You are on page 1of 49

BAB I PENDAHULUAN Sebagaimana diketahui keluarga merupakan bagian terkecil dari masyarakat yang dapat mencerminkan kualitas dari

suatu negara. Keluarga yang sejahtera, sehat, harmonis, berkualitas, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa merupakan idaman dari setiap keluarga, oleh karena itu program-program Keluarga Berencana telah dirubah visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi Keluarga Berkualitas Tahun 20151. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dari visi tersebut terlihat bahwa program Keluarga Berencana memiliki andil yang penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk. Keluarga berencana merupakan salah satu upaya pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama. Pencegahan kematian dan kesakitan ibu merupakan alasan utama diperlukannya pelayanan keluarga berencana1. Perwujudan nyata dalam partisipasi program Keluarga Berencana adalah dengan menggunakan kontrasepsi. Tetapi dilain pihak terdapat kendala berupa banyaknya jenis kontrasepsi yang beredar dipasaran dan masyarakat hanya mampu menyebut jenis alat atau obat kontrasepsi tersebut sedangkan informasi-infomasi mengenai keuntungan, kekurangan, kontraindikasi maupun efek samping dari kontrasepsi tersebut tidak mereka dapatkan, belum lagi adanya pandangan-pandangan atau norma budaya lingkungan dan orang tua yang dapat membuat pengguna (akseptor) menjadi ragu-ragu dalam menggunakan kontrasepsi tersebut. Untuk itu diperlukan suatu layanan konseling agar dapat menjelaskan secara benar setiap kontrasepsi dengan jelas mengenai keuntungan, kerugian, efek samping maupun kontraindikasinya. Penggunaan alat dan obat kontrasepsi memang tidak dapat lepas dari efek samping dan risiko yang kadang-kadang dapat merugikan kesehatan, namun demikian yang harus dipikirkan adalah benefit/ keuntungan dari penggunaan alat/ obat kontrasepsi tersebut yang lebih besar dibanding tidak menggunakan kontrasepsi.

Adapun syarat metode kontrasepsi yang ideal adalah1 : Aman, artinya tidak menimbulkan komplikasi yang berat bila digunakan Berdaya guna, dalam arti bila digunakan sesuai dengan aturan akan dapat mencegah kehamilan Dapat diterima, bukan hanya oleh akseptor tapi juga oleh lingkungan budaya di masyarakat Terjangkau harganya oleh masyarakat Bila metode tersebut dihentikan penggunaannya, kesuburan akan segera pulih, kecuali untuk kontrasepsi mantap. Pengaturan kelahiran memiliki benefit (keuntungan) kesehatan yang nyata, salah satu contoh pil kontrasepsi dapat mencegah terjadinya kanker uterus dan ovarium, penggunaan kondom Program KB menentukan kualitas keluarga, karena program ini dapat menyelamatkan kehidupan perempuan serta meningkatkan status kesehatan ibu terutama dalam mencegah kehamilan tak diinginkan, menjarangkan jarak kelahiran mengurangi risiko kematian bayi. Selain memberi keuntungan ekonomi pada pasangan suami istri, keluarga dan masyarakat, KB juga dapat mencegah penularan penyakit menular seksual, seperti HIV.

BAB II PEMBAHASAN Definisi Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperm yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.1,2 Kontrasepsi yang bagus: Efektivitas yang tinggi Efek samping yang minimal Reversible Melindungi dari STD Mudah didapatkan Tidak ada kontraindikasi

Tujuan kontrasepsi Menunda kehamilan: sampai usia 20 tahun Menjarangkan kehamilan:20-35 Menghentikan kehamilan/tidak hamil lagi:35 keatas

Urutan pemilihan kontrasepsi yang rasional1: Tunda (<20 thn) 1) Pil Jarangkan 2-4 tahun Menghentikan (20-35 thn) 1) IUD (>35thn) 1) Sterilisasi

2) IUD 3) Implant

2) Suntik 3) Pil

2) IUD 3) Implant 4) Suntik 5) pil

4) Suntikan 4) Implan 5) Sterilisasi Jenis kontrasepsi: 1) Kontrasepsi alamiah

Pantang berkala, suhu tubuh basal (STB), metode ovulasi billings (MOB), simptotermal (STB+Mukosa Servik), senggama terputus, laktasi. 2) Kontrasepsi barier mekanik Kondom, diafragma, spermisida, AKDR 3) Kontrasepsi hormonal Bentuk pil, suntikan, implant 4) Kontrasepsi mantap Tubektomi, vasektomi

Efektivitas

A.Keluarga berencana alamiah / kontrasepsi alamiah Profil dan mekanisme kerja Belajar mengetahui kapan masa subur Efektif jika tertib Tidak ada efek samping Sanggama dihindari pada masa subur Yang dapat menggunakan: 1. Semua perempuan 2. Paritas berapapun 3. Kurus atau gemuk 4. Merokok

5. Alasan kesehatan tertentu 6. Alasan agama atau filosofi 7. Tidak dapat menggunakan metode lain Yang tidak menggunakan: 1. Kehamilan merupakan resiko tinggi 2. Belum mendapat haid 3. Pasangan tidak mau bekerja sama 4. Tidak suka menyentuh daerah genital

I.

Pantang berkala (sistem kalender)

Cara kerja: hindari senggama diwaktu subur.

II.

Metode suhu basal/suhu tubuh basal(STB) Suhu tubuh basal adalah suhu

terendah yang dicapai oleh tubuh


6

selama istirahat atau dalam keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal dilakukan pada pagi hari segera setelah banguntidur dan sebelum melakukan aktivitas lainnya.3 Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan terjadinya masa subuur / ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa termometer basal. Termometer basal ini dapat digunakan secara oral, per vagina, atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit. Suhu normal tubuh sekitar 35,5-360C. Pada waktu ovulasi, suhu akan turun terlebih dahulu (hormone turun mendadak) dan naik menjadi 37-380C kemudian tidak akan kembali pada suhu 350C. Pada saat itulah terjadi masa subur / ovulasi. (progesterone tinggi membuat suhu tubuh lebih tinggi). Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian akan turun kembali sekitar 20C dan akhirnya kembali pada suhu tubuh normal sebelum menstruasi. Hal ini terjadi karena produksi progesteron menurun. Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh, kemungkinan suhu tubuh. tidak Hal terjadi masa ini terjadi subur/ovulasi sehingga dikarenakan tidak tidak terjadi kenaikan adanya korpus luteum yang

memproduksi progesteron. Begitu sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung setelah masa subur/ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan. Karena, bila sel telur/ovum berhasil dibuahi, maka korpus luteum akan terus memproduksi hormon progesteron, akibatnya suhu tubuh tetap tinggi. Faktor yang mempengaruhi metode suhu basal tubuh antara lain:

Penyakit. Gangguan tidur. Merokok dan atau minum alkohol. Penggunaan obat-obatan ataupun narkoba. Stres.

III.

Metode ovulasi billings (MOB) Efektivitas 9-20 hamil/100 prempuan/tahun

Cara kerja: mengenali masa subur dari siklus menstruasi dengan mengamati lendir serviks dan perubahan rasa pada vulva menjelang hari-hari ovulasi. Lendir / mukosa serviks ini tidak hanya dihasilkan oleh sel leher rahim tetapi juga oleh sel-sel vagina. Pada saat menjelang ovulasi, lendir serviks akan mengalir dari vagina. Ovulasi hanya terjadi pada satu hari di setiap siklus dan sel telur akan hidup 12-24 jam, kecuali dibuahi sel sperma. Oleh karena itu, lendir pada masa subur berperan menjaga kelangsungan hidup sperma selama 3-5 hari.3 Pemeriksaan lendir: 1) lendir jernih, licin, mulus menunjukkan masa subur
2) Lendir kental, keruh, kekuningan dan lengket atau kering menunjukkan masa

tidak subur sehigga aman untuk berhubungan.

Kelebihan
1. Mudah digunakan.

2. Tidak memerlukan biaya. Keterbatasan


1. Tidak

efektif

bila

digunakan

sendiri,

sebaiknya

dikombinasikan

dengan

metode kontrasepsilain (misal metode simptothermal). 2. Tidak cocok untuk wanita yang tidak menyukai menyentuh alat kelaminnya.

3. Wanita yang memiliki infeksi saluran reproduksi dapat mengaburkan tanda-tanda kesuburan. 4. Wanita yang menghasilkan sedikit lendir. Hal yang Mempengaruhi Pola Lendir Serviks
1. Menyusui.

2. Operasi serviks dengan cryotherapy atau electrocautery.


3. Perimenopause.

4. Penggunaan kontrasepsi hormonal termasuk kontrasepsi darurat. 5. Spermisida.


6. Infeksi penyakit menular seksual.

7. Terkena vaginitis. IV. Simptotermal (STB+Mukosa Servik) Metode simptothermal merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) yang yang mengidentifikasi masa menyatakan bahwa subur dari siklus metode ini menstruasi wanita. Metode tiga indikator ini mengkombinasikan metode suhu basal tubuh dan mukosa serviks. Tetapi ada teori lain mengamati kesuburan serviks dan yaitu perubahan suhu basal tubuh, perubahan mukosa/lendir

perhitungan masa subur melalui metode kalender. 2,3 Metode simptothermal akan lebih akurat memprediksikan hari aman pada wanita daripada menggunakan salah satu metode saja. Ketika menggunakan metode ini bersamasama, maka tanda-tanda dari satu dengan yang lainnya akan saling melengkapi. V. Senggama terputus - pra-ejakulasi atau pancaran ekstravaginal Pengeluaran penis dari vagina sesaat sebelum terjadinya ejakulasi. Efektifitas 4-18 kehamilan/100 perempuan/tahun. Prinsipnya adalah menghindari deposit sperma di dalam fornix atau vagina untuk menghindarkan terjadinya pertemuan ovum dan sperma dalam periode subur. keuntungan: - Alamiah

- Efektif bila dilakukan dgn benar - Tidak mengganggu produksi ASI - Tak ada efek samping - Dapat dikombinasikan dgn berbagai metode KB alamiah yang lain - Tidak butuh biaya dan persiapan khusus. Tidak dianjurkan pada: pria dengan ejakulasi dini pria yang sulit melakukan sanggama terputus perempuan dengan pasangan yang sulit kerja sama pasangan yang sulit berkomunikasi VI. Metode amenore laktasi(MAL) MLA merupakan metode kontrasepsi alamiah yang mengandalkan (rely on) pemberian ASI pada bayinya. Mekanisme kerjanya, dengan penghisapan ASI yang intensif secara berulang kali akan menekan sekresi hormone GnRH sehingga sekresi FHS&LH rendah dan menekan perkembangan folikel di ovarium dan menekan ovulasi. Efektivitas 2 hamil/100/6bulan. 1,2 Hanya dianjurkan pada perempuan: Menyusui eksklusif (8-10x per hari dengan interval <4jam) sejak bayi lahir sampai bayi berusia 6 bulan, tidak haid 4-6 bulan sejak melahirkan bayinya. Keterbatasan yaitu; tingkat efektivitas tergantung tingkat eksklusifitas menyusui bayi, tidak melindungi pengguna dari PMS (HIV/AIDS), pada wanita yang bekerja dan terpisah dari bayinya lebih dari 6 jam. Instruksi yang diberikan,yaitu; memberikan ASI secara penuh (full breast feeding), dari kedua payudara (sekitar 8-10x sehari), paling sedikit 1x pada malam hari (tidak
10

boleh > 4-6jam diantara 2 pemberian), jangan gantikan jadwal pemberian ASI dengan makanan/cairan lain ,Selalu gunakan metode kontrasepsi pendukung misalnya kondom. B. Metode barier I. Kondom Kondom tidak hanya mencegah kehamilan, tetapi juga mencegah penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS. Kondom akan efektif apabila pemakaiannya baik dan benar. Selain itu, kondom juga dapat dipakai bersamaan dengan kontrasepsi lain untuk mencegah PMS. Efektifitas 12-14 hamil/100/tahun.1,2,3 Kondom merupakan selubung/sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan. Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang digulung berbentuk rata. Standar kondom dilihat dari ketebalannya, yaitu 0,02 mm. KONDOM Baik digunakan Ingin berpartisipasi dalam program KB Tidak baik digunakan Mempunyai pasangan yang beresiko tinggi apabila terjadi kehamilan Ingin segera mendapatkan kontrasepsi Ingin kontrasepsi sementara Ingin kontrasepsi tambahan Alergi terhadap bahan dasar kondom Menginginkan kontrasepsi jangka panjang Tidak mau terganggu dalam persiapan untuk melakukan hubungan seksual Hanya ingin menggunakan Tidak peduli dengan berbagai

alat kontrasepsi saat berhubungan Beresiko tinggi tertular/menularkan PMS

persyaratankontrasepsi

Cara pakai yang benar:


11

1.

Kondom lelaki Tahap 1 Kondom dipasang saat penis ereksi, dan sebelum melakukan hubungan badan.

Tahap 2 Buka kemasan kondom secara hati-hati dari tepi, dan arah robekan ke arah tengah. Jangan menggunakan gigi, benda tajam saat membuka kemasan.

Tahap 3 Tekan ujung kondom dengan jari dan jempol untuk menghindari udara masuk ke dalam kondom. Pastikan gulungan kondom berada di sisi luar.

Tahap 4 Buka gulungan kondom secara perlahan ke arah pangkal penis, sambil menekan ujung kondom. Pastikan posisi kondom tidak berubah selama coitus, jika kondom menggulung, tarik kembali gulungan ke pangkal penis.

Tahap 5 Setelah ejakulasi, lepas kondom saat penis masih ereksi. Hindari kontak penis dan kondom dari pasangan anda.

Tahap 6 Buang dan bungkus kondom bekas pakai ke tempat yang aman.

2.

Kondom perempuan

12

Buka kemasan kondom secara hati-hati dari tepi, dan arah robekan ke arah tengah. Jangan menggunakan gigi, benda tajam saat membuka kemasan.

Tahap 2 Sebelum hubungan seksual, perhatikan kondom wanita mempunyai ring yang lebar (outer ring) untuk bagian luar dan ring yang kecil ( inner ring) untuk bagian dalam.

Tahap 3 Pegang inner ring kondom, lalu tekan dengan ibu jari pada sisi ring, dan dengan jari lain pada sisi yang berseberangan, kemudian tekan sehingga sisi ring yang berseberangan akan bersentuhan dan bentuk inner ring menjadi lonjong.

Tahap 4

Atur posisi yang nyaman. Posisi dapat dilakukan secara berdiri satu kaki di atas kursi, jongkok maupun berbaring.

Tahap 5 Masukkan inner ring ke dalam vagina dengan hati-hati. Sewaktu kondom masuk ke dalam vagina, gunakan jari telujuk untuk menekan inner ring lebih jauh ke dalam vagina. Pastikan kondom jangan sampai berputar, dan outer ring (ring yang besar) tetap berada di luar.

Tahap 6 Berikan sedikit minyak pelicin pada penis atau bagian dalam kondom. Bantu penis masuk ke dalam kondom.
13

Tahap 7

Pasca coitus, keluarkan kondom secara hati-hati dengan memutar bagian outer ring untuk menjaga air mani yang tertampung di dalam kondom tidak tumpah. Keluarkan kondom secara hati-hati. Buang kondom bekas pakai ke tempat yang aman (tempat sampah). Jangan buang di toilet.

II.

Diafragma Diafragma adalah kap berbentuk bulat, cembung, terbuat dari lateks (karet) yang dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutupi serviks.1,2,3 Beberapa jenis diafragma; 1. 2. Flat spring (Diafragma pegas datar). Jenis ini cocok untuk vagina normal dan disarankan untuk pemakaian pertama kali. Memiliki pegas jam yang kuat dan mudah dipasang. Coil spring (Diafragma pegas kumparan). Jenis ini cocok untuk wanita yang vaginanya kencang dan peka terhadap tekanan. Jenis ini memiliki pegas kumparan spiral dan jauh lebih lunak dari pegas datar. 3. Arching spring. Jenis ini bermanfaat pada dinding vagina yang tampak kendur atau panjang dan posisi serviksmenyebabkan pemasangan sulit. Tipe ini merupakan kombinasi dari flat spring dan coil spring, dan menimbulkan tekanan kuat pada dinding vagina. Cara Kerja
1.

Mencegah masuknya sperma melalui kanalis servikalis ke uterus dan saluran telur (tuba falopi). Sebagai alat untuk menempatkan spermisida.

2.

Manfaat
14

1.
2. 3. 4.

Efektif bila digunakan dengan benar. Tidak mengganggu produksi ASI. Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah dipersiapkan sebelumnya. Tidak mengganggu kesehatan klien. Tidak mempunyai pengaruh sistemik. Memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual. Dapat menampung darah menstruasi, bila digunakan saat haid.
1. Efektifitas tidak terlalu tinggi (angka kegagalan 6-16 kehamilan per 100 perempuan per

5. 6. 7.

Keterbatasan tahun pertama, bila digunakan dengan spermisida).


2. Keberhasilan kontrasepsi ini tergantung pada cara penggunaan yang benar.

3. Memerlukan motivasi dari pengguna agar selalu berkesinambungan dalam penggunaan alat kontrasepsi ini.
4. Pemeriksaan pelvik diperlukan untuk memastikan ketepatan pemasangan. 5. Dapat menyebabkan infeksi saluran uretra.

6. Harus masih terpasang selama 6 jam pasca senggama. Pemasangan Diafragma Dipasang 6 jam sebelum dan pasca sanggama, dan dilepas <24 jam pasca sanggama.

Tahap 1 Kosongkan kandung kemih dan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Pastikan diafragma tidak berlubang. Oleskan spemisida pada kap diafragma secara merata.

Tahap 2 Cari posisi yang nyaman Posisi pada dapat saat dengan pemasangan diafragma.

mengangkat satu kaki ke atas kursi, duduk di tepi kursi, berbaring ataupun sambil jongkok. Pisahkan bibir vulva. Tepi diafragma melipat menjadi dua

15

dengan sisi yang lain. Letakkan jari telunjuk di tengah kap untuk pegangan yang kuat. Spermisida harus berada di dalam kap.

Tahap 3 Masukkan diafragma ke dalam vagina jauh ke belakang, dorong bagian depan pinggiran ke jari atas di ke balik tulang pubis. dalam vagina sampai karetnya dan pastikan serviks telah terlindungi. \ Perhatian Diafragma masih terpasang dalam vagina sampai 6 jam setelah berakhir hubungan seksual. Jikahubungan seksual berlangsung di atas 6 jam setelah pemasangan, tambahkan spermisida ke dalam vagina. Jangan meninggalkan diafragma di dalam vagina lebih dari 24 jam. Pelepasan Diafragma Masukkan menyentuh serviks.

Sarungkan

Tahap 1 Sebelum melepas diafragma, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Kait bagian ujungdiafragma dengan jari telunjuk dan tengah untuk memecah penampung.

Tahap 2 Tarik diafragma turun dan tarik keluar. Cuci dengan sabun dan air, kemudian keringkan sebelum disimpan kembali di tempatnya

16

III.

Spermisida Spermisida adalah alat kontrasepsi yang mengandung bahan kimia (non oksinol-9) yang digunakan untuk membunuh sperma. Jenis
1. Aerosol (busa). 2. Tablet vagina, suppositoria atau dissolvable film.

3. Krim. Cara Kerja


1. Menyebabkan sel selaput sel sperma pecah. 2. Memperlambat motilitas sperma.

3. Menurunkan kemampuan pembuahan sel telur. Pilihan 1. Aerosol (busa) akan efektif setelah dimasukkan (insersi).
2. Aerosol dianjurkan

bila spermisida digunakan film

sebagai

pilihan

pertama dan

atau

metodekontrasepsi lain tidak sesuai dengan kondisi klien. 3. Tablet vagina, suppositoria dan sebelum hubungan seksual. 4. Jenis spermisida jeli biasanya digunakan bersamaan dengan diafragma. Manfaat 1. Efektif seketika (busa dan krim).
2. Tidak mengganggu produksi ASI.

sangat mudah dibawa

disimpan.

Penggunaannya dianjurkan menunggu 10-15 menit setelah dimasukkan (insersi)

3. Sebagai pendukung metode lain.


4. Tidak mengganggu kesehatan klien.

5. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.


6. Mudah digunakan. 7. Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual.

8. Tidak memerlukan resep ataupun pemeriksaan medik. 9. Memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual termasuk HBV dan HIV/AIDS. Cara pemakaian
17

Sebagai alat kontrasepsi, spermisida dapat digunakan sendiri. Namun demikian, akan jauh lebih efektif bila dikombinasikan dengan alat kontrasepsi lain seperti kondom, diafragma,cervical caps ataupun spons. Bentuk spermisida bermacammacam, antara lain: aerosol (busa), krim dan jeli, vaginal contraceptive film/tissue, maupun suppositoria. Contraceptive Technology menyatakan bahwa angka kegagalan dari alat kontrasepsi spermisida ini 18 persen per tahun apabila digunakan dengan benar dan konsisten dan 29 persen apabila digunakan tidak sesuai petunjuk dan kurang berkesinambungan. Petunjuk Umum 1. Sebagai alat kontrasepsi, spermisida harus diaplikasikan dengan benar sebelum melakukan hubungan seksual.
2. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum mengisi aplikator (busa atau

krim) daninsersi spermisida.


3. Jarak tunggu 10-15 menit pasca insersi spermisida sebelum melakukan hubungan

seksual. Kecuali bentuk spermisida aerosol (busa), tidak memerlukan waktu tunggu karena langsung larut dan bekerja aktif.
4. Perhatikan

petunjuk

pemakaian spermisida,

baik

cara

pemakaian

maupun

penyimpanan dari setiap produk (misal: kocok terlebih dahulu sebelum diisi ke dalam aplikator).
5. Ulangi

pemberian spermisida,

bila

dalam

1-2

jam

pasca insersi belum

terjadi senggama atau perlu spermisida tambahan bila senggama dilanjutkan berulang kali. 6. Menempatkan spermisida jauh ke dalam vagina agar kanalis servikalis tertutup secara keseluruhan. Di bawah ini merupakan cara pemakaian alat kontrasepsi spermisida sesuai dengan bentuknya: Aerosol (busa) Cara pemakaian: Sebelum digunakan, kocok tempat aerosol 20-30menit. Tempatkan
18

kontainer dengan posisi ke atas, letakkan aplikator pada mulut kontainer dan tekan untuk mengisi busa. Masukkan aplikator ke dalam vagina mendekati serviks dengan posisi berbaring. Dorong sampai busa keluar. Ketika menarik aplikator, pastikan untuk tidak menarik kembali pendorong karena busa dapat masuk kembali ke pendorong. Aplikator segera dicuci menggunakan sabun dan air kemudian keringkan. Aplikator sebaiknya digunakan untuk pribadi. Spermisida aerosol (busa) dimasukkan dengan segera, tidak lebih dari satu jam sebelum melakukan hubungan seksual. Krim dan Jeli Cara pemakaian: Krim dan jeli dapat dimasukkan ke dalam vagina dengan aplikator dan atau mengoles di ataspenis. Krim atau jeli biasanya digunakan dengan diafragma atau kap serviks, atau dapat juga digunakan bersama kondom. Masukkan spermisida 10-15 Isi aplikator dengan krim atau jeli. Masukkan aplikator menit ke sebelum melakukan hubungan seksual. dalam vagina mendekatiserviks. Pegang aplikator dan dorong sampai krim atau jeli keluar. Kemudian tarik aplikator keluar dari vagina. Aplikator segera dicuci menggunakan sabun dan air kemudian keringkan. Cara memasukkan spermisida bentuk busa, krim atau jeli dengan inserter.

Kontrasepsi Vagina Film/Tissue

19

Cara pemakaian: Sebelum membuka kemasan, terlebih dahulu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Spermisida bentuk film/tissue ini berupa kotak-kotak Untuk tipis yang larut dalam serviks. menggunakannya,

lipat film menjadi dua dan kemudian letakkan di ujung jari. Masukkan jari Anda ke dalam vagina dan dorong film ke dalam vagina mendekati serviks. Keadaan jari yang kering dan cara memasukkan film secepat mungkin ke dalam vagina, akan membantu penempelan dan jari tidak menjadi lengket. Tunggu sekitar 15 menit agar film larut dan bekerja efektif. Suppositoria Cara pemakaian: Suppositoria merupakan spermisida berbentuk kapsul yang dapat larut dalam vagina. Cuci tangandengan sabun dan air mengalir sebelum membuka kemasan. Lepaskan tablet vagina atau suppositoria dari kemasan. Sambil berbaring masukkan masukkan suppositoria jauh ke dalam vagina. Tunggu 10-15 menit sebelum melakukan hubungan seksual. Sediakan selalu tablet vagina atausuppositoria. Cara memasukkan spermisida bentuk suppositoria.

20

IV.

AKDR/IUD

Jenis- jenis AKDR Jenis alat kontrasepsi dalam rahim / IUD yang sering digunakan di Indonesia antara lain1,2,3: a. Copper-T AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. b. Copper-7 AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Coper-T. c. Multi Load AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini. d. Lippes Loop AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik.
21

a.Lippes-Loop b.Saf-T-Coil c.Dana-Super d.Copper-T (Gyne-T) e.Copper-7 (Gravigard) f.Multiload g. Progesterone IUD Keuntungan

Sangat efektif. 0,6 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 170 kehamilan). Pencegah kehamilan jangka panjang yang ampuh, paling tidak 10 tahun

IUD dapat efektif segera setelah pemasangan Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti) Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih nyaman karena rasa aman terhadap risiko kehamilan

Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu menyusui tidak mengganggu kualitas dan kuantitas ASI

Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi) Dapat digunakan sampai menopause Tidak ada interaksi dengan obat-obat Membantu mencegah kehamilan ektopik

22

Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur

Efek samping dan kerugian


a. Efek samping yang umum terjadi:

Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan) Haid lebih lama dan banyak Perdarahan (spotting) antarmenstruasi Saat haid lebih sakit Merasakan sakit selama 3 5 hari setelah pemasangan Perdarahan berta pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar)

b. Komplikasi lain:

c. Tidak mencegah IMS termasuk HIV / AIDS d. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering

berganti pasangan
e. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR.

Penyakit radang panggul memicu infertilitas


f. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan plevik diperlukan dalam pemasangan AKDR.

Seringkali perempuan takut selama pemasangan


g. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan AKDR.

Biasanya menghilang dalam 1 2 hari


h. Klien tidak dapat melepas AKDR sendiri i.

Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila AKDR dipasang segera setelah melahirkan) Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan normal

j.

k. Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Untuk

melakukan ini perempuan harus memasukkan jarinya ke dalam vagina, sebagian perempuan tidak mau melakukan ini.
23

Kontraindikasi Relatif 1) Mioma uteri dengan adanya perubahan bentuk rongga uterus 2) Insufisiensi serviks uteri 3) Uterus dengan parut pada dindingnya seperti pada bekas seksio sesarea, enukleasi mioma dan sebagainya 4) Kelainan yang jinak serviks uteri seperti erosio porsiones uteri Mutlak 1) Kehamilan 2) Adanya infeksi yang aktif pada traktus genitalis 3) Adanya tumor ganas pada traktus genitalis 4) Adanya metroragia yag belum disembuhkan 5) Pasangan yang tidak lestari Efektivitas IUD sangat efektif, (efektivitasnya 92-94%) dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Tipe Multiload dapat dipakai sampai 4 tahun. Nova T dan Copper T 200 (CuT-200) dapat dipakai 3-5 tahun. Cu T 380A dapat untuk 8 tahun . Kegagalan rata-rata 0.8 kehamilan per 100 pemakai wanita pada tahun pertama pemakaian. Mekanisme kerja Menimbulkan reaksi peradangan endometrium yang disertai dengan sebukan leukosit yang dapat menghancurkan blastokista atau sperma. Pada pemeriksaan cairan uterus pada pemakai AKDR sering kali dijumpai pula selsel makrofag (fagosit) yang mengandung spermatozoa.

Pemadatan endometriosis oleh lekosit. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.

24

IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, dengan membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi

Persyaratan Pemakaian
A. Yang Dapat Menggunakan

Syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum seseorang akan memilih AKDR (IUD) adalah:
1) Usia reproduktif 2) Keadaan nulipara 3) Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang 4) Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi 5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya 6) Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi 7) Resiko rendah dari IMS 8) Tidak menghendaki metode hormonal 9) Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari 10)

Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 5 hari senggama

Pada umumnya seorang ibu dapat menggunakan AKDR dengan aman dan efektif. AKDR juga dapat digunakan pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan, misalnya:
1. Perokok 2. Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi 3. Sedang memakai antibiotika atau antikejang 4. Gemuk ataupun kurus 5. Sedang menyusi

Begitu juga ibu dalam keadaan seperti di bawah ini:


1) Penderita tumor jinak payudara 2) Penderita kanker payudara 3) Pusing-pusing, sakit kepala 25

4) Tekanan darah tinggi 5) Varises di tungkai atau di vulva 6) Penderita penyakit jantung (termasuk penyakit jantung katup dapat diberi antibiotika

sebelum pemasangan AKDR)


7) Pernah menderita stroke 8) Penderita diabetes 9) Penderita penyakit hati atau empedu 10) 11) 12) 13) 14) 15) 16)

Malaria Skistosomiasis (tanpa anemia) Penyakit tiroid Epilepsi Nonpelvik TBC Setelah kehamilan ektopik Setelah pembedahan pelvic.

B. Yang Tidak Diperkenankan Menggunakan 1) Kehamilan 2) Penyakit kelamin (gonorrhoe, sipilis, AIDS, dsb) 3) Perdarahan dari kemaluan yang tidak diketahui penyebabnya 4) Tumor jinak atau ganas dalam rahim 5) Kelainan bawaan rahim 6) Penyakit gula (diabetes militus) 7) Penyakit kurang darah 8) Belum pernah melahirkan 9) Adanya perkiraan hamil 10)

Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm.

alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim


11)

Peralatan Yang Diperlukan Untuk Pemasangan 1. Lampu


26

2. Speculum dua katup 3. Apusan bakleriologis (apabila diindikasikan) 4. Lidi kapas 5. Larutan antiseptik 6. Sarung tangan bersih 7. Wadah sekali pakai untuk instrument yang sudah dipakai dan sampah klinis 8. Baki/bengkok steril (wadah untuk instrument pemasangan) 9. Forseps steril 10 inci untuk memegang spons 10. 11. tumpul yang steril 12. Pemasangan AKDR a. Sewaktu haid sedang berlangsung. Dilakukan pada hari- hari pertama atau pada hari terakhir haid. 1 Keuntungannya: 1) Pemasangan lebih mudah oleh karena serviks pada waktu itu agak terbuka dan lembek 2) Rasa nyeri tidak seberapa keras 3) Perdarahan yang timbul sebagai alat pemasangan tidak seberapa dirasakan 4) Kemungkinan pemasangan AKDR pada uterus yang sedang hamil tidak ada b. macam Pemasangan post plasenta Pemasangan IUD dalam 10 menit setelah lahirnya plasenta pada persalinan pervaginam. Pemasangan bisa dilakukan dengan menggunakan ringed forceps atau secara manual. Pada saat ini serviks masih berdilatasi sehingga memungkinkan untuk penggunaan tangan atau forsep. Penggunaan inserter IUD interval tidak bisa digunakan pada pemasangan post plasenta , karena ukuran inserter yang pendek sehingga tidak bisa mencapai fundus selain itu , karena uterus yang masih lunak sehingga memungkinkan terjadinya perforasi lebih besar dibandingkan dengan menggunakan ringed forceps atau secara manual. 1
27

Sonde uterus lentur steril yang berskala sentimeter Forseps jaringan 12 inci atau tenaklum satu-gigi dengan ujung Gunting yang cukup panjang sehingga dapat memotong benang

Sewaktu postpartum, Pemasangan IUD pasca persalinan bisa dibagi menjadi 3

Pemasangan segera pasca persalinan Pemasangan IUD pada masa ini dilakukan setelah periode post plasenta sampai 48 jam pasca persalinan. Teknik pemasangan IUD pada saat ini masih bisa dengan menggunakan ringed forsep , karena serviks masih berdilatasi, tetapi tidak bisa dilakukan secara manual. Penggunaan inserter IUD interval sebaiknya tidak digunakan, karena kemungkinan terjadinya perforasi yang lebih tinggi. Pemasangan IUD setelah 48 jam sampai 4 minggu pasca persalinan tidak dianjurkan karena angka kejadian ekspulsi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan pemasangan segera pasca persalinan dan pemasangan IUD interval. 1 Pemasangan IUD transcesarian Pemasangan pada transcesarian dilakukan sebelum penjahitan insisi uterus. Bisa dilakukan dengan meletakkan IUD pada fundus uteri secara manual atau dengan menggunakan alat. 1 Pemasangan IUD interval Merupakan pemasangan IUD yang dilakukan lebih dari 4 minggu pasca persalinan. Pemasangan. IUD dilakukan dengan menggunakan inserter IUD c. Pemasangan Pasca abortus Trimester 1 : bisa dilakukan dengan teknik pemasangan IUD interval karena serviks berdilatasi minimal dan hanya inserter IUD yang bisa masuk kedalam kavum uteri. Selain itu ukuran uterus relatif tidak mengalami perbesaran dan lebih kaku sehingga mempunyai angka resiko perforasi yang kecil . 1 Trimester 2 : bisa dilakukan dengan menggunakan teknik interval atau dengan menggunakan teknik forsep . forsep digunakan jika serviks cukup berdilatasi. 1 d.
e. f.

Beberapa hari setelah haid terakhir Masa interval ( antara dua haid) After morning (dalam waktu 72 jam setelah berhubungan)

Teknik Pemasangan AKDR


28

Setelah kandung kencing dikosongkan, akseptor dibaringkan di atas meja ginekologik dalam posisi litotomi. Kemudian, dilakukan pemeriksaan bimanual untuk mengetahui letak, bentuk dan besar uterus. Spekulum dimasukkan ke dalam vagina dan serviks uteri dibersihkan dengan larutan antiseptik (sol. Betadine atau tingtura jodii). Sekarang dengan cunam serviks dijepit bibir depan porsio uteri dan dimasukkan sonde ke dalam uterus untuk menentukan arah poros dan panjangnya kanalis servikalis serta kaum uteri. AKDR dimasukkan ke dalam uterus melalui ostium uteri eksternum sambil mengadakan tarikan ringan pada cunam serviks. 4 Tabung penyalur digerakkan di dalam uterus, sesuai dengan arah poros kavum uteri sampai tercapai ujung atas kavum uteri yang telah ditentukan lebih dahulu dengan sonde uterus. Selanjutnya, sambil mengeluarkan tabung penyalur perlahan- lahan, pendorong menahan AKDR dalam posisinya. Setelah tabung penyalur keluar dari uterus, pendorong juga dikeluarkan, cunam dilepaskan, benang AKDR digunting sehingga 2- 3 cm keluar dari ostium uteri dan akhirnya speculum diangkat. Pemeriksaan lanjutan Pemeriksaan sesudah AKDR dipasang, dilakukan 1 minggu sesudahnya Pemeriksaan kedua 3 bukan kemudian dan selanjutnya tiap 6 bulan

Cara mengeluarkan AKDR Mengeluarkan AKDR biasanya dilakukan dengan jalan menarik benang AKDR yang keluar dari ostium uteri eksternum dengan dua jari, dengan pinset atau dengan cunam. Kadang- kadang benang AKDR tidak tampak di ostium uteri eksternum. 4 Tidak terlihatnya benang AKDR ini dapat disebabkan oleh 1. akseptor menjadi hamil 2. perforasi uterus 3. ekspulsi yang tidak disadari oleh akseptor 4. perubahan letak AKDR, sehingga benang AKDR tertarik ke dalam rongga uterus, seperti ada mioma uterus
29

C. Kontrasepsi hormonal I. PIL Pil KB atau oral contraceptives pill berisi hormon estrogen dan/atau progesteron yang bertujuan untuk mengendalikan kelahiran atau mencegah kehamilan dengan menghambat pelepasan sel telur dari ovarium setiap bulannya. Pil KB akan efektif dan aman apabila digunakan secara benar dan konsisten tetapi secara umum tidak sepenuhnya melindungi wanita dari infeksi penyakit menular seksual. Jenis Pil KB 1. Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill Mengandung hormon estrogen dan progesteron dalam bentuk hormon aktif dan tidak aktif, berupa; 1. Conventional Pack. Paket konvensional biasanya berisi 21 pil dengan hormon aktif dan 7 pil dengan hormon tidak aktif atau 24 pil aktif dan 4 pil tidak aktif. Haid terjadi setiap bulan selama seminggu ketika minum pil pada hari ke 4-7 dari pil terakhir yang tidak aktif. 2. Continuous Dosing Or Extended Cycle. Merupakan pil kombinasi yang berisi 84 pil dengan hormon aktif dan 7 pil dengan hormon tidak aktif. Haid terjadi setiap empat kali setahun selama seminggu ketika minum pil pada hari ke 4-7 dari pil terakhir yang tidak aktif. Tersedia juga pil KB yang mengandung 28 pil dengan hormon aktif yang dapat mencegah haid. Jenis pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill antara lain: 1. Monofasik. Monofasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. 1 2. Bifasik.

30

Bifasik adalah pil

kombinasi yang

tersedia

dalam

kemasan

21

tablet

mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. 1 3. Trifasik. Trifasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. 1 Cara Kerja
1. Mencegah implantasi. 2. Menghambat ovulasi. 3. Mengentalkan lendir serviks. 4. Memperlambat transportasi ovum.

5. Menekan perkembangan telur yang telah dibuahi. Efektifitas Efektifitas pil kombinasi lebih dari 99 persen, apabila digunakan dengan benar dan konsisten. Ini berarti, kurang dari 1 dari ini 100 wanita yang juga merupakan menggunakan pil metode yang kombinasi akan hamil setiap tahunnya. Metode

paling reversibel, artinya bila pengguna ingin hamil bisa langsung berhenti minum pil dan biasanya bisa langsung hamil dalam waktu 3 bulan. Manfaat Pil kombinasi memberikan manfaat antara lain:
1. Resiko terhadap kesehatan kecil.

2. Memiliki efektifitas tinggi, apabila diminum secara teratur. 3. Tidak mengganggu hubungan seksual.
4. Siklus haid teratur. 5. Dapat mengurangi kejadian anemia. 6. Dapat mengurangi ketegangan sebelum menstruasi (pre menstrual tension).

7. Dapat digunakan dalam jangka panjang.


8. Mudah dihentikan setiap waktu. 9. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat. 10. Dapat digunakan pada usia remaja sampai menopause. 31

11. Membantu

mengurangi

kejadian kehamilan

ektopik, kanker radang

ovarium, kanker

endometrium,kista Keterbatasan

ovarium, penyakit

panggul, kelainan jinak

pada payudara, dismenorea dan jerawat. Pil kombinasi mempunyai keterbatasan antara lain:
1. Tidak mencegah penyakit menular seksual termasuk Hepatitis B maupun HIV/AIDS.

2. Pengguna harus disiplin minum pil setiap hari.


3. Tidak boleh digunakan pada wanita menyusui.

4. Mahal. Efek Samping Efek samping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan pil kombinasi ini antara lain:
1. Peningkatan resiko trombosis vena, emboli paru, serangan jantung, stroke dan kanker

leher rahim.
2. Peningkatan tekanan darah dan retensi cairan.

3. Pada kasus-kasus tertentu dapat menimbulkan depresi, perubahan suasana hati dan penurunan libido.
4. Mual (terjadi pada 3 bulan pertama).

5. Kembung.
6. Perdarahan bercak atau spotting (terjadi pada 3 bulan pertama).

7. Pusing. 8. Amenorea.
9. Nyeri payudara.

10. Kenaikan berat badan. Kriteria Yang Dapat Menggunakan Pil Kombinasi Pada prinsipnya hampir semua wanita yang ingin menggunakan pil kombinasi diperbolehkan, seperti: 1. Wanita dalam usia reproduksi. 2. Wanita yang telah atau belum memiki anak. 3. Wanita yang gemuk atau kurus. 4. Wanita setelah melahirkan dan tidak menyusui. 5. Wanita yang menginginkan metode kontrasepsi dengan efektifitas tinggi.
32

6. Wanita pasca keguguran/abortus. 7. Wanita dengan perdarahan haid berlebihan sehingga menyebabkan anemia. 8. Wanita dengan siklus haid tidak teratur. 9. Wanita dengan nyeri haid hebat, riwayat kehamilan ektopik, kelainan payudara jinak. 10. Wanita dengan diabetus melitus tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata dan saraf. 11. Wanita dengan penyakit tiroid, penyakit radang panggul, endometriosis atau tumor jinak ovarium. 12. Wanita yang menderita tuberkulosis pasif. 13. Wanita dengan varises vena. Kriteria Yang Tidak Dapat Menggunakan Pil Kombinasi
1. Kontra indikasi absolute; tromboplebitis atau tromboemboli, riwayat tromboplebitis

atau tromboemboli, kelainan serebrovaskuler atau penyakit jantung koroner, diketahui atau diduga karsinoma mammae, diketahui atau diduga karsinoma endometrium, diketahui atau diduga neoplasma yang tergantung estrogen, perdarahan abnormal genetalia yang tidak diketahui penyebabnya, adenoma hepar, karsinoma atau tumortumor jinak hepar, diketahui atau diduga hamil, gangguan fungsi hati, tumor hati yang ada sebelum pemakaian pil kontrasepsi atau produk lain yang mengandung estrogen.
2. Kontra indikasi relative; sakit kepala (migrain), disfungsi jantung atau ginjal, diabetes

gestational atau pre diabetes, hipertensi, depresi, varises, umur lebih 35 tahun, perokok berat, fase akut mononukleosis, penyakit sickle cell, asma, kolestasis selamakehamilan, hepatitis atau mononukleosis tahun lalu, riwayat keluarga (orang tua, saudara) yang terkena penyakit reumatik yang fatal atau tidak fatal atau menderita DM sebelum usia 50 tahun, kolitis ulseratif. 3. Selain itu, kriteria lain yang tidak dapat menggunakan pil kombinasi adalah: 1. Wanita yang tidak dapat disiplin minum pil setiap hari. 2. Wanita yang dicurigai hamil atau benar hamil. 3. Wanita yang menyusui secara eksklusif. Waktu Mulai Menggunakan Pil Kombinasi
1. Hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid. 2. Sewaktu mendapat haid. 33

3. Setelah melahirkan (pasca keguguran, setelah 3 bulan tidak menyusui, setelah 6 bulan

pemberian ASI). 4. Saat ingin berhenti kontrasepsi hormonal jenis suntikan dan ingin ganti pil kombinasi. 2. Minipill. Mini pil adalah pil KB yang hanya mengandung hormon progesteron dalam dosis rendah. Pil mini atau pil progestin disebut juga pil menyusui. Dosis progestin yang digunakan 0,03-0,05 mg per tablet. Jenis Mini Pil 1) Mini pil dalam kemasan dengan isi 28 pil,mengandung 75 mikro gram desogestrel. 2) Mini pil dalam kemasan dengan isi 35 pil, mengandung 300 mikro gram levonogestrel atau 350 mikro gram noretindron. Contoh mini pil antara lain: 1) Micrinor, NOR-QD, noriday, norod mengandung 0,35 mg noretindron. 2) Microval, noregeston, microlut mengandunng 0,03 mg levonogestrol. 3) Ourette, noegest mengandung 0,5 mg norgeestrel. 4) Exluton mengandung 0,5 mg linestrenol. 5) Femulen mengandung 0,5 mg etinodial diassetat. Cara Kerja
1) Menghambat ovulasi. 2) Mencegah implantasi. 3) Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma.

4) Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma menjadi terganggu. Efektifitas Pil progestin atau mini pil sangat efektif (98,5 persen). Penggunaan yang benar dan konsisten sangat mempengaruhi tingkat efektifitasnya. Efektifitas penggunaan mini pil akan berkurang pada saat mengkonsumsi obat anti konvulsan (fenitoin), carbenzemide, barbiturat, dan obat anti tuberculosi (rifampisin). Adapun cara untuk menjaga kehandalan mini pil antara lain: 1) Minum pil setiap hari pada saat yang sama. 2) Penggunaan mini pil jangan sampai ada yang lupa. 3) Senggama dilakukan 3-20 jam setelah minum mini pil.
34

Manfaat Mini pil mempunyai manfaat kontrasepsi sebagai berikut: 1) Sangat efektif apabila digunakan dengan benar dan konsisten. 2) Tidak mempengaruhi ASI. 3) Nyaman dan mudah digunakan.
4) Hubungan seksual tidak terganggu.

5) Kesuburan cepat kembali. 6) Efek samping sedikit. 7) Dapat dihentikan setiap saat. 8) Tidak mengandung estrogen. Mini pil mempunyai manfaat non kontrasepsi sebagai berikut:
1) Mengurangi jumlah darah haid. 2) Mengurangi kejadian anemia. 3) Menurunkan pembekuan darah. 4) Mengurangi nyeri haid. 5) Mencegah kanker endometrium. 6) Melindungi dari penyakit radang panggul.

7) Penderita endometriosis, kencing manis yang belum mengalami komplikasi dapat menggunakan. 8) Tidak menyebabkan peningkaan tekanan darah, nyeri kepala dan depresi. 9) Mengurangi gejala pre menstrual sindrom. Kerugian Kontrasepsi pil progestin atau mini pil mempunyai kerugian, antara lain: 1) Memerlukan biaya. 2) Harus selalu tersedia.
3) Efektifitas berkurang apabila menyusui juga berkurang.

4) Penggunaan mini

pil bersamaan

dengan

obat

tuberkulosis

atau

epilepsi

akan

mengakibatkan efektifitas menjadi rendah.


5) Mini pil harus diminum setiap hari dan pada waktu yang sama.

6) Angka kegagalan tinggi apabila penggunaan tidak benar dan konsisten. 7) Tidak melindungi dari penyakit menular seksual termasuk HBV dan HIV/AIDS.
35

8) Mini pil tidak menjamin akan melindungi dari kista ovarium bagi wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik. Efek Samping Efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan pil progestin atau mini pil antara lain:
1) Gangguan haid (perdarahan bercak, spotting, amenorea dan haid tidak teratur).

2) Peningkatan/penurunan berat badan. 3) Payudara tegang.


4) Mual.

5) Pusing.
6) Perubahan mood.

7) Dermatitis atau jerawat. 8) Hirsutisme (pertumbuhan rambut atau bulu yang berlebihan pada daerah muka), tetapi sangat jarang. Indikasi Kriteria yang boleh menggunakan pil progestin atau mini pil antara lain: 1) Wanita usia reproduksi. 2) Wanita yang telah memiliki anak maupun yang belum mempunyai anak.
3) Pasca persalinan dan tidak menyusui. 4) Menginginkan metode kontrasepsi efektif selama masa menyusui.

5) Pasca keguguran.
6) Tekanan darah kurang dari 180/110 mmHg atau dengan masalah pembekuan darah.

7) Tidak boleh mengkonsumsi estrogen atau lebih senang menggunakan progestin. 8) Perokok segala usia. Kontra Indikasi 1) Wanita usia tua dengan perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya.
2) Wanita yang diduga hamil atau hamil. 3) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid. 4) Riwayat kehamilan ektopik.

5) Riwayat kanker payudara atau penderita kanker payudara. 6) Wanita pelupa sehingga sering tidak minum pil. 7) Gangguan tromboemboli aktif (bekuan di tungkai, paru atau mata).
36

8) Ikterus, penyakit hati aktif atau tumor hati jinak maupun ganas. 9) Wanita dengan mioma uterus. 10) Riwayat stroke. 3. Pil sekuenseal. Pil ini dibuat seperti urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka berdasarkan urutan hormon tersebut, estrogen hanya diberikan selama 1416 hari pertama diikuti oleh kombinasi progestron dan estrogen selama 57 hari terakhir. 4. Once a month pill. Pil hormon yang mengandung estrogen yang long acting yaitu biasanya pil ini terutama diberikan untuk wanita yang mempunyai Biological Half Life panjang. 5. Morning after pill. Morning after pill merupakan pil yang mengandung hormon estrogen dosis tinggi yang hanya diberikan untuk keadaan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan dan kondom bocor. Jenis kontrasepsi oral yang lain dan sudah tersedia, namun masih terbatas antara lain: 1) Mifepristone. Mifepristone adalah alat kontrasepsi oral harian yang mengandung anti progesteron yang digunakan dalam uji klinis penelitian. 2) Ormeloxifene. Ormeloxifene dikenal juga sebagai centchroman adalah alat kontrasepsi oral yang berupa modulator reseptor estrogen yang digunakan 1-2 kali per minggu dan hanya tersedia di India. II. Suntikan Kontrasepsi suntikan kombinasi mengandung 25mg DMPA dan 5mg Estradiol sipionat, diberikan IM sebulan sekali (cyclofem) , 50 mg Noretindron enantat dan 5 mg Estradiol valerat, diberikan IM sebulan sekali. Sedangkan kontrasepsi suntikan progestin mengandung 150 mg DMPA diberikan setiap 3 bulan secara IM, depo noretisteron enantat (depo noristerat) mengandung 200 mg noretindrone enatat, diberikan setiap 2 bulan secara IM Cara kerja

37

A. Menekan ovulasi B. Mengkentalkan lendir C. Perubahan pada endometrium Yang tidak boleh menggunakan A. Hamil atau diduga hamil B. Menyusui postpartum < 6minggu C. Perdarahan pervaginam yang belum jelas D. Penyakit hepatitis E. Usia > 35 tahun yang merokok F. Riwayat stroke dgn tekanan darah tinggi G. Riwayat kelainan tromboemboli dgn DM > 20 tahun H. Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migraine I. Keganasan payudara Waktu mulai A. Dalam waktu 7 hari siklus haid B. Jika > hari ke 7, tidak boleh koitus atau menggunakan pelindung selama 7 hari C. Bila haid (-), pastikan tidak hamil, diberikan setiap saat, tidak boleh koitus atau menggunakan pelindung selama 7hari D. Pascapersalinan 3minggu, tidak menyusui E. Beralih dari kontrasepsi hormonal, diberikan sesuai dengan jadwal F. Beralih dari kontrasepsi non hormonal, dapat diberikan segera atau menunggu saat haid

38

III.Sub-kutis/bawah kulit : Implant Norplant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgestrel yang dibungkus dalam kapsul silastic-silicone dan disusukkan dibawah kulit sebanyak 6 kapsul dan masingmasing kapsul panjangnya 34 mm dan berisi 36 mg levonorgestrel. Setiap hari sebanyak 30 mcg levonorgestrel dilepaskan ke dalam darah secara difusi melalui dinding kapsul. Levonorgestrel adalah suatu progestin yang dipakai juga dalam pil KB seperti mini-pill atau kombinasi atau pun pada AKDR yang bioaktif. 5 Mekanisme kerja Mengentalkan lendir serviks uteri sehingga menyulitkan penetrasi sperma. Menimbulkan perubahan-perubahan pada endometrium sehingga tidak cocok untuk implantasi zygote. Pada sebagian kasus dapat pula menghalangi terjadinya ovulasi. Efek kontrasepsi norplabt merupakan gabungan dari ketiga mekanisme kerja tersebut di atas. Daya guna norplant cukup tingi. Efektivitas antara 0,3 0,5 /100wanita/tahun. Keuntungan 1. Cara ini cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan obat yang mengandung estrogen 2. Perdarahan yang terjadi lebih ringan 3. Tidak menaikkan tekanan darah, 4. Resiko terjadinya kehamilan ektopik lebih kecil jika dibandingkan dengan pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR). 5. Selain itu cara Norplant ini dapat digunakan untuk jangka panjang ( 5 tahun dan bersifat reversibel. Menurut data-data klinis yang ada dalam waktu satu tahun setelah pengangkatan Norplant, 80 % sampai 90 % wanita daat menjadi hamil kembali. Efek samping 1. Gangguan pola haid, seperti terjadinya spotting, perdarahan memanjang atau lebih sering berdarah ( metrorrhagia ), 2. Amenore, 3. Mual-mual, anoreksia, pening, sakit kepala, 4. Kadang-kadang terjadi perubahan pada libido dan berat badan.
39

5. Timbulnya jerawat. 6. Oleh karena jumlah progestin yang dikeluarkan ke dalam darah sangat kecil, maka efek samping yang terjadi tidak sesering pada penggunaaan KB. Indikasi a. Wanita-wanita yang ingin memakai kontrasepsi untuk jangka waktu yang lama tetapi tidak bersedia menjalani kontap atau menggunakan AKDR b. Wanita-wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang mengandung estrogen Kontraindikasi 1. Kehamilan atau disangka hamil 2. Penderita penyakit hati 3. Kanker payudara 4. Kelainan jiwa ( psikosis, neurosis ), 5. varikosis 6. Riwayat kehamilan ektopik 7. Diabetes mellitus 8. Kelainan kardiovaskuler. Waktu Pemasangan Sewaktu haid berlangsung atau masa pra-ovulasi dari siklus haid, sehingga adanya kehamilan dapat disingkirkan. Macam-macam - Norplant 6 batang - Norplant 2 batang - Impanon /Norplant 1 batang

D. Kontrasepsi Mantap I. Sterilisasi perempuan / Tubektomi Dengan mengoklusi tuba falopii (mengikat dan memotong atau memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum. 1 Manfaat
40

Kontrasepsi Sangat efektif (0,2-4 kehamilan per 100 perempan selama tahun pertama penggunaan) Permanen Tidak mempengaruhi proses menyusui (breast feeding) Tidak bergantung pada faktor senggama Pembedahan sederhana dapat dilakukan dengan anastesi lokal Tidak ada efek samping dalam jangka panjang Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi hormon ovarium. Nonkontrasepsi Berkurangnya resiko kanker ovarium.

Sebaiknya tubektomi sukarela dilakukan pada wanita yang memenuhi syarat berikut: 1. Umur termuda 25 tahun dengan 4 anak hidup 2. Umur sekitar 30 tahun dengan 3 anak hidup 3. Umur sekitar 35 tahun dengan 2 anak hidup Yang sebaiknya tidak menjalani tubektomi Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai) Perdarahan vaginal yang belum jelas penyebabnya Infeksi sistemik atau pelvik yang akut Belum memberikan persetujuan tertulis

Kapan Dilakukan Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional pasien tersebut tidak hamil. Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstrasi (fase proliferasi) Pasca persalinan: minilap: didalam waktu 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12 minggu laparoskopi: tidak tepat untuk klien-klien pasca persalinan

Pasca keguguran:
41

II. Vasektomi

Trismester I: dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik (minilap atau laparoskopi) Trismester II: dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik (minilap saja)

Pengikatan / pemotongan vas deferens kiri dan kanan pad pria untuk mencegah transport spermatozoa dari testis melalui vasa ke arah uretra. Dilakukan dengan cara operasi, dapat dengan operasi kecil atau (minor Surgery)

Gambar 6. Vasektomi Seorang yang telah mengalami vasektomi baru dapat dikatakan betul-betul steril jika dia telah mengalami 8-12 kali ejakulasi setelah vasectomy. Oleh karena itu sebelum hal tersebut diatas tercapai, yang bersangkutan dianjurkan pada saat koitus memakai kontrasepsi lain. 1 Komplikasi vasektomi antara lain adalah infeksi pada sayatan, reasa nyari, terjadinya hematoma karena perdarahan kapiler, epididimitis dan granuloma. 4 Kegagalan vasektomi dapat terjadi oleh karena terjadi rekanalisasi spontan, gagal mengenal dan memotong vas deferens, tidak diketahui adanya anomali vas deferns misalnya ada 2 vas deferens pada kanan atau kiri, koitus dilakukan sebelum kantong seminalnya batul-betul kosong.
42

43

BAB III KONTRASEPSI PASCAPERSALINAN DAN PASCAKEGUGURAN

A. Metoda kontrasepi pasca persalinan Semua metoda kontrasepsi bisa diberikan pada ibu pada masa pascapersalinan. Waktu untuk memulai suatu kontrasepsi tergantung dari status menyusui ibu. Metoda yang bisa digunakan jika pasangan melakukan hubungan seksual meskipun segera setelah melahirkan adalah : Spermisida, Kondom, Koitus interuptus. 1

1. Wanita menyusui

Wanita yang menyusui tidak perlu menggunakan kontrasepsi pada 6 minggu pasca persalinan dan 6 bulan jika mereka menggunakan MAL. Gambar berikut menunjukkan waktu yang direkomendasikan untuk memulai kontrasepsi pada wanita menyusui.

Gambar 1. Metoda kontrasepsi pada wanita menyusui

2. Wanita tidak menyusui

44

Meskipun sebagian besar wanita yang tidak menyusui akan mendapat haid dalam 4-6 minggu pascapersalinan, hanya 1/3 dari menstruasi pertama yang terjadi ovulasi dan hanya sebagian kecil yang terjadi kehamilan.

Gambar 2. Metoda kontrasepsi pada wanita yang tidak menyusui Metode kontrasepsi MAL Mulai segera pasca persalinan. Efektivitas tinggi sampai 6 bulan pascapersalinan dan sebelum haid Manfaat kesehatan bagi ibu dan bayi Memberikan waktu untuk memilih metode kontrasepsi yang lain pill kombinasi Jika menyusui: jangan dipakai sebelum 6-8minggu pascapersalinan. Sebaiknya tidak dipakai dalam 6 minggu- 6 bulan pasca persalinan Jika pakai MAL, tunda sampai 6 bulan Jika tidak menyusui dapat dimulai Kontrasepsi kombinasi dapat mengurangi ASI dan mempengaruhi tumbuh-kembang bayi. Kontrasepsi kombinasi dapat meningkatkan masalah pembekuan darah. Waktu pascapersalinan Ciri-ciri khusus

45

3 minggu pascapersalinan Mini pill Jika menyusui, jangan digunakan sebelum 6 minggu Jika tidak menyusui dapat segera digunakan Jika dengan MAL, dapat ditunda samapi 6 bulan Jika tidak menyusui >6 minggu pascapersalinan atau sudah dapat haid, dapat dimulai setelah yakin tidak hamil AKDR Dapat dipasang lansung, sewaktu SC, atau 4b jam pasca persalinan Jika tidak, insersi ditunda sampai 4-6 minggu Jika sudah haid, insersi dilakukan setelah yakin tidak hamil. Tubektomi Dapat dilakukan dalam 48 jam pascapersalinan Jika tidak, tunda sampai 6 minggu pasca persalinan Tidak ada pengaruh terhadap ASI Minilaparatomi pascapersalinan paling mudah dilakukan dalam 48jam pascapersalinan Tidak ada pengaruh terhadap ASI Selama 6 minggu pascaperalinan, progestin mempengaruhi tumbuhkembang bayi

B. KONTRASEPSI PASCA ABORTUS Kontrasepsi pasca abortus dapat segera dimulai segera karena ovulasi dapat terjadi 11 hari sesudah terapi abortus. 5,6

46

Metode kontrasepsi Pill kombinasi Mini pill Suntikan kombinasi Implan AKDR Trismester I

Waktu mulai

Ciri-ciri khusus

Segera dimulai

Dapat segera dimulai walaupun terdapat infeksi Sangat efektif Langsung efektif Mengurangi anemia

AKDR dapat langsung dipasang bila tidak ada infeksi Tunda pemsangan hingga infeksi sembuh, perdarahan diatasi, anemia teratasi Bila ada infeksi tunda hingga 3 bulan infeksi teratasi Kondom/ spermisida KB alamiah Tubektomi Tidak dianjurkan Dapat segera dilakukan, kecuali bila terjadi perdarahan yang banyak Minilaparatomi; TS I, sama dengan waktu interval TS II, sama dengan pascapersalinan Mulai segera sewaktu berhubungan Metode sementara

47

BAB IV KESIMPULAN Kontrasepsi ialah suatu usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Dan usaha usaha pencegahan itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanent. Dalam hal ini setiap calon peserta KB (akseptor KB) bebas dalam menentukan dan memilih jenis alat dan obat kontrasepsi yang paling cocok untuk dirinya. Untuk dapat memilih mana alat atau obat kontrasepsi yang kiranya cocok untuk mereka baik dalam hal rasionalitas, efektivitas dan efisiensi, maka masyarakat harus dapat memperoleh informasi yang benar, jujur, dan terbuka mengenai kelebihan, kekurangan, efek samping, dan kontrasindikasi dari masing-masing alat atau obat tersebut dari para penyelenggara KB tersebut. Ada pun maksud dan tujuan dari program KB tersebut ialah untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, yang pada gilirannya akan berkontribusi pada peningkatan Sumber Daya Manusia pada umumnya dan untuk menciptakan keluarga yang sehat, sejahtera dan harmonis pada khususnya.

48

DAFTAR PUSTAKA 1. Saifuddin A B. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi kedua. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2006. 2. Wiknjosastro H. Ilmu Kandungan. Edisi kedua cetakan ketiga. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2002 3. Cunningham F G, Gant NF. Williams Obstetri. Edisi ke-21.Volume 2. Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006 4. Saifuddin A B. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi pertama.cetakan kedua. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2001 5. Sarwono. Kontrasepsi; Dalam Ilmu Kandungan. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka sarwono; 2002. 6. Lesnewski R, Prine L Initiating Hormonal Contraception www.aafp.org/afp
7. Postpartum

accessed from from

Contraception accessed http://www.reproline.jhu.edu/english/6read/6multi/pg/ppc1.htm#Introduction

49

You might also like