You are on page 1of 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ejaan yang disempurnakan atau yang lebih dekenal dengan singkatan EYD

adalah ejaan yang mulai resmi dipakai dan digunakan di Indonesia tanngal 16

Agustus 1972. Ejaan ini masih tetap digunakan hingga saat ini. EYD adalah

rangkaian aturan yang wajib digunakan dan ditaati dalam tulisan bahasa indonesia

resmi. EYD mencakup penggunaan dalam 12 hal, yaitu penggunaan huruf besar

(kapital), tanda koma, tanda titik, tanda seru, tanda hubung, tanda titik koma,

tanda tanya, tanda petik, tanda titik dua, tanda kurung, tanda elips, dan tanda garis

miring.

Setelah menguasai EYD barulah seseorang baru bisa membuat sebuah

kalimat. Kalimat-kalimat tersebut dibuat berdasarkan EYD yang diresmikan pada

tanggal 16 Agustus 1972. Semua orang tentu bisa membuat sebuah kalimat,tetapi

tidak semua orang bisa membuat sebuah kalimat yang efektif. Kalimat efektif

adalah kalimat yang mampu menyampaikan informasi dari pembicara atau penulis

kepada lawan bicara atau pembaca secara tepat. Ketepatan dalam penyampaian

informasi akan membuahkan hasil, yaitu adanya kepahaman lawan bicara atau

pembaca terhadap isi kalimat atau tuturan yang disampaikan.

Paragraf merupakan gabungan dari beberapa kalimat yang mempunyai satu

gagasan. Dengan adanya paragraf pembaca dapat dengan mudah mengenali

topik-topik yang dibahas dalam sebuah tulisan. Oleh karena itu paragraf sangat

diperlukan karena memudahkan pembaca dalam memahami suatu tulisan. Tetapi

1
tidak semua paragraf membantu pembaca dalam memahami bacaan, karena suatu

paragraf yang baik mempunyai standar-standar tertentu agar para pembaca dengan

mudah memahami suatu bacaan.

Dalam pembuatan karya ilmiah seperti skripsi, makalah, buku diperlukan

pemahaman yang baik tentang tata bahasa Indonesia. Syarat yang paling utama

yang harus dikuasai oleh seorang penulis adalah pemahaman tentang EYD,

kalimat efektif serta cara membuat paragraf yang baik. Oleh karena itulah penulis

merasa perlu mengangkat tema tersebut dalam pembuatan makalah ini. Semoga

makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis serta pembaca

sekalian.

1.2 Masalah

2
Pada makalah ini penulis mencoba meneliti kesalahan-kesalahan yang

terjadi dalam penulisan juranalAnalisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental

Perusahaan Terhadap Kelengkapan Laporan Keuangan. Seperti penggunaan tanda

koma, huruf besar, kata serapan dan lain-lain. Selain itu penulis juga membahas

apakah kalimat dalam jurnal tersebut sudah efektif atau belum.

Penulis juga akan menganalisa paragraf-paragraf yang terdapat dalam jurnal

yang diteliti. Analisa paragraf tersebut menyangkut tentang kriteria-kriteria yang

harus dimiliki oleh sebuah paragraf yang baik seperti kesatuan gagasan, koherensi

serta teknik pengembangan paragraf.

1.3 Ruang Lingkup.

Agar tulisan ini tidak melenceng dari pembahasan yang sudah ditetapkan

maka penulis merasa perlu menetapkan ruang lingkup masalah yang akan dibahas

yaitu :

1. EYD.

Membahas tata cara pemakaian huruf besar, tanda baca titik, tanda baca

koma, penggunaan tanda koma dan unsur serapan.

2. Kalimat efektif.

Membahas kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh sebuah kalimat

agar menjadi sebuah kalimat efektif yaitu keserasian hubungan makna,

pemilihan kata yang tepat, konteks yang mubazir dalam kalimat serta

kata yang bermakna jamak.

3. Paragraf.

Membahas bagaimana mengenali sebuah paragraf yang baik yaitu

terpenuhinya standar-standar tertentu. Standar paragraf yang baik

3
tersebut adalah mempunyai satu gagasan dan memperlihatkan koherensi.

Selain itu makalah ini juga membahas teknik pengembangan paragraf

dalam jurnal yang diteliti.

1.4 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis salam pembuatan makalah

ini adalah :

1. Dapat memahami penggunaan huruf besar,tanda koma, tanda titik,

pemakaian huruf miring, penggunaan kata depan dan unsur serapan.

2. Dapat memahami bagaimana cara membuat sebuah kalimat yang efektif.

3. Dapat memahami bagaimana cara membuat dan mengembangkan suatu

paragraf yang baik.

1.5 Manfaat

Dengan diselesaikannya makalah ini maka diharapkan memberikan manfaat

antara lain :

1. Penulis mampu membuat karya tulis dengan EYD yang benar.

2. Penulis mampu membuat kalimat efektif dalam membuat sebuah karya

tulis.

3. Penulis mampu mengembangkan paragraf yang baik dalam membuat

suatu karya tulis.

1.6 Landasan Teori

1.6.1 Paragraf

Pengertian Paragraf

Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan.

Dalam sebuah paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh

4
semua kalimat dalam paragraf tersebut; mulai dari kalimat pengenal, kalimat

topik, kalimat-kalimat penjelas, sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat

ini saling bertalian dalam satu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.

Paragraf dapat juga dikatakan sebagai sebuah karangan yang paling pendek

(singkat). Dengan adanya paragraf, kita dapat membedakan di mana suatu

gagasan mulai dan berakhir. Kita akan kepayahan membaca tulisan atau buku,

kalau tidak ada paragraf, karena kita seolah-olah dicambuk untuk membaca terus

menerus sampai selesai. Kitapun susah memusatkan pikiran pada satu gagasan ke

gagasan lain. Dengan adanya paragraf kita dapat berhenti sebentar sehingga kita

dapat memusatkan pikiran tentang gagasan yang terkandung dalam paragraf itu.

Kegunaan Paragraf

Kegunaan paragraf yang utama adalah untuk menandai pembukaan topik

baru, atau pengembangan lebih lanjut topik sebelumnya (yang baru). Kegunaan

lain dari paragraf ialah untuk menambah hal-hal yang penting untuk memerinci

apa yang diutarakan dalam paragraf terdahulu.

Syarat-syarat Pembentukan dan Pengembangan Paragraf

Dalam pembentukan / pengembangan paragraf, perlu diperhatikan

persyaratan-persyaratan berikut :

1. Kesatuan

Sebagaimana telah dipaparkan di depan, bahwa tiap paragraf hanya

mengandung satu gagasan pokok. Fungsi paragraf adalah untuk

5
mengembangkan gagasan pokok tersebut. Untuk itu, di dalam

pengembangannya, uraian-uraian dalam sebuah paragraf tidak boleh

menyimpang dari gagasan pokok tersebut. Dengan kata lain, uraian-uraian

dalam sebuah paragraf diikat oleh satu gagasan pokok dan merupakan satu

kesatuan. Semua kalimat yang terdapat dalam sebuah paragraf harus terfokus

pada gagasan pokok

2. Kepaduan

Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf ialah koherensi atau

kepaduan. Sebuah paragraf bukanlah sekedar kumpulan atau tumpukan

kalimat-kalimat yang masing-masing berdiri sendiri-sendiri, tetapi dibangun

oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Urutan pikiran

yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan, dan pembaca pun dapat

dengan mudah memahami/mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan

karena adanya perloncatan pikiran yang membingungkan.

Kata atau frase transisi yang dapat dipakai dalam karangan ilmiah sekaligus

sebagai penanda hubungan

3. Kelengkapan

Syarat ketiga yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf adalah kelengkapan.

Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang

cukup menunjang kejelasan kalimat topik/gagasan utama

Letak Kalimat Topik dalam Sebuah Paragraf

Sebagaimana telah dipaparkan di depan bahwa sebuah paragraf dibangun

dari beberapa kalimat yang saling menunjang dan hanya mengandung satu

6
gagasan pokok saja. Gagasan pokok itu dituangkan ke dalam kalimat topik /

kalimat pokok. Kalimat topik/kalimat pokok dalam sebuah paragraf dapat

diletakkan, di akhir di awal, di awal dan akhir, atau dalam seluruh paragraf itu.

Berikut ini secara urut akan dipaparkan contoh-contoh paragraf dengan kalimat

topik yang terletak di awal, di akhir, di awal dan akhir, serta dalam seluruh

paragraf.

1.6.2 Kalimat Efektif

Pengertian Kalimat Efektif

Sebelum dapat membuat atau bahkan membetulkan suatu kalimat menjadi

efektif, kita perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan kalimat efektif. Kalimat

efektif adalah kalimat yang mampu dipakai untuk menyampaikan informasi dari

pembicara atau penulis kepada lawan bicara atau pembaca secara tepat. Ketepatan

dalam penyampaian informasi akan membuahkan hasil, yaitu adanya kepahaman

lawan bicara atau pembaca terhadap isi kalimat atau tuturan yang disampaikan.

Lawan bicara atau pembaca tidak akan bisa menjawab, melaksanakan, atau

menghayati setiap kalimat atau tuturan itu sebelum mereka dapat memahami

benar isi kalimat atau tuturan tersebut.

Berikut akan kita lihat kalimat-kalimat yang tidak efektif dan kita akan

mencoba membetulkan kesalahan pada kalimat-kalimat itu. Beberapa jenis

kesalahan dalam menyusun kalimat antara lain:

1. Pleonastis. Pleonastis atau pleonasme adalah pemakaian kata yang mubazir

(berlebihan), yang sebenarnya tidak perlu.

7
2. Salah pemilihan kata

4. Salah nalar

5. Pengaruh bahasa asing atau daerah (interferensi)

6. Kata depan yang tidak perlu

Ada beberapa hal yang mengakibatkan suatu tuturan menjadi kurang efektif,

antara lain:

1. Kurang padunya kesatuan gagasan.

Setiap tuturan terdiri atas beberapa satuan gramatikal. Agar tuturan itu

memiliki kesatuan gagasan, satuan-satuan gramatikalnya harus lengkap

dan mendukung satu ide pokoknya

2. Kurang ekonomis pemakaian kata.

Ekonomis dalam berbahasa berarti penghematan pemakaian kata dalam

tuturan. Sebaiknya kita menghindari kata yang tidak diperlukan benar dari

sudut maknanya

3. Kurang logis susunan gagasannya.

Tulisan dengan susunan gagasan yang kurang logis dapat kita lihat pada

contoh berikut:

Karena zat putih telurnya itulah maka telur dan dagingnya ayam itu

sangat bermanfaat untuk tubuh kita. Semua makhluk dalam

hidupnya memerlukan zat putih telur, manusia untuk melanjutkan

hidupnya perlu akan zat putih telur.

4. Pemakaian kata-kata yang kurang sesuai ragam bahasanya.

8
Pemakaian bahasa tidak baku hendaknya dihindari dalam ragam bahasa

keilmuan.

5. Konstruksi yang bermakna ganda.

Suatu kalimat dipandang dari sudut tata bahasanya mungkin tidak salah,

namun kadang-kadang mengandung tafsiran ganda (ambigu) sehingga

tergolong kalimat yang kurang efektif.

6. Penyusunan kalimat yang kurang cermat.

Penyusunan yang kurang cermat dapat mengakibatkan nalar yang

terkandung di dalam kalimat tidak runtut sehingga kalimat menjadi kurang

efektif.

7. Bentuk kata dalam perincian yang tidak sejajar.

Dalam kalimat yang berisi perincian, satuan-satuan dalam perincian itu

akan lebih efektif jika diungkapkan dalam bentuk sejajar. Jika dalam suatu

kalimat perincian satu diungkapkan dalam bentuk kerja, benda, frasa,

maupun kalimat, perincian lainnya juga diungkapkan dalam bentuk kerja,

benda, frasa, maupun kalimat juga (sejajar).

1.6.3 EYD

A. Pemakaian Huruf Kapital

1. Dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.

2. Dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.

3. Dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan

nama Tuhan dan kitab suci.

4. Dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan.

5. Dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat.

9
6. Dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang.

7. Dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku dan bahasa.

8. Dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.

9. Dipakai sebagai huruf pertama unsur nama negara, lembaga pemerintahan

dan ketatanegaraan.

10. Dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna pada

unsur nama negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan.

11. Dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan.

12. Dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.

B. Huruf Miring.

1. Huruf miring dipakai untuk menulikan nama buku, majalah dan surat

kabar yang dikutip dalam tulisan.

2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,

bagian kata atau kelompok kata.

3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah asing.

C. Tanda Titik

1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.

2. Tanda titik dipakai di akhi angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar

atau daftar.

3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit dan detik yang

menunjukkan waktu.

4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan di antara nama penulis, judul

tulisan.

10
5. Tanda titik dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan,

ilustrasi dan sebagainya.

6. Tanda titik dipakai dibelakang alamat pengirim dan tanggal surat.

C. Tanda Koma

1. Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian.

2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara dengan kalimat

setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi atau melainkan.

3. Tanda koma dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung antar

kalimat yang terdapat pada awal kalimat.

4. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh

kasihan dari kata lain yang terdapat di dalamkalimat.

5. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik

susunannya dalam daftar pustaka.

6. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.

7. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang

mengikutinya.

1.7 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang penelitian serta lancasan teori yang

dikemukakan, hipotesis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Penggunaan EYD dalam penulisan jurnal yang diteiliti secara garis besar

sudah benar seperti penggunaan huruf kapital, tanda baca titik, tanda

baca koma dan huruf miring.

2. Kalimat-kalimat dari jurnal yang diteliti sudah memenuhi kriteria sebuah

kalimat efektif yaitu mengandung informasi.

11
3. Paragraf yang terdapat pada jurnal yang diteliti pada umumnya

merupakan paragraf deduktif dan dikembangkan dengan teknik

deskriptif.

1.8 Metodelogi

Penelitian ini membahas setiap kalimat dan paragraf dalam jurnal

berdasarkan EYD, kalimat efektif dan paragraf yang benar. Setiap kalimat akan

dibaca dan dianalisa oleh penulis berdasarkan kriteria EYD dan kalimat efektif

yang benar. Sedangkan paragraf akan diteliti berdasarkan kalimat utama, teknik

pengembangan dan koherensi yang terdapat didalamnya.

1.9 Sumber Data

Data diperoleh dengan studi kepustakaan. Pengumpulan data dilakukan

dengan membaca hasil penelitian orang lain yang berupa jurnal.

12
BAB II

ANALISIS DATA

2.1 EYD

Pada jurnal ini terdapat beberapa kesalahan pemakaian tanda baca koma.

Diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Pada paragraf terakhir, terdapat sebuah kalimat yaitu “Akan tetapi secara

individu, variable…..pengungkapan perusahaan”

(Linggar,dkk.2002.78).Penggunaan tanda koma setelah kata individu belum

tepat. Seharusnya tanda koma diberi setelah kata akan tetapi yang merupakan

kata penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat.

b. Pada paragraf 4, kalimat kedua yaitu “variabel penelitian yang digunakan

adalah total aktiva, total penjualan,…..dan tipe industri”

(Linggar,dkk.2002.76), dimana semuanya menunjukkan karekteristik

perusahaan. Penggunaan tanda koma setelah kata industri pada kalimat diatas

belum tepat karena apabila anak kalimat mengikuti induk kalimat maka tanda

koma tidak perlu dipakai.

c. Pada halaman 78, paragrafpertama, kalimat ketiga terdapat kalimat petikan

dari sebuah tulisan. Pada kalimat tersebut tidak menggunakan tanda petik

13
yang seharusnya digunakan diantara kalimat petikan yang berasal dari

pembicaraan dan naskah atau suatu bahan tulisan.

d. Penggunaan tanda titik pada kalimat yang terdapat pada halaman 79,

paragrafpertama, kalimat ketiga belum tepat. Tanda titik tersebut diletakkan

setelah kata adalah yang bukan merupakan akhir dari sebuah kalimat.

e. Penggunaan huruf kapital pada kata Undang-undang yang terdapat pada

halaman 77, paragraf3 tidak boleh dilakukan. Karena huruf kapital tidak

dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi Negara, lembaga

pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.

Pada jurnal yang diteliti ini juga terdapat beberapa kesalahan dalam penulisan

unsur serapan, diatanranya adalah :

a. Penulisan kata ekternal yang seharusnya adalah eksternal. Kata tersebut

berasal dari bahasa Inggris yaitu external. Huruf x pada posisi tertentu

akan berubah menjadi ks apabila dijadikan unsur serapan. Kata ekternal ini

terdapat pada halaman 78, paragraph pertama, kalimat keempat.

b. Penulisan kata analogy yang seharusnya adalah analogi. Huruf y yang

yang terdapat diujung kata akan berubah menjadi “I” jika lafalnya adalah i.

c. Penulisan kata sample yang terdapat hampir pada seluruh tulisan dala

jurnal ini. Kata tersebut berasal dari bahasa asing yaitu sample. Huruf ple

yang terdapat pada kata sample akan berubah menjadi sampel karena

lafalnya.

14
2.2 Paragraf

Secara keseluruhan paragraph-paragraph yang terdapat dalam jurnal ini

merupakan paragrafdeduktif. Paragraf-paragraf tersebut dikembangkan dengan

teknik definisi.

Paragraf pertama bagian pendahuluan merupakan paragrafdeduktif. Kalimat

utamanya terletak pada awal paragraf yaitu “Dalam pencapaian efesiensi dan

sebagai sarana akuntabilitas public, pengungkapan laporan keuangan menjadi

faktor yang signifikan” (Linggar,dkk.2002.75). Kalimatberikutnya menjelaskan

mengapa pengungkapan laporan keuangan itu penting dan menjelaskan

bagaimana bentuk pengungkapan laporan keuangan tersebut. Paragraph ini sudah

baik karena hanya mempunyai satu gagasan utama dan memperlihatkan kepaduan

kalimat didalamnya.

Pada paragraf kedua kalimat utama terletak pada awal kalimat yaitu

“Kualitas merupakan atribut yang penting dalam penyampaian suatu informasi

akuntansi” (Linggar,dkk.2002.75). Kalimat-kalimat berikutnya menjelaskan tolok

ukur dari kualitas pengungkapan. Paragraf ini dikembangkan dengan teknik

definisi.

Pada paragraf ketiga kalimat utama terletak pada awal paragraph yaitu

“Pengugkapan laporan keuangan yang memadai bisa ditempuh melalui penerapan

regulasi informasi yang baik” (Linggar,dkk.2002.76). Kalimat berikutnya

menjelaskan organisasi yang berwenang mengurus regulasi informasi tersebut.

Pada kalimat penjelas juga diterangkan peraturan-peraturan dalam regulasi

informasi dan diterapkan kepada perusahaan public di Indonesia melalui Standar

Akutansi Keuangan. Paragraf ini dikembangkan dengan teknik difinisi karena isi

15
paragraf mencoba memberi penjelasan bagaimana aturan-aturan yang terdapat

dalam regulasi informasi tersebut.

Kalimat utama paragraf empat pendahuluan terdapat pada awal

paragrafyaitu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap rasio keuangan

memerlukan penjelasan atas rasio-rasio tertentu Kalimat berikutnya menjelaskan

pentingnya penjelasan rasio dilengakapi dalam laporan keuangan yang berguna

dalam pengambilan keputusan.

Paragraf kelimapendahuluan tidak mempunyai satu gagasan utama. Pada

kalimat pertama menjelaskan periode penelitian dan sampel dari penelitian.

Kalimat-kalimat berikutnya menjelaskan variabel dan instrumen yang digunakan

dalam penelitian. Paragraf ini belum bisa dikatakan paragraf yang baik karena

belum adanya koherensi dalam paragraf tersebut.

Paragraf pertama pada tinjauan teoritis termasuk jenis paragrafdeduktif.

Kalimat utamanya terletak pada awal paragraf yaitu “Pengungkapan sederhana

dapat diartikan sebagai pengeluaran informasi” (Linggar,dkk.2002.77). Pada

kalimat kalimat selanjunya menjelaskan bahwa dalam undang-undang pasar

modal setiap perusahaan diwajibkan untuk mengugkapkan seluruh keadaan

perusahaannya untuk meningkatkan transparasi dan menjamin perlindungan

terhadap masyarakat pemodal. Paragrafini sudah memperlihatkan koherensi

karena kalimat penjelasnya mengembangkan kalimat utamanya.

Paragrafkedua tinjauan teoritis tergolong paragraph deduktif. Gagasan

utama paragraf ini terletak pada awal paragraf yaitu “Luasnya cakupan atau

kelengkapan adalah suatu bentuk kualitas” (Linggar,dkk.2002.77). Pada

paragrafini sudah terdapat koherensi antar kalimtanya. Seperti yang dapat dilihat,

16
kalimat-kalimat berikutnya menjelaskan bahwa dibutuhkan instrument yang bisa

mencerminkan informasi dalam membuat indeks kelengkapan. Paragraf ini

dikembangkan dengan teknnik definisi.

Kalimat utama pada paragraf ketiga bagian teoritis terletak pada awal

paragraf yaitu “Faktor rasional yang mempengaruhi keputusan pengguna laporan

keuangan berkaitan dengan yang disebut Analisis Fundamental”

(Linggar,dkk.2002.78). Pada kalimat berikutnya menjelaskan Analsis

Fundamental tersebut adalah analisis ratio yang dapat digunakan untuk

membandingkan suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Analisis ratio

dapat digunakan untuk menentukan pembelian saham, pemberian pinjaman,

memprediksi laba dan memberikan indikasi kebengkrutan. Dari sisi itulah

terdapat koherensi antar kalimat yang trdapat pada paragrafini. Paragraf ini

dikembangkan dengan tekhnik pemberian contoh.

Pada paragraf keempat bagian teoritis dikembangkan dengan cara definisi.

Paragrafini mencoba memberi pengertian kepada pembaca bahwa tidak hanya

perusahaan yang mempunyai rasio likuiditas tingi yang cenderung untuk

melakukan pengungkapan informasi yang luas tetapi perusahaan dengan rasio

rendah juga melakukannya. Kalimat utama paragraph ini terdapat pada awal

paragraph.

Paragrafenam pada bagian teoritis dikembangkan dengan cara definisi.

Parapgraf tersebut menjelaskan kepada pembaca penelitian yang dilakukan oleh

Suripto tentang pengaruh karakteristik perusahaan terhadap luas pengungkapan

sukarela dalam laporan tahunan. Kalimat utama paragraf ini terdapat pada awal

jadi paragraf ini termasuk paragraf deduktif.

17
Kalimat utama pada paragraf ketujuh bagian teoritis terdapat pada awal

paragraph yaitu Yuniati ( 2000 ) melakukan penelitian tentang pengungkapan

informasi laporan tahunan pada perusahaan yang terdaftar pada bursa efek Jakarta.

Kalimat-kalimat berikutnya menjelaskan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Yuniati tersebut. Paragraf ini dikembangkan dengan cara memberi fakta yaitu

fakta-fakta yang didapat oleh Yuniati dalam penelitiannya.

Pada paragraf kedelapan bagian teoritis kalimat utamanya terletak pada awal

paragraf. Seperti paragraf sebelumnya, paragraph ini dikembangkan dengan

tekhnik pemberian fakta. Paragrafini menyimpulkan fakta-fakta yang didapat

oleh Ainun dan Fuad dalam penelitiannya tentang analisis hubungan antara

kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan struktur modal. Kalimat-

kalimat dalam paragraf ini juga sudah menunjukkan koherensi.

Paragraf kesembilan bagian teoritis merupakan paragrafdeduktif. Kalimat

utamanya terletak pada awal paragraf yaitu “Fitriany melakukan penelitian

signifikansi perbedaan tingkat kelengkapan pengungkapan wajib dan sukarela

pada laporan keuangan perusahaan publik” (Linggar,dkk.2002.79). Paragraf ini

dikembangkan dengan tekhnik fakta.

Paragrafterakhir pada bagian teoritis dikembangkan dengan cara definisi.

Paragraf ini mencoba memberi penjelasan kepada pembaca bahwa faktor yang

mempengaruhi indeks kelengkapan pengungkapan wajib dan indeks

pengungkapan sukarela.

Pada bagian hipotesis hanya terdapat 1 paragraf. Paragraf tersebut termasuk

jenis paragraph deduktif. Hal ini dapat dilihat dari letak kalimat utamanya yang

terdapat pada awal paragraph yaitu berdasarkan latar belakang penelitian serta

18
tinjauan teoritis yang dikemukakan, hipotesis yang dipergunakan dalam penelitian

ini. Paragraf ini dikembangkan dengan tekhnik klasifikasi. Pada kalimat

penjelasnya terlihat jelas penulis jurnal mengelompokan hipotesis-hipotesisnya

yang dipergunakan dalam penelitian tersebut.

Paragraf yang terdapat pada bagian metode penelitian dikembangkan

dengan cara klasifikasi. Kalimat penjelas paragraph ini megelompokan kriteria

dalam pemilihan sampel. Kalimat utamanya terletak pada bagian awal paragraph

yaitu “Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar

dalam Bursa Efek Jakarta” (Linggar,dkk.2002.80).

Pada bagian variabel penelitian, paragraph dikembangkan dengan cara

definisi, karena kalimat penjelasnya memberikan penjelasan tentang perumusan

variable-variabeldalam penelitian. Kalimat utama paragraph ini terdapat pada

awal paragraph yang terlihat pada kalimat “Perumusan masing-masing variable

tersebut adalah sebagai berikut “(Linggar,dkk.2002.80).

Paragraf pada bagian metode analisis data merupakan paragrafdeduktif.

Kalimat utama paragrafini terletak pada awal yaitu pengujian hipotesis dalam

penelitian ini menggunakan beberapa tahapan perhitungan. Kalimat penjelasnya

menerangkan pengujian hipotesis seperti yang dinyatakan pada kalimat utamanya.

Hal ini memperlihatkan koherensi antar kalimat yang terdapat didalamnya.

Paragraph ini dikembangkan dengan cara definisi.

Kalimat utama paragraf pertama pada bagian hasil dan pembahasan terletak

pada awal paragraf yaitu “Deskripsi semua data yang digunakan dalam penelitian.

Kalimat penjelasnya menerangkan data-data yang disajikan pada table penelitian

19
ini…”(Linggar,dkk.2002.81), jadi paragraph ini dikembangkan dengan cara

definisi.

Pada paragraf kedua bagian hasil dan pembahasan, kalimat utamanya

terletak pada akhir paragraf yaitu “Berdasarkan data tersebut variabel dependen

dalam penelitian ini, yaitu indeks Wallace ( IWALL ) masih terdistribusi secara

normal” (Linggar,dkk.2002.82). Kalimat berikutnya menjelaskan variabel-

variabel dalam indeks Wallace tersebut yaitu variabel profitabilitas dan variabel

Deviden Pay Out. Paragraf ini dikembangkan dengan teknik definisi.

Pada paragraf keempat kalimat utama terletak pada awal paragraf yaitu

“Deteksi multi kolinearitas dapat juga dilakukan dengan melihat condition index

pada perhitungan collinearity diagnotics pada SPSS” (Linggar,dkk.2002.83).

Kalimat penjelas mencoba menerangkan kepada pembaca tentang perhitungan

condition index dan SPSS. Dari sini dapat dilihat paragraf dikembangkan dengan

cara deskriptif.

Kalimat utama pada bagian pengujian heteroskedastisitas terleak pada awal

paragraf yaitu “Berdasarkan pengujian heteroskedasititas adpat diketahui bahwa

tidak terdapat nilai t yang signifikan (.000)” (Linggar,dkk.2002.83). Paragraf ini

mempunyai satu gagasan utama, terlihat dari kalimat penjelasnya yang

menerangkan kesimpulan dari pengujian heteroskedisititas. Paragraf ini

dikembangkan dengan cara definisi.

Paragraf pertama pada bagian pengujian hipotesis satu sampai empat

mempunyai kalimat utama yang terletak pada awal paragraf. Kalimat penjelasnya

dikembangkan dengan cara definisi karena kalimat penjelas menerangkan

2.3 Kalimat Efektif

20
Pembentukan kalimat pada penulisan jurnal yang diteliti penulis pada

umumnya sudah efektif, namun masih terdapat beberapa kesalahan diantaranya :

1. Pada bagian pendahuluan paragraf pertama terdapat sebuah kalimat

yaitu “ Sebab, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan akan

dapat dipahami dan tidak menimbulkan salah interprestasi hanya jika

laporan keuangan….” Mengalami pemborosan kata. Pemborosan kata

tersebut disebabkan oleh penggunaan kata hanya jikayang menyebabkan

kalimat tidak efektif. Seharusnya kata hanya tidak perlu digunakan agar

tidak terjadi kata-kata yang mubazir.

2. Pada halaman 78, paragraf pertama terdapat sebuah kalimat “ Prediksi

tersebut meliputi prediksi laba, prediksi retur saham maupun

kebangkrutan perusahaan.” Pada kalimat majemuk, apabila subjek pada

induk kalimat dengan anak kalimat adalah sama, maka subjek pada anak

kalimat dapat dihilangkan. Subjek pada anak kalimat diatas yaitu

prediksi dapat dihilangkan karena sama denga subjek induk kalimat.

3. Pada bagian Metode Analisis Data paragraf kedua terdapat sebuah

kalimat “ agar model regresi tersebut menjadi suatu model yang sahih,

sebelumnya perlu dilakukan uji asumsi klasik untuk mengetahui

dipenuhinya…. .” Penggunaan kata dipenuhinya pada kalimat tersebut

dirasa belum tepat. Seharusnya kata dipenuhinya diganti dengan kata

terpenuhinya sehingga terdapat kesejajaran makna.

4. Pada bagian Simpulan no.1 penulis menemukan sebuah kalimat yaitu “

Berdasarkan penelitian ini, ditemukan bukti empiris bahwa secara

parsial dan secra bersama-sama tidak terapat pengaruh yang signifikan

21
antara faktor-faktor fundamental perusahaan terhadap tingkat

pengungkapan perusahaan.” Pada kalimat tersebut terdapat

ketidakserasian hubungan makna antara kata antara dan terhadap.

Seharusnya kata terhadap bisa diganti dengan kata dan atau dengan agar

ada keserasian makna.

5. Pada bagian Simpulan terdapat sebuah kalimat yang mengalami makna

jamak berganda yaitu “ Secara bersama-sama faktor-faktor

fudamental….” Makna jamak berganda pada kalimat diatas terlihat pada

penggunaan kata faktor-faktor setelah kata bersama-sama sehingga

menyebabkan kata-kata yang mubair. Seharusnya pada kalimat diatas

tidak perlu menggunakan kata ulang faktor-faktor, cukup dengan

menggunakan kata faktor.

6. Pada simpulan no.2 kembali terjadi kesalahan kalimat dalam keserasian

hubungan makna yaitu antara kata antara dengan terhadap. Seperti

yang telah dijelaskan sebelumnya, kata antara akan menghasikan

keserasian makna apabila diikuti oleh kata dan atau dengan.

BAB III

SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dan analisis yang telah dilakukan pada Bab sebelumnya,

maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Penerapan EYD pada penulisan jurnal yang dilteliti pada umumnya sudan

benar seperti pemakaian huruf besar, huruf miring dan tanda titik. Tetapi,

22
masih terdapat beberapa kesalahan yaitu penggunaan tanda koma dalam

kalimat.

2. Paragraf-paragraf dalam jurnal yang diteliti dikembangkan dengan teknik

deskriptif. Hampir keseluruhan kalimat utama paragraf pada jurnal

terletak di awal paragaf. Pada paragraf-paragraf tersebut juga sudah

terdapat koherensi antar kalimatnya, jadi paragraf-paragraf di dalam jurnal

diteliti sudah termasuk paragraf yang baik.

3. Kalimat-kalimat dalam jurnal yang diteliti sudah memenuhi standar-

standar sebuah kalimat yang efektif. Hanya terdapat beberapa kalimat

yang tidak memenuhi kriteria sebagai kalimat efektif. Kesalahan tersebut

dikarenakan oleh ketidakserasian makna dan pemilihan kata yang tepat.

KEPUSTAKAAN

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.1996. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang

Disempurnakan .Jakarta: Balai Pustaka.

Alwi Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

23
DAFTAR LAMPIRAN

Dian. 2002. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. VII No.1 Maret 2002. Jakarta :

24

You might also like