Professional Documents
Culture Documents
karena zat-zat tersebut menjanjikan sesuatu yang dapat memberikan rasa kenikmatan,
kenyamanan, kesenangan dan ketenangan, walaupun hal itu sebenarnya hanya dirasakan
secara semu.
1. Lingkungan sosial
• Motif ingin tahu: di masa remaja seseoraang lazim mempunyai rasa ingin lalu
setelah itu ingin mencobanya. misalnya dengan mengenal narkotika, psykotropika
maupun minuman keras atau bahan berbahaya lainnya.
• Adanya kesempatan: karena orang tua sibuk dengan kegiatannya masing-masing,
mungkin juga karena kurangnya rasa kasih saying dari keluarga ataupun karena
akibat dari broken home.
• Sarana dan prasarana: karena orang tua berlebihan memberikan fasilitas dan uang
yang berlebihan, merupakan sebuah pemicu untuk menyalahgunakan uang
tersebut untuk membeli narkotika untuk memuaskan rasa keingintahuan mereka.
2. Kepribadian
1. Merusak susunan syaraf pusat atau merusak organ-organ tubuh lainnya, seperti
hati dan ginjal,serta penyakit dalam tubuh seperti bintik-bintik merah pada kulit
seperti kudis, hal ini berakibat melemahnya fisik, daya fikir dan merosotnya
moral yang cenderung melakukan perbuatan penyimpangan social dalam
masyarakat.
2. Dalam memenuhi kebutuhan penggunaan narkotik, mereka dengan menghalalkan
segala cara untuk memperoleh narkotik. Yang awalnya menjual barang-barang
hingga melakukan tindakan pidana.
Akibat penyalahgunaan psykotropika: Psykotropika terbagi menjadi 4 golongan:
psykotropika gol I, gol II, gol III dan gol IV. Psykotropika yang sedang populer dan
banyak yang disalahgunakan adalah psykotropika gol I yaitu ecstasy dan psykotropika
gol II yaitu sabu-sabu. Efek yang ditimbulkan dari psytropika adalah:
1. Efek farmakologi dari ecstasy tidak hanya bersifat stimulant tapi juga mempunyai
sifat halusinogenik yaitu menimbulkan khayalan-khayalan nikmat dan
menyenangkan, secara rincinya adalah: • Meningkatkan daya tahan tubuh •
Meningkatkan kewaspadaan • Menimbulkan rasa nikmat dan bahagia semu •
Menimbulkan khayalan yang menyenangkan • Menurunkan emosi
2. Efek samping yang berlebihan adalah: • Muntah dan mual • Gelisah • Sakit kepala
• Nafsu makan berkurang • Denyut jantung berkurang • Timbul khayalan yang
menakutkan • Kejang-kejang
3. Efek terhadap organ tubuh: • Ecstasy : dapat menimbulkan gangguan pada otak,
jantung, ginjal, hati, kulit dan kemaluan.
4. Efek-efek lainnya: setelah pengaruh ecstasy habis berapa jam atau beberapa hari,
maka pengguna akan mengalami: • Tidur berlama-lama dalam gelap • Depresi •
Apatis • Kematian karena adanya payah jantung serta krisis hipertensi atau
pendarahan pada otak
"Itu baru berupa nyawa, belum uang yang harus dihambur-hamburkan atau dibuang
percuma untuk itu yang mencapai puluhan miliar rupiah," kata Kepala Pelaksana Harian
(Kalakhar) Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Made Mangku Pastika, di
Denpasar, Sabtu.
"Tidak aneh itu. Coba anda cek, hampir setiap hari ada napi dalam kasus narkoba yang
kemudian tewas di dalam Lapas," katanya menjelaskan.
Kalakhar BNN mengungkapkan, napi narkoba yang tewas saat menjalani tahanan antara
lain akibat serangan penyakit AIDS yang dideritanya.
Seperti diketahui, tidak sedikit pada pecandu narkoba yang kemudian terinfeksi virus
HIV penyebab AIDS, setelah mereka ramai-ramai menyuntik diri memasukkan cairan
barang terlarang menggunakan satu jarum secara bergiliran.
Dari satu jarum yang "tertempel" virus HIV itulah, kemudian menular kepada pemakai
jarum yang lain, sehingga tidak sedikit para pecandu narkoba yang akhirnya juga sebagai
penderita AIDS.
Menurut Pastika, kondisi yang demikian lebih diperparah lagi setelah tidak satupun
rumah sakit di Indonesia yang dilengkapi dengan ruang ICU atau gawat darurat yang
khusus untuk para penderita AIDS.
"Tidak ada rumah sakit yang dilengkapi ruang ICU untuk para penderita AIDS.
Akibatnya, begitu ada penderita AIDS yang sekarat, ia tinggal mati saja di rumah sakit
yang dituju," ucapnya, menandaskan.
Selain akibat penyakit AIDS, tidak sedikit juga napi narkoba yang kemudian tewas
setelah over dosis barang terlarang, seperti halnya yang sempat terjadi di Lapas
Kerobokan.(*)
COPYRIGHT © 2007
Faktor Penyebab/Alasan Seseorang Memakai/Menggunakan
Narkoba, Narkotika & Zat Adiktif
Tue, 29/01/2008 - 3:25am — godam64
Setiap orang yang menyalahgunakan zat-zat terlarang pasti memiliki alasan mereka
narkoba atau zat adiktif. Berikut di bawah ini adalah faktor sebab musabab kenapa
Zat terlarang jenis tertentu dapat membuat pamakainya menjadi lebih berani, keren,
percaya diri, kreatif, santai, dan lain sebagainya. Efek keren yang terlihat oleh orang lain
tersebut dapat menjadi trend pada kalangan tertentu sehingga orang yang memakai zat
terlarang itu akan disebut trendy, gaul, modis, dan sebagainya. Jelas bagi orang yang
ingin disebut gaul oleh golongan / kelompok itu, ia harus memakai zat setan tersebut.
Suatu kelompok orang yang mempunyai tingkat kekerabatan yang tinggi antar anggota
biasanya memiliki nilai solidaritas yang tinggi. Jika ketua atau beberapa anggota
kelompok yang berpengaruh pada kelompok itu menggunakan narkotik, maka biasanya
anggota yang lain baik secara terpaksa atau tidak terpaksa akan ikut menggunakan
Seseorang yang memiliki suatu penyakit atau kelainan yang dapat menimbulkan rasa
sakit yang tidak tertahankan dapat membuat orang jadi tertarik jalan pintas untuk
mengobati sakit yang dideritanya yaitu dengan menggunakan obat-obatan dan zat
terlarang.
Dengan merasa tertarik melihat efek yang ditimbulkan oleh suatu zat yang dilarang,
seseorang dapat memiliki rasa ingin tahu yang kuat untuk mencicipi nikmatnya zat
terlarang tersebut. Jika iman tidak kuat dan dikalahkan oleh nafsu bejad, maka
seseorang dapat mencoba ingin mengetahui efek dari zat terlarang. Tanpa disadari dan
diinginkan orang yang sudah terkena zat terlarang itu akan ketagihan dan akan
5. Ikut-Ikutan
Orang yang sudah menjadi korban narkoba mungkin akan berusaha mengajak orang lain
yang belum terkontaminasi narkoba agar orang lain ikut bersama merasakan penderitaan
yang dirasakannya. Pengedar dan pemakai mungkin akan membagi-bagi gratis obat
terlarang sebagai perkenalan dan akan meminta bayaran setelah korban ketagihan.
Orang yang melihat orang lain asyik pakai zat terlarang bisa jadi akan mencoba
Orang yang dirudung banyak masalah dan ingin lari dari masalah dapat terjerumus dalam
pangkuan narkotika, narkoba atau zat adiktif agar dapat tidur nyenyak, mabok, atau jadi
gembira ria.
Seseorang yang bandel, nakal atau jahat umumnya ingin dilihat oleh orang lain sebagai
sosok yang ditakuti agar segala keinginannya dapat terpenuhi. Dengan zat terlarang akan
membantu membentuk sikap serta perilaku yang tidak umum dan bersifat memberontak
dari tatanan yang sudah ada. Pemakai yang ingin dianggap hebat oleh kawan-kawannya
Rasa bosan, rasa tidak nyaman dan lain sebagainya bagi sebagaian orang adalah sesuatu
yang tidak menyenangkan dan ingin segera hilang dari alam pikiran. Zat terlarang dapat
membantu seseorang yang sedang banyak pikiran untuk melupakan kebosanan yang
Bagi orang-orang yang senang dengan kegiatan yang memiliki resiko tinggi dalam
menjalankan aksinya ada yang menggunakan obat terlarang agar bisa menjadi yang
Pemakai zat terlarang yang masih muda terkadang ingin dianggap dewasa oleh orang lain
agar dapat hidup bebas, sehingga melakukan penyalah gunaan zat terlarang. Dengan
menjadi dewasa seolah-olah orang itu dapat bertindak semaunya sendiri, merasa sudah
Penyebab dari dalam diri dan kepribadian remaja, yang biasa di sebut faktor disposisi:
Penyebab yang bersumber dari orang tua/keluarga, biasa disebut faktor penyumbang:
Penyebab yang bersumber dari kehidupan masyarakat, merupakan juga faktor pemicu:
• Masyarakat yang tidak acuh, tidak peduli
• Longgarnya pengawasan sosial masyarakat
• Banyak faktor pemicu ketegangan jiwa dalam masyarakat, seperti: kemacetan
lalu-lintas, kenaikan harga-harga bahan pokok, polusi, banyaknya tindak
kekerasan dan tindak kejahatan, ketidak pastian dan persaingan
• Lemahnya penegakan hukum
• Banyknya pelanggaran huku, penyelewengan dan korupsi
• Banyaknya pemutusan hubungan kerja
• Kemiskinan dan penganguran
• Pelayanan masyarakat yang buruk
• Penegakan hukum yang lemah dan tidak adanya ketertiban dan kepastian hukum
• Menurunnya moralitas masyarakat
• Bergentayangannya pengedar narkoba yang mencari mangsa
• Lingkungan pemukiman yang tidak mempunyai fasilitas tempat anak bermain,
menyalurkan hobinya serta kreatifitasnya
• Arus informasi dan globalisasi yang menyebarkan gaya hidup modern
• Proses perubahan sosial serta pergeseran nilai yang cepat
• 10 bulan lalu
Sebagaimana kita ketahui bahwa pada saat ini prevalensi hiv/aids di indonesia sudah
mencapai tingkat epidemi yang terkonsentrasi pada sub populasi tertentu serta dalam 4
(empat) tahun terakhir ini terjadi peningkatan prevalensi hiv/aids pada kelompok
pengguna narkotika, psikotropika dan bahan adiktif dengan cara suntik.
Penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan bahan adiktif dengan cara suntik serta
dampak penyebaran hiv/aids yang diakibatkannya sangat membahayakan dan merupakan
ancaman nyata bagi pertumbuhan kehidupan bangsa dan negara.
Percepatan peningkatan kasus hiv/aids tertinggi disebabkan oleh penyalahgunaan narkoba
suntik, hal ini disebabkan karena tidak sterilnya alat/jarum suntik yang digunakan secara
bersama.
Disisi lain, perlu juga dipahami bahwa perilaku seksual berisiko juga sangat dipengaruhi
oleh para pelaku penyalahguna narkoba dengan jarum suntik yang dapat menyebarkan ke
masyarakat luas (umum).
Disamping permasalahan tersebut di atas, pada saat ini trend dunia dibidang
penyalahgunaan narkoba adalah terjadinya peningkatan penyalahgunaan ats
(amphetamine type stymulants). Berdasarkan data yang ada dikhawatirkan hal ini akan
menjadi permasalahan yang besar dalam penanggulangan narkoba di masa yang akan
datang.
Melihat permasalahan tersebut, maka bnn bersama rakyat ke depan masih akan
menghadapi permasalahan narkoba yang cukup serius khususnya terhadap
penyalahgunaan ats dan kokain, baik dengan cara suntik ataupun bukan, padahal narkoba
yang lain belum sepenuhnya dapat diatasi, sehingga permasalahan narkoba tidak hanya
yang terkait dengan idus atau hiv aids saja, namun permasalahan narkoba juga terkait
dengan faktor-faktor lainnya seperti masalah politik, hukum dan keamanan yang tidak
kalah peliknya.
Untuk mengatasi kedua masalah tersebut, perlu komitmen dan tindakan nyata dari semua
pihak, sekalipun penanggulangan masalah hiv/aids di bawah komisi penanggulangan aids
(kpa), sedangkan penanggulangan masalah narkoba berada di bawah tanggung jawab
badan narkotika nasional (bnn), namun menghadapi kedua epidemi tersebut haruslah
bersatu padu dan bekerja sama dengan sebaik-baiknya. Di samping itu bnn perlu lebih
mengaktifkan anggota bnn yang berada disektor penegakan hukum untuk lebih
meningkatkan pengawasan agar dapat mengurangi tindak kriminalitas dan meningkatkan
kualitas keamanan.
Penandatanganan mou antara komisi penanggulangan aids (kpa) dan badan narkotika
nasional (bnn) merupakan titik awal dalam upaya terpadu pencegahan hiv/aids dan
penanggulangan penyalahgunaan narkoba suntik. Ini berarti kita menangani kedua
epidemi tersebut secara bersamaan yaitu terhadap penyalahgunaan narkoba dan
penyebaran hiv/aids.
Saat ini sedang berkembang konsep “harm reduction”, di mana dua program di antaranya
yaitu “needle syringe program (nsp) / program jarum suntik” dan “therapi substitusi
methadone” masih sering menimbulkan masalah yang dilematis, sehingga dalam
melaksanakan kedua program ini haruslah sangat hati-hati dan penuh pertimbangan jauh
ke depan.
Pada prinsipnya pelaksanaan harm reduction di lapangan harus dilakukan sesuai dengan
pentahapan secara benar dan terukur, dimulai dengan pilot project di lokasi terpilih di
bawah kendali dan pengawasan institusi pemerintah (lapas, pusat-pusat t & r),
keikutsertaan lsm yang memberi kontribusi terutama untuk kegiatan penjangkauan di
lapangan (outreach), melakukan monitoring dan evaluasi secara ilmiah untuk
membuktikan efektivitas program, beberapa hal tersebut diatas perlu dipersiapkan secara
matang dalam mencapai target terjangkaunya injecting drug use (idu) 25% pada tahun
2004 dan 50% pada tahun 2005.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka perlu saya sampaikan kepada rekan-rekan
kpa agar secara bersama-sama dengan bnn, bnp dan bnk dapat segera melaksanakan
evaluasi terhadap pelaksanaan harm reduction dalam rangka mencegah semakin
berkembangnya hiv/aids.
Sesuatu yang sulit sekali dihilangkan dari seorang pecandu adalah sugesti.
Sugesti(ketergantungan psikologis) inilah yang membuat seseorang selalu
mempunyai keinginan untuk terus memakai NARKOBA. Seorang pecandu walaupun
sudah sembuh atau sudah bersih dari NARKOBA tetap mempunyai keinginan untuk
balik lagi memakai NARKOBA seumur hidupnya dan mungkin terjerumus lagi di
dalam NARKOBA.
HIMBAUAN
Sekali lagi, JANGAN SEKALI - SEKALI MEMAKAI NARKOBA !
Hidup tanpa NARKOBA itu sangat menyenangkan dan penuh dengan
kebebasan. Anda bisa pergi kemana saja tanpa dikurung oleh narkoba.
Percayalah NARKOBA samasekali tidak memecahkan masalah apapun malah
akan mengkibatkan berbagai macam dampak yang sangat mengerikan bagi
tubuh.Memakai NARKOBA hanya menyebabkan kegembiraan dan
kesenangan yang sangat sebentar sekali, Selanjutnya Anda akan merasakan
sangat kesakitan, kesengsaraan dan penderitaan yang Anda tidak bisa
bayangkan sebelumnya.Dan jikalau Anda sudah di dalam tahap kecanduan,
Rasa kegembiraan yang timbul jika memakai sudah tidak ada lagi,
Selanjutnya Anda akan merasakan diperbudak oleh NARKOBA, Karena Anda
akan merasakan sakit yang amat sangat jika tidak memakainya.
Bagi Anda saat ini memakai NARKOBA, Berhentilah saat ini juga ! Pergilah ke
dokter / pusat rehabilitas saat ini juga karena disana akan banyak orang
yang bersedia untuk membantumu berhenti dari penggunaan narkoba.
Berdoalah ke Tuhan untuk memohon petunjuknya agar lepas dari belenggu
NARKOBA. Percayalah bahwa DIA akan membantu dan memberikan jalan
untuk bertobat. Sebab tidak ada kata TIDAK MUNGKIN Bagi DIA
Bagi orangtua yang mempunyai anak yang tergantung NARKOBA sebaiknya
Jangan menyembunyikan mereka. Dukunglah mereka untuk mengikuti
pengobatan dan rehabilitasi karena tanpa dukungan orang tua akan sangat
sulit bagi mereka untuk berhenti menggunakan narkoba.Carilah informasi
mengenai tempat rehabilitasi segera mungkin. Jikalau Anda terus
menyembunyikan akan mengakibatkan mereka akan terjerumus lebih dalam
lagi.
Berhati - hatilah di dalam pergaulan Anda karena pada saat ini pengedar
NARKOBA sudah sangat pintar sekali. Mereka mempunyai berbagai macam
cara dan alasan di dalam mengedarkan NARKOBA. Bahkan seorang anak
kecil yang masih duduk di bangku sekolah dasar pun, Mereka pakai untuk
mengedarkannya.Para pengedar mengincar semua orang di segala umur dan
di segala tingkat ekonomi. Jadi janganlah mempuyai pikiran bahwa hanya
anak remaja saja yang terkena NARKOBA. Jangan pula berpikir bahwa
narkoba hanya merupakan masalah pemerintah, tetapi narkoba merupakan
masalah kita semua.
Penyebaran narkoba lebih cepat meluas, karena saat ini sudah menjangkau lapisan bawah
bukan masyarakat menengah ke atas saja, kata konsultan ahli badan narkotika nasional (BNN),
Brigjen Pol Drs, Noldy Ratta di Palembang, Sabtu.
Menurut dia, kalau lapisan bawah, mereka menggunakan dan harus menjual, karena tidak
memiliki uang untuk membelinya sehingga penyebarannya lebih luas, sedangkan masyarakat
menengah ke atas hanya sebagai pemakai saja.
Selain itu bisnis narkoga memang orang lebih gampang dalam mendapatkan uang, katanya.
Dikatakannya, orang menggunakan narkoba ini bukan hanya remaja saja, tetapi ada berumur 78
tahun, namun yang rentan memang usia 15-26 tahun bahkan eksekutif berusia 24-29 tahun juga
banyak memakai barang haram tersebut.
Sementara kasus lainnya yang tak kalah penting dan berbahaya, yakni terkena HIV/AIDS ada
dialami anak baru lahir seperti terjadi di Jawa Tengah, kata Noldy.
Lebih lanjut ia mengakatan, faktor penyebab narkoba saat ini bukan karena "broken home" lagi,
tetapi sekarang dianggap sebagai suatu kesenangan dan untuk tenar serta pergaulan modern.
Berdasarkan data hingga September 2005 ini kasus narkoba di Indonesia mencapai 12.256
kasus yang terdiri atas narkotika 6.179 kasus, psikotropika 5.143 kasus dan bahan adiktiv lainnya
934 kasus.
Pada tahun 2004 lalu tercatat hanya 8.409 kasus yang terdiri atas narkotika 3.874 kasus,
psikotropika 3.887 kasus dan bahan adiktiv 648 kasus, katanya.
Sementara untuk HIV/AIDS hingga 30 September 2005 tercatat 8.250 kasus, terdiri atas AIDS
sebanyak 4.186 kasus dan infeksi HIV 4.064 kasus, sedangkan akibat jarum suntik 1.074 kasus.
Untuk mengantisipasi narkoba ini ada rumah dampingan dan anak-anak jalan diberikan
kesempatan sekolah, artinya dalam mengatasi hal ini diperlukan kerjasama dari semua pihak,
tambahnya. (*/rit)
Ahmad Albar Ditangkap Polisi Kasus
Narkoba
Jakarta (ANTARA News) - Artis rock Ahmad Albar ditangkap tim reserse Mabes Polri
karena diduga terlibat kasus penemuan 490 ribu butir ekstasi di apartemen Taman
Anggrek, Jakarta Barat, pekan lalu.
Direktorat Tindak Pidana Narkoba dan Kejahatan Terorganisir, Badan Reserse Kriminal,
Mabes Polri, Brigjen Pol Indradi Thanos di Jakarta, Selasa, mengatakan Ahmad Albar
kini masih menjalani pemeriksaan intensif oleh penyidik.
"Rumahnya dijadikan tempat menginap seorang buronan ratusan ribu ekstasi yang kita
temukan di Taman Anggrek," katanya.
Ia mengatakan, polisi menangkapnya karena Ahmad Albar tidak melapor ke polisi saat
ada buronan yang menginap di rumahnya.
Namun, Indradi tidak menyebutkan nama buronan yang telah tertangkap itu.
"Nanti, kami akan jelaskan sebab pemeriksaan masih terus berlangsung," katanya.
Jika memang ia menyembunyikan seorang buronan maka besar kemungkinan artis ini
akan ditahan.
Polisi juga terus menyelidiki keterlibatan Ahmad Albar dalam jaringan ekstasi
internasional yang melibatkan beberapa warga negara Malaysia.
Pekan lalu, polisi menemukan 490 ribu ekstasi dan menangkap lima tersangka termasuk
dua WN Malaysia.
Tiga WN Malaysia dinyatakan buron dan diduga salah satunya menginap di rumah
Ahmad Albar.
Kasus ini juga menyeret dua karyawan Bea dan Cukai Tanjung Priok sebab diduga ikut
membantu masukkan ratusan ribu ekstasi dari Malaysia yang dicampur dengan jagung.(*)
COPYRIGHT © 2007