Professional Documents
Culture Documents
Rahman Hakim
alif_rahman76@yahoo.com
PENDAHULUAN
Baik buruk prilaku guru akan menjadi contoh bagi muridnya. Ketika
guru masuk ke kelas dan memberi pelajaran, siswa akan melihat dan
menilainya sebagaimana ia berpenampilan, bertindak atau berprilaku.
Kebanyakan orang akan terkenang dan terkesan pada guru yang mereka
anggap baik, atau justru sebaliknya. Menurut Arends konsepsi tentang
pengajaran merefleksikan nilai dan filosofi sosial tentang masyarakat yang
lebih luas, dan ketika hal tersebut berubah pandangan masyarakat terhadap
guru pun berubah1.
Mendeskripsikan tentang bagaimana guru yang baik adalah hal yang
tidak mudah. Guru yang berbeda sering berhasil menerapkan sesuatu dengan
cara yang berbeda pula. Ada guru yang extrovert, dan ada yang introvert.
Dan, setiap guru memiliki kelebihan dan kekuramgan masing-masing Namun,
mengajar lebih dari sekedar ‘menjadi diri sendiri’. Guru harus bisa
menampilkan wajah yang professional di hadapan siswa. Karena, guru yang
baik adalah guru yang mampu menyerap hal-hal yang tidak diharapkan dan
memanfaatkannya demi keuntungan siswa2.
Mengajar bukanlah pekerjaan yang mudah. Namun, mengajar juga
adalah hal yang sangat menyenangkan terutama ketika guru dapat melihat
kemajuan yang meningkat pada siswa dan mereka mengetahui kalau mereka
yang menyebabkan hal demikian. Bagian dari seni guru yang baik adalah
pada kemampuannya mengadopsi sejumlah peran yang berbeda di dalam
kelas.
Bahasa merupakan salah satu bidang ilmu yang menuntut peran besar
guru dalam pembelajarannya. Ada berbagai macam peran yang bisa
dilakukan guru ketika mengajar bahasa agar pembelajaran bahasa tersebut
efektif dan disukai siswa. Peran guru yang efektif sebagai fasilitator, manager,
director, konduktor, atau guru sebagai sumber3, peran guru berkenaan
1
Arends, Ricard L., 2004. Learning to Teach: Sixth Edition. New York: McGraw-Hill Companies, Inc..
2
Harmer, Jeremy. 1998. How to Teach English: New Edition. England: Pearson Education Limited
3
Brown, Douglas H., 1994. Teaching by Principles: An Interactive Approach to Language Pedagogy.
USA: Prentice Hall Regents.
1
Peran Guru dalam Pembelajaran Bahasa June 11, 2009
4
Richard, Jack C., & Rodgers, Theodore S., 2001. Approaches and Method in Language Teaching:
Second Edition. Cambridge: Cambridge University Press.
5
Opcit, hal. 101 -114
6
Harmer, Jeremy, 2007. The Practice of English Language Teaching: Fourth Edition. England: Pearson
Education Limited.
7
Richard, Jack C., 1998. Beyond Training: Perspectives on Language Teaching. Cambridge: Cambridge
University Press.
8
Brown, Douglas H., (1994). Teaching by Principles: An Interactive Approach to Language Pedagogy.
USA: Prentice Hall Regents, hal 161
2
Peran Guru dalam Pembelajaran Bahasa June 11, 2009
individu untuk bekerja pada bidang keahlian mereka sendiri. Kelas bahasa
pun tidak jauh berbeda dengan perusahaan.
c. Guru sebagai faslitator
Peran sebagai fasilitator mewajibkan guru menjauh dari peran manajerial
atau direktif dan membiarkan siswa menemukan sendiri jalan
keberhasilannya, dengan bimbingan dan dengan dorongan yang lembut
disana-sini. Seorang fasilitator berperan besar terhadap prinsip motivasi
instrinsik dengan membolehkan siswa menjelajahi bahasa dengan cara
menggunakannya secara pragmatis ketimbang memberitahukan mereka
tentang bahasa.
d. Guru sebagai sumber
Implikasi dari peran sumber adalah bahwa siswa mengambil inisiatif untuk
mendatangi guru yang sudah siap dengan nasihat dan bimbingannya
ketika siswa membutuhkannya. Diperlukan pengendalian, perencanaan
dan pengelolaan kelas untuk peran seperti ini.
9
Ibid, hal 104
10
Ibid, hal 112
11
Ibid, hal 115
3
Peran Guru dalam Pembelajaran Bahasa June 11, 2009
Untuk tingkat kemahiran ini, guru lebih tepat untuk mengambil peran
yang sifatnya mengarahkan atau directive dalam situasi kelas yang
learner-centered. Dan, pastikan kalau kosakata, kalimat, atau idiom yang
digunakan guru lebih menantang siswa untuk mencaritahu maknanya.
Richard & Rodger menyatakan bahwa peran atau guru ada tiga. Pertama,
pada tahap presentasi guru bertindak sebagai model, dengan menseting
situasi dan memodelkan struktur baru yang harus diucapkan berulang-
ulang oleh siswa. kedua guru seakan seperti seorang conductor dari suatu
pertunjukan orkestra yang mengarahkan pemusik dalam mengeluarkan
bunyi yang harmonis. Ketiga, guru diharuskan menjadi manipulator yang
berbakat dengan menggunakan pertanyaan, perintah, dan petunjuk lain
untuk memancing kalimat yang tepat dari siswa.
b. Audiolingualism14
Peran guru disini bersifat sentral dan aktif; ini yang disebut dengan
metode yang didominasi guru. Guru menjadi model bahasa target,
mengkontrol arah dan langkah, dan memonitor serta mengkoreksi ucapan
siswa. Guru harus menjaga agar perhatian siswa tetap focus dengan
12
Richad, Jack C & Rodger TS. 2001. Approaches and Methods in Language Teaching, Cambridge:
Cambridge University Press. Hal 28
13
Ibid, hal 43
14
Ibid, hal 62
4
Peran Guru dalam Pembelajaran Bahasa June 11, 2009
memberikan drill dan tasks serta menentukan situasi yang relevan dengan
struktur praktik.
d. Silent way16
Stevick mendefinisikan tugas guru untuk (a) mengajar, (b) menguji, dan
(c) mengeluarkan cara. Mengajar berarti mempresentasikan satu hal
dalam sekali dengan menggunakan non verbal clue untuk memperoleh
makna. Setelah itu dilanjutkan dengan tes yang memunculkan dan
membentuk pengucapan siswa dengan se-silent-mungkin. Guru
menggunakan gestures, chart, dan manipulative untuk mengeluarkan dan
membentuk respon siswa dan disini guru harus lancar dan kreatif seperti
pantomim atau dalang.
f. Suggestopedia18
15
Ibid, hal 76
16
Ibid, hal 85
17
Ibid, hal 95
18
Ibid, hal 104
5
Peran Guru dalam Pembelajaran Bahasa June 11, 2009
Peran utama guru dalam metode ini adalah untuk menciptakan situasi
yang paling bisa untuk mensugesti siswa dan kemudian menyajikan
materi linguistic dengan cara yang paling mungkin untuk mendorong
penerimaan dan daya ingat siswa. Lozanov mendata beberapa prilaku
yang diharapkan dari guru yang berkontribusi pada presentasi berikut:
1) menunjukan keyakinan yang mutlak dalam metode
2) menampilkan sifat yang sangat kritis dalam hal sikap dan berpakaian
3) mengorganisasikan secara teratur dan mengamati dengan cermat
tahap awal proses pengajaran –meliputi pilihan dan memainkan
musik, serta ketetapan waktu (punctuality)
4) mempertahankan sikap serius terhadap sesi pengajaran
5) memberikan tes dan merespon secara taktis pada hasil tugas yang
buruk
6) menekankan sikap global ketimbang analitik terhadap materi
7) mempertahankan antusiasme yang paling sederhana.
g. Whole language19
Dalam metode ini peran guru terlihat sebagai seorang fasilitator dan
peserta yang aktif dalam komunitas belajar ketimbang sebagai ahli yang
menyampaikan pengetahuan. Guru mengajarkan siswa tidak berdasarkan
pokok bahasan, dan melihat kejadian dari momen yang bisa diajarkan
ketimbang mengikuti rencana pengajaran atau skrip. Guru menciptakan
iklim yang mendukung belajar dengan kerjasama (collaborative learning).
Guru memiliki tanggungjawab menegosiasikan rencana kerja dengan
siswa.
h. Multiple intelligences20
19
Ibid, hal 110
20
Ibid, hal 120
6
Peran Guru dalam Pembelajaran Bahasa June 11, 2009
i. Lexical approach21
Mengutip dari Richard & Rodgers, Breen dan Candlin menyatakan bahwa
peran guru dalam CLT ada dua, yaitu pertama memfasilitasi proses
komunikasi antara semua peserta di dalam kelas, dan antara peserta
tersebut dengan berbagai macam aktivitas dan teks. Peran yang kedua
adalah bertindak sebagai peserta independen dalam kelompok belajar
mengajar. Peran guru lainnya adalah sebagai analis kebutuhan,
penasihat, dan manajer proses kelompok.
k. Natural Approach23
Dalam pendekatan ini guru memiliki tiga peran sentral. Pertama guru
merupakan sumber utama dari input bahasa target yang bisa difahami.
Disini guru harus mengembangkan alur input bahasa yang konstan sambil
memberikan keserbaragaman petunjuk nonlinguistic untuk membantu
siswa menginterpretasikan input. Kedua, guru menciptakan atmosfir kelas
yang menarik, bersahabat, dan terdapat filter belajar afektif yang rendah.
Terakhir, guru harus memilih dan mengorkestrasi aktivitas belajar yang
21
Ibid hal 136
22
Ibid, hal 167
23
Ibid, hal 188
7
Peran Guru dalam Pembelajaran Bahasa June 11, 2009
kaya yang meliputi berbagai macam ukuran, muatan, dan konteks. Guru
bertanggungjawab untuk mengumpulkan materi dan merancang
penggunaannya.
a. Kemampuan Membaca25
Harmer menyatakan bahwa agar siswa membaca dengan antusias di
dalam kelas, guru perlu menciptakan minat pada topic dan task. Ada
beberapa peran yang harus diperhatikan dalam meminta siswa membaca
secara intensif:
o Sebagai organizer. Memberitahu siswa tentang tujuan dari kegiatan
membaca tersebut dan memberi instruksi yang jelas tentang
bagaimana cara mencapainya dan berapa lama mereka bisa
menyelesaikannya.
o Sebagai observer. Beri siswa ruang untuk membaca sendiri. Artinya
kita jangan sampai menginterupsi kegiatan membaca tersebut, meski
untuk menambahkan informasi atau instruksi.
o Sebagai feedback organizer. Ketika siswa selesai dengan tugasnya,
bisa kita arahkan ke sesi memeriksa hasil pekerjaan mereka.
o Sebagai prompter. Ketika siswa selesai membaca kita bisa
menyarankan mereka untuk memperhatikan ciri bahasa dalam teks
bacaan.
b. Kemampuan menyimak26
24
Ibid, hal 200
25
Harmer, Jeremy, 2007. The Practice of English Language Teaching: Fourth Edition. England: Pearson
Education Limited, hal. 286
8
Peran Guru dalam Pembelajaran Bahasa June 11, 2009
c. Kemampuan menulis27
Meskipun guru perlu memerankan peran yang umum ketika meminta
siswa menulis, ada beberapa peran lain yang cukup penting, seperti:
- Sebagai motivator. Salah satu peran penting guru dalam kegiatan
menulis adalah memotivasi siswa, menciptakan kondisi yang tepat
dan mendorong mereka untuk berusaha lebih baik lagi demi hasil
yang maksimal.
- Sebagai resource. Guru harus siap memberikan informasi dan
bahasa ketika diperlukan siswa. Memberitahu siswa bahwa kita ada
dan siap melihat dan memeriksa perkembangan hasil kerja mereka,
menawarkan nasihat dan saran dengan cara yang konstruktif dan
taktis.
- Sebagai feedback provider. Memberi umpan balik pada tugas
menulis yang membutuhkan perhatian khusus.
d. Kemampuan berbicara28
26
Ibid, hal 307-308
27
Ibid, hal 330-331
28
Ibid, hal 347-348
9
Peran Guru dalam Pembelajaran Bahasa June 11, 2009
29
Richard, Jack C., 1998. Beyond Training: Perspectives on Language Teaching. Cambridge: Cambridge
University Press, hal 53 - 59
10
Peran Guru dalam Pembelajaran Bahasa June 11, 2009
REFERENSI:
Arends, Ricard L., (2004). Learning to Teach: Sixth Edition. New York:
McGraw-Hill Companies, Inc.
Richard, Jack C., & Rodgers, Theodore S., 2001. Approaches and Method in
Language Teaching: Second Edition. Cambridge: Cambridge
University Press.
11
Peran Guru dalam Pembelajaran Bahasa June 11, 2009
12