Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Kajian tentang kebutuhan, permintaan dan penggunaan pelayanan KIA oleh masyarakat
dimaksudkan sebagai dasar pengembangan program KIA, khususnya yang dilaksanakan oleh
bidan di desa. Teknik pengambilan sampel menggunakan multi stage random sampling.
Penentuan sampel daerah (kecamatan) dengan stratified random sampling berdasarkan strata
perkotaan dan pedesaan. Sedangkan penentuan besar sampel dari setiap kecamatan terpilih
dengan proportional simple random sampling. Berdasarkan metode tersebut, diperoleh 331
responden, 245 orang (74%) dari Kecamatan Sigi Biromaru (strata perkotaan) dan 86 orang
(26%) dari kecamatan Sirenja (strata pedesaan). Metode analisis yang digunakan untuk
menetapkan strategi pengembangan program adalah metode analisis SWOT.
Penggunaan (cakupan) untuk K1, TT1, dan Fe1 masing-masing 92,4%, 82,05% dan 56,4%
(terget pelayanan 90%), sedangkan cakupan untuk K4, TT2, dan Fe3 masing-masing 68%,
70,5% dan 43,6% (target 80%). Rendahnya cakupan merupakan gambaran belum efektifnya
pelayanan KIA yang dilaksanakan oleh bidan di desa.
Sebagian besar faktor yang mempengaruhi permintaan dan penggunaan pelayanan KIA
belum diketahui, namun faktor kepuasan, tingkat pengetahuan dan persepsi masyarakat
terhadap pelayanan KIA memberikan pengaruh terhadap permintaan pelayanan KIA sebesar
15,3%, sedangkan faktor pendapatan keluarga dan jarak rumah ibu hamil dengan tempat
pelayanan memberikan pengaruh terhadap penggunaan pelayanan KIA di desa sebesar 19,9%.
Penyediaan pelayana KIA oleh bidan di desa di tandai dengan jumlah bidan di desa dan
polindes yang secara kuantitas sudah mencukupi, namun kualitasnya masih perlu ditingkatkan,
begitu pula halnya dengan pengelolaan program dan kegiatan supervisi.
Hasil analisis SWOT menempatkan posisi program KIA pada kuadran kiri atas, dengan
strategi W-O, yaitu menanggulangi kelemahan dengan memanfaatkan peluang. Untuk itu salah
satu alternative strategi dalam pengembangan program KIA oleh bidan di desa adalah:
meningkatkan pembinaan teknis profesional dan manajerial bidan di desa melalui pelatihan
supervisor dan melaksanakan supervisi dengan sebaik-baiknya. Begitu pula halnya dengan
kader kesehatan perlu dibina agar dapat memotivasi masyarakat untuk memanfaatkan bidan di
desa dalam pelayanan KIA.