Professional Documents
Culture Documents
Batuan adalah material padat yang terdiri dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk secara alami. Umumnya batuan bersifat heterogen (terbentuk dari beberapa tipe/jenis mineral), dan hanya beberapa yang homogen (disusun oleh satu mineral atau monomineral). Tekstur dari batuan akan memperlihatkan karakteristik komponen penyusunnya, sedangkan struktur batuan akan memperlihatkan proses pembentukannya (dekat atau jauh dari permukaan).
Batuan Beku
Batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik).
Batuan beku diskordan terjadi jika struktur tubuh batuan beku memotong lapisan batuan di sekitarnya, contohnya antara lain :
Batholith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran sangat besar > 100 km2 dan membeku pada lokasi yang dalam. Stock, seperti batholith, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih kecil dibandingkan dengan batholith, tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan penyerta suatu tubuh batholith atau bagian atas batholith. Dike, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur (perlapisan) batuan yang diterobosnya. Volkanic neck, adalah pipa gunung api di bawah kawah yang mengalirkan magma ke kepundan. Kemudian setelah batuan yang menutupi di sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang akan terlihat bentuknya silindris dan menonjol dibandingkan topografi sekitarnya.
Batuan beku konkordan mempunyai bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya, contohnya antara lain : Sill, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya sejajar.
Laccolith, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian atasnya, batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung ke atas, membentuk kubah landai. Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan sill. Akibat proses-proses geologi, baik oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku dapat tersingkap di permukaan. Lopolith, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan bawahnya cekung ke atas.
Masif, yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku. Sheeting joint, merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar yang tersusun secara teratur tegak lurus arah aliran. Sedangkan struktur yang dapat dilihat pada contoh-contoh batuan (hand speciment sample) Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal seperti batang pensil. Pillow lava atau lava bantal, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. Hal ini akibat proses pembekuan terjadi pada lingkungan air atau laut. Vesicular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan. Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral-mineral sekunder biasanya mineral silikat dan karbonat seperti kalsit, kuarsa atau zeolit. Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral pada arah tertentu akibat aliran.
Batuan beku asam, apabila kandungan SiO2 lebih dari 66%. Contohnya adalah granit dan riolit. Batuan beku intermedier, apabila kandungan SiO2 antara 52% - 66%. Contohnya adalah andesit dan diorit. Batuan beku basa, apabila kandungan SiO2 antara 45% - 52%. Contohnya adalah gabro dan basalt. Batuan beku ultra basa, apabila kandungan SiO2 kurang dari 45%. Contohnya adalah peridotit dan dunit. Pengelompokan yang didasarkan kepada susunan kimia batuan, jarang dilakukan. Hal ini disebabkan prosesnya lama dan mahal, karena harus dilakukan melalui analisa kimiawi.
Pada gambar diatas diperlihatkan pengelompokan batuan beku dalam bagan, berdasarkan susunan mineralogi. Gabro adalah batuan beku dalam dimana sebagian besar mineral-mineralnya adalah olivine dan piroksin. Sedangkan felsparnya terdiri dari felspar plagioklas Ca. Teksturnya kasar atau fanerik, karena mempunyai waktu pendinginan yang cukup lama didalam litosfer. Kalau dia membeku lebih cepat karena mencapai permukaan bumi, maka batuan beku yang terjadi adalah basalt dengan tekstur halus. Jadi gabro dan basalt keduanya mempunyai susunan mineral yang sama, tetapi teksturnya berbeda. Demikian pula dengan granit dan riolit atau diorit dan andesit. Granit dan diorit mempunyai tekstur yang kasar, sedangkan riolit dan andesit, halus. Basalt dan andesit adalah batuan beku yang banyak dikeluarkan gunung berapi, sebagai hasil pembekuan lava.
Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan (Pettijohn, 1995).
Batuan sedimen terbentuk dari hasil pengendapan (sedimentasi) yang kemudian mengalami pembatuan (litifikasi) dan diagenesa. Jenis batuan umum seperti batu gamping, batu pasir, dan batu lempung, termasuk dalam batuan sedimen. Batuan sedimen menempati 75% dari luas bumi. Berdasarkan teksturnya dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu batuan sedimen klastik dan batuan sedimen non klastik.
Ukuran besar butir (partikel, butir, fragmen), adalah faktor pembeda yang utama pada batuan sedimen klastik
Ukuran yang dimaksud adalah diameter dari butir-butir batuan
2. Derajat Kebundaran
Derajat kebundaran berbeda dengan derajat kebulatan Derajat kebundaran (roundness) adalah derajat kebundaran bagian pinggiran dari fragmen Derajat kebulatan (sphericity) adalah derajat kemiripan bentuk fragmen dengan bentuk bola
Roundness vs Spericity
3. Derajat Pemilahan
Pemilahan
4. Kemas
Kemas menunjukkan hubungan kerapatan antara butiran penyusun dalam batuan sedimen
Semen yang umumnya ditemukan pada batuan sedimen adalah kalsit, hematit, dan silika.
Secara kimia, endapan terbentuk sebagai hasil reaksi kimia, misalnya CaO + CO2 --> CaCO3. Secara organik adalah pembentukan sedimen oleh aktivitas binatang atau tumbuh-tumbuhan, sebagai contoh pembentukan rumah binatang laut (karang), terkumpulnya cangkang binatang (fosil), atau terkuburnya kayu-kayuan sebagai akibat penurunan daratan menjadi laut.
Berdasarkan komposisinya batuan sedimen non klastik dibagi 2, yaitu : 1. Batuan Karbonat, komposisi utama batuan ini adalah batu gamping dan batuan serumpun lainnya. 2. Batuan Non Karbonat, antara lain adalah :
Batu api (flint) dan rijang (chert), berbentuk nodular atau terbungkus silika Batu bara (coal) dan lignit, pembatuan dari material gambut dan tanaman
lainnya
Bijih besi (ironstone), batu sedimen yang kaya zat besi, pasir, lempung atau tekstur oolite
Batu garam (salt) dan gipsum, batuan mineral tunggal atau kristalin yang diendapkan dari hasil evaporasi air laut
Batuan Metamorf
Batuan metamorf atau batuan malihan adalah kelompok batuan hasil ubahan atau transformasi baik secara fisik maupun kimia dari tipe batuan lain yang sudah ada (protolith). Protolith atau batuan asal dapat berupa batuan beku, batuan sedimen, atau batuan metamorf yang lebih tua. Faktor yang mempengaruhi perubahannya adalah suhu yang tinggi, tekanan yang kuat, serta waktu yang lama.
Contoh batuan asal dan hasil ubahannya antara lain adalah batu kapur (kalsit) yang berubah menjadi marmer, atau batuan kuarsa menjadi kuarsit. Batuan metamorf memiliki beragam karakteristik. Karakteristik ini dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam pembentukan batuan tersebut :
Komposisi mineral batuan asal Tekanan dan temperatur saat proses metamorfisme Pengaruh gaya tektonik
Pengaruh fluida Batuan metamorf berdasarkan proses terjadinya dibagi menjadi 3, yaitu : 1. Batuan Metamorf Kontak, adalah batuan yang mengalami perubahan akibat suhu yang sangat tinggi (akibat dari aktifitas magma). Suhu yang sangat tinggi menyebabkan terjadinya perubahan bentuk maupun warna batuan. Metamorfisme kontak terjadi pada zona kontak antara batuan asal dengan magma (intrusi) dengan lebar 2 - 3 km. Contoh metamorfisme kontak adalah batu gamping menjadi marmer. 2. Batuan Metamorf Dinamik, adalah batuan yang mengalami perubahan akibat adanya tekanan yang tinggi (berasal dari tenaga endogen) dalam waktu yang lama. Batuan ini banyak dijumpai di daerah lipatan dan patahan. Metamorfisme terjadi akibat tekanan diferensial yang tinggi akibat pergerakan patahan. Contoh metamorfisme dinamik adalah batu lumpur (mudstone) menjadi batu tulis (slate). 3. Batuan Metamorf Regional, adalah batuan yang mengalami perubahan sebagai akibat dari adanya gas-gas yang ada pada magma. Metamorfisme terjadi oleh kenaikan tekanan dan suhu yang sedang, dan terjadi pada daerah yang luas mencapai ribuan km. Metamorfisme ini terjadi pada kulit bumi bagian dalam dan lebih intensif bila diikuti oleh orogenesa. Contoh metamorfisme ini adalah kuarsa dengan gas fluorium menjadi topas.
Nematoblastik, terdiri dari mineral-mineral prismatik, misal mineral plagioklas, k-feldspar, dan piroksen.
Granoblastik, terdiri dari mineral-mineral granular (equidimensional), dengan batas-batas sutura (tidak teratur), dengan bentuk mineral anhedral, misalnya kuarsa. Porfiroblastik, tekstur pada batuan metamorf dimana suatu kristal besar (fenokris) tertanam pada masa dasar yang relatif halus. Idioblastik, tekstur pada batuan metamorf dimana bentuk mineral-mineral penyusunnya berbentuk euhedral. Xenoblastik, tekstur pada batuan metamorf dimana bentuk mineral-mineral penyusunnya berbentuk anhedral. Macam-macam tekstur palimpset : Blastoporfiritik, tektur yang memperlihatkan batuan asal porfiritik pasir pasir
Blastopsefit, tekstur yang memperlihatkan batuan asal sedimen yang ukuran butirnya lebih besar dari Blastopsamit, tekstur yang memperlihatkan batuan asal sedimen yang ukuran butirnya sama dengan Blastopellit, tekstur yang memperlihatkan batuan asal sedimen yang ukuran butirnya lempung
Phylitic, rekristalisasi lebih kasar daripada slaty cleavage, batuan lebih mengkilap daripada batusabak (mulai banyak mineral mika), mulai terjadi pemisahan mineral pipih dan mineral granular meskipun belum begitu jelas/belum sempurna, batuannya disebut phyllite (filit) Schistose, struktur perulangan dari mineral pipih dan mineral granular, mineral pipih orientasinya menerus/tidak terputus, sering disebut dengan close schistosity, batuannya disebut schist (sekis) Gneisose, struktur perulangan dari mineral pipih dan mineral granular, mineral pipih orientasinya tidak menerus/terputus, sering disebut dengan open schistosity, batuannya disebut gneis
Beberapa struktur non foliasi yang umum ditemukan :
Hornfelsik, struktur non foliasi yang dibentuk oleh mineral-mineral equidimensional dan equigranular, tidak terorientasi khusus akibat metomorfosa kontak, batuannya disebut hornfels Cataclastic, struktur non foliasi yangdibentuk oleh pecahan/fragmen batuan atau mineral berukuran kasar dan umumnya membentuk kenampakan breksiasi, terjadi akibat metamorfosa kataklastik, batuannya disebut cataclasite (kataklasit) Mylonitic, sruktur non foliasi yang dibentuk oleh adanya penggerusan mekanikpada metomorfosa kataklastik, menunjukkan goresan-goresan akibat penggerusan yang kuat dan belum terjadi rekristalisasi mineral-mineral primer, batuannya disebut mylonite (milonit) Phyllonitic, gejala dan kenampakan sama dengan milonitik tetapi butirannya halus, sudah terjadi rekristalisasi, menunjukkan kilap silky, batuannya disebut phyllonite (filonit)