Professional Documents
Culture Documents
TUGAS AKHIR
Oleh :
EDI SUSANTO
03 081 031
Disusun oleh :
Nama : Edi Susanto
No. Bp : 03 081 031
Jurusan : Teknik mesin
Program Spesialis : Maintenance
Disetujui oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Disahkan Oleh :
Ketua Sekretaris
Anggota Pendamping
Hari ini……
Seiring rasa syukurku kepada-Mu Ya Allah
Dari lubuk hati yang paling dalam
Kupersembahkan setetes keberhasilan ini
Kepada ayahanda
Yang telah memberikan semangat dan kasih sayang kepadaku
Kepada ibunda
Yang telah melahirkan, membesarkan serta mendidik dan
membimbingku
Hingga aku menjadi orang yang berguna
Dalam curahan kasih sayangmu
Telah kuraih sepenggal cita
Dan berjuta asa yang pernah ada
Ya Allah rangkullah Ia dalam rahmat dan karunia-Mu
Dan tempatkanlah Ia ditempat yang baik disisi-Mu
Amin…… ya rabbal alamin.
Thaks to :
BIODATA
(a) Tempat / Tgl Lahir : Sedayu / 08 Mei 1984 (b) Nama Orang Tua : Suyitno dan
Karyati (c) Fakultas : Politeknik (d) Jurusan :Teknik Mesin Maintenance (e) No. BP
: 03 081 031 (f) Tanggal Lulus : 25 Agustus 2006 (g) Prediket Lulus : ……
…. (h) IPK :……… (i) Lama Studi : 3 Tahun (j) Alamat Orang Tua : Perumahan PT
Tidar Kerinci Agung (PT. TKA) kec. Sangir, kab. Solok selatan.
ABSTRAK
Pompa injeksi (injection pump) dan nozzle (alat pengabut) untuk menyemprotkan bahan bakar yang diperlukan
dalam sistem motor diesel guna untuk melakukan pembakaran. Bahan bakar ini harus berupa minyak ringan
yang memungkinkan dapat terbakar dengan sendirinya (self ignition). Injection Pump terbagi atas dua macam
yaitu Injection Pump tipe Inline dan Distributor. Pada Injection pump tipe Inline, setiap silinder mengunakan
satu buah pompa injeksi untuk melakukan penyemprotan bahan bakar. Sedangkan Injection Pump tipe
Distributor, hanya mengunakan sebuah pompa dimana bahan bakar disalurkan dengan tekanan tinggi ke dalam
akumulator oleh pompa tersebut, dari sini disalurkan lagi kebeberapa nozzle melalui Distributor yang merupakan
sistem kontrol terhadap jumlah dan besar tekanan minyak. Akumulator dilengkapi dengan katup pengaman untuk
memelihara agar tekanan tetap konstan. Cara kerja Injection Pump : bahan bakar dari fuel tank masuk ke fuel
filter, feed pump, masuk ke Injection Pump, dari Injection Pump diteruskan ke nozzle dan masuk ke ruang
silinder, selanjutnya bahan bakar yang tidak sempat disemprotkan akan dikembalikan ke fuel tank. Tujuan dari
analisa ini adalah mengidentifikasi perbedaan, kerusakan yang sering terjadi, dan bagaimana cara mengatasinya
serta cara melakukan perawatan pada kedua tipe tersebut. Kerusakan yang sering terjadi Plunger yang tergores,
biasanya diakibatkan oleh adanya pemakaian bahan bakar yang telah terkontaminasi dengan bahan lain (air), dan
dapat juga diakibatkan oleh kotoran yang mengendap pada fuel tank yang terbawa oleh bahan bakar saat bahan
bakar dipompakan dimana fuel filter tidak bekerja dengan semestinya.
Tugas Akhir ini telah dipertahankan didepan sidang penguji dan dinyatakan lulus pada tanggal 25 Agustus
2006 abstrak telah disetujui penguji :
Tanda Tangan 1 2 3 4
Nama Terang Ir. Maimuzar, MT Adriansyah, ST Ir. M. Elfian Hadi Hj. Dra. Yuli Yetri. MSi
Mengetahui :
Ketua Jurusan Teknik Mesin : Ir. Maimuzar, MT Tanda Tangan
Alumnus telah mendaftar ke Fakultas / Universitas Andalas dan mendapatakan nomor alumnus :
Petugas Fakultas / Universitas
Nomor Alumni Fakultas Nama Tanda Tangan
Pembimbing I Pembimbing II
KATA PENGANTAR
Asssalamu′alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis diberikan kesempatan untuk
menyelesaikan tugas akhir ini.
Analisis kerusakan Injection Pump tipe Inline dan Distributor pada produk
Mitsubishi merupakan tugas akhir untuk menyelesaikan pendidikan pada Politeknik
Negeri Padang, khususnya jurusan teknik mesin dengan spesialis maintenance.
Sembah sujud penulis aturkan kepada ayahanda dan ibunda tercinta, serta kepada
adik yang tiada hentinya berdo`a untuk kesuksesan penulis, semoga angan dan cita-cita
terwujud dalam kehidupan nyata.
Dalam pembuatan tugas akhir ini penulis banyak mendapat kesulitan, tetapi
Alhamdulillah berkat bantuan dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan segala
kesulitan tersebut. Oleh karena itu, sudah selayaknya penulis dengan rasa hormat
mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Ir. Suhendrik Hanwar. MT, Selaku Direktur Politeknik Negeri Padang
2. Bapak Ir. Maimuzar. MT, Selaku Kepala Jurusan Teknik Mesin
3. Bapak Hendra. ST, Selaku Koordinator Program Studi Maintenance
4. Ibu Hj. Dra. Yuli Yetri. MSi, Selaku Pembimbing I dalam penulisan tugas akhir.
5. Bapak Yazmendra Rosa. ST, MT selaku pembimbing II dalam penulisan tugas
akhir.
6. Bapak dan Ibu staf pengajar Politeknik Negeri Padang
7. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun
materil yang telah membantu dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.
Penulis menyadari dengan sedalam-dalamnya bahwa tugas akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritikan yang
bersifat membangun agar dapat tercapainya kesempurnaan tugas akhir ini.
Akhir kata penulis kembali mengucapkan ribuan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan tugas akhir ini, semoga tulisan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dalam menambah ilmu pengetahuan.
EDI SUSANTO
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
I.2 Pembatasan Masalah.................................................................. 1
1.3 Tujuan....................................................................................... 1
1.4 Metode Pengumpulan Data....................................................... 2
1.5 Sistematika Penulisan............................................................... 2
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.......................................................................... 58
5.2 Saran.................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
1.3 Tujuan
Mengidentifikasi perbedaan antara Injection Pump tipe Inline dan Distributor, dapat
menganalisa penyebab kerusakan, cara mengatasinya serta perawatan terhadap komponen -
komponen Injection Pump tersebut.
1.4 Metode Pengumpulan Data
Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis mengambil referensi dari berbagai
sumber, seperti observasi, interview dan Studi Pustaka.
BAB I PENDAHULUAN
Bab I, berisikan tentang latar belakang, batasan masalah, tujuan, dan metode
pengumpulan data, serta sistematika penulisan.
BAB V PENUTUP
Bab V, berisikan kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
LANDASAN TEORI
Sistem bahan bakar terdiri dari injection assembly Injection Pump proper, governor
feed pump, automatic timer, fuel filter, water separator, injection nozel, injection pipe dan
part-part lain. Bahan bakar dialirkan dari fuel tank masuk ke suction pipe, ke feed pump,
ke filter, ke Injection Pump dan Injection nozzle. Kelebihan bahan bakar dari pompa
injeksi dikembalikan ke tangki bahan bakar. Injection Pump berfungsi untuk memompakan
bahan bakar dari fuel tank dan membaginya kemasing-masing nozzle yang sesuai dengan
FO nya.
Injection Pump terbagi dua yaitu :
a. Jenis Inline (Independent System)
Pada sistem ini, setiap silinder mengunakan sebuah pompa injeksi
Gambar 2.2 Sistem aliran bahan bakar injection Pump tipe Inline
Gambar 2.3 Sistem aliran bahan bakar injection Pump tipe Distributor
Plunger didorong ke atas oleh camshaft dan dikembalikan oleh plunger spring,
plunger bergerak ke atas dan ke bawah di dalam plunyer barel dan pada jarak stroke yang
telah ditetapkan guna mensupplay bahan bakar dengan tekanan. Dengan naik dan turunnya
plunger berarti akan membuka dan menutup suction dan discharge ports sehinga mengatur
banyaknya injection bahan bakar.
Camshaf ditahan dengan dua buah taper roller bearing pada kedua ujungnya dan
dilengkapi dengan beberapa cam untuk mengerakkan plunger dan sebuah exsentrik sebagai
pengerak feed pump. Camshaft digerakkan oleh injection pump gear pada setengah putaran
engine.
a. Plunger
Gambar 2.4 Cara kerja plunger pada Injection Pump tipe Inline
Plunger memiliki sebuah groove berbentuk potongan miring pada sisinya seperti
pada gambar 2.2 diatas. Pada bagian atas plunger terdapat lubang yang berhubungan
dengan groove tersebut. Plunger barrel mempunyai sebuah suction dan discharge
port. Bahan bakar disalurkan ke Injection Pump dengan tekanan seperti yang
diterangkan di bawah dengan gerak berputar dari camshaft atau gerakan turun naik
dari plunger. Dengan plunger pada posisi paling bawah (BDC) bahan bakar
mengalir melalui suction/discharge port ke plunger barel. Saat camshaft berputar
plunger bergerak keatas dan ketika kepala plunger berada pada posisi segaris
dengan suctio/discharge port maka bahan bakar mulai di kompresikan. Ketika
plunger bergerak ke atas lebih jauh, tekanan bahan bakar naik sampai delivery valve
terdorong ke atas melawan dan mengalahkan delivery valve spring. Saat delivery
valve terdorong ke atas bahan bakar mengalir masuk ke injection pipe untuk
dikompresikan pada nozzle. Ketika plunger bergerak lebih jauh ke atas dan
potongan groove pada plunger bertemu dengan suction/dicharge port, tekanan
bahan bakar yang tinggi mengalir melalui lubang pada plunger dan bergerak melalui
groove kembali ke suction/discharge port. Plunger stroke selama bahan bakar
dialirkan dengan tekanan yang disebut dengan efektif stroke. Fuel injection rate
akan meningkat atau menurun tergantung beban engine dengan memutar plunger
pada sudut yang pasti untuk merubah posisi dimana groove bertemu dengan lubang
(port) selama gerakan ke atas demikian akan menambah atau mengurangi efektif
stroke. Gambar 2.2 di atas menggambarkan suatu sistim yang merubah plunger
efektif stroke. Kontrol rack adalah terpasangan dengan floating lever pada governor,
saat kontrol rack bergerak ke kanan atau ke kiri dengan kerja dari kontrol pedal atau
govenor. Kontrol sleeve berhubungan dengan gerakan rack selama bagian bawah
kontrol sleeve berhubungan dengan kuku dari plunger, plunger bergerak dengan
kontrol sleeve dengan demikian efektif stroke dapat bervariasi baik penambahan
ataupun pengurangan fuel injection rate. Bila lebih jauh kontrol rack ditarik ke arah
govenor, maka efektif stroke dan fuel injection rate berkurang. Semua plunger
dihubungkan dengan sebuah kontrol rack maka masing-masing plunger akan
berputar dengan jumlah putaran yang sama.
Gambar 2.5 Cara kerja plunger pada Injection Pump tipe Distributor
Drive shaft memutar feed pump, cam disk dan plunger secara bersama-sama
gerakan maju mundur plunger terjadi akibat gerakan dari bentuk permukaan cam
disk yang berputar terhadap roller assembly. Bila inlet slit dari plunger dan inlet
port dari plunger barrel yang dipasang di pres pada kepala distributor sejajar, bahan
bakar akan dihisap kedalam ruang tekan. Setelah inlet port barrel plunger telah
ditutup oleh plunger, plunger akan naik. Sesudah outlet slit plunger dan outlet port
sejajar, tekanan pada ruangan tekan telah melampaui tekanan sisa yang ada di
dalam saluran bahan bakar pipa injeksi dan delivery valve telah membuka, maka
bahan bakar akan mengalir ke pipa injeksi kemudian melalui nozzle diinjeksikan ke
silinder mesin. Setelah cut off port plunger telah sejajar dengan ujung permukaan
dari kontrol sleeve, pengiriman bahan bakar oleh plunger berakhir. Plunger barrel
hanya memiliki satu buah inlet port akan tetapi memiliki sebuah outlet port untuk
setiap silinder mesin. Walupun plunger memiliki inlet yang sama banyaknya
dengan jumlah silinder mesin, tetapi hanya memiliki satu outlet slit.
b. Delivery valve.
B. Automatic timer.
a. Automatic timer pada Injection pump tipe Inline
Injection timming berubah-ubah secara otomatis sesuai dengan kecepatan putaran
engine. Automatic timer dipasangkan dengan kuat pada injection pump camshaft dengan
round nut sebagai pengikatnya dan digerakkan oleh idler gear yang dihubungakan dengan
injection pump gear. Pada tiap-tiap fly weight dilengklapi dengan sebuah lubang pada
bagian ujungnya dimana timer hub pin dipasangkan. Permukaan yang melengkung pada fly
weight akan berhubungan dengan injection pump gear pin. Timer spring dipasangkan pada
timer hub pin dan injection pump gear pin.
Ketika engine berputar pada kecepatan rendah tidak ada tenaga sentrifugal yang
disalurkan ke fly weight dan timer spring tetap dalam posisi memanjang. Ketika engine
berputar pada kecepatan tinggi, fly weight bergerak keluar akibat dari adanya tenaga
sentrifugal dimana timer hub pin saat itu didorong oleh permukaan yang melengkung dari
fly weight searah dengan penekanan dari timer spring.
Namun demikian injection pump gear pin tidak dapat bergerak sebab terpasang
dengan gear, dengan demikian time hub pin akan terdorong pada arah putaran selama
terdorong oleh timer spring yang mengerakkan camshaft pada arah putaran untuk merubah
injection timing.
Gamabr 2.9 Cara kerja Automatic timer injection pump tipe Distributor.
Karena selang waktu saat pembakaran pada mesin diesel akan bertambah besar bila
kecepatan mesin bertambah, maka perlu adanya penyesuaian terhadap selang waktu
tersebut dengan mengembangkan saat injeksi. Untuk mengatasi sebuah timer dipasang
dibagian bawah pompa injeksi. Seperti terlihat pada gambar di atas, sebuah timer spring
dipasangkan didalam ruangan timer yang bertekanan rendah. Tekanan pada ruang pompa
melalui lobang piston akan bekerja pada sisi ruang yang bertekanan tinggi dari timer
piston. Lubang timer piston tersebut bekerja untuk mencegah gerak yang tidak pasti pada
tekanan bahan bakar yang berubah–ubah. Gerak dari timer piston akan mengakibatkan
bergeraknya pin roller holder assembly kearah yang berlawanan dengan putaran pompa.
Bila tekanan pada ruangan pompa telah melampaui gaya pegas tiemer spring
karena bertambahnya putaran pompa. Timer piston akan menekan timer spring dan
mengerakkan roller holder assembly ke arah yang berlawanan dengan arah putaran pompa.
Karena gerakan tersebut maka cam dari permukaan cam disk akan lebih cepat bertemu
dengan roller dari roller holder sehinga saat penginjeksian dikembangkan.
Bila kecepatan pompa berkurang maka gaya pegas tiemer spring akan melampaui
tekanan pada ruang pompa. Roller holder assembly bergerak untuk memundurkan saat
injeksi. Peralatan tambahan juga digunakan seperti solenoid tiemer cold start device dan
load tiemer untuk mengubah–ubah saat injeksi didalam wilayah kecepatan mesin dan
beban menurut spesifikasinya.
C. Feed pump
Feed pump digerakkan oleh injection pump camshaft priming pump dapat
digerakakan secara manual untuk memompakan bahan bakar saat injection pump tidak
bekerja, dan dapat digunakan saat membuang angin (Air bleding) dari fuel sistem.
Gauze filter menyaring kotoran yang berbentuk kasar pada bahan bakar dari tank,
agar tidak terjadi penyumbatan pada feed pump.
Gauze filter harus selalu dibersihkan secara berkala. Ketika tappet B dan piston C
terdorong ke atas oleh camshaft A, bahan bakar pada suction chamber akan membuka out
late check valve D dan bahan bakar mengalir ke pressure chamber.
Saat camshaft A berputar dan cam tidak mendorong piston maka piston C didorong
kembali oleh piston spring E untuk menekan bahan bakar pada presure chamber ke fuel
filter. Saat itu pada suction chamber terjadi kevakuman menyebabkan inlate check valve F
terbuka dan bahan bakar masuk.
Saat tekanan pada fuel filter atau injection pump melebihi nilai yang telah
ditetapkan maka piston C menjadi tidak dapat kembali pada posisi semula, sebab piston
spring E menghentikan penekanan terhadap bahan bakar.
Feed pump terdiri dari sebuaha rotor, blade–blade dan liner. Putaran shaft diteruskan
oleh key ke rotor untuk memutar rotor. Bagian dalam dari permukaan liner tidak lurus
terhadap sumbu putaran rotor. Empat buah blade terpasang pada rotor tersebut. Pada
saat berputar, gaya sentripugal akan mendorong blade ke arah keluar sampai
menyentuh liner dan akan membentuk empat buah ruangan bakar. Volume dari
keempat ruangan tersebut akan bertambah kecil maka bahan bakar akan
dikompresikan.
D. Injection nozzle.
Bahan bakar dialirkan dari Injection Pump masuk ke nozzle hole. Ketika tekanan
bahan bakar melebihi tekanan yang telah ditetapkan, tekanan bahan bakar akan
mengalahkan kekuatan spring dan mendorong nedlee valve ke atas dan menyemprotkan
bahan bakar dari injection criffice pada bagian ujung nozzle kedalam silinder. Tekanan
penginjeksian dapat distel dengan menambah atau mengurangi jumlah washer pada spring.
E. Fuel filter.
Bila telah tiba saat penggantian fuel filter maka filter dapat diganti secara tepat
waktu.
Engine control mengatur operasi engine dengan cable yang dihubungkan dari
tempat duduk pengemudi dan terdiri dari throttle cable, accelerator control cable, stop
cable dan part-part lainnya. Dengan menekan accelerator pedal akan menyebabkan
accelerator control cable mengerakkan adjusting lever maju ke depan ke posisi langkah
penuh sehingga putaran engine naik.
Saat fuel pump menghisap bahan bakar dari tangki, maka terbentuk negatif
pressure pada pipa dan tangki, hal ini dapat mengakibatkan tangki menjadi rusak.
Oleh karena itu breather tube memasukkan udara kedalam tangki agar tangki selalu
dalam keadaan bertekanan sama dengan udara bebas.
Fuel gauge dipasangkan pada bagian atas tangki sedangkan perlengkapan untuk
informasi jumlah bahan bakar dipasangkan pada spido meter.
BAB III
TINJAUAN UMUM PERAWATAN
Inspeksi
(Inspection)
Mesin Rusak Yang Sudah Direncanakan Sebelumnya
(Breakdown Maintenance)
Penyetelan
Small Repairing
Minor
Running Maintenance Mayor Overhaul
Overhaul
1. Dengan automatik timer dilepaskan pasang dan round nut (special tool) dan pasang
pada injection pump tester.
Lepaskan kontrol racks cover dan pasang position measuring device (special tool).
Kendorkan idling set bolt dan full speed set bolt. Dorong control rack ke arah
governor dengan penuh dan setkan posisi ini pada “O” dari rack position
measuring device (special tool).
2. Memeriksa langkah control rack.
Lepaskan delivery valve spring dan stoper dari delivery valve holder. Beri oli pada
injection pump dan buang angin (air bleeding). Periksa control rack dari gerakan
kembalinya saat ditekan ke arah governor dengan penuh dan dilepaskan. Rack
dalam keadaan baik bila dapat kembali dengan baik dan lancar, serta stroke
pengembalian sesuai dengan ketentun yang ditetapkan.
3. Mengukur prestroke.
Tempatkan posisi rack pada 21 mm dan setkan prestroke measuring devive (special
tool) pada tappet guide no.1 cylinder.
Dengan memakai cylinder no.1 pada BDC alirkan fuel dengan tekanan kepada
Injection Pump dengan high pressuring pump dari pump tester. Biarkan nozzle
mengalir dari cover flow pipe pada nozzle.
Gambar 3.7 Minyak berhenti jika prestroke telah didapatkan.
Putar coupling pada tester perlahan-lahan sampai fuel berhenti mengalir dari cover
flow pipe.
Langkah plunger dari BDC hingga fuel benar-benar berhenti mengalir, hal ini
disebut dengan prestroke. Baca prestroke pada dial indikator.
Catatan: Pada saat mengukur prestroke, yakinkan bahwa adjusting lever pada
posisi full load. Bila prestroke diluar ketentuan, setel seperti berikut ini.
4. Menyetel prestroke.
Dengan tappet pada TDC, masukkan spring holder antara lower spring seat dan
tappet. Putar camshaft dan akan didapat clearence antara lower spring seat dan
tappet. Tambahkan atau kurangi ketebalan shim untuk dimasukkan pada clearence
guna penyetelan prestroke. Bila shim terlalu tebal maka stroke menjadi kecil,
sebaliknya bila shim terlalu tipis prestroke menjadi besar.
5. Mengukur injection timing interval
Bila injection star silinder nomor satu digunakan sebagai patokan, baca injection
interval dari tiap-tiap silinder sesuai dengan urutan penginjeksian dengan memakai
skala pada tester. Bila interval diluar dari ketentuam stel seperti penyetelan pada
prestroke. Urutan penginjeksian : 1 - 3 - 4 – 2.
6. Dengan mengunakan pressure gauge yang cocok, lalu ukur tekanan ruangan pompa
pada kecepatan menurut standarnya. Bila tidak didapat tekanan plug dari regulating
valve mengunakan adjusting device.
7. Penyetelan idling, dengan cara bebaskan kontrol lever dari spring. Kemudian
pasang measuring device pompa injeksi untuk mengukur sudut dari kontrol lever.
8. Stel jumlah injeksi kecepatan maximum dengan cara letakkan control lever pada
posisi kecepatan maximum, pada putaran pompa kecepatan maximum tanpa beban
hinga didapatkan injeksi yang diinginkan dengan menyetel maximum speed stopper
bolt.
4. 1 Injection Pump
Pompa injeksi (injection pump) dan nozzle (alat pengabut) untuk menyemprotkan
bahan bakar yang diperlukan dalam sistem motor diesel. Bahan bakar ini harus berupa
minyak ringan yang memungkinkan dapat terbakar dengan sendirinya (self ignition). Yang
mana Injection Pump ini terbagi atas dua jenis yaitu :
1. Tipe Inline.
2. Tipe Distributor
Perbedaan antara kedua jenis menurut data yang diperoleh di lapangan yaitu bengkel
resmi Mitsubishi ini adalah:
4.1.1 Untuk Tipe Inline
A. Dilihat dari kontruksinya:
a. Kontrusinya lebih sederhana.
b. Suku cadangnya murah ditemukan.
c. Cara kerjanya sederhana.
d. Harga suku cadangnya mahal.
e. Penyetelan minyaknya lebih rumit (dilakukan satu persatu)
f. Memiliki empat buah plunger untuk mobil yang empat piston.
B. Dilihat berdasarkan pemakaiannya :
Dikarenakan tipe inline memiliki dan menghasilkan tekanan penyemprotan yang
tinggi maka tipe inline ini cocok digunakan untuk mobil tranportasi ukuran besar yang
memerlukan tenaga yang besar seperti colt diesel dan fuso.
C. Dilihat berdasarkan cara kerjanya:
Untuk tipe inline cara kerjanya secara langsung dimana bahan bakar disalurkan ke
Injectoin Pump dengan tekanan seperti yang diterangkan di bawah dengan gerak berputar
dari camshaft atau gerakan turun naik dari plunger. Dengan plunger pada posisi paling
bawah (BDC) bahan bakar mengalir melalui suction/discharge port ke plunyer barel. Saat
camshaft berputar plunger bergerak ke atas dan ketika kepala plunger berada pada posisi
segaris dengan suction/discharge port maka bahan bakar mulai di kompresikan. Ketika
plunger bergerak ke atas lebih jauh, tekanan bahan bakar naik sampai delivery valve
terdorong ke atas melawan dan mengalahkan delivery valve spring. Saat delivery valve
terdorong ke atas bahan bakar mengalir masuk ke injection pipe untuk dikompresikan pada
nozzle masuk kedalam silinder engine. Ketika plunger bergerak lebih jauh ke atas dan
potongan groove pada plunger bertemu dengan suction/dicharge port, tekanan bahan bakar
yang tinggi mengalir melaui lubang pada plunger dan bergerak melalui groove kembali ke
suction/discharge port.
4.2 Analisa kerusakan yang sering terjadi pada kedua tipe Injection Pump
4.2.1 Untuk Injection Pump tipe Inline kerusakan yang sering terjadi adalah :
1. Pada plunger kerusakan yang sering terjadi yaitu tergores.
Penyebab: pemakaian bahan bakar yang terkontamiasi dengan bahan lain, adanya
kotoran yang mengendap pada tangki bahan bakar, saringan bahan bakar yang tidak
bekerja dengan baik (lama tidak diganti).
Perbaikan: bersihkan tangki bahan bakar dan bersihkan atau diganti saringan minyak
dengan yang baru.
2. Delivery valve yang aus.
Penyebab: dikarenakan Injection Pump tipe inline ini memiliki tekanan yang tinggi
dan pemakaian yang telah lama, maka katup delivery ini akan aus akibat fungsi
kerjanya untuk menahan tekanan yang dihasilkan.
Perbaikan: delivery valve ini jika terjadi keausan maka perbaikanya diganti dengan
yang baru.
3. Bearing aus.
Penyebab: adanya getaran, putaran kejut saat Injection Pump beroperasi.
Perbaikan: jika terjadi keausan pada bearing ganti dengan yang baru.
4. Sliding block yang aus.
Penyebab: fungsi dari sliding block mengatur keluarnya bahan bakar yang memiliki
gigi-gigi pinion yang berubungan dengan plunger barrel, jika pemakaiannya telah
lama gigi-giginya akan aus.
Perbaikan: ganti dengan yang baru.
5. Busing stang gas aus.
Penyebab: fungsi dari busing stang gas adalah untuk kedudukan as stang gas. Karena
telah lama dipakai dan adanya gesekan dengan as stang gas maka busing tersebut
akan aus.
Perbaikan: Ganti dengan yang baru.
4.2.2 Untuk Injection Pump tipe Distributor kerusakan yang sering terjadi:
1. O-ring menjadi keras.
Penyebab: karena panas yang di hasilkan Injection pump akan membuat O-ring
yang terbuat dari karet tersebut akan menjadi keras.
Perbaikan: setiap pembongkaran sebaiknya O-ring selalu diganti guna mencegah
terjadi kebocora pada Injection Pump.
2. Mesin tidak mau hidup.
Penyebab: tangki bahan bakar yang kosong, Pipa saluran bahan bakar yang
tersumbat, adanya udara yang terperangkap pada ruang bahan bakar, blade feed
pump macet, kabel magnet putus atau tidak mau bekerja.
Perbaikan: isi bahan bakar apabila kosong, bersihkan saluran bahan bakar jika
tersumbat, buang udara yang terperangkap pada ruang bahan bakar lakukanlah air
bleding dengan memompakan feed pump, Periksa kabel penghubung magnet
perbaikilah jika putus dan apabila feed pump tidak berfungsi berkemungkinan
blade feed pump macet, bongkar dan perbaiki.
3. Nozzle tidak bekerja.
Penyebab: nozzle atau nozzle holder tidak berfungsi atau rusak, kerusakan ini juga
terjadi pada Injection Pump tipe Inline.
Perbaikan: Periksa saluran bahan bakar dari Injection Pump (periksa saluran dari
kotoran yang menyumbat) setelah saluran bahan bakar baik, lakukan pengecekan
bila perlu lakukan pembongkaran pada nozzle bersihkan, jika nozzle tidak dapat
dipakai lagi ganti dengan yang baru.
4. Mesin tidak mencapai kecepatan maksimal.
Penyebab: Governor spring terlalu lemah, Control lever tidak dapat mencapai
posisi kecepatan maximum, dan penyemprotan bahan bakar tidak baik kerusakan ini
juga dialami oleh Injection Pump tipe Inline.
Perbaikan: Untuk spring governor bila telah lemah ganti dengan yang baru, aturlah
control lever dengan memutar adjusting lever dan periksalah saluran bahan bakar,
nozzle
4.3 Urutan Pembongkaran Injection Pump
Pertama kita lepaskan injection pump dari engine dengan cara : Tahan injection
pump dengan tangan, lepaskan lima buah baut pengikat injection pump flage plat.
Kemudian lepaskan injection pump ke arah belakang, gunakan alat khusus untuk
memudahkan pelepasan.
Putar camshaft untuk meyakinkan bahwa resistensi mencapai nilai yang telah
ditetapkan pada segala posisi.
Apabila melebihi nilai yang telah ditetapkan mungkin penyebabnya adaah :
1. Control rack atau giginya rusak
2. Gigi pinion rusak atau pinion yang berhubungan dengan housing rusak
3. Momen pengencangan pada delivery valve holder berlebihan.
4. Lepaskan cover plate dan gunakan coupling dengan round nut serta holding
wrench. Putar camshaft dengan plunger pada tiap-tiap cylinder berada pada TDC,
pasang tappet insert pada lubang tappet satu persatu.
5. Pasang camshaft clereance gauge pada camshaft untuk mengukur end play.
Gambar 4.6 Melepas camshaft.
6. Lepaskan camshaft, pukul perlahan dengan hamer plastik dari sisi governor.
Catatan : Pastikan bahwa cam pada camshaft tidak menyentuh dengan tappet. Dan
pasang flyweight round nut pada ujung camshaft guna melindungi ulir dari
kerusakan.
7. Melepas tappet
Masukkan roller clamp untuk mendorong tappet keatas. Dengan tappet dalam
keadaan terdorong lepaskan tappet insert dan masukkan tappet clamp melalui
camshaft hole, lalu jepit tappet dan tarik keluar.
8. Masukkan plunger clamp (special tool) dari bagian bawah pompa dan cocokkan
ujung plunger clamp ke lower spring seat. Kemudian tarik plunger clam ke luar
maka plunger akan terlepas.
Catatan : Ketika melepas plunger, pastikan bahwa lower spring menghadap keatas
guna mencegah terjatuhnya plunger.
Setelah membersihkan dengan solar periksa apakah plunger bisa turun dengan
lembut pada barrel dengan sendirinya.
Dengan cara :
a. Miringkan barrel 600
b. Tarik plunger sekitar 10 – 15 mm dan lepaskan.
c. Putar plunger pada barrel apakah tidak mengalami sendat atau macet.
d. Ganti plunger bila tidak bisa turun dengan sendirinya.
2. Delivery valve.
Bersihkan delivery valve dan bersihkan dengan solar kemudian periksa dari
kerusakan. Tutup bagian bawah valve seat dengan jari dan tekan piston dengan jari
lain. Bila piston melambung kembali ketika jari-jari dilepaskan maka valve dalam
kondisi baik jika tidak kembali maka ganti valve.
3. Tappet
Pasang dial gauge pada teppet roller dan periksa clereance dengan menggerakkan
roller keatas dan kebawah rod. Bila clerence melebihi limit ganti tappet dengan
yang baru.
2. Pada saat memasang plunger barrel yakinkan bahwa knock pin yang terpasang
pada housing dalam keadaan lurus dengan lokasi notch pada plunger barrel.
Pastikan bahwa tonjolan knock pin projection sekitar 0,7 mm dari housing. Apabila
tonjolan lebih kecil dari 0,7 mm, keluarkan sedikit dari housing.
3. Dengan gasket baru terpasang pada delivery valve masukkan valve pada tempatnya
hingga kuat dan bertemu dengan permukaan plunger barrel. Gunakan delivery
valve gasket installer. (special tool)
5. Dengan control rack tepat ditegah-tengah pasang control pinion dan control sleeve.
6. Memasang plunger
7. Jepit tappet dengan tappet clamp dengan memakai tappet guide luruskan dengan
housing groove dan masukkan tappet kedalam rumah pompa.
Gambar 4.20 Melepas tappet insert.
8. Gunakan roller clamp dorong tappet pada TDC. Kemudian masukkan teppet insert
(special tool) dan lepaskan roller camp (special tool). Pastikan bahwa tanda dengan
part number pada plunger flange adalah terletak pada sisi cover plate. Untuk tiap-
tiap silinder, periksa kondisi gerakkan kontrol rack setiap kali tappet insert (special
tool) dimasukkan.
9. Kencangkan delivery valve holder sesuai dengan ketentuan. Periksa juga gerakkan
control rack setip kali valve holder dikencangkan.
10. Pasang camshaft dengan tanda garis pada ujung picth (ulir) mengarah ke drive end
(camshaft gear).
Gambar 4.23 Mengukur end play
11. Dengan bearing cover terpasang sementara ukur end play pada camshaft dengan
menggunakan camshaft clearence gauge. Bila end play melebihi limit stel dengan
shim atau ganti bearing .
Catatan: Gunakan ketebalan shim yang mendekati sama pada sisi timer dan
governor.
Ketebalan shim pada sisi timer 0,10; 0,15; 0,30; 0,50
Ketebalan shim pada sisi governor 0,1; 0,12; 0,14; 0,16; 0,18; 0,50
2. Lepaskan nut spring washer kemudian bracket dan berikan tanda posisi pemasangan
pada control level serta control shaft untuk memudahkan dalam merakit kembali.
3. Lepaskan control level, kemudian spring yang berbentuk silindris berlubang dan
melingkar.
4. Lepaskan nut dan full load adjusting screw bersama dengan washer dan O-ring.
6. Bautkan inserter pada control shaft, kemudian angkat dan pisahkan govenor cover
dan shaft dengan tepat memegang control shaft dengan inserter.
7. Lepaskan control shaft dari govenor spring bersama dengan O-ring dan washer.
8. Lepaskan govenor spring dari retairing pin, kemudian lepaskan pin dan kedua
springnya.
10. Pasang pompa injeksi pada universal vise menghadap keatas, kendurkan govenor
shaft dengan special tool, kemudian lepaskan. Lepaskan flyweight holder bersama
dengan flyweight, washer dan govenor sleeve.
11. Kendorkan plug dengan mengunakan socket wrench, kemudian lepaskan bersama
dengan O-ring. Lepaskan delivery valve holder dengan mengunakan socket wrench,
kemudian lepaskan bersamaan delivery valve dan washer.
16. Lepaskan keempat baut dan distributor head dari rumah pompa.
17. Lepaskan plunger dari housing pompa bersama dengan control sleeve plunger
spring, spring seat, shim dan washer.
19.Kendorkan kedua pivot bolt yang berada pada housing pompa dengan mengunakan
socket wrench, dan lepaskan bersama dengan gasket.
20. Lepaskan govenor lever asembly yaitu starting lever, tersion lever dan corrector
lever dengan melepas masing–masing pivot bolt.
23 Kendurkan ke empat baut lalu lepaskan timer cover bersama dengan timer spring
dan O-ring.
24. Gunakan tweezer (special tool) untuk melepas chip dan pin dari roller holder pin
yang menghubungkan timer piston dengan roller holder asembly.
25 Geserlah roller holder pin kearah tengah dari roller holder asembly.
27. Lepaskan roller assembly dengan menjepit bagian tengah roller holder dengan tang
yang berujung panjang kemudian ditarik secara perlahan.
28. Putarlah drive shaft sampai keyway menghadap bagian atas pompa injeksi, kemudian
pasang oil seal pada drive shaft untuk mencegah jangan sampai keyway merusak oil
seal
31 Kendorkan kedua baut yang memegang feed pump cover, kemudian lepaskan.
32. Setelah melepas rumah pompa dari bracket, masukkan feed pump holder kedalam
rumah pompa dan balikan posisi dari pompa injeksi. Dengan mengetuk rumah
pompa dengan mengunakan palu plastik, lepaskan feed pump assembly bersama
dengan cover dengan menarik feed pump holder kearah bawah.
33. Ganti semua O-ring, gasket, oil seal seal ring.
7. Periksa panjang pegas. Gunakan jangka sorong untuk mengukur panjang bebas dari
setiap pegas
Pegas katup delivery 24.4 mm / 0,961 inchi
9. Gantilah perapat oli/seal dengan menggunakan kunci pas, ungkit keluar seal oli.
Dan berhati–hatilah jangan merusak bodi pompa.
b. Geserlah housing pompa injection keatas feed pump assembly lalu tutupkan diatas
feed pump holder.
c. Sebelum memasang drive shaft pada housing pompa, pasanglah oil seal. Kemudian
putar feed pump dan gerakkan drive shaft hingga segaris dengan keyway dan
woodruff key. Bila telah segaris, pasanglah drive shaft pada housing pump.
b. Pasang roller holder pada rumah pompa dengan roller holder pin diletakkan pada
sisi timer.
Gambar 4.67 Memasang roller holder.
4. Merakit timer.
a. Oleskan gemuk pada slide dan masukkan bersama dengan shim kedalam timer
piston. Dan setelah itu pasanglah timer piston pada rumah pompa.
b. Lalu letakkan piston timer dengan slide hole (yaitu lubang timer piston)
menghadap kearah letak roller holder pin.
c. Untuk menghubungkan timer, tekan roller holder pin yang tadi dimasukan
kedalam slide kedalam slilde kearah timer piston, kemudian pasanglah pin,
pasanglah chip pada pin, setelah dipasang periksa apakah timer piston dapat
digeser–geser dengan lancar. Pasang juga cover bersama dengan shim dan O-ring.
5. Pasang regulating valve dengan mengunakan socket wrench bersamaan denga O-ring,
dan pasangkan pula disk pada drive shaft dengan diameter lubang tengah yang lebih
besar menghadap kearah distributor.
Gambar 4.70 Memasang regulating valve dan disk.
6. Pasanglah cam disk. Sebelum memasang cam disk, putar drive shaft sehingga
keyway-nya menghadap kearah pompa. Selanjutnya arahkan pin yang terpasang pada
cam disk yang berhubungan dengan plunger hingga menghadap kearah yang sama
dengan keyway yaitu menghadap kearah bagian atas pompa.
7. Pasanglah Distriobutor head assembly.
8. Pasanglah distributor assembly. Gunakan socket wrench pasanglah govenor level
assembly pada rumah pompa dengan pivot bolt dan gasket–gasketnya.
9. Pasanglah plunger yang telah dirakit bersama dengan shim yang telah dirakit.
Dengan memasukkan ball pin dari lever assembly kedalam lubang control sleeve,
kemudian masukkan knock pin dari cam disk kedalam groove yang terletak pada
bagian bawah plunger.
Gambar 4.73 Pemasangan plunger dan memasang guid pin, shim, dan spring seat.
11. Pasanglah distributor head yang telah dirakit pada rumah pompa sesudah meletakkan
spring dengan menghadap ke govenor lever, berhati–hati jangan sampai merusak O-
ring.
12. Pasang distributor head pada rumah pompa dengan empat baut, kencangkan satu
persatu dengan kekuatan yang seragam.
14. Pasang O-ring pada plug yang baru kemudian pasang plug ke distributor head dan
pasang juga delivery valve.
Gambar 4.76 Mengencangkan plug dan memasang delivery valve.
15. Pasanglah magnet valve. Pasang spring dan armatur pada magnet valve lalu pasang
magnet valve bersama O-ring, Pada distributor head.
16. Pasang flyweight, shim dan washer pada housing. Pasanglah govenor shaft dan O-
ring pada rumah pompa.
17. Gunakan thickness gauge, ukur kerenggangan antara ujung permukaan flyweight dan
pin yang dipress pada rumah pompa. Setelah kerengan antara 0,15–0,35 mm dengan
mengunakan shim yang berada pada bagian belakang dari flyweight holder.
19. Pasanglah govenur cover. Pasanglah pin bersama dengan spring keatas tersion lever,
lalu hubungkan retairing pin ke govenor spring. Pasang shim dan O-ring pada
control shaft lalu hubungkan govenor spring ke control shaft link.
20. Pasang juga seal ring pada govenor, serta insert kedalam lubang tempat memasang
control shaft yang ada pada govenor cover lalu bautkan pada bagian control shaft
yang akan dikencangkan.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa yang penulis peroleh, maka penulis dapat mengambil kesimpulan
diantaranya adalah :
3. Tanda–tanda kerusakan dari Injection Pump dapat kita ketahui dengan cara
mengamati bunyi yang ditimbulkan oleh mesin pada saat dioperasikan seperti
bunyi mesin yang pincang atau merepet.
Pertanyaan:
1. Apa saja kerusakan - kerusakan yang sering terjadi pada Injection Pump tipe Inline
dan Distributor?
2. Bagaimana cara menentukan bahwa Injection Pump tersebut memang rusak atau
perlu dilakukan pembongkaran?
Engine berbunyi pincang biasanya diikuti dengan adanya asab tebal atau tidak
sama sekali.
Engine tidak hidup biasanya ini terjadi karena plunger yang telah aus.
Engine merepet : a. minyak kotor
b. nozzle tersumbat
Lampiran 2 Angket Pertanyaan Lanjutan
3. Apa saja yang sering diganti pada saat pembongkaran Injection Pump?
a. Tipe Inline :
- Plunger
- O-ring
- Busing stang gas
b. Tipe Distributor :
- O-ring
a. Tipe Inline:
Jika telah diketahui bahwa komponen itu telah rusak dan tidak dilakukan
pengantian maka akan mempengaruhi sistem kerja mesin tersebut.
b. Tipe Distributor:
5. Kenapa tipe Inline digunakan pada kendaraan besar sedangkan, tipe Distributor
hanya digunakan pada mobil kendaraan sedang ?
a. Tipe Inline
Dikarenakan tipe Inline ini memiliki dan menghasilkan tekanan yang kuat
maka tipe ini cocok digunakan pada mobil-mobil besar yang memerlukan
tenaga yang besar.
b. Tipe Distributor
Untuk tipe distributor ini dirancang untuk kecepatan dimana tidak memerlukan
tekanan yang tinggi, maka tipe ini cocok untuk mobil sedang dan kecil.
Keungulan dari tipe ini adalah memiliki tekanan yang tinggi pelumasan dengan
mengunakan oli mesin, covok untuk mobil yang memerlukan tenaga yang besar
bukan untuk kecepatan
Untuk tipe ini keungulan yang dimilikinya dari konstruksi yang ringan
perawatannya, penyetalan minyak yang mudah (tidak diperlukan penyetalan satu
persatu seperti jenis Inline. Dan tipe ini cocok digunakan untuk mobil yang
memerlukan kecepatan tinggi.
Lampiran 4 Angket Pertanyaan Lanjutan
8. Apa perbedaan kedua tipe Injection Pump tersebut ?
a. Tipe Inline
Untuk tipe Inline memiliki konstruksi yang sederhanan suku cadang yang
murah ditemukan penyetelan minyak yang lama memiliki empat buah plunger
untuk mobil empat piston.
b. Tipe Distributor
Untuk tipe Inline memiliki konstruksi yang sederhana ringan cocok untuk
mobil kecepatan tinggi dan memiliki satu plunger (plunger tunggal) untuk
empat silinder.
9. Bagaimana cara menganalisa kerusakan yang terjadi pada Injection Pump tersebut?
Salah satu contoh mesin merepet. Analisa yang perlu dilakukan yang pertama kita
periksa dari tangki bahan bakar satuan bahan bakar kemudian saringan. Jika ini
semua baik, kita lihat nozzle (pengabut) biasanya tersumbat dan jika nozzle dalam
kondisi bagus maka kita lakukan pengecekan terhadap injeksi pump tersebut dan
lakukan pembokangkaran.
Lampiran 5 Angket Pertanyaan Lanjutan
10. Apa yang menyebabkan rusaknya komponen - komponen dari Ijection Pump
tersebut?