You are on page 1of 38

LAPORAN UJIAN AKHIR

PRAKTIK FISIKA
Pengukuran, Hukum Ohm, Hukum Hooke,
Aunan Bandul, Titik Berat, Hukum Hidostatis,
Pembiasan pada Kaca

FATHIN NABIHATY
(17 / XII IPA 2)
28/4/2009

SMA NEGERI 3 TEMANGGUNG


Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah subhanahu wata’ala yang telah melimpahkan rahmatnya
kepada kita semua. Atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Ujian
Akhir Praktik Fisika ini yang merupakan sebuah pertanggungjawaban atas praktik-praktik
fisika yang telah dilakukan sebelumnya. Karya tulis ini ini disusun untuk memenuhi tugas
Ujian Akhir Praktik Fisika kelas XII IPA tahun ajaran 2008/2009.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu terutama Bapak Moch. Sa’ban selaku guru pembimbing praktikum Fisika yang
telah memberikan bimbingan dan dorongan semangat.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga
penulis masih perlu banyak saran dan masukan demi tersusunnya laporan yang lebih baik
untuk masa yang akan datang.

Temanggung, 28 April 2009

Fathin Nabihaty

smarttien.blogspot.com Page 2
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
DAFTAR ISI

I Pengukuran ………………………………………………………………………….. 4

II Hukum Ohm ………………………………………………………………………….. 11

III Hukum Hooke ………………………………………………………………………….. 16

IV Aunan Bandul ………………………………………………………………………….. 21

V Titik Berat Benda ………………………………………………………………………….. 25

V Hukum Hidostatis ………………………………………………………………………….. 30

VI Pembiasan pada Kaca ………………………………………………………………………….. 34

smarttien.blogspot.com Page 3
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com

PENGUKURAN

smarttien.blogspot.com Page 4
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
Nama : Fathin Nabihaty

No. Ujian / Kelas : / XII IPA 2

Mata Pelajaran : Fisika

Judul Laporan : Pengukuran

1.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

1.1.1. SK : meneapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya

1.1.2. KD : mengukur besaran fisika (panjang, massa, waktu)

1.2. Tujuan

1.2.1 Mengukur beberapa besaran dengan alat ukur yang sesuai

1.2.2 Menyajikan data hasil pengukuran baik dalam bentuk tabel maupun grafik
dengan menggunakan tata aturan angka penting

1.2.3 Menentukan massa jenis suatu benda

1.3. Landasan Teori

Mengukur didefinisikan sebagai pembandingan sesuatu yang diukur dengan


sesuatu yang sejenis yang ditetapkan sebagai satuan. Setiap pengukuran selalu terjadi
ketidakpastian pengukuran, olh karena itu hasil pengukuran suatu besaran fisis
dilaporkan dalam bentuk

X = X ± ∆X.

Bilangan yang sangat kecil dan sangat besar paling mudah ditulis dengan
bilangan antara 1 dan 10 dikalikan dengan bilangan berpangkat dari 10. Cara
penulisan ini disebut dengan notasi ilmiah. Jika mengalikan dua bilangan, maka
eksponennya ditambahkan jika membagi, eksponennya dikurangkan. Jika suatu
bilangan yang mengandung eksponen dipangkatkan lagi oleh suatu eksponen, maka
eksponen-eksponennya dikalikan.

Jumlah angka signifikan dalam hasil pengalian atau pembagian tidak lebih
besar dari jumlah angka signifikan terkecil dan faktor-faktornya. Hasil penjumlahan
atau pengurangan dua bilangan tidak akan mempunyai angka signifikan di luar

smarttien.blogspot.com Page 5
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
tempat desimal terakhir di mana kedua bilangan asalnya mempunyai angka
signifikan.

1.4. Alat dan Bahan

1.4.1. Penggaris skala mm

1.4.2. Jangka sorong

1.4.3. Penggais skala cm

1.4.4. Mikometer sekrup

1.4.5. Neraca teknis (Ohauss)

1.4.6. Balok kayu

1.4.7. Balok kuningan

1.4.8. Kubus kayu

1.4.9. Kawat

1.4.10. Bola pejal

1.5. Langkah-langkah Kegiatan

1.5.1. Timbang massa zat dengan neraca teknis

1.5.2. Ukur panjang, lebar, tinggi, dan diameter benda dengan jangka sorong (untuk
benda balok) atau mikrometer sekrup (untuk benda bola) untuk menentukan
volumenya.

1.5.3. Ulangi langkah1- 2 sebanyak lima kali

1.5.4. Masukkan data ke dalam tabel menggunakan aturan angka penting, maksimal
dua angka di belakang koma, dan menggunakan notasi ilmiah

1.5.5. Lengkapi data-data yang diperlukan dengan perhitungan angka penting yang
digunakan.

1.5.6. Lakukan untuk setiap benda dengan alat yang sesuai.

1.6. Data Pengamatan

1.6.1. Kawat (silindris)

Peng P (m) P2 d (m) r (m) r2 m m2 V V2 ρ


ukura

smarttien.blogspot.com Page 6
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
n ke - (kg) (m3) (kg/m3)

1 9.5 9.0 1.2 6.0 3.6 1.3 1.7 1.1 1.2 1.2
x10-2 x10-3 x10-4 x10-5 x10 x10-4
-9 -6
x10 x10 x10-9 -18
x105

2 9.5 9.0 1.2 6.0 3.6 1.3 1.7 1.1 1.2 1.2
x10-2 x10-3 x10-4 x10-5 x10 x10-4
-9 -6
x10 x10 x10-9 -18
x105

3 9.5 9.0 1.2 6.0 3.6 1.3 1.7 1.1 1.2 1.2
x10-2 x10-3 x10-4 x10-5 x10 x10-4
-9 -6
x10 x10 x10-9 -18
x105

4 9.5 9.0 1.2 6.0 3.6 1.3 1.7 1.1 1.2 1.2
x10-2 x10-3 x10-4 x10-5 x10 x10-4
-9 -6
x10 x10 x10-9 -18
x105

5 9.5 9.0 1.2 6.0 3.6 1.3 1.7 1.1 1.2 1.2
x10-2 x10-3 x10-4 x10-5 x10 x10-4
-9 -6
x10 x10 x10-9 -18
x105

Juml 4.75 4.5 6.0 3.0 1.8 6.5 8.5 5.5 6.0 6.0
ah x10-1 x10-2 x10-4 x10-4 x10 x10-4
-8 -6
x10 x10 x10-9 -18
x105

Rata- 9.5 9.0 1.2 6.0 3.6 1.3 1.7 1.1 1.2 1.2
rata x10-2 x10-3 x10-4 x10-5 x10 x10-4
-9 -6
x10 x10 x10-9 -18
x105

1.6.2. Kubus kayu

Penguk P (m) l (m) t (m) m (kg) V (m3) ρ (kg/m3) ρ2


uran ke

1 1.9 x10-2 1.9 x10-2 1.9 x10-2 4.6 x10-3 6.8 x10-6 6.8 x102 4.6 x105

2 1.9 x10-2 1.9 x10-2 1.9 x10-2 4.6 x10-3 6.8 x10-6 6.8 x102 4.6 x105

3 1.9 x10-2 1.9 x10-2 1.9 x10-2 4.6 x10-3 6.8 x10-6 6.8 x102 4.6 x105

4 1.9 x10-2 1.9 x10-2 1.9 x10-2 4.6 x10-3 6.8 x10-6 6.8 x102 4.6 x105

5 1.9 x10-2 1.9 x10-2 1.9 x10-2 4.6 x10-3 6.8 x10-6 6.8 x102 4.6 x105

Jumlah 9.5 x10-2 9.5 x10-2 9.5 x10-2 2.3 x10-2 3.4 x10-5 3.4 x103 2.3 x106

Rata- 1.9 x10-2 1.9 x10-2 1.9 x10-2 4.6 x10-3 6.8 x10-6 6.8 x102 4.6 x105
rata

1.6.3. Balok kuningan

Penguk P (m) l (m) t (m) m (kg) V (m3) ρ (kg/m3) ρ2

smarttien.blogspot.com Page 7
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
uran ke

1 2.0 x10-2 2.0 x10-2 2.0 x10-2 6.5 x10-2 8.0 x10-6 8.1 x103 6.6 x107

2 2.0 x10-2 2.0 x10-2 2.0 x10-2 6.5 x10-2 8.0 x10-6 8.1 x103 6.6 x107

3 2.0 x10-2 2.0 x10-2 2.0 x10-2 6.5 x10-2 8.0 x10-6 8.1 x103 6.6 x107

4 2.0 x10-2 2.0 x10-2 2.0 x10-2 6.5 x10-2 8.0 x10-6 8.1 x103 6.6 x107

5 2.0 x10-2 2.0 x10-2 2.0 x10-2 6.5 x10-2 8.0 x10-6 8.1 x103 6.6 x107

Jumlah 1.0 x10-1 1.0 x10-1 1.0 x10-1 3.25 x10-1 4.0 x10-5 4.05 x104 3.3 x108

Rata- 2.0 x10-2 2.0 x10-2 2.0 x10-2 6.5 x10-2 8.0 x10-6 8.1 x103 6.6 x107
rata

1.6.4. Balok kayu

Penguk P (m) l (m) t (m) m (kg) V (m3) ρ ρ2


uran ke (kg/m3)

1 5.0 x10-2 5.5 x10-2 14.9 x10-2 1.8 x10-1 4.1 x10-4 4.4 1.9 x105
x102

2 5.0 x10-2 5.5 x10-2 14.9 x10-2 1.8 x10-1 4.1 x10-4 4.4 1.9 x105
x102

3 5.0 x10-2 5.5 x10-2 14.9 x10-2 1.8 x10-1 4.1 x10-4 4.4 1.9 x105
x102

4 5.0 x10-2 5.5 x10-2 14.9 x10-2 1.8 x10-1 4.1 x10-4 4.4 1.9 x105
x102

5 5.0 x10-2 5.5 x10-2 14.9 x10-2 1.8 x10-1 4.1 x10-4 4.4 1.9 x105
x102

Jumlah 2.5 x10-1 2.75 x10-1 14.9 x10-2 9.0 20.5 2.2 9.5 x105
x10-4 x103

Rata- 5.0 x10-2 5.5 x10-2 14.9 x10-2 1.8 x10-1 4.1 x10-4 4.4 1.9 x105
rata x102

1.6.5. Bola pejal

Penguk P (m) r (m) m (kg) V (m3) ρ (kg/m3) ρ2

smarttien.blogspot.com Page 8
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
uran ke

1 2.0 x10-2 1.0 x10-2 3.2 x10-2 4.2 x10-6 7.6 x103 5.8 x107

2 2.0 x10-2 1.0 x10-2 3.2 x10-2 4.2 x10-6 7.6 x103 5.8 x107

3 2.0 x10-2 1.0 x10-2 3.3 x10-2 4.2 x10-6 7.8 x103 6.1 x107

4 2.0 x10-2 1.0 x10-2 3.3 x10-2 4.2 x10-6 7.8 x103 6.1 x107

5 2.0 x10-2 1.0 x10-2 3.3 x10-2 4.2 x10-6 7.8 x103 6.1 x107

Jumlah 1.0 x10-1 5.0 x10-2 1.6 x10-1 2.1 x10-5 3.86 x104 2.99 x108

Rata- 2.0 x10-2 1.0 x10-2 3.2 x10-2 4.2 x10-6 7.7 x103 6.0 x107
rata

Keterangan:

d: diameter p: panjang l: lebar t: tinggi V: volume


m: massa ρ: massa jenis r:jari-jari

1.7. Analisis Data

Pehitungan besanya massa jenis benda balok dan kubus menggunakan rumus:

Untuk bola pejal,

Hasil pengukuran kubus kayu dalam bentuk umum, kesalahan relatif dan ketelitian:

Ketelitian = 72%

Hasil pengukuran balok kuningan dalam bentuk umum, kesalahan relatif dan
ketelitian:

Ketelitian = 73%

Hasil pengukuran balok kayu dalam bentuk umum, kesalahan relatif dan ketelitian:

smarttien.blogspot.com Page 9
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com

Ketelitian = 95.5%

Hasil pengukuran bola pejal dalam bentuk umum, kesalahan relatif dan ketelitian:

Ketelitian = 72%

Faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan relatif pecobaan tersebut antara lain:

o Kesalahan dalam pengukuran

1.8. Pembahasan

Hasil pengukuran yang baik harus menggunakan pengolahan data yang tepat,
oleh karena itu pengolahan data ini membutuhkan pengetahuan teori alat dan
statistika.

Setiap alat memiliki tingkat ketelitian bebeda. Sehingga angka penting yang
dihasilkan dai pembacaan pun berbeda-beda.

Massa jenis zat merupakan massa zat setiap satuan volume. Setiap zat
memiliki massa jenis bebeda.

1.9. Simpulan

Pengukuran ilmiah menggunakan aturan angka penting. Alat yang digunakan


berbeda untuk benda yang berbeda.

Temanggung, 28 April 2009

Penguji I Penguji II Praktikan

Moch Sa’ban Drs. Solichin Fathin Nabihaty

smarttien.blogspot.com Page 10
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com

HUKUM OHM

smarttien.blogspot.com Page 11
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com

Nama : Fathin Nabihaty

No. Ujian / Kelas : / XII IPA 2

Mata Pelajaran : Fisika

Judul Laporan : Hukum Ohm

1.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

1.1.1. SK : meneapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah


dan berbagai produk teknologi

1.1.2. KD : memfomulasikan bsaran-besaran listrik rangkaian tertutup sedehana

1.2. Tujuan

1.2.1. Membuat grafik hubungan V dan I

1.2.2. Menentukan hambatan (R) pada lampu

1.2.3. Menelidiki kebenaran hokum Ohm, sehingga dapat menentukan hubungan


antara V, I dan R

1.3. Landasan Teori

Ketika tegangan yang diberikan pada ujung-ujung hambatan (lampu)


diperkecil, sedangkan besar hambatan yang terpasang besarnya tetap, maka kuat arus
yang mengalir menjadi kecil, dan nyala lampu menjadi redup.

Bila tegangan yang diberikan pada ujung-ujung hambatan diperbesar,


sedangkan hambatan yang terpasang besarnya tetap, maka kuat arus yang mengalir
bertambah dan nyala lampu bertambah terang.

Dari peristiwa tersebut dapat dirumuskan bahwa “Besar kuat arus yang
mengalir dalam suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-
ujung penghantar tersebut.”

Atau:

R= V
I
Rumusan tersebut sesuai dengan Hukum Ohm yang berbunyi:

smarttien.blogspot.com Page 12
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
“Kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar sebanding dengan
beda potensial antara ujung-ujung penghantar tersebut.” Tetapi, dengan syarat suhu
penghantar tetap.

1.4. Alat dan Bahan

1.4.1. Amperemeter 0 – 500 mA (basicmeter dipasang shunt)

1.4.2. Voltmeter (basicmeter dipasang multiploer)

1.4.3. Rheostat atau lampu (1A, 100 Ohm)

1.4.4. Power Supply (Catu daya)

1.4.5. Kabel penghubung

1.4.6. Sumber tegangan

1.5. Langkah-langkah Kegiatan

1.5.1. Susun rangkaian seperti gambar, peiksa kembali

1.5.2. Hubungkan catu daya dengan sumber tegangan dalam keadaan sakelar terbuka
atau OFF

1.5.3. Hidupkan catu daya dengan menutup sakelar atau ON

1.5.4. Hitung bacaan pada amperemeter dan voltmeter

1.5.5. Ulangi langkah di atas dengan menambah tegangan pada power supply. Untuk
tegangan 3V, 6V, dan 9V gunakan voltmeter 0 – 10. Untuk 12V gunakan 0 – 50.
Amperemeter menyesuaikan.

1.5.6. Masukkan data ke dalam tabel.

1.6. Data Pengamatan

No Beda Potensial Beda Potensial Kuat Arus V/I = R R2


yang Diberikan Terukur / tegangan Terukur (ohm)
(volt) efektif (volt) (ampere)

1 0.0 0.0 2.0 x10-2 0 0

2 3.0 3.0 2.6 x10-1 11 121

3 6.0 5.5 3.8 x10-1 14 196

smarttien.blogspot.com Page 13
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
4 9.0 8.3 4.8 x10-1 17 289

5 12 12 5.0 x10-1 24 576

Jumlah 66 1182

Rata-rata 13 236

1.7. Analisis Data

Pehitungan besanya hambatan (R) pada lampu menggunakan rumus:

R=

Hasil pengukuran dalam bentuk umum:

2.1

Kesalahan relatif dan ketelitian masing-masing percobaan:

Ketelitian = 84%

Faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan relatif pecobaan tersebut antara lain:

o Perubahan suhu penghantar


o Kesalahan pembacaan skala

1.8. Pembahasan

ketika tegangan yang diberikan pada ujung-ujung hambatan (lampu)


diperkecil, sedangkan besar hambatan yang terpasang besarnya tetap, maka kuat arus
yang mengalir menjadi kecil, dan nyala lampu menjadi redup.

Bila tegangan yang diberikan pada ujung-ujung hambatan diperbesar,


sedangkan hambatan yang terpasang besarnya tetap, maka kuat arus yang mengalir
bertambah dan nyala lampu bertambah terang.

Dari peristiwa tersebut tebukti bahwa “Besar kuat arus yang mengalir dalam
suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar
tersebut.”

smarttien.blogspot.com Page 14
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
Perubahan suhu (∆T) pada penghantar dapat mengakibatkan perubahan nilai
hambatan (∆R) karena pemuaian kawat penghantar. Pemuaian penghantar
mengakibatkan pertambahan panjang (L) dan luas penampang (A) penghantar.
Apabila bahan penghantar tersebut mudah memuai atau memiliki hambatan jenis (ρ)
yang besar, maka nilai hambatan (R) akan semakin besar, dengan beda potensial (V)
yang semakin besar dan arus listrik / kuat arus (I) yang mengalir semakin kecil.
Apabila suhu atau koefisien suhu (α) dalam media tersebut mudah naik, maka nilai
hambatannya juga mudah naik. Dengan kata lain, perubahan suhu mengakibatkan
keadaan system menjadi tidak normal. Kondisi tadi dapat dirumuskan:

R=

1.9. Simpulan

Kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar sebanding dengan beda potensial
antara ujung-ujung penghantar tersebut Tetapi, dengan syarat suhu penghantar tetap.
Dengan rumus:

R= =

Temanggung, 28 April 2009

Penguji I Penguji II Praktikan

Moch Sa’ban Drs. Solichin Fathin Nabihaty

smarttien.blogspot.com Page 15
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com

HUKUM HOOKE

smarttien.blogspot.com Page 16
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
Nama : Fathin Nabihaty

No. Ujian / Kelas : / XII IPA 2

Mata Pelajaran : Fisika

Judul Laporan : Hukum Hooke

1.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

1.1.1. SK : meneapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya

1.1.2. KD : mengukur besaran fisika (panjang, massa, waktu)

1.2. Tujuan

1.2.1. Menentukan hubungan gaya dengan pertambahan panjang


1.2.2. Menentukan besarnya konstanta pegas
1.2.3. Menentukan besarnya petambahan pegas akibat pertambahan massa benda
(beban)
1.2.4. Menyelidiki hubungan antara gaya dengan pertambahan panjang

1.3. Landasan Teori

Elastis atau elastsisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke


bentuk awalnya ketika gaya luar yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan.
Jika sebuah gaya diberikan pada sebuah benda yang elastis, maka bentuk benda
tersebut berubah. Untuk pegas dan karet, yang dimaksudkan dengan perubahan
bentuk adalah pertambahan panjang. Benda-benda elastis memiliki batas elastisitas.
Sebuah pegas tidak akan kembali ke bentuk semula jika diregangkan dengan gaya
yang sangat besar.

Hukum ini dicetuskan oleh Robert Hooke (1635-1703). k adalah konstanta dan
x adalah simpangan. Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya pemulih F mempunyai
arah berlawanan dengan simpangan x.

Konstanta pegas berkaitan dengan elastisitas sebuah pegas. Semakin besar


konstanta pegas (semakin kaku sebuah pegas), semakin besar gaya yang diperlukan
untuk menekan atau meregangkan pegas. Sebaliknya semakin elastis sebuah pegas
(semakin kecil konstanta pegas), semakin kecil gaya yang diperlukan untuk
meregangkan pegas.

1.4. Alat dan Bahan

1.4.1. Statif lengkap 1set

smarttien.blogspot.com Page 17
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
1.4.2. Pegas spiral
1.4.3. Beban (anak timbangan)
1.4.4. Penggaris
1.4.5. Jepitan penahan

1.5. Langkah-langkah Kegiatan

1.5.1. Pasang pegas pada statif sepeti gambar


1.5.2. Ukur panjang pegas mula-mula (Lo) sebelum diberi beban
1.5.3. Gantungkan beban 150 gram (0.15 kg) pada ujung pegas (F = w)
1.5.4. Ukur panjang pegas setelah diberi beban (L), kemudian hitung pertambahan
panjangnya ( x = L – Lo)
1.5.5. Lakukan langkah 1 – 4 untuk setiap massa yang berbeda, kemudian masukkan
data ke dalam tabel.

1.6. Data Pengamatan

No Massa F = w = m.g Lo (m) L (m) x = L – Lo k = F/x k2


(kg) (N) (m)

1 0.15 1.5 0.160 0.510 0.350 4.3 18

2 0.20 2.0 0.160 0.625 0.470 4.3 18

3 0.25 2.4 0.160 0.757 0.600 4.0 16

4 0.30 2.9 0.160 0.870 0.710 4.1 17

5 0.35 3.4 0.160 1.000 0.840 4.0 16

Jumlah 21 85

Rata – rata 4.2 17

1.7. Analisis Data

Pehitungan besanya konstanta pegas menggunakan rumus:

k = F/x

Hasil pengukuran dalam bentuk umum:

0.88

Kesalahan relatif dan ketelitian masing-masing percobaan:

smarttien.blogspot.com Page 18
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
Ketelitian = 79%

Faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan relatif pecobaan tersebut antara lain:

o Faktor pengukuran
o Elastisitas setimbang tidak benar-benar setimbang
o Kerusakan pegas

1.8. Pembahasan

Misalnya ditinjau pegas yang dipasang vertikal, di mana pada ujung pegas
tersebut dikaitkan sebuah beban bermassa m. Massa beban diabaikan, demikian juga
dengan gaya gesekan, sehingga benda meluncur pada permukaan vetikal tanpa
hambatan. Terlebih dahulu tetapkan arah positif ke bawah dan arah negatif ke atas.
Setiap pegas memiliki panjang alami, jika pada pegas tersebut tidak diberikan gaya.
Pada kedaan ini, benda yang dikaitkan pada ujung pegas berada dalam posisi
setimbang.

Apabila benda ditarik ke bawah sejauh +y (pegas diregangkan), pegas akan


memberikan gaya pemulih pada benda tersebut yang arahnya ke atas sehingga benda
kembali ke posisi setimbangnya.

Besar gaya pemulih F ternyata berbanding lurus dengan simpangan x dari


pegas yang direntangkan atau ditekan dari posisi setimbang (posisi setimbang ketika x
= 0). Secara matematis ditulis: k = F/x

Ketika kita menarik pegas ke kanan maka x bernilai positif, tetapi arah F ke
kiri (berlawanan arah dengan simpangan x). Sebaliknya jika pegas ditekan, x berarah
ke kiri (negatif), sedangkan gaya F bekerja ke kanan. Jadi gaya F selalu bekeja
berlawanan arah dengan arah simpangan x. k adalah konstanta pegas. Untuk
meregangkan pegas sejauh x, kita akan memberikan gaya luar pada pegas, yang
besarnya sama dengan F = +kx. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa x sebanding
dengan gaya yang diberikan pada benda.

smarttien.blogspot.com Page 19
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com

1.9. Simpulan

Jika salah satu ujung pegas mendapat gaya (diregangkan), maka akan terjadi
pertambahan panjang pegas yang sebanding dengan besar gaya yang diberikan.
Dapat diketahui nilai kkonstanta pegas dalam peobaan ini adalah:

k = F/x = 4.2 N/m

Temanggung, 28 April 2009

Penguji I Penguji II Praktikan

Moch Sa’ban Drs. Solichin Fathin Nabihaty

smarttien.blogspot.com Page 20
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com

AUNAN BANDUL

smarttien.blogspot.com Page 21
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
Nama : Fathin Nabihaty

No. Ujian / Kelas : / XII IPA 2

Mata Pelajaran : Fisika

Judul Laporan : Ayunan Bandul

1.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

1.1.1. SK : menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya

1.1.2. KD : mengukur besaran fisika (panjang, massa, waktu)

1.2. Tujuan

1.2.1. Menentukan peiode ayunan bandul sederhana


1.2.2. Menentukan besarnya grafitai bumi di suatu tempat
1.2.3. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi periode ayunan bandul

1.3. Landasan Teori

Bandul sederhana adalah benda yang digantungkan pada salah satu ujung
seutas tali, dan ujung yang lain digantung pada benda tetap. Bila benda diayunkan
maka akan begerak bolak-balik di sekitar titik keseimbangannya (disebut getaran)
sebagaimana percobaan Galileo.

Pada gerak harmonik sederhana, percepatan sebanding lurus dengan


simpangan dan arahnya berlawanan. Periode osilasi merupakan kebalikan frekuensi :

Periode dan frekuensi dalam gerak harmonik sederhana tak bergantung pada
amplitudo. Untuk gerak benda bermassa m pada pegas dengan konstanta gaya k,
periode diberikan oleh persamaan :

Periode gerak bandul sederhana dengan panjang L adalah :

smarttien.blogspot.com Page 22
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
1.4. Alat dan Bahan

1.4.1. Tali / benang (massa tali diabaikan)


1.4.2. Stopwatch
1.4.3. Penggaris
1.4.4. Busur derajat
1.4.5. Statif
1.4.6. Beban (bola pejal)

1.5. Langkah-langkah Kegiatan

1.5.1. Ikat bandul pada tali dan gantungkan pada statif seperti gambar
1.5.2. Ukur panjang tali sampai ke titik berat bandul mencapai 40 cm
1.5.3. Ayunkan bandul dengan simpangan ± 10º
1.5.4. Simpangkan sebanyak 20 kali dan hitung waktu (t) yang dibutuhkan
1.5.5. Catat waktu yang dibutuhka untuk menghitung periode (T)
1.5.6. Ulangi langkah 1 – 3 untuk panjang tali yang berbeda

1.6. Data Pengamatan

No panjang ∑ Lama T = t/n T2 g g2


tali (cm) getaran getaran (s)
(n)

1 40 20 24.74 1.2 1.4 10.32 10653.543

2 60 20 30.70 1.5 2.3 10.04 10074.739

3 80 20 36.16 1.8 3.2 9.67 9329.0486

4 100 20 40.64 2.0 4.0 9.56 9138.0216

5 120 20 45.00 2.3 5.3 9.36 8766.2024

Jumlah 48.95 47961.555

Rata – rata 9.79 9592.3109

1.7. Analisis Data

Pehitungan besarnya grafitai bumi menggunakan rumus:

Sedangkan 4

smarttien.blogspot.com Page 23
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
Hasil pengukuran dalam bentuk umum:

7.27

Kesalahan relatif dan ketelitian masing-masing percobaan:

Ketelitian = 26%

Faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan relatif pecobaan tersebut antara lain:

o Ketepatan sudut simpangan awal


o gerak teredam yang terjadi karena gaya gesekan atau gaya-gaya lain yang
mendisipasi energi

1.8. Pembahasan

Gerak bandul sederhana dapat dipandang sebagai gerak / getaran harmonic yang
memiliki periode tetap selama simpangannya kecil atau sidit simpangan bandul kecil.
Periode sebanding dengan akar panjang bandul, dan tidak tergantung pada massa
bandul.

1.9. Simpulan

Ayunan sedehana adalah gerak harmonic. Sebab gaya uluh pada simpangan kecil
sebanding dan berlawanan arah dengan simpangan. Dari percobaan didapatkan nilai
periode rata-rata 1.8 dan pecepatan gravitasi 9.79. faktor yang mempengaruhi peiode
ayunan adalah panjang tali l dan sudut simpangan .

Temanggung, 28 April 2009

Penguji I Penguji II Praktikan

Moch Sa’ban Drs. Solichin Fathin Nabihaty


smarttien.blogspot.com Page 24
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com

TITIK BERAT BENDA

smarttien.blogspot.com Page 25
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
Nama : Fathin Nabihaty

No. Ujian / Kelas : / XII IPA 2

Mata Pelajaran : Fisika

Judul Laporan : Titik Berat Benda

1.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

1.1.1. SK : menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik system kontinyu


dalam menyelesaikan masalah.

1.1.2. KD : memformulasikan konsep hubungan antara torsi, momentum sudut,


dan momen inersia berdasarkan hokum II Newton serta penerapannya dalam
masalah benda tegar.

1.2. Tujuan

1.2.1 Menentukan letak titik berat benda homogen

1.3. Landasan Teori

Suatu benda tegar disebut seimbang statis jika benda tegar ini tidak bergerak
translasi dan juga rotasi. Syarat kedua keseimbangan statis menyatakan bahwa jika
benda dalam keadaan keseimbangan rotasi, maka resultan torsi pada titik apa saja
yang diambil sebagai poros harus sama dengan nol.

Setiap partikel dalam benda tegar memiliki berat. Berat secara keseluruhan
adalah resultan dari semua gaya gafitasiberarah vertical ke bawah dari semua
partikel ini, dan resultan ini bekerja melalui titik tunggal yang disebut titik berat.

1.4. Alat dan Bahan

1.4.1. Karton tebal


1.4.2. Paku atau jarum
1.4.3. Statif dan penjepit
1.4.4. Benang
1.4.5. Gunting
1.4.6. Beban

smarttien.blogspot.com Page 26
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
1.4.7. Kertas grafik
1.4.8. Neraca ohauss

1.5. Langkah-langkah Kegiatan

1.5.1. Gunting karton menjadi bentuk sembarang


1.5.2. Buat 3 lubang. Gantungkan beban pada tali yang diikat pada paku di statif
1.5.3. Membuat garis berat. Gantungkan karton pada ubang A. buat garis kebawah
sepanjang yang dilalui titik A dan benang.
1.5.4. Lakukan langkah 1.5.3 untuk lubang B dan C. titik Z yang dilalui ketiga garis
adalah titik berat.
1.5.5. Potong karton menjadi 2 bagian. Timbang tiap bagian.
1.5.6. Tentukan titik berat kedua benda dengan cara 1.5.2 – 1.5.4
1.5.7. Sambungkan kembali kedua potogan.
1.5.8. Hubungkan Z potongan 1 dan 2 membentuk garis berat baru dan berpotongan
dengan garis berat lain di titik P (titik berat).
1.5.9. Ukur jarak Z potongan 1 dan 2 dari titik P
1.5.10. Tempelkan karton di atas kertas grafik. Buat sumbu X dan Y. ukur X, Y, ,
, , . Masukkan data ke dalam tabel.

1.6. Data Pengamatan

X Y = = X( + Y( +
g g

17.8 10.6 17.6 6.3 17.5 16 5.43x10 5.41x10 1929.52 1149.04 1902.43 1207.69
= 54.3 = 54.1

1.7. Analisis Data

Perbandingan X dengan = 17.8 : 25.1

Perbandingan Y dengan = 10.6 : 22.3

Perbandingan X( + dengan = 1929.52 : 1902.43

Perbandingan Y( + dengan = 1149.04 : 1207.69

Dengan mempehatikan pebandingan-pebandingan tesebut dapat dituliskan


rumus untuk menentukan koordinat Z(X,Y)

smarttien.blogspot.com Page 27
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com

= 17.5

= 11.2

1.8. Pembahasan

Setiap benda tegar dianggap terdiri dari banyak partikel alias titik. Partikel2 itu
tersebar di seluruh bagian benda. Jarak antara setiap partikel yang tersebar di seluruh
bagian benda selalu sama. m1 = partikel 1, m2 = partikel 2, m3 = partikel 3, m4 =
partikel 4, m5 = partikel 5, ……, mn = partikel terakhir. Simbol n melambangkan
partikel yang terakhir.

Gaya gravitasi bekerja pada masing-masing partikel itu. Secara matematis


dapat ditulis sebagai berikut :

Gaya gravitasi yang bekerja pada partikel = gaya berat partikel

m1g = w1 = gaya gravitasi yang bekerja pada partikel 1

m2g = w2 = gaya gravitasi yang bekerja pada partikel 2

m3g = w3 = gaya gravitasi yang bekerja pada partikel 3

m4g = w4 = gaya gravitasi yang bekerja pada partikel 4

m5g = w5 = gaya gravitasi yang bekerja pada partikel 5

Mng = wn = gaya gravitasi yang bekerja pada partikel terakhir

Apabila benda berada pada tempat di mana nilai percepatan gravitasi (g) sama,
maka gaya berat untuk setiap partikel bernilai sama. Arah gaya berat setiap partikel
juga sejajar menuju ke permukaan bumi. Untuk mudahnya bandingkan dengan
gambar di atas. Untuk kasus seperti ini, kita bisa menggantikan gaya berat pada
masing-masing partikel dengan sebuah gaya berat tunggal (w = mg) yang bekerja
pada titik di mana pusat massa benda berada. Jadi gaya berat ini mewakili semua gaya
berat partikel. Titik di mana gaya berat bekerja (dalam hal ini pusat massa benda), di
sebut titik berat.

smarttien.blogspot.com Page 28
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com

1.9. Simpulan

Jadi, letak titik berat benda homogen tidak ditentukan bentuknya. Dalam
percobaan ini, letak titik berat benda adalah Z (17.5, 11.2).

Temanggung, 28 April 2009

Penguji I Penguji II Praktikan

Moch Sa’ban Drs. Solichin Fathin Nabihaty

smarttien.blogspot.com Page 29
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com

HUKUM HIDROSTATIS

smarttien.blogspot.com Page 30
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
Nama : Fathin Nabihaty

No. Ujian / Kelas : / XII IPA 2

Mata Pelajaran : Fisika

Judul Laporan : Hukum Hidrostatis

1.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

1.1.1. SK : menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya

1.1.2. KD : mengukur besaran fisika (panjang, massa, waktu)

1.2. Tujuan

1.2.2 Menentukan massa jenis minyak tanah


1.2.3 Membuktikan hokum utama hidrostatis

1.3. Landasan Teori

Zat cair selalu memenuhi hukum bejana berhubungan manakala ditempatkan


dalam wadah yang memilliki beberapa saluran ke atas. Wadah semacam itu
misalnya teko/ceret. Tinggi permukaan air di tiap-tiap tabung selalu sama Hukum
bejana berhubungan berbunyi

Pipa U adalah salah satu bejana berhubungan yang paling sederhana


berbentuk huruf U. Bila pipa U diisi oleh sejenis zat cair tertentu, maka zat cair di
kedua pipa mempunyai tinggi yang sama, berarti mengikuti hukum bejana
berhubungan.Bunyi hukum bejana berhubungan yaitu “Bila bejana-bejana
berhubungan diisi dengan zat cair yang sama, dalam keadaan setimbang,
permukaan zat cair dalam bejana-bejana itu terletak pada sebuh bidang mendatar”.
Hukum bejana berhubungan tidak berlaku jika terdapat pipa kapiler di salah satu
bejana, dan tidak berlaku pula jika diisi dengan lebih dari satu jenis zat cair yang
berbeda.

1.4. Alat dan Bahan

1.4.9. Pipa U
1.4.10. Penggaris
1.4.11. Air (ρ = 1000 kg/m3)
1.4.12. Minyak tanah

smarttien.blogspot.com Page 31
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
1.4.13. Soft maker (spidol) / ballpoint

1.5. Langkah-langkah Kegiatan

1.5.11. Masukkan air dari salah satu ujung pipa ¾ tinggi pipa
1.5.12. Masukkan minyak tanah dari sisi yang lain
1.5.13. Beri tanda garis pada batas air dan minyak tanah
1.5.14. Dari garis batas, buat bidang datar ke sisi lain pipa, beri tanda.
1.5.15. Ukur tinggi air dan minyak tanah dari bidang datar
1.5.16. Ulangi langkah 1 – 6 untuk ketinggian minyak tanah yang berbeda

1.6. Data Pengamatan

No ρ air h air (cm) h minyak tanah ρ minyak tanah ρ2


(kg/m3) (cm) (kg/m3)

1 1000 0.50 3.00 167 27556

2 1000 1.00 4.00 250 62500

3 1000 1.50 5.50 273 73984

4 1000 2.00 6.50 308 94673

5 1000 3.00 9.00 333 110889

Jumlah 1329.7 369602

Rata – rata 266 73920

1.7. Analisis Data

Pehitungan besanya massa jenis minyak tanah menggunakan rumus:

Hasil pengukuran dalam bentuk umum:

14.4

Kesalahan relatif dan ketelitian masing-masing percobaan:

Ketelitian = 94.6%
smarttien.blogspot.com Page 32
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
Faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan relatif pecobaan tersebut antara lain:

o Kontaminasi cairan lain yang tidak dikehendaki


o Standar bentuk / topologi pipa
o Kesalahan pengukuran

1.8. Pembahasan

Pada pipa U bila dari salah satu mulut pipa U dituangkan zat cair yang berbeda
(massa jenisnya berbeda dengan massa jenis zat cair yang sudah ada di dalam
pipa).Tekanan pada kedua permukaan zat cair di kedua mulut pipa U selalu sama,
yaitu merupakan tekanan hidrostatis. Tekanan hidrostatis diperoleh dari
membandingkan gaya berat zat cair dengan luas penampang yang diderita. Jadi

p = w/A = m.g/A = r.

V.g/A = r. A.h.g/A = r.g.h.

Dengan demikian pada kedua kaki pipa U berlaku tekanan hidrostatis yang
sama.

p1 = p2

r1gh1 = r2gh2

1.9. Simpulan

Dapat dibuktikan kebenaran hokum utama hidrostatis dari percobaan, bahwa


tekanan pada kedua permukaan zat cair di kedua mulut pipa U selalu sama.
Sementara massa jenis minyak tanah adalah 266 kg/m3.

Temanggung, 28 April 2009

Penguji I Penguji II Praktikan

Moch Sa’ban Drs. Solichin Fathin Nabihaty

smarttien.blogspot.com Page 33
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com

PEMBIASAN PADA
KACA

smarttien.blogspot.com Page 34
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
Nama : Fathin Nabihaty

No. Ujian / Kelas : / XII IPA 2

Mata Pelajaran : Fisika

Judul Laporan : Pembiasan pada Kaca

1.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

1.1.1. SK : menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya

1.1.2. KD : mengukur besaran fisika (panjang, massa, waktu)

1.2. Tujuan

1.2.1 Menentukan indeks bias kaca plan paralel


1.2.2 Menentukan pengaruh medium terhadap pembiasan
1.2.3 Menjelaskan peristiwa dispersi cahaya dengan konsep pembiasan dan indeks
bias

1.3. Landasan Teori

Apabila berkas cahaya datang dari suatu medium dengan indeks bias n1,
kemudian ke medium lain dengan indeks bias n2 maka berkas cahaya tersebut
mengalami perubahan arah yang disebut pembiasan/refraksi

N N
n1 n1

n2

n2
n1 kurang rapat dibanding n2 n1 lebih rapat dibanding n2

Hukum Snellius tentang pembiasan adalah sebagai berikut :

1. Berkas sinar datang , berkas sinar bias dan garis normal terletak pada suatu
bidang datar
2. Perbandingan sinus sudut datang i dan sinus sudut bias r merupakan nilai
konstan.

smarttien.blogspot.com Page 35
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
Seberkas cahaya datang pada kaca planparalel, maka terlihat berkas cahaya
mula-mula dibiaskan oleh permukaan kaca yang pertama, kemudian merambat di
dalam.

1.4. Alat dan Bahan

1.4.1. Kaca plan paralel


1.4.2. Jarum 4 batang
1.4.3. Busur derajat
1.4.4. Kertas HVS
1.4.5. Styrofoam
1.4.6. Penggaris
1.4.7. Sumber cahaya

1.5. Langkah-langkah Kegiatan

1.5.1. Siapkan selembar kertas HVS yang masih kosong di atas kardus, kemudian
tancapkan paku pada tiap sudutnya
1.5.2. Letakkan Kaca plan paralel di atas kertas HVS, gambar kaca plan paalel
dengan menggaris tepiannya

1.5.3. Lepaskan Kaca plan paralel, buat garis normal dan seberkas sinar datang
dengan sudut datang tertentu
1.5.4. Tancapkan dua jarum pada gambar berkas sinar datang
1.5.5. Letakkan Kaca plan paralel ke tempat semula
1.5.6. Lihat jarum dari sisi sinar bias hingga kedua jarum pada bekas sinar datang
tampak berimpit
1.5.7. Tancapkan jarum ketiga dan keempat sedemikian rupa sehingga semua jarum
tampak berimpit
1.5.8. Sisihkan kaca plan paralel, kemudian lengkapi gambar berkas sinar datang dan
sinar biasnya
1.5.9. Ulangi langkah 1 – 7 untuk sudut datang berbeda, kemudian masukkan data ke
dalam tabel

1.6. Data Pengamatan

No Sudut datang (i) Sudut bias (r) n2

1 20º 15 º 1.3 1.7

2 30 º 20 º 1.5 2.2

3 40 º 25 º 1.5 2.2

smarttien.blogspot.com Page 36
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
4 50 º 30 º 1.5 2.2

5 60 º 35 º 1.5 2.2

Jumlah 7.3 10.7

Rata – rata 1.5 2.1

1.7. Analisis Data

Pehitungan besanya massa jenis minyak tanah menggunakan rumus:

Hasil pengukuran dalam bentuk umum:

0.5

Kesalahan relatif dan ketelitian masing-masing percobaan:

Ketelitian = 67%

Faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan relatif pecobaan tersebut antara lain:

o Akomodasi dan ketepatan penglihatan mata


o Interfensi sinar dan bayangan lain

1.8. Pembahasan

Dalam percobaan, didapatkan bahwa bayangan dari suatu benda yang datang
dari suatu medium yang kurang rapat (udara) ke medium yang lebih rapat (kaca plan
parallel) dibiaskan mendekati garis normal, setelah itu cahaya dibiaskan lagi dari
medium yang rapat (kaca) ke medium yang kurang rapat (udara) menjauhi garis
normal. Alur pembiasan cahaya tersebut bila digambar membentuk tiga buah garis
yang mana garis pertama dan ketiga saling sejajar dan dipatahkan oleh garis kedua,
sehingga permulaan garis kedua bergeser t cm dari garis pertama. Kenyataan
tersebut membuktikan kebenaran Hukum I Sinellius dan Hukum II Sinellius.

smarttien.blogspot.com Page 37
Fathin Nabihaty 2009 smarttien.blogspot.com
1.9. Simpulan

Dapat disimpulkan bahwa menuju medium yang lebih rapat, cahaya dibelokkan
mendekati garis normal. Sedangkan menuju medium yang kurang rapat, cahaya
dibelokkan mendekati garis normal. Dapat diktahui indeks bias kaca plan paralel
adalah 1.5.

Temanggung, 28 April 2009

Penguji I Penguji II Praktikan

Moch Sa’ban Drs. Solichin Fathin Nabihaty

smarttien.blogspot.com Page 38

You might also like