You are on page 1of 31

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Bangsa Indonesia setelah berjuang tanpa lelah melawan kemiskinan, kebodohan, penindasan dan penjajahan hingga

memperoleh kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945. Bahkan setelah merdeka pun, bangsa ini harus terus berjuang dan mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. Berbagai gejolak baik yang berupa ancaman, gangguan dan tantangan terus terjadi, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Baik yang bersifat fisik maupun nonfisik, yakni yang bersifat ideologis. Memang sejak terbentuknya Negara Indonesia dilatarbelakangi oleh perjuangan bangsa Indonesia. Memang sudah sejak lama Indonesia menjadi incaran banyak Negara atau bangsa karena potensinya yang besar dilihat dari wilayahnya yang luas dengan kekayaan alam yang banyak. Kenyataanya ancaman datang tidak hanya dari luar tetapi juga dari dalam. Terbukti, setelah perjuangan bangsa tercapai dengan terbentuknya Negara kesatuan republic Indonesia, ancaman dari dalam dan dari luar timbul, dari yang bersifat kegiatan fisik sampai yang ideologis. Misalnya, pada sekitar tahun 50-an telah terjadi pemberontakan PKI Madiun, agresi Belanda, DI/TII Kartosuwiryo, PRRI Permesta, gerakan separasi RMS, pada 60-an terjadi perebutan

1|Pertahanan Negara

Irian Jaya, pemberontakan PKI yang terkenal dengan G 30 S PKI. Pada zaman pembangunan pun masih terjadi gejolak, misalnya keinginan menyelenggarakan pemerintah sendiri di Timor Timur yang pernah menyatakan diri berintegrasi dengan Indonesia, meskipun akhirnya kenyataan politik menyebabkan lepasnya kembali daerah tersebut menjadi negara Timor Leste. Ancaman separasis deawasa ini ditunjukkan dengan banyaknya wilayah atau propinsi yang ingin melepaskan diri dari Negara kesatuan republic Indonesia seperti Aceh dan Irian Barat. Begitu pula beberapa aksi provokasi yang mengganggu kestabilan kehidupan sampai terjadi beberapa

kerusuhan yang diwarnai nuansa konflik etnis dan agama. Pada sisi lain, posisi geografis, potensi sumber kekayaan alam , serta besarnya jumlah dan kemampuan penduduk yang dimiliki Negara Indonesia, sering menjadi ajang persaingan kepentingan dan perebutan pengaruh Negara-negara besar dan adikuasa. Hal tersebut secara tidak langsung maupun langsung akan menimbulkan dampak negative terhadap segenap aspek kehidupan dan mempengaruhi, bahkan apabila tidak diatasi dengan baik dan bijaksana akan dapat membahayakan kelangsungan hidup dan eksistensi Negara kesatuan republik Indonesia. Dengan keuletan, kesabaran dan semangat kesatuan dan

persatuan bangsa Indonesia, berbagai ancaman, gangguan dan tantangan tersebut dapat dihadapi dan diatasi dengan baik, terbukti

2|Pertahanan Negara

sampai sekarang NKRI ini masih tetap tegak berdiri sebagai satu bangsa dan Negara yang merdeka, bersatu dan berdaulat. Hal ini juga membuktikan bahwa bangsa Indonesia mempunyai ketangguhan dan ketahanan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalm mengtasi setiap bentuk ancaman, gangguan dan tantangan dari manapun datangnya. Oleh karena itu dalam rangka menjamin eksistensi bangsa dan Negara dimasa kini dan masa yang akan datang, bangsa Indonesia harus tetap memiliki keuletan, ketangguhan dan pertahanan yang kokoh yang dibina secara konsisten dan berkelanjutan. (Margono, 2001: 103) B. Rumusan Masalah Dalam penulisan ini terdapat beberapa pokok permasalahan, antara lain: 1. Apa pengertian pertahanan negara? 2. Apa saja landasan pertahanan negara? 3. Apa saja sifat pertahanan negara? 4. Apa saja asas pertahanan negara? 5. Apa hakikat dan tugas pokok pertahanan negara? 6. Apa saja unsur-unsur dalam pertahanan negara? 7. Apa komponen pertahanan negara? 8. Apa jenis-jenis pertahanan negara? C. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui:

3|Pertahanan Negara

1. Pengertian pertahanan Negara 2. Landasan pertahanan Negara 3. Sifat pertahanan Negara 4. Asas pertahanan Negara 5. Hakikat dan tugas pokok pertahanan Negara 6. Unsur-unsur pertahanan Negara 7. Komponen pertahanan Negara 8. Jenis-jenis pertahanan Negara D. Metode Penulisan Dalam penulisan ini metode yang digunakan adalah metode pustaka. E. Sistematika Penulisan Sistematika yang digunakan dalam penulisan ini adalah : Bab I : Pendahuluan Merupakan tinjauan secara umum mengenai Pertahanan Negara. Bab II : Pembahasan Meliputi perincian tentang Pertahanan Negara. Bab III : Penutup Meliputi kesimpulan dan saran dari penulisan ini.

4|Pertahanan Negara

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pertahanan Pertahanan negara atau pertahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa yang meliputi segenap kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yan mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam negeri ataupun dari luar negeri. Untuk menjamin identitas, integrasi dan kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional ( Lemhanas, 2000 : 98 ). Dari definisi tersebut, ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan artinya agar tidak menimbulkan perbedaan penafsiran. Istilah-istilah tersebut adalah : 1. Daya tahan : kekuatan yang menyebabkan seseoraang atau sesuatu dapat bertahan, kuat menderita, atau kuat menanggung beban. 2. Keuletan : suatu usaha yang terus menerus secara giat dengan kemauan keras didalam menggunakan segala kemampuan dan kecakapan untuk mencapai tujuan dan cita-cita.

5|Pertahanan Negara

3. Identitas : ciri khas suatu negara sebagai suatu totalitas, yaitu negara yang dibatasi oleh wilayah, penduduk, sejarah,

pemerintahan dan tujuan nasional. 4. Integritas : kesatuan yang menyeluruh didalam kehidupan bangsa baik sosial maupun alamiah, potensial maupun real. 5. Tantangan : usaha yang bersifaat menggugah kemampuan. 6. Ancaman : usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijakan secara konsepsional, dari sudut kriminal atau politis. 7. Hambatan : usaha yang bersifat atau bertujuan melemahkan atau menghalangi kebijakan, yang tidak bersifat konsepsional dan yang berasal dari dalam. 8. Gangguan : usaha yang bersifat atau bertujuan melemahkan atau menghalangi kebijakan, yang tidak bersifat konsepsional dan yang berasal dari luar. B. Landasan Pertahanan Negara 1. Landasan Ideal Landasan ideal ketahanan nasional adalah Pancasila. Sebagai landasan ideal, pancasila tidak dapat dilepaskan dengan kedudukan Indonesia. pancasila Menurut sebagai Kaelan pandangan hidup bangsa hidup

(1999:57),

pandangan

merupakan kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur yang merupakan suatu wawasan yang menyeluruh terhadap kehidupan.

Pandangan hidup ini berfungsi sebagai kerangka acuan baik untuk

6|Pertahanan Negara

menata kehidupan diri pribadi maupun dalam interaksi dalam masyarakat serta alam sekitarnya. Peranan Pancasila dalam kapasitasnya sebagai dasar Negara sebagaimana tersurat dalam UUD 1945 pada hakikatnya mencerminkan nilai-nilai dasar Pancasila yaitu keseimbangan, keserasian dan keselarasan, persatuan dan kesatuan. Nilai-niloai dasar ini telah mewadahi seluruh kondisi objektif bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa dengan berbagai macam corak budayanya. Pancasila juga menjadi asas kerohanian tertib hokum Indonesia yang dalam pembukaan UUD 1945 dijelmakan dalam empat pokok pikirannya, yang meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945 dan memberikan acuan dalam mewujudkan cita-cita hokum dasar Negara baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Pancasila juga mengandung norma, bahwa dalam penyelenggaraan Negara harus tetap dipelihara budi pekerti dan tetap dipegang teguh cita-cita bangsa. Pancasila hendaknya juga sebagai sumber semangat penyelenggaraan Negara. (Kelompok Kerja Tannas 2000:5) 2. Landasan Konstitusional UUD 1945 Bertolak dari Pancasila sebagai sumber tertib hukum Indonesia yang sekaligus mengandung cita-cita hukum yang termuat dalam pembukaan UUD 1945, maka UUD 1945 sendiri merupakan keputusan politik ini kemudian diturunkan dalam

7|Pertahanan Negara

norma-norma konstitusional untuk menentukan system Negara dengan pemerintahan Negara dengan bentuk-bentuk konsep pelaksanaannya secara spesifik. Oleh karena itu, maka sudah semestinya seluruh penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara tercakup dalam peraturan perundang-undangan mulai dari lingkup nasional kebawah, dari yang mengandung pokokpokok sampai dengan peraturan yang terinci bahkan sampai petunjuk teknisnya. Dengan demikian diharapkan berbangsa dapat dan

terselenggara

kehidupan

bermasyarakat,

bernegara yang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, yaitu sesuai dengan hukum konstitusional yang diderifikasi dari system pemerintahan Negara sebagaimana dijelaskan dalam penjelasan UUD 1945. Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan pada aturan konstitusional, berdasarkan asas hukum. Kekuasaan dan kewenangan itu jelas ada tetapi tetap dalam kerangka aturan penyelenggaraan Negara menurut hukum yang berlaku. Hukum disini berasaskan kesamaan dan keadilan yang berlaku untuk semua rakyat bahkan termasuk pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah sebagai institusi yang berwenang mengatur Negara juga tidak boleh melawan hukum begitu pula oknum penguasa secara pribadi. Hukum akan mengatur seluruh kehidupan bangsa dan Negara untuk menjaga ketertiban hidup dimasyarakat.

8|Pertahanan Negara

3. Landasan Visional Wawasan Nusantara Wawasan nusantara melandasi upaya meningkatkan ketahanan nasional berdasarkan dorongan mewujudkan cita-cita, mencapai tujuan nasional, dan menjamin kepentingan nasional. Dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan nasional tersebut cara pandang bangsa sangat diperlukan untuk menjaga kesatuan langkah. Wawasan ini harus ditambah konsep pembinaan keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional yang disebut Ketahanan Nasional. (Kelompok Kerja Tannas, 2000:7) C. Sifat pertahanan Negara Sebagai suatu konsepsi yang sangat penting dalam tatanan kehidupan dan kelangsunga hidup bangsa dan Negara, pertahanan Negara atau ketahanan nasional mempunyai beberapa sifat yang menggambarkan karakterisitiknya, sifat tersebut adalah: 1. Mandiri Mandiri maksudnya adalah percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri dan tidak mudah menyerah. Sifat ini merupakan syarat untuk menjalin suatu kerjasama. Kerjasama perlu didasari oleh sifat kemandirian, bukan semata-mata tergantung oleh pihak lain.

9|Pertahanan Negara

2. Dinamis Dinamis adalah tidak tetap, tidak stagnan, naik turun, tergantung situasi dan kondisi bangsa dan Negara serta lingkungan strategisnya. Dinamika ini selalu diorientasikan ke masa depan dan diarahkan pada kondisi yang lebih baik. 3. Wibawa Kewibawaan adalah derajat yang mampu meningkatkan harga sehingga patut untuk dihormati dan dimuliakan.

Keberhasilan pembinaan ketahanan nasional Indonesia secara berkelanjutan dan berkesinambungan akan mampu meningkatkan kemampuan dan kekuatan bangsa. Makin tinggi tingkat ketahanan nasional Indonesia semakin tinggi pula nilai kewibawaan dan

tingkat daya tangkal yang dimiliki oleh bangsa dan Negara Indonesia. Dengan kewibawaan diharapkan bangsa Indonesia mempunyai harga diri dan diperhatikan oleh bangsa lain sesuai dengan kualitas yang melekat padanya. 4. Konsultasi dan Kerjasama Konsepsi mengutamakan ketahanan sikap nasional dan Indonesia antagonistis, tidak tidak

konfrontatif

mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih mengutamakan menghargai sikap konsultatif, kerjasama, kekuatan serta moral saling dan

dengan

mengandalkan

kepribadian bangsa. Hubungan kedua pihak yang bersangkutan

10 | P e r t a h a n a n N e g a r a

perlu

diselenggarakan

secara

komunikatif

sehingga

ada

ketebukaan dalam melihat kondisi masing-masing. D. Asas pertahanan Negara Asas pertahanan Negara atau ketahanan nasional adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang tersusun berlandaskan pancasila, UUD 1945, dan wawasan nusantara. Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut: 1. Asas kesejahteraan dan keamanan Kesejahteraan dan keamanan merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan esensial dan wajib dipenuhi bagi individu dan masyarakat atau kelompok. Dalam kehidupan nasional, tingkat kesejahteraan dan keamanan nasional yang dicapai merupakan tolak ukur ketahanan nasional. 2. Asas komprehensif integral Ketahanan nasional mencakup ketahanan segenap aspek kehidupan bangsa, dan segenap aspek tersebut berkaitan dalam bentuk kesatuan dan perpaduan secara utuh, menyeluruh dan terpadu (komprehensif integral), seimbang, selaras dan serasi. 3. Asas mawas kedalam dan mawas keluar Berkaitan dengan hal diatas, tentunya saja tidak terlepas dari munculnya dampak, baik yang bersifat positif maupun negative. Oleh karena itu, perlu adanya sifat mawas kedalam maupun keluar.

11 | P e r t a h a n a n N e g a r a

a. Mawas kedalam Mawas kedalam bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat, dan kondisi kehidupan nasional itu sendiri berdasarkan nilainilai kemandirian yang proporsional untuk meningkatkan kuatlitas derajat kemandirian bangsa yang ulet dan tangguh. Hal ini tidak berarti bahwa ketahanan nasional mengandung sikap isolasi atau nasionalisme sempit. b. Mawas keluar Bertujuan untuk dapat mengantisipasi dan berperan serta mengatasi dampak lingkungan strategis luar negeri dan menerima kenyataan adanya interaksi dan ketergantungan dengan dunia internasional. Kehidupan nasional harus mampu mengembangkan kekuatan nasional untuk memberikan

dampak keluar dalam bentuk daya tangkal dan daya tawar. Interaksi dengan pihak lain diutamakan dalam bentuk kerjasama yang saling menguntungkan. 4. Asas kekeluargaan Asas ini mengandung sikap hidup dan nilai-nilai keadilan, kearifan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang rasa, dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Asas ini mengakui adanya perbedaan dan keragaman agama dan budaya.

12 | P e r t a h a n a n N e g a r a

E. Hakikat dan tugas pokok pertahanan nasional 1. Hakikat pertahanan Negara Hakikat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri. Pertahanan negara dilakukan oleh pemerintah dan

dipersiapkan secara dini dengan sistem pertahanan negara. Pertahanan nasional merupakan kekuatan bersama (sipil dan militer) diselenggarakan oleh suatu Negara untuk menjamin integritas wilayahnya, perlindungan dari orang dan/atau menjaga kepentingan-kepentingannya. Pertahanan nasional dikelola oleh Kementerian Pertahanan. Angkatan bersenjata disebut sebagai kekuatan pertahanan dan, di beberapa negara (misalnya Jepang), Angkatan Bela Diri. Dalam bahasa militer, pertahanan adalah cara-cara untuk menjamin perlindungan dari satu unit yang sensitif dan jika sumber daya ini jelas, misalnya tentang cara-cara membela diri sesuai dengan spesialisasi pertahanan rudal, terhadap dan mereka, pertahanan pesawat: DCA), lain-lain. untuk

udara (sebelumnya pertahanan

Tindakan, taktik, operasi atau strategi menentang/membalas serangan.

pertahanan adalah

13 | P e r t a h a n a n N e g a r a

2. Tugas pokok pertahanan negara Tugas pokok pertahanan negara adalah membela

kepentingan-kepentingan nasional yang meliputi negara, wilayah, dan revolusi bangsa indonesia terhadap setiap ancaman, baik dari luar maupun dari dalam yang dapat membahayakan : a. Kemerdekaan dan kedaulatan serta integritas negara wilayah dan rakyat indonesia. b. Nilai-nilai indonesia. F. Unsur-unsur pertahanan Negara 1. Unsur penduduk Penduduk suatu Negara menentukan kekuatan atau kehidupan dan kelangsungan hidup bangsa

ketahanan nasional Negara yang bersangkutan. 2. Unsur wilayah Wilayah turut pula menentukan kekuatan nasional Negara. Hal yang terkait dengan wilayah Negara meliputi : bentuk wilayah, luas wilayah, posisi geografis, astronomis, geologis Negara dan daya dukung wilayah Negara. 3. Unsur sumber daya alam Hal yang berkaitan dengan unsur sumber daya alam sebagai elemen ketahanan nasional meliputi : potensi sumber daya alam yang bersangkutan, kemampuan mengeksplorasi sumber daya

14 | P e r t a h a n a n N e g a r a

alam, pemanfaatan sumber daya alam, dengan memperhitungkan masa depan dan lingkungan hidup serta kontrol atas sumber daya alam. 4. Unsur dibidang ideologi Ideologi mendukung ketahanan suatu bangsa oleh karena ideologi bagi suatu bangsa memiliki dua fungsi pokok, yaitu : a. Sebagai tujuan atau cita-cita dari kelompok masyarakat yang bersangkutan, artinya nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi itu menjadi cita-cita yang hendak dituju secara bersama. b. Sebagai sarana pemersatu dari masyarakat yang

bersangkutan, artinya masyarakat yang banyak dan beragam itu bersedia menjadikan ideologi sebagai milik bersama dan menjadikannya bersatu. 5. Unsur dibidang politik Pollitik penyelenggaraan bernegara amat mempengaruhi kekuatan nasional suatu Negara. Penyelenggaraan bernegara dapat ditinjau dari beberapa aspek seperti: a. Sistem politik yang dipakai b. Sistem pemerintahan yang dijalankan c. Bentuk pemerintahan yang dipilih d. Susunan Negara yang dibentuk

15 | P e r t a h a n a n N e g a r a

6. Unsur dibidang ekonomi Ekonomi yang dijalankan suatu Negara merupakan kekuatan nasional Negara yang bersangkutan terlebih diera global sekarang ini. Bidang ekonomi berperan langsung dalam upaya pemberian dan distribusi kebutuhan warga Negara. Kemajuan pesat dibidang ekonomi tentu saja menjadikan Negara yang bersangkutan tumbuh sebagai kekuatan dunia. Contoh, jepang dan cina. Setiap Negara memiliki system ekonomi dalam rangka mendukung kekuatan ekonomi bangsanya. System ekonomi secara garis besar dikelompokkan menjadi dua macam yaitu system ekonomi liberal dan system ekonomi sosialis. Suatu Negara dapat pula mengembangkan system ekonomi yang dianggap sebagai cerminan dari nilai dan ideology bangsa yang bersangkutan. Contoh bangsa Indonesia menyatakan system ekonomi pancasila yang bercorak kekeluargaan. 7. Unsur dibidang sosial budaya Hal ini dapat dilakukan dengan pengembangan integrasi nasional sehingga dapat memperkuat ketahanan nasionalnya. Integrasi ini dapat dibagi menjadi dua cara yaitu assimilation policy (dengan penghapusan sifat-sifat kultural) dan bhineka tunggal ika policy (penciptaan kesetiaan nasional tanpa menghapuskan kebudayaan lokal).

16 | P e r t a h a n a n N e g a r a

8. Unsur dibidang pertahanan Negara atau pertahanan nasional Pertahanan keamanan suatu Negara merupakan unsure pokok terutama dalam menghadapi ancaman militer Negara lain. Oleh karena itu, unsure utama pertahanan keamanan berada ditangan tentara (militer). Pertahanan keamanan Negara juga merupakan salah satu fungsi pemerintahan Negara. G. Komponen pertahanan Negara Di Indonesia, sistem pertahanan Negara dalam menghadapi ancaman militer menempatkan Tentara Nasional Indonesia sebagai komponen utama dengan didukung oleh komponen cadangan dan komponen pendukung. Sistem pertahanan Negara dalam

menghadapi ancaman nonmiliter menempatkan lembaga pemerintah diluar bidang pertahanan sebagai unsur utama, sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi dengan didukung oleh unsur-unsur lain dari kekuatan bangsa. 1. Komponen utama Adalah Tentara Nasional Indonesia yang siap digunakan untuk tugas-tugas pertahanan Negara. 2. Komponen cadangan Komponen cadangan (komcad) adalah sumber daya

nasional yang telah dipersiapkan untuk dikerahkan melalui

17 | P e r t a h a n a n N e g a r a

mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat kekuatan dan kemampuan komponen utama. 3. Komponen pendukung Komponen pendukung adalah "sumber daya nasional" yang dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen pendukung utama tidak dan komponen cadangan. Komponen untuk

membentuk

kekuatan

nyata

perlawanan fisik. Sumber daya nasional terdiri dari sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya buatan. Sumber daya nasional yang dapat dimobilisasi dan didemobilisasi terdiri

darisumber daya alam, sumber daya buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang mencakup berbagai cadangan materiil strategis, faktor geografi dan lingkungan, sarana dan prasarana di darat, di perairan maupun di udara dengan segenap unsur perlengkapannya dengan atau tanpa modifikasi. Komponen pendukung terdiri dari 5 segmen : a. Para militer Polisi (Brimob), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Perlindungan masyarakat sebutan pertahanan (Satpam), (Linmas) lebih dikenal sipil (Hansip), Satuan

dengan

pengamanan

Resimen

Mahasiswa (Menwa),

18 | P e r t a h a n a n N e g a r a

Organisasi kepemudaan, Organisasi bela diri, Satuan tugas (Satgas) partai.

b.

Tenaga ahli/profesi Sumber daya manusia sesuai keahlian atau

berdasarkan profesi. c. Industri Semua Industri yang dapat dimanfaatkan untuk

mendukung kekuatan utama dan kekuatan cadangan dalam menghadapi ancaman. d. Sumber daya alam/buatan dan sarana prasarana Sumber daya alam adalah potensi yang terkandung dalam bumi, air dan dirgantara yang dalam wujud asalnya dapat negara. Sumber daya buatan adalah sumber daya alam yang telah ditingkatkan daya gunanya untuk kepentingan pertahanan negara Sarana dan prasarana nasional adalah hasil budi daya manusia yang dapat digunakan sebagai alat penunjang untuk kepentingan pertahanan negara dalam rangka mendukung kepentingan nasional. didayagunakan untuk kepentingan pertahanan

19 | P e r t a h a n a n N e g a r a

e.

Sumber daya manusia Sumber daya manusia adalah warga negara yang secara psikis dan fisik dapat dibina dan disiapkan kemampuannya untuk mendukung komponen kekuatan pertahanan keamanan negara. Seluruh warga negara secara individu atau kelompok, misalnya organisasi masyarakat (seperti: LSM, dsb)

H. Jenis-jenis pertahanan Negara Pertahanan Negara dibagi menjadi 2 jenis, yaitu : 1. Pertahanan militer Pertahanan militer merupakan kekuatan utama pertahanan negara yang dibangun militer, dan dipersiapkan untuk

menghadapi ancaman utama sertakomponen

tersusun

dalam komponen pendukung.

cadangan dan

komponen

Pendayagunaan lapis pertahanan militer diwujudkan dalam penyelenggaraan operasi militer, baik dalam bentuk Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Tujuan pertahanan militer adalah sebagai kekuatan

bersenjata ditampilkan melalui SDM dan Alutsista, dibangun, dan dikembangkan kekuatan secara profesional standar untuk mencapai tingkat Namun,

sampai

pada

penangkalan.

pembangunan kekuatan pertahanan negara harus dipersiapkan

20 | P e r t a h a n a n N e g a r a

untuk menghadapi setiap ancaman militer yang sewaktu-waktu dapat timbul. Upaya penangkalan tidak bersifat pasif, tetapi dikembangkan dalam suatu strategi penangkalan yang memiliki sifat dinamis, melalui kesiapsiagaan kekuatan pertahanan untuk menghadapi kondisi terburuk, yakni menghadapi ancaman aktual dalam bentuk perang atau bentuk ancaman militer lainnya. Dalam konteks menghadapi ancaman militer, kekuatan pertahanan yang dimiliki didayagunakan untuk mengatasi situasi negara yang terancam oleh suatu serangan militer dari negara lain, atau sedang diperhadapkan dengan adanya jenis ancaman yang akan mengganggu kepentingan nasional. Strategi pertahanan dalam menghadapi ancaman militer disesuaikan dengan jenis ancaman dan besarnya risiko yang dihadapi. Strategi Pertahanan untuk menghadapi ancaman militer berupa agresi militer berbeda dengan strategi pertahanan dalam menghadapi ancaman yang jenisnya bukan agresi militer. Agresi militer mengancam totalitas eksistensi bangsa dan negara sehingga harus dihadapi dengan strategi pertahanan dalam kerangka operasi militer perang dengan pengerahan segenap kekuatan nasional. Sebaliknya, ancaman militer yang lain tidak selalu harus dihadapi dengan OMP. Ancaman militer yang jenisnya bukan agresi militer dihadapi dengan kekuatan

pertahanan yang besarnya terbatas dan proporsional dengan

21 | P e r t a h a n a n N e g a r a

besarnya ancaman yang dihadapi serta dengan pola OMSP. Penerapan strategi pertahanan berlapis berlaku untuk konteks menghadapi jenis ancaman militer agresi militer dan ancaman militer yang bukan agresi. Apabila ancaman aktual berupa ancaman militer yang karakteristiknya memerlukan penanganan melalui OMP, lapis pertahanan militer didayagunakan sebagai inti kekuatan. Dalam hal ini lapis pertahanan militer yang berintikan komponen utama, dan didukung oleh komponen cadangan dan komponen pendukung, di samping disokong oleh lapis pertahanan nirmiliter yang melaksanakan fungsi-fungsi diplomasi serta upayaupaya lain dalam bentuk perlawanan tidak bersenjata. Apabila ancaman aktual berupa ancaman militer yang karakteristiknya tidak memerlukan penanganan melalui OMP, lapis pertahanan militer didayagunakan sebagai inti kekuatan pertahanan untuk melaksanakan OMSP. Bentuk-bentuk ancaman militer antara lain : a. Agresi Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain terhadap kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa atau dalam bentuk dan cara-cara: Invasi berupa serangan kekuatan bersenjata negara musuh, misalnya Invasi Teluk Babi.

22 | P e r t a h a n a n N e g a r a

Bombardemen berupa penggunaan senjata/bom yang dilakukan oleh musuh melalui angkatan udara.

Blokade terhadap pelabuhan, pantai, wilayah udara. Serangan unsur Angkatan Bersenjata yang berada dalam wilayah negara dimana tindakan atau keberadaannya bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Tindakan yang mengizinkan penggunaan wilayahnya sebagai daerah persiapan Agresi.

Pengiriman

kelompok

bersenjata

untuk

melakukan

tindakan kekerasan. b. Pelanggaran wilayah Pelanggaran wilayah merupakan suatu tindakan

memasuki wilayah tanpa izin, baik oleh pesawat terbang tempur maupun kapal-kapal perang. c. Spionase Spionase merupakan kegiatan dari intelijen yang

dilakukan untuk mendapatkan informasi atau rahasia militer atau negara. d. Sabotase Sabotase dilakukan untuk merusak instansi penting militer atau objek vital nasional dan dapat membahayakan keselamatan bangsa.

23 | P e r t a h a n a n N e g a r a

e. Aksi teror bersenjata Aksi teror bersenjata atau dilakukan yang oleh

jaringan terorisme internasional

bekerjasama

dengan terorisme dalam negeri atau luar negeri yang bereskalasi tinggi sehingga membahayakan kedaulatan

negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa. Aksi terorisme pada prinsipnya adalah suatu tindak pidana kriminal tetapi memiliki sifat yang khusus, yaitu memiliki ciriciri, bergerak dalam kelompok, anggotanya memiliki militansi tinggi, beroperasi di bawah tanah (rahasia), menggunakan perangkat/senjata yang canggih dan mematikan serta

umumnya terkait dalam jaringan internasional. f. Pemberontakan bersenjata Pemberontakan merupakan proses, cara, perbuatan memberontak atau penentangan terhadap kekuasaan yang sah. Vladimir Lenin mengatakan bahwa kaum Marxist dituduh sebagai Blanquisme karena memperlakukan pemberontakan sebagai suatu seni. g. Perang Saudara Perang Saudara terjadi antar kelompok masyarakat bersenjata dalam satu wilayah yang sama.

24 | P e r t a h a n a n N e g a r a

2. Pertahanan nonmiliter Pertahanan nonmiliter disebut juga dengan pertahanan

nirmiliter merupakan kekuatan pertahanan negara yang dibangun dalam kerangka pembangunan nasional dan Lapis nasional untuk mencapai untuk nirmiliter

kesejahteraan

dipersiapkan pertahanan

menghadapi ancaman

nirmiliter.

tersusun dalam fungsi keamanan untuk keselamatan umum yang mencakup penanganan bencana alam dan operasi kemanusiaan lainnya, sosial budaya, ekonomi, psikologi pertahanan, yang pada intinya berkaitan dengan pemikiran kesadaran bela negara, dan pengembangan teknologi. Inti pertahanan nirmiliter adalah pertahanan secara nonfisik yang tidak menggunakan senjata seperti yang dilakukan oleh Lapis pertahanan militer, tetapi pemberdayaan faktor-faktor ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan teknologi melalui profesi, pengetahuan dan keahlian, serta kecerdasan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan. Bentuk-bentuk ancaman nonmiliter antara lain : a. Ancaman berdimensi ideologi Sistem politik internasional sejak Uni Soviet runtuh mengalami perubahan

sehingga

paham komunis tidak

populer lagi, namun potensi ancaman berbasis ideologi masih tetap diperhitungkan. Ancaman berbasis ideologi dapat pula

25 | P e r t a h a n a n N e g a r a

dalam bentuk penetrasi nilai-nilai kebebasan (liberalisme) sehingga dapat memicu proses disintegrasi bangsa. b. Ancaman berdimensi politik Politik merupakan instrumen utama untuk

menggerakkan perang. Ini membuktikan bahwa ancaman politik dapat menumbangkan suatu rezim pemerintahan

bahkan dapat menghancurkan suatu negara. Masyarakat Internasional mengintervensi suatu negara melalui politik seperti Hak Asasi Manusia (HAM), hidup, demokratisasi, dan

penanganan lingkungan

penyeleggaraan pemerintahan yang bersih dan akuntabel. c. Ancaman berdimensi ekonomi Ekonomi merupakan salah satu penentu posis tawar setiap negara dalam Kondisi Ekonomi sangat negara. Ancaman pergaulan internasional. menentukan berdimensi dalam pertahanan ekonomi terbagi

menjadi internal dan eksternal. Ancaman pengangguran, dari internal yang dapat tidak berupa inflasi, memadai, dan

infrastruktur

sistem ekonomi yang tidak jelas. Ancaman dari eksternal dapat berbentuk kinerja ekonomi yang buru, daya saing rendah, ketidaksiapan

26 | P e r t a h a n a n N e g a r a

mengahadapi globalisasi dan tingkat ketergantungan terhadap pihak asing. d. Ancaman berdimensi social budaya Ancaman sosial budaya berupa isu-isu kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan ketidakadilan yang menjadi dasar timbulnya konflik vertikal antara pemerintah pusat dan daerah, dan konflik horizontal yaitu suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA). Pada tahun 1994 saja, misalnya, 18 peperangan dari 23 peperangan yang terjadi di dunia diakibatkan oleh sentimen-sentimen budaya, agama dan etnis. Sementara itu, 75 persen dari pengungsi dunia yang mengalir ke berbagai negara lainnya didorong oleh alasan yang sama pula. Sementara itu, 8 dari 13 operasi pasukan perdamaian yang dijalankan PBB ditujukan untuk mengupayakan terciptanya perdamaian di berbagai konflik antar etnis di dunia. e. Ancaman berdimensi teknologi dan informasi Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat

pesat dan membawa manfaat yang besar bagi masyarakat tapi kejahatan mengikuti perkembangan tersebut seperti kejahatan siber dan kejahatan perbankan.

27 | P e r t a h a n a n N e g a r a

f.

Ancaman berdimensi keselamatan umum Ancaman bagi keselamatan umum dapat terjadi karena bencana alam, misalnya gempa bumi, meletusnya gunung, dan tsunami. Ancaman karena manusia, misalnya

penggunaan obat-obatan dan bahan kimia, pembuangan limbah industri, kebakaran dan kecelakaan transportasi.

28 | P e r t a h a n a n N e g a r a

Bab III Penutup


A. Kesimpulan Implementasi UU no. 3 tahun 2002 tentang pertahanan Negara merupakan konsep bela Negara yang dapat diuraikan secara fisik maupun nonfisik. Secara nonfisik yaitu dengan cara memanggul bedil dalam artian menghadapi serangan atau agresi musuh. Adapun bela Negara secara nonfisik didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertahankan NKRI dengan meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan Negara. Bela Negara dapat kita pahami dalam arti sempit yaitu secara fisik dan arti luas yaitu secara fisik maupun nonfisik. B. Saran 1. Harus senantiasa meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, menghargai kehendak. 2. Senantiasa menanamkan kecintaan terhadap tanah air, melalui pengabdian yang tulus kepada masyarakat. 3. Ikut serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan Negara melalui karya nyata bukan retorika. termasuk perbedaan menghayati pendapat arti dan demokrasi tidak dengan

memaksakan

29 | P e r t a h a n a n N e g a r a

4. Meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap hokum atau undang-undang dalam menjunjung tinggi hak asasi manusia.

30 | P e r t a h a n a n N e g a r a

DAFTAR PUSTAKA
Junaedi, dkk. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Pamudji. 1985. Demokrasi Pancasila dan Ketahanan Nasional. Jakarta: PT Bina Aksara. Syahid, Bakri. 1976. Pertahanan Keamanan Nasional. Yogyakarta:Bagus Arafah. Winarno. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta:Bumi Aksara. www. google. com

31 | P e r t a h a n a n N e g a r a

You might also like