You are on page 1of 38

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Pembinaan yang baik dan ditunjang oleh fasilitas yang memadai yaitu peralatan-peralatan yang siap pakai sesuai dengan rencana pelajaran yang ada, terutama dalam bidang praktikum kelistrikan diperlukan untuk mencapai hasil yang maksimal dalam meningkatkan mutu keterampilan para siswa SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). Paradigma baru manajemen perguruan tinggi atau sekolah menitikberatkan pada pentingnya otonomi institusi yang berlandaskan pada akuntabilitas, evaluasi, akreditasi, dan berujung pada tujuan akhir yaitu peningkatan kualitas secara berkesinambungan. Di sisi lain, kecenderungan globalisasi, kebutuhan masyarakat, dan tuntutan persaingan yang semakin ketat menuntut perhatian yang serius pada penyelenggaraan pendidikan yang bermutu dalam semua bidang.

Pemahaman tersebut menegaskan pentingnya untuk melaksanakan suatu manajemen mutu terpadu, termasuk di dalamnya sistem jaminan mutu pendidikan untuk menjamin agar mutu pendidikan dapat ditingkatkan sesuai dengan yang direncanakan. Berdasarkan paradigma itu, institusi perlu menyusun manual mutu dan manual prosedur untuk peningkatan mutu proses akademik secara berkesinambungan melalui FGD (Focussing Group Discussion).

Selanjutnya FGD menindaklanjuti dengan menyusun SOP (standart

operational procedure). SOP adalah dokumen khusus yang menggambarkan metode dan prosedur yang harus diikuti oleh pihak-pihak yang

berkepentingan untuk melakukan kegiatan pelaksanaan. Guru teknologi yang harus bertanggung jawab dalam keberhasilan siswa. Sikap profesionalisme seorang guru teknologi harus menjadi contoh bagi siswa, terutama dalam mengajar. Selain daripada itu, sebagai guru praktik harus berusaha membuat siswa merasa senang dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran serta terus meningkatkan keterampilan yang dapat menunjang suatu keberhasilan, sehingga pada masa pembangunan sekarang dapat memenuhi kebutuhan tenaga terampil yang handal. Tujuan pendidikan kejuruan antara lain bertujuan untuk

meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusiamanusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta samasama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Sebagaimana kita ketahui, bahwa pengembangan teknologi dunia dewasa ini maju dengan pesatnya baik negara yang sedang berkembang maupun negara yang sudah maju. Perkembangan teknologi tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi dan diimbangi oleh

perkembangan dan kemajuan pendidikan bagi negara-negara yang sedang berkembang. Maka, guru praktik harus lebih meningkatkan kemampuannya dibidang teknologi dan manajemen administrasi bengkel yang baik, karena manajemen administrasi bengkel sendiri mempunyai peranan yang penting

sebagai sarana untuk pengelolaan administrasi bengkel sehingga dapat menciptakan situasi belajar yang baik. Situasi belajar yang baik tersebut adalah situasi belajar yang efektif, yang mampu menciptakan kondisi belajar dan memberikan hasil secara optimal kepada siswa. Hal seperti itu masuk dalam salah satu tugas guru praktik yaitu menunjang/ mendukung, membantu dan membagi pekerjaan demi lancarnya proses belajar mengajar.

B.

Rumusan Masalah Apakah ada pengaruh perbedaan hasil prestasi belajar siswa kelas 2 TPTU 1 SMKN 7 Surabaya sebelum dan setelah manajemen administrasi bengkel diperbaiki ?

C.

Batasan Masalah Pembahasan pada penelitian ini dibatasi pada masalah manajemen administrasi bengkel pendingin di SMK Negeri 7 Surabaya terhadap hasil belajar siswa kelas 2 TPTU 1, praktikum RAC (Room Air Conditioner). Yang dilaksanakan pada periode penelitian antara bulan Nopember sampai Desember 2008.

D.

Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah, penelitian ini diharapkan untuk mengetahui pengaruh perbedaan hasil prestasi belajar siswa sebelum dan setelah manajemen administrasi bengkel diperbaiki.

E.

Manfaat Hasil Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi pembenahan manajemen administrasi bengkel untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata diklat RAC (Room Air Conditioner).

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A.

Manajemen Administrasi Bengkel Menurut Prof. Dr. Sondang P Siagian dalam buku yang berjudul Filsafat Administrasi (1987:4), administrasi didefinisikan sebagai

keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Ada beberapa hal yang terkandung dalam definisi di atas. Pertama, administrasi sebagai seni adalah suatu proses yang diketahui hanya permulaannya sedang akhirnya tidak ada. Kedua. Administrasi mempunyai unsur- unsur tertentu, yaitu: adanya dua manusia atau lebih, adanya tujuan yang hendak dicapai, adanya tugas atau tugastugas yang harus dilaksanakan, adanya peralatan dan perlengkapan termasuk pula waktu, tempat, peralatan materi serta perlengkapan lainnya. Ketiga, bahwa administrasi sebagai proses kerjasama bukan merupakan hal yang baru karena ia telah timbul bersama- sama dengan timbulnya peradaban manusia. Tegasnya, administrasi sebagai seni merupakan suatu social phenomenon. Administrasi sebagai proses. Sesuatu proses adalah sesuatu yang permulaannya diketahui akan tetapi akhirnya tidak diketahui. Dengan demikian proses administrasi adalah suatu proses pelaksanaan kegiatankegiatan tertentu yang dimulai sejak adanya dua orang yang bersepakat untuk bekerjasama untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu pula. Bilamana

proses itu akan berakhir tidak diketahui karena bila kedua orang itu akan memutuskan untuk tidak bekerjasama lagi tidak ada yang mengetahui. Malahan mereka sendiripun tidak mengetahuinya. Tentang unsur- unsur administrasi. Di muka telah dikatakan bahwa adanya sesuatu dalam hal ini administrasi adalah karena adanya unsurunsur tertentu yang menjadikan adanya sesuatu itu. Telah dikatakan pula bahwa unsur- unsur dari administrasi adalah: (1) Dua orang manusia atau lebih, (2) Tujuan, (3) Tugas yang hendak dilaksanakan, (4) Peralatan dan perlengkapan. Kata manajemen telah menjadi kosakata bahasa Indonesia dan telah menjadi bahan pencaturan sehari- hari. Banyak orang yang menyatakannya dalam makna yang tepat tapi banyak pula orang yang menyatakannya tanpa tahu makna apa sebenarnya kata manajemen tersebut. Secara ringkas dapat dikatakan manajemen adalah ilmu dan seni meramu sumberdaya organisasi sehingga bisa dicapai hasil yang semaksimal mungkin. Manajemen disebut sebagai ilmu, sebab manajemen memang bisa dipelajari, diteliti, dan dilakukan secara ilmiah. Hanya saja gaya seseorang dalam melakukan manajemen tidak sama dengan orang lain, misalnya: resep rawon, sate, pecel, dan sebagainya pasti mengandung bahan- bahan sehingga masakan tersebut bisa disebut rawon, sate atau pecel. Akan tetapi rawon nguling akan berbeda dengan rawon masakan kita sendiri. Itulah yang disebut dengan manajemen sebagai suatu seni. Manajemen dapat didefinisikan sebagai kemampuan atau

keterampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian

tujuan melalui kegiatan- kegiatan orang lain. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa manajemen merupakan inti daripada administrasi karena memang manajemen merupakan alat pelaksana utama administrasi (Siagian, 1987:5). Dalam hubungan ini perlu diperhatikan bahwa manajemen tidak melaksanakan sendiri kegiatan- kegiatan yang bersifat operasional, melainkan mengatur tindakan- tindakan pelaksanaan oleh sekelompok orang yang disebut bawahan. Dengan perkataan lain dikatakan bahwa administrasi dan manajemen tidak dapat dipisah- pisahkan. Hanya kegiatankegiatannya yang dapat dibedakan. Apabila dilihat dari segi fungsional, administrasi mempunyai dua tugas utama, yakni: (1) menentukan tujuan menyeluruh yang hendak dicapai (organizational goal); (2) menentukan kebijaksanaan umum yang mengikat seluruh organisasi (general and overall policies). Sebaliknya manajemen pada hakikatnya berfungsi untuk melakukan semua kegiatan- kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas- batas kebijaksanaan umum yang telah ditentukan pada tingkat administrasi. Dari hal- hal tersebut diatas kiranya jelas menunjukkan bahwa manajemen merupakan aspek dari administrasi dan oleh karenanya administrasi lebih luas daripada manajemen. Hal ini perlu ditegaskan mengingat di Indonesia masih sering terdapat dualisme pengertian administrasi dalam arti luas seperti telah dijelaskan. Di pihak lain masih terlalu sering administrasi itu diartikan secara sempit, yaitu administrasi dalam pengertian ketatausahaan yang sesungguhnya hanya merupakan

bagian kecil dari kegiatan- kegiatan operasionalnya. Jadi pengertian dari manajemen administrasi bengkel adalah kemampuan untuk memperoleh suatu hasil dari keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dalam suatu bengkel. Pengelolaan manajemen administrasi bengkel yang baik diharapkan dapat mengatur dan menggerakkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan bengkel tersebut ( Daryanto, 2002:1). Macam- macam istilah yang ada pada manajemen administrasi bengkel adalah sebagai berikut: a. Bengkel merupakan unit (unsur) pelaksana teknis. b. Pengelola bengkel adalah penyelenggara kegiatan bengkel yang terdiri dari kepala bengkel, toolman, teknisi dan petugas kebersihan. c. Fasilitas bengkel adalah sarana dan prasarana yang digunakan untuk memperlancar kegiatan praktikum. d. Kegiatan bengkel adalah seluruh aktivitas yang berkaitan dengan mata diklat yang dilaksanakan di bengkel. e. Keuangan bengkel adalah dana yang diterima dari sekolah dan sumber lain yang sah serta pengeluarannya. f. Data dan dokumen adalah informasi yang terkait dengan bengkel dan kegiatan yang dilaksanakan. 1. Fungsi program kerja di dalam ruang praktek bengkel (Daryanto, 2002:1) a. Melaksanakan aktifitas produksi dan jasa. b. Memelihara dan memperbaiki sumber daya bengkel.

c. Melatih pengembangan staf. d. Mengembangkan bengkel. e. Melaksanakan administrasi bengkel. 2. Kondisi bengkel yang diharapkan antara lain sebagai berikut a. Suasana nyaman, bersih, tertib, dan indah. b. Kondisi peralatan yang baik dan siap pakai. c. Peralatan tersusun sesuai tempatnya. d. Cukup penerangan dan ventilasi. e. Bangunan ruang praktis / bengkel terpelihara baik, tidak bocor, semua pintu dan jendela aman. f. Halaman dan taman terpelihara baik. g. Instalasi listrik yang memadai dan aman. h. Sistem sirkulasi peralatan aman dan lancar. i. Instalasi air terjamin, lancar, bersih dan sehat. j. Tersedia alat pemadam kebakaran.

B.

Perangkat Operasional Ruang Praktik Supaya mampu menciptakan kondisi bengkel yang diharapkan maka diperlukan perangkat pengelolaan bengkel sebagai berikut: 1. Organisasi ruang praktik yang meliputi struktur, uraian tugas dan tata kerja. 2. Tata tertib pengoperasian bengkel. 3. Jadwal pemakaian bengkel. 4. Sistem pemakaian dan pemeliharaan.

5. Administrasi bengkel. Manajemen bengkel yang baik harus didukung oleh administrasi yang tertib, administrasi ini harus mencatat semua sumber daya yang menjadi aset bengkel. Untuk itu diperlukan kartu- kartu administrasi sebagai berikut. a. Kartu pemakaian bengkel. b. Kartu laporan kerusakan. c. Bon pinjam/ pengembalian alat. d. Daftar alokasi tugas. e. Daftar kondisi peralatan menurut keadaan. f. Buku inventaris alat/ mesin. g. Buku penerimaan barang. h. Buku pengeluaran/ pemakaian bahan. i. Kartu perbaikan peralatan. j. Catatan pengembangan staf.

C.

Merencanakan Ruang Bengkel 1. Hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan bengkel antara lain: a. Tata letak bengkel atau lay out. b. Ukuran dan jenis bengkel. c. Ruang gerak. d. Hubungan antar- ruang. e. Karakteristik pengaturan (Daryanto, 2002: 4). 2. Perencanaan bengkel meliputi hal-hal sebagai berikut:

10

a.

Lokasi 1) Strategis, mudah dijangkau. 2) Areal relatif luas, memungkinkan untuk pengembangan. 3) Analisis meliputi: gangguan sekitarnya, perencanaan tata letak.

3. Faktor penting dalam perencanaan antara lain: a. Tipe bangunan. b. Model bangunan biasa atau khas. c. Pembagian areal (areal kerja, tempat penyimpanan dan lain-lain). d. Jenis pekerjaan. e. Keamanan dan pengawasan kerja. 4. Pengelola bengkel a. Kepala bengkel dipilih melalui rapat jurusan, selanjutnya diusulkan ke sekolah untuk memperoleh persetujuan kepala sekolah dan diangkat berdasarkan SK kepala sekolah untuk masa jabatan 2 tahun. b. Toolman, teknisi bengkel, dan petugas kebersihan diangkat berdasarkan SK kepala sekolah atas usulan kepala program, dengan mempertimbangkan kesesuaian kemampuan yang bersangkutan dengan kegiatan bengkel. 5. Manajemen fasilitas bengkel a. Pengelola bengkel mendata seluruh fasilitas yang dimiliki serta menyediakan informasi berkenaan dengan fasilitas bengkel yang dapat diakses oleh pengguna bengkel. b. Pengelola bengkel memelihara fasilitas untuk menjamin

keberlangsungan bengkel.

11

c. Pengelola bengkel membuat laporan tertulis tentang fasilitas bengkel setiap semester dan menyerahkannya ke kepala program. d. Pengelola bengkel menyusun rencana pengembangan fasilitas bengkel secara berkala, dan menyerahkannya kepada kepala program. 6. Manajemen kegiatan bengkel a. Pengelola bengkel menyusun tata tertib/ persyaratan penggunaan bengkel. b. Pengelola bengkel mengatur jadwal penggunaan bengkel setiap semester. c. Pengelola bengkel menyusun petunjuk penggunaan peralatan bengkel dengan jelas dan mudah diakses. d. Pengelola bengkel mengawasi seluruh kegiatan yang dilaksanakan, membuat laporan tertulis tentang kegiatan bengkel setiap semester, dan menyerahkannya kepada kepala program. 7. Manajemen data dan dokumen a. Setiap dokumen yang dimiliki atau diterima bengkel harus jelas tanggalnya dan dicatat dalam buku kendali dokumen. Buku kendali dokumen berisi antara lain nomor urut, Jenis dokumen (SK, data akademik siswa, jurnal, makalah, dokumen guru, dsb.), Judul dokumen, Kode dokumen (merujuk pada pengkodean penyimpanan dokumen). b. Setiap dokumen yang dimiliki dan atau diterima bengkel harus tersimpan pada file dokumen sesuai dengan kode pengarsipan

12

dokumen, sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan dapat diakses dengan mudah dan cepat. c. Kode pengarsipan dokumen dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan penyimpanan dan pemanggilan kembali dokumen dan data tersebut. Dokumen yang perlu diarsipkan di bengkel meliputi dokumen administrasi bengkel, dokumen dan data guru, bengkel, inventaris bengkel, dll. Teknik pengkodean dokumen bengkel diserahkan kepada bengkel. d. Dokumen bengkel dapat disimpan baik secara manual (salinan tertulis) dan atau secara digital.

D.

SOP (Standart Operational Procedure) 1. Tujuan dan pedoman umum pembuatan SOP Tujuan dan pedoman umum pembuatan sop menurut Introduksi Pelatihan Manajemen Laboratorium Edisi 2008, Laboratorium Teknik Digital Universitas lampung adalah: a. Tujuan 1) Untuk menjamin peningkatan mutu yang berkesinambungan. 2) Untuk menjamin keseragaman proses pelaksanaan kegiatan akademik di jurusan, sehingga tidak menimbulkan perbedaan penafsiran antara guru, siswa, berwenang. karyawan, dan pejabat yang

13

3) Untuk memudahkan semua pihak yang terlibat dalam mengikuti prosedur proses akademik yang telah ditetapkan dalam SOP tersebut. 4) Untuk menyediakan informasi yang penting untuk membantu guru, siswa, karyawan, dan pejabat yang berwenang melakukan kegiatan proses akademik. b. Pedoman umum 1) SOP dibuat oleh kepala program/sekretaris jurusan dengan melibatkan guru yang memahami proses akademik. Selanjutnya disosialisasikan pada rapat jurusan untuk mendapatkan masukan, diperbaiki, ditetapkan, disahkan oleh kepala sekolah atau wakil kepala sekolah, dan dilaksanakan. 2) SOP sebaiknya dibuat secara sederhana serta mudah dipahami dan dilaksanakan. 3) SOP seharusnya dievaluasi dan diperbarui secara periodik untuk menjamin prosedur tetap aktual dan menghasilkan kinerja yang berkualitas dan efisien. SOP meliputi Judul, tanggal berlaku dan revisi, serta

nomor kode dokumen, tujuan, ruang lingkup, definisi dan istilahistilah yang digunakan, referensi, distribusi, prosedur, informasi tambahan yang mungkin diperlukan, nama pembuat, pemeriksa, dan pengesahan dari pejabat yang berwenang. Tujuan dibuatnya SOP adalah untuk memberikan panduan proses penggunaan bengkel untuk keperluan layanan praktikum,

14

penelitian/ pengabdian kepada masyarakat dan jasa / analisis / produksi oleh para pengguna. Ruang lingkup SOP meliputi layanan bengkel untuk program reguler, dari luar institusi, dan masyarakat. 2. Prosedur umum SOP Prosedur umum SOP menurut Introduksi Pelatihan Manajemen Laboratorium Edisi 2008, Laboratorium Teknik Digital Universitas Lampung adalah: a. Calon pengguna mengajukan permohonan layanan pemakaian bengkel kepada pimpinan yang berwewenang. b. Layanan bengkel bisa dilakukan oleh setiap guru yang berkompeten dengan jenis layanan tersebut dan berkoordinasi dengan kepala bengkel. c. Pengguna layanan bengkel memenuhi dan mematuhi semua tata tertib dan persyaratan yang ada (ditetapkan oleh masing-masing jurusan). d. Segala hal yang berkaitan dengan imbalan jasa (ditetapkan oleh masing-masing jurusan) akan dikelola bengkel secara bertanggung jawab baik teknis maupun administrasi. 3. SOP manajemen keuangan bengkel a. Tujuan 1) Untuk memberikan penjelasan mengenai tata cara pengajuan, penggunaan, pembukuan, pelaporan dan pertanggung

jawabannya keuangan bengkel.

15

b. Ruang lingkup 1) Prosedur pengajuan keuangan, 2) Prosedur pengeluaran, 3) Prosedur pembukuan, dan 4) Prosedur pertanggungjawaban keuangan. c. Definisi 1) Keuangan bengkel adalah dana yang diterima bengkel dari

sekolah baik SPP dan atau non SPP serta penerimaan lain yang sah. Pengeluaran dana adalah penggunaan dana yang dilakukan bengkel berdasarkan jumlah dana adalah pencatatan keuangan yang diterima. Pembukuan baik penerimaan maupun

pengeluaran. Pertanggungjawaban keuangan bengkel adalah proses pelaporan dengan menyertakan penerimaan maupun pengeluaran oleh bengkel. 4. Prosedur pertanggungjawaban keuangan bengkel a. Staf bengkel sebagai pengelola keuangan membuat laporan secara periodik dan dilaporkan dalam rapat bengkel b. Laporan keuangan bengkel sesuai dengan sistem pelaporan keuangan berlaku. c. Staf yang ditunjuk membuat SPJ (Surat Pertanggung Jawaban) dari penerimaan dan pengeluaran serta disahkan oleh pengelola bengkel. d. Jurusan memeriksa SPJ, jika telah memenuhi persyaratan dapat dterima, jika belum memenuhi persyaratan dikembalikan kepada bengkel untuk diperbaiki. bukti-bukti baik

16

5. Pengendalian surat masuk dan surat keluar a. Petugas administrasi bengkel mencatat surat yang masuk pada buku kendali surat masuk. Hal yang dicatat pada buku kendali surat masuk meliputi nomor, tanggal, perihal, asal surat, dan pihak yang dituju. Selanjutnya petugas administrasi bengkel mendistribusikan surat tersebut kepada pihak yang dituju. b. Petugas administrasi bengkel mengarsipkan surat yang perlu disimpan pada arsip surat masuk yang sesuai berdasarkan kode pengarsipan surat masuk. c. Petugas administrasi bengkel memberi nomor surat keluar dan mencatat surat keluar yang telah ditandatangani kalab pada buku kendali surat keluar. Hal yang dicatat meliputi nomor, tanggal, perihal surat, dan pihak yang dituju. d. Petugas administrasi bengkel menyimpan arsip surat keluar pada file surat keluar yang sesuai berdasarkan kode pengarsipan surat keluar. e. Bengkel membuat kode pengarsipan surat masuk dan surat keluar sedemikian rupa sehingga memudahkan penyimpanan dan

pemanggilan kembali dokumen dan data tersebut. 6. Pengendalian dokumen bengkel a. Bengkel mencatat setiap dokumen yang dimiliki dan atau diterima jurusan dalam buku kendali dokumen. Buku kendali dokumen berisi antara lain nomor urut, jenis dokumen (SK, data akademik siswa pemakai, jurnal, makalah, dokumen guru, dsb.), judul dokumen, kode dokumen (merujuk pada pengkodean penyimpanan dokumen).

17

b. Bengkel menyimpan setiap dokumen yang dimiliki dan atau diterima bengkel pada file dokumen sesuai dengan kode pengarsipan dokumen, sehingga apabila sewaktu-waktu dibutuhkan dapat diakses dengan mudah dan cepat. c. Bengkel membuat kode pengarsipan dokumen sedemikian rupa sehingga memudahkan penyimpanan dan pemanggilan kembali dokumen dan data tersebut. d. Bengkel dapat menyimpan dokumen secara manual (salinan tertulis) dan atau secara digital.

E.

Usaha Pendayagunaan Guru Praktik Dalam Pemeliharaan Peralatan Di Bengkel Pendingin SMK Negeri 7 Surabaya Suatu bengkel dapat dikatakan baik adalah bengkel yang mempunyai tata letak perbengkelan yang tepat dan teratur, sehingga dengan adanya tata letak bengkel merupakan sarana dalam memudahkan pelayanan dalam praktikum. 1. Peranan guru praktik pendingin Guru praktik harus menyusun rencana yang akan dijadikan pedoman dan petunjuk yang pada gilirannya menjadi landasan bagi pelaksanaan fungsi- fungsi lainnya dalam ruangan. Guru praktik harus memberikan dorongan agar petugas- petugas bekerja secara efektif, penggarak motivasi tersebut membutuhkan penguasaan- penguasaan teknik- teknik yang tepat.

18

Lebih terarahnya penulisan ini terdapat uraian rumusan-rumusan sebagai berikut: a. Guru praktik sebagai administrator. b. Guru praktik perencana penyelenggaraan proses belajar mengajar bengkel. Jadi setiap usaha memerlukan perencanaan. Berhasil tidaknya suatu usaha, banyak ditentukan oleh matangnya dan lengkapnya perencanaan yang akan menggariskan keteraturan itu antara lain: 1) Keteraturan dalam tindakan. 2) Keteraturan dalam langkah dan tahapan. 3) Keteraturan dalam kebijaksanaan. 4) Keteraturan dalam waktu dan sebagainya. Perencanaan adalah suatu keharusan sebelum melaksanakan suatu usaha. 2. Manfaat perencanaan kegiatan praktikum pendingin a. Merupakan titik tolak untuk memulai kegiatan praktikum. b. Merupakan pegangan dalam pelaksanaan. c. Meningkatkan kerja sama dan pengarahan. d. Mencegah pemborosan waktu, tenaga maupun material. e. Memudahkan pengawasan. f. Memungkinkan evaluasi yang teratur. Berikut adalah beberapa istilah dan pengertiannya dalam manajemen administrasi bengkel terhadap ketuntasan hasil belajar siswa:

19

1) Usaha

adalah

suatu

kegiatan

yang

dilakukan

untuk

menghasilkan suatu perubahan yang lebih baik. 2) Pendayagunaan adalah suatu hal untuk menghindari perbuatan yang tidak semestinya sehingga perbuatan tersebut dapat dikatakan lebih tepat, serasi dan cocok sesuai dengan keinginan bersama. 3) Guru praktik adalah guru yang melaksanakan proses belajar mengajar yang ditentukan dalam pemberian tugas kejuruan dan kurikulum yang dilaksanakan di bengkel atau di lapangan untuk membuat anak didik menjadi terampil. 4) Pemeliharaan adalah perbuatan yang melaksanakan suatu upaya agar peralatan tidak cepat rusak. Jadi yang dimaksud pemeliharaan disini adalah usaha guru praktek dalam bengkel untuk memperbaiki peralatan- peralatan yang sudah rusak atau tidak bisa dipakai selama proses belajar mengajar berlangsung, dan merawat semua peralatan yang ada pada bengkel, sehingga semua peralatan yang ada itu selalu siap pakai. 5) Peralatan adalah suatu benda kerja yang dipergunakan untuk praktik di bengkel. 6) Bengkel (Laboratorium) adalah salah satu tempat dimana terjadinya interaksi belajar mengajar praktek pendingin, sehingga siswa menjadi terampil dalam hal alat pendingin.

20

7) Menunjang adalah menopang, mendukung supaya jangan rubah (kamus Bahasa Indonesia Karangan Poeswodarminto Halaman 1107). 8) Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku berkat pengalaman dan latihan. Perubahan tingkah laku itu meliputi perubahan dalam aspekaspek kognitif, affektif dan

psikomotor (Pengelola Kelas Karangan Drs. Oemar Hamalik Halaman 52). 9) Mengajar adalah melaksanakan segala sesuatu secara sadar dan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuannya adalah menjadikan anak didik yang belum dewasa menjadi seorang dewasa yang mampu bertindak sebagai seorang yang berkepribadian, yang sosial dan etis (Aministrasi dan Supervisi Pendidikan Karangan M. Moh. Rifai M. A. Halaman 11)

F.

Kerangka Berpikir Menurut tesis Sudarman yang berjudul Pengembangan Manajemen Laboratorium Kimia Di Jurusan Kimia Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Surabaya, pengembangan fungsi-fungsi manajemen yang dilakukan oleh ketua laboratorium dalam mengelola kegiatan laboratorium menunjukkan ada peningkatan hasil yang sangat berarti (2005:173).

21

G.

Rumusan Hipotesis Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir maka, diajukan hipotesis sebagai berikut. H0: Tidak ada perbedaan hasil belajar praktikum RAC (Room Air Conditioner) kelas 2 TPTU 1, dari sebelum dan sesudah manajemen administrasi bengkel pendingin SMK Negeri 7 Surabaya diperbaiki. Sedang hipotesis alternatif. Ha: Ada perbedaan hasil belajar praktikum RAC (Room Air Conditioner) kelas 2 TPTU 1, dari sebelum dan sesudah manajemen administrasi bengkel pendingin SMK Negeri 7 Surabaya diperbaiki.

22

BAB III METODE PENELITIAN

A.

Jenis/ Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Karena Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan cara melakukan percobaan atau memberi perlakuan pada suatu obyek atau ubahan yang diteliti. Suatu penelitian, walaupun dilakukan di laboratorium, tidak dapat disebut penelitian eksperimen manakala peneliti tidak memberi perlakuan pada obyek atau ubahan yang diteliti (Ismet B : Bahan Kuliah). Variebel- variabel penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel manipulasi 2. Definisi operasional : Manajemen administrasi bengkel. : Manajemen administrasi bengkel adalah manajemen administrasi yang yang diukur harus dengan

disempurnakan membandingkan

dengan

manajemen

administrasi bengkel yang lama. 3. Variabel respon 4. Definisi operasional : Nilai praktek siswa. : Nilai praktek siswa yang didapat dari tes praktikum RAC (Room Air Conditioner) di bengkel pendingin SMK Negeri 7 Surabaya. 5. Variabel kontrol 6. Definisi operasional : Bengkel, materi ajar, guru, siswa sama. : Bengkel, guru, siswa, guru dengan sub kompetensi yang sama.

23

Desain penelitiannya adalah sebagai berikut: One-group pretest-posttest T1 X T2

Dimana T1 adalah skor nilai pump down yang dilaksanakan sebelum dilaksanakan manajemen administrasi bengkel yang baik. X adalah treatment (ubahan) yaitu manajemen administrasi bengkel. Dan T2 adalah skor nilai pump down yang dilaksanakan setelah manajemen administrasi bengkel diperbaiki.

B.

Sumber Data & Data Penelitian Penelitian yang dilakukan bertempat di SMK Negeri 7 Surabaya yang beralamat di Jl. Pawiyatan no 2 Surabaya. Sedangkan waktu penelitian dimulai dari bulan Nopember sampai Desember 2008. Sedangkan dari penelitian ini didapat data kuantitatif, yaitu berupa nilai praktek siswa- siswa kelas 2 TPTU 1, SMK Negeri 7 Surabaya.

C.

Instrumen Pengumpulan Data Instrumen dalam penelitian ini adalah : 1. Tes praktikum RAC (Room Air Conditioner) yang dibuat dan diujikan oleh guru, untuk menunjukkan hasil belajar siswa kelas 2 TPTU 1, SMK Negeri 7 Surabaya. 2. Angket manajemen administrasi bengkel.

24

D.

Teknik Pengumpulan Data Dalam metode observasi, diadakan pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian dan melakukan pencatatan- pencatatan, kegiatan proses belajar mengajar dalam sistem penilaian kelas, dan sarana parasarana yang ada. Serta pelaksanaan proses pembelajaran yang berupa praktikum Room Air Conditioner (RAC) di bengkel TPTU SMK Negeri 7 Surabaya. Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan hasil praktikum, nilai hasil praktikum menurut KTSP, SMK Negeri 7 Surabaya dikategorikan sebagai berikut: 1. Nilai 9,00 sampai 10,00 kategori amat baik (A) 2. Nilai 8,00 sampai 8,99 kategori baik (B) 3. Nilai 7,00 sampai 7,99 kategori cukup (C) 4. Nilai 0,00 sampai 6,99 kategori belum lulus (D)

Dalam praktikum ini dikatakan lulus atau mencapai ketuntasan hasil belajar bila minimal siswa mendapat nilai 7,00 atau kategori C. ` E. Teknik Analisis Data Berdasarkan jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, maka analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif yang berupa angka (nilai), yang digunakan untuk mengolah data hasil tes untuk mengetahui keberhasilan praktikum siswa. Adapun langkah- langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Melakukan penyekoran pada pelaksanaan praktik. 2. Skor didata dalam bentuk tabel.

25

3. Menganalisis perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah manajemen administrasi bengkel diperbaiki dengan menggunakan uji t sampel berpasangan.

26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, akan disajikan dan dianalisis data-data yang diperoleh dari hasil penelitian. Karena penelitian bersifat kuantitatif, maka diperoleh data berupa angka atau nilai, yaitu hasil praktikum para siswa kelas 2 TPTU 1, SMK Negeri 7 Surabaya. Adapun tahap-tahap analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut: A. Pelaksanaan Penelitian B. Hasil Penelitian C. Pembahasan. A. Pelaksanaan Penelitian Rincian kegiatan adalah sebagai berikut: 1. Pelaksanaan praktikum pump down Pelaksanaan praktikum pump down ini dilaksanakan dan dimulai sebelum manajemen administrasi bengkel pendingin, SMK Negeri 7 Surabaya diperbaiki. 2. Perbaikan manajemen administrasi bengkel Perbaikan manajemen administrasi bengkel mulai berjalan setelah dilaksanakannya praktikum pump down oleh siswa kelas 2 TPTU 1, SMK Negeri 7 Surabaya.

27

3. Pelaksanaan praktikum pengisian refrigerant Pelaksanaan praktikum pengisian refrigerant ini dilaksanakan dan dinilai setelah manajemen administrasi bengkel pendingin, SMK Negeri 7 Surabaya diperbaiki.

B. Hasil Penelitian Untuk membuktikan bahwa bengkel pendingin, SMK Negeri 7 Surabaya telah melaksanakan manajemen administrasi bengkel sesuai dengan kajian pustaka maka, dapat dilihat dalam angket manajemen administrasi bengkel yang dibagikan kepada para guru praktik dan siswa, yang hasilnya dapat dilihat dalam lampiran. Berikut adalah rekapitulasi angket tersebut. Tabel 1. Tabel rekapitulasi angket untuk guru Keterangan
1. Fungsi program kerja didalam ruang praktek bengkel a) Melaksanakan aktifitas produksi dan jasa b) Memelihara dan memperbaiki sumber daya bengkel c) Melatih pengembangan staf d) Mengembangkan bengkel e) Melaksanakan administrasi bengkel.

Ya (guru)

Tidak (guru)

3 3 3 3 3

28

2.

Perangkat operasional ruang praktek a) Organisasi ruang praktek yang meliputi struktur, uraian tugas dan tata kerja b) Tata tertib pengoperasian bengkel c) Jadwal pemakaian bengkel d) Sistem pemakaian dan pemeliharaan e) Administrasi bengkel yang meliputi: 1) Kartu pemakaian bengkel 2) Kartu laporan kerusakan 3) Bon pinjam/ pengembalian alat 4) Daftar alokasi tugas 5) Daftar kondisi peralatan menurut keadaan 6) Buku inventaris alat/ mesin 7) Buku penerimaan barang 8) Buku pengeluaran/ pemakaian bahan 9) Kartu perbaikan peralatan 10) Catatan pengembangan staf. Kondisi ruang bengkel a) Tata letak ruang bengkel b) Ukuran bengkel c) Ruang gerak d) Hubungan antar ruang e) Karakteristik pengaturan. Manajemen fasilitas bengkel a) Pengelola bengkel mendata seluruh fasilitas yang dimiliki serta menyediakan informasi berkenaan dengan fasilitas bengkel yang dapat diakses oleh pengguna bengkel b) Pengelola bengkel memelihara fasilitas untuk menjamin keberlangsungan bengkel c) Pengelola bengkel membuat laporan tertulis tentang fasilitas bengkel setiap semester dan menyerahkan ke ketua jurusan. d) Pengelola bengkel menyusun rencana pengembangan fasilitas bengkel secara berkala, dan menyerahkannya kepada ketua jurusan. Manajemen kegiatan bengkel a) Pengelola bengkel menyusun tata tertib/ persyaratan penggunaan bengkel b) Pengelola bengkel mengatur jadwal penggunaan bengkel setiap semester c) Pengelola bengkel menyusun petunjuk penggunaan peralatan bengkel dengan jelas dan mudah diakses d) Pengelola bengkel mengawasi seluruh kegiatan yang dilaksanakan, membuat laporan tertulis tentang kegiatan bengkel setiap semester, dan menyerahkan kepada ketua jurusan.

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3.

3 3 3 3 3 3

4.

3 3

5.

3 3 3

29

6.

Manajemen data dan dokumen a) Setiap dokumen yang dimiliki atau diterima bengkel jelas tanggalnya dan dicatat dalam buku kendali dokumen. Buku kendali dokumen berisi antara lain nomor urut, jenis dokumen (SK, data akademik siswa, jurnal, makalah, dokumen guru, dsb), judul dokumen, kode dokumen (merujuk pada pengkodean penyimpanan dokumen) b) Setiap dokumen yang dimiliki atau diterima bengkel tersimpan pada file dokumen sesuai dengan kode pengarsipan dokumen, sehingga sewaktu- waktu dibutuhkan dapat diakses dengan mudah dan cepat c) Kode pengarsipan dokumen dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan penyimpanan dan pemanggilan kembali dokumen dan data tersebut d) Dokumen bengkel dapat disimpan baik secara manual (salinan tertulis) atau secara digital.

Tabel 2. Tabel rekapitulasi angket untuk siswa Ya Keterangan (siswa)


1. Kondisi bengkel a) Siswa menggunakan bon alat dan bahan b) Suasana nyaman c) Suasana bersih d) Suasana tertib e) Kondisi peralatan yang baik dan siap pakai f) Peralatan tersusun sesuai tempatnya g) Cukup penerangan h) Cukup ventilasi i) Bangunan ruang praktis/ bengkel terpelihara baik, tidak bocor, semua pintu dan jendela aman j) Kondisi luar ruangan terpelihara dengan baik k) Instalasi listrik yang memadai dan aman l) Sistem sirkulasi peralatan aman dan lancar m) Instalasi air terjamin, lancar, bersih dan sehat n) Tersedia alat pemadam kebakaran.

Tidak (siswa)

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

30

Sedangkan data nilai praktikum pump down dan pengisian refrigerant kelas 2 TPTU 1, diperoleh sebelum dan sesudah manajemen administrasi bengkel pendingin, SMK Negeri 7 Surabaya diperbaiki. Data hasil penilaian praktikum tersebut secara rinci dapat dilihat dalam lampiran. Dari data rincian nilai tersebut maka, nilai rata-rata dari tiap tabel T1 (sebelum manajemen administrasi bengkel diperbaiki) dan T2 (sesudah manajemen administrasi bengkel diperbaiki) diambil sebagai nilai akhir siswa yang digunakan untuk dianalisis. Nilai tersebut setelah dimasukkan tabel adalah sebagai berikut: Tabel 3. Tabel nilai siswa kelas 2 TPTU 1, SMK Negeri 7 Surabaya
NILAI PRAKTIK No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. NAMA Guntur SW M Nizwar R A Nizar P A Aprianto Adi Firmansyah Adi Supriyono Adi Susila Agung Romadhoni Ahmad Subaidi A Aliyul Hilmi Ainur R Andika M Andri HP Ardi BS Aries RS Arif RH Arifin Rusdiana Bagues P Bayu SP Cahyo Wibowo Chusnul Hidayat Danang E Dapit DP Edy Kurniawan Eka Juniawan Erwan S Farid Juniar AP Febri Rio AS Febrie AP Ferdi Ardiansyah
Pump Down (T1)

NILAI PRAKTIK
Pump Down (T2)

75 75 75 75 70 75 75 75 70 75 75 80 75 70 75 75 80 75 70 80 75 75 70 80 75 75 80 75 70 75

85 70 85 75 85 85 85 85 90 85 85 85 70 85 85 85 85 75 85 85 85 85 85 85 80 80 85 75 80 80

31

31. 32. 33. 34. 35. 36.

Feri Fathi Firman Ardiansyah Imam AK Imam Santoso Jamaludin Joko Nur RK Jumlah

70 75 75 75 80 75 2680

80 80 75 80 75 75 2940

C. Pembahasan Dari data pada tabel 1 dan 2, jelas bahwa teori manajemen administrasi bengkel telah diterapkan di bengkel pendingin, SMK Negeri 7 Surabaya. Dari tabel 1 terlihat bahwa bengkel tidak melaksanakan aktifitas produksi dan jasa karena, bengkel pendingin ini hanya difokuskan pada proses belajar mengajar saja. Pada tabel 2 juga terlihat bahwa satu poin belum terpenuhi yaitu kondisi luar ruangan belum terpelihara dengan baik karena di SMK Negeri 7 Surabaya ini sedang diadakan pemugaran. Berdasarkan data dari nilai para siswa kelas 2 TPTU 1, SMK Negeri 7 Surabaya, 36 siswa dinyatakan lulus 100% meskipun beberapa ada yang mendapat nilai tepat pada batas minimum kelulusan yaitu 7,00 (C). Siswa yang mendapat nilai 7,00 ini adalah siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru pada waktu teori. Disamping itu para siswa ini juga kurang lancar pada waktu melakukan presentasi pra-praktikum. 1. Teknik analisis data a. Uji t sampel berpasangan Pengujian dengan menggunakan uji t sebelumnya dilakukan jika sampel yang diuji adalah independen dalam arti masing- masing kelompok sampel berasal dari populasi yang berbeda. Alternatif lain adalah uji t dimana sampel saling berhubungan antara satu sampel dengan sampel

32

yang lain sehingga pengujian yang dilakukan adalah pengujian berpasangan. Pengujian ini biasanya dilakukan pada penelitian dengan teknik eksperimen (seperti pada penelitian ini) dimana satu sampel diberi perlakuan tertentu dan dalam penelitian ini perlakuan tersebut adalah memperbaiki manajemen administrasi bengkel. Kemudian perlakuan tersebut dibandingkan dengan kondisi sampel sebelum adanya perlakuan. Jadi satu kelompok sampel akan berfungsi sebagai variabel pengendali terhadap variabel lain yang mendapat perlakuan tertentu (Santosa dan Ashari, 2005:60). Dengan menggunakan data dalam tabel 3, akan diuji apakah ada perbedaan prestasi belajar siswa setelah manajemen administrasi bengkel pendingin, SMK Negeri 7 Surabaya diperbaiki ? Sebelum dilakukan uji t maka, dilakukan terlebih dahulu uji normalitas dan homogenitas sebagai syarat untuk melakukan uji t. Hasil pengujian tersebut adalah sebagai berikut: Uji normalitas Pre test (T1) NPar Tests Tabel 4. Descriptive Statistik
Descriptive Statistics N Pre-Test 36 Mean 74.8611 Std. Deviation 3.0440 Minimum 70.00 Maximum 80.00

33

Tabel 5. One-Sample Kolmogorov-Smirnov


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Grafik 1. Normal Q-Q Plot of Pre-Test


Normal Q-Q Plot of Pre-Test
1.5 1.0 .5 0.0 -.5 -1.0 -1.5 68

N a,b Mean Normal Parameters Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Pre-Test 36 74.8611 3.0440 .324 .315 -.324 1.943 .001

Expected Normal

70

72

74

76

78

80

82

Observed Value

Post test (T2) NPar Tests Tabel 6. Descriptive Statistik


Descriptive Statistics N Pot-Test 36 Mean 81.6667 Std. Deviation 4.9281 Minimum 70.00 Maximum 90.00

Tabel 7. One-Sample Kolmogorov-Smirnov


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Grafik 2. Normal Q-Q Plot of Post-Test


Normal Q-Q Plot of Post-Test
2

E xp e c te d N o rm a l

N a,b Mean Normal Parameters Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a.Test distribution is Normal. b.Calculated from data.

Post-Test 36 81.6667 4.9281 .334 .222 -.334 2.004 .001

-1

-2 60 70 80 90 100

Observed Value

34

Uji homogenitas

Tabel 8. Uji Homogenitas


Descriptives Uji Homogenitas 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum 73.8312 75.8910 70.00 80.00 79.9993 83.3341 70.00 90.00 77.0142 79.5136 70.00 90.00

N 1.00 2.00 Total 36 36 72

Mean Std. Deviation Std. Error 74.8611 3.0440 .5073 81.6667 4.9281 .8213 78.2639 5.3180 .6267

Didapatkan standar deviasi nilai pre test = 3,0440 dan standar deviasi post test = 4,9281 Dengan menggunakan rumus F =

S1 (3,0440) 2 9,266 = = = 0,38 . Sehingga 2 2 (4,9281) 24,286 S2

didapakan Fhitung = 0,38 dan F tabel 1,77 untuk taraf nyata 5% dan 2,25 untuk taraf nyata 1% dengan menggunakan metode interpolasi. Karena F hitung < Ftabel, maka data tersebut bersifat homogen (Sudjana, 1996:250). Karena data bersifat linear dan homogen maka, dilanjutkan untuk uji t. Untuk menguji, langkah-langkah yang diambil adalah merumuskan hipotesis null dan alternatif yaitu: H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar praktikum RAC. Ha: Ada perbedaan hasil belajar praktikum RAC. Selanjutnya level kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau dengan menggunakan alpha 5%. Hasil analisis uji t sampel berpasangan dengan menggunakan microsoft excel adalah sebagai berikut:

35

Tabel 9. Tabel hasil perhitungan dengan menggunakan microsoft excel t-Test: Paired Two Sample for Means Mean Variance Observations Pearson Correlation Hypothesized Mean Difference df t Stat P(T<=t) one-tail t Critical one-tail P(T<=t) two-tail t Critical two-tail 75 74,85714286 9,537815126 35 -0,080814639 0 34 -6,558661194 8,17764E-08 1,690923455 1,63553E-07 2,032243174 85 81,57142857 24,66386555 35

Dari hasil tersebut terlihat bahwa rata-rata nilai sebelum manajemen administrasi bengkel diperbaiki adalah 74,857 dengan varians 9,538 dan setelah manajemen administrasi bengkel diperbaiki adalah 81,571 dengan varians 24,664. Korelasi menunjukkan nilai sebesar -0,081. Menurut bahan kuliah Statistika Dr. Ismet Basuki pertemuan ke 10, angka ini mendekati 0, maka terdapat hubungan yang lemah antar sampel. Hasil perhitungan t statistik menghasilkan nilai sebesar -6,559. Dari output juga terlihat nilai t tabel untuk uji satu arah adalah 1,691 dengan probabilitas 8,178 dan nilai t statistik untuk uji 2 arah adalah 2,032 dan nilai P adalah 1,636. Dengan hasil tersebut bisa diambil keputusan untuk menolah H0, karena nilai t hitung (-6,559) lebih kecil dari t tabel (2,032).

36

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan. Dengan hasil perhitungan pada bab IV, bisa disimpulkan bahwa perbaikan manajemen administrasi bengkel pendingin, SMK Negeri 7 Surabaya bisa berpengaruh positif pada hasil belajar praktikum siswa kelas 2 TPTU 1, SMK Negeri 7 Surabaya tentang RAC (Room Air Conditioner).

B. Saran 1. Manajemen administrasi bengkel yang sudah tertata dengan baik hendaknya tidak bersifat sesaat tetapi untuk selamanya. 2. Agar manajemen administrasi bengkel dapat dipertahankan atau lebih ditingkatkan maka, dibutuhkan tenaga yang profesional.

37

DAFTAR PUSTAKA

Poerwodarminto. WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia , PN Balai Pustaka, Jakarta 1976.

Oumar Hamalik Drs. Pengelolaan Kelas, Pustaka Martiana, Bandung 1980.

Rifai M Moh. Administrasi & Supervisi Pendidikan, FIP- IKIP, Bandung 1981.

2008, Introduksi Pelatihan Manajemen Laboratorium, Presentasi disajikan dalam pelatihan Laboratorium Teknik Digital. Lampung.

Pramusinto. 1988. Usaha Pendayagunaan Guru Praktek Dalam Memelihara Peralatan Praktek Pengukuran Listrik Di Laboratorium Untuk Menunjang Proses Belajar Mengajar Pada Balai Latihan Pendidikan Teknik Surabaya, Bandung: Instalasi Listrik Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung.

Daryanto. 2002. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Bengkel. Malang: Rineka Cipta & Bina Adiaksara.

Siagian. 1987. Filsafat Administrasi. Jakarta: CV Haji Masagung.

Santosa dan Ashari. 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel Dan SPSS. Yogyakarta: ANDI.

Sudarman. 2005. Pengembangan Manajemen Laboratorium Kimia di Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Surabaya. Tesis tidak diterbitkan. Surabaya: Unesa

Sudjana. 1996. Metoda Statistik. Bandung: Tarsito.

38

You might also like