You are on page 1of 13

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia melewati tahap demi tahap perkembangan dalam kehidupannya. Pada setiap tahap perkembangan terdapat tugas-tugas perkembangan yaitu tugas yang muncul pada saat atau sekitar periode tertentu dari kehidupan individu. Salah satu tugas perkembangan pada masa dewasa dini yaitu perkawinan dan mulai membentuk keluarga. Dalam setiap pernikahan, setiap pasangan akan melewati urutan perubahan dalam komposisi, peran, dan hubungan dari saat pasangan menikah hingga mereka meninggal yang disebut sebagai Family Life Cycle. Keluarga adalah sekelompok individu yang hidup bersama melalui hubungan darah, persetujuan hukum dan ataupun adanya tanggung jawab sosial. keluarga terdiri atas individu yang terus berinteraksi, hidup bersama, berubah dan tumbuh. Keluarga merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan untuk bertahan hidup dan meneruskan eksistensi dan fungsi dasar keluarga penting untuk dijalankan oleh semua anggota keluarga. 1.2 Ruang Lingkup Pembahasan Dalam makalah ini akan dibahas mengenai siklus hidup keluarga yang terdiri dari beberapa tahap dan aplikasi dalam praktek pelayanan kesehatan. 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik senior dibagian kesehatan masyarakat Fakultas Kedokteran USU dan meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai siklus kehidupan keluarga.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prinsip Kedokteran Keluarga 1 1. Pelayanan yang bersinambung (continuity of care) Pelayanan yang bersinambung adalah pelayanan kesehatan yang mana satu dokter bertemu pasiennya dan idealnya juga keluarganya dalam keadaan sakit maupun sehat. Dengan pelayanan yang bersinambung akan terbentuk hubungan yang didasari kepercayaan terhadap dokternya dan perjalanan waktu akan membentuk kepercayaan ini. 2. Pelayanan yang menyeluruh (comprehensiveness) Komprehensif bearti kita memandang pasien tidah hanya sisi biologis saja tetapi juga dari sisi social dan psikologisnya. Oleh sebab itu, seorang dokter keluarga memandang pasiennya secara keseluruhan dalamkonteks memperhatikan semua aspek sebelum membuat diagnose dan rencana pengobatannya. 3. Pelayanan yang terkoordinasi (Coordination of care) Dokter keluarga berperan sebagai orkestrator pelayanan kesehatan bagi pasiennya, yang mengkoordinasikan semua pelayanan kesehatan yang dibutuhkan pasien. Dokter keluarga bertanggungjawab menjadi guide bagi pasiennya dalam sistem pelayanan kesehatan, yang berperan dalam memberikan advokasi. 4. Masyarakat (Community) Pekerjaan, budaya dan lingkungan adalah aspek-aspek dalam komunitas yang dapat mempengaruhi penatalaksanaan seorang pasien.

5. Pencegahan (Prevention) Pencegahan penyakit memiliki banyak aspek, termasuk pengenalan faktor risiko penyakit dan promosi kesehatan gaya hidup sehat. Pencegahan juga termasuk mengantisipasi masalah yang mungkin memiliki efek terhadap kesehatan emosional pasien dan keluarga. Pencegahan adalah mengenali faktor resiko terjadinya suatu penyakit, seperti riwayat penyakit tersebut dalam keluarga dan melakukan skrining untuk menemukan kasus dini dan pencegahan sedini mungkin. 6. Keluarga (Family) Seorang dokter keluarga memandang pasiennya sebagai bagian dari keluarganya dan memahami pengaruh penyakit terhadap keluarga dan pengaruh keluarga terhadap penyakit. Dokter keluarga juga mengenali keluarga yang berfungsi baik dan keluarga yang disfungsi dan menggunakan kedua pengetahuan ini dalam mendiagnosa dan memberikan terapi kepada pasiennya.

2.2. Siklus Hidup Keluarga Dalam setiap pernikahan, setiap pasangan akan melewati urutan perubahan dalam komposisi, peran, dan hubungan dari saat pasangan menikah hingga mereka meninggal yang disebut sebagai Family Life Cycle.2 Pengetahuan tentang siklus hidup keluarga dapat membantu dalam mengerti setiap tantangan dan permasalahan di setiap tahap kehidupan, bagaimana dampak dari kejadian-kejadian di kehidupan terhadap psikologis maupun psikososial dari manusia.1 Siklus kehidupan keluarga menggambarkan susunan dari

perubahan-perubahan yang terjadi dalam perkembangan setiap individu

dalam sebuah keluarga. Selain itu menggambarkan juga evolusi yang terjadi dari sebuah hubungan perkawinan. Siklus hidup keluarga juga menggambarkan perkembangan secara siklus dari keluarga.1 Dengan memahami siklus kehidupan keluarga, kita dapat memprediksi dan membuat kronologi dari masalah-masalah yang terjadi dalam keluarga yang berkaitan dengan siklus tersebut. Selain itu, kita dapat mengantisipasi dan mencegah terjadinya efek terhadap kesehatan dari masalah keluarga yang timbul.1 2.3 Pembagian Tahapan Siklus Kehidupan 1 1. Dewasa dan belum menikah (unattached young adult) Pada tahapan ini seorang individu akan memformulasikan hal-hal yang menjadi tujuan hidupnya dalam perkembangannya untuk menjadi "seseorang". Termasuk dalam membentuk sebuah keluarga. Masalah-masalah yang sering muncul pada tahap ini adalah : i. Masalah media Akne, dysmenorrhea dan masalah yang berhubungan dengan seks seperti penyakit kelamin dan kehamilan yang tak diinginkan. ii. Masalah emosional Psikosomatis yang berhubungan dengan pekerjaan baru, depresi karena penyesuaian terhadap lingkungan baru dan ekspektasi dari orang-orang terdekat. iii. Masalah sosial Tekanan dari teman-teman dalam penggunaan alkohol, merokok, tekanan dari pacar untuk menikah.

2. Tahap awal perkawinan (the newly married couple) Pada tahap ini sering terjadi penggabungan dua keluarga melalui sebuah perkawinan. Ini adalah masa transisi bagi pasangan yang baru menikah dari kehidupan lajang pasangan suami isteri. Masalah yang sering muncul pada tahap ini adalah : i. Masalah medis Kehamilan yang terlalu cepat, penyakit kelamin, masalah ginekologi dan fertilitas. ii. Masalah emosional dan sosial Depresi karena cepat menikah atau karena kehamilan yang tidak diinginkan, masalah perbedaan komunikasi dan kepribadian antar suami istri, masalah dengan mertua dan masalah keuangan. Ada beberapa tahapan dalam perkawinan : a. Tahapan bulan madu (honeymoon stage) : 0-2 tahun Masalah yang sering terjadi disini adalah komitmen terhadap perkawinan tersebut. Setiap pasangan harus berdiferensiasi dari keluarga masing-masing dan mengatur waktu antara pasangan, keluarga dan teman. b. Tahapan awal perkawinan (early marriage stage) : 2-10 tahun Masalah yang sering terjadi adalah bagaimana mematangkan hubungan perkawinan. Setiap pasangan harus menjaga romatisme dalam perkawinan, mengatur waktu agar seimbang antara kebersamaan dan perpisahan dan memperbaharui komitmen perkawinan.

c. Tahap pertengahan perkawinan (middle marriage stage) : 10-25 tahun Masalah emosional yang muncul adalah menelaah kembali hubungan perkawinan. Setiap pasangan harus menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi pada usia pertengahan dan harus memperbaharui perkawinan. d. Tahap jangka panjang perkawinan (long term marriage stage) : >25 tahun Masalah emosional yang muncul adalah perpisahan dan

perencanaan dalam menghadapi kehidupan usia lanjut. Pasangan harus menjaga fungsi dari masing-masing pasangan dan jika terjadi harus menghadapi kematian dari pasangan. 3. Tahap keluarga dengan anak-anak (the family with young children) Dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga beranjak dewasa. Pada tahap ini juga anak-anak mulai sekolah, yang merupakan kontak pertamanya dengan orang lain di luar keluarganya. i. Masalah media Masalah kandungan dan kebidanan, keluarga berencana, penyakit kelamin. ii. Masalah emosional dan sosial Tekanan dari teman sebaya di lingkungannya dalam penggunaan alkohol, narkoba, perselingkuhan, gangguan dalam kemampuan seks, masalah pekerjaan, masalah dalam mengasuh anak, masalah keuangan.

4. Tahap keluarga dengan anak-anak dewasa (the family with adolescent) Pada saat anak-anak beranjak dewasa, pasangan tersebut mulai memasuki usia pertengahan dan orang tua mereka memasuki usia lanjut. i. Masalah medis Masalah penggunaan obat-obat terlarang pada anak, akne, bau badan, masalah menstruasi pada anak dan tanda-tanda

premenopause pada orang tua. ii. Masalah sosial dan emosional Anak bereksperimen dalam seks, homoseksual pada anak, konflik dengan orang tua, tekanan teman sebaya dan krisis usia pertengahan pada orang tua 5. Tahap keluarga dengan anak-anak yang meninggalkan keluarga (launching family) Tahap ini dimulai saat anak pertama mulai meninggalkan rumah

keluarga dan berakhir setelah anak terakhir juga meninggalkan rumah keluargan. i. Masalah medis Masalah obstetri dan ginekologi, masalah kesehatan yang terjadi secara episodik, masalah kesehatan yang berhubungan dengan remaja dan dewasa muda, penyakit degeneratif pada orang tua. ii. Masalah sosial dan ekonomi Masalah kemandirian, konflik dengan orang tua, sindroma kesepian pada orang tua, penurunan karir sejalan dengan bertambahnya usia orang tua.

6. Tahap keluarga pada usia lanjut (family in later life) Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah, dilanjutkan dengan pensiunnya salah satu atau kedua pasangan dan berakhirnya saat keduanya meninggal. Masalah yang sering muncul adalah i. Masalah media Penyakit degeneratif, masalah menopausal, masalah urologis. ii. Masalah sosial dan ekonomi Depresi karena ditinggal mati pasangan, kesepian, psikosomatis karena ditinggal anak-anak. Menurut Duvall (1977) terdapat 8 tahapan perkembangan keluarga (Eight-Stage Family Life Cycle) dan setiap tahap perkembangan keluarga mempunyai tugas tersendiri: 3 1. Married couples (without children) (Pasangan nikah dan belum memiliki anak). a. Membina hubungan intim dan memuaskan. b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial. c. Mendiskusikan rencana memiliki anak. Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga, yakni: keluarga suami, keluarga istri, dan keluarga sendiri. 2. Childbearing Family (oldest child birth-30 month) (Keluarga dengan seorang anak pertama yang baru lahir). a. Persiapan menjadi orang tua. b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan seksual, dan kegiatan.

c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan. 3. Families with preschool children (oldest child 2,5-6 years) (Keluarga dengan anak pertama yang berusia prasekolah). a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman. b. Membantu anak untuk bersosialisasi c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga harus terpenuhi. d. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam keluarga maupun dengan masyarakat. e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan, dan anak. f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga. g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang. 4. Families with School Children (Oldest child 6-13 years ) (Keluarga dengan anak yang telah masuk sekolah dasar). a. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan. b. Mempertahankan keintiman pasangan. c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga. Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan pada anak untuk bersosialisasi dalam aktivitas baikdi sekolah maupun di luar sekolah. 5. Families with teenagers (oldest child 13- 20 years) (Keluarga dengan anak yang telah remaja). a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab. b. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga. c. Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.

10

d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga. Tahap ini merupakan tahap paling sulit karena orangtua melepas otoritasnya dan membimbing anak untuk bertanggung jawab. Seringkali muncul konflik orang tua dan anaknya yang berusia remaja. 6. Families launching young adults (first child gone to last childs leaving home) (Keluarga dengan anak yang telah dewasa dan telah menikah). a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar. b. Mempertahankan keintiman pasangan. c. Membantu orang tua memasuki masa tua. d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat. e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga. 7. Middle Aged Parents (empty nest to retirement) (Keluarga dengan orang tua yang telah pensiun). a. Mempertahankan kesehatan. b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak. c. Meningkatkan keakraban pasangan. Fokus utama dalam usia keluarga ini antara lain: mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet seimbang, olah raga rutin, menikmati hidup, pekerjaan dan sebagainya. 8. Aging family members (retirement to death of bothspouse) (Keluarga dengan orang tua yang telah lanjut usia). a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan. b. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan. c. Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat. d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat. e. Melakukan life review.

11

f. Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama keluarga pada tahap ini. 2.4 Fungsi Dasar Keluarga Fungsi dasar setiap keluarga haruslah difasilitasi mulai dari awal pembentukan. Keluarga memerlukan kebutuhan dasar untuk bertahan hidup dan meneruskan eksistensi. Kebutuhan tersebut termasuk interaksi antar individu, pelindung psikososial (rumah dan tempat tinggal), suplai makanan dan kebutuhan pokok, keuangan dan pelayanan kesehatan.4 Penting mengetahui bahwa fungsi dasar keluarga dijalankan oleh semua anggota keluarga sebagai kelompok, termasuk anak dalam usia berapa pun. Maka itu, fungsi keluarga sebagai kelompok akan lebih maksimal dibandingkan dengan fungsi individual.4 Terdapat dua pembagian besar dari fungsi dasar keluarga, yaitu : 1. Prosees primer intrafamilial Termasuk didalamnya adalah pelindung psikososial, suplai kebutuhan pokok (terutamanya makanan), keuangan dan kesehatan. Fungsi-fungsi tersebut merupakan fungsi dasar dimana tanpa fungsi tersebut, keluarga tidak akan bertahan. Fungsi ini mulai bekerja dari fase siklus kehidupan keluarga yang pertama dan terus berlanjut pada fase-fase berikutnya.4 2. Proses ekstrafamilial Termasuk aspek sosial dan budaya. Keluarga berperan sebagai mediator pertama yang memperkenalkan anggota keluarga kepada komunitas. Fungsi ini mulai bekerja pada fase pertengahan dan seterusnya.4

12

BAB III KESIMPULAN Siklus hidup keluarga penting dan patut diketahui oleh dokter keluarga dalam menerapkan pelayanan kesehatan dengan menggunakan pendekatan berbasis keluarga. Keluarga merupakan kesatuan biopsikososial primer yang berfungsi sebagai satu kesatuan psikis. Keluarga bukanlah sesuatu yang bersifat statis, tetapi terus berubah, berkembang dan bersifat dinamis. Pernikahan adalah hubungan keluarga yang mempunyai pengaruh terbesar terhadap masalah kesehatan. Bahkan jika faktor-faktor lain sudah dikontrol, status marital tetap menentukan mortalitas dan morbiditas dari penyakit-penyakit tertentu,

13

DAFTAR PUSTAKA 1. Fujiati, I.I. (2005). Dasar-dasar Kedokteran Keluarga, Medan: USUpress 2. Sigelman, Carol. K., Rider, Elizabeth A. (2003). Life-Span Human Development(4th Company. 3. Lefrancois, Guy. (1993). The Life-Span (4th ed.). Belmont California: Wadsworth Publishing Company. 4. Sholevar G.P., Schwoeri L.D. (2003). Clinical Application, Textbook of Family and Couples Therapy. American Psychiatric Publishing, Inc. ed). Belmont California: Wadsworth Publishing

You might also like