You are on page 1of 6

SISTEM PENINGKATAN MUTU BERKELANJUTAN DI SEKOLAH

”PROPOSAL”
DIAJUKAN KEPADA DINAS PENDIDIKAN
PEMERINTAH KOTA/KABUPATEN

A. Latar Belakang
Program Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
(MPMBS) telah berjalan selama beberapa tahun, yang dimulai sejak
tahun pelajaran 1999/2000. Berbagai evaluasi telah dilakukan dan
semuanya memberikan nilai positif, artinya sebagian besar (hampir
80%) sekolah peserta rintisan telah melaksanakan program dengan
baik, sehingga memberi harapan besar program tersebut dapat
diperluas jangkauannya. Bertolak dari itu pola MPMBS diharapkan
diterapkan oleh semua sekolah.
Pada awal rintisan MPMBS, sekolah yang menjadi rintisan
mendapatkan dana BOMM (bantuan operasional manajemen mutu).
Namun harus difahami bahwa dana BOMM hanyalah dana
pancingan. Pada akhirnya, semua sekolah diharapkan menerapkan
MPMBS tanpa dikaitkan dengan dana insentif tertentu. Sekolah
diharapkan dapat menggunakan dana yang selama ini dimiliki,
tetapi menggunakan manajemen sekolah dengan prinsip-prinsip
MPMBS. Dari berbagai studi ditemukan bahwa salah satu kelemahan
sekolah adalah dalam hal kualitas SDM dan belum tertatanya sistem
peningkatan mutu di sekolah. Bahkan baru sedikit sekolah yang
memiliki sistem peningkatan mutu sekolah secara komprehensif.
Sekolah pada umumnya memiliki rencana kegiatan tahunan, tetapi
jarang yang memiliki rencana peningkatan mutu secara
berkelanjutan. Di samping itu, banyak sekolah yang dalam
menyusun rencana kegiatan tahunan terkesan berorientasi pada

1
“penggunaan” dana yang dimiliki, bahkan ada sekolah yang jika
ditanyakan rencana kegiatan tahunan menunujukkan RAPBS
(Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah). Di pihak lain,
para ahli sepakat bahwa rencana peningkatan mutu sekolah sangat
penting sebagai pemandu semua pihak, ke arah mana sekolah akan
ditingkatkan mutunya. Fenomena munculnya rencana kegiatan
tahunan yang bernuansa “penggunaan” dana yang dimiliki, diduga
disebabkan oleh kekurangfahaman sekolah terhadap sistem
manajemen peningkatan mutu terpadu. Akibatnya, ketika sekolah
harus membuat rencana kegiatan tahunan, yang terjadi adalah
bagaimana memanfaatkan anggaran yang tersedia sebaik mungkin.
Tidak adanya rencana peningkatan mutu yang komprehensif juga
menyebabkan rencana kegiatan tahunan sekolah tidak
berkesinambungan dari tahun ke tahun. Setiap saat arah
pengembangan sekolah dapat bergeser atau berubah diwarnai oleh
isu yang hangat pada saat itu. Tidak adanya rencana peningkatan
mutu sekolah berkelanjutan juga menyebabkan sekolah mudah
dipengaruhi oleh isu hangat, karena tidak memiliki pemandu ke
mana sekolah harus dikembangkan. Jika dicermati ternyata sampai
saat ini memang belum ada panduan penyusunan rencana
peningkatan mutu sekolah berkelanjutan yang komprehensif dan
juga belum adanya sistem yang jelas mengenai sistem manajemen
peningkatan mutu berbasis sekolah. Untuk mengatasi hal tersebut
sebenarnya sekolah dapat membaca dari buku referensi yang telah
ada, namun kendalanya adalah kemauan dan kemampuan
membaca buku dari warga sekolah masih sangat terbatas, apalagi
bagi sekolah yang berlokasi di luar kota besar.
Melihat kondisi tersebut maka Universitas Pasundan di
Bandung bekerja sama dengan P4TK BMTI mengajukan diri untuk

2
membantu sekolah dalam mengembangkan Sistem Peningkatan
Mutu Berkelanjutan yang terdiri dari implementasi Manajemen
Kinerja yang dipadu dengan Peningkatan Mutu Pembelajaran secara
Berkelanjutan (Continous Learning Quality Improvement).

B. Tujuan
1. Meningkatan mutu SDM di sekolah pada semua lapisan, yaitu
unsur guru, pimpinan dan staf tata usaha.
2. Meningkatan mutu pembelajaran secara berkelanjutan di
sekolah.
3. Membangun sistem manajemen kinerja di sekolah.

C. Manfaat
1. Bagi sekolah, akan memiliki SDM yang handal, proses
pembelajaran yang bermutu dan sekaligus memiliki sistem
manajemen kinerja sebagai pemandu program dan kegiatan di
sekolah.
2. Bagi pimpinan, guru dan staf tata usaha, akan memiliki
kompetensi yang dibutuhkan untuk mengembangkan sekolah
maupun bagi pengembangan karir diri sendiri.
3. Bagi daerah, akan memiliki aset pendidikan yang memiliki mutu
terstandar.

D. Strategi
Kegiatan akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :
1. Workshop penyusunan sistem manajemen kinerja.
Dalam workshop ini akan diberikan materi tentang konsep
manajemen kinerja, metode meningkatkan kreatifitas dan
motivasi kerja, pembentukan tim pengembang kinerja pada
semua bidang serta menyusun sistem manajemen kinerja.
Selain materi tersebut di atas, maka peserta juga akan diberikan

3
keterampilan tentang pembuatan website secara kilat dan
sederhana, yang mana website tersebut akan digunakan untuk
menyajikan (upload) perkembangan implementasi sistem
Manajemen Kinerja di sekolah.

2. Pelatihan sistem pembelajaran dan penelitian berorientasi


peningkatan mutu berkelanjutan.
Dalam pelatihan ini peserta akan diberikan bekal
pengetahuan tentang sistem pembelajaran berorientasi
peningkatan mutu (Lesson Study), konsep Penelitian Tindakan
(Action Research), simulasi Lesson Study dan simulasi
pelaksanaan Penelitian Tindakan.
Pada saat pelatihan berlangsung, tim nara sumber juga
akan melakukan supervisi dan bantuan teknis atas sistem
Manajemen Kinerja yang telah diimplementasikan. Dengan cara
ini diharapkan adanya kontinyuitas dalam implementasi
Manajemen Kinerja.
Pada akhir pelatihan peserta juga akan dibekali dengan
materi Komputer Animasi, yang akan membantu guru dalam
menyajikan pembelajaran secara menarik.

3. Supervisi dan Bimbingan Teknis.


Untuk menjamin tindak lanjut pelatihan dan implementasi
sistem Manajemen Kinerja maka akan dilakukan supervisi dan
bimbingan teknis. Dengan program ini maka warga sekolah akan
memiliki kesempatan untuk memecahkan masalah yang dihadapi
dalam implementasi sistem Manajemen Kinerja dan Peningkatan
Mutu Pembelajaran secara Berkelanjutan. Selain itu warga
sekolah yang tertarik untuk mengembangkan kemampuan dalam
bidang komputer (terutama pembuatan website dan program

4
komputer animasi) akan memperoleh bimbingan lanjutan dalam
bidang tersebut.

E. Uraian Kegiatan
1. Workshop
Tujuan workshop adalah :
a. Memberikan wawasan tentang manajemen kinerja.
b. Meningkatkan kreatifitas dan motivasi kerja.
c. Membentuk tim pengembang kinerja pada semua bidang.
d. Menyusun sistem peningkatan kinerja.
e. Mengembangkan website sebagai sarana penyajian program
peningkatan mutu berkelanjutan di sekolah.
f. Menyatukan komitmen.
Durasi workshop : 4 hari
2. Pelatihan
Tujuan pelatihan adalah :
a. Memberikan bekal pengetahuan tentang model pembelajaran
berorientasi peningkatan mutu (Lesson Study).
b. Memberikan bekal pengetahuan tentang Penelitian Tindakan
(Action Research).
c. Mengimplementasikan Lesson Study dalam pembelajaran.
d. Simulasi pelaksanaan Penelitian Tindakan.
e. Memanfaatkan program komputer animasi dalam
pembelajaran.
Durasi pelatihan : 4 hari
3. Supervisi dan Bimbingan Teknis
Tujuan supervisi dan bimbingan teknis :
1. Memantau perkembangan implementasi sistem manajemen
mutu terstandar dan proses pembelajaran berorientasi
peningkatan mutu.

5
2. Memberikan bimbingan teknis penyusunan dokumen dan
implementasi sistem manajemen mutu terstandar.
3. Memberikan bimbingan teknis pelaksanaan penelitian
tindakan di sekolah.
4. Memberikan bimbingan teknis pengembangan website dan
program komputer animasi.
Durasi supervisi dan bimbingan teknis : 2 hari.

F. Kebutuhan Biaya
Adapun dana yang dibutuhkan untuk program per sekolah
dibicarakan lebih lanjut berdasarkan kesepakatan.

G. Penutup
Demikian proposal ini kami susun sebagai upaya untuk membantu
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah khususnya dan mutu
pendidikan di Indonesia pada umumnya. Harapan kami proposal
kami dapat disetujui dan menjadi bagian dari program peningkatan
mutu pendidikan di Kabupaten/Kota bapak/ibu .

Bandung, Juni 2009

Dr. Sulipan, M.Pd.


Manajer Program

You might also like