Professional Documents
Culture Documents
PRAKTIK FISIKA
Pengukuran, Hukum Ohm, Hukum Hooke,
Aunan Bandul, Titik Berat, Hukum Hidostatis,
Pembiasan pada Kaca
FATHIN NABIHATY
(17 / XII IPA 2)
28/4/2009
Segala puji bagi Allah subhanahu wata’ala yang telah melimpahkan rahmatnya
kepada kita semua. Atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Ujian
Akhir Praktik Fisika ini yang merupakan sebuah pertanggungjawaban atas praktik-praktik
fisika yang telah dilakukan sebelumnya. Karya tulis ini ini disusun untuk memenuhi tugas
Ujian Akhir Praktik Fisika kelas XII IPA tahun ajaran 2008/2009.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu terutama Bapak Moch. Sa’ban selaku guru pembimbing praktikum Fisika yang
telah memberikan bimbingan dan dorongan semangat.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga
penulis masih perlu banyak saran dan masukan demi tersusunnya laporan yang lebih baik
untuk masa yang akan datang.
Fathin Nabihaty
smarttien.blogspot.com Page 2
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
DAFTAR ISI
I Pengukuran ………………………………………………………………………….. 4
smarttien.blogspot.com Page 3
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
PENGUKURAN
smarttien.blogspot.com Page 4
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
Nama : Fathin Nabihaty
1.2. Tujuan
1.2.2 Menyajikan data hasil pengukuran baik dalam bentuk tabel maupun grafik
dengan menggunakan tata aturan angka penting
X = X ± ∆X.
Bilangan yang sangat kecil dan sangat besar paling mudah ditulis dengan
bilangan antara 1 dan 10 dikalikan dengan bilangan berpangkat dari 10. Cara
penulisan ini disebut dengan notasi ilmiah. Jika mengalikan dua bilangan, maka
eksponennya ditambahkan jika membagi, eksponennya dikurangkan. Jika suatu
bilangan yang mengandung eksponen dipangkatkan lagi oleh suatu eksponen, maka
eksponen-eksponennya dikalikan.
Jumlah angka signifikan dalam hasil pengalian atau pembagian tidak lebih
besar dari jumlah angka signifikan terkecil dan faktor-faktornya. Hasil penjumlahan
atau pengurangan dua bilangan tidak akan mempunyai angka signifikan di luar
smarttien.blogspot.com Page 5
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
tempat desimal terakhir di mana kedua bilangan asalnya mempunyai angka
signifikan.
1.4.9. Kawat
1.5.2. Ukur panjang, lebar, tinggi, dan diameter benda dengan jangka sorong (untuk
benda balok) atau mikrometer sekrup (untuk benda bola) untuk menentukan
volumenya.
1.5.4. Masukkan data ke dalam tabel menggunakan aturan angka penting, maksimal
dua angka di belakang koma, dan menggunakan notasi ilmiah
1.5.5. Lengkapi data-data yang diperlukan dengan perhitungan angka penting yang
digunakan.
smarttien.blogspot.com Page 6
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
n ke - (kg) (m3) (kg/m3)
1 9.5 9.0 1.2 6.0 3.6 1.3 1.7 1.1 1.2 1.2
x10-2 x10-3 x10-4 x10-5 x10 x10-4
-9 -6
x10 x10 x10-9 -18
x105
2 9.5 9.0 1.2 6.0 3.6 1.3 1.7 1.1 1.2 1.2
x10-2 x10-3 x10-4 x10-5 x10 x10-4
-9 -6
x10 x10 x10-9 -18
x105
3 9.5 9.0 1.2 6.0 3.6 1.3 1.7 1.1 1.2 1.2
x10-2 x10-3 x10-4 x10-5 x10 x10-4
-9 -6
x10 x10 x10-9 -18
x105
4 9.5 9.0 1.2 6.0 3.6 1.3 1.7 1.1 1.2 1.2
x10-2 x10-3 x10-4 x10-5 x10 x10-4
-9 -6
x10 x10 x10-9 -18
x105
5 9.5 9.0 1.2 6.0 3.6 1.3 1.7 1.1 1.2 1.2
x10-2 x10-3 x10-4 x10-5 x10 x10-4
-9 -6
x10 x10 x10-9 -18
x105
Juml 4.75 4.5 6.0 3.0 1.8 6.5 8.5 5.5 6.0 6.0
ah x10-1 x10-2 x10-4 x10-4 x10 x10-4
-8 -6
x10 x10 x10-9 -18
x105
Rata- 9.5 9.0 1.2 6.0 3.6 1.3 1.7 1.1 1.2 1.2
rata x10-2 x10-3 x10-4 x10-5 x10 x10-4
-9 -6
x10 x10 x10-9 -18
x105
1 1.9 x10-2 1.9 x10-2 1.9 x10-2 4.6 x10-3 6.8 x10-6 6.8 x102 4.6 x105
2 1.9 x10-2 1.9 x10-2 1.9 x10-2 4.6 x10-3 6.8 x10-6 6.8 x102 4.6 x105
3 1.9 x10-2 1.9 x10-2 1.9 x10-2 4.6 x10-3 6.8 x10-6 6.8 x102 4.6 x105
4 1.9 x10-2 1.9 x10-2 1.9 x10-2 4.6 x10-3 6.8 x10-6 6.8 x102 4.6 x105
5 1.9 x10-2 1.9 x10-2 1.9 x10-2 4.6 x10-3 6.8 x10-6 6.8 x102 4.6 x105
Jumlah 9.5 x10-2 9.5 x10-2 9.5 x10-2 2.3 x10-2 3.4 x10-5 3.4 x103 2.3 x106
Rata- 1.9 x10-2 1.9 x10-2 1.9 x10-2 4.6 x10-3 6.8 x10-6 6.8 x102 4.6 x105
rata
smarttien.blogspot.com Page 7
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
uran ke
1 2.0 x10-2 2.0 x10-2 2.0 x10-2 6.5 x10-2 8.0 x10-6 8.1 x103 6.6 x107
2 2.0 x10-2 2.0 x10-2 2.0 x10-2 6.5 x10-2 8.0 x10-6 8.1 x103 6.6 x107
3 2.0 x10-2 2.0 x10-2 2.0 x10-2 6.5 x10-2 8.0 x10-6 8.1 x103 6.6 x107
4 2.0 x10-2 2.0 x10-2 2.0 x10-2 6.5 x10-2 8.0 x10-6 8.1 x103 6.6 x107
5 2.0 x10-2 2.0 x10-2 2.0 x10-2 6.5 x10-2 8.0 x10-6 8.1 x103 6.6 x107
Jumlah 1.0 x10-1 1.0 x10-1 1.0 x10-1 3.25 x10-1 4.0 x10-5 4.05 x104 3.3 x108
Rata- 2.0 x10-2 2.0 x10-2 2.0 x10-2 6.5 x10-2 8.0 x10-6 8.1 x103 6.6 x107
rata
1 5.0 x10-2 5.5 x10-2 14.9 x10-2 1.8 x10-1 4.1 x10-4 4.4 1.9 x105
x102
2 5.0 x10-2 5.5 x10-2 14.9 x10-2 1.8 x10-1 4.1 x10-4 4.4 1.9 x105
x102
3 5.0 x10-2 5.5 x10-2 14.9 x10-2 1.8 x10-1 4.1 x10-4 4.4 1.9 x105
x102
4 5.0 x10-2 5.5 x10-2 14.9 x10-2 1.8 x10-1 4.1 x10-4 4.4 1.9 x105
x102
5 5.0 x10-2 5.5 x10-2 14.9 x10-2 1.8 x10-1 4.1 x10-4 4.4 1.9 x105
x102
Jumlah 2.5 x10-1 2.75 x10-1 14.9 x10-2 9.0 20.5 2.2 9.5 x105
x10-4 x103
Rata- 5.0 x10-2 5.5 x10-2 14.9 x10-2 1.8 x10-1 4.1 x10-4 4.4 1.9 x105
rata x102
smarttien.blogspot.com Page 8
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
uran ke
1 2.0 x10-2 1.0 x10-2 3.2 x10-2 4.2 x10-6 7.6 x103 5.8 x107
2 2.0 x10-2 1.0 x10-2 3.2 x10-2 4.2 x10-6 7.6 x103 5.8 x107
3 2.0 x10-2 1.0 x10-2 3.3 x10-2 4.2 x10-6 7.8 x103 6.1 x107
4 2.0 x10-2 1.0 x10-2 3.3 x10-2 4.2 x10-6 7.8 x103 6.1 x107
5 2.0 x10-2 1.0 x10-2 3.3 x10-2 4.2 x10-6 7.8 x103 6.1 x107
Jumlah 1.0 x10-1 5.0 x10-2 1.6 x10-1 2.1 x10-5 3.86 x104 2.99 x108
Rata- 2.0 x10-2 1.0 x10-2 3.2 x10-2 4.2 x10-6 7.7 x103 6.0 x107
rata
Keterangan:
Pehitungan besanya massa jenis benda balok dan kubus menggunakan rumus:
Hasil pengukuran kubus kayu dalam bentuk umum, kesalahan relatif dan ketelitian:
Ketelitian = 72%
Hasil pengukuran balok kuningan dalam bentuk umum, kesalahan relatif dan
ketelitian:
Ketelitian = 73%
Hasil pengukuran balok kayu dalam bentuk umum, kesalahan relatif dan ketelitian:
smarttien.blogspot.com Page 9
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
Ketelitian = 95.5%
Hasil pengukuran bola pejal dalam bentuk umum, kesalahan relatif dan ketelitian:
Ketelitian = 72%
1.8. Pembahasan
Hasil pengukuran yang baik harus menggunakan pengolahan data yang tepat,
oleh karena itu pengolahan data ini membutuhkan pengetahuan teori alat dan
statistika.
Setiap alat memiliki tingkat ketelitian bebeda. Sehingga angka penting yang
dihasilkan dai pembacaan pun berbeda-beda.
Massa jenis zat merupakan massa zat setiap satuan volume. Setiap zat
memiliki massa jenis bebeda.
1.9. Simpulan
smarttien.blogspot.com Page 10
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
HUKUM OHM
smarttien.blogspot.com Page 11
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
1.2. Tujuan
Dari peristiwa tersebut dapat dirumuskan bahwa “Besar kuat arus yang
mengalir dalam suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-
ujung penghantar tersebut.”
Atau:
R= V
I
Rumusan tersebut sesuai dengan Hukum Ohm yang berbunyi:
smarttien.blogspot.com Page 12
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
“Kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar sebanding dengan
beda potensial antara ujung-ujung penghantar tersebut.” Tetapi, dengan syarat suhu
penghantar tetap.
1.5.2. Hubungkan catu daya dengan sumber tegangan dalam keadaan sakelar terbuka
atau OFF
1.5.5. Ulangi langkah di atas dengan menambah tegangan pada power supply. Untuk
tegangan 3V, 6V, dan 9V gunakan voltmeter 0 – 10. Untuk 12V gunakan 0 – 50.
Amperemeter menyesuaikan.
smarttien.blogspot.com Page 13
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
4 9.0 8.3 4.8 x10-1 17 289
Jumlah 66 1182
Rata-rata 13 236
R=
2.1
Ketelitian = 84%
1.8. Pembahasan
Dari peristiwa tersebut tebukti bahwa “Besar kuat arus yang mengalir dalam
suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar
tersebut.”
smarttien.blogspot.com Page 14
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
Perubahan suhu (∆T) pada penghantar dapat mengakibatkan perubahan nilai
hambatan (∆R) karena pemuaian kawat penghantar. Pemuaian penghantar
mengakibatkan pertambahan panjang (L) dan luas penampang (A) penghantar.
Apabila bahan penghantar tersebut mudah memuai atau memiliki hambatan jenis (ρ)
yang besar, maka nilai hambatan (R) akan semakin besar, dengan beda potensial (V)
yang semakin besar dan arus listrik / kuat arus (I) yang mengalir semakin kecil.
Apabila suhu atau koefisien suhu (α) dalam media tersebut mudah naik, maka nilai
hambatannya juga mudah naik. Dengan kata lain, perubahan suhu mengakibatkan
keadaan system menjadi tidak normal. Kondisi tadi dapat dirumuskan:
R=
1.9. Simpulan
Kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar sebanding dengan beda potensial
antara ujung-ujung penghantar tersebut Tetapi, dengan syarat suhu penghantar tetap.
Dengan rumus:
R= =
smarttien.blogspot.com Page 15
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
HUKUM HOOKE
smarttien.blogspot.com Page 16
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
Nama : Fathin Nabihaty
1.2. Tujuan
Hukum ini dicetuskan oleh Robert Hooke (1635-1703). k adalah konstanta dan
x adalah simpangan. Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya pemulih F mempunyai
arah berlawanan dengan simpangan x.
smarttien.blogspot.com Page 17
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
1.4.2. Pegas spiral
1.4.3. Beban (anak timbangan)
1.4.4. Penggaris
1.4.5. Jepitan penahan
Jumlah 21 85
k = F/x
0.88
smarttien.blogspot.com Page 18
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
Ketelitian = 79%
o Faktor pengukuran
o Elastisitas setimbang tidak benar-benar setimbang
o Kerusakan pegas
1.8. Pembahasan
Misalnya ditinjau pegas yang dipasang vertikal, di mana pada ujung pegas
tersebut dikaitkan sebuah beban bermassa m. Massa beban diabaikan, demikian juga
dengan gaya gesekan, sehingga benda meluncur pada permukaan vetikal tanpa
hambatan. Terlebih dahulu tetapkan arah positif ke bawah dan arah negatif ke atas.
Setiap pegas memiliki panjang alami, jika pada pegas tersebut tidak diberikan gaya.
Pada kedaan ini, benda yang dikaitkan pada ujung pegas berada dalam posisi
setimbang.
Ketika kita menarik pegas ke kanan maka x bernilai positif, tetapi arah F ke
kiri (berlawanan arah dengan simpangan x). Sebaliknya jika pegas ditekan, x berarah
ke kiri (negatif), sedangkan gaya F bekerja ke kanan. Jadi gaya F selalu bekeja
berlawanan arah dengan arah simpangan x. k adalah konstanta pegas. Untuk
meregangkan pegas sejauh x, kita akan memberikan gaya luar pada pegas, yang
besarnya sama dengan F = +kx. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa x sebanding
dengan gaya yang diberikan pada benda.
smarttien.blogspot.com Page 19
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
1.9. Simpulan
Jika salah satu ujung pegas mendapat gaya (diregangkan), maka akan terjadi
pertambahan panjang pegas yang sebanding dengan besar gaya yang diberikan.
Dapat diketahui nilai kkonstanta pegas dalam peobaan ini adalah:
smarttien.blogspot.com Page 20
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
AUNAN BANDUL
smarttien.blogspot.com Page 21
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
Nama : Fathin Nabihaty
1.2. Tujuan
Bandul sederhana adalah benda yang digantungkan pada salah satu ujung
seutas tali, dan ujung yang lain digantung pada benda tetap. Bila benda diayunkan
maka akan begerak bolak-balik di sekitar titik keseimbangannya (disebut getaran)
sebagaimana percobaan Galileo.
Periode dan frekuensi dalam gerak harmonik sederhana tak bergantung pada
amplitudo. Untuk gerak benda bermassa m pada pegas dengan konstanta gaya k,
periode diberikan oleh persamaan :
smarttien.blogspot.com Page 22
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
1.4. Alat dan Bahan
1.5.1. Ikat bandul pada tali dan gantungkan pada statif seperti gambar
1.5.2. Ukur panjang tali sampai ke titik berat bandul mencapai 40 cm
1.5.3. Ayunkan bandul dengan simpangan ± 10º
1.5.4. Simpangkan sebanyak 20 kali dan hitung waktu (t) yang dibutuhkan
1.5.5. Catat waktu yang dibutuhka untuk menghitung periode (T)
1.5.6. Ulangi langkah 1 – 3 untuk panjang tali yang berbeda
Sedangkan 4
smarttien.blogspot.com Page 23
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
Hasil pengukuran dalam bentuk umum:
7.27
Ketelitian = 26%
1.8. Pembahasan
Gerak bandul sederhana dapat dipandang sebagai gerak / getaran harmonic yang
memiliki periode tetap selama simpangannya kecil atau sidit simpangan bandul kecil.
Periode sebanding dengan akar panjang bandul, dan tidak tergantung pada massa
bandul.
1.9. Simpulan
Ayunan sedehana adalah gerak harmonic. Sebab gaya uluh pada simpangan kecil
sebanding dan berlawanan arah dengan simpangan. Dari percobaan didapatkan nilai
periode rata-rata 1.8 dan pecepatan gravitasi 9.79. faktor yang mempengaruhi peiode
ayunan adalah panjang tali l dan sudut simpangan .
smarttien.blogspot.com Page 25
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
Nama : Fathin Nabihaty
1.2. Tujuan
Suatu benda tegar disebut seimbang statis jika benda tegar ini tidak bergerak
translasi dan juga rotasi. Syarat kedua keseimbangan statis menyatakan bahwa jika
benda dalam keadaan keseimbangan rotasi, maka resultan torsi pada titik apa saja
yang diambil sebagai poros harus sama dengan nol.
Setiap partikel dalam benda tegar memiliki berat. Berat secara keseluruhan
adalah resultan dari semua gaya gafitasiberarah vertical ke bawah dari semua
partikel ini, dan resultan ini bekerja melalui titik tunggal yang disebut titik berat.
smarttien.blogspot.com Page 26
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
1.4.7. Kertas grafik
1.4.8. Neraca ohauss
X Y = = X( + Y( +
g g
17.8 10.6 17.6 6.3 17.5 16 5.43x10 5.41x10 1929.52 1149.04 1902.43 1207.69
= 54.3 = 54.1
smarttien.blogspot.com Page 27
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
= 17.5
= 11.2
1.8. Pembahasan
Setiap benda tegar dianggap terdiri dari banyak partikel alias titik. Partikel2 itu
tersebar di seluruh bagian benda. Jarak antara setiap partikel yang tersebar di seluruh
bagian benda selalu sama. m1 = partikel 1, m2 = partikel 2, m3 = partikel 3, m4 =
partikel 4, m5 = partikel 5, ……, mn = partikel terakhir. Simbol n melambangkan
partikel yang terakhir.
Apabila benda berada pada tempat di mana nilai percepatan gravitasi (g) sama,
maka gaya berat untuk setiap partikel bernilai sama. Arah gaya berat setiap partikel
juga sejajar menuju ke permukaan bumi. Untuk mudahnya bandingkan dengan
gambar di atas. Untuk kasus seperti ini, kita bisa menggantikan gaya berat pada
masing-masing partikel dengan sebuah gaya berat tunggal (w = mg) yang bekerja
pada titik di mana pusat massa benda berada. Jadi gaya berat ini mewakili semua gaya
berat partikel. Titik di mana gaya berat bekerja (dalam hal ini pusat massa benda), di
sebut titik berat.
smarttien.blogspot.com Page 28
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
1.9. Simpulan
Jadi, letak titik berat benda homogen tidak ditentukan bentuknya. Dalam
percobaan ini, letak titik berat benda adalah Z (17.5, 11.2).
smarttien.blogspot.com Page 29
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
HUKUM HIDROSTATIS
smarttien.blogspot.com Page 30
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
Nama : Fathin Nabihaty
1.2. Tujuan
1.4.9. Pipa U
1.4.10. Penggaris
1.4.11. Air (ρ = 1000 kg/m3)
1.4.12. Minyak tanah
smarttien.blogspot.com Page 31
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
1.4.13. Soft maker (spidol) / ballpoint
1.5.11. Masukkan air dari salah satu ujung pipa ¾ tinggi pipa
1.5.12. Masukkan minyak tanah dari sisi yang lain
1.5.13. Beri tanda garis pada batas air dan minyak tanah
1.5.14. Dari garis batas, buat bidang datar ke sisi lain pipa, beri tanda.
1.5.15. Ukur tinggi air dan minyak tanah dari bidang datar
1.5.16. Ulangi langkah 1 – 6 untuk ketinggian minyak tanah yang berbeda
14.4
Ketelitian = 94.6%
smarttien.blogspot.com Page 32
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
Faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan relatif pecobaan tersebut antara lain:
1.8. Pembahasan
Pada pipa U bila dari salah satu mulut pipa U dituangkan zat cair yang berbeda
(massa jenisnya berbeda dengan massa jenis zat cair yang sudah ada di dalam
pipa).Tekanan pada kedua permukaan zat cair di kedua mulut pipa U selalu sama,
yaitu merupakan tekanan hidrostatis. Tekanan hidrostatis diperoleh dari
membandingkan gaya berat zat cair dengan luas penampang yang diderita. Jadi
p = w/A = m.g/A = r.
Dengan demikian pada kedua kaki pipa U berlaku tekanan hidrostatis yang
sama.
p1 = p2
r1gh1 = r2gh2
1.9. Simpulan
smarttien.blogspot.com Page 33
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
PEMBIASAN PADA
KACA
smarttien.blogspot.com Page 34
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
Nama : Fathin Nabihaty
1.2. Tujuan
Apabila berkas cahaya datang dari suatu medium dengan indeks bias n1,
kemudian ke medium lain dengan indeks bias n2 maka berkas cahaya tersebut
mengalami perubahan arah yang disebut pembiasan/refraksi
N N
n1 n1
n2
n2
n1 kurang rapat dibanding n2 n1 lebih rapat dibanding n2
1. Berkas sinar datang , berkas sinar bias dan garis normal terletak pada suatu
bidang datar
2. Perbandingan sinus sudut datang i dan sinus sudut bias r merupakan nilai
konstan.
smarttien.blogspot.com Page 35
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
Seberkas cahaya datang pada kaca planparalel, maka terlihat berkas cahaya
mula-mula dibiaskan oleh permukaan kaca yang pertama, kemudian merambat di
dalam.
1.5.1. Siapkan selembar kertas HVS yang masih kosong di atas kardus, kemudian
tancapkan paku pada tiap sudutnya
1.5.2. Letakkan Kaca plan paralel di atas kertas HVS, gambar kaca plan paalel
dengan menggaris tepiannya
1.5.3. Lepaskan Kaca plan paralel, buat garis normal dan seberkas sinar datang
dengan sudut datang tertentu
1.5.4. Tancapkan dua jarum pada gambar berkas sinar datang
1.5.5. Letakkan Kaca plan paralel ke tempat semula
1.5.6. Lihat jarum dari sisi sinar bias hingga kedua jarum pada bekas sinar datang
tampak berimpit
1.5.7. Tancapkan jarum ketiga dan keempat sedemikian rupa sehingga semua jarum
tampak berimpit
1.5.8. Sisihkan kaca plan paralel, kemudian lengkapi gambar berkas sinar datang dan
sinar biasnya
1.5.9. Ulangi langkah 1 – 7 untuk sudut datang berbeda, kemudian masukkan data ke
dalam tabel
2 30 º 20 º 1.5 2.2
3 40 º 25 º 1.5 2.2
smarttien.blogspot.com Page 36
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
4 50 º 30 º 1.5 2.2
5 60 º 35 º 1.5 2.2
0.5
Ketelitian = 67%
1.8. Pembahasan
Dalam percobaan, didapatkan bahwa bayangan dari suatu benda yang datang
dari suatu medium yang kurang rapat (udara) ke medium yang lebih rapat (kaca plan
parallel) dibiaskan mendekati garis normal, setelah itu cahaya dibiaskan lagi dari
medium yang rapat (kaca) ke medium yang kurang rapat (udara) menjauhi garis
normal. Alur pembiasan cahaya tersebut bila digambar membentuk tiga buah garis
yang mana garis pertama dan ketiga saling sejajar dan dipatahkan oleh garis kedua,
sehingga permulaan garis kedua bergeser t cm dari garis pertama. Kenyataan
tersebut membuktikan kebenaran Hukum I Sinellius dan Hukum II Sinellius.
smarttien.blogspot.com Page 37
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
1.9. Simpulan
Dapat disimpulkan bahwa menuju medium yang lebih rapat, cahaya dibelokkan
mendekati garis normal. Sedangkan menuju medium yang kurang rapat, cahaya
dibelokkan mendekati garis normal. Dapat diktahui indeks bias kaca plan paralel
adalah 1.5.
smarttien.blogspot.com Page 38