktu (maturity). Penggolongan kredit menurut jangka

waktu dapat dibedakan :

a. Kredit jangka pendek (Short term loan)

yaitu kredit yang jangka waktu pengembalianya kurang dari satu tahun.

Misalnya kredit untuk membiayai kelancaran operasi perusahaan

tennasuk pula kredit modal kerja.

b. Kredit jangka menengah (Medium term loan)

yaitu kredit yang jangka waktu pengembaliannya satu sampai dengan

tiga tahun. Biasanya kredit ini untuk menambah modal kerja misalnya

untuk membiayai pengadaan bahan baku. Kredit jangka menengah dapat

pula dalam bentuk kredit investasi.

c. Kredit jangka panjang (Long term loan)

yaitu kredit yang jangka waktu pengembaliannya atau jatuh temponya

melebihi tiga tahun.

2.3 Tujuan kredit

Kredit dapat dibedakan menurut tujuannya yaitu :

a. Kredit komersial (Commercial loan)

yaitu kredit yang diberikan untuk suatu kegiatan yang produktif. Kredit

komersial ini meliputi antara lain : kredit leveransir, kredit untuk usaha

usaha pertokoan, kredit ekspor dan sebagainya.


11

b. Kredit konsumtif (Consumer loan)

yaitu kredit yang diberikan oleh bank untuk memenuhi kebutuhan

debitur yang bersifat konsumtif. Kredit ini bagi debitur tidak digunakan

sebagai modal kerja untuk memperolah laba akan tetapi semata-mata

digunakan untuk membeli barang atau kebutuhan-kebutuhan lainnya,

misalnya membeli rumah, mobil, dan berbagai macarn barang konsumsi

lainnya.

c. Kredit produktif

yaitu produktif kredit yang diberikan oleh bank dalam rangka

membiayai kebutuhan modal kerja debitur sehingga dapat memperlancar

produksi misalnya, pembelian bahan baku, pembayaran upah, biaya

pengepakan, biaya pemasaran dan distribusi dan sebagainya.

2.4 Penggunaan Kredit

Penggolongan kredit menurut penggunanya terdiri atas :

a. Kredit modal kerja.

Yaitu kredit yang diberikan oleh bank untuk menambah modal

kerja debitur. Kredit modal kerja ini pada prinsipnya meliputi modal

kerja untuk tujuan komersial industri, kontraktor bangunan dan

sebagainya. Modal kerja untuk perdagangan misalnya kredit ekspor,

kredit pertokoan dan sebagainya. Jadi prinsipnya ciri modal kerja ini

adalah penggunaan modal yang akan habis dalam satu siklus usaha yaitu

dimulai dari perolehan uang tunai dan kredit bank kemudian digunakan
12

untuk membeli barang dagangan atau bahan-bahan baku, kemudian

diproses menjadi barang jadi lalu dijual selanjutnya akan diperoleh uang

kas kembali.

b. Kredit investasi

Yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan untuk

digunakan melalui investasi dengan barang -barang modal. Kredit

investasi menurut ketentuan Paket Kebijaksanaan 25 Maret 1989 adalah

kredit jangka menengah atau panjang untuk membiayai pengadaan

barang-barang modal maupun jasa yang diperlukan dalam rangka

rehabilitasi modernisasi ekspansi, relokasi dan pendirian proyek baru.

2.5 Prinsip-Prinsip Perkreditan

Dalam melakukan proses penyeleksian permohonan kredit, bank

menggunakan lima faktor penilaian pemberian kredit atau disebut "The

Five’s C of Credit " Sutojo (1995:44 - 49).

1. Character

Watak calon debitur yang terpercaya dan jujur diharapkan

debitur dengan watak ini akan berusaha menjaga nama baiknya untuk

memenuhi kewajiban utangnya dengan pihak bank.

2. Capasity

Penilaian pihak bank bahwa piutangnya dapat dibayar kembali

oleh debitur dari berbagai sumber dana, termasuk hasil penjualan harta
13

perusahaan, hasil penjualan saham perusahaan dari pemegang saham

perusahaan maupun dari penjamin kredit.

3. Capital

Kondisi harta operasional calon debitur yang mendukung

kemampuan produk mereka untuk bersaing di pasar akan meningkatkan

hasil penjualan dan keuntungan yang dicapai. Pemilik perusahaan akan

mempunyai andil yang besar akan kepemilikan harta operasional

perusahaanya. Harta operasional perusahaan bukan berasal dari lease

finansing. Berdasarkan kondisi diatas bank dapat menilai kemampuan

debitur untul: mengembalikan pinjamannya.

4. Collateral

Fungsi utama jaminan bagi bank adalah memperkecil jumlah

kerugian yang diderita oleh bank, apalagi debitur tidak memenuhi

kewajibannya pada saat jatuh tempo.

5. Condition of Economic

Bank memperhatikan kondisi ekonomi internasional pada

umumnya dan kondisi nasional pada khususnya serta kebijaksanaan

pemerintah yang berdampak langsung atau tidak langsung terhadap

kondisi ekonomi nasional.

2.6 Kebijakan Kredit

Selain memperhitungkan keenam prinsip perkreditan, pengambilan

keputusan kredit juga wajib berpedoman pada kebijakan kredit yang telah
14

ditetapkan. Kebijakan kredit merupakan pedoman di bidang kredit sebagai

acuan dalam pengambilan keputusan. Ada tiga asas pokok sebagai dasar

untuk penyusunan kebijaksanaan kredit terdiri dari asas likuiditas,

solvabilitas dan rentabililtas.

Asas likuiditas menghasilkan bank untuk mempertahankan kondisi

likuidits yang baik. Hal ini berarti bank perlu memenuhi cost assets

meminimal yang berupa assets yang dapat dicairkan sewaktu-waktu serta

menciptakan assets baru melalui hutang-hutang baru. Apabila kredit yang

diberikan mengakibatkan likuiditas bank menjadi jelek, bank akan

kehilangan kepercayaan masyarakat.

Asas solvabilitas penting bagi bank agar manejemen dana yang

dimiliki dan ditanamkan dalam bentuk kredit maupun surat-surat berharga

pada tingkat risiko yang minimal. Penghasilan dari kegiatan tersebut

merupakan sumber uang untuk membayar hutang baik kepada nasabah.

Asas rentabilitas mempunyai pengertian, bank memperoleh

keuntungan selama beroperasi. Pada hakekatnya keuntungan tersebut

mempunyai selisih antara penghasilan bunga dari nasabah debitur dengan

biaya bunga dari nasabah penabung. Jadi, bank harus memiliki debitur yang

dapat diandalkan sebagai sumber penghasilan bunga.


BAB III

DATA DAN PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum BRI Cabang Mataram

3.1.1 Sejarah Singkat dari PT BRI, Tbk Mataram

Dalam tahun 1894, seorang guru penduduk Banyumas

mengadakan pesta tayuban secara besar-besaran dalam rangka

mengkhitankan anaknya. Seorang Patih Banyuwangi, Raden Bei

Aria Wiraatmaja (selanjutnya disebut Patih Wiraatmaja) yang

menghadiri hajatan tersebut merasa heran, mengapa seorang guru

bisa mengadakan pesta begitu besar dan meriah. Ternyata guru

tersebut berhutang kepada seorang Tionghoa untuk membiaya

pestanya dengan bunga yang sangat tinggi.

Bahkan, kemudian diketahui bahwa beban pelunasan

hutangnya sangat tinggi di luar kemampuan dari guru tersebut. Patih

Wiraatmajdja menawarkan bantuan kepada guru tersebut

memberikan pinjaman dengan bunga rendah guna melunasi utang

guru tersebut, jangka waktu pelunasannya pun cukup panjang yakni

20 bulan, sehingga cicilan bulanannya sangat ringan dan terjangkau

oleh kemampuan sang guru.

Dengan senang hati guru tersebut menyetujui tawaran patih

Wiraatmadja. Patih menggunakan uang pribadinya untuk melunasi

hutang guru tersebut, sehingga hutang beralih pada sang patih

15
16

dengan uluran tangan patih, guru itu terbebas dari jeratan hutang.

Lalu patih juga menduga bukan hanya guru tersebut yang terjerat

hutang dan sang patih tidak ingin hanya menolong guru itu saja.

Setelah melakukan penelitian secara seksama ternyata kenyataannya

memperihatinkan, banyak diantara pejabat pangeran Praja atau

pegawai negeri Indonesia banyak yang terlibat hutang dengan bunga

tinggi dan menghadapi kesulitan dalam pengangsurannya.

Sehingga dikenal sebagai pegawai dan ahli keuangan yang

baik, maka patih Wiraatmaja mendapat kepercayaan untuk

mengelola keuangan kas masjid yang jumlahnya bulan April

mencapai F.4000,- (empat ribu gulden/rupiah Belanda). Dengan izin

dari E. Sieburgh, patih Wiraatmaja memperluas penggunaan kas

masjid itu untuk pinjaman kepada para pegawai negeri, para petani,

dan tukang-tukang yang terjerat hutang.

Untuk menampung angsuran dari para peminjam uang kas

masjid itu, patih pun membentuk Lembaga semacam “DEPOER

WOKERTOI CHE HULPEN SPAARBANK DER INLANDSCHE

HOOFDEN” (Bank Bantuan dan Simpan Pinjam Milik Pribumi

Purwokerto). Dengan demikian uluran tangan patih Wiraatmaja

berupa pemberian pinjaman pribadi dan kas masjid dengan angsuran

ringan tersebut mulai menimpakan bentuknya sebagai kegiatan

perbankan dan menjadi awal kegiatan “Bank Perkreditan Rakyat”

pertama di Indonesia dengan nama “HULP EN SPAARBANK DER


17

INLANDSCHE BESTUURS AMBTENAREN” (Bank Bantuan dan

Simpanan milik Pegawai Pangreh Praja Berkebangsaan Pribumi).

Bank tersebut kemudian menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan

tanggal 16 Desember 1895 dijadikan sebagai kelahiran BRI. Atas

jasanya tersebut diatas, maka Patih Wiraatmaja dikenal sebagai

“Bapak Perkreditan Rakyat”.

3.1.2 Struktur Organisasi PT. BRI (Persero) Tbk Cabang Mataram

Pelaksanaan kegiatan BRI Cabang Mataram akan dapat

berjalan dengan baik jika ditetapkan fungsi manajemen dengan tepat

yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

pengawasan. Hal ini dengan adanya struktur organisasi yang

merupakan acuan atau pedoman dalam rangka memfungsikan tugas

maupun tanggung jawab masing-masing bagian dalam organisasi.

Adapun struktur organisasi BRI Cabang Mataram dapat

dilihat pada skema berikut:


18

Skema Struktur Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Mataram
PEMIMPIN CABANG
M. Syafri Rozi / G.12

Manager Pemasaran Manger Operasional

--- ---
Ass. Manger Bisnis
Mikro

1. H. Rusdi / G. 9
2. -
Ass. Manager Operasional
AO Komersial Spv. Adm. Kredit Spv. Pelayanan Intern
I Made Rasna Tanaya / G.9 Penilik
1. Pergianto / G.7 I Kt. Santha / G.7 I G. Gde Narung / G.7
2. Bgs. Mariadi / G.6 1. L.Hasannudin/G.8
3. Gde Agus S. / G.6 2. A. Supardi / G.8
4. Ngr. Swariasa / G.6 3. W. Adi S. / G.8
5. Eka Septina ADK Komersial Sekretariat SDM Ptgs. Adm. Unit 4. Azhar / G. 8
Spv. Pelayanan DJS Spv. Pelayanan Kas
6. Irfan Firmansyah
7. Herchan BP 1. I Md. Suardana / G.4 1. Rita W./Outsoure Joko S/G. 5 (Pjs) Joko S/G. 5 (Pjs) I Cening S / G.3
8. Ketut Wenten / G.6 2. SAF Putruhena / G.4 2. B. Puji A / G.3
9. L. Arfi W. 3. Eko Wijayanto / G.3 PRU
10. Kt. Iwan S/ G.5
Logistik BRI Unit
Customer Service Teller Tunai Priyono .W / G.3
H. Supratman / G.4
Pegawai Cadangan 1. Narmada
1. Dwi Ratna / G.3 1. Suciati Kd. / G.4
Arsip, IT, Laporan 2. H. Evon K / G.4 2. Nuraeni / G.4 2. Gerung
3. Farida / Outsourc 3. Irani Apriyanti / G.4 1. Md. Sujana / G.3 3. Bagik Polak
Andi Anianto / G.3 4. Cakranegara
4. Yuvun / Outsourc 4. Anna Dwi A / Outsourc 2. -
AO Konsumer 5. Febriyanti / G.4 5. Ampenan
ADK Konsumer 6. Gunungsari
Satpam PKSS 6. Ribia / G.3
1. Irwansyah D/G.5 7. IGA Adi S. / G.3 7. Airlangga
2. Gde Budi W / G.5 1. Ngh Nuadi / G.4 Petugas Kliring 8. Kediri
1. Mushab 8. Joko S (Pjs Spv DJS)
2. Tony / Outsource 9. Sweta
2. Abd. Hamdi 1. Istiqomah / G.4 9. -
3. - 10. Tanjung
3. Mutawasir 11. Pemenang
4. Kriswanto 12. Mandalika
5. Marzoan Petugas ADM DJS 13. Kebok Roek
6. Wayan Sudarma Teller TKK 14. Pagesangan
Funding Officer H.M. Aminullah / G.5
1. Riswadi / G.4
Pengemudi PKSS 2. I Komang S / G.4
1. I D N Astawa / G.7
1. L. Wiraning Keterangan :
2. Ngh. Swarjaya ( - - - ) Formasi belum terisi
3. Solihin - MP
4. L. Sofyan - MO
5. Rudi Erwanto - AMBM ( 1 orang)
- Teller (1 orang)
Sumber: PT. BRI (Persero) Tbk Cabang Mataram 2009 - Pegawai cadangan (1 orang)
Pramubhakti PKSS
- Petugas ADK Konsumer (1 orang)
M. Shaleh - SPV DJS (1 orang)
19

Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing-masing

bagian dalam Struktur Organisasi di atas adalah:

1. Pimpinan Kantor Cabang

Tugas dan wewenang :

a. Mempersiapkan, mengusulkan, melakukan negosiasi,

merevisi dan mengupayakan pencapaian RKA.

b. Menciptakan dan menjamin kelancaran pelayanan

operasional di kantor cabang, kanca pembantu dan BRI unit.

c. Mengidentifikasi potensi ekonomi di wilayah kerjanya,

sehingga dapat mendukung penyusunan pasar sasaran (PS),

kriteria nasabah yang dapat diterima (KND) dan rencana

pemasaran tahunan (RPT).

d. Melakukan pembinaan secara aktif dalam meningkatkan

kemampuan pegawai di Kanca, Kancapem dan BRI Unit

untuk meningkatkan kualitas setiap fungsi, seperti: fungsi

marketing, operasional dan support.

e. Menjamin bahwa seluruh transaksi yang disetujui / disahkan

telah sesuai dengan kewenangannya.

f. Menjamin ketepatan dan kebenaran pembukuan dan laporan.

g. Membina dan mengawasi kegiatan operasional di Kanca,

Kancapem, dan BRI Unit.

h. Mengelola dan mengawasi kebutuhan logistik secara efisien.


20

i. Melakukan pembinaan dan hubungan dengan nasabah

penyimpan dan peminjam Kanca, Kancapem, BRI Unit.

j. Mengembangkan bisnis perkreditan di Kanca, Kancapem dan

BRI Unit.

k. Memantau keragaan portofolio dan menetapkan tindak lanjut.

2. Manager Pemasaran

Tugas dan wewenang:

a. Mengidentifikais potensi ekonomi di wilayah kerjanya,

sehingga dapat mendukung penyusunan pasar sasaran (PS),

kriteria nasbah yang dapat diterima (KND) dan rencana

pemasaran tahunan (RPT) kanca.

b. Menyusun RPT yang menjadi tanggung jawabnya sesuai

rencana kerja anggaran (RKA), PS, dan KND Kanca.

c. Menerapkan proses kredit sesuai dengan kebijakan umum

perkreditan (KUP) BRI dan pedoman pelaksanaan Kredit

(PPK).

d. Menjamin KUP (Kebijakan Umum Perkreditan) dan PPK

(Pedoman Pelaksanaan Kredit) dilaksanakan secara benar

dan konsisten untuk mencapai keuntungan yang maksimal

dan resiko sekecil-kecilnya serta menciptakan pelayanan

yang prima.

e. Berperan serta secara aktif dalam strategi pengembangan

bisnis pelayanan Kanca.


21

f. Melaporkan masalah-masalah perkreditan kepada Pinca.

g. Berperan sebagai anggota tim penyelamatan dan

penyelesaian kredit bermasalah.

h. Melakukan pembinaan dan hubungan baik dengan nasbah

penyimpan besar dan nasabah inti kerjasama (NIK).

i. Memonitor Account Officer (AO) dalam melengkapi

dokumen-dokumen kredit yang tertunda sesuai PPKB.

3. Manajer Operasional

Tugas dan tanggung jawab:

a. Memastikan bahwa tidak terjadi transaksi dalam kurun waktu

setelah close system pada hari kerja sebelumnya sampai

dengan awal hari kerja berikutnya.

b. Memastikan bahwa semua pegawai dibawahnya telah siap

ditempatnya masing-msing dan melaksankaan flag

operational (mengaktifkan atau menonaktifkan terminal

user).

c. Mengelola kas Kanca (Rupiah dan Valas)

d. Melaksanakan tambahan kas awal hari / selama jam

pelayanan kas bagi supervisor / Teller (bagi Kanca yang

tidak ada Supervisor) dan ATM serta menerima setoran kas

dari teller / supervisor.

4. Fungsi Pelayanan Kas (Supervisor)

Tugas dan tanggung jawab:


22

a. Menyiapkan kwitansi tambahan kas Supervisor dan ATM

serta menerima uang dari AMO.

b. Menyetujui tambahan kas awal teller, membukukan dan

mendistribusikan uangnya kepada Teller.

c. Memelihara dan mengerjakan kas induk.

d. Mengisi kas ATM bersama petugas yang ditunjuk.

e. Menerima kwitansi tambahan kas atau setoran kas beserta

uangnya dari Kanca pembantu dan BRI unit yang diterima di

Kanca.

f. Meneliti keabsahan bukti kas yang diterima.

g. Membukukan seotran kas Teller pada akhir hari dan

melakukan opname kas.

h. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan

atasannya.

5. Teller

Tugas dan tanggung jawab:

a. Membuat aplikasi tambahan kas awal dan menerima uang

dari Supervisor / AMO.

b. Menerima uang setoran dari nasabah dan mencocokkan

dengan tanda setoran.

c. Meneliti keabsahan bukti kas yang diterima masuk

kelengkapan MCS sebesar dibayarkan kepada yang berhak.


23

d. Mengesahkan dalam OLSIB dan menandatangani bukti kas

atas transaksi yang melebihi batas wewenangnya.

e. Memenita pengesahan / flat bayar kepada pejabat yang

berwenang atas transaksi yang melebihi batas wewenangnya.

f. Mengelola dan menyetorkan uang fisik kas kepada

Supervisor baik selama pelayanan kas mupun akhir hari.

g. Memelihara kerjakan register perincian sisa kas.

h. Membayarkan biaya-biaya hutang, realisasi kredit dan

transaksi lainnya yang kwitansinya telah disahkan oleh

pejabat yang berwenang.

6. Fungsi Pelayanan Intern (Supervisor)

Tugas dan tanggung jawab:

a. Memastikan bahwa tugas-tugas dibidang personalia, logistik

dan keamanan di Kanca telah dilaksanakan secara efektif dan

efisien sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Mengadministrasikan semua jenis barang di Kanca dan

Kanca lain dan menyiapkan perhtingan dan bukti

pembukuannya.

c. Menyiapkan data pembayaran gaji pejabat / pegawai Kanca

lain dari PC SIM – SDM dan mengirimkan data pegawai

Kanca lain, kegiatan Kanca lain.


24

d. Memeliharakan register; aktiva tetap, penyusutan aktifa tetap,

biaya-biaya inventaris kantor yang dibeli dengan biaya

eksploitasi, kas porti dan lain-lain. Sesuai ketentuan.

e. Menindak lanjuti semua temuan audit, baik dari intern

maupun ekstern BRI.

f. Membina dan menilai kinerja semua yang menjadi

bawahannya.

g. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan

atasan.

7. Fungsi Sekretariat

Tugas dan tanggung jawab:

a. Mengagendakan surat-surat keluar dan surat-surat masuk

dengan tertib sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Mengatur lalu lintas pembicaraan melalui telepon

c. Mendistribusikan semua surat-surat masuk kepada pejabat-

pejabat yang berwenang di Kanca.

d. Menyiapkan surat-surat keluar untuk diserahkan kepada

petugas ekspedisi.

e. Mengatur agenda kerja Pinca.

f. Melayani tamu-tamu yang akan bertemu dengan Pinca.

g. Mengirim surat/berita penting lainnya melalui telex /

facsimile atas perintah Pinca.


25

h. Menyiapkan konsep dan mengetik surat-surat sesuai perintah

Pinca.

i. Menyiapkan SK, SE, BPO dan lain-lain yang merupakan

arsip Kanca dan dijaga kelengkapannya.

j. Menindaklanjuti semua temuan audit, baik dari intern

maupun ekstern BRI khususnya yang berkaitan dengan

tugasnya.

k. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan

atasannya.

8. Fungsi Logistik

Tugas dan tanggung jawab:

a. Memenuhi kebutuhan logistik / supplies kepada pegawai

sesuai kebutuhan.

b. Memenuhi kebutuhan bensin, penggantian suku cadang

kendaraan dinas dan kebutuhan logistik lainnya sesuai

dengan ketentuan berlaku.

c. Mengadministrasikan semua aktiva tetap Kanca dengan tertib

dan benar.

d. Melakukan penyusunan aktiva tetap sesuai dengan ketentuan

berlaku.

e. Menyiapkan laporan-laporan di bidang logistik sesuai

permintaan kanwil / kanpus.


26

f. Menindaklanjuti semua temuan audit, baik dari interen

maupun ekstern BRI.

g. Melakukan tugas-tugas lain sesuai dengan instruksi dari

atasan.

9. Manajer Bisnis Mikro (MBM)

Tugas dan tanggung jawab:

a. Mengidentifikasi potensi ekonomi di wilayah kerjanya untuk

mendukung pencapaian target.

b. Membuat rencana kerja anggaran (RKA) BRI Unit.

c. Berperan serta secara aktif dalam strategi pengembangan

bisnis dan pelayanan BRI Unit, serta menjalin hubungan

secara professional dengan debitur dan pihak ketiga yang

terkait.

d. Memastikan bahwa pelayanan dan semua keluhan nasabah

atas pelayanan yang diberikan sudah ditindaklanjuti.

e. Memastikan semua laporan untuk kepentingan intern dan

ekstern telah dibuat sesuai ketentuan.

f. Melaporkan masalah-masalah perkreditan di BRI Unit

kepada Pinca.

g. Melakukan pembinaan, pengawasan dan monitoring kredit

BRI Unit yang menjadi tanggung jawabnya mulai dari kredit

dicairkan sampai dengan kredit dilunasi.

h. Melakukan kegiatan pemsaran kredit, dana dan jasa.


27

3.1.3 Kegiatan Pokok PT. BRI (Persero) Tbk Cabang Mataram

Kegiatan pokok usaha yang dilakukan oleh PT. BRI

(Persero) Tbk Cabang Mataram sampai saat ini hanya 2 (dua) bentuk

usaha, antara lain:

1. Menghimpun dana dari masyarakat, yang berupa:

a. Tabungan

yaitu simpanan dari pihak ketiga kepada Bank yang

penarikannya hanya dapat dilakukan dengan syarat-syarat

tertentu.

Adapun jenis tabungan yang diberikan oleh BRI

Cabang Mataram kepada masyarakat, antara lain:

1) Tabungan Britama

yaitu tabungan pihak ke-III yang penyetoran dan

penarikannya bebas dan transaksi uker asal / uker lain.

2) Tabungan Simpedes

yaitu simpanan masyarakat dalam bentuk tabungan dalam

mata uang rupiah yang dilayani di BRI Unit / KCP /

Kanca BRI yang penyetorannya dapat dilakukan setiap

saat dimana frekuensi serta jumlah pengambilan tidak

dibatasi sepanjang saldonya mencukupi.

b. Deposito

yaitu simpanan dari pihak ke-III kepada bank dimana

penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat


28

tertentu yang disepakati, tetapi tidak ditarik dengan cek,

bilyet giro dan atau lainnya yang dapat dipersamakan dengan

itu.

Adapun jenis deposito yang diberikan oleh BRI

Cabang Mataram kepada masyarakat, antara lain:

1) Deposito rupiah

yaitu simpanan berjangka dalam mata uang rupiah yang

dikeluarkan oleh BRI, dimana penarikannya hanya dapat

dilakukan dalam jangka waktu tertentu.

2) Deposito Valas

yaitu siimpanan pihak ke-III berupa deposito dalam mata

uang asing yng hanya dapat diambil dalam jangka waktu

tertentu.

c. Giro

yaitu simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap

saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah

pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.

Adapun jenis giro yang diberikan oleh PT. BRI

Cabang Mataram kepada masyarakat antara lain:

1) Giro BRI Rupiah

yaitu simpanan pihak ketiga dalam mata uang rupiah

yang penarikannya dapat dilakukan sewaktu-waktu


29

dengan menggunakan warkat cek / bilyet giro atau surat

perintah penarikan lainnya.

2) Giro BRI Valas

yaitu simpanan dalam valuta asing pihak ketiga pada BRI

yang setiap saat dapat diambil alih oleh pemegang

rekening yang bersangkutan.

2. Menyalurkan Dana

Dana yang disalurkan pihak bank kepada masyarakat yaitu dalam

bentuk kredit, dimana kredit yang disalurkan yaitu:

a. Kredit Ritel

1) Kredit Modal Kerja

adalah fasilitas kredit yang dipergunakan untuk

membiayai operasional perusahaan yang berhubungan

dengan pengadaan maupun proses produksi sampai

dengan barang tersebut dijual atau sejumlah dana yang

tertanam dalam aktiva lancar yang diperlukan untuk

menjalankan aktivitas perusahaan.

2) Kredit Investasi

adalah fasilitas kredit yang diberikan untuk membantu

pembiayaan pemohon dalam memperoleh barang modal /

aktiva tetap perusahaan seperti untuk pengadaan mesin-

mesin / peralatan, pendirian bangunan untuk proyek baru

atau rehabilitasi dan modernisasi proyek yang sudah ada.


30

3) Kredit dengan Agunan Kas

adalah kredit yang seluruh jaminannya berupa agunan

kas, dimana apabila debitur wanprestasi maka seluruh

agunan tersebut akan dicairkan untuk melunasi seluruh

jaminan tersebut.

4) Kredit Import

adalah fasilitas kredit untuk membiayai seluruh /

sebagian kegaitan dalam rangka import barang,

khususnya yang berhubungan dengan L/C import yang

dibuka pada opening bank.

5) Kredit ekspor

adalah kredit modal kerja untuk membiayai seluruh atau

sebagian kegiatan dalam rangka ekspor yang meliputi

seluruh tahap kegiatan produksi barang ekspor sampai

dengan pengambilalihan / pencairan wesel ekspor

(negosiasi).

6) Bank Garansi

adalah jaminan yang diberikan oleh bank untuk

kepentingan nasabah, yang dimaksudkan untuk

memberikan jaminan kepada penerima jaminan (pihak

ketiga) bahwa bank akan memenuhi kewajiban nasabah

kepada penerima jaminan (pihak ketiga) sesuai yang telah

diperjanjikan.
31

7) KMK Konstruksi (kredit modal kerja)

adalah kredit modal kerja untuk membiayai kebutuhan

modal kerja kontraktor yang memperoleh kontrak

pengadaan atau penyelesaian suatu proyek.

8) KPR BRI (Kredit Pemilikan Rumah)

Kredit Pemilikan Rumah BRI adalah fasilitas kredit yang

oleh BRI untuk keperluan:

a) Pembelian rumah tinggal, rumah toko (ruko), rumah

kantor (rukan) baik baru maupun take over.

b) Membangun rumah tinggal, rumah toko (ruko),

rumah kantor (rukan) di atas lahan / kaveling yang

telah dimiliki.

c) Merenovasi rumah tinggal, rumah toko (ruko), rumah

kantor (rukan) yang sudah dimiliki calon debitur.

9) KKB BRI (Kredit Kendaraan Bermotor)

adalah kredit yang diberikan untuk keperluan pembelian

kendaraan bermotor.

10) Kretap (Kredit Pegawai Berpenghasilan Tetap)

adalah kredit yang diberikan kepada pegawai instansi

pemerintah / BUMN (di luar pegawai BRI) / BUMD /

Swasta yang telah diangkat sebagai pegawai tetap.


32

11) Kresun (Kredit Pensiun)

adalah kredit yang diberikan kepada para pensiunan atau

jandanya yang menrima uang pensiun secara tetap setiap

bulannya.

b. Pinjaman Kredit Menengah

adalah fasilitas kredit yang diberikan kepada debitur dengan

total eksposure kredit direct maupun contingent (baik secara

individu maupun group) di atas Rp. 5 Milyar sampai dengan

batas maksimum pemberian kredit.

c. Pinjaman Mikro / Kupedes

adalah kredit yang bersifat umum, individual, selektif dan

berbunga wajar yang bertujuan untuk mengembangkan atau

meningkatkan usaha mikro yang layak.

d. Kredit Program

1) KPR bersubsidi (Kredit Kepemilikan Rumah)

adalah kredit kepemilikan rumah yang mendapatkan

subsidi dari pemerintah dan dapat digunakan untuk

membangun / memperbaiki rumah.

2) KUMK – Dana SUP (Kredit Usaha Mikro dan Kecil

Surat Utang Pemerintah)

adalah dana yang dialokasikan kepada BUMN pengelola

atau lembaga keuangan dalam bentuk pinjaman.


33

3) Kredit Komersial Koperasi

adalah kredit modal kerja atau kredit investasi yang

diberikan keapda koperasi untuk usaha produktif dan

simpan pinjam.

4) Pinjaman Kemitraan

adalah kredit yang diberikan kepada usaha kecil dan

koperasi yang belum layak secara bank tehnis untuk

mendapatkan kredit secara komersial.

5) KKGUK (Kredit Kelompok dan Gabungan Usaha Kecil)

adalah kredit kepada kelompok dan gabungan kelompok

usaha kecil.

6) KKP (Kredit Ketahanan Pangan)

adalah kredit ketahanan pangan dalam rangka pengadaan

pangan melalui pembelian padi / beras petani oleh

Koperasi / KUD.

7) KKP Peternakan

adalah kredit investasi dan/atau modal kerja yang

diberikan kepada peternak dalam rangka kegiatan usaha

peternakan.

8) KKP Intensifikasi

adalah kredit ketahanan pangan untuk intensifikasi padi,

kedelai, jagung, ubi kayu dan ubi jalar.


34

9) Kredit P4K (Program Peningkatan Pendapatan Petani /

Nelayan Kecil),

10) Kredit PEMP (Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Pesisir).

11) Kredit Budidaya Ikan dan Rumput Laut.

3.2 Hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Dari hasil PKL selama kurun waktu satu bulan sejak tanggal 2

Februari 2009 sampai dengan 27 Februari 2009 yang berlokasi di PT. BRI

(Persero) Tbk. Kantor Cabang Mataram selama mengadakan PKL yang

terdiri dari 3 orang mahasiswa yang diberikan tugas pada masing-masing

bagian sekretaris Pinca, bagian Administrasi Kredit (ADK) dan bagian UPK

(Kretap). Adapun kegiatan yang dilakukan pada masing-masing bagian

tersebut adalah:

1. Bagian Sekretaris

a. Melakukan register surat-surat seperti surat masuk, surat keluar,

facks masuk, facks keluar, berkas pinjaman, ATM.

b. Setelah surat-surat tersebut diregister lalu dibawa ke bagian-

bagiannya seperti bagian Spi, AMO, AMBM, FU, ADK, untuk

didisposisi.

c. Mengirim facks surat sesuai dengan alamat yang dituju.

d. Mengangkat telepon.

e. Mengetik surat-surat.
35

2. Bagian ADK

a. Menghitung tunggakan laporan keragaman pinjaman usaha kecil

nasabah.

b. Mencetak ERC para nasabah

c. Mengisi SPT tahunan karyawan PT. BRI Cabang Mataram.

d. Merapikan bukti-bukti kas harian.

e. Membantu membagikan tagihan kartu kredit ke karyawan.

3. Bagian UPK (Kretap)

a. Melayani nasabah yang datang untuk mengajukan permohonan

kredit dan melengkapi data-datanya.

b. Meregister pengajuan kredit yang telah diverifikasi untuk diperiksa

oleh Account Officer.

c. Menjelaskan kepada nasabah tentang persyaratan dalam pengajuan

kredit.

d. Membawa berkas yang telah diperiksa AD untuk disetujui oleh

pimpinan cabang.

e. Membantu nasabah dalam menghitung kredit pelunasan dan

kompensasi.

3.3 Hasil Penelitian

Dalam hal ini penulis akan menjawab pokok permasalahan yaitu

menganalisis informasi Akuntansi terhadap pemberian kredit pada PT. BRI

(Persero) Cabang Mataram.


36

Dalam melakukan proses penyeleksian permohonan kredit, bank

menggunakan lima faktor penilaian pemberian kredit. Lima faktor tersebut

adalah character, capasity, capital, collateral dan condition of economic.

Capasity, Capital, dan Collateral dapat dikelompokkan sebagai informasi

Akuntansi. Sedangkan character dan condition of economic bersifat

informasi non akuntansi. Karena tidak berhubungan dengan data keuangan

perusahaan yang menunjukkan kondisi keuangan dan hasil usaha sebuah

perusahaan yang digunakan oleh para pemakainya sesuai dengan

kepentingan masing-masing maka informasi non Akuntansi yang juga

diperhitungkan dan proses penyeleksian pemberian kredit tidak diteliti.

Dalam penelitian ini hanya mengambil informasi akuntansi sebagai faktor

yang mempengaruhi keputusan kredit dari konsep 5C. Informasi akuntansi

tersebut adalah Capasity, Capital dan Collateral. Dalam proses pemberian

kredit, bank juga memperhatikan aspek informasi akuntansi dari calon

debitur. Sehingga bank harus membatasi dan memperhitungkan risiko bisnis

yang akan terjadi. Risiko kredit sebagai contoh akan selalu dihindari bank.

Melalui proses penyeleksian pemberian kredit yang dilakukan sedemikian

rupa sehingga keputusan kredit yang diambil di kemudian hari tidak

menjadi kredit macet.


37

3.4 Pembahasan

3.4.1 Informasi Akuntansi Yang Mempengaruhi Pemberian Kredit

1. Capasity

Penilaian terhadap capasiaty debitur dilakukan untuk

mengetahui sejauhmana kemampuan debitur mengembalikan

pokok pinjaman serta bunga pinjamannya.

Pengukuran capasity ini dengan penilaian kemampuan

membayar pengembalian pokok dan bunga pinjaman dilihat dari

kegiatan usaha dan kemampuannya melakukan pengelolaan atau

usaha yang akan dibiayai melalui kredit.

2. Capital

Penilaian bank terhadap jumlah modal yang dimiliki

debitur adalah apakah debitur memiliki modal yang memadai

dalam menjalankan usahanya.

3. Collateral

Penilaian terhadap barang jaminan yang diserahkan

debitur sebagai jaminan atau kredit bank yang diperoleh. Indikator

pengukuran jaminan ini untuk mengetahui sejauhmana nilai

barang jaminan / agunan tersebut dapat menutupi resiko

kegagalan pengembalian kewajiban-kewajiban debitur. Jaminan

ini digunakan sebagai alat pengamanan terhadap kemungkinan

tidak mampunya debitur melunasi kredit yang diterima, sehingga

pengukuran variabel ini dari jumlah taksiran nilai jaminan kredit


38

yang dimiliki oleh calon debitur kredit untuk memperoleh kredit

yang disetujui oleh bank.

Beberapa kebutuhan informasi akuntansi mengenai fungsi

kredit dalam penagihan adalah ekstern. Misalnya informasi

mengenai kelayakan kredit dari para pelanggan baru diperlukan

untuk memutuskan apakah perlu dan pada limit berapa untuk

memperluas kredit kepada mereka. Sumber-sumber ekstern utama

dari informasi kredit termasuk Dun dan Brodstreet yang

memberikan laporan-laporan kredit dan rating / penggolongan

kredit perusahan dan biro-biro kredit lokal yang memberikan

laporan-laporan kredit perorangan / individual. Banyak informasi

intern yang harus dapat diperoleh untuk membantu dalam

pengambilan keputusan kredit. Catatan-catatan mengenai riwayat

pembayaran langganan adalah berguna bagi pengambilan

keputusan tentang apakah perlu memperluas kredit lebih lanjut.

Catatan-catatan mengenai saldo yang jatuh tempo berjalan juga

relevan dengan keputusan pemberian kredit dan perlu untuk

keputusan apakah menetapkan prosedur-prosedur penagihan

khusus laporan-laporan yang menganalisa penghapusan sekaligus

piutang langganan sebagai tidak tertagih merupakan hal yang

konstruktif dan penetapan kebijaksanaan pemberian kredit.


39

3.4.2 Transaksi Akuntansi terhadap Pemberian Kredit

Banyak transaksi akuntansi mengikhtisarkan pengolahan data

dari mana informasi akuntansi untuk manajemen keuangan

dihasilkan. Diantara hal ini yang paling penting adalah seperti yang

dikemukakan di bawah ini :

Penerimaan dan pengeluaran kas

Mengenai penerimaan kas, jurnal pembukuan yang utama adalah

sebagai berikut:

Kas Teller xxx

Pada Bank Lain xxx

Pembukuan ikhtisar / summary ini khususnya dibuat setiap

hari untuk GRUP / Batch lengkap dari penerimaan kas yang

diproses selama satu hari. Perkiraaan rupa-rupa lainnya yang

mencerminkan sumber-sumber penerimaan kas yang tidak begitu

reguler termasuk piutang wesel tagih, penjualan aktiva tetap dan

pendapatan lain-lain dari dividen bunga / sewa.

Transaksi pengeluaran kas yang utama dicerminkan dengan

pembukuan jurnal sebagai berikut:

Kas Voult / Induk xxx

Pada Bank lain xxx

Pembukuan ini biasanya juga dibuat setiap hari untuk

mengikhtisarkan penyiapan dan pendistribusian suatu grup (batch)

cheque. Pengkreditan pada perkiraan utang timbul dari pembelian


40

persediaan barang dan aktiva tetap serta terajdinya pembebanan

kewajiban pembayaran ongkos (cost) dan bunga (expense).

Aktiva Tetap

Pencatatan perolehan aktiva tetap dicerminkan dengan

pembukuan jurnal sebagai berikut:

Biaya penyusutan bangunan xxx

Akumulasi penyusutan bangunan xxx

Biaya penyusutan mebel & Inv. Kantor xxx

Akumulasi penyusutan mebel & Inv.


Kantor xxx

Biaya penyusutan kendaraan xxx

Akumulasi penyusutan kendaraan xxx

Biaya penyusutan mesin & komputer xxx

Akumulasi penyusutan mesin & komputer xxx

Jika aktiva tetap merupakan pembelian yang sangat besar,

maka bagian kredit dari pembukuan tersebut dibukukan sebagian-

sebagian (parsiil) pada perkiraan utang jangka panjang. Pembelian

aktiva tetap yang sangat kecil secara sederhana dapat dibukukan

langsung sebagai biaya untuk kemudahan / kepraktisan pekerjaan

pembukuan. Pembukuan ini biasanya timbul sebagai bagian dari

distribusi debet dari utang seperti telah diuraikan di atas. Volume

transaksi seperti ini biasanya sedikit bila dihubungkan dengan

pendebetan lain yang timbul dari pengolahan utang.


41

Penyiapan Laporan Keuangan

Praktek standar menghendaki agar tiap perusahaan

menyiapkan neraca dan perhitungan Rugi-Laba setiap bulan.

Sebelum penyiapan laporan keuangan bulanan ini, berbagai jurnal

koreksi harus dibuat. Dalam hal ini termasuk kewajiban / utang

biaya yang telah terjadi tetapi belum dibayar, seperti bunga, gaji

dan upah, utilities, biaya dibayar di muka yang telah dilampiri

(ekspirasi) seperti depresiasi, asuransi, dan suplai, hak atau

pendapatan yang harus diperoleh tetapi belum diterima.

Pengakuan bagian pendapatan yang diperoleh dan telah diterima

di muka serta pembukuan khusus lainnya seperti koreksi perkiraan

persediaan untuk mencatat hasil inventarisasi fisik / eliminasi laba

dan saldo-saldo perkiraan yang timbul dari transaksi intern antar

bagian/unit perusahaan. Dalam rangka penyiapan laporan

keuangan, dibuat serangkaian jurnal penutup. Hal ini

mencerminkan penihilan (zeroing out) semua saldo perkiraan

pendapatan dan biaya serta pemindahan saldo kredit / debet bersih

(laba bersih / rugi) kepada perkiraan laba yang ditahan.

3.4.3 Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit oleh Bank

Pengambilan keputusan kredit yang telah direalisasi oleh

pihak bank merupakan pinjaman yang telah direalisasikan disertai

dengan perjanjian untuk membayar kembali di masa yang akan

datang. Pengukuran proses pengambilan kredit dikelompokkan

menjadi 3 tahap. Tahap pertama merupakan kegiatan mempelajari


42

data yang tersedia mengenai calon debitur untuk memberikan

pertimbangan awal mengenai kualitas permohonan kredit calon

debitur. Tahap kedua berupa aktivitas personal contact dengan calon

debitur untuk memberikan penilaian tentang kegiatan bisnis, rencana

bisnis selanjutnya serta kondisi keuangan di masa yang akan datang.

Tahap ketiga adalah tahap analisis kredit secara lengkap dan evaluasi

terhadap data keuangan yang bersifat historis maupun perkiraan untuk

menentukan kemungkinan kredit yang akan diberikan menjadi macet

atau tidak. Pengukuran variabel keputusan pemberian kredit dari

beberapa jumlah kredit yang telah disetujui untuk diberikan kepada

calon debitur.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari uraian-uraian pada bab terdahulu serta berdasarkan hasil

Praktek Kerja Lapangan (PKL) maka kesimpulan yang dapat penulis ambil

adalah:

1. PT. BRI Cabang Mataram dalam pelaksanaan kreditnya sudah

menjalankan sistem akuntansi dengan baik melalui pengukuran proses

pengambilan keputusan kredit yang dikelompokkan menjadi 3 tahap.

Seperti yang telah diuraikan pada pembahasan pengambilan keputusan

pemberian kredit oleh bank.

2. Informasi akuntansi yang diperlukan untuk keputusan pemberian kredit

adalah informasi ekstern yaitu informasi mengenai kelayakan kredit dari

para nasabah diperlukan untuk memutuskan apakah perlu dan pada limit

berapa untuk memperluas kredit kepada mereka. Informasi intern juga

harus dapat diperoleh untuk membantu dalam pengambilan keputusan

kredit.

3. Pihak bank harus bisa menilai dan mempertimbangkan apakah calon

debitur dapat dipercayai atau tidak melalui proses penyeleksian

permohonan kredit yang menggunakan 5 faktor penilaian pemberian

kredit.

43
44

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dapat diberikan saran sebagai berikut:

1. Dalam Proses pelaksanaan Pemberian kredit sebaiknya bagian

administrasi kredit (ADK) memberikan penjelasan mendetail mengenai

fungsi dan tujuan dari setiap prosedur yang dijalani oleh setiap nasabah

sehingga nasabah dapat mengerti dan memahami semua prosedur yang

diterapkan oleh PT. BRI Cabang Mataram.

2. Dalam hal ini PT. BRI Cabang mataram harus lebih ketat dan teliti

dalam menganalisa pemberian kredit terhadap calon debitur sehingga

pengambilan keputusan pemberian kredit kemudian hari tidak menjadi

kredit macet yang merugikan pihak bank.


DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 1985. Sistem Akuntansi. Yogyakarta: YKPN

Cushing, Barry E. 1982. Sistem Informasi Akuntansi dan Organisasi Perusahaan.


Jakarta: Erlangga

Tim Penyusun. 2004. Pedoman Praktek Kerja Lapangan. Mataram: STIE AMM
Mataram.

PT. BRI Cabang Mataram. 1998. Pedoman Kerja.

Thomas Suyanto, dkk. 1995. Kelembagaan Perbankan. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama

You might also like