You are on page 1of 6

Operan Jaga a.

Pengertian operan jaga Operan jaga adalah cara untuk menyampaikan dan menerima laporan yang berkaitan tentang informasi tentang pasien. Dilaksanakan dengan seefektif mungkin dengan singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, kolaboratif yang sudah dan belum dilakukan serta perkembangan pasien pada saat itu (Nursalam, 2011). Menurut STEPPS (2006, Friesen et all, 2008) operan jaga mempunyai banyak istilah antara lain handover, handoff, sign-over, crosscoverage dan shift report, tetapi semuannya memiliki makna sama yaitu transfer informasi (bersama antara perawat yang digantikan dengan yang mengantikan) selama pergantian, proses operan jaga memberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, mengklarifikasi dan mengkonfirmasi semua informasi tentang pasien. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi operan jaga Yuliyanto (2005, Yuliastuti 2009) menyebutkan faktor-faktor yang berhubungan dengan operan jaga perawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung yaitu jenis kelamin menunjukkan kecenderungan yang nyata dimana kebanyakan perawat perempuan melaksanakan operan pasien dengan baik, jadi lebih banyak perempuan yang menerapkan operan dengan baik dibandingkan laki-laki, tingkat pendidikan yang semakin tinggi akan melaksanakan operan jaga dengan baik, dukungan pimpinan yang baik maka akan menghasilkan operan jaga yang baik, pengetahuan dan sikap yang baik akan meningkatkan pelaksanaan operan jaga dengan baik, ketersediaan protap akan meningkatkan pelaksaan operan dengan baik serta dukungan teman sejawat yang baik akan meningkatkan operan jaga dengan baik. Faktor yang terkuat dari enam faktor ada empat yaitu jenis kelamin, pengetahuan, sikap dan ketersediaan protap.

Penelitian Yuliastuti (2009) menyebutkan hal yang berlawanan dengan penelitian yuliyanto (2005) yang menjelaskan tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik responden dengan pelaksanaan operan jaga yaitu jenis kelamin, pendidikan, ditambahkan lagi perawat yang pernah mendapatkan pelatihan operan jaga, usia, status perkawinan, masa kerja dan umur. Faktor yang mempengaruhi lainnya menurut Riesenberg, et al. (2010) dalam penelitiannya menyebutkan hambatan yang dialami perawat dalam melaksanakan operan jaga adalah hambatan komunikasi yaitu ketidakpahaman perawat terhadap informasi yang seharusnya disampaikan, kurangnya pendidikan, tidak adanya standar, kurangnya pelatihan terkait operan jaga dan faktor manusia dinama emosi seseorang akan mempengaruhi perilaku. c. Tujuan operan jaga Operan jaga dalam tatanan pelayanan kesehatan dan pelayanan keperawatan mempunyai mempunyai tujuan utama yaitu memberikan informasi yang akurat mengenai pengobatan, perawatan, pelayanan pasiean, kondisi terkini pasien, perubahan yang sedang terjadi dan perubahan yang dapat diantisipasi (Cahyono, 2008). Friesen et all (2008) menambahkaan tujuan dilakukan operan jaga adalah dalam upaya memberikan perawatan yang berkelanjutan dan meningkatkan keselamatan pasien salah satunya dalam pemberian obat selama perawatan. Di dukung juga Permenkes (2011) yang menyebutkan standar keselamatan pasien Rumah Sakit adalah dengan menerapkan komunikasi efektif, komunikasi efektif merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien. d. Tipe operan pasien Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan yang kompleks sehingga aktivitas operan pasien dalam pelayanan kesehatan memiliki berbagai bentuk yang saling

berhubungan dengan tujuan meningkatkan keselamatan pasien yang akan didapat selama dalam perawatan. Joint Commission Resources atau JCS (2007); Cahyono (2008) menyebutkan Beberapa tipe operan pasien antara lain : 1) On call responsibility merupakan operan dalam bentuk pertanggungjawaban terhadap informasi melalui telepon atau informasi lisan. 2) Critical report yaitu bentuk pencatatan dari informasi hasil pemeriksaan penunjang, seperti catatan laboratorium. 3) Hospital to community handover yaitu bentuk operan dari fasilitas pelayanan rumah sakit ke rumah atau fasilitas pelayanan kesehatan di masyarakat. 4) Perpindahan pasien pada tingkat perawatan merupakan bentuk operan yang ditujukan pada perpindahan pasien dari suatu level perawatan ke level perawatan lainnya. 5) Nursing shift merupakan bentuk operan yang berhubungan dengan pergantian shift dalam pelayanan keperawatan seperti pergantian dari dinas pagi ke dinas sore. 6) Other transition in care yang merupakan perpindahan dalam kegiatan pelayanan yang bersifat sementara seperti ke pemeriksaan radiologi, fisiotherapy atau ruang operasi. e. Tahap-tahap operan jaga Tahap operan jaga oleh perawat di rumah sakit dilakukan dengan beberapa tahap. Cahyono (2008) menyebutkan operan jaga diawali pada awal jaga dan akhir kegiatan jaga perawat terutama pergantian tugas pagi hari, kepala perawat akan memimpin pertemuan pagi dan dalam pertemuan itu dilaporkan kejadian-kejadian penting yang terjadi selama perawat bertugas. Selanjutnya mereka berkeliling dalam tim, mengunjungi pasien dengan menjelaskan perkembangan pasien,

masalah dan rencana-rencana yang akan dilakukan pada pasien tersebut. Howarth & Hyde (2008, Dewi, 2012); Nursalam (2011) menjelaskan operan jaga memiliki tiga tahapan, yaitu : 1) Tahap Persiapan : Persiapan yang diakukan oleh perawat yang akan melimpahkan tanggung jawab, meliputi informasi yang akan disampaikan oleh perawat jaga sebelumnya. Persiapan yang dilakukan oleh perawat dalam memulai operan adalah membaca dokumentasi pasien tentang jumlah pasien, data subjektif dan objektif, intervensi keperawatan, intervensi kolaborasi yang sudah dan belum dilakukan, serta rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan penunjang). kegiatan ini dilakukan untuk menghindari kesalahan informasi yang akan diberikan. 2) Tahap pelaksanaan operan jaga : Perawat yang akan pulang dan perawat shift berikutnya melakukan pertukaran informasi kedua kelompok siap, fokus pada tahap ini adalah waktu terjadinya operan jaga itu sendiri yang berupa pertukaran informasi yang memungkinkan adanya komunikasi dua arah antara perawat shift sebelumnya kepada perawat shift selanjutnya. Perawat yang melakukan operan jaga dapat mengklarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap semua informasi yang dioperkan jika kurang jelas. Operan jaga dapat dilakukan di ruang perawat atau nurse station dilanjutkan kesamping pasien (bedside handover). 3) Tahap post operan jaga atau Pengecekan ulang informasi : Pengecekan ulang informasi dilakukan oleh perawat yang datang tentang tanggung jawab dan tugas yang dilimpahkan, pada tahap ini aktivitas perawat yang menerima operan adalah melakukan pengecekan data informasi pada medical record atau pada pasien langsung. Pengecekan ulang (check back) merupakan suatu

langkah yang tepat dalam memeriksa informasi terkait pemeriksaan dan pengobatan dokter serta perawatan pasien dengan tujuan kelengkapan (completeness) dan kejelasan (clarity). Berdasarkan keterangan di atas maka kegiatan operan jaga yang dilakukan perawat terbagi atas 3 kegiatan inti yang semuanya mempunyai fungsi masingmasing yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan terakhir tahap post operan jaga, semuanya harus dilakukan perawat demi terciptanya perawatan yang akan diberikan kepada pasien sesuai dengan tujuan dan progran pengobatan yang akan dijalani pasien selama dalam masa perawatan. secara ringkasnya dapat dilihat dalam skema berikut ini: Skema 1. Alur pelaksanaan operan jaga perawat

Pasien Diagnosis medis dan masalah kolaboratif Diagnosis keperawatan (didukung oleh data subjektif dan objektif) Tindakan Telah dilakukan Belum dilakukan

Perkembangan (keadaan pasien)

Masalah: 1. Teratasi 2. Belum teratasi 3. Teratasi sebagian

Sumber: Nursalam (2008)

You might also like