You are on page 1of 40

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA.

2010

Penentuan Kategori Lokasi Bencana


Kategori ditentukan berdasarkan informasi tentang kerusakan desa dalam tiap kecamatan. Apabila persentase desa yang rusak cukup tinggi, dianggap kecamatan perlu diberi tambahan bantuan blok grant dan fasilitator. Terdapat empat kategori kecamatan berdasarkan persentase desa rusak dari jumlah desa yang ada di kecamatan, yaitu: Persentase desa yang rusak 0%, masuk kategori Normal. Persentase desa yang rusak kurang dari 20%, masuk kategori Rusak Ringan Persentase desa yang rusak 20% s.d. 60%, masuk kategori Rusak Sedang Persentase desa yang rusak lebih dari 60%, masuk kategori Rusak Berat Kalau hanya melihat persentase desa saja, terdapat banyak kecamatan yang jumlah desa yang rusak cukup banyak, tetapi persentase desa masih rendah karena jumlah desa di kecamatan sangat tinggi. Jumlah kerusakan yang harus ditangani cukup banyak, dan masyarakat yang harus dilatih dan dibimbing juga banyak. Oleh karena itu, dibuat alternatif metode untuk menentukan kategori kecamatan berdasarkan jumlah desa yang rusak, sebagai berikut: Jumlah desa yang rusak 0 atau 1, masuk kategori Normal. Jumlah desa yang rusak 2 s.d. 4, masuk kategori Rusak Ringan Jumlah desa yang rusak 5 s.d. 10, masuk kategori Rusak Sedang Jumlah desa yang rusak lebih dari 10, masuk kategori Rusak Berat

Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

Alternatif yang dipakai untuk penentuan kategori tiap kecamatan adalah metode yang menunjukkan tingkat kerusakan yang lebih berat. Metode di atas didasarkan hasil identifikasi tingkat kerusakan di tiap desa dalam kecamatan yang bersangkutan. Tingkat kerusakan ditentukan sesuai dengan skala di bawah ini : Rusak Total = semua bangunan tidak dapat digunakan lagi, atau hilang Rusak Berat = semua banguan perlu perbaikan yang berat, dan mungkin sebagian bangunan hilang Rusak Sedang = semua bangunan perlu perbaikan dan pembersihan Rusak Ringan = sebagian dari bangunan perlu perbaikan atau pembersihan Untuk menentukan apakah desa masuk kriteria rusak, dapat dipakai kurva yang ada di halaman berikutnya. Penentuan tingkat kerusakan sesuai dengan penjelasan di atas, kemudian dicatat persentase luas desa yang terkena dampak bencana. Sebagai langkah terakhir, dicari titik sesuai dengan tingkat kerusakan dan persentase luas, lalu melihat apakah desa tersebut masuk sebagai desa yang rusak.

Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

Grafik untuk Menentukan Apakah Desa Terhitung Dalam Kategori Rusak atau Tidak Rusak

Tingkat Kerusakan Rusak Total

Rusak Berat DESA RUSAK

Rusak Sedang

Rusak Ringan DESA TIDAK RUSAK

Tidak rusak 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Persentase Desa yang Mengalami Kerusakan

Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

Petunjuk Pengumpulan Data Keadaan Prasarana


Data tentang keadaan prasarana akan dikumpulkan untuk tiap desa di seluruh Sumbar, kecuali laporan tentang prasarana tidak perlu dikumpulkan lagi dari daerah yang terkena bencana alam. Data tersebut dapat digunakan di tingkat lebih atas sebagai dasar laporan kerusakan dan untuk memantau kemajuan pemulihan. Pengumpulan data dilakukan oleh tim dari tiap desa di bawah koordinasi fasilitator desa, TPK, atau orang lain yang dipilih oleh masyarakat. Pengumpulan dapat dilakukan oleh banyak orang agar dapat dilakukan dengan relatif cepat. Penghitungan jumlah per desa dilakukan oleh tim kecil pada blangko Laporan Status Kerusakan Prasarana Desa. Format pengumpulan data maupun blangko laporan termasuk pada suatu file Excel, namanya Laporan Kerusakan. Pengumpulan Data Langkah pertama dalam pengumpulan data adalah pembuatan peta dasar, dengan lokasi tiap unit prasarana dapat langsung ditandai pada peta. Format pengumpulan data diisi sesuai dengan jumlah prasarana yang ada, sehingga perlu banyak lembar. Karena dikerjakan oleh beberapa orang, sebagian dari lembar hanya diisi separoh. Harus mencatat semua unit prasarana secara mendetail, satu per satu. Bagi prasarana yang panjang seperti saluran irigasi atau jalan, prasarana dibagi menjadi beberapa unit sehingga lebih mudah menilai tingkat kerusakan.

Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

Tiap unit prasarana diberi nomor kode. Paling mudah dimulai dari nomor 1 sampai dengan selesai, tetapi karena mungkin dilakukan oleh banyak tim, nomor dimulai dengan huruf sesuai dengan timnya (A1, A2, B1, dst.). Tiap kode unik tidak ada duanya. Kode ini dipindahkan pada peta yang sudah dibuat. Lokasi: Catatan nama adalah untuk memudahkan pengisian peta desa, dan untuk menghindari duplikasi. Dicatat nama lokasi secara deskriptif, sesuai dengan nama daerah, nama dusun, atau nama lain. Bisa juga disebut nama jalan bila dipinggir jalan. Jenis dan Tipe Prasarana: Nama jenis dan tipe agar disesuaikan dengan formulir laporan, karena pada laporan dicatat banyak nama jenis prasarana (misalnya jalan, air bersih, jembatan) dan tipe (misalnya untuk jembatan ada jembatan beton, gelagar besi, gelagar kayu, dan jembatan gantung). Apabila terdapat jenis atau tipe yang belum ada di laporan, boleh menambah sendiri. Pada saat membuat rekapitulasi satu desa, boleh ditentukan oleh tim apakah prasarana tersebut akan masuk kategori yang ada atau perlu dibuat kategori baru. Satuan: Satuan standar terlihat pada formulir Laporan. Banyak jenis prasarana menggunakan satuan unit. Jalan, saluran, jaringan pipa, dan jaringan listrik menggunakan satuan panjang (meter). Sawah, kebun, dan tambak menggunakan perkiraan luas dalam hektar, sehingga tidak perlu dicatat satu per satu, tetapi langsung secara keseluruhan atau per lokasi.

Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

Jumlah Menurut Tingkat Kerusakan: Pada empat kolom ini dicatat jumlah sesuai dengan keadaan di lapangan dan satuan. Untuk yang satuannya meter atau hektar, boleh masuk di beberapa kolom sekaligus. Misalnya, sebuah jalan yang panjang 200 meter, mungkin ada 50 meter yang tidak rusak dan 150 meter yang rusak berat. Kalau satuannya Unit, kemungkinan dicatat dengan angka 1 (satu) saja. Jangan pakai tanda centang (), karena data akan lebih sulit dijumlahkan. Untuk tingkat kerusakan terdapat empat pilihan, yang ditentukan oleh pengumpul data atau fasilitator desa: Tidak rusak, masih dalam keadaan normal dan bisa dipakai. Perlu perbaikan ringan, kalau bisa diperbaiki dalam waktu satu hari atau oleh pemilik sendiri tanpa bantuan. Perlu perbaikan berat, kalau perlu diperbaiki secara kelompok atau yang perlu beberapa hari dapat dikategorikan sebagai rusak berat. Perlu diganti, kalau tidak bisa diperbaiki, lebih baik dibuat baru.

Jumlah menurut Alasan Rusak: Jumlah dimasukkan pula ke salah satu kolom yang tersedia, kecuali yang tidak rusak. Alasan ditentukan oleh tim pengumpul data atau fasilitator desa. Tiga pilihan disediakan sebagai sumber kerusakan, sebagai berikut Konflik, jika kerusakan sebagai akibat dari tindakan konflik, oleh pihak mana pun. Bencana, jika kerusakan disebabkan proses alamiah, termasuk tsunami, longsor, gerakan tanah, banjir, dan sebagainya

Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

Kurang dipelihara, jika rusak karena pemakaian prasarana, yang seharusnya ditangani melalui program pemeliharaan prasarana. Semua formulir pengumpulan data diserahkan kepada tim kecil untuk membuat Laporan.

Laporan Status Kerusakan Prasarana Desa Tiap desa membuat selembar laporan, sesuai dengan hasil pengumpulan data. Blangko laporan boleh diisi dengan tulis tangan tidak perlu diketik. Tim mengumpulkan formulir pengumpulan data dari petugas yang mencatat data lapangan. Untuk tiap jenis dan tipe prasarana, dijumlahkan angka-angka yang ada di kolom-kolom formulir. Hasil akhir merupakan jumlah prasarana yang masuk ke dalam tiap kategori kerusakan. Harus membuat penjumlahan untuk Jumlah menurut Tingkat Kerusakan maupun Jumlah menurut Alasan Rusak. Di bagian bawah formulir ada beberapa data tambahan: Status Warga Desa: Secara sederhana dilaporkan jumlah warga (KK) yang masih ada di desa atau sudah kembali ke desa (tidak termasuk orang yang hanya berada di barak sementara), jumlah KK orang yang sedang pengungsian di desa ini (penghuni sementara), dan jumlah KK yang telah keluar atau pindah dari desa ini karena konflik dan belum kembali. Status Pemerintahan Desa: Dilaporkan keberadaan anggota pemerintah desa serta pelaku PPK, termasuk Kades, Sekdes, Kepala Urusan, dan anggota BPD desa, anggota TPK, dan FD

Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

(termasuk kader desa atau kader teknis). Diisi jumlah orang sesuai dengan informasi terakhir yang telah diketahui.

Lowongan disebut Tidak Ada. Laporan dikirim kepada FK oleh tim desa. Formulir pengumpulan data serta peta desa disimpan di desa. Data entry diperlukan agar supaya data mudah dijumlahkan, pola mudah dilihat, dan status mudah dipantau) akan dikerjakan oleh pihak ketiga. Tidak ada data entry di FK maupun di KM.

Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

Pemetaan Desa yang Terkena Bencana Alam

Mengapa harus mempunyai peta desa? 1. Peta merupakan informasi dasar tentang status prasarana bagi warga, pelaku PNPM Mandiri Perdesaan, dan Pemda setempat. 2. Dasar pembahasan prioritas penanganan, termasuk penjadwalan dan pembagian per tahapan dana. 3. Membantu dalam membuat rencana perbaikan. 4. Koordinasi dengan bantuan lain. 5. Memudahkan laporan dan evaluasi.

Siapa harus membuat peta desa? Pembuatan peta desa menjadi tanggung jawab orang yang ada di desa, antara lain Fasilitator Desa, Tim Pengelola Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan, aparat desa, dan tokoh masyarakat, dibantu warga lainnya. Fasilitator Kecamatan, Konsultan Manajemen, dan aparat Pemerintah Daerah bertanggung jawab untuk membimbing tim pembuat peta serta menyumbang koreksi-koreksi.

Apakah bisa memanfaatkan peta yang sudah ada? Dapat menggunakan peta administrasi yang ada di desa atau peta sosial yang pernah dibuat dalam rangka penggalian gagasan di PNPM Mandiri Perdesaan. Barangkali FK, atau KM, atau Pemda memiliki peta yang dapat digunakan sebagai dasar peta prasarana.

Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

Bagaimana peta yang harus dibuat? Disarankan peta dibuat pada kertas koran atau kertas biasa dengan ukuran minimal A3 (420 x 297 mm). Semakin besar semakin mudah mencatat detail prasarana. Tidak perlu pakai skala, cukup sketsa saja. Pakai spidol berwarna untuk membedakan antara bagian penting di peta, misalnya antara jalan dan sungai dan pantai. Legenda bebas, asal jelas terbaca. Kalau bisa, ditandai arah mata angin (utara/selatan).

Apa saja yang harus dipetakan? 1. Kondisi alam: Bukit Sungai Pantai Sawah Kebun Hutan

2. Prasarana dasar: Jalan Jembatan Listrik Air bersih MCK Tambatan perahu

Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

3. Fasilitas Umum: Sekolah Balai desa Tempat ibadah Posyandu Polindes Pasar/TPI Selain hal-hal di atas, ditandai wilayah pemukiman. Jalan kabupaten dan jalan poros desa ditandai khusus.

Bagaimana cara membuat peta desa? Ada dua kemungkinan, yaitu peta desa masih ada atau harus membuat peta sendiri karena peta lama sudah hilang semua. [akan diisi dengan keterangan cukup lengkap] Apakah ada kaitan dengan format Formulir Pengumpulan Data Status Prasarana di Lapangan? Lokasi prasarana dapat ditandai pada peta desa sambil mencatat keadaan prasarana tersebut. Tiap prasarana diberi nomor urut untuk memudahkan diskusi dan penentuan prioritas. Jangan sampai masyarakat menentukan prioritas Prasarana A, tetapi yang didesain menjadi Prasarana B karena salah paham prasarana mana yang dimaksud.

Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

RENCANA PELAJARAN SURVEI PENGUMPULAN DATA KERUSAKAN


1. Pelatih menjelaskan tujuan dari pekerjaan survei pengumpulan data kerusakan. Peserta ditanya apa saja manfaat dari adanya data ini. Dibahas secara pleno, dengan melempar pertanyaan kepada peserta dan bertanya Bagaimana jawaban ini? Bisa diterima? Sudah lengkap? Ada tambahan? dan sebagainya. 2. Dijelaskan bahwa kegiatan ini terdiri dari bagian teknis dan nonteknis. Kita memfokuskan pada survei teknis, yang merupakan pengumpulan data tentang kerusakan desa. Pokok kegiatan terdiri dari tiga langkah: a. Pembuatan peta desa (sketsa) b. Pengumpulan data secara mendetail (Formulir Pengumpulan Data Status Prasarana di Lapangan, yang formatnya landscape (tidur)) c. Rekapitulasi data kerusakan per desa (Laporan Status Kerusakan Prasarana Desa, yang formatnya potrait (berdiri)) dan perlengkapan peta. Setelah ini dilakukan, format rekapitulasi dikirim kepada FK untuk diperiksa. d. FK memeriksa format, minta dikoreksi atau diperbaiki bila perlu, kemudian membuat rekapitulasi data sekecamatan. e. Kalau sudah lengkap, FK mengirim format kepada KM, yang memeriksa data dan kemudian membuat rekapitulasi sekabupaten.

Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

3. Pelatih mulai dengan penjelasan tentang pembuatan peta desa. a. Peta merupakan sketsa batas desa lengkap dengan prasarana penting (jalan, jembatan, rel kereta api, pasar, kantor desa, gereja, mesjid, dermaga) dan lokasi fitur alam yang penting (sungai, rawa, sawah, ladang, kebun, hutan, pantai, gunung, dan sebagainya). Fungsi informasi ini adalah untuk memudakan penentuan lokasi prasarana lain. b. Peta tidak perlu pakai skala. c. Tiap orang yang mengumpulkan data perlu membawa sketsa porsi peta yang menjadi tanggung jawabnya. Skets ini bisa pada kertas ukuran biasa (A4). 4. Pelatih menjelaskan isi formulir, mulai dengan formulir pengumpulan data di lapangan. a. Dijelaskan kolom satu per satu, sesuai dengan petunjuk. b. Bagian atas diisi dulu. Lembar ____ dari ____ diisi dengan angka sesuai dengan urutan pengumpulan data. Kalau dikumpulkan oleh beberapa orang, diawali dengan huruf besar, misalnya A-1, B-5, C-2 dan sebagainya. Tiap orang mulai dari lembar 1. c. Nomor urut adalah nomor unik yang diberi untuk setiap item prasarana. Jika ada lebih dari satu orang mengumpulkan data, mereka diberi nomor yang berbeda dengan menggunakan huruf besar di awalnya. d. Lokasi adalah tempat prasarana (untuk membantu kita

mengidentifikasi kembali prasarana yang dimaksud)

Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

e. Contoh jenis dan tipe prasarana dapat dilihat pada blangko laporan f. Prasarana yang panjang (jalan, perpipaan, saluran) dapat dibagi menjadi sekian banyak sub-bagian, untuk memudahkan penilaian g. Satuan dicatat sesuai dengan daftar satuan di blangko Laporan. Hal ini penting agar data dapat dijumlahkan dengan tempat lain. h. Ada empat kolom di bawah judul kolom Jumlah Menurut Tingkat Kerusakan. Maksudnya jumlah adalah volume sesuai dengan satuan yang telah ditetapkan. Angka boleh dibagi dalam dua atau tiga kolom, misalnya ada jalan dengan 100 meter tidak rusak, 250 meter rusak ringan, dan 250 meter rusak berat (Total harus sesuai dengan ukuran dan satuan yang ada. Tidak mungkin prasarana dengan ukuran 1 unit dibagi). Pilihan untuk tingkat kerusakan adalah Tidak Rusak, Perlu Perbaikian Ringan, Perlu Perbaikan Berat, Perlu Diganti. Pelatih memberi contoh tiap kategori. Kalau perbaikan ringan, sementara masih bisa dipakai, walaupun rusak. Kalau rusak berat, sudah tidak layak dipakai tetapi bisa diperbaiki. Perlu diganti berarti tidak bisa diperbaiki. Pelatih bertanya apakah ada pertanyaan dari peserta? Dijawab oleh peserta lain kalau bisa, atau dari pelatih. i. Pada tiga kolom terakhir, ada penjelasan tentang alasan rusak. Bagi yang rusak ringan, rusak berat, dan perlu diganti, dimasukkan angka sesuai dengan alasan: Rusak Karena Konflik, Rusak Karena Bencana, atau Rusak Karena Kurang Dipelihara. Alasan rusak bisa lebih dari satu kolom, tetapi volume ketiga kolom sama dengan volume Rusak Ringan, Rusak Berat, dan Perlu Diganti. Pelatih bertanya apakah ada

Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

pertanyaan dari peserta? Dijawab oleh peserta lain kalau bisa, atau dari pelatih.

5. Cara kerja dijelaskan sebagai berikut: a. FD dan orang lain yang akan mengumpulkan data berkumpul untuk diberi penjelasan seperti di atas. Mereka diberi format penumpulan data (beberapa lembar, karena prasarana pasti banyak) dan kertas kosong untuk membuat sketsa daerah yang disurvei. b. Catatan dibuat untuk setiap item Prasarana yang ditemukan, termasuk yang tidak rusak, sesuai dengan urutan ketemu di lapangan. Dimulai di satu titik dan berjalan sampai habis dicatat seluruh prasarana yang ada di bagian kerjanya. c. Data yang sudah dikumpulkan diperiksa oleh FD atau orang lain yang dianggap mampu. Jika ada kesalahan atau yang belum jelas, dicari penjelasan dan dikoreksi. d. Tiap orang membantu melengkapi peta desa yang besar (kertas plano) dengan lokasi prasarana yang dicatat. Tiap prasarana diberi kode sesuai dengan nomor urut (pakai potlot dan tidak perlu pakai huruf besar atau hitam). Nomor urut berfungsi untuk

mengidentifikasi lokasi prasarana yang ada di formulir. Semua orang pakai tanda yang sama, dan dibuat legenda untuk peta. Legenda tidak perlu sama dengan desa lain. e. Tiap peserta diminta membuat contoh legenda sendiri (12 item saja, silakan dipilih sendiri oleh tiap peserta) pada kertas kosong. Kalau sudah dibuat, lembaran kosong dikirim ke orang ketiga yang duduk di sebelah kanan untuk diperiksa (diperiksa secara spiral). Jika
Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

ketemu yang salah, ditandai dan pelatih dipanggil untuk konfirmasi. Hasil dijelaskan oleh pelatih secara pleno. f. Setelah data masuk di peta, tim pengumpul desa membuat laporan rekapitulasi data. Item demi item ditinjau dan tiap pengumpul data ditanya volume yang ada pada lembarannya. Satu orang mengisi blangko laporan. Jumlah kerusakan dan jumlah per alasan diisi setelah diketahui dari tiap pengumpul data. g. Di bagian bawah masih ada dua kotak yang diisi dengan data penduduk dan aparat desa. Data ini dapat dikumpulkan oleh satu orang berdasarkan informasi dari aparat desa dan pelaku proyek PPK. Penduduk terdiri dari jumlah KK yang ada di desa (kecuali orang yang ada di desa sebagai pengungsi dari tempat lain) Jumlah KK yang ada di tempat pengungsian di desa ini. Jumlah KK yang meninggalkan desa ini karena konflik. Untuk enam jenis aparat dan pelaku, ditanya keberadaan pada saat survei. Pilihan adalah Ada di desa, ada di luar desa (dan tahu tempatnya), tidak tahu ada di mana, dan tidak ada (posisi kosong). Format diisi dengan jumlah orang, sehingga kepala desa hanya satu dan anggota BPD bisa beberapa orang. h. Siap dikirim ke FK dan seterusnya. Pelatih bertanya apakah ada pertanyaan dari peserta? Dijawab oleh peserta lain kalau bisa, atau dari pelatih. 6. Peserta dibagi kelompok (sekitar 7-8 orang per kelompok) dan disuruh membuat peta desa (pura-pura), dan tiap orang diminta mengisi
Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

format pengumpulan data dengan 10 buah prasarana. Dilengkapi dengan nomor urut dengan huruf awal A s.d. G atau H. Misalnya F-1 s.d. F-10 untuk orang keenam. 7. Tiap kelompok mencari tempat sendiri, setelah mengambil blangko, kertas plano, dan spidol untuk bikin peta. Diberi waktu 90 menit untuk menyelesaian peta, formulir pengumpulan data, dan rekapitulasi. 8. Pada saat peserta membuat peta, pelatih keliling untuk memberi umpan balik. Masalah yang suka muncul termasuk: a. Pengisian data di formulir pengumpulan data yang tidak tidak sesuai urutan ketemu di lapangan. b. Volume tidak sesuai dengan urutan ketemu di lapangan. Misalnya disebut ada 5 gorong-gorong, padahal ada di lokasi yang berjauhan harus dicatat satu per satu. Begitu juga rumah dan lain-lain. c. Ada item di lengenda yang tidak masuk pada legenda. d. Cara membuat Rekapitulasi kurang efisien. Seharusnya dilihat item demi item, apakah ada? 9. Setelah selesai di semua kelompok, peserta berkumpul untuk mendengar penjelasan tentang jenis kesalahan yang dilihat. Pelatih bertanya apakah ada pertanyaan dari peserta? Dijawab oleh peserta lain kalau bisa, atau dari pelatih.

Catatan: Jika situasi memungkinkan, peserta bisa melakukan suatu studi lapangan untuk menyamakan persepsi tentang tingkat kerusakan.

Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

CATATAN PEMBERSIHAN
Pekerjaan pembersihan dilakukan secara tim. Satu tim disarankan terdiri dari sepuluh sampai dengan dua belas orang. Satu tim mendapat peralatan satu set, yang terdiri dari peralatan di bawah ini. Peralatan yang dibeli harus yang berkualitas baik agar dapat dipakai selama tahap pemersihan dan rekonstruksi. Cangkul Skop Kereta dorong Linggis Palu besar (5 kg) Kampak Gergaji besi Gergaji kayu Parang Tali untuk tarik enam dua dua satu satu satu satu satu dua 10 meter

Alat diserahkan kepada tim oleh TPK. Jika alat selesai dipakai, dikembalikan ke TPK untuk diputuskan penggunaan berikutnya. Akhirnya dapat diserahkan kepada masyarakat.

Prinsip-prinsip dalam pembersihan : 1. Jangan dua kali kerja. Hasil pemersihan dibuang di tempat yang disepakati agar tidak perlu dipindahkan kembali. 2. Tempat pembuangan tidak akan berdampak negatif pada

lingkungan.
Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

3. Ada pemisahan jenis material. Kayu, genteng, dan seng yang dapat digunakan kembali agar disimpan (stok) di satu tempat. 4. Ada koordinator tim agar dapat berkoordinasi dengan tim yang lain. 5. Koordinator membuat daftar hadir yang menjadi dasar pembayaran tenaga kerja, sehingga diharapkan keanggotaan tim tetap. 6. Waktu kerja dapat diatur oleh TPK, akan tetapi pembayaran mengikuti standar yang ditetapkan. 7. Anggota tim bertanggung jawab atas peralatan yang dipegang. 8. Wilayah kerja suatu tim disepakati bersama TPK dan tim yang lain. 9. Prioritas penanganan dalam satu wilayah adalah pembersihan akses, kemudian mengfungsikan kembali (termasuk pembersihannya) fasilitas-fasilitas yang masih dapat dimanfaatkan. 10. Tahap pembersihan akan berlanjut sampai dengan dinyatakan selesai oleh masyarakat, atau kegaitan pemulihan masuk pada tahap rekontruksi. 11. Jika menemukan mayat, dikuburkan sesuai ketentuan yang berlaku. 12. Jika menemukan bangkai binatang, segera dimusnahkan/

dikuburkan untuk menghindari penyakit.

Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN POLA KHUSUS REHABILITASI PASCA BENCANA T.A 2009 DAN T.A 2010 PROVINSI SUMATERA BARAT A. PENDAHULUAN Merujuk Surat Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat No. B.1677/KMK/D.VII/X/2009 tertanggal 5 Oktober. Perihal: Percepatan Pelaksanaan PNPM Mandiri T.A 2010 di Daerah Yang Terkena Bencana Gempa dijelaskan bahwa gempa bumi tektonik berkekuatan 7,6 Skala Richter (SR) yang terjadi pada tanggal 30 September 2009 di Provinsi Sumatera Barat telah mengakibatkan korban jiwa, warga meninggal dunia dan luka-luka berat atau ringan, kehilangan mata pencaharian, kerusakan rumah tempat tinggal, kerusakan bangunan sarana dan prasarana dasar serta sosial ekonomi masyarakat secara bervariasi berat-ringan. Gubernur Sumatera Barat secara resmi telah mengajukan Surat kepada Menteri Dalam Negeri, Surat Nomor 414.21664/BPM-2009 perihal : Usulan Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan Khusus Bencana Gempa bumi di Provinsi Sumatera Barat th. 2009. Dampak langsung dari bencana tersebar di Kabupaten Padang Pariaman (pada 16 Kecamatan), Kabupaten Agam (pada 9 kecamatan), Kabupaten Pasaman Barat (pada 4 kecamatan) dan Pesisir Selatan (pada 6 kecamatan). Pemerintah Indonesia dalam hal ini Departemen Dalam Negeri selaku pelaksana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri-Perdesaan TA. 2009 dan TA 2010, setelah melakukan kajian

Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

dengan memperhatikan dampak yang ditimbulkan serta mempelajari perkembangan pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di lokasi tersebut, memandang perlu melakukan tindak penanganan khusus untuk pemulihan melalui Pola Khusus Rehabilitasi Pasca Bencana. Untuk lokasi Kabupaten Padang Pariaman dapat segera melakukan fase/tahap persiapan pemulihan pada TA 2009 dan pada TA 2010. Rehabilitasi Pasca Bencana dilaksanakan untuk lokasi-lokasi kecamatan di Kabupaten Padang Pariaman, Agam, Pasaman Barat dan Pesisir Selatan yang telah ditetapkan. PNPM Mandiri Perdesaan adalah Program Nasional Pemerintah Indonesia yang merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan melalui perluasan kesempatan dan penciptaan lapangan kerja dan tambahan pendapatan rumah tangga miskin, serta memperkuat kelembagaan pembangunan partisipatif melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat dan

peningkatan kinerja pemerintah lokal yang baik dalam pengentasan kemiskinan. Peran serta PNPM Mandiri Perdesaan dalam pemulihan melalui Pola Khusus Rehabilitasi Pasca Bencana akan dilakukan sesuai dengan lingkup dan cara kerja PNPM Mandiri Perdesaan selama ini di Provinsi NAD, Sumatera Utara dan Nias, DIY dan Sumatera Barat (pada 2007 lalu) merupakan pengalaman yang dapat dipertanggung jawabkan, sehingga dengan demikian PNPM-Mandiri Perdesaan dapat

menangani hal-hal yang bersifat tanggap darurat dan rekonstruksi atau rehabilitasi Pasca Bencana serta umumnya pembangunan perdesaan.

Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

PNPM-Mandiri Perdesaan pada Pola Khusus Rehabilitasi Pasca Bencana T.A 2009 dirancang sebagai tahap persiapan pemulihan yang memfokuskan / mengutamakan kontribusi pada proyek atau subproyek / kegiatan tahap persiapan pemulihan dengan pemberian akses pendapatan warga/keluarga yang terkena dampak bencana melalui kegiatan padat karya misalnya untuk pembersihan (sites/lands clearing) dan penataan lokasi (sarana dan prasarana umum perdesaan). Target lokasi tahap persiapan pemulihan pada pola khusus TA 2009 adalah Kabupaten Padang Pariaman pada 16 (enam belas) kecamatan, disamping karena lokasi yang terkena dampak gempa terparah di Propinsi Sumatera Barat juga karena realisasi dana BLM kegiatan belum dipergunakan serta masih memungkinkan untuk dialihkan

peruntukannya bagi persiapan pemulihan. PNPM-Mandiri Perdesaan TA 1010 untuk pemulihan/rehabilitasi Pasca bencana di 4 (empat) kabupaten dilaksanakan dengan

mendorong dan memberikan bantuan berupa Dana Bantuan Langsung Masyarakat/ BLM kegiatan dan bantuan teknis tenaga konsultan pendamping yang diperuntukkan bagi percapatan rehabilitasi fasilitas sosial/umum yang sangat penting/vital dan mendesak bagi hajat hidup bersama masyarakat. Pendekatan kegiatan berbasis masyarakat

diutamakan berupa kegiatan secara swakelola dan padat karya (cash for works) menjadi prioritas dengan tujuan memperkuat kohesi/ikatan sosial (gotong royong) dan bisa tetap terjaga sekaligus lanjut

masyarakat/warga

memperoleh

pendapatan.

Implikasi

diharapkan dari dana yang diterima anggota masyarakat sebagai upah kerja atau transaksi bahan material dan lain-lain, diharapkan sekaligus

Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

dapat ikut memicu proses-proses produksi ekonomi dan konsumsi sehingga mampu membantu pemulihan ekonomi masyarakat dalam jangka pendek. Selain itu maksimal 25% dari dana BLM dapat dipergunakan masyarakat sebagai pinjaman bergulir untuk kelompok-kelompok perempuan (SPP), dengan tujuan pemanfaatan tambahan modal usaha keluarga atau kelompok (atau memulai kembali kehidupan

perekonomian keluarga).

B. TUJUAN 1. Memperkuat/menghidupkan kembali organisasi kelembagaan

masyarakat agar dapat segera memulai kembali kegiatan kehidupan individual/keluarga/rumah tangga dan kelompok/sosial mereka melalui kegiatan program secara partisipatif, padat karya, berdiskusi dan bermusyawarah bersama untuk memutuskan jenis aktifitas serta melaksanakan kegiatan pembangunan rehabilitasi yang bermanfaat bagi kepentingan hidup bersama. 2. Menumbuhkan dan memulihkan kembali kepercayaan masyarakat untuk membangun kembali kehidupan mereka 3. Mendanai kegiatan pembangunan sarana/prasarana skala

menengah-kecil atau lingkup desa dan fasilitas sosial-umum lainnya. Memberikan sumber pendapatan sementara/penyangga bagi keluarga/rumah tangga melalui pembayaran HOK dari pelaksanaan kegiatan pembangunan serta melalui pinjaman

bergulir modal usaha kelompok perempuan.

Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

C. PRINSIP-PRINSIP YANG DIUTAMAKAN 1. Partisipatif, artinya dalam setiap tahapan proses (perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban) selalu melibatkan

masyarakat sebagai pelaku sekaligus penerima manfaat 2. Transparan dan akuntabel, artinya dalam setiap langkah dan kegiatan harus dilakukan secara terbuka dan dapat

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat luas. 3. Sederhana, artinya pelaksanaan seluruh proses kegiatan diupayakan sederhana dan bisa dilakukan masyarakat dengan tetap mengacu pada tujuan dan ketentuan dasar pelaksanaan program rehabilitasi ini. 4. Akuntabilitas, artinya seluruh proses pelaksanaan dan pendanaan dilakukan dengan penuh tanggung jawab.

D. KEBIJAKAN POKOK 1. Alokasi Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) per-kecamatan Pada 35 lokasi kecamatan di 4 Kabupaten Pasca bencana mendapatkan alokasi BLM secara bervariasi yang ditentukan berdasarkan Penetapan Lokasi dan Alokasi Kecamatan Pola Khusus Rehabilitasi Pasca Bencana TA 2010. BLM yang dimaksud

mencakup: DOK Perencanan, DOK Pelatihan Masyarakat dan Dana Kegiatan.

Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

2. Tidak dipersyaratkan DDUPB Kerjasama Pusat-Daerah melalui DDUPB (Dana Daerah Untuk Program Bersama) tidak dipersyaratkan pada lokasi kecamatan yang ditetapkan sebagai lokasi Tanggap Darurat dan Rehabilitas Pasca Bencana, jika Pemerintah Daerah telah menyediakan dana dapat digunakan sebagai tambahan BLM. 3. Penyesuaian Wilayah Usulan Wilayah usulan kegiatan dapat ditentukan dan disesuaikan dengan kondisi tata pemerintahan dan struktur pemerintahan dinas serta kemudahan fasilitas. Misalnya dengan basis Desa, Nagari atau Wilayah Usulan lain. Namun demikian tetap memperhatikan batas wilayah administrasi satu kecamatan. Hal ini didasari bahwa perhitungan BLM per-kecamatan. Dengan berdasarkan wilayah usulan maka juga dimungkinkan untuk penyesuaian kebutuhan pelaku. 4. Sifat Dana BLM Sifat dana BLM PNPM-Mandiri Perdesaan pola khusus ini adalah hibah kepada masyarakat lokasi kecamatan, untuk diputuskan pemanfaatan serta pengelolaannya secara musyawarah, transparan (terbuka) dan dapat dipertanggungjawabkan kepada seluruh masyarakat.

Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

E. KETENTUAN DASAR Pelaksanaan mekanisme PNPM-Mandiri Perdesaan Reguler, dalam situasi dan kondisi masyarakat Pasca bencana perlu disesuaikan dengan menyederhakan siklus program dan tahapan skematik proses kegiatan dengan tahap mengacu pada prinsip-prinsip dasar.

Pelaksanaan kegiatan harus tetap transparan, musyawarah mufakat dan dapat dipertanggung jawabkan. Beberapa ketentuan dasar pelaksanaan yang menjadi acuan dalam pelaksanaan PNPM-Mandiri Perdesaan pola khusus rehabilitasi pasca bencana ini adalah : 1. Ketentuan Pencairan Dana (dari KPPN ke UPK) a. Dana BLM untuk Pola Khusus Rehabilitasi Pasca Bencana TA 2009 : (1) Untuk lokasi yang telah melakukan penyaluran pencairan dan penyaluran APBD dan APBN diperlukan revisi SPC atas rencana kegiatan sebelumnya yang ditetapkan melalui MAS Khusus revisi usulan Pola Khusus Rehabilitasi Pasca Bencana (Tahap Persiapan Pemulihan) (2) Untuk lokasi yang belum pernah melakukan pencairan dan penyaluran APBD dan APBN diperlukan penetapan SPC baru melalui MAD Khusus b. Dana BLM untuk Pola Khusus Rehabilitasi Pasca Bencana TA 2010 : Tidak ada batasan minimal jumlah usulan dan dana kegiatan untuk setiap penerbitan Dokumen Surat Penetapan Camat (SPC). Oleh karena itu sesuai dengan prinsip sederhana

Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

dan

cepat,

jika

beberapa

desa

saja

yang

sudah

siap

melaksanakan

kegiatan

maka

kecamatan

bisa

langsung

memproses penerbitan SPC dan mencairkan dana BLM kegiatan untuk beberapa desa tersebut. Jika nilai usulan yang telah diberita acarakan sama dengan atau kurang dari Rp. 500 juta, maka dana BLM dapat dicairkan sekaligus. 2. Ketentuan Penyaluran Dana (dari UPK ke TPK) Penyaluran/penggunaan dana UPK ke TPK tetap mengacu pada ketentuan PNPM-Mandiri Perdesaan sesuai dengan

kebutuhan dengan mempertimbangkan Rencana Penggunaan Dana (RPD) dan Laporan Penggunaan Dana (LPD) 3. Jenis Kegiatan dan Alokasi Pendanaan a. Kegiatan Rehabilitasi Pasca Bencana T.A 2009 (Tahap Persiapan Pemulihan) Kegiatan yang bersifat padat karya untuk pembersihan tempat/lokasi fasilitas umum/sosial, penataan lokasi dan

perbaikan sarana dan prasarana umum perdesaan yang terkena dampak gempa. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan tambahan pendapatan masyarakat (diutamakan masyarakat yang terkena dampak bencana) sebagai tenaga kerja dan penyedia alat kerja (sederhana) yang bersifat mendukung kegiatan serta pengadaan bahan (misalnya: semen)

Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

b. Kegiatan Rehabilitasi Pasca Bencana T.A 2010 Pada dasarnya jenis kegiatan yang diajukan masyarakat terbuka untuk kegiatan apa saja (open menu) yang menurut masyarakat bersifat mendesak dan dibutuhkan kecuali yang termasuk dalam negative list. Kegiatan sebagaimana dimaksud di atas tidak / belum dipenuhi oleh pihak/lembaga lain dan bukan merupakan kegiatan darurat/emergency seperti:

tenda/fasilitas pengungsian, makanan-minuman dan obatobatan. Bukan juga merupakan Dana Sosial (pemberian tunai) bagi masyarakat. Jenis kegiatan lebih bersifat pemulihan sosial-ekonomi perdesaan melalui rehabilitasi atau perbaikan sarana-prasarana dasar dan fasilitas sosial-umum yang rusak ringan, sedang atau berat dan sedapat mungkin tidak membangun baru (dari tidak ada). Pelaksanaan kegiatannya dengan mengunakan pola padat karya dan swakelola (diutamakan rumah tangga dan warga korban bencana memperoleh akses kerja pada kegiatan proyek) Kategori kegiatan dan alokasi dana BLM kegiatan meliputi: a. Dana Simpan Pinjam Khusus bagi kelompok perempuan untuk kebutuhan usaha rumah tangga, peralatan modal kerja, atau keperluan rumah tangga lainnya bagi para anggota kelompok yang sangat mendesak dengan alokasi maksimal 25% dari alokasi dana BLM per-kecamatan. Dana ini bersifat pinjaman bergulir yang selanjutnya dikelola oleh Unit Pengelola Kegiatan (UPK)

Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

b. Dana Rehabilitasi Fasilitas Sosial dan Umum untuk kegiatan prasarana dasar masyarakat atau sarana penunjang sosial ekonomi lainnya yang bersifat umum, kolektif/warga dengan alokasi dana sebesar 75% atau lebih dari alokasi BLM perkecamatan, antara lain seperti: Sarana (gedung) serbaguna desa, seperti balai pertemuan desa (bukan kantor desa) Pembersihan puing rumah/bangunan, longsor (site/land clearing) dan sejenisnya Air bersih Sanitasi umum di desa (seperti MCK) Gedung sekolah (khususnya SD, SLP) Posyandu atau Polindes Pasar Desa Jembatan Irigasi sekunder-tersier Penerangan (listrik) desa seperti genset, lampu/

penerangan jalan/pemukiman desa. Jalan desa Tambatan Perahu

c. Dana BLM tidak dapat dipergunakan untuk membiayai kegiatan yang masuk kategori dilarang (negative list). Dana BLM juga tidak dapat dipergunakan untuk membiayai kegiatan yang bersifat memenuhi kebutuhan pribadi atau kepemilikan privat (seperti rumah pribadi, mobil pribadi, toko, dan lain-lain)

Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

4. Pengadaan Barang dan Jasa Proses pengadaan barang dan jasa dalam pelaksanaan kegiatan tetap berpedoman pada PTO PNPM-Mandiri Perdesaan. Kegiatan ini harus dilakukan secara transparan, diketahui dan disetujui oleh masyarakat. Pengadaan barang dan jasa pada dasarnya dilakukan di setiap desa, namun jika dinilai lebih efektif dan efisien bisa juga diakukan bersama-sama oleh desa-desa dalam satu kecamatan, dengan tetap dilakukan secara sederhana, murah, cepat, transparan dan akuntabel. 5. Pemantauan, Pengawasan dan Pemeriksaan Pemantauan dan pengawasan terhadap pelaksanaan

dilakukan secara internal oleh masyarakat, fasilitator dan konsultan. Sedangkan pemeriksaan eksternal struktural secara resmi akan dilaksanakan oleh BPKP selaku auditor yang telah ditetapkan sebagaimana dalam Loan Agreement antara Pemerintah Indonesia dengan lembaga donor yaitu Bank Dunia.

Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

F. ALUR POLA KHUSUS REHABILITASI PASCA BENCANA TA 2009 (TAHAP PERSIAPAN PEMULIHAN)
Hasil verifikasi lapangan data kerusakan MAD Khusus Tanggap Darurat MUSDES Tanggap Darurat

Daftar Rencana Kegiatan dan RAB

Pencairan Dana dan Pelaksanaan Kegiatan

MUSDES Pertanggung jawaban

Penjelasan mekanisme PNPM-Mandiri Perdesaan Tanggap Darurat secara sederhana/singkat dijelaskan lebih lanjut sebagaimana tabel berikut: No Kegiatan 1 Persiapan MAD Khusus Keterangan Persiapan MAD Khusus dilakukan masyarakat yang difasilitasi oleh Fasilitator Kecamatan yang menghasilkan: - Daftar hasil verifikasi lapangan untuk kegiatan yang telah tercantum dalam SPC TA 2009 - Daftar hasil verifikasi dampak kerusakan gempa - Daftar kegiatan yang dilakukan dalam kaitan dengan Tanggap Darurat - Daftar ancar-ancar kebutuhan pendanaan dalam kaitan untuk memenuhi kegaitan Tanggap Darurat Minggu Ke 1

Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

No Kegiatan

Keterangan

Minggu Ke

MAD Khusus Tanggap Darurat

Sosialisasi Kegiatan PNPM-Mandiri Perdesaan Rehabilitasi Pasca Bencana Pada MAD khusus dipastikan masing-masing desa telah menentukan keberlanjutan kegiatan yang telah tercanutm dalam SPC TA 2009. Jika diputuskan untuk tidak dilanjutkan harus dipastikan perhitungan kewajiban pembayaran kepada pihak ketiga (misalnya : pemesanan barang yang telah dikirim TPK tetapi belum dilakukan pembayaran) Membuat perhitungan BLM Dana Kegiatan yang tersedia untuk Tanggap Darurat (yang mencakup sisa TA 2009 di UPK & TPK ditambah sisa alokasi yang masih ada di KPPN) termasuk untuk pembayaran kewajiban yang terhutang kepada pihak ketiga oleh TPK Menentukan jenis kegiatan dan penetapan pendanaan kegiatan Tanggap Darurat yang sesuai dengan daftar kerusakan dan kondisi riil masyarakat Dengan mencermati kembali agar tidak terjadi pendanaan kegiatan yang tumpang tindih dengan program Tanggap Darurat yang lain Menentukan jadwal kegiatan Tanggap Darurat

Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

No Kegiatan

Keterangan

Minggu Ke

Melakukan review UPK dan rencana kerjanya untuk disesuaikan dengan kebutuhan Tanggap Darurat

Hasil MAD khusus adalah : - Berita Acara Status Kegiatan yang disebutkan dalam SPC T.A. 2009 - Berita Acara Perhitungan BLM - Berita Acara Perangkingan Kegiatan Tanggap Darurat - Penerbitan SPC Tanggap Darurat 2009 - Penetapan UPK dan Rencana Kerja UPK 3 Musdes Tanggap Darurat Materi : - Melakukan review pengurus TPK disesuaikan dengan kondisi Tanggap Darurat - Penyusunan Kelompok Kerja masing-masing desa dan penetapan HOK - Pengadaan kebutuhan sumber daya (bahan dan alat) untuk Tanggap Darurat - Penentuan jadwal kegiatan Kegiatan : - TPK mengajukan dokumen untuk pencairan dana - TPK melaksanakan kegiatan dengan pola swakelola - Pengadaan bahan dan tenaga kerja harus tetap mengikuti prosedur PTO PNPM-Mandiri Perdesaan 2

Pencairan Dana dan Pelaksanaan Kegiatan

3-6

Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

No Kegiatan

Keterangan Mobilisasi tenaga kerja diprioritaskan dari desa tersebut Melaporkan dan mempertanggung jawabkan realisasi penggunaan dana dan hasil kegiatan Tanggap Darurat desa Dalam MUSDES ini dilakukan review gagasan dan usulan atas hasil proses perencanaan T.A. 2009 yang masih relevan dan akan diusulkan untuk pola khusus rehabilitasi pasca bencana T.A. 2010

Minggu Ke

MUSDES Pertanggung Jawaban/ penetapan usulan T.A 2010

Catatan : Pelaksanaan kegiatan PNPM-Mandiri Perdesaan Pola Khusus Tanggap Darurat dan Rehabilitasi Wilayah Bencana Alam Propinsi Sumatera Barat, mengikuti dan menyesuaikan serta menghargai keberadaan tatanan pemerintahan adat seperti sebutan desa sudah dinyatakan sebagai nagari demikian juga dengan sebutan lembaga pelaksana kegiatan pembangunannya

Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

G. ALUR POLA KHUSUS REHABILITASI PASCA BENCANA TA 2010

MAD Sosialisasi 1

Pelatihan Tim Kaji Data Kerusakan 2 4 MUSDES (Review)

MAD (review) 5

Desain & RAB

Sertifikasi 6

MUSDES Kegiatan Verifikasi Lapangan Data Kerusakan 3

MKP 4b Pencairan Dana dan Pelaksanaan Kegiatan

9 MUSDES Pertanggungjawaban Pertemuan Dusun dan Kelompok (terkena dampak bencana) SPP / sosial ekonomi 4a

MAD Pertanggung jawaban 10

Keterangan : Persiapan dan pengumpulan data dampak pasca bencana dilaksanakan oleh Tim Fasilitator Kecamatan (selama kurang lebih satu minggu) dengan cara mengumpulkan data yang sudah ada yang termasuk identifikasi kerusakan yang didanai oleh PNPM-Mandiri Perdesaan atau sarana dan prasarana dasar yang rusak akibat gempa serta melakukan koordinasi untuk persiapan MAD Sosialisasi. Khusus hasil pendataan kegiatan PNPM yang belum selesai akan dipergunakan oleh MAD untuk menentukan status kegiatan TA. 2009 (dan sebelumnya yang belum selesai dan dilakukan MDST).

Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

Penjelasan mekanisme PNPM-Mandiri Perdesaan Tanggap Darurat Rehabilitasi Pasca Bencana secara sederhana/singkat dijelaskan lebih lanjut sebagaimana tabel berikut. No Kegiatan 1 MAD Sosialisasi Keterangan Sosialisasi : Kebijakan PNPM-Mandiri Perdesaan Rehabilitasi Pasca Bencana diterapkan dengan pola optimalisasi proses dan penggunaan dana BLM untuk rehabilitasi Pada MAD sosialisasi dipastikan keputusan keberlanjutannya dan status kegiatan yang belum selesai dan menjadwal ulang siklus program secara sederhana/singkat Melakukan identifikasi peluang sumber pendanaan selain PNPM dan rencana kegiatan yang akan didanai oleh sumber dana lain. Untuk menghindari terjadinya tumpang tindih pendanaan Membentuk Tim Kaji Data kerusakan. Minimal 3 orang per-desa (kader yang sudah ada dan masih aktif dapat dicalonkan desa untuk menjadi Tim Kaji Data) Minggu Ke 1-2

Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

No Kegiatan

Keterangan Menentukan tata cara kajian dampak bencana dengan prioritas fasos dan fasum yang perlu direhabilitasi berdasarkan hasil identifikasi yang sudah dilakukan oleh masyarakat. Jika belum ada data maka langsung dilakukan identifikasi awal kondisi per-desa

Minggu Ke

Pelatihan Tim Kaji Materi : Data Kerusakan - Tata cara melakukan kajian dan mengkaji SPP dampak bencana (kelas dan - Data yang perlu diverifikasi + praktek lapangan) kriteria kerusakan - Cara penggalian gagasan kegiatan SPP dari kelompokkelompok perempuan yang ada - Cara menyusun hasil rekomendasi hasil kaji data kerusakan Fasilitator : Tim Fasilitator Kecamatan

Verifikasi lapangan: data kerusakan sekaligus identifikasi usulan kegiatan SPP

Kegiatan : - Verifikasi terhadap data kerusakan dan potensi rehabilitasi yang diberikan oleh FK - Pengumpulan usulan kegiatan SPP Kegiatan rencana usulan pasca bencana (kaji ulang) : - Membahas laporan Tim Kaji Data kerusakan dan meminta umpan balik dari masyarakat

3-4

MUSDES review / kajian

4-5

Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

No Kegiatan

Keterangan Menentukan penyusunan prioritas fasum dan fasos desa yang perlu direhabilitasi Memilih dan menetapkan TPK (jika belum ada/dilakukan) yang sesuai dengan kebutuhan rehabilitasi Memilih dan menetapkan calon UPK (jika belum ada/dilakukan) Melakukan sosialisasi kebijakan rehabilitasi pasca bencana dan review usulan hasil MUSDES perencanaan sebelum bencana Jika diputuskan untuk tetap sesuai usulan sebelum bencana maka tinggal melanjutkan ke tahapan berikutnya Penetapan FD (Tim Kaji Data yang telah terpilih dapat dicalonkan sebagai FD) Menetapkan rencana kegiatan penggalian gagasan (data usulan kegiatan SPP) dengan cara : a. Penggalian gagasan khusus kelompok SPP/ sosial ekonomi (yang terkena dampak langsung bencana). Dana maksimal 25% dari total BLM b. Musyawarah khusus Perempuan (MKP) menetapkan peringkat usulan khusus kelompok SPP/ sosial ekonomi (yang terkena dampak langsung bencana) yang didanai

Minggu Ke

Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

No Kegiatan 5 MAD review / kajian

Keterangan Menyepakati prioritas fasum dan fasos yang akan direhabilitasi Menetapkan perangkingan kegiatan yang diusukan oleh desa termasuk rangking untuk kegiatan SPP Menetapkan SPC untuk kegiatan SPP dan kegiatan lain yang telah ada RAB / sertifikasi dan mempunyai rangking prioritas Melakukan review UPK dan rencana kerja yang berkaitan dengan kebutuhan rehabilitasi pasca bencana

Minggu Ke 6

RAB dan Desain

Usulan prioritas mulai dari rangking tertinggi dibuatkan desain dan RAB-nya. Hasil RAB bisa dituangkan dalam beberapa SP2D FT memfasilitasi terjadinya sertifikasi desain dan RAB, kumpulan TPU, TPK, Tim Verifikasi. Pemberian sertifikasi akan dilakukan oleh KMT. Tanpa ini kegiatan tidak dapat dilaksanakan. Penetapan SPC dan SP2D. penetapan SPC dapat dilakukan beberapa kali sesuai dengan perkembangan desain, RAB dan sertifikasi

7-8

Sertifikasi

8-9

Penyiapan Dokumen Pencairan Dana

Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

Pelatihan Tim Kaji Data PNPM-MP TA. 2010

No Kegiatan 7

Keterangan Sosialisasi hasil MAD review/kajian Sosialisasi hasil desain dan RAB Musyawarah persiapan pelaksanaan Mobilisasi tenaga kerja TPK mengajukan dokumen untuk pencairan dana TPK melaksanakan kegiatan dengan pola swakelola Pengadaan barang dan jasa harus tetap mengikuti prosedur standar PNPM-Mandiri Perdesaan Mobilisasi tenaga kerja diprioritaskan dari desa tersebut Melaporkan dan mempertanggun jawabkan realisasi penggunaan dana dan hasil kegiatan desa

MUSDES kegiatan rehabilitasi -

Minggu Ke 8-9

Pencairan dana dan pelaksanaan kegiatan

10

9 MUSDES pertanggung jawaban MAD pertanggung jawaban -

10

Melaporkan dan mempertanggung jawabkan realisasi penggunaan dana dan hasil kegiatan seluruh desa, serta meng-evaluasi aturan main termasuk penerapan sanksi jika terjadi penyimpangan oleh desa partisipan

Catatan : Pelaksanaan kegiatan PNPM-Mandiri Perdesaan Pola Khusus Tanggap Darurat dan Rehabilitasi Wilayah Bencana Alam Propinsi Sumatera Barat, mengikuti dan menyesuaikan serta menghargai keberadaan tatanan pemerintahan adat seperti sebutan desa sudah dinyatakan sebagai nagari demikian juga dengan sebutan lembaga pelaksana kegiatan pembangunannya

Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

You might also like