You are on page 1of 34

INDIKASI NUTRISI

PARENTERALTOTAL
PADA BAYI BARU LAHIR
Pendahuluan

 Pada akhir ”70an :


masa gestasi 28 minggu : mampu hidup
Sebagian besar < 1000 - 1500 gram
dianggap tidak mampu hidup
Tindakan resusitasi dilakukan kurang agresif

 Teknologi terkini :
perbaikan penggunaan ventilator
bahan-bahan akses intravena
terapi surfaktan

berperan dalam menurunkan batas usia yang


dianggap mampu hidup
Saat ini merupakan hal yang biasa
resusitasi bayi usia gestasi 22
minggu

Salah satu hambatan utama :


menyediakan masukan nutrisi yang
adekuat
Bayi sakit
Saluran cerna
tidak berfungsi
 Enterokolitis Per oral
nektrotikans
 Kelainan usus

NUTRISI PARENTERAL TOTAL


Pemberian nutrisi parenteral
(intravena)
 Cara yang mahal dan kompleks
 Harus dilakukan bila nutrisi enteral tidak dapat
dilakukan.
 Harus dilakukan oleh staf medis dan perawat yang
berpengalamanan
 Tersedia pelayanan biokimiawi, bakteriologi dan farmasi
yang adekuat.
 Pada BKB cadangan nutrien tubuh <<< , pemberian
secara hati-hati dapat mencegah katabolisme yang
menghasilkan keseimbangan nitrogen negatif
 Bayi dg kelainan usus berat juga memerlukan NPT
selama beberapa minggu.

Chirla D. ( 2005 )
Pengertian dan Definisi NPT
Adalah
infus yang diberikan secara kontinyu(terus
menerus )
mengandung cairan glukosa hipertonik
asam amino , elektrolit, mineral ,
vitamin dan lemak
untuk memelihara jaringan tubuh dan
meningkatkan pertumbuhan pada bayi
baru lahir yang tidak dapat menerima
minuman per oral
Tujuan pemberian nutrisi
intravena
 Memulai memberikan nutrien yang cukup mencegah
keseimbangan nitrogen dan energi negatif
 Mencegah defisiensi asam lemak esensial
 Meningkatkan retensi nitrogen dan penyediaan protein
 Menyediakan energi bagi proses metabolik
 Menjaga laju pertumbuhan dan pematangan selama masa
postnatal yang kritis
 Membantu laju pertumbuhan intrauterin normal dengan
komposisi yang tepat tanpa meningkatkan angka
kematian yang bermakna. .
Indikasi NPT
l BKB(paling sering) krn membutuhkan waktu
yang lebih lama untuk menerima pemberian
nutrisi enteral lengkap.
 Bayi berat < 1500 gram ( kontraindikasi
pemberian makanan enteral lengkap)
l BBL >, BKB sakit ( nutrisi enteral ditunda
sampai usia 7 hari )
l Bayi dg kelainan usus bawaan ( NPO untuk
waktu yang lebih lama dan mungkin perlu
beberapa tindakan pembedahan ( gastrischisis
dan omfalokel )
l Bayi EKN yang membutuhkan tindakan operasi
dan/atau usus yang diistirahatkan.
Indikasi NPT(lanj)
1. BKB dengan spektrum intoleransi makanan
yang dicurigai EKN. Termasuk bayi – bayi sakit
yang mengalami ileus primer atau sekunder
oleh karena EKN atau sepsis.
2. Bayi- bayi pasca operasi yang tidak dapat
mentoleransi nutrisi enteral.
3. Sakit berat seperti septikemia atau gagal
jantung – sering diikuti dengan ileus.
4. Gangguan napas ( respiratory distress )
5. Bayi baru lahir dengan diare yang sulit
disembuhkan (jarang).
Tabel 1. Indikasi NPT dan jalur pemberian
Jalur
pemberian Indikasi NPT
Perifer Pemberian nutrisi sementara < 2 minggu:
•Menurun nya masukan enteral
•Imaturitas usus fungsional
•Intoleransi makanan yang bersifat sementara
•Ketidakstabilan medis
Sentral Saluran gastrointestinal yang lama tidak digunakan > 2
minggu :
•Sindroma usus pendek (Short bowel syndrome )
•Kelainan gastrointestinal yang dioperasi
•Enterokolitis nekrotikans
•Diare yang sulit disembuhkan
•Ileus Mekonium
•Akses vena bagi BBLASR, < 1000 gram

Sumber ; Brine E, Ernst JA.


NPT bagi BKB baru lahir yang
sakit (1)
 BBL sakit atau BKB dapat diberikan bila :
 Sebelum mulai pemberian nutrisi lain
 Tidak dapat menyerap nutrien lewat saluran
gastrointerstinal untuk waktu yang lama
 Merupakan campuran : cairan, eletrolit, kalori,
asam amino, vitamin, mineral dan seringkali
lemak
 Dapat menjadi penyelamat hidup
 Dapat menyediakan kadar nutrisi yang lebih baik
daripada cairan intravena biasa yang hanya
mengandung gula dan garam
NPT bagi BKB baru lahir yang sakit (2)

 BKB memiliki energi terbatas , energi mudah/cepat


berkurang dalam keadaan puasa.
 Bayi yang hanya mendapat glukosa intravena akan
kehilangan cadangan protein 1 g/kg/hari.
 Minggu pertama kehidupan :
 BBLASR perlu 75-85 kkal/kg/hari
 BBLSR perlu 60-70 kkal/kg/hari.
 Kebutuhan protein : 2 – 3,5 g/kg/hari.
 BKB dan BCB yang stabil perlu
 > 105 kkal/kg/hari
 3,5 – 4 g/kg/hari asam amino
(untuk membantu pertumbuhan dan retensi nitrogen
pada tingkat yang serupa dengan tingkat saat
intrauterin ).
Panduan umum NPT

1. Kebutuhan kalori BBL sakit pada umumnya meningkat .


2. Kebutuhan kalori minimal
¡ untuk mencegah katabolisme 40 kkal/kg/hari.
¡ Untuk pertumbuhan 80 kkal/kg/hari dan masukan
protein > 2 g/kg/hari

• Untuk pertumbuhan adekuat :


 BCB : 100 kkal/kg/hari dan masukan protein 3 g/kg/hari
 BKB : 100 kkal/kg/hari dan protein 3,5 g/kg/har
Panduan umum NPT(lanj)

1. Harus mulai dalam 2 – 3 hari pertama dan


harus mengandung protein.
2. Larutan awal tersedia untuk memulai NPT
saat bayi sampai pada unit kesehatan.
3. Mulai bila sedikitnya 30 cc/kg/hari dapat
digunakan lewat jalur ini.
4. Nutrisi enteral tetap harus dimulai segera
setelah memungkinkan karena adanya risiko
yang berkaitan dengan nutrisi parenteral.
Larutan Nutrisi intravena standar
( 1)
 Larutan awal :
 Diberikan mulai hari 0 sampai hari 2-3 pada bayi dengan
berat lahir <1000 gram.
 Harus diberikan maksimal 30 ml/kg/hari (1,25 ml/kg/jam).
 Mengandung : protein 2 g/kg/hari.
 Karena osmolalitasnya tinggi, harus diberikan lewat jalur
vena sentral ( UVC, longline atau CVL operatif).
 Larutan awal ini mengandung natrium dan kalium dalam
jumlah yang tidak bermakna.
Larutan Nutrisi intravena standar ( 2)

 Larutan P100 :
 Utk bayi > atau BBLASR yang tidak memiliki akses vena.
 Diberikan saat 2 hari pertama kehidupan, maksimal 51ml/kg/hari
(2.1ml/kg/jam).
Protein 2g/kg/hari
Natrium dan kalium yang normalnya tidak terdapat dalam larutan
awal.
 Maksimal 90ml/kg/hari (3.75ml/kg/jam ) Protein 3.5g/kg/hari),
 Maksimal dapat dinaikkan : 103ml/kg/hari (4.3ml/kg/jam, protein 4.0g/kg/hari).
 Dapat via intravena perifer, pikirkan pemasangan longline utk jangka lama
 Menyediakan dalam volum yang relatif kecil, menjamin kebutuhan nutrisi
pada bayi yang masukan cairannya terbatas.
Jalur infus Pemberian NPT
 Jalur perifer untuk NPT parsial atau tambahan
 Pemberian nutrisi jangka pendek.
 Kadar glukosa ≤12,5% (D12,5) dan Asam amino 3,5
gram/kg/hari (risiko tromboflebitis)
 Tidak boleh mengandung kalsium ( dapat terjadi komplikasi
karena ekstravasasi kalsium)
 Jalur sentral dilakukan dengan :
 pemasangan sebuah kateter vena dengan ujungnya berada di
dalam lokasi sentral
 Jalur ini biasa digunakan bagi pasien yang memerlukan
dukungan nutrisi jangka lama
Indikasi nutrisi pre operatif
 Penelitian tentang pemberian nutrisi enteral pre operatif selama 10 –
21 hari menunjukkan penurunan :
 infeksi luka operasi
 kebocoran anastomose
 gagal hati , gagal jantung,
 lama perawatan rumah sakit.
 The Veterans Admnistration Cooperative Studies Program
menunjukkan pemberian nutrisi parenteral perioperatif saat 7 – 15
hari pre operatif dan 3 hari post operatif tidak bermanfaat pada kasus
malnutrisi sedang dan ringan.
 Pada kasus malnutrisi berat hanya terjadi komplikasi non infeksi
yang lebih sedikit.
 Angka kejadian infeksi lebih tinggi pada pemberian nutrisi secara
parenteral karena pemakaian kateter vena sentral.

Arbor A. ( 2004)
Indikasi nutrisi post operatif
Kasus post operatif mayor saluran pencernaan
menunjukkan intoleransi terhadap pemberian
nutrisi enteral dini
Harus dimulai segera dan diberikan dengan
kombinasi parenteral dan enteral sampai saluran
pencernaan pulih.
BBL dan anak yang tidak dapat mentoleransi
puasa dalam waktu yang singkat
BBL dan anak yang pemberian nutrisi enteral
ditunda selama 5 – 7 hari.
Atresia biliaris
 Tujuan : menyediakan kalori yang adekuat dengan
menggunakan formula yang memaksimalkan masukan
lemak

 Untuk pemberian nutrisi enteral biasanya digunakan


kandungan trigliserida rantai medium yang tinggi pada
berbagai kasus gagal hati pada masa bayi

 Bila diperlukan, larutan asam amino kristalin standar


merupakan larutan yang ideal untuk nutrisi parenteral

 Suplementasi vitamin penting pada pasien dengan


atresia biliaris.
Sindroma usus pendek (1)
 Terbagi menjadi 3 tahap

Tahap pertama
 Segera setelah operasi atau saat diagnosis
ditegakkan.
 Sumber utama kalori lewat jalur parenteral selama
periode waktu tertentu .
 Nutrisi enteral harus dimulai dalam 1 – 2 minggu
setelah onset sindroma ini, untuk mencegah
terjadinya kolestasis karena nutrisi parenteral.
 Larutan enteral ideal : isotonik atau mendekati
isotonik ( mudah diterima )
Sindroma usus pendek (1)
lanj
Tahap pertama(lanj)

Sumber protein utama : di- dan tripeptida (mudah


dan efisien diabsorbsi)
Harus mengandung trigliserida rantai medium.
untuk anak berusia > 1 tahun diberikan Petamen
Junior
Kehilangan seng yang berlebihan : suplementasi
dalam larutan nutrisi parenteral.
Kadar natrium urin < 10 meq/L : penurunan jumlah
total natrium tubuh , perlu suplementasi harian per
oral.
Sindroma usus pendek ( 2)lanj

Tahap kedua :
 Status tubuh lebih stabil,
 Pengawasan terhadap status nutrisi sangat penting.
 Pemeriksaan segera :
 elektrolit, fungsi hati dan penentuan status protein ( protein total,
albumin dan kapasitas pengikatan besi total )
 selanjutnya per minggu.
 Kadar vitamin yang larut dalam lemak harus diperiksa tiap 6 bulan
untuk memastikan jumlah adekuat
 Kadar serum vitamin A, D dan E juga diperiksa.
Sindroma usus pendek ( 2)lanj
Tahap kedua

 Waktu protrombin menunjukkan kadar vitamin K

 Pada kasus dengan kehilangan ileum terminal : periksa kadar


vitamin B12/ tahun

 malaborpsi karbohidrat bila


pH feses < 5,5 atau
penurunan kadar karbohidrat > 1,5

 Peningkatan kadar lemak feses : malabsorpsi lemak , perlu


modifikasi nutrisi enteral.
Sindroma usus pendek ( 3)

Tahap 3 ( tahap akhir ) :


 Peralihan dari nutrisi parenteral yang dapat berlangsung
selama beberapa bulan – tahun
 Mengawasi berbagai faktor : kemampuan reflek
menghisap dan menelan dan tidak berkembang menjadi
ketidaksukaan terhadap pemberian makanan oral, berat
badan dan tinggi badan.
 Pada kasus dengan kondisi usus yang utuh juga harus
dievaluasi kejadian batu oksalat ginjal , harus
menghindari diet yang mengandung kadar oksalat tinggi.
Dukungan nutrisi pada kondisi khusus

Gagal tumbuh
 Perlu dievaluasi adanya kelainan neurologi, gangguan
menelan, penolakan makan, malabsorpsi dan kelainan
metabolik.
 Sebaiknya dimulai dengan 50 kkal/kg/hari dan ditingkatkan 20 –
25 kkal/kg/hari sesuai toleransi saluran pencernaan.
 Berat feses harus < 150 gram/hari pada bayi muda.
 Untuk mencapai tumbuh kejar, nutrisi dapat ditingkatkan
sampai 150 – 240 kkal/kg/hari.
 Kalium tambahan sampai 5 mEq/kg/hari dibutuhkan saat
minggu pertama program rehabilitasi nutrisi.
 Kadar kalium, magnesium dan fosfat harus diawasi ketat.
Gagal tumbuh

Perkiraan kebutuhan protein dihitung menggunakan formula


yang sama dengan mengganti kebutuhan kalori dengan
kebutuhan protein (gram/kg).
Formula lain lebih sederhana : tambahan 5 kal / tiap gram
kenaikan berat jaringan per hari yang diinginkan,
Bayi dengan disabilitas khusus
 Bayi dg gangguan neurologik, keterlambatan perkembangan ,
palsi serebralis, berbagai sindroma genetik seperti trisomi 13,
18 dan 21, Cornelia de Lange dan sindroma Rhett.
 Hal - hal yang berpotensi terhadap pemberian nutrisi yang
tidak adekuat : gangguan pemberian makanan, gerakan lidah
yang tidak terkoordinasi, reflek menelan yang buruk, refluks
gastroesofageal dengan kehilangan nutrien dan peningkatan
kebutuhan energi karena spastisitas otot atau atetosis.
 Bayi dengan palsi serebralis tipe spastik (hipertonia)
membutuhkan energi lebih rendah sekitar 1200 – 1300
kkal/hari.
 Bayi dg atetosis ( kombinasi tonus otot yang terlalu tinggi dan
terlalu rendah) membutuhkan energi lebih, kadang > 2 kali
lebih kebutuhan harian
 Bayi dg mielomeningokel hanya memerlukan 50 – 60 %
kebutuhan bayi normal .
Penyakit metabolik tulang pada bayi kurang bulan

 Insiden : 30 % BBLSR < 1500 gram dan 70 % pada


BBLASR < 800 gram
 Faktor yang memicu kejadian riketsia padaBKB :
 pemberian nutrisi parenteral berkepanjangan
 pemberian diuretik thiazide.
 BBL yg NPT jangka lama harus diberikan kalsium dan
fosfat.
 Kelarutan kalsium dan fosfat ditingkatkan dengan
pemberian sistein HCl tidak lebih dari 4 mg/dL.
 Pada BBL yg dapat nutrisi enteral, diberiHMF
(Human Milk Fortifiers ) atau formula BKB
 Bila tidak tersedia, diganti kalsium di natrium fosfat
Ringkasan ( 1 )

 Adalah
infus yang diberikan secara kontinyu(terus menerus )
mengandung cairan glukosa hipertonik
asam amino , elektrolit, mineral ,
vitamin dan lemak
untuk memelihara jaringan tubuh dan meningkatkan
pertumbuhan pada bayi baru lahir yang tidak dapat menerima
minuman per oral

 Tujuan NPT :
 meningkatkan retensi nitrogen dan penyediaan protein
 menyediakan energi bagi proses metabolik
 menjaga laju pertumbuhan dan pematangan selama masa postnatal yang kritis.
Ringkasan (2 )

 Indikasi NPT
paling sering pada perawatan BBL , BKB
bayi dengan kelainan usus bawaan yang akan
NPO untuk waktu yang lebih lama dan mungkin
memerlukan beberapa tindakan pembedahan.
bayi dengan EKN, termasuk bayi – bayi sakit
yang mengalami ileus primer atau sekunder
oleh karena EKN atau sepsis
bayi sepsis dan sakit berat lain nya
Ringkasan (3 )

NPT : cara yang mahal dan kompleks dan


harus dilakukan pada situasi pemberian
makanan secara enteral tidak dapat
dilakukan.
NPT harus dilakukan oleh staf medis dan
perawat yang berpengalamanan dan tersedia
pelayanan biokimiawi, bakteriologi dan
farmasi yang adekuat.

You might also like