You are on page 1of 28

TUGAS KELOMPOK ANGGARAN PERHOTELAN

Dosen Pengampu : 1. Sukardi Ikhsan, M.Si 2. Badingatus Solikhah

Disusun Oleh Kelompok 8 : Nur Rizki Maulinda 7211411007 Faizal Nur Fahmi Uli Tamyis Zatun Nurma Amelia P. 7211411011 7211411027 7211411034

Fitri Wahyuningsih 7211411049

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan karunia rahmatNya, kami dapat menyelesaikan penulisan makalah yang membahas tentang Anggaran Jasa Perhotelan, sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Budgeting. Dalam penyusunan makalah ini, kami menggunakan berbagai macam literature yang relevan dan bisa diandalkan untuk mendukung penulisan makalah ini. Selain menggunkan literature, kami melakukan pencarian data melalui internet. Kami juga mendapatkan banyak masukan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : Drs. Sukardi Ikhsan M.Si, selaku dosen pengampu mata kuliah Budgeting. Badingatus Solikhah selaku dosen pengampu mata kuliah Budgeting. Teman-teman kelompok 8, atas kerjasamanya sehingga penyusunan makalah ini dapat terselasaikan dengan baik. Teman-teman jurusan Akuntansi S1 2011 atas masukan-masukannya.

Kami selaku penulis sudah berusaha untuk menyusun makalah ini sebaik-baiknya. Namun, kami menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak. Pastinya, masih banyak terdapat kekurangan di dalam makalah ini. Untuk itu, kritik dan saran sangat kami harapkan dan demi perbaikan makalah ini ke depannya. Kami juga berharap, semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca.

Penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perhotelan merupakan salah satu bidang usaha yang berkembang sangat pesat pada era saat ini. Berbagai jenis hotel mulai merambak ke daerah-daerah pinggiran. Terutama lagi, di daerah yang memiliki potensi wisata tinggi, hotel merupakan komponen penting dalam segala bisnis yang terkait. Tidak banyak orang yang tahu makna dari jasa perhotelan itu endiri. Orang awam menilai perhotelan merupakan tempat untuk menyewa kamar, namun sebaliknya di dalam hotel sendiri terdapat berbagai departemen yang saling berkoordinasi untuk melayani para pengunjung. Dalam menjalankan bisnis perhotelan, pebisnis harus mengerti benar tentang tujuannya menjalankan bisnis dan berapa biaya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini dapat dibantu dengan membuat anggaran tiap departemen, tentunya dengan proyeksi penjualan dari tahun-tahun sebelumnya untuk digunakan sebagai auan. Perencanaan anggaran perhotelan akan lebih memudahkan dalam menjalankan bisnis besar ini. Selain ini juga, dengan adanya anggaran berbagai proyeksi pendapatan laba juga akan lebih mudah diketahui. Namun, masih ada juga kendala dalam penyusunan anggarannya, dikarenakan terdapat berbagai departemen di dalamnya. Karena rumitnya dalam penyusunan anggaran perhotelan inilah penulis menjadi tertarik untuk mengungkapkan cara untuk menyusun anggaran perhotelan ini. B. Masalah Dalam menyusun makalah ini peulis mempunyai berbagai masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana siklus anggaran dalam perusahaan jasa perhotelan? 2. Apa saja jenis-jenis anggaran dalam peruahaan jasa perhotelan? 3. Apa manfaat dari penyusunan anggaran bagi perusahaan jasa perhotelan? C. Tujuan 1. Mengetahui siklus anggaran perhotelan 2. Mengetahui jenis-jenis anggaran dalam peruahaan jasa perhotelan 3. Mengetahui manfaat dari penyusunan anggaran bagi perusahaan jasa perhotelan

SIKLUS ANGGARAN HOTEL

A. Pengertian Hotel Hotel adalah salah satu jenis akomodasi komersial yang sangat dikenal oleh masyarakat disamping akomodasi komersial lainnya., yang kita kenal sebagai suatu perusahaan yang menyediakan pelayanan penginapan, makan dan minum bagi siapa saja yang memerlukannya. (Dimyati, 1992:1) Hotel adalah penginapan yang diwajibkan memenuhi aturan yang berlaku dalam menawarkan penginapan, makanan dan perlindungan atas barang bawaan pada tamunya. (Darminto, Aji suryo, 2002) Usaha perhotelan merupakan perpaduan antara usaha menjual produk nyata hotel dan usaha menjual jasa pelayanan. (Bagtono, 2007:1) Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu di hotel itu. (jurnal sdm.blogspot.com) Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian perhotelan adalah jenis akomodasi komersial yang menggunakan bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, serta jasa lain untuk orang yang membutuhkan jasa tersebut.

B. Departemen-departemen dalam Hotel Sesuai engan fungsinya, penyelenggara kerja dalam hotel dibagi atas beberpa departemen atau bagian, antara lain : 1. Room Department (departemen kamar) Departemen ini meliputi dua departemen : a. Front office department (Departemen bagian kantor depan)

Departemen ini merupakan bagian terdepan yang bertugas menerima pesanan, memberikan informasi, menerima dan mengakomodasi tamu, termasuk menerima pembayaran tamu.

b. House Keeping Department (Departemen bagian tata graham) House keeping merupakan bagian yang bertugas memelihara kebersihan, kerapian, dan kelengkapan kamar-kamar tamu restoran, bar dan tempat-tempat umum dalam hotel termasuk tempa-tempat untuk karyawan. 2. Food and Beverage Department (Departemen bagian makanan dan miuman) Departemen ini merupakan again yang bertugas menyediakan dan menyajikan makanan dan minuman agi para pengguna hotel. 3. Marketing Department (Departemen pemasaran) Departemen ini merupakan bagian yang bertugas melaksanakan pemasaran produk hotel termasuk di dalamnya promosi dan penjualan produk hotel. 4. Accounting Department (Departemen bagian keuangan) Departemen ini bertugas mengelola keuangan hotel C. Penyusunan Anggaran Perhotelan 1. Anggaran Perhotelan Anggaran perhotelan adalah suatu perencanaan terperinci mengenai seluruh aktivitas perhotelan yang dinilai dengan satuan uang, yang terdiri dari anggaran operasional berupa anggaran pendapatan operasi dan anggaran biaya operasi, anggaran kas, anggaran labarugi dan anggaran neraca. 2. Fungsi Anggaran Perhotelan a. Rencana terpusat pada rencana yang akan datang b. Dijadikan patokan dalam mengavaluasi kinerja hotel secara keseluruhan. c. Dapat dijadikan landasan dalam memotivasi manajer dalam hotel yang terlibat dalam penyusunan anggaran. d. Sebagai alat untuk mengkomunikasikan rencana dan sasaran yang hendak dicapai pihak hotel pada seluruh karyawan.

D. Siklus Anggaran Perhotelan Siklus Anggaran Perusahaan Jasa Perhotelan


Komisi Anggaran Dpt. Kamar Dept. makanan & minuman

Budget Pendapatan Operasi Dept. Keuangan

Budget Biaya Operasi

Budget Pendapatan Operasi

Budget Biaya Operasi

Budget Keuangan

Budget Operasional

Budget Kas

Budget L/R

Budget Neraca

Budget Pendapatan Keterangan 1. Anggaran perhotelan disusun oleh komisi anggaran yang berasal dari perwakilan anggaran perhotelan terdiri dari dua bagian yaitu anggaran operasional dan anggaran keuangan. 2. Anggaran operasional meliputi anggaran pendapatan operasionaldan anggaran biaya operasional. 3. Anggaran pendapatan operasional dan anggaran biaya operasional disusun oleh setiap departemen dalam hotel.

4. Dari masing-masing anggaran tiap departemen, kemudian disusun anggaran keuangan yang terdiri dari anggaran kas komperatif yang merupakan gabungan dari anggarananggaran tiap departemen kemudian dilanjutkan dengan anggaran laba rugi komparatif dan anggaran neraca komparatif sebagai langkah akhir.

HOTEL CALIBRI NERACA AWAL Per 31 Desember 2009 Aktiva Aktiva Lancar Kas Bank Piutang Sewa dibayar dimuka Persediaan barang Perlengkapan SB jangka pendek Total Aktiva Lancar Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 1,204,135,574.00 1,000,000,000.00 25,000,000.00 3,600,000.00 2,875,000.00 25,000,000.00 105,900,000.00 2,366,510,574.00 Passiva Utang Lancar Utang usaha Utang gaji Utang bank Total Utang Lancar Rp Rp Rp Rp 50,000,000.00 6,000,000.00 52,000,000.00 108,000,000.00

Aktiva Tetap Tanah Gedung Akm. Peny. Gedung Peralatan Akm. Peny. Peralatan Kendaraan Akm. Peny. Kendaraan Total Aktiva Tetap Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 3,450,000,000.00 120,450,000.00 (1,500,000.00) 20,000,000.00 (2,000,000.00) 120,000,000.00 (20,000,000.00) 3,686,950,000.00 Modal Modal usaha Rp 5,945,460,574.00

Total aktiva

Rp

6,053,460,574.00

Total Passiva

Rp 6,053,460,574.00

ANGGARAN PENDAPATAN OPERASIONAL A. Pengertian Anggaran Pendapatan Nasional Anggaran pendapatan nasional adalah setiap kenaikan aktiva (kas/piutang) yang timbul akibat penjualan barang atau jasa dalam kegiatan hotel. Angaran operasional perhotelan menggunakan pendapatan departemental, setiap departemen hotel

menyediakan anggaran operasionalnya sendiri, setelah itu anggaran perdepartemen dikomplikasi sehingga didapat anggaran operasional hotel secara keseluruhan. Anggaran operasional dilaksanakan oleh pihak hotel dengan urutan sbb : 1. Menentukan sasaran yang hendak dicapai utnuk tahun yang akan datang. 2. Rencana tindakan untuk mencapai sasaran yang ditetapkan tersebut. 3. Memonitor pelaksanaan anggaran. 4. Menentukan tindakan perbaikan bila terjadi penyimpangan yang berarti. Anggaran opersional hotel terdiri dari dua anggaran yaitu anggaran pendapatan operasional dan pendapatan non operasional. Pengertian pendapatan opersioanal a. Anggaran pendapatan operasional adalah pendapatan yang diharapkan untuk diterima organisasi dari aktivitas-aktivitas operasional nasional. (griffin, 2007:173) b. Anggaran pendapatan operasional adalah menjelaskan tentang aktifitas yang menghasilkan pendapatan untuk perusahaan. (Hansen mowen, 2001:353) c. Anggaran operasional adalah anggaran yang menunjukkan harapan

penerimaan organisasi yang menjelaskan tentang penghasilan pendapatan operasional untuk perusahaan. Anggaran pendapatan operasional perhotelan berasal dari penjualan beberapa departemen diantarannya sbb : 1. Departemen kamar, mencangkup tentang : a. Proyeksi penjualan jasa kamar

b. Utnuk menentukan proyeksi penjualan kamar untuk tahun yang akan datang dapat diperoleh dari proyeksi presentase tingkat hunian kamar dan dari ratarata harga kamar. Untuk menentukan penjualan jasa kamar selama satu tahun dapat dihitung dengan rumus: 12(tingkat hunian kamar x rata-rata harga x jumlah kamar x jumlah hari dalam sebulan) Contoh Soal : Hotel Calibri merupakan hotel melati yang yang memiliki 40 kamar, sedang jumlah kursi yang tersedia pada restonya sebanyak 60 buah. Hotel Calibri memiliki komposisi kamar 10 kamar A, 15 kamar kelas B, dan 15 kamar kelas C, dengan harga sebagai berikut : Kamar A Kamar B Kamar C Rp 400.000,00 Rp 300.000,00 Rp 200.000,00 Rp 900.000,00 Average Tingkat huian kamar 65% perharinya Penjualan kamar hotel = 12(tingkat hunian kamar x rata-rata harga x jumlah kamar x jumlah hari dalam sebulan) = 12(65%x Rp 287.500,00x40x30) = 12(Rp 224.250.000,00) = Rp 2.691.000.000,00 2. Departemen makanan dan minuman a. Proyeksi penjualan makanan Dalam menentukan nagagran penjualan makanan di restoran dapat dihitung dengan cara: 1) Average chek Merupakan tingkat rata-rata tamu makan di restoran. Contoh : Rp 287.500,00

Dalam makan siang ada 30 orang memesan makanan dan minuman, 15 pengunjung @ Rp 10.000,00, 20 pengunjung @ Rp 15.000,00, dan 5 pengunjung @ Rp 20.000,00. Average check =[{(15x Rp 10.000,00)+(20x@ Rp 15.000,00)+(5x Rp 20.000,00)}:30] =(Rp 150.000,00+Rp 300.000,00+Rp 100.000,00):30 =Rp 550.000,00:30 =Rp 18.333,00 Dalam makan malam terdapat 30 orang yang memesan makanan dan minuman, 20 pengunjung @ RP 10.000,00 an 10 pengunjung @ Rp 20.000,00 Average check =[ {(20x Rp 10.000,00)+(10x@ Rp 20.000,00)}:30] =(Rp 200.000,00+Rp 200.000,00):30 =Rp 400.000,00:30 =Rp 13.333,00 2) Seat Turn Over Merupakan perputaran kursi dalam melayani tamu dalam restoran. Yaitu jumlah pengunjung : jumlah kursi yang tersedia. Jika dalam restoran tedapat 80 kursi sedangkan jumlah tanu yang datang 40 orang, maka seat turn overnya 0,5 kali. Anggaran penjualan untuk restoran menerapkan pendapatan sbb : Rumus = 12(jumlah kursixseat turn overxaverage checkx jumlah hari dalam sebulan) Contoh Bila restoran beroperasi untuk makan siang dan makan malam, anggaran dengan menggunakan data yang telah dihitung di atas, sedang kursi yang tersedia sebanyak 60 kursi. Seat turn over 30:60=0.5 Maka penjualan harus dibuat untuk kedua layanan tersebut. Anggaran penjualan makan siang

=12((jumlah kursixseat turn overxaverage checkx jumlah hari dalam sebulan) =12(60x0.5xRp 18.333,00x30) =12(Rp 16.499.700,00) =Rp 197.996.400,00 Anggaran penjualan makan malam =12((jumlah kursixseat turn overxaverage checkx jumlah hari dalam sebulan) =12(60x0.5xRp 13.333,00x30) =12(Rp 11.999.700,00) =Rp 143.996.400,00 Total penjualan makanan b. Proyeksi penjualan minuman Dalam menentukan penjualan minuman dapatdihitung denganmenggunakan rumus: 12(penjualan rata-rataxjumlah kursixjumlah hari dalam sebulan) Contoh: Penjualan per harinya 40, dengan 15 pengunjung @ Rp 5.000,00, 20 pengunjung @ Rp 7.000,00, 5 pengunjung @ Rp 8.000,00. Rata-rata =[{(15xRp 5.000,000)+(20xRp7.000,00)+(5xRp8.000,00)}:40] =(Rp 75.000,00+Rp 140.000,00+Rp 40.000,00):40 =Rp 255.00,00 :40 =Rp 6.375,00 Penjualan minuman = 12((jumlah kursixseat turn overxaverage checkx jumlah hari dalam sebulan) = 12{(60x(4/60)xRp Rp 6.375,00x30)} = 12(Rp 7.650.000,00) Rp 341.992.800,00

= Rp 91.800.000,00

Total anggaran penjualan makanan departemen makanan dan minuman =Rp 341.992.800,00+ Rp 91.800.000,00 =Rp 433.792.800,00 Jadi, total anggaran penjualan adalah total penjualan jaa kamar+total penjualan departemen makanan dan minuman . =Rp 433.792.800,00+Rp 372.600.000,00 =Rp 806.392.000,00 3. Pendapatan souvenir Pendapatan penjualan buah tangan yang disediakan oleh hotel tersebut. Didapatkan penjualan souvenir Rp 1.700.000,00. 4. Pendapatan sewa Pendapatan dari hasil persewaaan. Misalnya sewa ruang untuk rapat, pernikahan, dll 5. Pendapatan lain-lain Pendapatan yang diperoleh selain dari pendapatan yang telah disebutkan diatas. Pendapatan Non Operasional a. Laba penjualan aktiva tetap sebesar Rp 700.000,00 b. Pendapatan bunga 9% per tahun x Rp 1.000.000.000,00 = Rp 90.000.000,00 c. Penjualan barang-barang bekas d. Management insentive fee e. Pendapatan lain-lain

HOTEL CALIBRI ANGGARAN PENDAPATAN Untuk tahun yang berakhir tanggal31 Desember 2010 Pendapatan operasional : Penyewaan kamar Penjualan makanan dan minuman Penjualan souvenir Pendapatan non operasional : Laba penjualan aktiva tetap Pendapatan bunga JUMLAH ANGGARAN PENDAPATAN Rp Rp 700.000,00 90.000.000,00 Rp 2.691.000.000,00 Rp Rp 433.792.800,00 1.700.000,00

Rp 3.217.192.800,00

Kesimpulan Anggaran pendapatan operasional adalah kenaikan aktiva (kas dan piutang) dari penjualan barang dan jasa yang merupakan bagian dari operasi normal sebuah hotel. Anggaran pendapatan operasional terdiri dari anggaran pendapatan kamar, makanan dan minuman, sewa souvenir, dll. Sedangkan pendapatan non opersional terdiri dari laba penjualan aktiva tetap, pendapatan bunga, penjualan barang-barang bekas, management insentive fee dan pendapatan lain-lain. Selain anggaran pendapatan operasional juga terdapat anggaran biaya operasional. Anggaran pendapatan operasional perhotelan berasal dari penjualan departemen kamar dan departemen makanan dan minuman. Untuk menghitung proyeksi presentase tingkat hunian kamar dan rata-rata harga kamar, dan dalam menghitung proyeksi penjualan makanan dan minuman dengan menggunakan cara average check dan seat turn over.

ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL A. Anggaran Biaya Departemen Kamar a) Biaya bahan habis pakai. Besarnya biaya ini tergantung dari besarnya penjualan. Note book, alat tulis, tisu. Contoh : biaya habis pakai dianggarkan 5% dari anggaran pendapatan hotel. Biaya habis pakai 5%x Rp 806.392.000,00 = Rp 40.319.600,00 b) Biaya gaji dan upah. Anggaran gaji dan upah disusun berdasar data pada daftar gaji dari kartu jam hadir. Contoh : biaya gaji dan upah karyawan bagian departemen kamar sebesar Rp 500.000,00 dengan jumlah sebanyak 15 karyawan. Beban gaji Rp 500.000,00 x 15 = Rp 7.500.000,00 c) Biaya pakaian seragam Biaya pengadaan pakaian dianggarkan sebesar Rp 300.000 untuk setiap karyawan. Jadi anggaran biaya pakaian untuk 15 karyawan adalah 15@Rp 300.000 = Rp 4.500.000,00 d) Biaya tembikar Biaya tembikar merupakan biaya pengganti bila ada barang-barang yang rusak pada kamar hotel. Biaya ini dianggarkan 0,5% dari pendapatan hotel Rp 806.392.000,00 = Rp 4.031.960,00 e) Biaya komisi Biaya komisi adalah biaya yang diberikan pada agen yang telah membawa tamu ke hotel. Biaya ini dianggarkan 1% dari pendapatan hotel Rp 806.392.000,00 = Rp 8.063.920,00 f) Biaya pemesanan kamar Biaya pemesanan kamar biasanya akan dibebankan jika hotel mempunyai distributor pemesan kamar. Biaya ini dibebankan sebesar 1% dari pendapatan Rp 806.392.000,00 = Rp 8.063.920,00 B. Biaya Departemen Makanan dan Minuman a) Biaya bahan habis pakai Biaya ini dianggarkan untuk clean supplies sepert sabun cuci, penggosok, lalu guest korek, permen, tissue, dan juga alat tulis. Biaya ini dianggarkan sebesar 2,5% dari anggaran pendapatan Rp806.392.000,00 = Rp20.159.800,00 b) Biaya Gaji dan Upah Biaya gaji dan upah sebesar Rp500.000,00 x 15 = Rp 7.500.000,00 c) Biaya Pakaian Seragam Biaya pakaian seragam untuk departemen makanan dan minuman dianggarkan sebesar Rp 300.000 untuk setiap karyawan. Jadi anggaran biaya pakaian untuk 15 karyawan adalah 15@Rp 300.000 = Rp 4.500.000,00

d) Biaya Tembikar Biaya ini digunakan departemen makanan dan minuman untuk mengganti semua kerusakan seperti cup, mangkuk, dll. Dianggarkan sebesar 0,5% x Rp806.392.000,00 = Rp4.031.960,00 e) Biaya Music dan Hiburan Yaitu biaya untuk pertunjukan music yang ada pada restoran, biaya ini dianggarkan 10% dari pendapatan departemen makanan dan minuman Rp43.379.280,00 C. Biaya Tidak Langsung a) Biaya administrasi dan umum Yaitu, bagian kantor, kesekertariatan, akuntansi, maupun audit. Biaya ini dianggarkan sebesar 5% dari pendapatan departemen kamar Rp 2.691.000.000,00 = Rp 134.550.000,00 b) Biaya Pemasaran Biaya ini merupakan biaya untuk mempertahankan komunikasi hotel dengan pihak hotel lain, maupun pelanggan, untuk menjaga citra dari perusahaan. Biaya ini antara lain promosi, riset pasar, advertensi dalam media cetak maupun elektronik. Usaha hotel yang baru beroprasi memiliki anggaran yang lebih besar daripada hotel yang telah lama beroprasi. Disini dianggarkan 5% dari anggaran pendapatan kamar Rp 2.691.000.000,00 = Rp 134.550.000,00 c) Biaya Pemeliharaan dan Energy Merupakan biaya yang digunakan untuk pemeliharaan berbagai sarana fisik. Hotel yang masih tergolong baru memiliki anggaran pemeliharaan yang kecil, dan demikian sebaliknya, hotel yang sudah cukup lama beroperasi memiliki anggaran yang cukup besar. Anggaran biaya pemeliharaan 3% x Rp 806.392.000,00 = Rp24.191.760,00 d) Biaya SDM Biaya SDM yaitu biaya mulai dari perekrutan karyawan sampai mengembangkannya. Anggarannya 0,9% x Rp806.392.000,00 = Rp7.257.528,00 D. Biaya Tetap Yang termasuk biaya tetap yaitu: 1. Biaya Asuransi Telah dianggarkan sebesar Rp2.000.000,00 untuk jangka waktu satu tahun. 2. Biaya Bunga Bunga bank ditetapkan sebesar 24% pertahun. Pinjaman Rp52.000.000,00 x 18% = Rp 9.360.000,00 3. Biaya Depresiasi Ditetapkan sebesar 1% dari masing-masing aktiva tetap

Depresiasi gedung 1% x Rp 120.450.000,00 = Depresiasi kendaraan 1% x Rp 120.000.000,00 = Depresiasai peralatan 1% xRp 20.000.000,00 = Total depresiasi 4. Pajak Penghasilan Rp493.647.634,00 = Rp138.221.600,00

Rp1.204.500,00 Rp1.200.000,00 Rp 200.000,00 Rp2.604.500,00

E. Harga pokok penjualan Harga pokok makanan yaitu 20% dari anggaran pendapatan makanan dan 30% untuk minuman, dan untuk souvenir 40% dari penjualannya. HPP makanan 20% x Rp 341.992.800,00 = Rp 68.398.560,00 HPP minuman 30% x Rp 91.800.000,00 = Rp 27.540.000,00 HPP souvenir 40% x Rp 1.700.000,00 = Rp 680.000,00 Jumlah HPP Rp 96.618.500,00

HOTEL CALIBRI ANGGRAN BIAYA OPERASIONAL Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 Departemen Kamar Biaya bahan habis kamar Biaya gaji dan upah Biaya seragam Biaya tembikar Biaya komisi Biaya pemesanan kamar Departemen Makanan dan Minuman HPP makanan dan minuman HPP souvenir Biaya habis pakai Biaya gaji dan upah Biaya seragam Biaya tembikar Biaya music dan hiburan Rp 95.938.560,00 Rp 680.000,00 Rp 20.159.800,00 Rp 7.500.000,00 Rp 4.500.000,00 Rp 4.031.960,00 Rp 43.379.280,00 Rp 169.947.498,00 Biaya tidak langsung Biaya administrasi & umum Biaya pemasaran Biaya pemeliharaan & energy Biaya SDM Rp 134.550.000,00 Rp 134.550.000,00 Rp 24.191.760,00 Rp 7.257.528,00 Rp 300.549.288,00 Rp 40.319.600,00 Rp Rp Rp Rp Rp 7.500.000,00 4.500.000,00 4.031.960,00 8.063.920,00 8.063.920,00 Rp 72.479.400,00

Biaya Tetap Biaya Asuransi Biaya Bunga Biaya depresiasi Rp 2.000.000,00 Rp 9.360.000,00 Rp 2.604.500,00 Rp 13.964.500,00

Total Anggaran Biaya

Rp 556.670.686,00

ANGGARAN KAS A. Pengertian Anggaran Kas 1. (Graffin, 2004:173) Semua sumber pendapatan dan pengeluaran kas dalam periode bulan, minggu dan hari. 2. (Munandar, 2001:311) Budget yang merencanakan semuanya tentang jumlah kas beserta perubahannya lebih lengkap dari waktu ke waktu, baik berupa perubahan penerimaan kas maupun pengeluaran kas. Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran kas adalah suatu perencanaan yang menyajikan sumber pendapatan dan pengeluaran kas dalam suatu waktu tertentu. Dan berkaitan dengan anggaran kas hotel in waktunya adalah 1 tahun. B. Pendekatan dalam Menyiapkan Anggaran Kas 1. (Amin Wijaya Tunggal, 1996:132) Diawali dengan neraca dan pendekatan laba rugi yang dianggarkan dan menyesuaikan perhitungan itu untuk memperlihatkan sumber dan penggunaan kas. Kas yang dimiliki awal tahun + sumber penerimaan kas sumber pengeluaran kas = kas yang dimiliki di akhir tahun 2. (Wiyasha, 2007:146) Memproyeksikan langsung tiap pos yang menghasilkan penerimaan atau pengeluaran kas. Jumlah kas awal + penerimaan kas akhir bulan + kas akhor tahun = jumlah kas yang dimiliki akhir tahun C. Bagian Utama Anggaran Kas 1. Bagian penerimaan yaitu saldo awal kas, penagihan kas, penerimaan kas lainnya. 2. Bagian Pengeluaran Yaitu terdiri atas semua pembayaran kas secara tunai. 3. Bagian surplus kas Yaitu menunjukan perbedaan penerimaan dan pengeluaran kas.

4. Bagian Pembiayaan Yaitu berupa catatan rinci mengenai pinjaman dan pengeluaran kas. D. Manfaat Anggaran Kas Hotel 1. Membayar gaji karyawan 2. Membayar utang perusahaan 3. Menutup pengeluaran rutin E. Faktor-faktor yang memepengaruhi Penerimaan Kas 1. Penjualan Semakin besar penjualan, akan semakin besar pula transaksi penjualan yang dilakukan sehingga akan memperbesar jumlah penerimaan kas yang diterima. 2. Posisi Perusahaan dalam Persaingan Jika posisi perusahaan kuat dalam persaingan, maka akan banyak penjualannya sehingga hasil penjualan bisa maksimal. 3. Kebijakan Perusahaan dalam Menagih Piutang Apabila penagihan piutang lebih aktif, maka akan mempercepat penerimaan kas. 4. Keadaan persaingan di pasar Persaingan yang ketat dapat mendorong perusahaan untuk berjuang lebih keras lagi untuk menambah pemasukan kas (munandar, 2001:321)

F. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelaran kas 1. Syarat pembayaran yang ditawarkan supplier bahan mentah Bilamana potongan pembelian yang ditawarlkan oleh supplier cukup menarik , maka akan mempengaruhi pihak hotel untuk melakukan pembelianpembelian produk yang ditawarkan 2. Biaya pengeluaran rutin Biaya-biaya yanng dikeluarkan untuk mendukung aktivitas hotel sehari-hari seperti bahan maknan, keperluan tamu hotel dan lainnya. Semakin besar jumlah yang dibeli maka pengeluaran akan semakin besar pula

3. Upah tenaga kerja Semakin besar upah tenaga kerja yang dibayarkan maka pengeluaran kas akan semakin besar juga 4. Biaya administrasi Semakin besar biaya administrasi yang sdikeluarkan hotel maka pengeluaran kas akan semakin besar juga G. Sumber-sumber penerimaan kas Pendapatan Operasional, terdiri dari : Pendapatan sewa kamar Pendapatan dari penjualan makanan dan minuman Penjualan Siuvenir Penerimaan piutang, dll

Pendapatan Non Operasional, terdiri dari : Laba Penjualan Aktiva Tetap Penjualan aktiva tetap yang kurang berbuunga bagi hotel, dapat menjadi tambahan sumber penerimaan kas, seperti sisa tanah, gedung bekas, dll Pendapatan bunga Pendapatan bunga yang diterima hotel dari bunga bank dapat menjadi sumber penerimaan kas bagi hotel yang merupakan pendapatan non operasional hotel.

H. Macam-macam pengeluaran kas Biaya Departemen Kamar Biaya Departemen Makanan dan Minuman Biaya Tidak Langsung Biaya Tetap HPP makanan, minuman dan souvenir Membayar utang

HOTEL CALIBRI Anggaran Kas Per 31 Desember 2010 Saldo Awal Estimasi penerimaan kas : Departemen kamar Departemen makanan dan minuman Penjualan souvenir Rp 2.691.000.000 Rp Rp 433.792.800 1.700.000 700.000 90.000.000 25.000.000 Rp 3.242.192.800 Rp 5.002.692.800 Estimasi Pengeluaran Kas: Departemen kamar Departemen makanan dan minuman Biaya administrasi dan umum Biaya pemasaran Biaya SDM Biaya asuransi Biaya bunga Membayar utang usaha Pajak penghasilan Membayar utang gaji Membayar utang bank Jumlah pengeluaran kas Saldo akhir Kesimpulan : Anggaran kas hotel merupakan suatu perencanaan yang terperinci mengenai jumlah kas beserta penerimaan dan pengeluaran kas hotel selama periode tertentu. Rp 72.479.400 Rp 169.947.498 Rp 134.550.000 Rp 134.550.000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 7.257.528 2.000.000 9.360.000 5.000.000 2.604.500 6.000.000 2.000.000 (Rp 568.670.686 ) Rp 4.434.022.114 Rp 1.760.500.000

Penjualan aktiva tetap (tanah sisa tak Rp terpakai) Pendapatan bunga Penerimaan piutang Jumlah penerimaan kas Rp Rp

ANGGARAN LABA-RUGI

Anggaran laba rugi mengggambarkan usaha suatu perusahaan dalam periode tertentu,dalam anggaran laba rugi diikhtisarkan pendapatan dan biaya yang ada dalam perusahaan dalam periode yang bersangkutan. (Amin wijaya : 2006) Perencanaan laba rugi adalah pengembangan dari suatu rencana operasional untuk mencapai sasaran dan tujuan. Anggaran laba-rugi merupakan anggaran yang sistematis mengenai pokok penjualan,harga pokok,biaya serta laba rugi untuk periode waktu tertentu (wijaya 2007:2009). Kesimpulannya adalah anggaran laba rugi perhotelan merupakan anggaran yang didasarkan pada perhitungan anggaran-anggaran yang terkait olehnya pada periode tertentu dengan konsentrasi anggaran pada perhotelan.

A. Manfaat Anggaran Laba-Rugi Dalam Perhotelan 1. Dapat digunakan sebagai pedoman melakukan operasi usaha selama periode tertentu. 2. Dapat mengetahui tingkat penjualan yang akan dicapai. 3. Mampu meramalkan departeman yang paling efektif berdasarkan data tahun sebelumnya. 4. Mampu memperkirakan laba/rugi yang akan terjadi dengan asumsi berbagai macam anggaran terkait yang sudah disusun sebelumnya.

B. Komponen anggaran laba/rugi dalam perhotelan 1. Pendapatan Pendapatan dalam jasa perhotelan mengacu kepada kenaikan aktiva yang ditimbulkan akibat penjualan barang dan jasa yang merupakan bagian operasi normal dari hotel. Sebagian besar hotel memisahkan antara pendapatan penjualan kamar dengan pendapatan lainnya, hal ini dimaksudkan agar lebih jelas dan dapat dinilai kualitas kerja dari masing-masing departemen.

Berbagai macam pendapatan hotel Pendapatan operasional a. Pendapatan penjualan kamar b. Pendapatan restoran c. Pendapatan souvenir Pendapatan non-operasional a. Pendapatan bunga b. Laba penjualan aktiva

2. Berbagai biaya Biaya yang dimaksudkan disini adalah penggunaan kas atau utang maupun tidak kedunya,yang dirasakan sebagai beban dalam rangka operasional normal perusahaan. Pengklasifikasian biaya 1) Anggaran biaya langsung Biaya yang terkendalikan dan menjadi tanggung jawab manager suatu departemen, semisal departemen kamar bertanggung jawab atas terjadinya semua biaya langsung yang ada didalam departemennya. Pembagian anggaran didalam anggaran biaya langsung ini menurut masing-masing departemennya : a. Departemen kamar 1. Biaya gaji dan upah 2. Tunjangan 3. Biaya komisi 4. Biaya bahan habis pakai kamar 5. Biaya pakaian seragam 6. Laundry 7. Biaya pemesanan kamar b. Departemen makanan dan minuman 1. Biaya gaji dan upah 2. Tunjangan 3. Biaya komisi 4. Biaya seragam 5. Biaya tembikar dan peralatan dapur

2) Anggaran Biaya Tidak Langsung Biaya tidak langsung merupakan yang normalnya tidak terkendali dan tidak menjadi tanggung jawab manager dalam suatu departemen, biaya-biaya seperti ini pada umumnya sedikit sekali terpengaruh oleh penjualan dan sering juga disebut biaya overhead.

Jenis-jenis biaya tidak langsung a. Biaya administrasi dan umum Contohnya : biaya kesekertariatan,audit. b. Biaya pemasaran Contohnya : biaya promosi,pamphlet. c. Biaya reparasi dan pemeliharaan d. Biaya listrik dan tenaga e. Biaya transportasi

3) Anggaran biaya tetap Biaya-biaya yang tidak langsung dipengaruhi oleh aktivitas penjualan Jenis-jenis biaya tetap a. b. c. d. e. Biaya-biaya sewa Pajak bumi dan bangunan Asuransi Bunga bank Depresiasi dan amortisasi

4) Harga pokok Harga pokok penjualan adalah harga pokok dari barang yang akan dijual, untuk departemen kamar, tidak ada harga pokok penjualan karena yang dijual adalah ruangan, bukan merupakan barang yang dikonsumsi secara langsung.

C. Penyusunan anggaran laba/rugi Dalam meyusunn anggaran laba-rugi, terlebih dahulu dibuat ramalan penjualan dengan menggunakan trend garis lurus jumlah kuadrat terkecil.

HOTEL CALIBRI ANGGARAN LABA RUGI Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 desember 2010

Penjualan Departemen kamar Departemen makanan dan minuman Penjualan souvenir Jumlah pendapatan Rp. 2.691.000.000 Rp. 433.792.800 Rp. 1.700.000 Rp. 3.126.492.800

Harga pokok Harga pokok makanan dan minuman Harga pokok souvenir Total HPP Laba kotor Biaya langsung Departemen kamar Biaya bahan habis pakai Biaya gaji dan upah Biaya seragam Biaya tembikar Rp. 40.319.600 Rp. 7.500.000 Rp. 4.500.000 Rp. 4.031.960 Rp. 96.618.560 Rp. 680.000 (Rp. 97.298.560)

Rp. 3.029.194.240

Biaya konsumsi Biaya pemesanan kamar

Rp. 8.063.920 Rp. 8.063.920 (Rp. 72.479.400)

Departemen makanan dan minuman Biaya habis pakai Biaya gaji dan upah Biaya seragam Biaya tembikar Biaya music dan hiburan Rp. 20.159.800 Rp. 7.500.000 Rp. 4.500.000 Rp. 4.031.960 Rp. 43.379.280 (Rp. 79.571.040) Biaya tidak langsung Biaya administrasi dan umum Biaya pemasaran Biaya pemeliharaan dan energy Biaya SDM Rp134.550.000 Rp134.550.000 Rp. 24.191.760 Rp. 7.257.528 (Rp. 300.549.500) Biaya tetap Biaya asuransi Biaya bunga Biaya depresiasi Rp. 2.000.000 Rp. 9.360.000 Rp. 2.604.500 (Rp. 13.964.500) Laba bersih sebelum pajak Pajak 28% Laba bersih usaha Rp. 2.562.629.800 (Rp. 717.536.344) Rp. 1.845.093.456

ANGGARAN NERACA Anggaran neraca adalah anggaran berupa daftar yang disusun secara sistematis antara aktiva,kewajiban dan modal suatu organisasi tertentu (darminto : 2002) A. Pentingnya Anggaran Neraca 1. Mengetahui likuiditasi hotel, yaitu mengetahui kemampuan hotel dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. 2. Pedoman dalam menyusun neraca sesungguhnya. 3. Adanya pemisah antara aktiva lancar,kewajiban lancar serta modal sehingga dapat mengetahui jelas komposisi perbandingannya. 4. Terlihat total hutang terhadap modal itu sendiri,bila total utang > dari pada modal maka perusahaan dapat dikategirikan berresiko,dan sebaliknya. B. Keterbatasan Neraca Selain memiliki bebrapa arti penting , terdapat beberapa arti penting yang tidak dapat di ongkapkan oleh neraca , diantaranya : 1. Oleh karena transaksi dicatat sebesar nilai rupiah pada saat transaksi tersebut terjadi, maka nilai sesungguhnya dari beberapa aktiva yang dimiliki tampak pada neraca. 2. Neraca pada umumnya tidak menunjukan nilai pasar pada saat sekarang 3. Hotel yang memiliki lokasi yang lebih bagus dari para pesaing yang lain,memiliki reputasi yang lebih baik serta SDM yang unggul dan mepunyai moral yang tinggi dapat berninlai lebih tinggi dari apa yang ditunjukan neraca. 4. Banyak pos-pos pada neraca yang dicatat dengan menggunakan pertimbangan dan neraca , seperti pencatatan biaya depresiasi,sehingga neraca tidak dapat menggambarkan nilainya dengan benar. 5. Neraca hanya merefleksikan posisi keuangan hotel , pada saat tertentu sehingga setelah saat tersebut berlalu , maka neraca secara kontinoue akan berubah sesuai dengan transaksi yang terjadi, transaksi yang terjadi tidak Nampak pada neraca tersebut dan akan Nampak pada neraca sesungguhnya. C. Komponen Neraca Neraca mempunyai tiga elemen pokok , yaitu aktiva, kewajiban dan modal . aktiva menunjukan besarnya sumber ekonomi suatu hotel, kewajiban, dan utang menggambarkan besarnya klaim pihak luar (kreditor) atas aktiva hotel. Modal menunjukan hak sisa atas aktiva.

HOTEL CALIBRI ANGGARAN NERACA Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 desember 2010

Aktiva Aktiva lancar Kas Bank Piutang Sewadibayar dimuka Persediaan barang Perlengkapan SB jangka pendek Total aktiva lancar Aktiva tetap Tanah Gedung Akm.peny.gedung Peralatan Akm.peny.peralatan Kendaraan Akm.peny.kendaraan Total aktiva tetap Total aktiva

Rp 4.434.022.114 Rp 1.000.000.000 Rp Rp 1.800.000 Rp 4.675.000 Rp 25.000.000 Rp 95.900.000 Rp 5.571.397.114

Passiva Utang lancar Utang usaha Utang gaji Utang bank Total utang lancar

Rp Rp Rp Rp

45.000.000 50.000.000 95.000.000

Modal Modal usaha Rp 2.100.000.000 Rp 120.450.000 (Rp 2.704.916) Rp 20.000.000 (Rp 2.200.000) Rp 120.000.000 (Rp 20.200.000) Rp 2.314.156.916 Rp 7.885.554.030 Total passiva

Rp7.790.554.030

Rp 7.885.554.030

You might also like