You are on page 1of 2

Manfaat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

Oleh : Rachmat Fawzi


Di kutip dari http://kioss.com (Rancangan dan Desain Arsitektur Interoperabilitas)

Pemanfaatan ICT (Information and Communication Technology) atau yang lebih dikenal dengan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah menjadi bagian yang hamper tidak terpisahkan
dan menyentuh berbagai aspek kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan oleh manfaat TIK yang
dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas suatu aktifitas kegiatan.
Selain itu kemajuan TIK yang pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas telah membuka
peluang bagi pengaksesan, pengelolaan dan pendayagunaan informasi dalam volume yang besar
secara cepat dan akurat.

Mengapa ?
Seiring dengan perkembangannya, TIK telah diimplementasikan dalam berbagai macam bentuk
dan tujuan yang beragam. Berbagai basis data yang berskala besar disimpan dalam bentuk
elektronik dan disimpan pada tempat yang berbedabeda.

Beragam aplikasi perangkat lunak telah dibangun dan dimanfaatkan dalam suatu lingkungan
jaringan komputer yang meliputi berbagai institusi baik pemerintah maupun swasta.
Perkembangan internet secara signifikan juga telah membawa pemanfaatan TIK ke tingkatan
yang lebih tinggi. Melalui jaringan internet basis data, aplikasi bahkan sistem informasi
terhubung satu sama lainnya membentuk jaringan yang jauh lebih kompleks. EGov, EHealth,
ELearning merupakan beberapa contoh sistem informasi layanan publik yang dibangun dengan
basis internet.

Namun demikian pemanfaatan yang optimal dari TIK belum sepenuhnya dapat tercapai. Salah
satu penyebabnya adalah basis data dan aplikasi dibangun menggunakan platform system
informasi dan data yang berbedabeda. Akibatnya suatu basis data atau sistem informasi belum
tentu dapat saling berhubungan untuk melayani suatu kegiatan yang sifatnya terpadu. Bahkan
sistem pemerintahan di Indonesia banyak dikembangkan secara terpisahpisah dan tidak
terintegrasi.

Sistem dikembangkan dengan teknologi yang tergantung pada berbagai macam vendor, yang
semuanya merupakan teknologi tertutup, dan tidak sedikit pula yang dikembangkan tanpa
menggunakan sistem database (RDBMS/Relational Database Management System), yang sangat
sulit diintegrasikan dengan sistem lain. Untuk itu diperlukan aplikasi yang bisa menerapkan
interoperabilitas dari tiap sistem informasi yang ada di masingmasing institusi atau instansi.
Karena instansi pemerintah merupakan institusi yang paling penting dalam pengelolaan negara,
maka penerapan interoperabilitas ditujukan pada instansi pemerintah, agar pengelolaan informasi
di pemerintahan bisa lebih efisien dan efektif.

Dengan diterapkannya aplikasi percontohan ini, diharapkan dapat langsung diambil manfaatnya
pada sistem informasi yang sedang dikembangkan maupun yang sudah berjalan. Sehingga usaha
untuk melakukan integrasi data sistem informasi dari sumbersumber informasi atau pulau pulau
informasi dapat diwujudkan tanpa perlu membangun aplikasi terpusat melalui data center (data
warehouse) yang memerlukan dana cukup besar dan harus dibangun dari awal Dari aplikasi yang
ada saat ini, terlihat banyak sekali variant yang muncul, diantaranya:

1. Sistem Operasi yang digunakan


Banyak macam sistem operasi digunakan, yang masingmasing tentunya pemilihan sistem operasi
lebih tergantung pada kebijakan masingmasing instansi.

2. Database Server
Dari poin ini, selain penggunaan database server yang bermacamacam, terlihat pula format dan
struktur yang sangat beragam.

3. Bahasa Pemrograman
Hal yang sulit dihindari, dengan bermacamnya jenis bahasa pemrograman, akan tampak juga
beragamnya developer yang menggunakan bahasa tersebut dalam melakukan pekerjaannya.

4. Antarmuka
Lebih banyak bersifat nonteknis, antarmuka yang bermacammacam lebih banyak dipengaruhi
oleh developer. Ada yang menggunakan desktopbased dan ada pula yang webbased.

Dengan bermacamnya faktor dan variant ini, merupakan salah satu yang menyebabkan kesulitan
untuk melakukan integrasi aplikasi. Dalam kondisi tertentu, terkadang pengembang harus
melakukan bedahteknis terhadap aplikasi yang lama, dalam melakukan pekerjaan pembuatan
aplikasi pendukung tambahan. Seringkali pula dokumentasi untuk interkoneksi tidak disediakan.

Solusi Alternatif

Ada bebarapa hal yang bisa dilakukan sebagai solusi untuk menyamakan aplikasi, diantaranya:
Setiap pekerjaan pengembangan di semua intansi dilakukan dalam satu Sistem Operasi, satu
Database Server, satu bahasan pemrograman, satu interkoneksi .

Dari sisi pengembangan aplikasi, hal ini akan memudahkan setiap vendor yang akan melakukan
kegiatan. Namun kondisi ini justru menyebabkan ketergantungan terhadap salah satu vendor
tertentu saja. Dari pendekatan geografis dan ekonomi Indonesia, akan sulit dalam pengembangan
kedepan.

Dalam kondisi yang ada saat ini, penerapan “Interoperabilitas” merupakan solusi yang menarik,
tentunya disertai dengan persyaratan kondisi yang diperlukan. Penerapan Interoperabilitas akan
memberikan banyak keuntungan, selain memudahkan dalam pelaksanaan pengembangan,
penerapan ini juga akan mampu menghilangkan factor ketergantungan. Dari dua opsi tersebut,
pilihan penggunaan “Interoperabilitas” lebih direkomendasikan.

You might also like