Professional Documents
Culture Documents
NON-TEST
Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
Dewi Nur Wahidah Sonaasih, S.S
Dhesti Setyo Wulan, S.Si
Elvia Damayanti, S.TP
Epi Erpina S.Si
Erik Nurdiana Nurkholik, S.E
Evi Nurfitriyanti, SP
Mutu pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya siswa, pengelola sekolah,
lingkungan,kualitas pengajaran, kurikulum dan sebagainya (Suhartoyo, 2005). Usaha
peningkatan pendidikan bisa ditempuh dengan peningkatan kualitas pembelajaran dan sistem
evaluasi yang baik. Keduanya saling berkaitan sistem pembelajaran yang baik akan
menghasilkan kualitas pendidikan yang baik, selanjutnya sistem penilaian yang baik akan
mendorong guru untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi siswa untuk
belajar yang lebih baik (Mardapi, 2003).
Sehubungan dengan itu, maka di dalam pembelajaran dibutuhkan guru yang tidak hanya
mengajar dengan baik, namun mampu melakukan evaluasi dengan baik. Kegiatan evaluasi
sebagai bagian dari program pembelajaran perlu lebih dioptimalkan. Evaluasi tidak hanya
bertumpu pada penilaian hasil belajar, namun perlu penilaian terhadap input, output dan kualitas
proses pembelajaran itu sendiri.
Dalam makalah ini, kami menyajikan beberapa hal tentang teknik evaluasi yang dapat
digunakan dalam penilaian terhadap anak didik, baik itu tentang kemampuan belajar, sikap,
keterampilan, sifat, bakat, minat dan kepribadian. Adapun teknik yang akan dijelaskan dalam
makalah ini adalah teknik nontes. Salah satu teknik yang sangat membantu dalam penilaian
terhadap hal-hal yang bersangkutan dengan siswa.
BAB II
PEMBAHASAN
3) Angket (Questionaire)
Pada dasarnya angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan
diukur (responden). Pada umumnya tujuan penggunaan angket atau kuesioner dalam proses
pembelajaran terutama adalah untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik
sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka.
Angket sebagai alat penilaian nontes dapat dilaksanakan secara langsung maupun secara tidak
langsung. Dilaksanakan secara langsung apabila angket itu diberikan kepada anak yang dinilai
atau dimintai keterangan sedangkan dilaksanakan secara tidak langsung apabila nagket itu
diberikan kepada orang untuk dimintai keterangan tentang keadaan orang lain. Misalnya
diberikan kepada orangtuanya, atau diberikan kepada temannya.
Angket adalah daftar pertanyaan yang terbagi dalam beberapa kategori. Dari segi yang
memberikan jawaban, angket dibagi menjadi angket langsung angket tidak langsung. Angket
langsung adalah angket yang dijawab langsung oleh orang yang diminta jawabannya.
Sedangkan angket tidak langsung dijawab oleh secara tidak langsung oleh orang yang dekat
dan mengetahui si penjawab seperti contoh, apabila yang hendak dimintai jawaban adalah
seseorang yang buta huruf maka dapat dibantu oleh anak, tetangga atau anggota keluarganya.
Dan bila ditinjau dari segi cara menjawab maka angket terbagi menjadi angket tertutup dan
angket terbuka. Angket tertututp adalah daftar pertanyaan yang memiliki dua atau lebih
jawaban dan si penjawab hanya memberikan tanda silang (X) atau cek (√) pada awaban yang
ia anggap sesuai. Sedangkan angket terbuka adalah daftar pertanyaan dimana si penjawab
diperkenankan memberikan jawaban dan pendapatnya secara terperinci sesuai dengan apa
yang ia ketahui.
Ditinjau dari strukturnya, angket dapat dibagi menadi 2 macam, yaitu angket berstuktur dan
angket tidak berstuktur. Angket berstuktur adalah angket yang bersifat tegas, jelas, dengan
model pertanyan yang terbatas, singkat dan membutuhkan jawaban tegas dan terbatas pula.
Sedangkan angket tidak berstruktur adalah angket yang membutuhkan jawaban uraian
panjang, dari anak, dan bebas. Yang biasanya anak dituntut untuk memberi penjelasan-
penjelasan, alasan-alasan terbuka.
Angket sebagai alat penilaian terhadap sikap tingkah laku, bakat, kemampuan, minat anak,
mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan angket antara lain:
1. Dengan angket kita dapat memperoleh data dari sejumlah anak yang banyak yang hanya
membutuhkan waktu yang sigkat.
2. Setiap anak dapat memperoleh sejumlah pertanyaan yang sama
3. Dengan angket anak pengaruh subjektif dari guru dapat dihindarkan
Sedangkan kelemahan angket, antara lain:
1. Pertanyaan yang diberikan melalui angket adalah terbatas, sehingga apabila ada hal-hal
yang kurang jelas maka sulit untuk diterangkan kembali
2. Kadang-kadang pertanyaan yang diberikan tidak dijawab oleh semua anak, atau
mungkin dijawab tetapi tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Karena anak
merasa bebas menjawab dan tidak diawasi secara mendetail.
3. Ada kemungkinan angket yang diberikan tidak dapat dikumpulkan semua, sebab banyak
anak yang merasa kurang perlu hasil dari angket yang diterima, sehingga tidak
memberikan kembali angketnya.
Langkah-langkah menyusun angket :
1. Merumuskan tujuan
2. Merumuskan kegiatan
3. Menyusun langkah-langkah
4. Menyusun kisi-kisi
5. Menyusun panduan angket
6. Menyusun alat penilaian
4). Pemeriksaan Dokumen (Ducumentary Analisis)
Evaluasi mengenai kemajuan, perkembangan atau keberhasilan belajar peserta didik tanpa
menguji (tehnik nontes) juga dapat dilengkapi atau diperkaya dengan cara melakukan
pemerikasaan terhadap dokumen-dokumen; misalnya dokumen yang memuat infomasi
mengenai riwayat hidup (auto biography).
Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa
kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup, maka subjek evaluasi akan dapat menarik
suatu kesimpulan tentang kepribadian kebiasaan atau sikap dari obyek yang dinilai.
Berbagai informasi, baik mengenai peserta didik, orangtua dan lingkungannya itu bukan tidak
mungkin pada saat-saat tertentu sangat diperlukan sebagai bahan pelengkap bagi pendidik
dalam melakukan evaluasi hasil belajar terhadap peserta didik.
5) Sosiometri
Sosiometri adalah suatu penilaian untuk menentukan pola pertalian dan kedudukan seseorang
dalam suatu kelompok. Sehnggga sosiometri merupakan alat yag tepat untuk menilai
hubungan sosial dan tingkah laku sosial dari murid-murid dalam suatu kelas, yang meliputi
stuktur hubungan individu, susunan antar individu dan arah ubungan sosial. Sehingga dengan
demikian seorang guru dapat mengetahui bagaimana keadaan hubungan social dari tiap-tiap
anak dalam suatu kelompok atau kelas.
Langkah yang ditempuh guru dalam sosiometri ada 3 yaitu:
a) Langkah pemilihan teman
Disini guru menyuruh semua murid untuk memilih teman-temannya yang disenangi secara
berurutan sebanyak satu atau dua anak. Dalam memilih anak perlu disebutkan alasan mengapa
harus memilih teman itu.
Contoh:
Nama : Tono
Kelas : IIIA
Teman yang saya pilih:
1. Candra Karena aktif belajar dan pandai
2. Sumarsono Karena tegas dalam berbicara
3. Nunung Karena penurut
b) Langkah pembuatan tabel
Guru membuat tabel dalam materi tes sosiomentri dari data yang telah diperoleh dalam
langkah pemilihan teman.
Misalnya setiap anak memiliki 2 dari 6 orang
Dipilih Andi Ani Ana Susi Sandi Anto
Pemilih
Andi 1 2
Ani 1 2
Ana 1 2
Susi 1 2
Sandi 1 2
Anto 1 2
Pilihan 2 2 1 1 - -
I
Pilihan - - 2 1 2 1
II
Jumlah 2 2 3 2 2 1
b. Daftar cek
Daftar cek adalah alat penilaian non test yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan
cirri-ciri tertentu, tetapi tidak ada perbedaan tingkatan secara kuantitatif. Daftar cek ini bisa
digunakan dalam teknik penilaian wawancara, observasi, angket.
Daftar cek dikerjakan dengan memberikan tanda cek (√) di samping ciri yang diamati dalam
rangkaian tingkah laku atau hasil kerja yang sedang dinilai. Apabila cirri tersebut tidak
ditemukan, maka dikosongkan.
Contoh:
Berilah tanda cek (√) pada stiap pernyataan di bawah ini, yang merupakan cirri dari
kebiasaan si Ani dalam mempelajari kesenian.
………… 1 Ani tidak menyukai kesenian
………… 2 Ani membersihkan tempat kerjanya setelah pelajaran Kesenian.
………… 3 Selama pelajaran ksenian, Ani belajar dengan baik dan menyelesaikan tugas
yang diberikan.
c. Catatan anekdot
Catatan anekdot adalah alat penilaian dengan cara mengumpulkan catatan-catatan kejadian
khusus yang dibuat sebagai hasil pengamatan guru terhadap tingkah laku siswa yang dinilai.
Catatan anekdot berguna untuk menelaah perkembangan individu siswa. Catatan anekdot
harus memiliki syarat objektif, deskriptif, hendaknya mengemukakan situasi satu persatu
dan selektif.
Catatan Anekdot yaitu catatan khusus mengenai hasil pengamatan tentang tingkah laku anak
yang dianggap penting (istimewa). Catatan anekdot ini ada dua macam yaitu anekdot
insidental, digunakan untuk mencatat peristiwa yang terjadi sewaktu-waktu, tidak terus-
menerus. Sedangkan catatan anekdot periodik digunakan untuk mencatat peristiwa tertentu
yang terjadi secara insedental dalam suatu periode tertentu. Catatan anekdot mempunyai
kegunaan dalam melaksanakan observasi trerhadap tingkah laku anak. Kegunaanya untuk
memperoleh pemahaman yang lebih tepat tentang murid sebagai individu yang kompleks,
memperoleh pemahaman tentang sebab-sebab dari suatu problema yang dihadapinya, dan
dapat dijadikan dasar utuk pemecahan masalah anak dalam belajar.
d. Catatan kumulatif
Catatan kumulatif adalah alat penilaian yang bersumber dari kumpulan data tentang diri
seorang siswa. Catatan ini sering disebut data pribadi atau kartu pribadi, misalnya :
1. Identitas siswa
2. Keadaan siswa dan status social siswa, prestasi belajar,
3. Data riwayat kesehatan,
4. Hobby
5. Minat
6. Bakat umum dan khusus
7. Hasil bimbingan yang telah dilakukan
Teknik evaluasi nontes berarti melaksanakan penilaian dengan tidak mengunakan tes.
Tehnik evaluasi ini umumnya untuk menilai keperibadian anak secara menyeluruh meliputi
sikap, tingkah laku, sifat, sikap social, ucapan, riwayat hidup dan lain-lain yang berhubungan
dengan kegiatan belajar dalam pendidkan baik individual maupun secara kelompok.
Tekhnik nontes terdiri atas ; Observasi (pengamatan), Wawancara (interview), Angket
(Questionave), Pemeriksaan Dokumen (Dukomentary Analisis), dan Sosiometri. Tiap-tiap
metode penilaian memiliki kelebihan dan kekurangan, tetapi pada dasarnya dapat diterapkan
(disesuaikan) pada semua mata pelajaran pada sistem belajar mengajar kita. Akhirnya, aktivitas
penilaian yang baik adalah identik dengan aktivitas pengajaran yang baik.
Mengacu klasifikasi domain tujuan pendidikan menjadi domain kognitif, afektif, dan
psikomotor, maka untuk mencapai tujuan ketiga domain tersebut diperlukan instrumen yang
valid untuk mengukur pencapaian ketiga domain tersebut. Pengukuran domain afektif tidak
semudah mengukur domain kognitif. Pengukuran domain afektif tidak dapat dilakukan setiap
saat karena perubahan tingkah laku peserta didik dapat berubah sewaktu-waktu. Pembentukan
sikap seseorang memerlukan waktu yang relatif lama.
Untuk mengukur domain afektif dan sebagian psikomotor diperlukan pengembangan
instrumen evaluasi nontes (alternative test). Pengembangan instrumen ini relatif lebih sulit
dibandingkan dengan pengembangan instrumen evaluasi tes. Untuk itu, diperlukan kajian yang
seksama dalam menurunkan serta menjabarkan domain afektif ke dalam aspek-aspek yang
spesifik untuk dapat mengembangkan instrumen yang valid dan reliabel.
Ada beberapa alat penilaian yang sering digunakan dalam penilaian. Alat tersebut adalah
skala penilaian, daftar cek, catatan anekdot, dan catatan kumulatif.
DAFTAR PUSTAKA
Clarke, David. 1997. Constructive Assesment in Mathematics. Berkeley USA : Key Curriculum
press
Depdikbud. 1987. Penilaian dalam Pendidikan. Buku Akta Mengajar V. Jakarta : Depdikbud.
Depdikbud. 1984. Modul Evaluasi Hasil Belajar. Buku II Program Akta Mengajar V-B
Komponen Dasar Kependidikan. Jakarta : Depdikbud.
Departemen Pendidikan Nasional, 2000, Penilaian dan Pengujian Untuk Guru. Jakarta :
Depdikbud.
Malone, John, 1997,” Innovative Assessment Methods”, Paper for short course on
Teaching/learning Skills in University 10 - 31 August 1997, Curtin University of
Technology Perth Western Australia. Perth : CUT
Nana Sudjana. 1991. Penilaian Hasil Proses Belajar dan Mengajar. Bandung : PT Remadja
Rosda Karya
Nana Sudjana, Ibrahim, 2007,Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Sinar Baru Algesindo.
Sudijono, Anas. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo.
Swan, Paul. 1995. “Catering for Individual differences witihin a normal classroom setting -- one
approach”, dalam Cross Section Journal, November 1995, Vol. 7 No. 5. Perth, WA
Wahyono, Tries Edy. 2009. Evaluasi dan Penilainan. http://triesedy.net. [April 2008]
http//www.evaluasi pendidikan.blogspot.com.