You are on page 1of 3

QANA’AH

Sikap qana’ah didefinisikan sebagai sikap merasa cukup, ridha atau puas atas
karunia dan rezeki yang diberikan Allah SWT Qana’ah ialah kepuasan hati
dengan rezeki yang ditentukan Allah.

Qana’ah itu mengandung lima perkara:


1. Menerima dengan rela akan apa yang ada.
2. Memohonkan kepada Allah tambahan yang pantas, dan berusaha.
3. Menerima dengan sabar akan ketentuan Allah.
4. Bertawakal kepada Allah.
5. Tidak tertarik oleh tipu daya dunia.

Cinta pada dunia dan ingin hidup dalam kemewahan, adalah salah satu
penyebab yang bisa mengakibatkan hidup menjadi tidak tentram. Orang-orang
yang cinta dunia akan selalu terdorong untuk memburu segala keinginannya
meski harus menggunakan cara yang licik, curang, dengan berbohong, korupsi,
dan sebagainya. Semua itu karena orang yang cinta dunia tidak pernah
menyadari, sesungguhnya harta hanyalah ujian. Hingga ia tidak pernah
merasa cukup dengan apa yang sudah dimilikinya dan masih selalu ingin
menambahnya lagi, ini adalah sikap yang sangat jauh dari rasa syukur kepada
Allah SWT.

Qana’ah bukanlah berarti hilang semangat untuk berkerja lebih keras demi
menambah rezeki. Malah, ia bertujuan supaya kita sentiasa bersyukur dengan
rezeki yang dikurniakan Allah. Karena sikap qana’ah tidak berarti fatalis
menerima nasib begitu saja tanpa ikhtiar. Orang-orang qana’ah bisa saja
memiliki harta yang sangat banyak, namun semua itu bukan untuk menumpuk
kekayaan

Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan kepada kita bagaimana kita harus
bersikap terhadap harta, yaitu menyikapi harta dengan sikap qana’ah (kepuasan
dan kerelaan). Sikap qana’ah ini harus dimiliki oleh orang yang kaya maupun
orang yang miskin adapun wujud qana’ah yaitu merasa cukup dengan
pemberian Allah, tidak tamak terhadap apa yang dimiliki manusia, tidak iri
melihat apa yang ada di tangan orang lain dan tidak rakus mencari harta benda
dengan menghalalkan segala cara, sehingga dengan semua itu akan membuat
orang merasa puas dan tidak mencari melebihi apa yang dibutuhkan, dan
mencegah orang dari menurutkan hawa nafsu yang tidak pernah puas.

Rasulullah SAW telah mengajarkan kita semua agar qana’ah, berikut beberapa
hadits nya :

Perhatikan sabda Rasulullah SAW berikut ini: “Tidaklah kekayaan itu dengan
banyak harta, tetapi sesungguhnya kekayaan itu ialah kekayaan jiwa.” (Hadis
riwayat Bukhari dan Muslim)

1
Rasulullah SAW bersabda: “Jadilah kamu seorang yang wara’, nanti kamu akan
menjadi sebaik-baik hamba Allah, jadilah kamu seorang qana’ah, nanti kamu
akan menjadi orang yang paling bersyukur kepada Allah, sedikitkanlah tertawa
karena banyak tertawa itu mematikan hati.” (Hadis riwayat al-Baihaqi)

Dari Abu Muhammad yaitu Fadhalah bin Ubaid al-Anshari r.a. bahwa dia
mendengar Rasulullah SAW bersabda: "beruntunglah kehidupan seseorang
yang telah dikaruniai petunjuk untuk memasuki Agama Islam, sedang
kehidupannya berada dalam keadaan cukup dan ia bersifat qana'ah
(menerima)." (Hadis Hasan Shahih di sisi Imam Tirmidzi) .

Tentang sikap qana’ah, Ibnu Qudamah dalam Minhajul Qashidin menyampaikan


hadits dalam Shahih Muslim dan yang lainnya, dari Amr bin Al-Ash r.a Rasulullah
SAW bersabda: “Beruntunglah orang yang memasrahkan diri, dilimpahi rezeki
yang sekedar mencukupi dan diberi kepuasan oleh Allah terhadap apa yang
diberikan kepadanya.” (Diriwayatkan Muslim, At-Tirmidzi, Ahmad dan Al-
Baghawy)

Dari 'Abdullah bin 'Amr r.a.:


Bahwa Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya beruntung orang yang sudah
masuk Islam, yang rezekinya mencukupi (dan tidak berlebihan) dan yang Allah
menjadikannya qana’ah dengan apa diberikan kepadanya. (Muslim)

Dari Hakim bin Hizam r.a. berkata:


Bahwa Nabi SAW. bersabda: Tangan di atas adalah lebih baik dari tangan di
bawah. Hendaklah kamu muliakan dengan orang-orang yang di bawah
tanggunganmu. Sebaik-baik sedekah ialah dari harta yang lebih (yang kamu atau
orang di bawah tanggunganmu tidak memerlukannya). Barangsiapa yang
menjaga kehormatan dengan tidak meminta-minta maka Allah akan memelihara
kehormatannya. Barangsiapa yang tidak bergantung harap kepada manusia,
maka Allah akan mencukupkan keperluannya. (Bukhari dan Muslim]

Ketahuilah sesungguhnya di dalam qana’ah, itu ada kemuliaan dan ketentraman


hati karena sudah merasa tercukupi, ada kesabaran serta keridhaan terhadap
pembagian rezeki yang telah diatur-Nya. Dan semua itu akan mendatangkan
pahala di akhirat. Dan sesungguhnya dalam kerakusan dan ketamakan itu ada
kehinaan dan kesusahan karena dia tidak pernah merasa puas dan cukup
terhadap pemberian Allah.

Dalam kehidupan kita di dunia, sebaiknya kita melihat orang yang di bawah kita,
dan dalam masalah kehidupan akhirat kita melihat orang yang di atas kita.
Hal ini sebagaimana telah ditegaskan Rasulullah SAW dalam hadits sebagai
berikut: “Lihatlah orang yang dibawah kalian dan janganlah melihat orang di atas
kalian, karena yang demikian itu lebih layak bagi kalian untuk tidak memandang
hina nikmat Allah yang dilimpahkan kepada kalian.” (Diriwayatkan Muslim dan At-
Tirmidzy)

2
Kekayaan bukanlah segalanya. kekayaan harta bukanlah kekayaan yang hakiki.
kekayaan yang hakiki adalah saat jiwa (hati) kita penuh dengan hidayah Allah
SWT.

Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi SAW bersabda: "Bukannya yang dinamakan
kaya itu karena banyaknya harta tetapi yang dinamakan kaya (yang sebenarnya)
ialah kayanya jiwa." (Muttafaqu 'alaih)

Allah SWT berfirman mengenai sifat dasar manusia dalam surat Al Imran ayat
14: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa
yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis
emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik
(surga)”.

Ayat diatas menerangkan bahwa fitrahnya manusia mencintai harta dan apa-apa
yang diingini. Dan dalam hadistnya Rasulullah SAW bersabda
Jika seorang anak Adam memiliki emas sebanyak dua lembah sekalipun maka
dia akan (berusaha) mencari lembah yang ketiga. Perut anak Adam tidak akan
pernah puas sehingga dipenuhi dengan tanah. (Riwayat Bukhari).

Karena itulah qana’ah sangat diperlukan untuk mengatasi sifat dasar manusia
yang tidak pernah cukup atas apay ang sudah dimiliki.

Allah SWT telah menciptakan dunia, untuk menguji siapa diantara hambanya
yang terbaik amalnya, hal ini telah disebutkan dalam firman-Nya di surat Al Mulk
ayat 2: “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di
antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun.”

Adapun makna ayat ini, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Al Hafidz Ibnu
Katsier dalam tafsirnya bahwa “Allah telah menciptakan seluruh makhluk ini dari
ketiadaan, untuk menguji jin dan manusia, siapakah diantara mereka yang paling
baik amalnya.”

Siapapun yang ingin meraih ketenangan jiwa, kedamaian hati, maka qana’ah
adalah jalannya. Karena sesungguhnya, ketenangan hati ada dalam sedikitnya
keinginan. Bila kita ingin meraih ketenangan hidup, marilah kita qana’ah
terhadap pemberian dan pengaturan-Nya.
.
Dewi Yana
http://jalandakwahbersama.wordpress.com
http://dewiyana.cybermq.com

You might also like