You are on page 1of 48

Unit

GERAK DASAR

iri siswa usia sekolah dasar adalah bergerak. Setiap anak menggunakan seluruh waktun ya untuk bergerak, yaitu gerakan kasar yang menggunakan sebagian besar tubuhnya, seperti be rlari, melompat, dan melempar. Ia juga melakukan gerakan tubuh yang bersifat keterampilan terbatas, seperti menggunting, menempel, dan mendorong. Seiring dengan pertambahan usia dan dipengaruhi oleh faktor latihan, gerakan-gerakan tersebut akan menjadi semakin sempurna. Hal tersebut juga diiringi dengan jumlah makanan yang dikonsumsi sesuai dengan ukuran tubuh masing-masing siswa. Kebiasaan memakan berbagai macam makanan yang bergizi akan mempengaruhi pertumbuhan tulang dan bentuk tubuh. Keterampilan motorik kasar yang lebih maju dari sekadar refleks merupakan prasyarat untuk berolahraga, menari, dan aktivitas-aktivitas lain pada masa usia sekolah dasar dan tahap perkembangan selanjutnya. Dalam unit ini, Anda akan mengkaji dan memperagakan berbagai bentuk gerak dasar. Penguasaan Anda terhadap unit ini diharapkan akan melancarkan tugas Anda dalam pembelajaran pengembangan fisik siswa. Oleh sebab itu, setelah menyelesaikan unit ini Anda diharapkan dapat: 1. menjelaskan berbagai ragam bentuk gerak dasar; 2. memperagakan bentuk gerak dasar. Untuk memudahkan Anda mencapai kemampuan tersebut, unit ini diorganisasikan dalam dua kegiatan belajar sebagai berikut. 1. Subunit 1: Berbagai Gerak Dasar 1. 2. Subunit 2: Berbagai Gerak Dasar 2. Diharapkan Anda mempelajari dengan sungguh-sungguh materi dalam modul ini. Jangan lupa kerjakan latihan, tugas maupun tes formatif yang ada.

Akhirnya, Selamat Belajar, Semoga Anda Sukses!

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

2-1

Subunit 1 Berbagai Gerak Dasar 1

erkembangan gerak dasar dan penyempurnaannya merupakan hal penting di m a s a u s i a s e k o l a h d a s a r . S e m u a a n a k n o r m a l m a m p u m e n g e m b a n g k a n d a n mempelajari berbagai macam gerak dan yang lebih rumit. Gerakan-gerakan dasar merupakan gerak pengulangan yang dilakukan terus-menerus dari kebiasaan serta menjadikannya sebagai dasar dari pengalaman dan lingkungan mereka. Pengembangan gerak dasar adalah merupakan suatu proses untuk memperoleh gerak yang senantiasa berkembang berdasarkan: 1. Proses pengembangan syaraf dan otot yang juga dipengaruhi oleh keturunan; 2. Akibat dari pengalaman gerak sebelumnya; 3. Pengalaman gerak saat ini; 4. Gerak yang digambarkan dalam kaitannya dengan pola gerak tertentu. Pola gerak dasar adalah bentuk gerakan-gerakan sederhana yang bisa dibagi ke dalam tiga bentuk gerak sebagai berikut. 1. Gerak lokomotor (gerakan berpindah tempat) dimana bagian tubuh tertentu bergerak atau berpindah tempat: misalnya jalan, lari, dan loncat. . 2. Gerak non-lokomotor (gerakan tidak berpindah tempat) di mana sebagian anggota tubuh tertentu saja yang digerakkan namun tidak berpindah tempat: misalnya mendorong, menarik, menekuk, memutar. 3. Manipulatif, di mana ada sesuatu yang digerakkan, misalnya melempar, menangkap, menyepak, memukul, dan gerakan lain yang berkaitan dengan lemparan dan tangkapan sesuatu. Gerakan lokomotor, non-lokomotor dan manipulatif bisa tampak dengan berbagai kombinasi, misalnya lari sambil melempar dan menangkap bola. Dengan demikian, pola gerak adalah gerak dasar yang berhubungan dengan pelaksanaan suatu tugas tertentu. Oleh karena itu, banyak anak yang bisa melaksanakan pola gerak dasar dengan kecakapan yang bermacam-macam. Motorik dapat diuraikan dengan kata seperti otomatis, cepat, dan akurat atau dengan kata lain titik beratnya adalah pada ketelitian dan ketepatan. Sering kali gerak dibedakan antara gerak yang halus dan yang kasar. Gerak halus adalah gerak yang memerlukan ketelitian dan kecerdikan, sedangkan
2 - 2 Unit 2

gerak kasar adalah gerakan seluruh tubuh dan bagian-bagian tubuh yang besar seperti dalam kegiatan yang berpindah tempat. Banyak gerakan mengandung gerakan halus maupun kasar, misalnya untuk melempar bola diperlukan ketepatan sasaran dan kecepatan yang mencukupi. Ketepatan memerlukan ketelitian dan penguasaan jari dan tangan (gerakan halus), sedangkan kecepatan lebih memerlukan gerakan tangan dan tubuh yang kasar supaya pelemparannya cukup kuat. Di saat sebelum usia sekolah dasar, anak sudah dapat mengendalikan gerakan yang kasar. Gerakan tersebut melibatkan bagian badan yang dapat digunakan untuk berjalan, berlari dan melompat. Setelah pada usia sekolah dasar, terjadi perkembangan signifikan dalam pengendalian koordinasi yang lebih baik dan melibatkan kelompok otot yang lebih kecil yang digunakan untuk menggenggam, melempar, menangkap bola, menulis, dan menggunakan alat. Dalam mempelajari motorik, yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut. 1. Kesiapan Belajar Jika pembelajaran itu dikaitkan dengan kesiapan belajar maka hal yang dipelajari dalam waktu dan usaha tertentu yang sama maka anak yang sudah siap akan lebih unggul dari pada anak yang belum siap untuk belajar. 2. Kesempatan Belajar Banyak siswa yang tidak memiliki kesempatan mempelajari motorik karena hidup dalam lingkungan yang tidak menyediakan kesempatan belajar atau karena orang tua takut anaknya mengalami kecelakaan ketika belajar atau bermain. 3. Kesempatan Berpraktik/Latihan Anak harus diberi waktu melakukan praktik atau latihan sebanyak yang diperlukan untuk menguasai suatu gerakan. Meskipun demikian, kualitas praktik atau latihan jauh lebih penting ketimbang kuantitasnya. 4. Model yang Baik Pada saat mempelajari motorik, meniru suatu model memainkan peran yang penting. Oleh karena itu, untuk mempelajari suatu gerakan dengan baik maka siswa harus memperoleh contoh yang baik pula. 5. Bimbingan Untuk dapat meniru suatu model dengan benar, siswa membutuhkan bimbingan yang mengarah kepada perbaikan suatu kesalahan. Gerakan yang salah, namun sudah terlanjur dipelajari dengan baik mengakibatkan perbaikan ke arah yang lebih baik akan sulit dilakukan. 6. Motivasi Sumber motivasi anak adalah kepuasan pribadi yang diperoleh dari

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

2-3

kegiatan belajar, kemandirian, gengsi yang diperoleh dari kelompok sebayanya, dan kompensasi terhadap perasaan kurang mampu dalam bidang lain khususnya dalam tugas sekolah. Oleh karena itu, motivasi belajar penting untuk mempertahankan dan meningkatkan minat dari ketertinggalan selama anak belajar.

A. Sikap dan Posisi Tubuh


Sikap dan posisi tubuh di sini adalah mengenai kedudukan tubuh yang harus dilakukan dengan benar agar tidak melakukan kesalahan-kesalahan atau gangguan terhadap kedudukan tubuh yang sebenarnya. Misalnya, ketika melakukan sikap berdiri, berbaring atau duduk. Sekalipun kebanyakan guru belum mengetahui latihan-latihan khusus untuk melakukan perbaikan sikap kurang normal, tetapi mereka bisa membantu memperbaiki penyimpangan tersebut. Dalam hal ini mereka sendiri tentunya harus sadar atau berusaha memiliki sikap tubuh yang baik maupun kebiasaan-kebiasaan yang baik pula. Agar berhasil dalam tugas ini, Anda harus: 1. mengetahui sikap tubuh yang baik, dan kelainan-kelainan sikap yang normal; 2. mampu mengajarkan ketangkasan-ketangkasan dan gerakan-gerakan dalam bentuk bermain; 3. mampu memperbaiki kelainan-kelainan sikap tubuh yang salah sehingga dapat dimengerti oleh siswa; 4. memberi petunjuk agar siswa senang melakukan dan membiasakan bersikap dan melakukan gerakan-gerakan yang baik. Guru sebaiknya berusaha agar siswa mempunyai keinginan untuk memiliki sikap tubuh yang baik. Berikut adalah kegiatan-kegiatan yang dapat diberikan untuk mendorong siswa memiliki sikap tubuh yang baik. 1. Upayakan setiap siswa mengerti dan dapat melakukan gerakan yang benar. 2. Jelaskan bahwa setiap siswa masing-masing berbeda-beda dalam menguasai suatu keterampilan. 3. Sediakan gambar anak-anak, orang dewasa, pria maupun wanita dalam sikap duduk dan sikap berdiri yang betul. 4. Sediakan sebuah cermin besar di seluruh ruangan yang mudah dicapai, agar anak dapat melihat dirinya sendiri, dan dapat membandingkan dengan temantemannya yang lain.

2 - 4 Unit 2

B. Berbagai Gerakan Dasar


Gerakan berjalan dan memegang suatu benda yang telah bisa dilakukan pada masa sebelumnya akan semakin dikuasai pada masa selanjutnya. Selain itu anak semakin menguasai gerakan-gerakan lain yang pada dasarnya merupakan pengembangan dari gerakan berjalan dan memegang. Beberapa macam gerakan dasar dan variasinya yang makin dikuasai atau mulai bisa dilakukan, yaitu berbaring, duduk, berdiri, berjalan, berlari, mendaki, meloncat dan berjingkat, mencongklang dan lompat tali, menyepak, melempar, menangkap, memantul bola, memukul, dan berenang. Berikut diuraikan beberapa gerak dasar, sebagai berikut. 1. Berbaring Anak-anak usia sekolah dasar perlu diperkenalkan dengan ragam sikap berbaring. Adapun variasi gerakannya dapat dilakukan sebagai berikut: a. Berbaring telentang Sikap badan dan kedua kaki lurus, kedua tangan di samping badan, muka menghadap ke atas. Diusahakan seluruh tubuh tidak sampai kaku. b. Berbaring telungkup Sikap badan dan kedua kaki lurus, perut, dada, paha, punggung kaki rapat di lantai, kedua tangan di samping badan, kepala dimiringkan ke samping kiri atau kanan. Diusahakan agar seluruh tubuh tidak sampai kaku. c. Berbaring miring ke kanan Sikap badan miring, sisi badan bagian samping kanan dan kanan bagian luar rapat di lantai. Tangan kanan lurus ke depan, tangan kiri rapat di atas sisi badan bagian atas lurus ke belakang dan kaki kiri lurus berada di atas kaki kanan. Kepala berada di atas bahu, tangan kanan miring ke samping kanan, muka menghadap ke kanan. d. Berbaring miring ke kiri Sama seperti berbaring miring ke kanan, hanya sekarang sisi badan sebelah kiri yang merapat ke lantai. Berjalan Jalan adalah suatu gerakan melangkah ke segala arah yang dilakukan oleh siapa saja dan tidak mengenal usia. Namur demikian, gerakan jalan yang tidak diperhatikan pada masa usia sekolah dasar dikhawatirkan akan mengakibatkan kelainan dalam berjalan di kemudian hari. Untuk itu gerak berjalan maupun bentuk-bentuk latihan dalam berjalan harus disosialisasikan dengan cara 2.

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

2-5

bermain, baik itu dalam kelompok kecil maupun besar. Ada juga dikenal istilah jalan cepat yang erat kaitannya dengan suatu perlombaan. Jalan cepat ini sering dilombakan dalam nomor-nomor atletik yang dilaksanakan di stadion dan juga yang dilakukan di jalan raya. Di samping jalan cepat ada juga dikenal jalan santai, jalan keluarga, gerak jalan beregu. Pada pertumbuhan gerak akan lebih memungkinkan anak melakukan gerakan-gerakan yang lebih terampil dan gesit, antara lain gerakan berjalan dan memegang. Setelah melewati masa ini lambat laun anak mampu melakukan gerak berjalan dengan lebih lancar dan mampu bergerak lebih cepat. Pola perkembangan penguasaan gerakan berjalan adalah sebagai berikut. a. Irama, gerakan yang cepat dan terkontrol, bisa dilakukan kapan saja sesuai dengan irama yang dikehendaki. Dengan kata lain anak bisa melakukan dengan irama lambat dan juga bisa cepat. b. Bentuk gerakan kedua kaki yang melangkah tidak mengangkang mendekati garis lurus, sudut kedua telapak kaki menyempit. c. Ayunan langkah menjadi semakin otomatis, sudah mampu berjalan seperti gerakan berjalan orang dewasa pada umumnya. Anak sudah mampu berjalan dengan ayunan kaki dan berbelok ke arah yang dikehendaki dengan mudah. Perkembangan kemampuan gerak berjalan berhubungan dengan peningkatan kekuatan kaki, keseimbangan, dan koordinasi bagian-bagian tubuh yang mendukung mekanisme keseimbangan. Kekuatan kaki diperlukan untuk mendukung beban berat tubuh, dan keseimbangan diperlukan untuk menjaga tubuh agar tidak roboh. Untuk menjaga keseimbangan pada saat memindahkan titik berat badan ke kaki depan yang melangkah maka koordinasi antara kaki dengan anggota tubuh bagian atas terutama tangan sangat diperlukan. Perkembangan positif dalam hal kekuatan kaki, keseimbangan, dan koordinasi antara kaki dengan tubuh bagian atas sangat menunjang kemampuan anak melakukan berbagai variasi. gerakan berjalan. Dari uraian di atas, kita dapat memahami upaya yang dapat dilakukan pada anak agar mereka memiliki tingkat kebugaran yang tinggi. Salah satu cara terpenting adalah dengan jalan atau gerakan-gerakan jalan, seperti berikut ini. 1) Jalan cepat Jalan cepat adalah gerak melangkah ke depan sedemikian rupa tanpa terputus hubungan dengan tanah. Artinya, setiap kali melangkah kaki depan harus menyentuh tanah sebelum kaki belakang meninggalkan
2 - 6 Unit 2

tanah. Pada periode melangkah di mana satu kaki harus berada di tanah maka kaki tersebut harus lurus/lutut tidak bengkok dan kaki tumpu dalam keadaan posisi tegak lurus. Secara teknis beberapa hal yang dapat kita perhatikan berikut ini. Togok Pada waktu bergerak maju ada kecenderungan untuk lebih condong badannya ke depan atau ke belakang. Oleh karena itu pertahankan badan sedemikian rupa sehingga tegak. Pundak jangan terangkat dan waktu lengan mengayun. Jika ini dilakukan maka akibatnya akan cepat melelahkan anggota badan bagian atas. Kepala Pada saat berjalan, posisi kepala menatap ke depan, namun sesekali boleh saja menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, sebab gerakan demikian tidak menganggu dari lajunya gerak jalan tersebut. Kaki waktu melangkah Kaki melangkah lurus ke depan satu garis dengan garis khayal dari badan si pejalan/garis khayal di antara kedua ujung kaki dipertahankan (jarijari) segaris, tidak ke luar atau ke dalam. Pada saat menumpu, tumit harus menyentuh tanah lebih dahulu terus bergerak ke arah depan secara teratur. Lengan dan bahu Gerakan lengan mengayun dari muka ke belakang dan sikut ditekuk tidak kurang 90. Kondisi ini harus dipertahankan dan ditambah dengan mengayunkannya dengan rileks tanpa mengganggu keseimbangan. 2) Jalan serempak Jalan serempak adalah suatu gerakan jalan berbaris yang dilakukan secara berkelompok atau beregu. Agar gerakan jalan lebih dinamis dan menarik maka jalan yang dilakukan oleh sekelompok anak tersebut dilakukan dengan variasi-variasi gerakan jalan, baik dengan langkah tegap, langkah ngeper, langkah silang dan lain sebagainya. 3) Jalan di tempat Gerakan jalan di tempat memberikan rangsangan kepada anak untuk mau melakukan gerakan mengangkat lutut. Tujuan gerakan ini adalah memberikan rasa atau irama langkah yang terkendali satu sama lain. Jalan di tempat ini juga dapat dilakukan sambil bermain seperti bermain mengenal mata angin atau arah barat, utara, timur dan selatan. Permainan ini juga sekaligus bisa memperkenalkan arah kanan, kiri dan sebagainya.

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

2-7

4) Jalan mundur Gerakan jalan mundur memberikan rangsangan untuk keseimbangan, melatih feeling terhadap suatu kondisi, memberikan dan merangsang rasa kewaspadaan diri terhadap lingkungan sekitar, serta menambah rasa percaya diri bagi petumbuhan mental anak. Gerakan-gerakan ini dapat diberikan kepada anak-anak dalam bentuk bermain perorangan maupun kelompok. 5) Jalan menyamping Jalan menyamping dapat dilakukan oleh semua anak dengan berbagai variasi untuk memupuk rasa percaya diri serta meningkatkan kematangan bergerak dalam berbagai bentuk aktivitas anak. Kegiatan ini pun dapat dilakukan dengan menggunakan alas, atau dapat pula dilakukan dalam bentuk permainan, baik itu satu-satu, dua-dua, tiga-tiga, dan sebagainya. 6) Jalan silang Jalan silang dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu jalan silang maju ke depan dan jalan silang menyamping. Jalan silang ini memberikan kualitas atau tekanan pada kaki khususnya pada persendian pinggul dan persendian lutut serta persendian pada pergelangan kaki. Jalan silang ini merupakan upaya meningkatkan bobot jalan pada setiap anak serta memberikan motivasi lain dengan gerakan tersebut. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan bermain, baik secara perorangan maupun secara kelompok. 7) Jalan jinjit Jalan jinjit merupakan kontraksi dari otot kaki dengan bertumpu pada ujung kaki/telapak kaki depan didukung dengan keluasan dari persendian pergelangan kaki. Gerakan-gerakan ini memberikan rangsangan kekuatan pada tungkai kaki sehingga cepat sekali melelahkan otot kaki. Jalan jinjit ini pun dapat dilakukan dengan cara bermain baik itu secara perorangan maupun berkelompok, apakah permainan yang menggunakan alat atau tanpa menggunakan alat. 8) Berjalan ke Depan Pada waktu berjalan posisi badan tegak, dada dibuka, perut agak ditarik ke dalam supaya rata, kepala tegak, pandangan ke depan. Tangan diayunkan dari belakang ke depan lemas dengan siku agak dibengkokkan di samping badan. Mula-mula langkah kaki kiri ke depan dengan ibu jari kaki kiri lurus dan lutut agak dibengkokkan, tangan kanan ayunkan dari belakang ke depan, siku agak dibengkokkan, tangan kiri agak diayunkan ke belakang dengan siku agak
2 - 8 Unit 2

dibengkokkan. Setelah kaki kiri kontak dengan tanah/lantai, segera langkahkan kaki kanan dari belakang ke depan kaki kiri, tangan kiri diayunkan dari belakang ke depan dan tangan kanan diayunkan dari depan ke belakang, demikian seterusnya. Yang perlu Anda perhatikan dan waktu melangkahkan kaki ke depan, yang pertama kali terkena tanah adalah tumit, kemudian pindahkan berat badan melalui ibu jari kaki, serta telapak kaki lurus ke depan. Selain itu, waktu melangkah ibu jari kaki dibantu dengan jari-jari kaki yang lainnya agak ditolakkan, dan gerakan melangkahnya dimulai dari pangkal paha. 9) Berjalan ke Samping Dari permulaan sikap berdiri tegak, langkahkan kaki kiri ke samping kiri, setelah kaki kiri kontak dengan tanah segera kaki kanan langkahkan ke samping kiri dan rapatkan pada kaki kiri, demikian seterusnya dan bila berjalan ke samping kanan langkahkan dulu kaki kanan disusul dengan kaki kiri dilangkahkan ke samping kanan dan dirapatkan pada kaki kanan, pandangan tetap ke depan. Setelah Anda memahami uraian gerakan berjalan yang telah ditemukan itu, sekarang bagaimanakah jika berjalan ke belakang? Agar siswa tidak merasa bosan waktu mengikuti latihan berjalan tersebut, berikan beberapa contoh variasi dan kombinasi gerakan tangan dan kaki dari gerakan dasar berjalan tersebut! Sebelumnya tentu Anda harus sudah menguasai dan dapat melakukannya dengan benar. Di samping bentuk-bentuk jalan yang dimaksud perlu juga Anda memberikan bentuk jalan yang salah, yaitu gerakan yang menyimpang dilihat dari sudut anatomis normal. Gerakan jalan yang menyimpang tersebut adalah gerakan abnormal yang dirasakan oleh siswa. Hal tersebut untuk menambah wawasan mana yang baik dan mana yang buruk gerakan jalannya. Gerakan yang dimaksud adalah berikut ini. Jalan ke depan dengan kedua tumit ke arah luar. Gerakan jalan ini sering disebut seseorang yang berjalan kaki dengan bentuk X. Jalan ke depan dengan tumit ke arah dalam. Gerakan jalan ini sering disebut seseorang yang berjalan kaki dengan bentuk O. Jalan lurus ke depan salah satunya dalam posisi jinjit, baik itu kaki kiri yang jinjit atau kaki kanan yang jinjit. Jalan lurus ke depan dengan salah satu kaki kiri atau kaki kanan tumitnya ke dalam. Jalan lurus ke depan dengan salah satu kaki kiri atau kanan tumitnya ke luar, dan sebagainya.

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

2-9

Berikut ini adalah beberapa variasi pembelajaran gerak dasar jalan yang sangat penting bagi pertumbuhan fisik anak. a. Berjalan berkelompok sambil memegang bahu diiringi dengan bernyanyi. b. Berjalan di atas satu kaki berpasangan berdua, bertiga dan seterusnya. c. Berjalan sambil berpegangan tangan, dengan tempo bervariasi dari arah kanan ke arah kiri secara bergantian. d. Berjalan sambil berpegangan dalam formasi bersyaf satu per satu melintasi di antara teman hingga semua melakukannya. e. Berjalan dan meloncat dilakukan berpasangan berdua atau bertiga, bahkan dapat dilakukan dengan kelompok yang lebih banyak yang jumlahnya ganjil, satu orang berada di antara kelompok sebagai pusat pegangan. f. Berjalan di antara rambu-rambu yang terbuat dari balok atau botol plastik yang berwama-warni dengan bentuk lapangan dua buah segi tiga sama besar. g. Berjalan berpasangan melalui lorong di antara kedua segitiga. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara jalan menyamping, mundur, silang, jinjit, dan sebagainya. h. Berjalan sambil berpegangan, bergandengan ke samping sambil memegang pundak atau sikut dengan gerak langkah yang seirama. i. Berjalan dengan formasi lingkaran dan melintasi garis tengah dari lingkaran tersebut. Kegiatan ini dapat divariasikan dengan gerak lainnya seperti jalan di tempat, jalan seperti jalannya kaki seseorang yang berbentuk X dan O. j. Berjalan dengan formasi mata angin yang dibentuk oleh 7 ramburambu yang terbuat dari balok, botol plastik atau bendera-bendera kecil yang berwarna. Kegiatannya dapat dikombinasikan dengan permainan jalan beranting. k. Berjalan dengan formasi bintang bermata empat yang dibatasi oleh 8 buah rambu. Bentuk kegiatan dapat dikombinasikan seperti jalan loncat, jalan jinjit, jalan mundur, jalan menyamping, jalan di atas satu kaki, dan lain sebagainya. 1. Berjalan berpasang-pasangan dan yang di belakang menirukan gerakan jalan temannya yang di muka apa pun yang dilakukannya, di belakang harus dan selalu menirukan gerakan temannya bergantian memimpin.
2 - 10 Unit 2

m. Sama halnya dengan kegiatan di atas, tetapi dilakukan dengan kelompok yang lebih banyak lagi. n. Berjalan dengan mengitari lapangan yang berbentuk segi empat. o. Berjalan dan berlari sambil mengitari lingkaran yang dibentuk oleh tali. Gerakannya diselingi gerak loncat dan gerakan lainnya. Kegiatan ini dilakukan bergantian, sesaat menjadi lingkaran, sesaat menjadi pelaku. p. Berjalan dan berlomba dalam kelompok-kelompok. Setiap anak harus masuk ke dalam lingkaran rotan/simpai (dipakai dalam permainan hula hoop) seperti orang memakai celana. q. Berjalan dan berlomba dalam kelompoknya memasuki simpai seperti orang masuk lorong satu per satu hingga semua melakukannya. Kelompok yang lebih cepat dapat dinyatakan sebagai pemenang. r. Melangkah sambil mengangkat lutut melewati simpai -simpai yang telah disusun lurus, kemudian melengkung atau membentuk huruf Z dan lain sebagainya. s. Berjalan melewati kotak -kotak yang telah disusun sedemikian rupa untuk memberikan motivasi anak. t. Kegiatan berjalan dengan menyusun kotak-kotak berderet-deret dengan melewati beberapa baris kotak, kegiatan tersebut dapat dikombinasikan dengan suatu permainan menyerupai kereta api, dan sebagainya. u. Berjalan dan berlari dengan menggunakan alas-alas kotak dan simpai. Kegiatan tersebut melangkah selebar simpai-simpai tersebut dan setelah itu kembali jalan normal. v. Berjalan membentuk iringan kereta api dengan melewati bangku swedia. Kesimpulan dari penjelasan di atas bahwa untuk meningkatkan suatu kondisi fisik yang baik bagi anak usia sekolah dasar, diperlukan perbaikan sikap jalan, peningkatan daya tahan, peningkatan keterampilan jalan, dan peningkatan kekuatan. Setelah terpenuhinya aspek-aspeknya fisik tersebut maka diharapkan anak memiliki tingkat kebugaran jasmani yang baik dan mampu menangkal berbagai penyakit. Di samping kemampuan fisik meningkat maka secara mental pun diharapkan lebih baik, seperti meningkatkan rasa percaya diri, keberanian, kebersamaan, dan disiplin diri.

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

2 - 11

3. Berlari

Setiap hari siswa harus diberi kesempatan melatih otot-ototnya melalui berbagai kegiatan, termasuk berlari, melompat, berj alan, melempar, dan latihan keseimbangan badan. Bermain di halaman atau lapangan perlu direncanakan dan dilaksanakan setiap hari, sehingga siswa dapat mengembangkan keterampilan otot-otot besamya, belajar mengenal alam sekitar dan dapat mengekspresikan diri secara bebas tanpa merasa ada yang membatasi. Bagi orang dewasa semua gerakan dapat dilakukan dengan mudah, tetapi tidak dernikian halnya dengan siswa sekolah dasar. Dalam hal ini perlu banyak melakukan latihan dan bimbingan dari orang yang lebih dewasa agar lebih mampu untuk melakukan gerakan-gerakan secara teratur melalui kegiatan bermain. Mereka harus dibimbing pada saat melakukan setiap kegiatannya agar bisa berpengaruh positif terhadap perkembangan fisiknya, menyenangkan, dan tidak membosankan. Membentuk. atau menciptakan berbagai kombinasi dan pengembangan gerakan sambil bermain adalah tugas kita sebagai pembimbing mereka. Berlari bisa dimanfaatkan oleh guru sebagai dasar untuk memberikan olah tubuh kepada siswa secara teratur. Keteraturan tentunya perlu dikombinasikan dengan berbagai gerakan yang fleksibel dan dapat diubah sesuai dengan situasi atau keinginan guru. Guru bisa memanfaatkan faktor-faktor gerakan, seperti tempat, waktu, dan kekuatan untuk menciptakan berbagai variasi berlari. Variasi dapat juga diciptakan dengan menggunakan fungsi-fungsi tubuh dan anggota bagian tubuh. Dari kesemuanya itu bisa mengambil inti sari tujuan perlunya aktivitas lari bagi siswa yaitu: a. Mampu melakukan eksplorasi cara lari cepat, cara lari sambung, cara start untuk lari cepat, dan cara memasuki garis akhir dengan situasi yang menyenangkan; b. Terbentuknya sikap keuletan, ketekunan, percaya diri, mampu bekerja sama dan berani mengambil keputusan dari anak didik melalui nuansa bermain gerak yang dilakukan; c. Anak mampu menunjukkan manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini terhadap perkembangan badannya. Alat yang digunakan adalah sebagai berikut. a. Kantong pasir (kantong kain persegi panjang berukuran 5 cm x 7 cm yang diisi pasir atau kacang-kacangan). b. Pita dari tali yang mudah putus dan tidak mudah melukai anak.
2 - 12 Unit 2

Berlari tidak banyak berbeda dengan berjalan, hanya saja akan lebih cepat sampai tujuan dan gerakannya suatu saat melayang di udara atau agak melompat. Gerakan berlari bisa digerakkan dengan berbagai kombinasi, misalnya berlari dengan menyepak pantat dengan tumit di belakang, lari dengan mengangkat paha tinggi dengan ayunan tangan, lari dengan langkah tergantung di udara, lari dengan langkah panjang dan sebagainya. Gerakan ini dapat dilakukan dengan berpasangan dua-dua, bertiga-bertiga ataupun dalam berkelompok kecil. Gerakan berlari merupakan perkembangan dari gerakan berjalan. Gerakan dasar anggota tubuh pada saat berlari menyerupai gerakan berjalan. Perbedaannya terletak pada irama ayunan langkah. Pada gerakan lari iramanya lebih cepat dan saat-saat tertentu kedua kaki tidak menginjak tanah. Untuk bisa melakukan gerakan berlari maka diperlukan peningkatan kekuatan kaki dan koordinasi yang lebih baik antara otot-otot penggerak (agonist) dengan otot-otot yang berlawanan (antagonist) pada saat kaki melangkah. Kekuatan kaki yang lebih besar diperlukan untuk menjejakkan satu kaki tumpu agar terjadi gerakan melayang, dan untuk menahan berat badan pada saat kaki lainnya mendarat, dan dilanjutkan menjejak untuk gerakan langkah berikutnya. Koordinasi yang baik antara agonis t dengan antagonist diperlukan agar perpindahan dari satu langkah berikutnya yang relatif cepat bisa dilakukan dengan lancar atau tidak terputus-putus. Pencapaian perkembangan gerak berlari pada anak usia sekolah dasar adalah sebagai berikut. a. Kemampuan kontrol untuk mengawali gerakan, berhenti, berputar dengan cepat semakin meningkat menjadi lebih baik. b. Keterampilan motorik berlari pada umumnya sudah dikuasai sehingga ia mampu menggunakan keterampilan berlari secara efektif di dalam aktivitas bermain. Karakteristik bentuk gerakan berlari yang mula-mula bisa dilakukan oleh anak adalah sebagai berikut. a. Gerakan langkah masih terbatas rentangannya. b. Ayunan lenggang tangan sebatas siku dan arahnya tidak sepenuhnya ke depan dan ke belakang melainkan cenderung ke arah samping. c. Variasi pengembangan pembelajaran gerak lari. 1) Lari dengan Rintangan Saat ini sudah dipahami bahwa perkembangan seorang anak sudah mulai dari kemampuan berjalan hingga berlari. Nah, sekarang coba Anda lakukan

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

2 - 13

permainan berikut ini kepada anak didik Anda dengan cara meletakkan rintangan di lantai, mungkin berupa simpai, tali, bangku atau kursi, mungkin berupa garis-garis dan sebagainya. Lakukan kegiatan berlari dengan tidak menyentuh atau melangkahi benda yang ada di lantai atau setiap alas yang berbeda, anak didik Anda akan melakukan gerakan berlari yang berbeda pula (Gunakan kegiatan yang memperkaya gerakan dalam hal berlari sambil merangsang ide baru dari Anda). Lakukan seperti yang ada pada gerakan jalan yang sudah di jelaskan di atas dengan cara melaksanakan berulang-ulang, bersama pasangan satu di depan, atau berpasangan sambil berpegangan tangan. Usahakan setiap gerakan lari melewati benda yang berlainan dengan melakukan gerakan yang berlainan pula. Lakukan sebanyak mungkin secara sendiri-sendiri, berpasangan, bertiga atau berkelompok kecil. Selain menggunakan rintangan seperti yang disebut di atas, gerakan lari juga dapat dilakukan di halaman sekolah yang sudah ada rintangan alamnya seperti adanya pohon, tiang ataupun onggokan pasir atau tanah yang agak miring, dan kalau mungkin melewati rintangan yang lebih tinggi seperti berlari di tangga atau mendekati jalan yang sedikit melandai, tetapi tidak membahayakan anak. Gerakan lari ternyata bukan hanya berupa melatih kecepatan bergerak ke depan atau ke samping dan ke belakang saja, tetapi memberikan tambahan manfaat, seperti untuk menunjang keterampilan dari koordinasi gerakan anggota tubuh anak. 2) Latihan Reaksi dengan Berlari dari Sikap Awal yang Berbeda Di samping kecepatan bergerak, gerakan lari yang terarah juga bisa melatih kecepatan bereaksi, kelincahan, kelenturan, keseimbangan, daya tahan, dan sebagainya. Latihan ini dapat dilakukan di halaman sekolah atau lapangan. Hanya saja Anda harus merumuskan tujuan latihan yang akan dicapai selain gerakan berlari tersebut. Umpamanya, untuk melatihkan reaksi dapat dimulai dari sikap awal, yaitu sebagai berikut. a) Duduk selonjor. b) Duduk jongkok. c) Tidur telentang. d) Tidur telungkup. e) Duduk, jongkok atau berdiri membelakangi arah lari. f) Ide lain yang mungkin ada dalam pikiran Anda sebagai guru. Setelah sikap awal di atas tuntas dilatihkan kepada anak,
2 - 14 Unit 2

kemudian anak diperintahkan melakukan lari 25 meter atau sesuai dengan lapangan dan kemampuan yang ada (tentu ada yang memberikan aba-aba supaya larinya atau mengejar tersebut dapat dilakukan bersama-sama). Hal penting dari latihan ini adalah di samping memberikan latihan kecepatan juga memberikan latihan reaksi dan kelincahan. Ini akan mendapatkan hasil yang lebih baik. Ol eh sebab itu, latihan ini membutuhkan pengulangan sebanyak beberapa kali. Agar gerakan lari ini tidak membosankan anak maka sikap awalnya harus divariasikan sebanyak mungkin. Untuk melakukan latihan kelincahan lainnya Anda bisa memberikan latihan dengan cara melewati tiang atau pohon kayu seperti yang disampaikan di atas. Di dalam latihan kelincahan ini usahakan agar anak dapat mengubah arahnya dengan tiba-tiba sehingga kecepatannya tidak banyak berubah. Umpamanya dengan lari zig-zag dengan melewati teman sedang berbaris atau melewati beberapa benda yang diletakkan di lantai. Gerakan ini juga dapat dilaksanakan dengan cara berlari kesana-kemari, memindahkan balok atau batu dari satu tempat ke tempat lain. Dengan demikian, diharapkan Anda bersama teman -teman sejawat menyusun beberapa latihan yang dapat melatih kelincahan anak didik dengan persyaratan, seperti dijelaskan di atas, ditambah dengan beberapa faktor kesulitan, seperti gerakan memutar atau mengelilingi benda serta mengelakkan sesuatu benda yang datang padanya dan sebagainya. Semua kegiatan ini dapat Anda laksanakan bila anak didik Anda sudah menguasai keseimbangan badan dengan baik. Keseimbangan ini tentu sudah diberikan dalam latihan berjalan, seperti berjalan jinjit, jalan jinjit sambil tutup mata, jalan jinjit di atas satu garis atau di atas bangku. 3) Dikejar Dikejar termasuk kegiatan lari yang dibutuhkan untuk meningkatkan kelincahan dan keberanian mengambil risiko. Lari maksudnya bukan lari disebabkan takut, tetapi bagaimana ia lari untuk memperdayakan temannya agar ia tidak tertangkap dari kejaran. Anak yang sehat tidak akan lari terpontang-panting secepatnya dengan hanya mempergunakan jalur lurus, tetapi ia akan lari bagaimana memperdayakan temannya. Mungkin saja kalau ia tidak dikejar, akan mengejek temannya supaya ia dikejar. Ketika berusaha memperdayakan temannya maka ia akan berusaha menguasai keseimbangan tubuhnya untuk dapat melaksanakan gerak tipuan sehingga sulit diduga oleh temannya mau ke mana ia bergerak.

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

2 - 15

Keterampilan mengelak atau menipu lawan dengan berbagai cara gerakan menandakan ia sudah melakukan latihan-latihan ke arah kelincahan dan keseimbangan. Apalagi bila ini dilakukan dengan waktu yang lebih lama berarti sudah dimasukkan unsur latihan daya tahan (stamina). Anak yang lincah dan memikirkan bagaimana, agar memperdayakan temannya berarti ia sudah melatih mengembangkan kemampuan aspek kognitifnya. Latihan ini dapat ditingkatkan lagi dengan meningkatkan tenaga pengejarnya. Mungkin dikejar oleh anak yang lebih lincah, atau kalau mungkin dikejar oleh dua atau tiga orang teman. Di sini semakin terlihat keterampilan seorang anak untuk membebaskan dirinya dari kejaran temannya. Untuk meningkatkan kelincahannya maka bisa saja lapangan dibatasi atau diperkecil sehingga ruang gerakannya m enjadi lebih sempit. Dengan cara ini ia akan semakin berpikir bagaimana untuk menghindari temannya. Namun, perlu diwaspadai bahwa ruangan yang lebih kecil lebih berbahaya bagi anak untuk berlari dan berkejaran. 4) Mengejar Latihan ini merupakan gabungan dari latihan jalan dan lari, di samping untuk mengetahui sejauh mana kemampuan seorang anak menandingi kemampuan anak lain. Dengan sendirinya tentu yang melakukannya adalah anak yang sebaya dengan mereka atau teman sekelas. Walaupun gerakannya hanya sepele, yaitu dengan mengejar seseorang, namun ini merupakan bentuk latihan berbagai kemampuan dalam bergerak, termasuk melatih unsur kelincahan, keseimbangan, daya tahan, dan sosial emosional anak. Di samping itu latihan ini juga berguna, untuk menghilangkan kebosanan anak melakukan kegiatan individual. Latihan ini sangat menarik perhatian anak karena menggembirakan, apa lagi bila guru dapat menyusun permainan mengejar tersebut secara berurutan sehingga dalam melakukan permainan anak tidak merasa terlalu lelah karena pelajaran yang diikutinya diselingi permainan lain yang menarik. Mengejar bukan saja kegiatan mengejar yang dilakukan oleh satu dua atau lebih pengejar, tetapi kegiatan latihan mengejar di sini dapat juga mengajarkan penggunaan waktu. Maksudnya adalah siapa yang dapat menyelesaikan suatu tugas mengejar dengan waktu yang paling singkat yang diberikan pada, mereka berdua, bertiga ataupun berkelompok dialah sebagai pemenang atau siapa yang lebih awal tiba di tujuan dari dua atau lebih anak yang berlomba mencapai suatu tempat atau memindahkan suatu alat maka dialah yang menang. Oleh karena itu, biasanya kegiatan
2 - 16 Unit 2

mengejar dilakukan dalam bentuk perlombaan sehingga akan menjadi semakin menarik bagi anak. 5) Mendaki Mula-mula anak bisa melakukan aktivitas mendaki apabila dibantu dipegangi orang dewasa, kemudian berusaha melakukan sendiri apabila ada pegangannya. Perkembangan selanjutnya anak mampu melakukan sendiri tanpa perlu menggunakan pegangan dengan gerakan, seperti berjalan. 6). Lari cepat Pindah tempat Siswa berdiri dalam ruang bebas. Mereka diinstruksikan berpindah dari tempatnya semula ke tempat yang baru yang ditentukan secara bebas, artinya berlari sesuai dengan keinginan masing-masing. Mereka harus berhenti pada saat guru memerintahkan atau memberi aba-aba "berhenti". Mereka berhenti pada tempatnya dalam posisi berdiri dengan kedua kaki seimbang. Waspadai agar setiap siswa tidak berbenturan dengan teman yang lainnya. Berpindah tempat dengan kecepatan Dalam posisi pertama, berdiri bebas di dalam ruang. Kemudian, mereka diminta berpindah tempat dengan cara mereka sendiri, asalkan sampai ke tempat tujuan. Siswa mengeksplorasi berbagai cara untuk berpindah tempat. Pada akhirnya dapat menyimpulkan bahwa lari merupakan cara yang tepat dan tercepat untuk menuju tempat tujuan. Di sini guru dapat memperkenalkan sebuah konsep gerak lokomotor yang disebut dengan lari. Lari dengan berubah arah Siswa dikumpulkan di dalam suatu ruangan yang diberi batas, misalnya ruang kelas yang besar. Mereka disuruh bergerak lari secara bebas tanpa berbenturan. Dalam kegiatan tersebut harus lari dengan mengubah ke berbagai arah. seperti gerak lari lurus, zig-zag, melengkung, belok kiri, dan kanan. Di sini di perkenalkan konsep alur gerak. Sebagai ilustrasi nyata dari ke giatan ini . misalnya siswa bergerak, seperti mobil atau sepeda di jalan raya di mana harus mengendarai mobil atau sepeda dengan selama Lari cepat dan berubah arah Para siswa bergerak lari seperti layaknya gerakan mobil di jalan raya yang ramai dengan mobil dan kendaraan lainnya. Agar mereka bisa cepat dan aman ke tempat tujuan maka mereka harus mengendalikan mobilnya dengan baik agar tidak bertabrakan. Terkadang mereka seakan-akan harus menancap gas agar cepat melarikan mobilnya, terkadang harus menginjak rem untuk

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

2 - 17

mengurangi kecepatan mobilnya. Terkadang pula mereka harus mengubah arah dan menghindar dengan berbelok atau melakukan zig-zag. Konsep gerakan lari ini disebut konsep kecepatan dan perubahan arah. Lari cepat Siswa diberi tugas untuk berlari cepat dengan jarak 20 meter secara beregu sementara regu yang lain mengamatinya. Diberi kesempatan untuk bertanya jawab dengan guru tentang cara berlari yang benar. 7) Lari Sambung Permainan estafet Permainan ini mirip dengan olahraga lari estafet yang sering dilihat dalam perlombaan atletik tingkat dewasa. Namun, dalam permainan ini yang menjadi peserta gerak lari adalah siswa sekolah dasar, yang harus memindahkan atau menyerahkan sebuah kantong pasir seberat kurang lebih satu ons kepada temannya dalam posisi berdiri di tempat. Bentuklah formasi menjadi dua berbanjar. Anak paling belakang memegang kantong pasir dan menyerahkan kepada teman di depannya, demikian seterusnya. Seperti pada kegiatan permainan estafet, tetapi teman yang menerima berdiri berjauhan dengan yang menyerahkan kantong pasir. Seperti pada kegiatan permainan estafet, tetapi dengan menggunakan tongkat bambu atau kayu sepanjang 20-30 cm. Lomba lari beranting (estafet) Siswa dalam formasi berbanjar, anak yang belakang memegang tongkat. dan lari keliling secepat-cepatnya, kemudian memberikan tongkat tersebut kepada teman sekelompok yang ada di depannya. Serah terima tongkat dilakukan seperti pada kegiatan (3). Masing-masing kelompok melakukan kegiatan serupa. Kelompok yang menyelesaikan putaran tercepat dianggap sebagai pemenang. 8) Pengenalan cara start lari a) Permainan roti-rotan Anak dalam posisi berdiri membentuk formasi dua bersaf. Satu regu dinamakan Roti, dan regu lainnya dinamakan Rotan. Mereka diminta untuk berkonsentrasi. Guru menginstruksikan dengan aba-aba Roti dan Rotan. Apabila disebut Roti maka regu Roti harus segera lari, dan regu Rotan mengejar dan berusaha menyentuhnya. Penamaan masing-masing regu terserah guru, namun gunakan penamaan yang mudah dipahami dan pernah diketahui siswa. Jangan memberi nama kelompok Apel dan Strawberry jika belum pernah mendengar atau melihat macam buah tersebut. b) Sama dengan kegiatan (1), tetapi dalam posisi jongkok.
2 - 18 Unit 2

Dalam kegiatan (1) dan (2), siswa dirangsang untuk menemukan cara melakukan start yang efektif. Start yang efektif berkaitan dengan perpindahan, berat badan ke depan, kecepatan reaksi, dan waktu pengambilan keputusan serta tindakan. c) Lomba start Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang masing-masing terdiri atas 4 anak. Setiap anak melakukan start jongkok pada garis start. Guru memberikan aba-aba. Bentuk gerakan ini ditekankan pada posisi tungkai dan tangan, perubahan berat badan, kecepatan reaksi, dan gerak lanjutan. d) Kegiatan puncak Lomba lari cepat 25 meter Kegiatan ini seperti pada (3), dengan penekanan pada cara/sikap lari yang baik, posisi badan agak condong ke depan, kepala tegak dan pandangan ke depan. Kecepatan lari tetap dipertahankan walaupun tidak mengubah lebar langkah, dan tetap dilakukan dengan bentuk pengenalan gerak dasar melalui nuansa kegiatan bermain sesuai dengan tahap perkembangan usia sekolah dasar. 4. Melompat Lompat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik lain yang lebih jauh atau tinggi dengan ancang-ancang lari cepat atau lambat dengan menumpu satu kaki dan mendarat dengan kaki/anggota tubuh lainnya dengan keseimbangan yang baik. Sebelum siswa diajarkan gerakan melompat maka perlu dibekali pemahaman tentang arti lompat itu sendiri. Pada kegiatan lompat, seorang siswa bisa mulai melompat di mana saja, tetapi bidang pendaratan atau tujuannya harus diberi tanda agar mengetahui tanda tersebut sebagai tingkat keberhasilan dalam lompatannya. Alat yang digunakan dalam pembelajaran lompat dapat berupa tali yang direntangkan melintang untuk dilompati. Perhatikan faktor keamanan atau keselamatan anak yang akan melakukan lompatan. Anak dapat dirangsang supaya badannya terangkat ke atas dengan cara melewati tali yang dibentangkan dengan ketinggian 30 cm, 40 cm, atau 50 cm. Pengaturan ketinggian seperti ini perlu dilakukan agar siswa tidak merasa jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran lompat, khususnya dalam pembelajaran lompat jauh. Kegiatannya sama seperti di atas dapat dilakukan, namun dengan alat berupa lingkaran-lingkaran yang terbuat dari karet atau dari ban bekas. Anak ditugaskan melakukan lompatan dan

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

2 - 19

mendarat pada lingkaran yang dimaksud. Tujuan pembelajaran ini adalah untuk melatih kecermatan dalam mengatur tempo atau kecepatan sehingga kedua kaki mampu mendarat di lingkaran tersebut. Cara lain yang menarik diikuti siswa adalah menggunakan lingkaran plastik yang disebar dengan jarak yang beragam. Kemudian, tawarkan kepada siapa saja yang mampu melompat. Tujuan kegiatan tersebut adalah untuk memberikan kemampuan tingkat keterampilan yang dimiliki anak. Bisa saja Anda menyusun lingkaran-lingkaran plastik tersebut dengan jarak yang berurutan. Tujuan pembelajaran yang dimaksud adalah untuk mengatur tempo atau kecepatan pada lompatan-lompatan yang harus dilakukan. Bila di sekolah tersedia kotak atau box dan lingkaran plastik maka kegiatan belajar lompat jauh bisa memanfaatkan kotak/box tersebut dengan menyusunnya menjadi dua lapis ke atas ke depan dan anak yang melompat harus masuk ke dalam lingkaran plastik yang tersedia. Kegiatan belajar lompat jauh bisa pula memanfaatkan alat-alat yang telah tersedia, misalnya menggunakan 2 buah bangku swedia, 4 lapis matras dan kasur busa. Semua alat tersebut disusun sedemikian rupa sehingga bisa berfungsi menjadi permainan melompat. Gerak dasar lompat juga terkait dengan gerak dasar lari, yaitu melakukan gerak awalan. Jadi, dalam gerak lompat terdapat sejumlah komponen yang bisa diaktifkan secara maksimal, yaitu kecepatan, kelincahan, kelenturan, dan daya tolak otot tungkai. Kecepatan lari sangat menentukan keberhasilan melakukan lompat jauh. Daya dorong otot tungkai dalam gerak melompat juga sangat berperan pada saat gerakan menolak untuk melewati tiang dalam lompat tinggi atau bak pasir atau matras dalam lompat jauh. Tujuan guru mengajarkan lompat adalah dapat memberi pengenalan gerakan dasar yang diharapkan memiliki keterampilan dasar yang kelak dikembangkan lebih lanjut. Modifikasi untuk gerak lompat diarahkan pada faktor kecepatan lari, kemampuan menolak, kelincahan dan kelenturan. a. Contoh pengembangan gerak lompat 1) Lompat jauh Tujuan pengembangan gerak lompat adalah mengajarkan siswa melompat ke depan (jauh) dengan sikap gerak lompat yang benar, yaitu membengkokkan lutut, mengayunkan lengan, dan melakukan gerak perluasan (ekstensi). Jika siswa ingin mendarat dengan benar di saat melakukan gerak lompat maka ia harus melakukan gerak mengeper untuk menyerap kekuatan, lutut dibengkokkan, dan melakukan pendaratan dengan dua kaki. Dengan memberikan pengembangan gerak lompat
2 - 20 Unit 2

seperti ini maka anak diharapkan memiliki keberanian mengambil keputusan, menentukan tindakan yang tepat, berani, dan bertanggung jawab. Untuk lebih jelasnya marilah dilakukan uraian kegiatan berikut. Pertama-tama siapkan matras atau bak pasir Materi yang hendak diajarkan adalah keterampilan melompat ke depan (jauh). Keterampilan ini terdiri dari serangkaian gerak awalan, menumpu untuk melompat ke depan, dan mendarat. Gerak awalan dimaksudkan untuk memperoleh kecepatan awal sebagai momentum sebelum melakukan tumpuan. Segera setelah memperoleh kecepatan maksimum, gerakan menumpu dapat dilakukan dengan satu kaki sekuatnya guna memperoleh daya dorong horizontal dan vertikal. Gaya yang dihasilkan tersebut membawa posisi tubuh di udara ke arah depan sejauh-jauhnya. Gerakan mendarat, kemudian dilakukan dengan menjejakkan kedua kaki ke matras atau bak lompat. Dalam pelaksanaannya, melompat ke depan (jauh) dapat dilakukan tidak harus langsung ke titik baku melompat jauh seperti halnya dalam atletik. Nuansa bermain tetap diprioritaskan dan bagaimana mengajarkan gerak dasar melompat secara bertahap dari gerakan sederhana dalam situasi yang menyenangkan. 2) Melompat tanpa Gerakan Awalan
a) Tolakan dengan dua kaki

Sikap permulaan: Berdiri tegak, kedua kaki rapat atau agak rapat, kedua tangan di samping badan. Gerakannya: Sambil membengkokkan lutut ke depan, kedua tangan diayunkan ke belakang, badan agak dicondongkan ke depan, tumit diangkat. Kemudian, sambil menolakkan kedua kaki ke atas depan, kedua tangan diayunkan dari belakang ke depan atas melewati samping badan. Pada waktu mendarat/jatuh pada kedua kaki lutut ditekuk supaya mengeper, kedua tangan ke depan, berat badan ke depan atau pada kedua ujung kaki. Pandangan ke depan. b) Tolakan dengan satu kaki Sikap permulaan: Berdiri dengan salah satu kaki di depan (kiri) lurus, kaki yang lainnya (kanan) di belakang dengan lutut agak ditekuk ke depan. Kedua tangan ke belakang, berat badan berada pada kaki kanan.

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

2 - 21

Gerakannya: Bersamaan dengan mengayunkan kaki kanan ke atas depan, kaki kiri ditolakkan ke atas depan menyusul kaki kanan, kedua tangan diayunkan dari belakang ke depan atas melalui samping badan. Pada waktu badan melayang di udara, kedua kaki dirapatkan, jatuh atau mendarat pada kedua kaki (ujung kaki) dengan lutut ditekuk badan mengeper, kedua tangan ke depan, berat badan agak ke depan atau pada kedua ujung kaki. 3) Melompat dengan Gerakan Awalan Cara melakukan gerakan dasar melompat dengan menggunakan gerakan awalan adalah sama seperti pada melompat tanpa gerakan awalan. Hanya saat sebelum melakukan tolakan didahului dengan lari dulu beberapa langkah (3, 5, 7 langkah atau lari secepatnya, sesuai dengan tingkat kemampuan anak) cepat pada batas melakukan lompatan, baru melakukan tolakan dengan dua kaki atau dengan satu kaki sesuai dengan tugas yang harus dilakukannya. Yang perlu diperhatikan, antara lain berikut ini. a) Pelaksanaan latihan melompat harus dilakukan pada bak lompatan yang berisi pasir yang gembur atau lunak agar tidak membahayakan. Jika hanya sekadar melompat saja untuk melihat cara melompat dan jatuhnya maka dapat dilakukan pada tempat yang lunak. Jangan sekalikali dilakukan di tempat yang keras. b) Guru harus terus mengawasi setiap anak yang melakukan latihan. Bila ada kecelakaan maka guru harus memberikan pertolongan dengan cepat serta tepat pada waktunya. c) Segera perbaiki bila ada yang salah melakukannya. d) Apabila telah benar-benar menguasai keseimbangan, maka coba berikan berbagai variasi dan kombinasi di dalam melakukan lompatannya. Dalam melakukan kegiatan ini siswa diharapkan mampu mengembangkan keberaniannya dalam mengambil keputusan, ketetapan menentukan tindakan, dan disiplin. Manfaat dari gerakan melompat ini adalah: a) Meningkatkan kekuatan dan kecepatan otot-otot tungkai, b) Meningkatkan kelenturan dan keseimbangan tubuh, c) Mengembangkan koordinasi gerak mata, lengan dan tungkai.

2 - 22 Unit 2

b. Proses Pembelajaran 1) Pendahuluan. Siswa dalam formasi dua bersaf membentuk lingkaran. Seorang anak ditunjuk sebagai pelari dan seorang sebagai pengejar. Sebelum kena sentuh, pelari dapat menyentuh bagian terdepan dari salah satu barisan/saf. Anak yang terbelakang dari saf yang disentuh harus menjadi pelari. Apabila pelari terkena sentuh, dia balik menjadi pengejar. Demikian berlangsung seterusnya. 2) Lari melompati teman membungkuk/menelungkup Anak diatur dalam posisi berbanjar, secara bergiliran melompati teman di depannya yang dalam posisi menelungkup. 3) Mengayun lengan berirama Siswa mengayun lengan ke depan dan ke belakang dengan berirama dan hitungan 1..., 2 ..., dan pada hitungan 3 melompat ke depan. Perhatikan pada waktu mendarat posisi lutut harus dibengkokkan dan jangan lupa memakai gerakan mengeper untuk menyerap sisa kekuatan. Mendarat dengan kedua kaki dan tumit menyentuh lantai. Upayakan kepala tetap tegak, pandangan mata ke depan. Ayunkan lengan ke belakang dengan rentangan penuh (ekstensi). Setelah melompat, ulurkan kedua lengan tersebut ke arah luar atau sejauhjauhnya. Saat akan mendarat, ayunkan kedua lengan tersebut ke depan. 4) Melompat dengan tali Tali direntangkan lurus di atas lantai. Perhatikan cara melompatnya! Mendarat di kedua kaki, tumit menyentuh dulu, lutut bengkok, lengan menjulur ke depan. 5) Melompat tali yang berbentuk V Berdiri pada bagian antara kedua tali yang berjarak pendek. Melompatlah, kemudian pindah pada bagian tengah, dan melompatlah. Berdirilah pada bagian paling lebar dari huruf V, dan melompatlah! Aturlah jarak antara siswa (tali) satu dengan yang lain agar tidak berbenturan. Sesuaikan lebar tali (bentuk V) menurut kemampuan masingmasing anak. Ingat lakukan gerakan ayunan lengan dan bengkokkan lutut saat gerakan awalan. Apabila ingin melompat sejauh-jauhnya, rentangkan lengan, tungkai, dan ankel saat melayang di udara. Bila, anak telah dapat melampaui bagian terluas dari tali V, kemudian tali V diatur kembali agar menjadi lebih luas.

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

2 - 23

5. Meloncat Loncat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik lain yang lebih jauh/tinggi dengan ancang-ancang dari cepat atau lambat dengan menumpu dua kaki dan mendarat dengan kaki/anggota tubuh lainnya dengan keseimbangan yang baik. Gerakan meloncat mula-mula tampak atau bisa terbentuk dari gerakan berjalan atau melangkah dari tempat yang agak tinggi ke tempat yang lebih rendah, misalnya menuruni tataran tangga rumah atau turun dari bangku pendek. Apabila anak berdiri di atas bangku pendek dan ingin turun dengan cara melangkah turun maka akan terjadi loncatan kecil karena kaki tumpu belum mampu menahan berat badan dengan menekuk lutut sampai kaki yang melangkah menapak di lantai. Gerakan seperti itu bisa membentuk gerakan meloncat. Penguasaan gerak meloncat berkembang sejalan dengan peningkatan kekuatan kaki serta keseimbangan dan koordinasi tubuh. Gerakan meloncat yang mula-mula dikuasai adalah dengan cara menumpu dengan satu kaki dan mendarat dengan satu kaki yang lain. Gerakan yang dikuasai kemudian adalah menumpu dengan kedua kaki bersama-sama. Gerakan meloncat dengan tumpuan kedua kaki dan mendarat dengan kedua kaki baru dikuasai kemudian. Tujuan pembelajaran meloncat di sini adalah untuk meningkatkan kemampuan fisik atau potensi jasmani anak seperti melatihkan kekuatan, daya tahan, kelincahan, kecepatan, dan ketangkasan. Di samping itu juga gerak meloncat bertujuan untuk meningkatkan kesiapan mental secara umum, seperti memiliki rasa percaya diri, meningkatkan rasa keberanian, dan kebersamaan anak. Beberapa variasi kegiatan meloncat yang dapat dilaksanakan antara lain berikut ini. a. Kegiatan melakukan loncatan dengan menggunakan alat tali yang diletakkan di tanah atau lantai menyerupai huruf "S". b. Sama dengan kegiatan di atas hanya tali diletakkan lurus bentuk secara sejajar. c. Loncat menggunakan simpai yang disusun secara berjajar sebanyak 5 buah. d. Loncat melewati balok-balok dengan jumlah yang cukup banyak (10 buah). e. Loncat menggunakan bangku swedia 6. Melempar Melempar adalah gerakan mengarahkan satu benda yang dipegang dengan cara mengayunkan tangan ke arah tertentu. Gerakan ini dilakukan dengan
2 - 24 Unit 2

menggunakan kekuatan tangan dan lengan serta memerlukan koordinasi beberapa unsur gerakan, Misalnya, lengan dengan jari-jari yang harus melepaskan benda yang dipegang pada saat yang tepat. Untuk melakukannya dengan baik maka anak memerlukan koordinasi gerak yang baik dengan gerakan bahu, togok, dan kaki. Gerakan melempar bisa dilakukan, tetapi gerakannya masih kaku dan koordinasinya belum baik. Penempatan posisi kaki dan togok masih belum benar dan cenderung seperti berdiri biasa. Gerakan hanya terbatas pada ayunan lengan dan sedikit gerakan badan. Kemampuan melakukan gerakan melempar terus berkembang, dan bentuk gerakannya akan semakin baik. Koordinasi gerak antara ayunan lengan, jari tangan, togok, dan kaki sudah bisa membentuk gerakan yang efisien Program pengembangan jasmani melalui pembentukan gerak dasar melempar bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dalam melakukan suatu bentuk gerakan dengan anggota badannya agar lebih terampil dengan menggunakan alat-alat yang sesuai dengan tingkat usia dan kemampuannya. Pengembangan kemampuan gerak dasar melempar dapat dilakukan dengan menggunakan bola kasti, bola tenis atau jenis bola plastik. Bagaimana dengan tindakan Anda sebagai guru bila mengajarkan gerak dasar melempar, sedangkan bola kasti, bola tenis ataupun bola plastik saat itu tidak ada? Untuk dapat mengajarkan gerakan dasar melempar terlebih dahulu guru perlu memahami dan menguasai prosedur melakukan gerakan melempar tersebut serta konsep cara melakukannya. Gerakannya: Pada waktu bola akan dilemparkan, tangan kanan yang memegang bola diayunkan ke samping belakang. Kemudian, dari belakang bola dilemparkan dengan menggerakkan tangan dari belakang melalui atas kepala ke atas dan ke depan. Selanjutnya bola dilepas pada saat tangan lurus dan berat badan berada pada kaki kiri (jika melempar jauh) serta bersamaan dengan badan dilonjakkan ke atas, ke depan dan kaki kanan ditolakkan ke atas depan. Mendarat pada kaki kanan, kaki kiri tergantung lemah di belakang, pandangan mengikuti arah jalannya bola. Jadi, hal penting yang harus diperhatikan oleh guru pada waktu anak melempar antara lain, mengenai sikap berdiri pada saat akan melempar, perpindahan berat badan waktu akan melemparkan bola, gerakan melemparkan bola, dan gerakan lanjutan dari lemparan bola tersebut. Sekarang

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

2 - 25

bagaimana jika melempar bolanya ke bawah? Untuk melakukan kegiatan gerakan dasar melempar, boleh diberi tugas berbagai ragam melempar bola, seperti berikut ini. a. Melempar sejauh-jauhnya melalui atas kepala. b. Melempar ke sasaran yang telah ditentukan. c. Melempar dari samping. d. Menggelinding di atas tanah. e. Melempar dari belakang melalui bawah badan dan di samping badan. f. Melempar dengan dua tangan, baik melalui atas maupun melalui bawah badan.

Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda mengerjakan latihan berikut ini! Pilihlah salah satu gerakan (berjalan, berlari), lalu buatlah sebuah permainan dengan tujuan untuk membelajarkan gerakan tersebut kepada anak. Lalu, ujicobakanlah permainan tersebut pada anak dan amati hasilnya. Berikanlah analisis Anda mengenai permainan ci ptaan Anda tersebut berdasarkan karakteristik perkembangan fisik anak. Petunjuk Jawaban latihan Perhatikan dasar-dasar membuat permainan di usia sekolah dasar. Perhatikan pula alat dan peralatan yang mungkin membahayakan anak. Pada saat melaksanakan permainan ini kumpulkan data tentang kemampuan yang telah dan belum dimiliki anak. Jangan lupa memperhatikan tujuan permainan yang akan Anda berikan kepada anak yaitu pengembangan syaraf dan otot serta pengembangan pola gerak dasar, yaitu bentuk gerakan-gerakan sederhana yang bisa dibagi ke dalam tiga bentuk gerak seperti bentuk lokomotor dan non lokomotor.

Rangkuman
Setiap manusia memiliki gerakan-gerakan yang terbatas pada waktu mereka masih sekolah dasar. Seiring dengan pertumbuhan usia dan seringnya latihan, gerakan-gerakan ini semakin sempurna. Hal ini juga dipengaruhi oleh asupan gizi. Kesemuanya ini semakin mendorong anak untuk menjelajahi lingkungan sekitarnya yang juga didorong rasa ingin tahunya.
2 - 26 Unit 2

Agar mereka memiliki tingkat kebugaran yang tinggi maka gerakangerakan jalan seperti jalan cepat, serempak, di tempat, mundur, menyamping, jinjit, dan silang perlu dilatihkan secara berkesinambungan dan terarah. Di samping itu, anak juga perlu diberikan berbagai variasi pembelajaran gerak dasar jalan dan lari yang sangat penting bagi pertumbuhan fisik anak. Dengan program yang terarah tersebut maka diharapkan anak memiliki suatu tingkat kondisi fisik yang baik, memiliki sikap jalan yang baik, memiliki tingkat kebugaran jasmani yang baik dan mampu menangkal berbagai penyakit. Di samping kemampuan fisik meningkat maka secara mental pun diharapkan lebih baik, seperti meningkatkan rasa percaya diri, keberanian, kebersamaan, dan disiplin diri.

Tes Formatif 1
Pilih satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan! 1) Kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam mengajarkan sikap tubuh yang baik adalah sebagai berikut, kecuali . A. memiliki tubuh yang lentur sehingga dapat melakukan gerakan yang sulit B. mampu mengoreksi kelainan-kelainan sikap tubuh yang salah sehingga dapat dimengerti oleh siswa C. mengetahui sikap tubuh yang baik dan kelainan-kelainan sikap yang normal D. memberi arah kepada anak-anak agar senang melakukan dan membiasakan bersikap dan melakukan gerakan-gerakan yang baik 2) Berikut ini yang termasuk ke dalam macam-macam jalan adalah gerakan .... A. santai B. keluarga C. cepat D. beregu 3) Gerakan jalan yang dapat memberikan rangsangan untuk keseimbangan serta feeling terhadap suatu kondisi, juga memberikan dan merangsang masa kewaspadaan diri terhadap lingkungan sekitar, serta menambah rasa percaya diri bagi pertumbuhan mental anak adalah jalan . A. menyamping B. mundur C. silang
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

2 - 27

D. serempak 4) Bagi anak usia SD yang memiliki kekurangan dari segi fisik sehingga mempengaruhi cara berjalan, maka diperlukan adanya perbaikan dari aspek fisik. Berikut adalah beberapa contoh perbaikan dari aspek fisik, kecuali meningkatkan . A. kekuatan B. keterampilan jalan C. daya tahan D. kelenturan 5) Contoh berlari yang merupakan variasi pengembangan pembelajaran gerak lari adalah, kecuali lari .... A. dengan melompati benda-benda yang diletakkan di lantai B. zig-zag dengan melewati teman-teman yang sedang baris C. cepat menuju suatu target D. kesana-kemari memindahkan balok dari suatu tempat ke tempat lain

Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir subunit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi subunit1. Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat penguasaan ------------------------------------------ x
100% 5

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai: 90 - 100% = baik sekali 80 - 39% = baik 70 - 79% = cukup < 70% = kurang Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan kegiatan belajar selanjutnya. Bagus! Tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi subunit 1, terutama bagian yang belum Anda kuasai.

2 - 28 Unit 2

Subunit 2 Berbagai Gerakan Dasar 2

erakan dasar, seperti jalan dan lari telah kita pelajari secara tuntas, namun bila ingin memberikan porsi yang lebih besar kepada anak didik untuk membina kebugarannya tentu kita ingin mengetahui lebih banyak lagi cara lain yang lebih variatif dan menarik. Bisa saja anak merasa bosan dengan teknik yang Anda berikan selama berlatih kebugaran. Di sini Anda masih memiliki kesempatan membangun kombinasi berbagai latihan. Dalam subunit 2 ini akan disajikan beberapa cara lain yang diyakini bisa meningkatkan kemampuan Anda menciptakan berbagai permainan dari gerakan dasar yang menarik bagi anak didik Anda.

A. Berjingkat
Gerakan berjingkat lebih sukar dibandingkan dengan gerakan meloncat. Berjingkat adalah gerakan meloncat dimana loncatan dilakukan dengan tumpuan satu kaki dan mendarat dengan menggunakan satu kaki yang sama. Artinya, pada saat kaki tumpu meloncat, kaki yang diangkat mengayun ke depan menunjang lajunya gerakan. Dengan bentuk gerakan itu jelas diperlukan kekuatan kaki yang lebih besar, di samping perlunya keseimbangan dan koordinasi yang lebih baik. Mencongklang dan Lompat Tali Gerakan mencongklang atau lari seperti langkah kuda dan lompat tali merupakan variasi dari gerakan berjalan atau berlari dengan meloncat; sedangkan lompat tali terbentuk dari kombinasi gerakan melangkah dengan berjingkat. Karena gerakan mencongklang dan lompat tali merupakan variasi dari gerakan berjalan, berlari, meloncat, dan berjingkat maka kedua gerakan tersebut baru dikuasai sesudah dikuasainya gerakan-gerakan yang divariasikan. Materi pembelajaran loncat dengan dan tanpa alat adalah loncat dengan tumpuan dua kaki, loncat ke depan, ke belakang, ke samping kiri atau kanan, ke atas, ke bawah, dan berputar, sedangkan alat yang dapat digunakan dalam pembelajaran, antara lain loncat menggunakan tali, balok, kotak, simpai, dan bangku swedia.

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

2 - 29

B. Menyepak
Gerakan menyepak mulai bisa dilakukan setelah siswa mampu mempertahankan keseimbangan tubuhnya dalam posisi be rdiri pada satu kaki sementara satu kaki lainnya diangkat dan diayun ke depan. Mekanisme keseimbangan tubuh dalam sikap berdiri sudah baik, sudah mampu mempertahankan keseimbangan tubuh dengan bertumpu pada satu kaki, dan satu kaki yang lain melakukan gerakan mengayun menyerupai gerakan menyepak. Gerakan menyepak bisa dilakukan dengan ayunan kaki. menyepak berupa ayunan ke depan, langsung dari posisi menapak dengan awalan yang berupa gerak mengayun ke belakang sebelum diayun ke depan.

C. Menangkap
Awal dari usaha untuk menangkap yang dilakukan adalah berupa gerakan tangan untuk menghentikan suatu benda yang mengulir di l antai dan benda yang ada di dekatnya. Siswa yang bermain -main bola akan berusaha menangkap bola yang menggulir di dekatnya. Apabila aktivitas seperti itu dilakukan berulang-ulang maka kemampuan menangkap akan terbentuk. Dengan melakukan gerakan menangkap berulang-ulang akan terjadi sinkronisasi gerakan tangan dengan kecepatan bola yang datang atau mengulir di dekatnya. Perkembangan ini menjadikan anak mampu menangkap. Menangkap bola menggulir lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan menangkap benda yang melambung. Oleh karena itu, kemampuan menangkap benda yang dilambungkan akan berkembang dengan baik sesudah anak mampu menangkap benda yang digulirkan. Dalam usaha menangkap benda yang dilambungkan, anak hanya menjulurkan tangannya lurus ke depan dengan telapak tangan terbuka menghempas ke atas. Kemampuan menyesuaikan posisi tubuh dan tangan dengan posisi di mana benda datang masih belum dimiliki. Oleh karena itu, usaha menangkap yang dilakukan biasanya gagal.

D. Memantul-mantulkan Bola
Gerakan memantul-mantulkan bola bisa dilakukan anak apabila ia memperoleh kesempatan bermain-main dengan bola. Gerakan ini terbentuk mula-mula dari gerakan menjatuhkan bola yang dipegang. Apabila bola itu memantul ke atas maka, ia akan berusaha menangkapnya. Pada mulanya ia belum berhasil menangkapnya, tetapi dengan melakukan berulang-ulang ia
2 - 30 Unit 2

akan berhasil. Begitu berhasil, ia akan makin senang mengulanginya. Kemampuan memantul-mantulkan bola berulang kali tanpa menangkap berkembang sejalan dengan kemampuan mengontrol kekuatan tangan dan arah tegaknya bola. Pada mulanya anak berusaha memantulmantulkan bola menggunakan satu tangan. Penguasaan gerakan memantul-mantulkan bola menggunakan satu tangan berkembang lebih awal dibanding menggunakan dua tangan. Penggunaan dua tangan lebih sukar dibanding menggunakan satu tangan karena cara tersebut membutuhkan koordinasi dan sinkronisasi antara tangan kanan dan tangan kiri serta masih sulitnya anak mengatur posisi badan. Besarnya bola yang digunakan ada pengaruhnya terhadap tingkat penguasaan gerakan. Hal ini berkaitan dengan ukuran dan kekuatan tangan.

E. Memukul
Gerakan memukul, misalnya memukul bola, dilakukan dengan cara sebagai berikut: mula-mula anak berusaha mengayunkan tangannya dengan lengan lurus ke arah depan atas. Selanjutnya gerakan akan berkembang dan mampu memukul dari samping ke arah depan serta memukul bola di atas kepala. Perkembangan kemampuan memukul bola mulai tampak pada usia yang makin bertambah, dan kemampuan memukul akan semakin timbul dan berkembang apabila anak memperoleh kesempatan untuk melakukannya berulang-ulang.

F. Berenang
Pada umumnya siswa yang tidak biasa bermain-main di air tidak bisa berenang. Jika mereka diajak ke kolam renang, misalnya mereka lebih senang sekedar bermain-main daripada untuk belajar berenang. Berenang sebenarnya sudah dapat diajarkan sejak anak kecil pada usia lebih kurang 3 tahun, namun tentunya dengan cara yang benar. Karena sifat perkembangan fisik dan kandungan lemak tubuh relatif masih cukup besar yang memungkinkan anak untuk bisa berenang serta memudahkan untuk mengapung. Demikian juga kaki yang masih relatif pendek tidak menambah beban yang bisa menyebabkan daya apung berkurang. Berenang merupakan kegiatan yang bisa dilakukan apabila siswa memperoleh kesempatan untuk membiasakan diri bermain-main di air.
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

2 - 31

Berenang pada anak -anak yan g t i nggal di daerah pesisir, di dekat s ungai atau di dekat t el aga adal ah merupakan kegiatan sehari-hari. Walaupun mereka tidak diajar berenang secara formal, namun kebiasaan sehari-hari bermain di air akan berpengaruh menjadi bisa berenang.

G. Koordinasi Gerakan
Koordinasi gerakan yang dimaksud di sini bukanlah bagian-bagian aksi motorik yang pengkoordinasiannya dalam suatu gerakan. Tidak mungkin di sini akan membahas gerak tentang koordinasi gerak, di mana gerak yang dilaksanakan hanyalah berupa kegiatan gerak yang dilakukan dengan memperkaya berbagai macam gerakan yang digabungkan menjadi satu penggabungan atau pengkoordinasian. Bila membicarakan teknik gerakan, maka dengan sendirinya sekurang-kurangnya harus membahas tentang koordinasi dasar gerakan yang terdiri dari beberapa komponen, di antaranya adalah berikut ini. 1. Struktur dasar gerakan. 2. Irama gerakan. 3. Hubungan gerakan. 4. Luas gerakan. 5. Kelancaran gerakan. 6. Kecepatan gerakan. 7. Ketepatan gerakan. 8. Kekonstanan gerakan.

Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda mengerjakan latihan berikut ini! Pilihlah salah satu gerakan (melompat, melempar), lalu buatlah sebuah permainan dengan tujuan untuk membelajarkan gerakan tersebut kepada anak. Lalu ujicobakanlah permainan tersebut pada siswa kelas I (satu), dan amati hasilnya. Berikan analisis Anda mengenai permainan ciptaan Anda tersebut berdasarkan karakteristik perkembangan fisik anak usia siswa kelas I (satu) tersebut.

2 - 32 Unit 2

Petunjuk Jawaban Latihan Perhatikan dasar-dasar membuat permainan siswa sekolah dasar. Perhatikan pula alat dan peralatan yang mungkin membahayakan anak pada saat melaksanakan permainan ini.

Rangkuman
Berbagai permaian dari gerakan dasar dapat dikembangkan oleh guru, dan apabila dikemas dengan cara yang menarik akan memotivasi anak didik dalam melakukannya sehingga akan ikut berperan secara aktif yang disertai rasa senang. Permainan yang dikembangkan berupa: berjingkat, melompat, menyepak, melempar, menangkap, memantulkan bola, berenang, dan koordinasi gerakan. Keseluruhan dari gerakan dasar ini akan bekembang sejalan dengan peningkatan usia, kekuatan kaki, kekuatan lengan, keseimbangan, dan koordinasi. Oleh karena itu metode pembelajarannya harus dimulai dari gerak yang mudah menuju gerak yang sukar, dilakukan secara teratur dan terencana.

Tes Formatif 2
Pilih satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang tersedia! 1. Gerakan meloncat dimana loncatan dilakukan dengan tumpuan satu kaki dan mendarat dengan menggunakan satu kaki yang sama merupakan pengertian dari .... A. melompat B. meloncat C. berjingkat D. berlari 2. Yang termasuk dalam gerak dasar anak sekolah dasar adalah .... A. berlari, melompat, berguling B. berlari, berjalan, salto C. berlari, melompat, melempar D. melempar, berjingkat, melempar 3. Berikut adalah gerak dasar yang bersifat manipulatif. A. memantul-mantulkan bola, memukul B. berenang, melompat C. berlari, menyepak
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

2 - 33

D. menyepak, melompat 4. Berikut merupakan gerakan dasar kedua koordinatif adalah. A. berenang B. berjalan C. melempar D. berjingkat 5. Menyepak, melempar, menangkap merupakan gerak .... A. koordinasi B. manipulasi C. akurasi D. manipulatif koordinatif

Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian akhir subunit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi subunit 2. Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat penguasaan = _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ x 100% 5 Arti tingkat penguasaan yang Anda capai: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup < 70% = kurang Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan subunit selanjutnya. Bagus! Tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi subunit 2, terutama bagian yang belum Anda kuasai.

2 - 34 Unit 2

Subunit 3 Kombinasi Gerak Dasar


Pendahuluan

erakan tubuh ternyata adalah perantara yang aktif untuk mengembangkan kemampuan persepsi motorik. Dengan menguasai kegiatan motorik, pada diri anak akan timbul rasa senang dan percaya diri karena dapat berprestasi. Dengan melakukan gerakan menuju kebugaran sesungguhnya, anak dapat terbantu proses belajarnya karena olah gerak tubuh dapat mempengaruhi aspek kognitif dan emosi-sosial anak. Secara naluri anak-anak cenderung selalu aktif bergerak. Mereka bergerak berdasarkan rasa ingin tahu terhadap segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Aktivitas motorik pada anak akan tumbuh seiring dengan proses tumbuh kembang yang harus mereka lalui. Kemampuan motorik akan berkembang menjadi suatu keterampilan motorik tertentu. Hal itu akan tergantung sejauh mana mereka mendapat pengalamanpengalaman gerak dari lingkungan sekitarnya. Peran orang tua, guru, teman dan orang-orang terdekat serta sarana prasarana akan sangat mempengaruhi hal itu. Tubuh yang selalu aktif bergerak, ternyata tak hanya bisa memberi pengaruh positif pada kondisi fisik, namun juga akan berpengaruh pada kondisi psikologis, intelektual, dan sosialnya. Anak-anak pun bakal mempelajari segala macam yang ada di dunia melalui aktivitas motoriknya sesuai dengan tahapan perkembangan psikomotornya. Anak-anak yang mendapat lingkungan yang kondusif akan menjadikannya sebagai anak-anak yang aktif, bugar, kreatif dan terampil. Berlari, berjalan, kombinasi lari dan lompat, kombinasi lari dan lempar, kombinasi jalan, lari dan lempar, dan kombinasi jalan, lari dan lompat adalah berbagai gerakan tubuh yang sangat dibutuhkan seorang anak. Namun, gerakan-gerakan ini tentu saja jangan dipaksakan untuk dilakukan. Misalnya, gerakan lari tentulah bisa digemari anak jika kita mampu mengolahnya menjadi suatu kegiatan bermain. Dengan bermain sambil mengolah tubuh, kita dapat memunculkan rasa senang anak. Anak akan belajar bersaing, meningkatkan harga diri mampu meningkatkan kinerja akademis, mengurangi tingkah laku negatif, mengurangi tingkah laku yang merusak dan meningkatkan keterampilan sosial, tentu saja, anak pun bisa merasa bugar. Jadi, pada intinya, seorang anak perlu diberi keseimbangan berupa stimulasi yang dapat mengembangkan keseluruhan perkembangan fisik dan kecerdasannya.
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

2 - 35

Dalam subunit ini, Anda akan mengkaji tentang kombinasi gerak dasar anak dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari. Penguasaan Anda terhadap subunit ini diharapkan akan melancarkan tugas Anda dalam pengembangan fisik anak melalui keterampilan otot ototnya. Oleh sebab itu, setelah menyelesaikan subunit ini Anda diharapkan dapat: 1. menjelaskan berbagai kombinasi jalan dan lari; 2. menjelaskan kombinasi lari dan lompat; 3. menyebutkan contoh kombinasi lari dan lempar; 4. menjelaskan kombinasi jalan, lari, dan lempar; 5. menyebutkan kombinasi jalan, lari dan lompat; 6. memberi contoh kombinasi gerak togok, bahu, dan kaki. Untuk memudahkan Anda mempelajari, maka subunit ini terdiri dari 2 kegiatan belajar sebagai berikut. 1. Menguraikan tentang kombinasi. 2. Menguraikan tentang kegiatan pengembangan gerak

A. Kombinasi Gerak Dasar


Pada halaman terdahulu telah dikemukakan bahwa gerak dasar dari manusia itu adalah berjalan, berlari, melompat, dan melempar. Setelah semua gerakan tersebut dilakukan sehingga bisa lebih mudah memberikan berbagai bentuk gerakan dasar tersebut pada anak terutama berbagai variasi gerakan dasar. Hal ini bisa diterapkan dan dikembangkan, baik dalam usaha untuk membina dan meningkatkan kebugaran jasmani, maupun untuk-meningkatkan prestasi optimal pada suatu cabang olahraga yang menjadi kegemarannya di kemudian hari. Pelaksanaan kombinasi gerak dasar, antara lain dapat dilakukan dengan memberikan bentuk-bentuk kegiatan seperti berikut. 1. Berbagai Kombinasi Jalan dan Lari Siswa dijadikan beberapa barisan sesuai dengan keadaan tempat, kemudian ditugaskan melakukan hal-hal berikut. a. Jalan biasa dengan jarak beberapa meter. Bila mendengar tanda berupa tepukan, peluit, atau suara, maka siswa harus berlari secepat-cepatnya sampai batas-batas tempat yang telah ditetapkan. b. Jalan dengan langkah panjang, kemudian lari secepat-cepatnya. c. Jalan dengan ujung kaki, kemudian lari secepat-cepatnya. d. Jalan dengan mengangkat lutut tinggi, kemudian lari secepat-cepatnya. e. Coba Anda ciptakan beberapa kombinasi jalan dan lari dengan cara
2 - 36 Unit 2

lainnya! 2. Kombinasi Lari dan Lompat a. Lari pelan-pelan, pada batas yang telah ditentukan lompat ke atas setinggitingginya meraih sesuatu di atas. b. Lari beberapa langkah (antara 3 - 5 langkah), kemudian lompat ke atas ke depan. c. Lari secepat-cepatnya, kemudian melompat sejauh-jauhnya ke atas ke depan. 3. Kombinasi Lari dan Lempar a. Lari beberapa langkah (3 - 5 langkah) sambil membawa bola kasti, tenis atau plastik. Pada batas yang telah ditentukan lemparkan bola sejauhjauhnya ke atas ke depan. b. Lari secepat-cepatnya sambil membawa bola. Pada batas yang telah ditentukan lemparkan bola sejauh-jauhnya. c. Perhatikan cara-cara melemparkannya pada gerakan dasar melempar. 4. Kombinasi Jalan, Lari, dan Lompat Anak-anak disuruh jalan biasa, kemudian bila ada tanda lari secepat-cepatnya sampai batas yang telah ditetapkan, terus lompat sejauh-jauhnya ke atas ke depan (pada matras atau bak pasir). Bagaimana jika tidak ada bak lompat atau matras? 5. Kombinasi Jalan, Lari, dan Melempar Anak-anak disuruh jalan beberapa meter. Bila mendengar tanda, anak harus berlari secepat-cepatnya sampai batas yang telah ditetapkan, kemudian lemparkan bola sejauh-jauhnya ke atas ke depan, melewati atas kepala atau melemparkan bola ke sasaran yang telah ditentukan. Coba Anda buat variasi yang lain. 6. Kombinasi Gerakan Togok, Lengan, Bahu, dan Kaki Lakukan sikap permulaan dengan cara berdiri tegak, kaki agak dibuka, kedua tangan di samping badan, dan pandangan ke depan. Gerakkanlah dengan hitungan berikut. Hitungan1 : Badan dibungkukkan ke depan, kedua tangan sejajar bahu, jari-jari/telapak tangan diletakkan ke lantai, kedua kaki tetap lurus, kepala mengikuti gerakan badan. Hitungan 2 : Dalam posisi jongkok, tumit diangkat, kedua tangan sejajar bahu lurus ke depan. Hitungan 3 : Kembali bungkukkan badan ke depan, kedua tangan sejajar bahu, jari-jari/telapak tangan diletakkan ke lantai, dan kedua kaki lurus.

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

2 - 37

Hitungan 4 : Posisi berdiri tegak, kemudian langsung lentingkan badan ke belakang, kepala tengadah, kedua lengan lurus sejajar, bahu tarik ke belakang. Hitungan 5 - 8: Lakukan lagi gerakan seperti pada hitungan 1 hingga 4. Demikian seterusnya, lakukan 2 hingga 3 kali dalam 8 hitungan. Coba Anda ciptakan kombinasi gerakan togok, lengan, bahu, dan kaki yang lainnya! Perbedaan utama antara gerak berjalan dengan gerak berlari adalah berjalan ditandai dengan kedua kaki yang selalu kontak dengan tanah, sedangkan untuk lari ditandai kaki kiri dan kanan bergantian melayang. Gerakan berjalan yang tepat dan harus dikuasai anak, yaitu pada setiap langkah diusahakan kaki melangkah secepat mungkin, kaki tempat bertumpu harus selalu kontak dengan tanah. Siku kedua tangan membentuk 90 dan mengayun seirama dengan langkah kaki. Pandangan mata diusahakan lurus ke depan dan leher tidak kaku. Gerakan yang perlu dikuasai untuk gerak berlari hampir serupa dengan gerakan berjalan. Namun, pada lari gerak melayang seseorang harus menolakkan kaki dengan cepat, kuat serta bergantian. Faktor-faktor yang berpengaruh pada gerakan lari dan jalan di antaranya ketahanan, kecepatan, kekuatan, dan kelenturan. Namun, dalam proses kegiatan pengembangan gerak tidak perlu melatih, komponen-komponen tersebut. Siswa hanya perlu diperkenalkan dengan komponen kelenturan, kecepatan, kekuatan dan ketahanan secara sederhana dan kegiatan bagi mereka harus selalu dilakukan dalam bentuk atau nuansa bermain yang menyenangkan, disesuaikan dengan perkembangan dan pertumbuhan fisik. Siswa sekolah dasar cenderung menyukai hal yang sifatnya baru. Bentukbentuk modifikasi kombinasi jalan dan lari selain dibuat untuk memperkenalkan gerak dasar jalan, lari yang benar, juga untuk meningkatkan kemampuan lari yang optimal. Tujuan pengajaran yang disampaikan untuk m ereka mempun yai sifat yang sangat mendasar, yaitu memperkenalkan gerak secara baik, sehingga dapat mengembangkan kemampuan gerak jalan dan lari secara tepat. 7. Gerak Dasar dalam Berbagai Bentuk Gerak Jalan Tujuan gerakan ini adalah agar mampu melakukan eksplorasi gerak dengan cara jalan yang benar dalam situasi yang menyenangkan. Di samping itu siswa diharapkan memiliki keuletan, ketekunan, percaya diri, kerja sama dan berani mengambil keputusan melalui nuansa gerak yang dilakukan. Yang tidak kalah penting adalah agar mampu menunjukkan manfaat yang diperoleh
2 - 38 Unit 2

dari kegiatan bergerak, jalan dan lari. Alat yang digunakan adalah peluit atau alat lain yang memiliki bunyi yang bisa didengar sewaktu melakukan gerakan. Untuk menambah variasi, coba berikan kebebasan kepada siswa untuk melakukan gerakan sesuai seleranya. Atau bisa saja mereka disuruh menirukan cara jalan orang-orang yang ada di masyarakat dengan berbagai profesi, seperti cara jalan pemeran raksasa di dalam wayang orang, pejalan cepat, peraga busana, jalan secara berkelompok dan menirukan jalan gajah, jalan kura-kura dan lain-lain. a. Proses pembelajaran Pendahuluan atau pemanasan 1) Eksplorasi gerakan berjalan. Anak melakukan berbagai bentuk dan gerak jalan secara bebas. 2) Permainan penguluran. Siswa dalam formasi bebas. Mereka diminta bergerak menirukan gerak binatang (kucing menggeliat, kucing menerobos ruang yang sempit, elang menyambar anak ayam). Gerakan ini mengarah pada peregangan otot-otot besar dan tendon otot secara bebas, tetapi menyeluruh. b. Pengembangan keterampilan 1) Anak diberikan kesempatan mengkreasikan, cara jalan untuk menempuh jarak tertentu dalam arena kegiatan. 2) Anak diberi kesempatan secara bersama-sama mendemonstrasikan hasil kreasinya dalam kurun waktu beberapa menit. 3) Beberapa anak diminta mengulang cara berjalannya secara bergantian di depan teman-temannya. Selanjutnya teman-temannya tersebut secara bersama-sama diberi tugas menirukan cara jalan tersebut. 4) Anak diberi kesempatan mengkreasikan cara jalan seperti biasa yang dilakukan orang dengan profesi khusus di masyarakat. Misalnya, jalan tentara, peraga busana, berjalan menyerupai berbagai perasaan, berjalan cepat, dan sebagainya.

c. Kegiatan puncak
Masing-masing siswa diminta mendemonstrasikan cara jalan yang efektif untuk tujuan-tujuan tertentu. MisaInya, cara jalan yang paling efektif jika ingin jalan santai, jalan cepat, memperagakan busana, berjalan seperti tentara berbaris. d. Pendinginan atau kegiatan penutup 1) Sambil duduk istirahat, anak diajak mendiskusikan kegiatan yang telah mereka peroleh dan yang baru mereka lakukan.

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

2 - 39

2) Siswa diberi kesempatan menyampaikan penghargaan kepada temannya yang dipandang telah menampilkan aktivitas yang baik yang telah mereka lakukam. 3) Guru memberikan penghargaan kepada siswa, kelompok atau kelas yang aktif, dan sukses dalam mengikuti proses pembelajaran.

B. Pembentukan Togok, Lengan, Bahu, dan Kaki


Untuk dapat mengembangkan kemampuan fisik maka otot-otot tubuhnya perlu dibentuk terlebih dahulu agar mereka dapat membentuk posisi dan gerakan anggota tubuhnya (proprioseptik). Karena ujung-ujung syaraf yang sensitif terhadap rangsangan sensorik yang terletak pada otot-otot dan persendian, maka persendian-persendian dari anggota tubuh pun harus dilatih supaya kuat dan lemas agar dapat melakukan gerakannya dengan lancar. Oleh karena itu, di dalam program pengembangan fisik, otot-otot togok, lengan, bahu, dan kaki perlu dibentuk terlebih dahulu. Demikian juga mengenai persendiannya. Berdasarkan uraian di atas maka untuk pembentukan togok, lengan, bahu, dan kaki dapat dilakukan dengan jalan pengulangan gerak berikut ini. 1. Latihan Gerakan Togok a. Gerakan membungkuk dan melentingkan badan Coba ikuti sikap permulaan berikut. Berdirilah tegak, kedua kaki agak dibuka, dan letakkan kedua tangan di pinggang. Gerakkanlah dengan hitungan berikut. Hitungan 1 - 2: bungkuk-bungkukkan badan ke depan, usahakan kedua kaki/lutut tetap lurus. Hitungan 3 - 4: lenting-lentingkan ke belakang, kepala mengikuti gerakan badan, lutut tetap lurus. Lakukan secara berulang, antara 2 -3 kali dalam 4 hitungan. b. Meliuk-liukkan badan Sikap permulaan dengan cara berdiri tegak, kedua kaki agak dibuka, dan kedua lengan lurus ke atas di samping telinga/kepala, serta pandangan ke depan. Gerakkanlah dengan hitungan berikut. Pada hitungan 12, cobalah meliukliukkan badan ke samping kiri, kedua kaki tetap lurus, kedua lengan dan kepala mengikuti gerakan badan. Dalam hitungan 3 4, lakukan arah kebalikannya. Lakukan gerakan tersebut berulang-ulang antara 2-3 kali dalam 4 hitungan. c. Memutar badan Lakukan sikap permulaan dengan berdiri tegak, kedua kaki agak dibuka, kedua tangan di pinggang, dan pandangan ke depan. Gerakkanlah dengan cara
2 - 40 Unit 2

membungkukkan badan ke depan, kemudian putar ke samping kiri, terus ke samping kiri, ke belakang, ke samping kanan, dan kembali ke depan, kemudian kembali ke sikap semula. Setelah itu lakukan dengan arah kebalikannya (ke arah kanan). Pada saat memutar badan, usahakan kedua kaki tetap lurus, kepala mengikuti gerakan badan, dan lekukkan badan sejauh-jauhnya ke depan dan ke belakang. Lakukan gerakan ini dua kali ke arah kiri dan dua kali ke arah kanan. 2. Latihan Pembentukan Gerakan Lengan, Bahu, dan Kaki
a. Mengayun lengan ke samping kiri dan kanan

Lakukan sikap permulaan dengan berdiri tegak, kedua kaki agak dibuka, kedua lengan lurus ke samping kanan sejajar bahu. Gerakkanlah dengan hitungan berikut. Hitungan 1: Ayunkan kedua lengan dari samping kanan ke samping kiri lurus melalui bawah depan badan. Hitungan 2: Ayunkan kembali kedua lengan dari samping kiri ke samping kanan lurus melalui bawah depan badan. Lakukan gerakan tersebut berulang-ulang sebanyak dua kali dalam 8 hitungan. Pada waktu mengayunkan kedua lengan ke samping kiri, berat badan pindahkan ke kaki kiri, bila ke kanan berat badan ke kaki kanan, pandangan mengikuti gerakan ayunan lengan.
b. Mengayun lengan ke depan dan ke belakang

Lakukan sikap permulaan dengan cara berdiri tegak, kedua kaki sedikit dijarangkan. Kedua lengan di samping badan, pandangan ke depan. Gerakkanlah dengan hitungan berikut. Hitungan 1: Ayunkan kedua lengan ke depan lurus. Hitungan 2: Ayunkan kembali kedua lengan dari depan ke belakang lurus melalui bawah di samping badan, lutut agak dibengkokkan. Hitungan 3: Ayunkan kembali kedua lengan dari belakang ke depan lurus, melalui bawah samping badan. Hitungan 4: Ayunkan kembali kedua lengan dari depan ke belakang lurus, melalui bawah samping badan. Demikian seterusnya, dan lakukan sebanyak dua kali dalam 8 hitungan. c. Memutar lengan ke depan dan ke belakang Lakukan sikap permulaan dengan cara berdiri tegak, kedua kaki agak terbuka, kedua lengan di samping badan, dan pandangan ke depan. Gerakkanlah dengan hitungan berikut.

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

2 - 41

Hitungan 1 - 4: Putar kedua lengan ke depan lurus melalui atas kepala. Hitungan 5 8: Putar kembali kedua lengan ke belakang lurus melalui atas kepala. Lakukan gerakan tersebut sebanyak dua kali dalam 8 hitungan. d. Latihan mendorong benda yang tidak bergerak (tembok) Lakukan sikap permulaan dengan cara berdiri tegak, jaraknya kira-kira antara 40-50 cm dari dinding. Kedua telapak tangan ditempelkan ke tembok, kedua sikut dibengkokkan, dan kepala hampir mendekati tembok. Gerakkanlah dengan hitungan berikut. Dorong tembok sekuat-kuatnya sampai badan tegak kembali. Lakukan berulang-ulang sampai 2-8 kali. Setelah itu lakukan dengan kedua lengan lurus dan berdirinya kira-kira 75 cm dari dinding tembok, gerakannya seperti di atas dan lakukan 2 x 8 hitungan.

e. Dorong mendorong dengan teman


Lakukan sikap permulaan dengan cara berdiri berhadapan, kedua lengan saling berpegangan pada pundak temannya, dan kaki kanan masing-masing anak melangkah ke belakang kira-kira 30 cm. Gerakkanlah dengan hitungan berikut. Lakukan saling mendorong setelah ada tanda atau aba-aba. Setelah itu lakukan dengan kedua lengan lurus, masing-masing kedua telapak tangan saling menempel. f. Loncat-loncat di tempat Lakukan sikap permulaan dengan cara berdiri tegak, kedua kaki rapat, kedua tangan bebas atau di samping dada, dan pandangan ke depan. Gerakkanlah dengan cara berikut. 1) Loncat-loncat di tempat sampai hitungan 8, kemudian loncat setinggi-tingginya ke atas. Pada saat badan berada di udara, segera putar badan kira-kira 90, setelah itu mulai lagi loncat-loncat di tempat sampai hitungan 8, dan loncat lagi setinggi-tingginya ke atas serta putar badan ke kanan 90. 2) Loncat-loncat di tempat sampai hitungan 8, kemudian loncat setinggi-tingginya ke atas. Pada saat badan berada di udara, segera putar badan kira-kira 180, setelah itu mulai lagi loncat-loncat di tempat sampai hitungan 8, dan loncat lagi setinggi-tingginya ke atas serta putar badan ke kanan 180.

2 - 42 Unit 2

Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda mengerjakan latihan berikut ini! Buatlah gerakan-gerakan senam yang merupakan dua gerakan dasar manusia, yaitu berjalan dan dan lari. Susunlah gerakan-gerakan tersebut menjadi sebuah rangkaian gerakan yang saling berhubungan! Petunjuk jawaban latihan Pelajari gerakan senam yang ada di suatu sanggar senam. Amati gerakangerakan yang bi sa m embant u pengem bangan otot anak. Hi ndari gerakan yang bi sa mem baha yakan at au yang belum pantas dilakukan anak.

Rangkuman
Siswa memilih aktivitas sehari-hari yang beragam, antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam aktivitas tersebut, siswa melatih otot ototnya melalui berbagai latihan dan kegiatan, seperti berjalan dan lari. Agar siswa dapat melakukan gerakan -gerakan yang teratur dan dapat mengembangkan otot-ototnya dengan baik diperlukan bimbingan melalui permainan agar tidak lekas bosan. Untuk melatih gerakan jasmani dengan benar dan tepat dapat d i t a m p i l k a n m e l a l u i b i m b i n g a n ya n g i n t e n s i f d a n ge r a k a n g e r a k a n menyenangkan, seperti gerakan berjalan dan berlari dengan
berbagai variasi gerakan.

Tes Formatif 3
Pilih satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan! 1. Gerakan yang tidak termasuk dalam gerak dasar manusia adalah . A. melempar B. melompat C. berguling D. berjalan 2. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat berjalan ke depan, kecuali .... A. pandangan ke depan B. kepala tegak C. kedua tangan diayun bergantian
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

2 - 43

D. dada dibuka 3. Dari beberapa gerakan melompat di bawah ini, yang merupakan contoh dari latihan gerakan dasar adalah melompat . A. tanpa gerakan awalan B. dengan rintangan C. ke depan D. ke belakang 4. Tujuan dari program pengembangan jasmani melalui pembentukan gerak dasar melempar adalah.. A. melatih kemampuan motorik kasar dalam melempar B. melatih koordinasi antara mata dan tangan. C. mengembangkan kemampuan otot tangan. D. mengembangkan kemampuan dalam bertindak melakukan suatu bentuk gerakan dengan anggota badannya agar lebih terampil dengan menggunakan alat-alat yang sesuai dengan tingkat dan kemampuannya 5. Untuk kegiatan gerakan dasar melempar, dapat ditugaskan untuk melakukan beberapa hal di bawah ini, kecuali melemparkan bola dengan A. dengan memantulkannya terlebih dahulu ke tanah B. menggelinding di atas tanah C. dari belakang melalui bawah di samping badan D. dari samping

2 - 44 Unit 2

Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di bagian akhir subunit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi subunit ini. Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat penguasaan ------------------------------------ x 100% 5 Arti tingkat penguasaan yang Anda capai: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup < 70% = kurang Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan unit selanjutnya. Bagus! Tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi subunit 3, terutama bagian yang belum Anda kuasai.

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

2 - 45

Kunci JawabanTes Formatif


Tes Formatif 1
1. A. memiliki tubuh yang lentur sehingga dapat melakukan gerakan yang sulit 2. B. keluarga 3. C. mundur 4. B. keterampilan jalan 5. A. dengan melompati benda-benda yang diletakkan di lantai

Tes Formatif 2
1. 2. 3. 4. 5. C. C. A. A. D. berjingkat berlari, melompat, melempar memantul-mantulkan bola, memukul berenang mmanipulatif koordinatif

Tes Formatif 3
1. 2. 3. 4. 5. A. D. B. B. C. berguling dada dibuka dengan rintangan melatih koordinasi antara mata dan tangan dari belakang melalui bawah di samping badan

2 - 46 Unit 2

Daftar Pustaka
Barrett & Haskell. (1993). The Education of Children with Physical and Neurological Disabilities. Edisi ke-3. London: Chapman & Hall Cole. M., & Cole Sheila. R. (1989). The Development of Children. San Diego: University of California, Scientific American Books. Gallahue, David L. (1989). Understanding Motor Development: Infant, Children, Adolescents. Edisi ke-2. Brown & Benchmark Publishers. Harris A.C. (1986). Child Development. St. Paul USA: West Publishing Company. Hammett T.C. (1992). Movement Activities for Early Childhood. Champaign Illinois: Human Kinetics Books. Haywood. M. Kathleen. (1993). Life Span Motor Development. Edisi ke-2 USA: Human Kinetics Publishers.

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

2 - 47

Glosarium
Refleks : Gerakan antisipasi yang dilakukan sebagai akibat adanya rangsangan, seolah-olah gerakan ini tidak memalui proses berpikir, gerakan ini bertujuan untuk perlindungan diri Kegiatan yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang untuk menyempurnakan suatu keterampilan Dorongan yang menyebabkan individu melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.

Latihan Motivasi

: :

2 - 48 Unit 2

You might also like