You are on page 1of 6

ASAL-USUL KEJADIAN MANUSIA

Mempelajari asal-usul manusia sebagai makhluk biologis, pada dasarnya dapat kita
bagi kedalam dua bagian:

1. Tahapan yang tidak dapat diexperimenkan:


• QS al-Insan 1:
         
   
“Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang Dia
ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?”
• QS ar-Rum 20:
         
   
20. dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu
dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang
biak.
• QS ar-Rahman 14:
       
14. Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar,

• QS al-Mukminun 12:
          

12. dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah.

• QS as-Sajdah 7:
           •
  
7. yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang
memulai penciptaan manusia dari tanah.

2. Tahapan yang diketahui


Dimaksud tahapan yang dapat diketahui manusia adalah tahapan-
tahapan alami berdasarkan penjelasan yang terperinci dari al-Qur’an, mulai
dari bahan baku sampai dengan menjadi manusia yang sempurna secara
anatomis-biologis.
Al-Qur’an secara gamblang menjelaskan segalanya itu dan merupakan
suatu kepastian. Dijelaskan pula tahapan-tahapan yang dilalui secara
terperinci walaupun tidak tersusundalam satu surat, tetapi dari berbagai
surat yang ada dapat kita rangkum menjadi satu pembahasan objektif dan
menyeluruh, membentuk satu pengertian yang dipersilakan kepada para ahli
sains untuk membuktikan kebenarannya.
Reproduksi dari Turab, Thien dan bahkan dari semenjak partikel-
partikel atom yang terpisahkan pun dijelaskan meski dalam maksud khusus
yakni memberi gambaran tentang konsepsi sosial budaya.
Secara bertahap kita pelajari:
• QS al-Baqarah 28:
            
    

28. mengapa kamu kafir kepada Allah, Padahal kamu tadinya mati, lalu Allah
menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali,
kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?

• QS al-Qiyamah 37:
    
37. Bukankah Dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim),

Nutfah adalah perpaduan yang harmonis antara sperma dan ovum


yang kedua unsure tersebut disebut al-Qur’an dengan nama maa’un
mahien.

• QS al-Mukminun 13:
           
   
2. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang
bercampur[1535] yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan
larangan), karena itu Kami jadikan Dia mendengar dan melihat.

[1535] Maksudnya: bercampur antara benih lelaki dengan perempuan.


Harus diingat bahwa yang dikatakan setetes sperma itu bukan berarti
berdiri sendiri tetapi mengandung beberapa unsure hasil dari
pengeluaran-pengeluaran yang bermacam-macam yang berasal dari
kelenjar-kelenjar sbb:

1) Testicule, pengeluaran kelenjar kelamin laki-laki yang mengandung


spermatozoa, yakni sel panjang yang berekor dan berenang dalam
cairan serolite.
2) Kantong-kantong benih (vesikula seminalis). Organ ini tempat
menyimpan spermatozoid yang tempatnya dekat prostate, organ ini
juga mengeluarkan cairan, tetapi tidak membuahi. Vesikula
seminalis adalah pasangan kelenjar yang terletak di bagian belakang-
bawah kantung kemih dari pria. Kelenjar ini dapat menyekresikan
cairan untuk mementuk air mani. Sekitar 70% dari cairan mani
manusia berasal dari vesikula seminalis. Panjang vesikula sekitar 5 cm.
Sekret vesikula seminalis mengandung protein, enzim, fruktosa,
fosforilklon dan prostaglandin. Saluran vesikula seminalis bermuara ke
kelenjar prostat dan vas deferens. Ketiga bersatu membentuk saluran
ejakulasi. Secara histologis, vesikula seminalis dapat dikenali dengan
bagiannya yang berlika-liku, epitel bertingkat dan kubus pada lamina
basalisnya.

3) Prostate, mengeluarkan cairan yang member sifat cream serta bau


khusus kepada sperma.
4) Kelenjar yang tertempel kepada jalan air kencing. Kelenjar Cowper
mengeluarkan cairan yang melekat dengan kelenjar Littre
mengeluarkan semacam lendir. Kelenjar Cowper atau kelenjar
bulbouretral (bahasa Latin: glandulæ bulbourethrales) ialah
sepasang kelenjar kecil eksokrin yang terdapat pada sistem reproduksi
pria. Kelenjar Cowper terletak di belakang samping (posterior-lateral)
bagian uretra yang bermembran di dasar penis. Kelenjar ini homolog
dengan kelenjar Bartholin pada wanita. Kelenjar Cowper menghasilkan
cairan preseminal atau cairan praejakulasi (dalam bahasa Arab disebut
mazi), yaitu cairan transparan, tidak berwarna, kental yang dikeluarkan
dari uretra ketika terjadi peningkatan hasrat seksual, sebelum terjadi
ejakulasi. Cairan ini membantu melubrikasi uretra agar dapat dilalui
spermatozoa, dan membantu menyingkirkan sisa urin serta benda
asing lainnya

• QS al-Mukminun 14, menjelaskan tahapan-tahapan perpindahan dari satu


bentuk kepada bentuk yang lainnya:
           
      
           
    
14. kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu
Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami
jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta
yang paling baik.

• Dalam sebuah penjelasan Nabi yang diriwayatkan Buhkari dan Muslim,


tahapan waktu yang diperlukan untuk perpindahan satu ujud kepada
bentuk lainnya yakni:

“sesungguhnya dalam penciptaanmu itu, telah terlebih dahulu diorganisir dalam


kantong rahim ibumu dalam periodisasi 40 hari menjadi nutfah, 40 hari lagi
menjadi ‘alaq dan kemudian 40 hari lagi menjadi muzhgah….”.

Kalimat álaq tidak seharusnya kita artikan ‘segumpal darah’, sebab


dengan melihat asal katanya saja ‘alaqa = melekat atau sesuatu yang
melekat.
Pembuktian sains modern pun menunjukkan, bahwa dalam proses
kejadian manusia itu tidak pernah melalui segumpal darah, terlebih lagi
apabila melekat di kantong rahim untuk suatu proses kejadian manusia.
Demikian pula apabila kita hubungkan dengan fungsi eksistensi al-
Qur’an. Maka dengan dikemukakannya ayat-ayat ‘alamin, berarti
menunjukkan kepada peragaan untuk bagaimana mengembangkan
masyarakat muslim yang kaljasadi.
Hadi Komara P, 22 juni 2009

You might also like