You are on page 1of 6

BAB MUNADA

` Munada menurut bahasa artinya panggilan/seruan.Munada menurut istilah Orang yang dipanggil menghadap dengan huruf yang tertentu. Huruf yan dipakai untuk memanggil namanya huruf nida Huruf nida ada 7 : 1. ( ) 2. ( ) 3. ( ) 4. ( ) 5. ( ) 6. ( ) 7. ( ) Pemakaiannya : ( ) dan ( ) untuk memanggil yang dekat ( ) ,( ) dan ( ) untuk yang jauh ( ) untuk umum yang dekat dan yang jauh ( ) untuk nudbah ( ) panggilan minta tolong melepaskan dari Kesulitan

Munada itu ada lima macam, yaitu: (1) munada yang berbentuk mufrad 'alam; (2) munada yang bersifat nakirah maqshudah; (3) munada yang bersifat nakirah ghair maqshudah; (4) munada yang berbentuk mudhaf; dan (5) munada yang diserupakan dengan mudhaf. 1. Munada yang berbentuk mufrad 'alam adalah:

Lafazh yang bukan berbentuk mudhaf dan tidak diserupakan dengan mudhaf. Contoh:

= hai Zaid!; = hai 'Umar; = hai Ahmad! 2. Munada yang bersifat nakirah maqshudah (nakirah yang ditentukan), contoh:

= hai laki-laki! (menyeru seseorang yang tidak diketahui namanya). 3. Munada yang bersifat nakirah ghair maqshudah (yang tidak ditentukan maksudnya), contohnya seperti perkataan seorang tunanetra: tanganku ini. 4. Munada yang berbentuk mudhaf, yaitu munada dengan lafazh yang di-idhafat-kan, contoh: = hai Abdullah! = hai orang yang = hai laki-laki! bimbinglah

5. Munada yang diserupakan dengan mudhaf, contoh: mendaki gunung! I'rab munada adalah sebagai berikut:

Adapun i'rab munada yang berbentuk mufrad 'alam dan yang bersifat nakirah maqshudah, maka kedua-duanya di-mabni-kan atas harakat dhammah tanpa memakai tanwin, contoh: Zaid! -mufrad 'alam atau nama orang), (hai laki-Iaki -nakirah maqshudah). (hai

Yang tiga macam lagi (yaitu: munada yang bersifat nakirah ghair maqshudah, yang berbentuk mudhaf dan yang diserupakan dengan mudhaf), maka harus di-nashab-kan, lain tidak. Contoh munada yang bersifat nakirah ghair maqshudah adalah: = hai laki-laki! Bimbinglah tanganku ini.

Contoh munada yang berupa mudhaf adalah: = hai Abdullah! Contoh munada yang diserupakan dengan mudhaf adalah: = hai orang yang mendaki gunung! Kata nazhim:

Ada lima lafazh yang sering dipergunakan sebagai seruan, yaitu: mufrad 'alam dan mufrad yang bersifat nakirah maqshudah.

Mufrad nakirah ghair maqshud, demikian pula mudhaf dan yang diserupakan dengan mudhaf.

Adapun yang pertama (munada yang berbentuk mufrad 'alam dan munada yang bersifat nakirah maqshudah), kedua-duanya harus di-mabni-kan semua, seperti halnya dalam keadaan marfu' yang telah diketahui.

Tanpa tanwin secara mutlak, dan pada tiga macam sisanya di-nashab-kan.

Munada termasuk kedalam golongan maful bih karena asal dari munada adalah maful bih contoh ( ) asalnya ( ( ) aku merayu akan Abdullah ) Irabnya ( ) fiil mudhori, failnya ( ) dan ( ) maful bih Caranya : dihazafkan ( ) diganti dengan ( ) jadi dia ()

Munada yang dinasabkan ada pada 3 tempat : 1. Bila munadanya mudhof / diidofatkan contoh ( ( ) wahai Abdullah ) Irabnya : ( ) huruf nida

( ) Munada dia mansub dan dia diidofatkan pada () ( ) Mudhofun ilaih 2. Bila munadanya sabah mudof / menyerupai mudof contoh ( ) wahai orang yan dipuji perbuatannya ) Irabnya : ( ) Huruf nida ( ) munada dia sabah mudof dia mansub ( ) naib fail dari ( ) karena dia isim maful ( ) mudofun ilaih 3. Bila munadanya nakirah yang tidak dimaksud / lafadz umum yang tidak tertentu tujuannya. Contoh perkataan orang buta. ( ( ) wahai laki laki pegang tanganku ) Irabnya : ( ) huruf nida ( ) munada mansub karena dia nakirah yang tidak dimaksud sebab orang orang buta tidak mengetahui seseorang yang dia maksud ( ) fiil amar failnya ( ) ( ) jar dan majrur Yang dimaksud sabah mudof ( ) ( sesuatu yang beramal kepada yang sesudahnya baik rofa atau nasab atau jar ) berkehendak pada naib fail

Kalau munada itu mufrad marifah maka dibina dengan apa dirofakan ketika murab. Contoh ( ) dibina atas domah karena ketika murab dia dirofakan dengan dhomah. Dan ( ) dibina atas alif karena ketika murab dirofakan dengan alif dan ( ) dibina atas waw karena ketika murab dirafakan dengan waw. Kalau munada diidofatkan kepada ya mutakallim ( ) seperti ( ) maka boleh 6 bacaan 1. Dengan menskinkan ya seperti () 2. Dengan menghazafkan ya seperti () 3. Dengan mendhmahkan huruf yang sebelum ya dan menghazafkan ya ( ) 4. Dengan memfathahkan ya seperti : ( ) 5. Dengan menukar yang kasrah jadi fathah dan menukar ya jadi alif ( ) 6. Dengan memfathahkan yang sebelum ya dan menghazafkan ya ( ) Apabila munada itu ( ) dan ( ) yang diidofatkan kepada ya mutakallim boleh 6 bacaan. 1. Mengganti ya jadi ta dikhasrahkan ( ) - ( ) 2. Mengganti ya jadi ta di fathahkan ( ) 3. Menetapkan ya dan mensakinkannya () ( ) 4. Memfathahkan yang sebelum ya dan menukar ya jadi alif ( ) ( ) 5. Dengan ta dan ya ( ) ( ) 6. Dengan ta dan menukar ya jadi alif ( ) ( ) Kalau ada yang mengikut kepada munada yang dibina baik naat, ahtaf, taukid, atau badal maka boleh dibaca rofa dan boleh dibaca nasob contoh ( ) kalau dibaca ( ) dengan rofa naat atas lafadz munada kalau dibaca ( ) dengan nasab naat atas mahal munada. Contoh takkid ( ) dan boleh juga ( )

Contoh bayan ( ) dan boleh juga ( ) Kalau berulang munada mufrad yang diidofatkan seperti ( ) Maka untuk yang pertama boleh dibaca domah dan boleh dibaca fathah - Kalau yang pertamanya dibaca dhomah maka dia pada takdir adalah munada mufrad maka yang kedua Irabnya boleh munada yang dihazafkan huruf nidanya dan boleh juga jadi athaf bayan dan boleh juga jadi maful dari ( ) yang ditakdirkan - Kalau dibaca fathah yang pertama atas asal yaitu ( )

: , , , , " " , " " .


NAMA KELAS NIM : NUR ROHMAN EKO : E-4 : 12510029

You might also like