You are on page 1of 14

2.6 Laporan Arus Kas 2.6.

1 Pengertian Kas dan Setara Kas Kas merupakan salah satu pos aktiva lancar yang paling likuid ( cair ), yang memiliki sifat produktif potensial. Perusahaan membutuhkan kas untuk membeli barang dan jasa, membayar hutang dan membayar deviden kepada pemilik ( distribusi ). Menurut Zaki Baridwan (1992 : 85), menyatakan bahwa Kas merupakan suatu alat pertukaran dan juga digunakan sebagai ukuran dalam akuntansi Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan (SAK). Definisi lain tentang kas menurut Efraim Ferdinand Giri (1993 : 73), menyatakan bahwa Kas merupakan medium standar yang diakui umum sebagai alat pembayaran sebesar nominal, tersedia dan bebas digunakan kapan saja untuk membiayai kegiatan perusahaan. Menurut PSAK No.2, halaman 2.2 dan 2.3 (IAI : 2002), Setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan dapat disajikan dalam kas dengan jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan . Ada 3 motif memegang kas dan setara kas yaitu : 1. Motif Transaksi Memungkinkan perusahaan menjalankan operasi sehari hari. Motif memegang kas atau setara kas untuk mrencanakan pembayaran barang bahan baku. 1. Motif Berjaga Jaga Untuk melindungi perusahaan dari ketidakmampuan memenuhi kebutuhan akan kas. Motif ini berhubungan dengan ramalan dari aliran kas masuk dan aliran kas keluar. Kas dibutuhkan lebih banyak jika perusahaan tidak dapat mencari pinjaman dalam waktu singkat untuk memenuhi kebutuhan. 1. Motif spekulasi Untuk memanfaatkan dan yang tidak digunakan alat untuk mencari keuntungan secara cepat dengan memanfaatkan peluang yang tidak diduga. 2.6.2 Pengertian Laporan Arus Kas Definisi Menurut Drs. S. Munawir (1993 : 157), menyatakan bahwa Laporan Perubahan kas ( Cash Flow Statement ) Atau Laporan Sumber dan Penggunaan kas disusun untuk menunjukkan

perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut serta dengan menunjukkan dari mana sumber sumber kas dan penggunaan penggunaannya. Menurut Henry Simamora (2000 : 488), menyatakan bahwa Laporan Arus Kas ( Cash Flow Statement ) adalah laporan keuangan yang memperlihatkan pengaruh dari aktivitas aktivitas operasi, pendanaan, dan investasi perusahaan terhadap arus kas selama periode akuntansi tertentu dalam suatu cara yang merekonsioliasi saldo awal dan akhir kas. Laporan arus kas merupakan laporan keuangan pokok, Para pemakai laporan ingin mengetahui bagaimana perusahaan menghasilkan dan menggunakan kas dan setara kas. Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan lain, laporan arus kas dapat memberikan informasi tentang perubahan aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan, dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam menghadapi keadaan dan peluang. Di indonesia, perusahaan harus menyusun laporan arus kas sesuai dengan persyaratan dalam pernyataan Standar Akuntansi Indonesia ( PSAK ) dan menyajikannya sebagai bagian dari integral dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. 2.6.3 Sumber dan Penggunaan Kas Sumber sumber kas meliputi arus kas masuk dari aktivitas operasi inti (utama) sebuah perusahaan, dari aktivitas sampingan, seperti investasi sekuritas (surat berharga), dari aktivitas yang tidak biasa atau luar biasa dan dari pembiayaan melalui hutang dan ekuitas. Penggunaan kas mencakup arus keluar guna mempertahankan aktivitas inti, untuk melakukan investasi, termasuk pabrik dan peralatan, dan untuk memenuhi kewajiban terhadap pembiayaan melalui hutang dan ekuitas, termasuk pelunasan hutang, pembayaran deviden, dan pembelian saham kembali. 2.6.4 Tujuan dan Manfaat Laporan Kas Salah satu tujuan laporan keuangan adalah untuk membantu para pemakai laporan keuangan dalam membuat prediksi prediksi tentang arus kas masuk dan arus kas keluar sebuah perusahaan pada masa yang akan datang. Menurut Henry Simamora (2000 : 488). Menyatakan bahwa tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi tentang penerimaan penerimaan kas ( Cash receipts ) dan pembayaran pembayaran kas ( cash payments ) dari suatu entitas selama periode tertentu. Tujuan berikutnya adalah untuk memaparkan informasi tentang kegiatan kegiatan operasi , investasi , dan pendanaan dari suatu entitas selama periode tertentu. Tujuan laporan arus kas lain menurut Standar Akuntansi Keuangan ( 1994 :2.2) menyatakan bahwa laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan ( termasuk likuiditas dan solvabilitas ) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.

Laporan arus kas bermanfaat secara internal bagi manajemen dan secara eksternal bagi para pemodal dan kreditor. Secara internal, manajemen memakai laporan arus kas untuk menilai likuiditas, menentukan kebijakan deviden, dan mengevaluasi imbas dari keputusan keputusan kebijakan pokok yang menyangkut investasi dan pendanaan. Bagi pihak eksternal menurut Efraim Ferdinand Giri (1994 : 56), adalah : 1. Menentukan kemampuan perusahaan untuk menimbulkan aliran kas bersih positif dimasa yang akan datang . 2. Menentukan kemampuan perusahaan menyelesaikan kewajiban kewajibannya, seperti melunasi utang kepada kreditor dan membayar deviden. 3. Menentukan alasan tentang terjadinya perbedaan antara laba bersih dan dihubungkan dengan pembayaran dan penerimaan kas. 4. Menentukan pengaruh transaksi kas dan transaksi pembelanjaan dan investasi bukan kas terhadap posisi keuangan perusahaan. 2.6.5 Konsep Arus Dana Secara historis, istilah Dana mempunyai banyak arti kaitannya dengan perubahan posisi keuangan. Dana telah didefinisikan sebagai arus kas. Kas ditambah investasi sementara, kas ditambah piutang atau modal kerja, dimana definisi dana yang terakhir menjadi paling populer. Laporan arus kas secara langsung atau tidak mencerminkan penerimaan kas ekuitas yang diklasifikasikan menurut penggunaan utama selama suatu periode. Laporan ini memberikan informasi yang berguna mengenai aktivitas entitas dalam menghasilkan kas melalui operasi untuk melunasi hutang, membagikan deviden atau menginvestasikannya kembali guna mempertahankan atau memperluas kapasitas operasi mengenai aktivitas keuangannya, baik hutang maupun ekuitas da mengenai investasi atau pengeluaran kasnya. 2.6.6 Pengelompokkan dalam Laporan Arus Kas Menurut Henry Simamora (2000 : 490), menyatakan bahwa Laporan arus kas mengklasifikasikan penerimaan kas ( cash receipts ) dan pengeluaran kas ( cash disbursements ) berdasarkan aktivitas-aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Klasifikasi menurut aktivitas ini akan memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan keuangan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Baik arus masuk ( inflows ) maupun arus keluar ( outflows ) kas di masukkan dalam setiap kategori aktivitas tersebut. Penerimaaan dan pengeluaran kas ( meliputi kas dan ekuivalen kas ) diklasifikasikan dalam tiga kelompok kegiatan pokok perusahaan, Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (1994 : 2.5) adalah : 1. Aktivitas Operasi

Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemempuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih. 1. Aktivitas Investasi Aktifitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Kenaikan dalam pos aktiva tetap merupakan penggunaan dana, sedangkan penurunan dalam pos ini merupakan sumber dana. Aktivitas investasi meningkatkan dan menurunkan aktiva jangka panjang yang digunakan perusahaan untuk melakukan kegiatannya Banyak informasi mengenai aktivitas investasi dapat digali dengan sekedar melihat perubahan pada rekening-rekening asset terkait selama tahun berjalan. Untuk menentukan hasil kas dari transaksi-transaksi penjualan, perusahaan perlu menyesuaikan jumlah entri-entri kredit dengan keuntungan ataupun kerugian yang diakui dari penjualan aktiva. 1. 3. Aktivitas Pendanaan Aktifitas pendanaan adalah aktifitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Aktivitas pendanaan memasok bagi sebuah perusahaan dengan dana dari para pemilik perusahaan maupun kreditor. Pengungkapan arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan, sebab bermanfaat untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Arus kas masuk dari aktivitas pendanaan lazimnya mucul dari penerbitan hutang atau surat berharga ekuitas. Arus kas dari aktivitas-aktivitas pendanaan dilaporkan pada laporan arus kas dengan mencantumkan arus masuk kas, setelah itu barulah disajikan arus keluar kas. Apabila arus masuk kas lebih besar daripada arus keluar kas, maka dilaporkan arus kas bersih yang disediakan oleh aktivitas-aktivitas pendanaan Sebaliknya, apabila arus masuk kas lebih kecil daripada arus keluar kas, maka dilaporkan arus kas bersih yang digunakan oleh aktivitas-aktivitas pendanaan. Aktivitas aktivitas Operasi : Arus Masuk Kas Penerimaan kas dari penjualan barang barang dan jasa . Penerimaan kas dari hasil pemberian pinjaman ( bunga yang diterima ) dan dari ekuitas surat berharga ( Deviden yang diterima ) .

Arus kas keluar Pembayaran kas kepada pemasok persediaan. Pembayaran kas kepada para karyawan atas jasanya. Pembayaran kas kepada pemerintah dalam bentuk pajak. Pembayaran kas kepada pemberi pinjaman dalam bentuk bunga. Pembayaran kas kepada pihak pihak lainnya atas pengeluaran . Aktivitas aktivitas Investasi : Arus Masuk Kas Penerimaan kas dari penjualan properti, aktiva tetap, dan perlengkapan. Penerimaan kas dari penjualan surat utang atau ekuitas surat berharga dari entitas lainnya. Penerimaan kas dari penagihan pokok pinjaman atas pinjaman yang diberikan kepada entitas lainnya. Arus Kas Keluar Pembayaran kas untuk pembelian aktiva tetap. Pembayaran kas untuk surat berharga ekuitas dari entitas lainnya. Pembayaran kas untuk pemberian pinjaman kepada entitas lainnya. Aktivitas aktivitas Pendanaan : Arus kas masuk Penerimaan kas dari penjualan surat berharga ekuitas (saham sendiri) Penerimaan kas dari penerbitan kewajiban ( Obligasi dan Promes ). Arus kas keluar Pembayaran kas kepada para pemegang saham dalam bentuk deviden Pembayaran kas untuk penebusan utang jangka panjang atau memperoleh kembali saham. 2.6.7 Penyusunan Laporan Arus kas

Pada umumnya informasi yang digunakan untuk menyusun laporan aliran kas menurut Efraim Ferdinand Giri (1994 : 58) diperoleh dari : 1. Neraca komparatif. Statement ini memberikan informasi tentang jumlah perubahan dalam aktiva, kewajiban, dan modal dari awal sampai dengan akhir tahun. 2. Laporan Laba Rugi periode kini. Statement ini memberikan informasi tentang jumlah kas yang diperoleh dan digunakan dalam operasi selama periode tertentu. 3. Data transaksi terseleksi. Data ini diperoleh dari buku besar, data tersebut digunakan sebagai informasi tambahan untuk menentukan kas yang diperoleh atau digunakan selama periode tertentu. 2.6.8 Bentuk Laporan Arus Kas Arus kas dari aktivitas-aktivitas operasi memperlihatkan jumlah bersih dari kas yang diterima atau dikeluarkan selama periode waktu tertentu unuk pos- pos yang biasanya muncul dalam laporan laba rugi. Arus ini dapat dihitung dengan memakai metode langsung maupun metode tidak langsung. Kedua metode tersebut hanya berlainan dalam hal pelaporan aktivitas-aktivitas operasi, dan penyajian aktivitas-aktivitas pendanaan dan investasi tidaklah berbeda diantara kedua metode tadi. Pengertian kedua metode menurut Henry Simamora (2000 : 495), adalah : 1. 1. Metode Langsung (Direct Method) Melaporkan sumber-sumber dari kas operasi dan pemakaian kas operasi. Sumber utama kas operasi adalah kas yang diterima dari pelanggan. Pemakaian pokok kas operasi meliputi kas yang dibayarkan kepada pemasok untuk barang dan jasa yang dibeli perusahaan dan kas yang dibayarkan kepada karyawan dalam bentuk gaji dan upah. Metode ini mengurangkan dari penjualan tunai hanya beban operasi yang mengkonsumsi atau memakai kas. Metode ini mengkonversikan setiap pos pada laporan laba rugi secara langsung kedasar tunai, dan melaporkan semua penerimaan dan pembayaran operasi. Kelebihan dari metode ini adalah mudah dimengerti dan memberikan banyak informasi untuk mengambil keputusan. Metode ini melaporkan sumber-sumber dan pemakaian-pemakaian kas dalam laporan arus kas. Sedangkan kelemahannya adalah data yang diperlukan mungkin tidak tersedia dengan cepat dan biaya pengumpulan data tersebut kemungkinan mahal. Berikut contoh penyusunan laporan arus kas dengan metode langsung : Tabel 2.1 PT. XYZ LAPORAN ARUS KAS

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TGL 31 DES 2006 1. Penerimaan arus kas dari kegiatan operasi : Penagihan dari pelanggan xxx Penerimaan bunga atas wesel tagih xxx Penerimaan deviden atas investasi saham xxx Total penerimaan kas xxx Pembayaran : Kepada pemasok xxx Kepada karyawan xxx Untuk bunga xxx PPh xxx Total pembayaran kas (xxx) Arus masuk kas bersih dari kegiatan operasi xxx 2. Arus kas dari kegiatan investasi : Perolehan aktiva tetap (xxx) Pemberian pinjaman kepada perusahaan lain (xxx) Hasil dari investasi xxx Hasil dari penjualan aktiva tetap xxx Arus keluar kas bersih dari kegiatan investasi xxx 3. Arus kas dari kegiatan pendanaan : Pengeluaran jangka pendek xxx Pengeluaran saham biasa xxx Pembayaran hutang jangka panjang (xxx)

Pengumuman dan pembayaran deviden (xxx) Arus keluar kas bersih dari aktivitas pendanaan xxx Penurunan/kenaikan pada kas xxx Nilai sisa tahun sebelumnya xxx Nilai sisa kas xxx 1. 2. Metode Tidak Langsung (Indirect Method) Metode tidak langsung ( indirect method ) merekonsiliasikan laba yang dilaporkan dengan arus kas. Metode tidak langsung bertitik tolak dari laba bersih sebagai suatu arus kas. Setelah itu dilakukan penyesuaian terhadap pendapatan-pendapatan dan beban-beban yang tidak memberikan atau memakai kas. Metode tidak langsung juga biasa disebut dengan metode rekonsiliasi. Metode ini terfokus pada pos pos dari laporan laba rugi yang harus disesuaikan untuk merekonsiliasi laba bersih dengan arus kas bersih dari aktivitas aktivitas operasi. Pos pos yang memerlukan penyesuaian adalah yang tidak mempengaruhi arus masuk kas bersih. Dalam metode ini net income disesuaikan dengan menghilangkan pengaruh transaksi yang masih belum direalisir dari arus kas masuk dan arus kas keluar dari transaksi yang lalu. Dan menghilangkan perkiraan yang terdapat dalam kelompok investasi dan pembayaran yang tidak mempengaruhi kas. Kelemahan metode ini adalah bahwa metode ini terfokus pada perbedaan antara laba bersih dan arus kas dari operasi. Karena datanya mudah dicari, metode ini biasanya lebih murah dari pada metode langsung. Berikut contoh penyusunan laporan arus kas dengan metode tidak langsung : Tabel 2.2 PT. XYZ LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TGL 31 DES 2006 1. Penerimaan arus kas dari kegiatan operasi : Laba bersih xxx Penyusutan xxx Keuntungan atas penjualan aktiva tetap (xxx)

Peningkatan piutang (xxx) Peningkatan piutang bunga (xxx) Penurunan persediaan xxx Kenaikan dalam beban dibayat di muka (xxx) Peningkatan hutang xxx Peningkatan hutang gaji (xxx) Penurunan kewajiban (xxx) xxx Arus kas bersih dari kegiatan operasi xxx 2. Arus kas dari kegiatan investasi : Perolehan aktiva tetap (xxx) Pemberian pinjaman kepada perusahaan lain (xxx) Hasil dari penjualan aktiva tetap xxx Arus kas bersih dari kegiatan investasi xxx 3. Arus kas dari kegiatan pendanaan : Pengeluaran saham biasa xxx Pengeluaran hutang jangka panjang xxx Pembayaran hutang jangka panjang (xxx) Pengumuman dan pembayaran deviden (xxx) Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan xxx Penurunan/kenaikan pada kas xxx Nilai sisa tahun sebelumnya xxx Nilai sisa kas xxx

Berikut ini disajikan gambar perbedaan antara metode langsung dan metode tidak langsung menurut Henry Simamora (2000 : 494) Gambar 2.3 Perbedaan Metode Langsung dan Tidak Langsung untuk Pelaporan Arus Kas Metode langsung Metode tidak langsung Arus kas dari aktivitas operasi Arus kas dari aktivitas operasi Kas yang diterima dari aktivitas-aktivitas Laba bersih operasi - Kas yang diterima dari aktivitas-aktivitas +/- Penyesuaian-penyesuaian terhadap laba operasi bersih = Kas yang diterima dari aktivitas-aktivitas = Kas yang diterima dari aktivitasoperasi aktivitas operasi Arus kas dari aktivitas investasi Arus kas dari aktivitas investasi Kas diterima dari aktivitas investasi Kas diterima dari aktivitas investasi - Kas yang dibayarkan untuk aktivitas- - Kas yang dibayarkan untuk aktivitasaktivitas investasi aktivitas investasi = Kas bersih dari aktivitas-aktivitas = Kas bersih dari aktivitas-aktivitas Investasi investasi Arus kas dari aktivitas pendanaan Arus kas dari aktivitas pendanaan Kas yang diterima dari aktivitas Kas yang diterima dari aktivitas pendanaan pendanaan - Kas yang dibayarkan untuk aktivitas- - Kas yang dibayarkan untuk aktivitasaktivitas pendanaan aktivitas pendanaan = Kas bersih dari aktivitas-aktivitas = Kas bersih dari aktivitas-aktivitas pendanaan pendanaan

2.6.9 Kajian Penelitian Sejenis Dalam sub-bab ini penulis mengkaji beberapa penulisan ilmiah sejenis yang disusun oleh : 1. Agung Bayu Wicaksono, Mahasiswa Universitas Gunadarma dengan NPM : 20201065 jurusan akuntansi, dengan judul Analisis Laporan Arus Kas CV Polisher Salo. Penulisan tersebut dilakukan pada tahun 2004 yang menyimpulkan perkembangan kegiatan usaha pada CV Polisher Salo bertolak ukur pada laporan arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. dari ketiga aktivitas tersebut dapat ditentukan mengenai kondisi keuangan perusahaan. Sekaligus mengetahui apakah penyusunan arus kas sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. 2. Hikma Tur Ridha, Mahasiswi Universitas Gunadarma jurusan akuntansi, dengan judul Analisa Laporan Arus Kas PT Redialindo Mandiri. Penulisan tersebut dilakukan pada tahun 2008 yang menyimpulkan tentang keadaan arus kas PT Redialindo Mandiri dengan menggunakan metode langsung dimana perusahaan tersebut pada tahun 2005-2007 mengalami perkembangan pada laporan arus kas yang terlihat dari kas bersih yang dihasilkan tiap tahun hingga membuat perusahaan tersebut termotivasi untuk menghasilkan produk yang lebih baik lagi. 2.6.10 Analisis Ratio Dalam analisa laporan keuangan suatu perusahaan diperlukan adanya ukuran tertentu, ukuran yang yang sering digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah rasio. Menurut Bambang Riyanto (2001 : 329), Rasio itu sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam arithmetical terms yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansiil. Sedangkan menurut Drs. S. Munawir (2004 : 64), Rasio menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa ratio ini akan dapat tentang baik dan buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka ratio pembanding yang digunakan sebagai standart. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Metode ini digunakan untuk menjelaskan secara aktual dan sistematis dari data data yang digunakan oleh penulis dalam melakukan analisa laporan keuangan dengan menggunakan rasio likuiditas dan rasio solvabilitas. 1. Rasio Likuiditas Menurut Bambang Riyanto (1991 : 25), Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk dapat menyelenggarakan proses produksi agar dapat memenuhi kewajiban finansialnya pada saat ditagih. Bermanfaat dalam mengevaluasi likuiditas jangka pendek sebuah entitas bisnis. Likuiditas mengacu kepada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Likuiditas berarti mempunyai cukup dana ditangan untuk membayar tagihan pada saat jatuh tempo dan berjaga-jaga terhadap kebutuhan kas yang tidak terduga. a. Current Ratio Rasio yang paling umum digunakan untuk menganalisa posisi modal kerja suatu perusahaan adalah Current ratio yaitu rasio yang membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki perusahaan pada tanggal neraca dengan utang lancar. Current ratio akan menunjukkan kemampuan perusahaan jangka pendek. Aktiva Lancar Current Ratio = X 100 % Utang Lancar Current ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya yang harus segera dipenuhi. Aktiva lancar pada umumnya terdiri atas kas, surat berharga, piutang dagang. Current ratio kurang dari 2 : 1 dianggap kurang baik, sebab apabila aktiva lancar turun misalnya sampai lebih dari 50 %, maka jumlah aktiva lancar tidak akan cukup lagi untuk menutup utang lancarnya. b. Cash Ratio Aktiva perusahaan yang paling likuid adalah kas dan surat berharga, hal inilah yang menyebabkan analisa laporan keuangan perlu melihat Cash Ratio. Bertambah tingginya cash ratio, berarti jumlah uang tunai yang tersedia makin semakin besar, sehingga pelunasan hutang pada saatnya tidak akan mengalami kesulitan. Kas + Efek Cash Ratio = X 100 % Utang Lancar Cash ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek dengan kas yang ada dan surat berharga yang dapat diuangkan. Tidak terdapat standar likuiditas untuk Cash Ratio sehingga penilaiannya tergantung pada kebijakan manajemen. c. Quick Ratio atau Acid test Ratio Quick Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid ( likuid Asset ). Quick Ratio yang kurang dari 100 % dianggap kurang baik likuiditas dari perusahaan yang bersangkutan. Mereka menghendaki perusahaan tersebut mampu menyediakan alat alat likuid yang memadai untuk mengetahui kewajiban jangka pendeknya.

Rumus untuk menghitung Quick ratio adalah sebagai berikut : Kas + Efek + Piutang Quick Ratio = X 100 % Utang Lancar 1. 2. Rasio Solvabilitas Merupakan suatu analisis yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila perusahaan tersebut dilikuiditas. Apakah kekayaan yang dimiliki perusahaan tersebut cukup untuk memenuhi semua hutang, baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Perusahaan dapat dikatakan solvable apabila perusahaan memiliki aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutangnya. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas dilihat dari sudut pandang kontinuitas dan komplementaris dari suatu perusahaan maka tingkat solvabilitas tidak didasarkan likuidasi melainkan nilai sebenarnya dari aktiva yang dimiliki perusahaan pada saat operasi. 1. a. Total Debt To Total Asset Ratio Digunakan untuk mengetahui prosentase total hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang yang dapat dipenuhi oleh keseluruhan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan dengan stansar rasio 33 % dan dapat dirumuskan sebagai berikut : Total Debt To Total Asset Ratio = Total Utang X 100 % Total Aktiva Apabila perusahaan memiliki tingkat solvabilitas 100% dapat diartikan bahwa jumlah kekayaan adalah sama besar dengan jumlah hutang sehingga perusahaan tidak memiliki kelebihan jumlah aktiva atas hutangnya. Biasanya, para kreditur lebih menyukai rasio utang yang rendah, sebab semakin rendah rasio utang dari perusahaan yang diberi kredit akan semakin besar tingkat keamanan yang didapat kreditur pada waktu likuidasi. Para pemilik perusahaan lebih menyukai mempunyai rasio utang yang tinggi, karena akan memperbesar keuntungan yang akan diperoleh dan tanpa harus kehilangan kendali perusahaan. Akan tetapi, rasio utang yang tinggi berarti para pemilik terlalu berani melakukan spekulasi dan modal pemilik yang digunakan relative terbatas jumlahnya. Sebenarnya, keadaan seperti itu akan sangat merugikan perusahaan dan pemilik. Apabila situasi ekonomi memburuk akan mengakibatkan perusahaan akan mengalami kerugian yang besar. 1. b. Total Debt To Equity Ratio

Pada rumusan ini elemen yang digunakan adalah hutang jangka panjang dan modal sendiri. Karena rumusan ini digunakan untuk mengetahui prosentase modal sendiri yang dapat digunakan sebagai jaminan untuk menutup hutang jangka panjang perusahaan. Rumusan yang dapat digunakan sebagai berikut : Total Debt To Equity Ratio = Total Utang X 100 % Modal Sendiri Total Debt to equity ratio ini mengindikasikan sejauh mana perusahaan dapat menanggung kerugian tanpa harus membahayakan kepentingan kreditornya bilamana terjadi likuidasi, kreditor mempunyai prioritas klaim dibandingkan pemegang saham, kreditor memiliki hak pertama atas asset perusahaan. Rasio diatas 100 % sangat berbahaya. rasio yang tinggi dapat mengindikasikan bahwa klaim pihak lain relatif lebih besar ketimbang asset yang tersedia untuk menutupnya, meningkatkan risiko bahwa klaim kreditor kemungkinan tidak akan tertutup secara penuh bilamana terjadi likuidasi. Untuk melindungi dirinya, maka kreditor biasanya mengenakan bunga tinggi pada pinjaman baru terhadap perusahaan yang mempunyai debt to equity ratio yang tinggi 1. c. Equity to Fixed Asset Ratio Equity to fixed asset ratio atau rasio antara hak pemilik atau modal sendiri dengan aktiva tetap ini ditentukan atau dihitung dengan cara membagi total hak pemilik-pemilik perusahaan dengan nilai buku dari aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Kalau rasio ini lebih dari 100% berarti modal sendiri melebihi total aktiva tetap dan menunjukkan aktiva tetap seluruhnya dibiayai oleh pemilik perusahaan dan sebagian dari aktiva lancar ( modal kerja ) juga dibiayai oleh pemilik perusahaan. Sebaliknya kalau rasio dibawah 100% berarti sebagian aktiva tetapny dibiayai dengan modal pinjaman jangka pendek/panjang sedang aktiva lancar seluruhnya dibiayai dengan modal pinjaman dan dapat dirumuskan sebagai berikut : Equity to Fixed Asset Ratio = Modal Sendiri X 100 % Aktiva Tetap

You might also like