You are on page 1of 94

HAMA DAN PENYAKIT

TANAMAN SETAHUN

Hama-hama Tanaman
Palawija
Dosen: Pudjianto
Tanaman Palawija Penting

• Membahas hama-hama penting pada


tanaman jagung, kedelai, kacang tanah,
umbi-umbian.
• Pustaka:
– Kalshoven, LGE. 1981. The Pests of Crops in Indonesia.
Revised and Translated by P.A. Van der Laan. PT Ichtiar
Baru Van Hoeve – Jakarta
– Shepard, B.M., G.R. Carner, A.T. Barion, P.A.C Ooi, and H.
Van den Berg. 1999. Insects and Their Natural Enemies
Associated with Vegetables and Soybean in Southeast
Asia.
– Steffey K.L. et al. (eds.). 1999. Handbook of Corn
Insects. ESA
– Higley, L.G., and D. J. Boethel. 1994. Handbook of
Soybean Insect Pests. ESA.
Hama-hama Tanaman
Jagung
• Bibit:
• Ulat tanah, Agrotis ipsilon (Hufnagel)
(Lepidoptera: Noctuidae)
• Tanaman vegetatif:
• Hama putih palsu, Cnaphalocrosis medinalis
(Guen.) (Lepidoptera: Pyralidae)
• Kutu daun jagung, Rhopalosiphum maidis
(Fitch) (Homoptera: Aphididae)
• Tanaman Generatif:
• Penggerek batang jagung, Ostrinia (=Pyrausta)
furnacalis (Guen.) (Lepidoptera: Pyralidae)
• Penggerek tongkol jagung, Helicoverpa
(=Heliothis) armigera (Hübner) (Lepidoptera:
Noctuidae)
1. Ulat tanah, Agrotis ipsilon (Hufnagel)
(Lepidoptera: Noctuidae)
1. Ulat tanah, Agrotis ipsilon (Hufnagel)
(Lepidoptera: Noctuidae)

• Penyebaran: cosmopolit
• Tanaman inang: polifagus,
• Siklus hidup: ± 6 minggu
– Telur 3-4 hari
– Larva ± 30 hari
– Pupa ± 10 hari
1. Ulat tanah, Agrotis ipsilon (Hufnagel)
(Lepidoptera: Noctuidae)

• Biologi:
– Telur diletakkan secara berkelompok di
permukaan bawah daun tanaman muda, dekat
pemukaan tanah atau di tanah pada pangkal
tanaman muda
– Larva instar awal hidup berkelompok, makan
daun
– Larva instar akhir hidup soliter dan bersifat
kanibal. Pada siang hari larva bersembunyi di
dalam tanah, dan pada malam hari keluar
untuk mencari makan
– Pupa dibentuk dalam tanah
– Imago aktif malam hari, tertarik pada tanah
2. Hama putih palsu, Cnaphalocrosis
medinalis (Guen.) (Lepidoptera: Pyralidae)

• Penyebaran: Asia Selatan, Tenggara,


Timur
• Tanaman inang: padi, jagung, sorgum dan
beberapa jenis rumput-rumputan
• Siklus hidup: 5-6 minggu
– Telur 4-7 hari
– Larva ± 20 hari
– Pupa ± 10 hari
2. Hama putih palsu, Cnaphalocrosis
medinalis (Guen.) (Lepidoptera: Pyralidae)

• Biologi:
– Telur diletakkan satu-satu atau dalam baris di
permukaan bawah daun
– Larva yang baru menetas menyebar dengan
menggunakan benang sutera, kemudian
menggulung secara membujur dekat ujung
daun jagung, dan makan daun dari dalam
gulungan dan meninggalkan bagian epidermis
luar. Larva beberapa kali pindah daun dan
membuat gulungan daun baru.
– Pupa dibentuk dalam gulungan daun yang
rapat, biasanya dekat ujung daun.
– Imago aktif malam hari, dan meletakkan telur
biasanya pada tiga daun teratas.
3. Kutu daun jagung, Rhopalosiphum maidis
(Fitch) (Homoptera: Aphididae)
3. Kutu daun jagung, Rhopalosiphum maidis
(Fitch) (Homoptera: Aphididae)

• Penyebaran: daerah tropis


• Tanaman inang: jagung dan tumbuhan
rumput-rumputan lain (msl. Panicum,
Andropogon, Penisetum, tebu, dll).
• Siklus hidup: ± 10 hari
– partenogenetik
– Vivipar
3. Kutu daun jagung, Rhopalosiphum maidis
(Fitch) (Homoptera: Aphididae)
• Biologi:
– Di daerah tropis, R. maidis berkembang biak
secara partenogenetik dan vivipar
– Kutu daun dewasa ada yang tidak bersayap
(aptera) dan ada yang bersayap (alatae)
– R. maydis menyerang pucuk jagung yang
masih menggulung, dan juga bunga jantan dan
bungan betina yang baru mau keluar
– Dapat menjadi vektor mosaik pada tebu
– Di alam banyak musuh alaminya, terutama
predator dari golongan kumbang Coccinellidae
dan lalat Syrphidae
4. Ulat penggerek batang jagung, Ostrinia
(=Pyrausta) furnacalis (Guèn.)
(Lepidoptera: Pyralidae)
4. Ulat penggerek batang jagung, Ostrinia
(=Pyrausta) furnacalis (Guèn.)
(Lepidoptera: Pyralidae)

• Penyebaran: Asia Tenggara, Selatan,


Tengah dan Timur, dan Australasia
• Tanaman inang: jagung, sorgum, bayam
dan beberapa tanaman lain
• Siklus hidup: 3 - 6 minggu
4. Ulat penggerek batang jagung, Ostrinia
(=Pyrausta) furnacalis (Guèn.)
(Lepidoptera: Pyralidae)
• Biologi:
– Telur berwarna kuning dan diletakkan secara
berkelompok seperti susunan genting pada
permukaan bawah daun jagung.
– Larva yang baru menetas menyebar dengan
menggunakan benang sutera, kemudian
menggerek ibu tulang daun menuju ke pangkal
daun. Larva kemudian keluar dan menggerek
batang jagung tepat di atas ruas. Larva
kemudian menggerek ke arah atas. Bila
sampai pada ruas atas, larva akan keluar,
kemudian pindah dan mengfgerek ruas di
bawahnya, dan seterusnya sampai menjadi
pupa.
4. Ulat penggerek batang jagung, Ostrinia
(=Pyrausta) furnacalis (Guèn.)
(Lepidoptera: Pyralidae)
• Biologi:
– Pupa dibentuk dalam liang gerek dalam batang
atau dalam tongkol
– Imago aktif malam hari, dan meletakkan telur
biasanya pada tiga daun teratas
– Ngengat tertarik meletakkan telur pada
tanaman yang menjelang pembungaan
(kemunculan bunga jantan)
– Musuh alaminya di alam tidak banyak, a.l.
parasitoid telur, Trichogramma sp. (Hym.:
Trichogrammatidae), parasitoid larva,
Chelonus sp. (Hymenoptera Braconidae), dan
parasitoid pupa, Xanthopimpla modesta (Sm.)
(Hym.: Icheneumonidae)
5. Ulat penggerek tongkol jagung, Helicoverpa
(=Heliothis) armigera (Hübner) (Lepidoptera:
Noctuidae)
5. Ulat penggerek tongkol jagung, Helicoverpa
(=Heliothis) armigera (Hübner)
(Lepidoptera: Noctuidae)
• Penyebaran: Asia, Australia
• Tanaman inang: polifagus (a.l. Jagung,
kapas, tomat, kedelai dan kacang-
kacangan lain, kubis, Mimosa invisa dll).
• Siklus hidup: ± 6 minggu
– Telur ± 3 hari
– Larva ± 25 hari
– Pupa ± 13 hari
5. Ulat penggerek tongkol jagung, Helicoverpa
(=Heliothis) armigera (Hübner) (Lepidoptera:
Noctuidae)
• Biologi:
– Pada jagung, telur diletakkan satu-satu pada
rambut jagung bunga betina yang baru keluar.
– Larva yang baru menetas masuk ke dalam
tongkol dengan memakan rambut-rambut
jagung pada pucuk tongkol. Larva selanjutnya
hidup dengan memakan biji-biji jagung muda
yang terdapat pada bagian pucuk tongkol
(biasanya tidak banyak biji jagung yang
dimakan). Larva bersifat kanibal sehingga dalam
satu tongkol biasanya hanya terdapat satu
larva. Warna larva bisa berbeda-beda (kuning,
hiaju sampai coklat gelap) Larva terdiri dari 6
instar.
– Pupa dibentuk dalam tanah dalam kokon yang
?
Hama-hama Tanaman Kedelai

• Bibit:
• Lalat bibit, Ophiomyia phaseoli (Tryon) (Diptera:
Agromyzidae)
• Tanaman vegetatif:
• Ulat Penjalin daun, Omiodes indicata (F)
(Lepidoptera: Pyralidae)
• Ulat grayak, Spodoptera litura (F) (Lepidoptera:
Noctuidae)
• Ulat jengkal palsu, Chrysodeixis chalcites (Esper)
(Lepidoptera: Noctuidae)
• Kumbang pemakan daun, Phaedonia inclusa (Stål)
(Coleoptera: Chrysomelidae)
• Kutu daun kedelai, Aphis glycines Matsumura
(Homoptera: Aphididae)
• Lalat penggerek batang, Melanagromyza sojae
(Zehntner) (Diptera: Agromyzidae)
Hama-hama Tanaman
Kedelai
• Tanaman Generatif:
• Kepik hijau, Nezara viridula (L.) (Hemiptera:
Pentatomidae)
• Kepik hijau kecil, Piezodorus hybneri
Gmelin (Hemiptera: Pentatomidae)
• Kepik penghisap polong, Riptortus linearis
(L.) (Hemiptera: Alydidae)
• Ulat pemakan polong kedelai, Helicoverpa
(=Heliothis) armigera (Hübner)
(Lepidoptera: Noctuidae)
• Hama penggerek polong, Etiella zinckenella
(Treitschke) (Lepidoptera: Pyralidae)
1. Lalat bibit, Ophiomyia phaseoli (Tryon)
(Diptera: Agromyzidae)
1. Lalat bibit, Ophiomyia phaseoli (Tryon)
(Diptera: Agromyzidae)

• Penyebaran: Asia Tenggara, Australia, dan


Pasifik Baratdaya
• Tanaman inang: Berbagai jenis kacang-
kacangan terutama kedelai, kacang
merah, buncis, kacang hijau, kacang
panjang dll
• Siklus hidup: 17-19 hari di dataran rendah,
4-6 minggu di dataran tinggi
1. Lalat bibit, Ophiomyia phaseoli (Tryon)
(Diptera: Agromyzidae)
• Biologi:
– Telur diletakkan dengan ditusukkan terutama
pada kotildon
– Larva yang baru menetas akan membuat
korokan pada kotildon, kemudian menuju ke
pangkal batang. Larva selanjutnya hidup di
pangkal batang, di bawah kulit batang, dan
makan jaringan di antara kulit batang dan kayu.
Satu batang dapat berisi satu atau beberapa
larva. Makin banyak larva yang hidup,
kerusakan tanaman makin parah.
– Pupa dibentuk dalam gerekan pada pangkal
batang dalam puparium
– Imago berupa lalat berwarna hitam dan aktif
2. Ulat penjalin daun, Omiodes indicata
(F) (Lepidoptera: Pyralidae)
2. Ulat penjalin daun, Omiodes indicata
(F) (Lepidoptera: Pyralidae)
• Penyebaran: Asia Selatan -Tenggara
• Tanaman inang: Berbagai jenis kacang-
kacangan terutama kedelai, kacang
merah, buncis, kacang hijau, kacang
panjang dll
• Siklus hidup: 3-4 minggu
2. Ulat penjalin daun, Omiodes indicata
(F) (Lepidoptera: Pyralidae)
• Biologi:
– Telur diletakkan berkelompok dan seperti
susunan genting
– Larva akan menjalin beberapa helai daun
(khususnya daun muda dekat pucuk) menjadi
satu, dan larva hidup di dalamnya dan
memakan jaringan daun dari dalam dan
meninggalkan epidermis luar. Bila sebagian
besar jaringan daun telah dimakan, larva akan
menjalin daun-daun lain di sekitarnya, atau
pindah membuat jalinan daun baru.
– Pupa dibentuk dalam jalinan daun tanpa kokon.
– Imago berwarna coklat dan aktif pada malam
hari.
3. Ulat grayak, Spodoptera litura (F)
(Lepidoptera: Noctuidae)
3. Ulat grayak, Spodoptera litura (F)
(Lepidoptera: Noctuidae)

• Penyebaran: Asia Selatan -Tenggara


• Tanaman inang: sangat polifag (a. l.
kedelai dan kacang-kacangan lain, talas,
cabai, dll.)
• Siklus hidup: ± 4-5 minggu
– Telur 3-6 hari
– Larva 15-21 hari
– Pupa ± 12 hari
3. Ulat grayak, Spodoptera litura (F)
(Lepidoptera: Noctuidae)

• Biologi:
– Telur diletakkan berkelompok 100-300
butir/kelompok. Kelompok telur biasanya
berbentuk oval dan ditutupi rambut-rambut
(sisik) berwarna coklat.
– Larva terdiri dari 6 instar. Instar 1 hidup
berkelompok (biasanya di permukaan bawah
daun) di dekat bekas kelompok telur. Larva
tetap berkelompok sampai instar 3. Instar
selanjutnya akan memencar, makan daun pada
malam hari, sedangkan pada siang hari
bersembunyi (biasanya di tanah atau di balik
serasah). Pada kedelai larva terutama
memakan daun dan serangan yang berat bisa
3. Ulat grayak, Spodoptera litura (F)
(Lepidoptera: Noctuidae)
• Biologi:
– Pupa dibentuk dalam tanah dalam kokon yang
longgar yang terbuat dari butiran tanah.
– Imago berwarna coklat dan aktif pada malam
hari.
• Status hama:
– Petani sering berlebihan mengkhawatirkan
serangannya, padahal populasinya biasanya
cepat ditekan oleh musuh alaminya yang sangat
kompleks.
• Musuh alami:
– Parasitoid telur, Telenomus sp. (Hymenoptera:
Scelionidae)
4. Ulat jengkal palsu, Chrysodeixis chalcites
(Esper) (Lepidoptera: Noctuidae)
4. Ulat jengkal palsu, Chrysodeixis chalcites
(Esper) (Lepidoptera: Noctuidae)

• Penyebaran: Eropa Selatan, Asia


• Tanaman inang: sangat polifag (a. l.
kedelai dan kacang-kacangan lain,
kentang, tomat, timun, berbagai jenis
gulma, dll.)
• Siklus hidup: ± 3 minggu
– Telur 3-4 hari
– Larva ± 13 hari
– Pupa ± 7 hari
4. Ulat jengkal palsu, Chrysodeixis chalcites
(Esper) (Lepidoptera: Noctuidae)

• Biologi:
– Telur diletakkan satu-satu pada permukaan
bawah daun.
– Larva terdiri dari 5 instar. Larva memiliki
tungkai palsu hanya 3 pasang. Larva biasanya
berada di permukaan bawah daun dan makan
daun dengan rakus sehingga sering tanaman
gundul.
– Pupa dibentuk pada daun dalam kokon benang
sutera.
– Imago berwarna coklat dengan dua bintik
kuning, dan aktif pada malam hari.
4. Ulat jengkal palsu, Chrysodeixis chalcites
(Esper) (Lepidoptera: Noctuidae)

• Status hama:
– Populasinya jarang tinggi karena diatusr oleh
musuh alaminya yang sangat kompleks.
• Musuh alami a. l. :
– Parasitoid telur, Trichogramma sp. (Hymenoptera:
Trichogrammatidae)
– Parasitoid larva, Cotesia sp. (Hymenoptera:
Braconidae)
– Parasitoid larva, Microplitis sp. (Hymenoptera:
Braconidae)
– Parasitoid larva, Copidosoma truncatella Dalman
(Hymenoptera: Encyrtidae)
5. Kumbang pemakan daun, Phaedonia inclusa
(Stål) (Coleoptera: Chrysomelidae)
5. Kumbang pemakan daun, Phaedonia
inclusa (Stål) (Coleoptera: Chrysomelidae)

• Penyebaran: Jawa Tengah – Jawa Timur


• Tanaman inang: kedelai dan beberapa
jenis tanaman liar.
• Siklus hidup: ± 3 minggu
– Telur ± 4 hari
– Larva ± 8 hari
– Pupa ± 7 hari
4. Ulat jengkal palsu, Chrysodeixis chalcites
(Esper) (Lepidoptera: Noctuidae)
• Biologi:
– Telur diletakkan berkelompok pada permukaan
bawah daun.
– Larva terdiri dari 5 instar. Larva memakan daun
muda, bunga dan polong muda.
– Pupa dibentuk dalam tanah.
– Imago makan pada daun-daun yang lebih tua,
aktif baik siang maupun malam hari.
• Status hama:
– Di Jawa Tengah dan Jawa Timur menjadi hama
yang serius karena populasinya sering tinggi.
• Musuh alami:
– Informasinya sangat terbatas.
6. Kutu daun kedelai, Aphis glycines
Matsumura (Homoptera: Aphididae)
6. Kutu daun kedelai, Aphis glycines
Matsumura (Homoptera: Aphididae)

• Penyebaran: Asia, dan belakangan


diketahui menyebar ke daerah lain
termasuk Amerika.
• Tanaman inang: utamanya kedelai.
• Siklus hidup: ± 1 minggu
– partenogenetik
– Vivipar
6. Kutu daun kedelai, Aphis glycines
Matsumura (Homoptera: Aphididae)

• Biologi:
– Nimfa dan imago hidup bergerombol, terutama
pada bagian tanaman yang masih muda,
(pucuk, daun dan polong)
– Ada yang tidak bersayap ada yang bersayap.
• Status hama:
– Kadang kadang populasinya tinggi, tetapi
biasanya dapat dikendalikan oleh musuh
alaminya.
– Dapat menjadi vektor penyakit virus tanaman.
• Musuh alami:
– Kumbang predator (Coccinelidae)
6. Lalat penggerek batang kedelai,
Melanagromyza sojae (Zehntner) (Diptera:
Agromyzidae)
7. Kepik hijau, Nezara viridula (L.)
(Hemiptera: Pentatomidae)
7. Kepik hijau, Nezara viridula (L.)
(Hemiptera: Pentatomidae)

• Penyebaran: Di seluruh dunia yang


bersuhu hangat.
• Tanaman inang: polifag khususnya herba,
dan makan berbagai bagian tanaman (a.l.
padi, kacang-kacangan, jagung, cabai,
tomat, kapas, dll).
• Siklus hidup: 4-8 minggu
– Telur: 5-7 hari
– Nimfa: 21-28 hari
7. Kepik hijau, Nezara viridula (L.)
(Hemiptera: Pentatomidae)

• Biologi:
– Telur diletakkan berkelompok (10-90
butir/kelompok) pada permukaan bawah daun.
– Nimfa terdiri dari 5 instar. Instar awal hidup
bergerombol di sekitar bekas telur, kemudian
menyebar. Pada kedelai nimfa dan imago
terutama mengisap polong.
• Status hama:
– Kadang kadang merugikan bila populasinya
tinggi .
• Musuh alami:
– Parasitoid telur: Ooencyrtus malayensis Ferriere
7. Kepik hijau kecil, Piezodorus hybneri
Gmelin (Hemiptera: Pentatomidae)
7. Kepik hijau kecil, Piezodorus hybneri
Gmelin (Hemiptera: Pentatomidae)

• Penyebaran: Tidak ada informasi.


• Tanaman inang: kedelai dan kacang-
kacangan lain.
• Siklus hidup: 3-4 minggu
– Telur: ± 4 hari
– Nimfa: 14-22 hari
7. Kepik hijau kecil, Piezodorus hybneri
Gmelin (Hemiptera: Pentatomidae)
• Biologi:
– Telur diletakkan berkelompok dalam dua
deretan (9-42 butir/kelompok) pada daun,
batang dan polong.
– Nimfa terdiri dari 5 instar. Instar awal hidup
bergerombol di sekitar bekas telur, kemudian
menyebar. Pada kedelai nimfa dan imago
terutama mengisap polong. Kadang-kadang ada
bersama-sama N. viridula.
• Status hama:
– Kadang-kadang merugikan bila populasinya
tinggi .
• Musuh alami:
8. Kepik penghisap polong, Riptortus linearis
(L.) (Hemiptera: Alydidae)
8. Kepik penghisap polong, Riptortus linearis
(L.) (Hemiptera: Alydidae)

• Penyebaran: Asia Tenggara.


• Tanaman inang: kacang-kacangan,
terutama kedelai, kacang panjang, kacang
hijau dan Tephrosia, Solanaceae dan
Convolvulaceae.
• Siklus hidup: ± 29 hari.
8. Kepik penghisap polong, Riptortus linearis
(L.) (Hemiptera: Alydidae)
• Biologi:
– Telur berwarna coklat tua dan diletakkan satu-
satu atau dalam kelompok kecil 3-5
butir/kelompok pada permukaan bawah daun,
batang dan polong.
– Nimfa dan imago makan dengan menusuk dan
menghisap polong kedelai. Sehingga bijinya
kempes. Imago dapat bertahan hidup selama
25 hari, dan mampu meletakkan telur rata-rata
70 butir/ekor dalam 14 hari.
• Status hama:
– Bila populasinya tinggi dapat menimbulkan
kerusakan pada polong dan menurunkan hasil.
• Musuh alami:
9. Hama penggerek polong, Etiella
zinckenella (Treitschke) (Lepidoptera:
Pyralidae)
9. Hama penggerek polong, Etiella
zinckenella (Treitschke) (Lepidoptera:
Pyralidae)
• Penyebaran: Negara-negara tropis.
• Tanaman inang: kacang-kacangan,
terutama kedelai, Crotalaria, kacang hijau,
kacang panjang, dll.
• Siklus hidup: ± 40 hari
– Larva 13-18 hari
9. Hama penggerek polong, Etiella
zinckenella (Treitschke) (Lepidoptera:
Pyralidae)

• Biologi:
– Telur diletakkan satu-satu atau dalam kelompok
kecil, biasanya dekat pangkal polong atau pada
sepal polong yang berkembang baik.
– Larva yang baru menetas langsung menggerek
ke dalam polong dan makan biji di dalamnya.
Larva terdiri dari 5 instar. Larva instar akhir
keluar dari polong untuk berpupa.
– Pupa dibentuk dalam tanah dalam kokon
benang sutera.
– Imago berwarna abu-abu dan aktif pada malam
hari.
9. Hama penggerek polong, Etiella
zinckenella (Treitschke) (Lepidoptera:
Pyralidae)
• Status hama:
– Merupakan hama paling penting pada kedelai.
Serangannya dapat menurunkan produksi
secara nyata. Di daerah serangan, kedelai yang
di tanam lebih belakangan biasanya menderita
serangan yang lebih berat.
– Karena larva dan pupa hidup tersembunyi, maka
sulit dijangkau oleh musuh alami terutama
predator.
• Musuh alami a. l. :
– Parasitoid telur, Trichogrammatoidea bactrae
bactrae (Hymenoptera: Trichogrammatidae).
– Parasitoid larva, Baeognatha spp. dan
PERTANYAA
N?
Hama-hama Tanaman Kacang
Hijau
• Bibit:
• Lalat bibit, Ophiomyia phaseoli (Tryon)
(Diptera: Agromyzidae)
• Tanaman vegetatif:
• Ulat Penjalin daun, Omiodes indicata (F)
(Lepidoptera: Pyralidae)
• Ulat grayak, Spodoptera litura (F)
(Lepidoptera: Noctuidae)
• Ulat jengkal palsu, Chrysodeixis chalcites
(Esper) (Lepidoptera: Noctuidae)
• Kumbang pemakan daun, Phaedonia
inclusa (Stål) (Coleoptera: Chrysomelidae)
• Lalat penggerek batang, Melanagromyza
sojae (Zehntner) (Diptera: Agromyzidae)
Hama-hama Tanaman Kacang
Hijau
• Tanaman Generatif:
• Kutu daun kacang-kacangan, Aphis craccivora
Koch (Homoptera: Aphididae)
• Kepik hijau, Nezara viridula (L.) (Hemiptera:
Pentatomidae)
• Kepik hijau kecil, Piezodorus hybneri Gmelin
(Hemiptera: Pentatomidae)
• Kepik penghisap polong, Riptortus linearis (L.)
(Hemiptera: Alydidae)
• Hama penggerek polong, Maruca vitrata
(=testulalis) (Geyer) (Lepidoptera: Pyralidae)
• Hama penggerek polong, Etiella zinckenella
(Treitschke) (Lepidoptera: Pyralidae)
6. Kutu daun kacang-kacangan, Aphis
craccivora Koch (Homoptera: Aphididae)
6. Kutu daun kacang-kacangan, Aphis
craccivora Koch (Homoptera: Aphididae)

• Penyebaran: Asia Tenggara.


• Tanaman inang: kacang-kacangan,
terutama kacang panjang, kacang hijau
dan kacang tanah.
• Siklus hidup: 5-8 hari
– partenogenetik
– Vivipar
6. Kutu daun kacang-kacangan, Aphis
craccivora Koch (Homoptera: Aphididae)

• Biologi:
– Nimfa dan imago hidup bergerombol, terutama
pada bagian tangkai bunga. Serangan biasanya
mulai terjadi ketika tanaman mulai membentuk
bunga. Serangan selanjutnya juga dapat terjadi
pada pucuk-pucuk tanaman dan pada
permukaan bawah daun.
– Ada yang tidak bersayap ada yang bersayap.
• Status hama:
– Pada kacang panjang dapat menjadi faktor
pembatas produksi.
– Dapat menjadi vektor penyakit virus tanaman.
6. Kutu daun kacang-kacangan, Aphis
craccivora Koch (Homoptera: Aphididae)

• Musuh alami:
– Kumbang predator (Coccinelidae)
– Lalat predator (Syrphidae, Chamaemyiidae)
– Cendawan patogen, Entomophthorales
9. Hama penggerek polong, Maruca vitrata
(=testulalis) (Geyer) (Lepidoptera:
Pyralidae)
9. Hama penggerek polong, Maruca vitrata
(=testulalis) (Geyer) (Lepidoptera:
Pyralidae)
• Penyebaran: Negara-negara tropis.
• Tanaman inang: kacang-kacangan,
terutama kacang panjang, kacang hijau,
Crotalaria, dll.
• Siklus hidup: ± 4 minggu
– Telur: 2-3 hari
– Larva ± 13 hari
– Pupa 6-9 hari
9. Hama penggerek polong, Maruca vitrata
(=testulalis) (Geyer) (Lepidoptera:
Pyralidae)
• Biologi:
– Telur diletakkan satu-satu pada tunas bunga,
bunga dan polong muda.
– Larva yang baru menetas langsung menggerek
bunga atau polong dan makan di dalamnya.
Dari liang gerek pada polong akan keluar
kotoran larva. Larva biasanya menutupi liang
gerek dengan merekatkan bunga yang sudah
gugur atau polong lain dengan polong yang
terserang. Larva sering pindah-pindah liang
gerek. Larva terdiri dari 5 instar. Larva instar
akhir keluar dari polong untuk berpupa.
– Pupa dibentuk dalam tanah dalam kokon
benang sutera.
9. Hama penggerek polong, Maruca vitrata
(=testulalis) (Geyer) (Lepidoptera:
Pyralidae)
• Status hama:
– Merupakan hama yang sangat merugikan pada
kacang panjang dan kacang hijau.
– Karena larva dan pupa hidup tersembunyi, maka
sulit dijangkau oleh musuh alami terutama
predator.
• Musuh alami a. l. :
– Parasitoid larva, Baeognatha spp. dan
Phanerotoma sp. (Hymenoptera: Braconidae).
Hama-hama Tanaman Kacang
Tanah
• Bibit:
• Ulat tanah, Agrotis ipsilon (Hufnagel) (Lepidoptera:
Noctuidae)
• Tanaman vegetatif:
• Ulat Pengorok daun, Biloba (=Stomopteryx)
subsecivella (Zell) (Lepidoptera: Gelechiidae)
• Ulat Penjalin daun, Omiodes indicata (F)
(Lepidoptera: Pyralidae)
• Ulat grayak, Spodoptera litura (F) (Lepidoptera:
Noctuidae)
• Ulat jengkal palsu, Chrysodeixis chalcites (Esper)
(Lepidoptera: Noctuidae)
• Wereng daun, Orosius argentatus (Evans)
(Homoptera: Cicadellidae)
• Kutu daun kacang-kacangan, Aphis craccivora Koch
(Homoptera: Aphididae)
• Kepik penghisap pucuk, Anoplocnemis phasiana (F.)
1. Ulat Pengorok daun, Biloba
(=Stomopteryx) subsecivella (Zell)
(Lepidoptera: Gelechiidae)
1. Ulat Pengorok daun, Biloba
(=Stomopteryx) subsecivella (Zell)
(Lepidoptera: Gelechiidae)
• Penyebaran: Afrika, India, Malaysia,
Indonesia, China.
• Tanaman inang: kacang-kacangan,
terutama kacang tanah.
• Siklus hidup: 32-33 hari
1. Ulat Pengorok daun, Biloba
(=Stomopteryx) subsecivella (Zell)
(Lepidoptera: Gelechiidae)
• Biologi:
– Telur diletakkan satu-satu pada permukaan
bawah daun.
– Larva awalnya mengorok daun dekat tulang
daun utama, kemudian melipat daun yang
diserang.
– Pupa dibentuk dalam lipatan daun yang
direkatkan dengan benang sutra kecil.
– Imago berwarna abu-abu gelap dan biasanya
bersembunyi di bailik daun. Imago dapat hidup
selama 12-18 hari dan memproduksi telur
sebanyak 20-65 butir.
• Musuh alami:
2. Wereng daun kacang, Orosius
argentatus (Evans) (Homoptera:
Cicadellidae)
2. Wereng daun kacang, Orosius
argentatus (Evans) (Homoptera:
Cicadellidae)
• Penyebaran: Jawa, Australia.
• Tanaman inang: terutama kacang tanah.
• Siklus hidup: ± 1 bulan
2. Wereng daun kacang, Orosius
argentatus (Evans) (Homoptera:
Cicadellidae)
• Biologi:
– Telur diletakkan berkelompok dalam jaringan
tangkai dun dan batang kacang tanah.
– Nimfa dan imago hidup dengan menghisap
cairan tanaman. Kerusakan langsungnya tidak
begitu kelihatan. Serangan berat terlihat
berupa bintik-bintik putih pada daun.
• Status hama:
– Penting sebagai vektor beberapa jenis penyakit
penyakit virus pada tanaman.
3. Kepik penghisap pucuk,
Anoplocnemis phasiana (F.) (Hemiptera:
Coreidae)
3. Kepik penghisap pucuk,
Anoplocnemis phasiana (F.)
(Hemiptera: Coreidae)
• Penyebaran: Asia Tenggara.
• Tanaman inang: polifag, terutama kacang-
kacangan, derris, dadap, ubi jalat, dll.
3. Kepik penghisap pucuk,
Anoplocnemis phasiana (F.)
(Hemiptera: Coreidae)
• Biologi:
– Telur diletakkan berkelompok pada permukaan
daun.
– Nimfa pada awalnya hidup bergerombol, tapi
kemudian akan memencar.
– Nimfa dan imago hidup dengan menghisap
cairan tanaman terutama pada bagian pucuk.
Akibatnya, pucuk seing kering dan mati.
• Status hama:
– Populasinya biasanya tidak terlalu tinggi, tetapi
mudah ditemukan di lapangan karena
ukurannya besar.
?
Hama-hama Tanaman Ubi jalar
• Hama Perusak daun/pucuk:
• Ulat grayak, Spodoptera litura (F)
(Lepidoptera: Noctuidae)
• Ulat berekor, Agrius (=Herse) convolvuli (L)
(Lepidoptera: Sphingidae)
• Kumbang pemakan daun, Aspidomorpha
miliaris F. (Coleoptera: Chrysomelidae)
• Kepik penghisap pucuk, Anoplocnemis
phasiana (F.) (Hemiptera: Coreidae)
• Hama batang dan umbi:
• Ulat penggerek pangkal batang, Omphisa
anastomosalis Gn. (Lepidoptera: Pyralidae)
• Kumbang penggerek umbi, Cylas
formicarius (F.) (Coleoptera: Curculionidae)
1. Ulat berekor, Agrius (=Herse) convolvuli
(L) (Lepidoptera: Sphingidae)
1. Ulat berekor, Agrius (=Herse) convolvuli
(L) (Lepidoptera: Sphingidae)

• Penyebaran: Eropa, Afrika, Asia.


• Tanaman inang: ubi jalar dan kacang-
kacangan.
• Siklus hidup: belum diteliti
1. Ulat berekor, Agrius (=Herse) convolvuli
(L) (Lepidoptera: Sphingidae)
• Biologi:
– Telur diletakkan satu-satu pada permukaan
daun.
– Larva biasanya makan dari bawah daun dan
sangat rakus, dan ukurannya dapat mencapai
90 mm.
– Pupa dibentuk dalam tanah.
– Imago berwarna abu-abu, memiliki sayap sempit
. Imago aktif malam hari dan tertarik cahaya
lampu.
• Musuh alami a. l. :
– Parasitoid telur, Trichogramma spp.
(Hymenoptera: Trichogrammatidae).
1. Ulat penggerek pangkal batang, Omphisa
anastomosalis Gn. (Lepidoptera:
Pyralidae)
1. Ulat penggerek pangkal batang, Omphisa
anastomosalis Gn. (Lepidoptera:
Pyralidae)
• Penyebaran: Asia Tenggara-Kepulauan di
Pasific.
• Tanaman inang: Ubi jalar.
• Siklus hidup: ± 55 hari
1. Ulat penggerek pangkal batang, Omphisa
anastomosalis Gn. (Lepidoptera:
Pyralidae)
• Biologi:
– Telur diletakkan satu-satu pada permukaan
bawah daun atau tangkai daun.
– Larva berwarna violet, dan menggerek dari
tangkai daun, terus ke batang, dan akhirnya
dapat menggerek umbi. Kotoran larva keluar
dari liang gerek. Larva juga dapat terbawa umbi
waktu panen.
– Pupa dibentuk dalam kokon, pada bagian atas
umbi, atau dalam gerekan di pangkal batang.
– Imago berwarna abu-abu dengan bercak-bercak
putih pada sayap mirip Maruca.
1. Ulat penggerek pangkal batang, Omphisa
anastomosalis Gn. (Lepidoptera:
Pyralidae)
• Status hama:
– Kadang-kadang menjadi hama penting di Jawa,
terutama pada musim kering.
• Musuh alami:
– Tidak ada informasi tentang peranan musuh alami.
2. Kumbang pemakan daun,
Aspidomorpha miliaris F. (Coleoptera:
Chrysomelidae)
2. Kumbang pemakan daun,
Aspidomorpha miliaris F.
(Coleoptera: Chrysomelidae)
• Penyebaran: Asia Tenggara.
• Tanaman inang: Ipomoea spp., termasuk
kangkung dan ubi jalar.
• Siklus hidup: 4-6 minggu.
2. Kumbang pemakan daun,
Aspidomorpha miliaris F.
(Coleoptera: Chrysomelidae)
• Biologi:
– Telur berwarna kuning, diletakkan berkelompok
di permukaan bawah daun.
– Larva dan imago makan daun meninggalkan
lubang-lubang berupa jendela-jendela pada
daun.
– Pupa dibentuk menempel pada daun.
• Status hama:
– Kadang-kadang menjadi hama penting pada
kangkung karena daunnya berlubang-lubang.
• Musuh alami:
– Terutama parasitoid telur dan parasitoid pupa.
4. Kumbang penggerek umbi, Cylas
formicarius (F.) (Coleoptera:
Curculionidae)
4. Kumbang penggerek umbi, Cylas
formicarius (F.) (Coleoptera:
Curculionidae)
• Penyebaran: Negara-negara tropis.
• Tanaman inang: ubi jalar.
• Siklus hidup: 6-7 minggu.
• Biologi:
– Telur diletakkan dengan melukai umbi,
kemudian ditutup dengan kotoran.
– Larva menggerek di dalam umbi.
– Pupa dibentuk dalam liang gerek.
– Imago aktif pada malam hari, dan makan pada
daun, tangkai daun maupun umbi.
4. Kumbang penggerek umbi, Cylas
formicarius (F.) (Coleoptera:
Curculionidae)
• Status hama:
– Merupakan hama yang paling merugikan pada
ubi jalar. Selain di lapangan, serangan juga
dapat berlanjut di penyimpanan. Umbi yang
diserang berlubang-lubang dan tidak dapat
dikonsumsi karena rasanya pahit.
• Musuh alami:
– Sedikit informasinya, kecuali cendawan patogen,
Bauveria sp.
Hama-hama Tanaman Ubi Kayu

• Hama Perusak daun/pucuk:


• Tungau merah, Tetranychus cinabarinus
(Boisd.) (Acarina: Tetranychidae)
1. Tungau merah, Tetranychus cinabarinus
(Boisd.) (Acarina: Tetranychidae)
?

You might also like