You are on page 1of 4

UTANG OBLIGASI

Perusahaan seringkali melakukan peminjaman uang dengan cara mengeluarkan obligasi.


Seperti halnya wesel, obligasi juga disertai dengan surat janji tertulis untuk membayar bunga dan
pokok pinjaman (atau biasa disebut nilai nominal atau nilai pari). Nilai nominal obligasi dan
tingkat bunga obligasi dicantumkan pada surat obligasi. Tanggal pelunasan obligasi harus
ditetapkan dengan pasti dan dicantumkan pada surat obligasi. Nilai nominal adalah nilai yang
harus dilunasi pada tanggal jatuh obligasi tersebut.

Perbedaan antara utang wesel dengan utang obligasi

Apabila perusahaan (atau perorangan) meminjam uang dengan menarik promes, biasanya
pinjaman tersebut diperoleh dari satu kreditur, misalnya sebuah bank. Berbeda dengan utang
wesel, pengeluaran obligasi biasanya mengikuti jumlah lembar obligasi yang besar, yang dijual
kepada khalayak ramai. Dengan demikian sumber pemberi pinjaman obligasi adalah masyarakat
luas yang jumlahnya bisa mencapai ratusan atau bahkan ribuan orang.

PERBEDAAN ANTARA SAHAM DAN OBLIGASI

Saham dan obligasi adalah surat berharga yang diperdagangkan dipasar modal. Namun
kedua jenis surat berharga tersebut mempunyai perbedaan yang sangat besar. Saham adalah bukti
pemilikan atau bukti turut andil dalam penyetoran modal pada suatu perseroan. Sebagai contoh,
bila seseorang memiliki 1000 lembar saham suatu perseroan dari 10.000 lembar saham beredar
perusahaan tersebut, maka orang itu mempunyai hak pemilikan sebesar 1/10 dari total modal
perusahaan. Dengan demikian orang tersebut, juga mempunyai hak atas 1/10 bagian dari laba
perusahaan. Obligasi tidak merupakan bukti pemilikan atas persahaan. Obligasi adalah
merupakan bukti bahwa pemegang surat tersebut telah memberi pinjaman kepada perusahaanan
yang mengeluarkan obligasi yang bersangkutan. Apabila seseorang memiliki selembar obligasi,
bernilai nominal Rp. 1.000,00, 11%, jangka waktu 20 tahun, maka orang tersebut mempunyai
dua hak yaitu: (1.) hak untuk mendapat bunga 11% atau Rp. 110,00 pertahun, dan (2.) hak untuk
mendapat pengendalian (pelunasan) pada tanggal jatuh obligasi, yaitu 20 tahun sejak obligasi
dikeluarkan. Baik saham maupun obligasi, masing-masing memiliki keuntungan dan
kerugian.Pemegang saham yang sekarang (disebut juga pemegang saham lama) kadang-kadang
merasa bahwa penambahan saham baru tidak menguntungkan bagi mereka. Pemegang saham
adalah pemilik perusahaan. Oleh karena itu adanya penambahan saham bisa mendatangkan
pemilik-pemilik baru yang dapat mengurangi hak pemegang saham lama. Obligasi tidak
menyebabkan pertambahan jumlah pemilik karena obligasi adalah pinjaman.

Keuntungan potensial yang akan diperoleh bila perusahaan mengeluarkan obligasi adalah
meningkatnya laba perusahaan, sehingga bagian laba untuk pemegang saham juga akan
meningkat. Sebagai contoh, sebuah perusahaan yang memiliki 200.000 lembar saham beredar,
membutuhkan dana sebesar 1 milyar rupiah untuk mengembangkan usahanya. Manajemen
memperkirakan bahwa setelah ekspansi perusahaan akan memperoleh laba sebesar Rp
900.000.000,00 per tahun sebelum dikurangi bunga obligasi,dan sebelum dikurangi pajak
penghasilan. Untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut, perusahaan dihadapkan pada dua
rencana. Rencana A ialah menerbitkan 100.000 lembar tambahan saham baru dengan nilai
nominal Rp 10.000,00 per lembar. Hal ini akan menyebabkan meningkatnya jumlah saham
beredar menjadi 300.000 lembar. Rencana B ialah menerbitkan obligasi yang nominal
seluruhnya berjumlah 1 milyar rupiah, dengan tingkat bunga 10%. Tabel berikut iniakan
menunjukkan pengaruh kedua rencana diatas terhadap laba perusahaan.

PEMENUHAN KEBUTUHAN DENGAN SAHAM ATAU OBLIGASI


(dalam ribuan rupiah)
Rencana A Rencana B
Laba sebelum bunga obligasi
dan sebelum pajak ................. Rp 900.000 Rp 900.000
Kurangi: Biaya bunga ............................. ( 100.000)
Laba sebelum pajak penghasilan ............ Rp 900.000 Rp 800.000
Kurangi: pajak penghasilan 35%............ ( 315.000) ( 280.000)
Laba bersih ............................................ Rp 585.000 Rp 520.000
Laba per lembar saham:
Rencana A (300.000 lembar) ..... Rp 1,95
Rencana B (200.000 lembar) ...... Rp 2,60
Karakteristik Obligasi

Beberapa jenis obligasi :

Obligasi seri

Obligasi seri adalah obligasi yang terdiri atas beberapa seri dengan tanggal jatuh yang
berbeda-beda. Sebagai contoh, sebuah perusahaan mengeluarkan obligasi yang nilai nominal
seluruhnya berjumlah Rp 1.000.000.000,00. Obligasi tersebut terdiri atas 10 seri, masing-masing
bernilai nominal total Rp 100.000.000,00. Mulai tahun ke-6, obligasi seri A sebesar Rp
100.000.000,00 akan jatuh tempo, disusul seri B pada tahun ke-7, dan demikian seterusnya
sampai dengan tahun ke-15.

Obligasi Sinking Fund

Berbeda dengan obligasi seri, obligasi sinking fund memiliki tanggal jatuh yang sama.
Dalam obligasi ini, perusahaan yang mengeluarkan obligasi disyaratkan untuk nenyisihkan
sejumlah kekayaan perusahaan (disebut sinking fund) yang ditanamkan sedemikian rupa
sehingga pada saat jatuh obligasi, perusahaan akan memiliki kas yang cukup untuk melunasi
obligasi tersebut.

Obligasi atas nama dan obligasi atas unjuk

Kebanyakan obligasi dibubuhi nama pemegangnya , artinya pada surat obligasi


dicantumkan nama pemilik obligasi tersebut. Obligasi semacam itu disebut obligasi atas nama.
Cara semacam ini dilakukan untuk mencegah kerugian pemegang, jika obligasi dicuri atau
hilang. Apabila obligasi tidak diberi nama,maka pembayaran bunga dan pelunasan obligasi akan
dibayarkan kepada orang yang menunjukan surat obligasi. Obligasi semacam itu disebut obligasi
atas unjuk.

Obligasi dengan jaminan dan obligasi tanpa jaminan

Obligasi dengan jaminan ialah obligasi yang dijamin dengan harta kekayaan perusahaan
tertentu. Dengan adanya jaminan ini, pemegang obligasi tidak perlu khawatir akan pelunasan
obligasi pada tanggal jatuhnya. Obligasi tanpa jaminan tidak secara eksplisit menyebutkan
jaminan kekayaan tertentu. Dalam obligasi semacam ini, jaminannya adalah kemampuan
perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu, obligasi tanpa jaminan hanya akan laku dijual jika
dikeluarkan oleh perusahaan yang mempunyai kemampuan keuangan yang kuat.

You might also like