You are on page 1of 53

ABSTRAK PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR KARTUNSTRIP UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN MENGARANG SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

DI SDN LIDAH WETAN IV / 566 SURABAYA Pembelajaran mengarang pada bidang studi Bahasa Indonesia di SD Kelas IV merupakan ketrampilan yang harus siswa kuasai. Maka sehubungan dengan hal tersebut dibutuhkan bantuan suatu media pembelajaran yang sesuai sehingga dapat meningkatkan dan memudahkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran mengarang. Salah satu hal yang dapat membantu siswa untuk memahami materi tentang mengarang adalah dengan menggunakan atau menerapkan media pembelajaran yaitu contohnya adalah media gambar kartunstrip.Dimana diharapkan dengan penggunaan media gambar kartunstrip ini siswa lebih mudah dalam menyusun sebuah karangan melalui bantuan gambar kartunstrip.Sebab dalam gambar kartunstrip dilengkapi dengan ilustrasi gambar yang berurutan, sehingga dapat menarik perhatian siswa dan memudahkan siswa dalam membuat karangan. Setelah penulis menggunakan media gambar kartunstrip dalam pembelajaran mengarang pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya di SDN Lidah Wetan IV / 566 Surabaya, penulis mandapatkan hasil bahwa kemampuan mengarang siswa kelas IV mengalami peningkatan. Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan observasi, tes, dan tehnik angket. Dalam tehnik angket penulis ingin menggali data tentang keterkaitan siswa terhadap pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan media gambar kartunstrip.Dari angket yang telah dibagikan dapat diketahui bahwa siswa menyukai pembelajaran mengarang dengan media gambar kartunstrip dan hasil karangan siswa mengalami peningkatan setelah menggunakan media kartunstrip. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan media gambar kartunstrip dapat meningkatkan ketrampilan mengarang siswa. Kata kunci : Gambar kartunstrip, mengarang, Bahasa Indonesia

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL............................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................ii HALAMAN PENGESAHAN.................................................................iii HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................. iv KATA PENGANTAR............................................................................. v SURAT PERNYATAAN........................................................................vii ABSTRAK............................................................................................... viii DAFTAR ISI............................................................................................ ix DAFTAR TABEL.................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.................................................... 1 B. Rumusan Masalah............................................................. 3 C. Tujuan Penulisan............................................................... 3 D. Manfaat Penulisan............................................................. 4 E. Batasan Masalah................................................................ 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Pengertian Media............................................................... 5 2. Pengertian Media Gambar................................................. 6 3. Pengertian Media Gambar Kartunstrip.............................. 6 4. Kartun Yang Efektif Untuk Pengajaran............................. 7 5. Keunggulan Dan Kelemahan Gambar Kartun................... 9 6. Prosedur Pembelajaran Menggunakan 7. Media Kartunstrip.............................................................. 9 B. Mengarang..................................................................................... 11 1. Pengertian Mengarang....................................................... 11 2. Jenis Jenis Mengarang.................................................... 11 3. Tahapan Pengajaran Mengarang........................................ 13 4. Perencanaan Mengarang.................................................... 15 5. Proses Menulis................................................................... 16 A. Media Pengajaran......................................................................... 5

C. Hubungan Penggunaan Media Gambar Kartunstrip Dalam Meningkatkan Ketrampilan Mengarang............................ 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian.................................................................. 21 B. Subyek Penelitian.............................................................. 21 C. Tempat Dan Waktu Penelitian.......................................... 23 D. Variabel Penelitian............................................................ 24 E. Rancangan Penelitian........................................................ 24 F. Prosedur Penelitian............................................................ 27 G. Instrumen Penelitian......................................................... 28 H. Data................................................................................... 32 I. Tehnik Analisis Data.......................................................... 32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Data.................................................................. 36 B. Pembahasan....................................................................... 45 BAB V PENUTUP A. Simpulan........................................................................... 49 B. Saran.................................................................................. 49 DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4

Daftar Nama Siswa Kelas IV SDN Lidah Wetan IV / 566 Surabaya................................................................................ 22 Lembar Observasi Aktivitas Guru............................................... 29 Lembar Observasi Aktivitas Siswa.............................................. 30 Respon Siswa Terhadap Proses Pembelajaran Mengarang Dengan Media Kartunstrip....................................... 31

Tabel 1.1 Daftar Nilai Siswa Pada Pembelajaran Mengarang Tanpa Menggunakan Media..................................... 36 Tabel 1.2 Daftar Nilai Siswa Pada Pembelajaran Mengarang Dengan Menggunakan Media Kartunstrip................ 38 Tabel 2.1 Lembar Observasi Aktivitas Guru ( siklus I ).............................. 40 Tabel 2.2 Lembar Observasi Aktivitas Guru ( siklus II )............................ 41 Tabel 2.3 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ( siklus I )............................ 42 Tabel 2.4 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ( siklus II )........................... 42 Tabel 2.5 Respon Siswa Terhadap Proses Pembelajaran Mengarang Dengan Media Kartunstrip 43

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Bahasa merupakan dasar atau pokok dari segala pengetahuan yang harus dimiliki. Dengan bahasa manusia dapat berkomunikasi dengan manusia lain.Dengan bahasa pula manusia dapat menambah wawasan dan pengetahuannya.Keberhasilan seorang anak dalam mempelajari dan menguasai pengetahuan sangat tergantung pada penguasaan bahasa yang dimiliki.Bagi anak SD penguasaan bahasa begitu penting, karena mereka masih dalam tahap mempelajari pengetahuan secara dasar. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia ada beberapa aspek yang sangat diperhatikan dan saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Aspekaspek tersebut adalah mendengarkan, menyimak, menulis, dan berbicara. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Laely Syaudah ( 2001) yang menyatakan bahwa kemampuan berbahasa memiliki empat komponen yaitu ketrampilan mendengarkan ( listening skills ), ketrampilan berbicara (speaking skills), ketrampilan membaca ( reading skills ), dan ketrampilan menulis ( writing skills ). Dari keempat ketrampilan tersebut yang paling sulit dikuasai siswa adalah ketrampilan menulis. Ketrampilan menulis merupakan salah satu kemampuan yang perlu dimiliki oleh siswa SD. Dengan memiliki kemampuan menulis, siswa dapat mengkomunikasikan ide, penghayatan, dan pengalamannya ke berbagai pihak, terlepas dari ikatan waktu dan

tempat. Disamping itu, siswapun dapat meningkatkan dan memperluas pengetahuannya melalui tulisan-tulisan. Kemampuan menulis sendiri adalah kemampuan menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut. Kemampuan menulis sendiri seperti halnya dengan kemampuan berbahasa lain, dapat dimiliki melalui bimbingan dan latihan yang intensif. Latihan kemampuan menulis di SD sangat penting karena merupakan penanaman dasar menulis. Namun saat ini, ketika kita mengajak siswa melakukan kegiatan menulis misalnya mengarang, yang terjadi adalah siswa kesulitan tentang materi yang akan disampaikan dalam karangannya. Akibatnya, siswa melihat pekerjaan temannya dan bingung dengan pekerjaannya sendiri. Ada beberapa alasan yang dapat menyebabkan siswa kurang dapat mengembangkan kemampuan mereka dalam mengarang, salah satunya minimnya guru dalam mengembangkan atau menarik minat siswa dalam pembelajaran mengarang. Selain itu guru juga kurang mampu dalam memanfaatkan media pembelajaran untuk menunjang siswa dalam kegiatan mengarang. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketrampilan mengarang pada siswa adalah dengan menggunakan media yang menarik perhatian mereka. Salah satu media pembelajaran yang menarik perhatian dan dapat membantu siswa dalam kegiatan mengarang adalah media gambar kartun (kartunstrip) atau media gambar kartun rangkai. Anak-anak pada dasarnya

menyukai hal-hal yang lucu. Hal itu bisa diketahui dalam proses sehari-hari bahwa berkelakar merupakan kegiatan utama yang dilakukan oleh siswa, bahkan oleh semua orang, untuk meredakan ketegangan. Belajar merupakan kegiatan dengan tingkat keseriusan tinggi, sehingga sangat menguras energi otak dan pikiran. Dengan penggunaan media gambar kartun ( kartunstrip ) diharapkan siswa dapat menjalani kegiatan mengarang dengan mudah dan menyenangkan sehingga pada akhirnya akan menumbuhkembangkan ketrampilan maupun kreativitas mereka dalam menulis suatu karangan. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka timbul permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana pemanfaatan media gambar kartunstrip, khususnya dalam pembelajaran mengarang pada bidang studi Bahasa Indonesia di kelas IV SD. 2. Apakah pembelajaran dengan menggunakan media gambar

kartunstrip dapat meningkatkan ketrampilan mengarang pada siswa kelas IV SD. C. Tujuan Penelitian Dari permasalahan yang timbul, penulis menyampaikan tujuan penulis sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pemanfaatan media gambar kartunstrip dalam pembelajaran mengarang.

2. Untuk mengetahui peningkatan ketrampilan mengarang siswa setelah penerapan media gambar kartunstrip. D. Manfaat Penulisan 1. Bagi Siswa Meningkatkan mengarang. 2. Bagi Peneliti Mengetahui seberapa besar manfaat media gambar kartunstrip dalam ketrampilan mengarang. E. Batasan Masalah Dalam penelitian ini penulis hanya membahas tentang media gambar kartunstrip sebagai media pembelajaran mengarang pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV SD. prestasi siswa terutama dalam hal ketrampilan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. MEDIA PENGAJARAN 1. Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada siswa dapat dissederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media, sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai dengan optimal. Dengan kata lain media adalah segala sesuatu yang dapat memperjelas proses pembelajaran atau alat bantu dalam mempermudah pencapaian tujuan pengajaran. 2. Pengertian Media Gambar Dilihat dari jenisnya media ada yang termasuk media visual atau media gambar. Media visual atau media gambar adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan.

Media visual atau media gambar ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip ( film rangkai), slides ( film bingkai), foto, gambar atau lukisan, cetakan. Ada beberapa pengertian media gambar, beberapa tokoh menyimpulkan pengertian media gambar sebagai berikut : a. Menurut Arief S. Sadiman ( 1990 : 90 ) menyatakan bahwa media gambar adalah suatu media yang mengkombinasikan fakta, gagasan secara jelas, dan kuat melalui suatu pengungkapan kata-kata / gambar. b. Menurut Cece ( 1991 : 140 ) mengungkapkan bahwa gambar adalah merupakan bentuk visual yang dapat dinikmati oleh setiap orang yang memandangnya sebagai wujud perpindahan dari keadaan yang sebenarnya, baik mengenai pemandangan benda atau barang, maupun suasana lingkungan. 3. Pengertian Media Gambar Kartunstrip Salah satu contoh media gambar yang cukup unik untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan adalah gambar kartun. Kartun adalah penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang, gagasan atau situasi yang didesain untuk mempengaruhi opini masyarakat. Walaupun terdapat sejumlah kartun yang berfungsi untuk membuat orang tersenyum, seperti halnya kartun-kartun yang dimuat disurat kabar. Kartun sebagai alat bantu mempunyai manfaat penting dalam pengajaran, terutama dalam menjelaskan rangkaian isi bahan dalam satu urutan logis atau mengandung makna. Sehingga pengertian

10

kartunstrip adalah penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang atau gagasan yang dirangkai sehingga mengandung makna. Kartun yang baik hanya mengandung satu gagasan saja. Ciri khas kartun adalah memakai karikatur, sindiran yang dilebih-lebihkan, perlambang dan humor pilihan. Humor sering dan biasa membuat orang tertawa, terutama dalam kartun-kartun yang berisi pertentangan politik bagi para pembaca surat kabar. Kekuatan kartun untuk mempengaruhi pendapat umum, terletak pada kekompakannya, penyederhanaan isinya, dan perhatian yang sungguh-sungguh yang dapat dibangkitkan secara tajam melalui gambar-gambar yang mengandung humor. Ciri kartun lainnya adalah melukiskan suatu pola pengkritikan terhadap individu-individu dalam arti untuk memperoleh isu-isu yang penting. 4. Kartun Yang Efektif Untuk Pengajaran Pertanyaan tentang bagaimana kartun yang baik, merupakan pertanyaan yang sukar dijawab, sebab kartun merupakan hasil kreatif secara pribadi dari kartunis itu sendiri. Akan tetapi ada beberapa kualitas tertentu dari kartun-kartun yang efektif untuk tujuan pengajaran, diantaranya : a.) Pemakaiannya sesuai dengan tingkat pengalaman Pertimbangan pertama adalah, arti kartun hendaknya dapat dimengerti oleh para siswa pada saat kartun tersebut digunakan. Ada beberapa kartun yang sulit dipahami maknanya oleh anak SD,

11

misalnya kartun mengenai sosial politik. Pada umumnya anak-anak mulai mampu menafsirkan kartun semacam ini pada usia 13 tahun. Selain itu penafsiran kartun yang keliru dapat terjadi jika tidak adanya pengertian dari unsur - unsur kata dalam keterangan kartun. Dengan kata lain, kurangnya latar belakang yang memadai dalam memberikan arti yang tepat pada kata-kata yang digunakan merupakan penyebab utama dari kesalahan menafsirkan kartun. b.) Kesederhanaan Memperkirakan arti kartun dapat dimengerti, berarti ada beberapa perwatakan fisik yang diinginkan dari kartun-kartun yang baik. Satu diantaranya adalah kesederhanaan. Secara umum dapat dikatakan bahwa kartun-kartun yang baik hanya berisi hal-hal yang penting saja. Ada kartun yang memakai keterangan bahkan ada beberapa kartun tidak memerlukan keterangan sama sekali, karena lukisan itu sendiri telah menyampaikan gagasan tanpa bantuan katakata. c.) Lambang yang jelas Ciri ketiga dari kartun yang efektif adalah kejelasan dari pengertian-pengertian simbolis. Lambang-lambang yang

menggambarkan konsep-konsep yang lebih abstrak, seperti hak-hak negara, kemanusiaan, dan kemerdekaan sulit disampaikan. Dalam hal ini maka kemampuan si pencipta kartun dihadapkan pada tantangan berat. Sehubungan dengan itu guru haruslah berhati-hati

12

dalam memilih kartun dengan lambang-lambangnya dan tidak terlalu sukar dipahami oleh para siswa. 5. Keunggulan Dan Kelemahan Gambar Kartun Menurut Sudjana (2005), keunggulan dan kelemahan media kartun strip adalah sebagai berikut: 1.) Keunggulan Gambar Kartun a. Mampu menarik perhatian siswa b. Menumbuhkan minat belajar siswa c. Membantu cara belajar gaya visual d. Mudah dicerna oleh siswa e. Menumbuhkan kematangan emosi siswa f. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan (penghilang stress) g. Mampu mengembangkan imajinasi siswa 2.) Kelemahan Gambar Kartun a. Pesan gambar sulit dipahami siswa b. Terkadang siswa kurang serius dalam memahami pelajaran 6. Prosedur Pembelajaran Menggunakan Media Kartunstrip Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran mengarang dengan media kartunstrip adalah sebagai berikut : a. Perencanaan 1. Merumuskan tujuan pembelajaran 2. Mempertimbangkan sasaran pembelajaran (cocok untuk siswa kelas berapa ).

13

3. Menyusun rencana belajar bagi siswa selama pelaksanaan belajar dengan media kartunstrip. 4. Menyusun tata tertib atau aturan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media kartunstrip. 5. Memilih gambar kartunstrip yang sesuai untuk media pembelajaran. b. Pelaksanaan 1. Guru memberikan contoh karangan dengan menggunakan media kartuntrip. 2. Siswa memperhatikan gambar kartunstrip yang ditunjukkan oleh guru. 3. Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai gambar kartunstrip yang telah ditunjukkan. 4. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok, kemudian masing-masing kelompok diminta untuk membuat pikiran pokok dari beberapa gambar kartunstrip yang telah ditunjukkan. 5. Siswa mendengarkan pengarahan guru dalam membuat suatu karangan dengan menggunakan gambar kartunstrip. 6. Siswa membuat suatu karangan berdasarkan media

kartunstrip sesuai pengarahan dari guru.

14

B. MENGARANG 1. Pengertian Mengarang Yang dimaksud dengan mengarang adalah menuangkan gagasan atau ide dalam bentuk tulisan. Byrne ( 1979 ) mengemukakan bahwa mengarang pada hakikatnya bukan sekedar menulis simbol simbol grafis sehingga berbentuk kata, dan kata kata disusun menjadi kalimat menurut peraturan tertentu, akan tetapi mengarang adalah menuangkan buah pikiran kedalam bahasa tulis melalui kalimat kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan pada pembaca dengan berhasil. 2. Jenis Jenis Mengarang a. Narasi ( Cerita ) Merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha

mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa tersebu. a. Eksposisi ( Paparan ) Merupakan karangan yang berusaha menerangkan atau menjelaskan sesuatu yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang. b. Deskripsi ( Lukisan ) Merupakan usaha untuk menggambarkan dengan kata-kata wujud atau sifat lahiriah suatu obyek, sehingga pembaca seakanakan melihat sendiri obyek tersebut.

15

c.

Persuasi Merupakan karangan yang berusaha mempengaruhi dan membujuk pembaca dan meyakinkan agar seseorang melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis.

d.

Argumentasi ( Pendapat ) Merupakan karangan yang berusaha meyakinkan pembaca dengan pemberian alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Jenis-jenis Argumentasi : a. Makalah Yaitu tulisan resmi yang dimaksudkan untuk dibacakan dimuka umum, termasuk karangan yang menjadi tugas selama pendidikan di sekolah. b. Paper atau tempat kerja Adalah karangan yang berisi prasaran, pendapat, hasil penelitian, yang akan dibacakan dalam rapat kerja, diskusi, simposium atau seminar. c. Skripsi Adalah karya tulis ilmiah yang dilakukan oleh mahasiswa dalam proses studinya di perguruan tinggi. d. Disertasi Adalah karya tulis yang dibuat untuk mencapai gelar doktor. e. Buku ilmu pengetahuan serta artikel-artikel ilmiah yang biasanya dimuat di majalah atau di surat kabar.

16

3. Tahapan Pengajaran Mengarang Pengajaran mengarang menurut Baraja ( 1975 ) terdiri atas lima tahap, yaitu : a. Mencontoh Mencontoh adalah aktivitas mekanis. Sungguhpun

demikian, bukan berarti bahwa siswa tidak belajar apa-apa. Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh lewat kegiatan mencontoh, misalnya berlatih menulis dengan tepat sesuai dengan contoh, belajar mengeja dengan tepat, dan membiasakan diri menggunakan bahasa yang baik. b. Mereproduksi Kegiatan reproduksi, yaitu menulis apa yang telah dipelajari secara lisan dan tulis. Kegiatan ini diawali dengan kegiatan menyimak atau membaca. Hasilnya dituangkan kembali dalam bentuk karangan yang disusun dengan kata-katanya sendiri. Dengan demikian ide dan sistematika tidak berbeda dengan karangan yang telah dipelajari sebelumnya. c. Rekombinasi dan Transformasi Rekombinasi merupakan latihan menggabungkan beberapa karangan menjadi satu karangan. Dalam praktik, dapat berupa penggabunganantarkalimat,antarparagraf, atau antarwacana.Dengan demikian, rekombinasi mencakup pengertian kompilasi beberapa pokok pikiran dari berbagai wacana menjadi satu wacana. Sementara itu, transformasi adalah mengubah salah satu bentuk

17

karangan ke dalam bentuk karangan yang lain. Seseorang dapat mengubah bentuk puisi kedalam prosa, atau sebaliknya. Dalam lingkup yang lebih luas transformasi mencakup pengertian penerjemahan, penyaduran, alih aksara (transliterasi ), transkripsi, dan pembuatan sinopsis. d. Menulis Terpimpin Menulis terpimpin dapat dilakukan dengan bantuan gambar dan kerangka karangan. Dalam lingkup yang sederhana,

penyusunan kalimat berdasarkan kata-kata tertentu, penyusunan alinea berdasarkan kalimat-kalimat tertentu termasuk mengarang terpimpin. e. Mengarang Bebas Mengarang bebas sebagai tahap akhir dari pengajaran mengarang dilakukan dengan memberi tugas kepada siswa untuk membuat karangan bebas. Meskipun demikian ada baiknya apabila judul karangan atau tema, dan jumlah kata ditentukan oleh guru. Dengan demikian guru tidak terlalu sulit dalam melakukan evaluasi. 4. Perencanaan Mengarang 1. Pemilihan Topik Topik merupakan masalah yang akan kita bicarakan. Topik ini menjiwai seluruh karangan. a. Sumber Topik Ada empat sumber yang dapat kita gali dalam mencapai topik, yaitu :

18

1. Sumber Pengalaman, yaitu apa-apa yang pernah dialami seseorang, pengalaman ilmiah yang paling mudah digali untuk mendapatkan topik. 2. Sumber Pengamatan, sumber ini sebaiknya dilatihkan kepada siswa sedini mungkin, siswa dilatih menggunakan penginderaan secermat mungkin dalam mengamati suatu obyek dan belajar mengungkapkan fakta. 3. Sumber Imajinasi, kreatifitas siswa dapat dirangsang melalui imajinasi yang sehat dan sesuai dengan tingkat

perkembangan siswa. 4. Sumber Pendapat atau Hasil Penalaran. Karena semua orangmempunyai pendapat hasil dari penalarannya. b. Dalam pemilihan topik perlu memperhatikan: 1. Topik hendaknya menarik untuk dibahas 2. Penulis memiliki pengetahuan yang memadai tentang topik yang dipilih. 3. Bahan yang diperlukan dapat diperoleh dan cukup memadai. 4. Topik tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit. 5. Ada manfaatnya dan layak dibahas. 2. Pemilihan Judul Judul adalah nama, atau semacam label untuk sebuah karangan, sedangkan topik ialah pokok pembicaraan dalm keseluruhan karangan. Jadi dalam memilih judul harus lebih hati-

19

hati, karena judul adalah label suatu karangan yang bisa mempengaruhi minat penbaca 3. Tujuan Penulisan Penulis harus mengungkapkan dengan jelas tujuan

penulisan. Tujuan inilah yang menjadi pedoman bagi penulis dalam pengembangan topik. 5. Proses Menulis Aktivitas menulis mengikuti alur proses yang terdiri dari beberapa biasanya berisi kesimpulan dan saran. Pengembangan masalah dapat dilakukan dengan pola alamiah dan rasional. Pola alamiah adalah pola pengembangan yang disesuaikan dengan urutan waktu terjadinya peristiwa ( kronologis ), dan urutan tempat atau ruang ( Space order). Sementara itu, pola pengembangan rasional, dapat dilakukan berdasarkan (1) urutan sebab akibat atau sebaliknya, (2) problem tahap, yaitu: 1. Pramenulis Pramenulis merupakan tahap persiapan. Pada tahap ini seorang penulis melakukan berbagai kegiatan, misalnya

menemukan ide gagasan, menentukan judul karangan, menentukan tujuan, memilih bentuk atau jenis tulisan, membuat kerangka, dan mengumpulkan bahan-bahan. Ide tulisan dapat bersumber dari pengalaman, observasi, bahan bacaan, dan imajinasi. Oleh karena itu, pada tahap pramenulis kadang diperlukan stimulus untuk

20

merangsang munculnya respon yang berupa ide atau gagasan. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui berbagai aktivitas, misalnya membaca buku, surat kabar, majalah, dan sejenisnya. Pengembangan ide kedalam kerangka karangan dapat menggunakan berbagai pola pengembangan. Secara umum, karangan terdiri atas tiga bagian, yaitu pendahuluan,

pengembangan, dan penutup. Pada bagian pendahuluan dapat dikemukakan latar belakang masalah, permasalahan yang akan dikemukakan, dan pendekatan yang akan digunakan untuk menguraikan masalah itu. Bagian penutup solving atau pemecahan masalah, (3) aspek, (4) topik. 2. Menulis Tahap menulis dimulai dengan menjabarkan ide ke dalam bentuk tulisan. Ide-ide itu dituangkan dalam bentuk kalimat dan paragraf. Selanjutnya, paragraf-paragraf itu dirangkaikan menjadi satu karangan yang utuh. Pada tahap ini diperlukan pula berbagai pengetahuan kebahasaan digunakan dan untuk tehnik penulisan. kata, Pengetahuan penentuan kebahasaan bahasa,

pemilihan

gaya

pembentukan kalimat, sedangkan tehnik penulisan untuk menyusun paragraf sampai dengan menyusun karangan secara utuh. Apabila pada tahap pramenulis belum ditentukan judul karangan, maka pada akhir ini, penulis dapat menentukan judul karangan. Beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan pada saat

21

menentukan judul, antara lain (1) singkat, (2) provokatif, (3) relevan dengan isi. Disamping itu dalam membuat judul perlu diperhatikan bahwa judul sebaiknya disusun dalam bentuk frase bukan kalimat. 3. Merevisi Pada tahap merevisi dilakukan koreksi terhadap keseluruhan karangan. Koreksi dilakukan terhadap berbagai aspek, misalnya struktur karangan dan kebahasaan. Struktur karangan meliputi penataan ide pokok dan ide penjelas, serta sistematika dan penalarannya. Sementara itu, aspek kebahasaan meliputi pilihan kata, struktur bahasa, ejaan, dan tanda baca. Pada tahap revisi masih dimungkinkan mengubah judul karangan apabila judul yang telah ditentukan dirasakan kurang tepat. 4. Mempublikasikan Mempublikasikan mempunyai dua pengertian. Pengertian pertama, berarti menyampaikan karangan kepada publik dalam bentuk cetakan, sedangkan pengertian kedua menyampaikan dalam bentuk noncetakan. Penyampaian noncetakan dapat dilakukan dengan pementasan, perceritaan, peragaan, dan sebagainya. Karangan berbentuk cerita anak-anak, misalnya, dapat disampaikan melalui majalah, atau dapat pula disampaikan secara lisan. Secara sederhana, karangan anak-anak dapat dipublikasikan lewat papan tempel atau dibacakan didepan kelas. Publikasi semacam ini memiliki dampak psikologis yang amat baik. Pemajangan hasil

22

karya anak-anak dapat berfungsi ganda, disamping untuk penguatan juga dapat memacu semangat bersaing secara positif.

C. HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR KARTUNSTRIP DALAM MENINGKATKAN KETRAMPILAN MENGARANG Hubungan penggunaan media atau alat peraga dalam proses pembelajaran adalah hal yang sangat penting, dimana media merupakan alat dalam membantu siswa dalam belajar supaya lebih bermakna dan terkonstruk dalam pikiran siswa itu sendiri. Hal tersebut karena siswa bisa melihat, merasakan, dan mengalami sendiri pengalaman untuk membantu proses belajar. Dan belajar yang paling baik serta efektif adalah dari pengalaman yang dirasakan sendiri oleh siswa tersebut. Dengan melihat dan merasakan, maka penggunaan media memang sangat efektif dan efisien dalam proses belajar mengajar sehingga tujuan yang diharapkan akan mudah tercapai, hal itu sesuai dengan pendapat Hasuhan ( 1998 : 18) bahwa Belajar memberi hasil yang sebaik-baiknya, bila didasarkan dengan pengalaman yaitu suatu interaksi dan reaksi antara individu dengan lingkungannya. Jadi dengan pengalaman yang dirasakan dan diterima selama proses belajar mengajar siswa akan termotivasi untuk belajar, mengamati, memikirkan, dan mengolah dalam alam pikirannya dan menuangkan hasil pengamatan itu dalam bentuk tulisan, kaitannya dengan ketrampilan mengarang. Dengan demikian, kegiatan mengarang akan lebih bermakna bila dalam pembelajarannya menggunakan dan memfungsikan media,

23

dalam hal ini media gambar kartunstrip. Selain itu siswa tidak lagi menganggap mengarang sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan, tetapi menjadi pelajaran yang menyenangkan dan mudah.

24

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Penelitian ini berjudul Penggunaan Media Gambar Kartunstrip Untuk Meningkatkan Ketrampilan Mengarang Siswa Kelas IV Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SDN Lidah Wetan IV / 566 Surabaya . Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dalam pengolahan datanya menggunakan jenis penelitian deskripsi kuantitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh informasi informasi dari suatu penelitian. Sedangkan untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengarang digunakan jenis penelitian deskripsi kualitatif. Jenis penelitian ini mampu mengungkapkan tentang ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel yang diteliti yaitu pemanfaatan media gambar kartunstrip dengan hasil karangan siswa kelas IV dalam pembelajaran mengarang Bahasa Indonesia. Menurut Arikunto ( 2006 : 309 ) metode penelitian deskripsi kuantitatif adalah metode dalam penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data informasi mengenai status gejala yang ada, keadaan atau gejala apa adanya pada saat penelitian dilakukan. B. Subyek Penelitian Subyek yang dikenai tindakan pada penelitian ini adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar. Alasan dipilih kelas IV sebagai subyek penelitian karena kelas IV adalah merupakan kelas tinggi yang telah ada dalam tahap operasi formal, dengan karakteristik telah mampu berpikir logis, mampu melakukan kegiatan

25

berpikir abstrak.Diasumsikan siswa kelas IV memiliki kemampuan mengarang karena mereka telah melakukan banyak latihan mengarang dalam pelajaran Bahasa Indonesia sebelumnya. Siswa kelas IV SDN Lidah Wetan IV / 566 Surabaya berjumlah 35 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki laki dan 23 siswa perempuan. Adapun nama nama siswa kelas IV adalah sebagai berikut: Tabel 1 Daftar Nama Siswa Kelas IV SDN Lidah Wetan IV / 566 Surabaya No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. Nama Siswa 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. L/P P P P P P L L P P P P L L P P P L L L L P L P L P P P P P P P P

26

33. 34. 35.

33. 34. 35.

P L L

C. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah daerah atau lokasi yang digunakan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Adapun tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah SDN Lidah Wetan IV / 566 Surabaya. 2.Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah waktu yang digunakan peneliti dalam rangka pengumpulan data data yang diperlukan dalam penelitian mulai dari pengajuan judul sampai pada penyusunan laporan penelitian. Adapun waktu pelaksanaan pengumpulan data untuk tes mengarang adalah pada tanggal 27 Oktober dan tanggal 01 November 2008.

D. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini, variabel yang dijadikan obyek penelitian adalah : 1. Variabel Bebas, yaitu dalam hal ini yang termasuk variabel bebas adalah pemanfaatan media gambar kartunstrip.Variabel ini penulis nyatakan sebagai variabel bebas karena variabel ini tidak dipengaruhi oleh variabel lain, tapi justru menjadikan variabel yang mempengaruhi variabel lain. 2. Variabel Terikat, dalam penelitian ini yang termasuk variabel terikat adalah kemampuan menulis sebuah karangan. E. Rancangan Penelitian

27

Dalam penelitian ini, rancangan penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah: O1 Keterangan : O1 = Nilai siklus I ( sebelum menerapkan media gambar kartunstrip ) X = Proses pembelajaran mengarang dengan media gambar kartunstrip O2 = Nilai siklus II ( sesudah menerapkan media gambar kartunstrip ) Berdasarkan rancangan penelitian dan tujuan pembelajaran, maka penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan dua siklus, yaitu : 1. Siklus I A. Perencanaan a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ) b. Membuat instrumen penelitian c. Melakukan apersepsi awal tentang materi serta mengkondisikan siswa sebelum menerima materi pembelajaran. B. Pelaksanaan a. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi mengarang b. Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang materi mengarang yang sudah siswa ketahui. c. Siswa memperhatikan contoh karangan yang ditunjukkan oleh guru. d. Guru bersama siswa mengidentifikasi komponen yang ada dalam contoh karangan. e. Siswa diminta membuat suatu karangan dengan tema bebas. C. Refleksi X O2

28

Guru melakukan diskusi dengan observer yaitu rekan sesama PPL yang mendampingi guru selama kegiatan belajar mengajar berlangsung tentang hasil observasinya terhadap proses pembelajaran yang mencakup aktivitas guru dan siswa. 2. Siklus II A. Perencanaan a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ) b. Membuat media pembelajaran berupa gambar kartunstrip c. Membuat instrumen penilitian d. Melakukan apersepsi awal tentang materi serta mengkondisikan siswa sebelum menerima materi pembelajaran. B. Pelaksanaan a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran b. Guru mengulang secara singkat materi pada pertemuan sebelumnya c. Siswa memperhatikan media gambar kartunstrip yang ditunjukkan oleh guru d. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok, kemudian masing masing kelompok diminta mendiskusikan pokok pikiran dari masing masing gambar dan mengemukakannya didepan kelas. e. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai gambar kartunstrip yang telah ditunjukkan. f. Siswa diminta menganalisis masing masing gambar. g. Siswa diminta mengembangkan hasil analisisnya menjadi sebuah karangan utuh. C. Refleksi

29

Guru melakukan diskusi dengan observer yaitu rekan sesama PPL yang mendampingi guru selama kegiatan belajar mengajar berlangsung tentang hasil observasinya terhadap proses pembelajaran yang mencakup aktivitas guru dan siswa yang kemudian akan diambil suatu kesimpulan. Seiring dengan dilakukannya tindakan penelitian kelas, peneliti melakukan kegiatan observasi untuk mengamati : a. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media gambar kartunstrip. b. Pengaruh penggunaan media gambar kartunstrip terhadap kemampuan mengarang siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. c. Pengaruh penggunaan media gambar kartunstrip terhadap efektifitas dan peningkatan kemampuan mengarang siswa. d. Mengetahui kelebihan dan kekurangan media kartunstrip pada pembelajaran mengarang.

F. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap pengolahan data, dan tahap pelaporan. a. Tahap Persiapan 1. Melakukan observasi tentang kondisi kelas. 2. Menyusun rencana penelitian. 3. Menyusun instrumen penelitian. b. Tahap Pelaksanaan

30

Pada tahap ini, peneliti yang berperan sebagai guru, melaksanakan proses belajar mengajar pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media gambar kartunstrip. Kegiatan yang diterapkan antara lain : 1. Melaksanakan langkah langkah pembelajaran mengarang pada Bahasa Indonesia dengan menggunakan media gambar kartunstrip. 2. Melihat keefektifan penerapan media kartunstrip dalam pembelajaran mengarang di sekolah dasar, menggunakan tehnik pengumpulan data yang telah ditentukan. 3. Mencatat kelebihan dan kekurangan penerapan media kartunstrip dalam pembelajaran mengarang di sekolah dasar. c. Tahap Pelaporan ( Penyimpulan ) Yaitu membuat simpulan tentang penerapan media kartunstripdalam pembelajaran mengarang pada siswa kelas IV sekolah dasar, serta kelebihan dan kekurangannya. Berdasar hasil evaluasi terhadap siklus diatas diharapkan tujuan pembelajaran dengan menggunakan media kartunstrip dapat tercapai. G. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis atau macam instrumen penelitian yaitu pengukuran langsung yang merupakan tehnik pengumpulan data yang dipelajari atau diamati dengan menggunakan berbagai macam alat ukur sesuai dengan obyeknya, kemudian hasil pengukuran tersebut dicatat satu persatu. Dalam penelitian ini penulis memakai instrumen penelitian, yaitu : 1. Tes

31

Menurut Ngalim Purwanto ( 1990 : 33 ) tes hasil belajar atau achievement test ialah tes yang dipergunakan untuk menilai hasil hasil pelajaran yang telah diberikan oleh guru kepada murid muridnya dalam jangka waktu tertentu. Untuk penelitian terhadap hasil karya siswa dalam mengarang

menggunakan beberapa kriteria, yaitu : a. Kesesuaian isi karangan dengan judul b. Ejaan dan tanda baca c.Kerapian tulisan 3. Lembar Observasi Menurut Ngalim Purwanto ( 1991 : 449 ) dalam Lamidjan Hadi Susarno observasi adalah metode atau cara cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Dalam penelitian ini, pengamatan terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran dilakukan oleh peneliti sedangkan aktivitas guru selama mengajar dilakukan oleh rekan sesama PPL. Observasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran mengarang baik tanpa media maupun dengan media gambar kartunstrip. Berikut ini adalah lembar observasi terhadap aktivitas guru dan siswa : Tabel 2 Lembar Observasi Aktivitas Guru Daftar Check List ( ) No. 1. 2. 3. 4. Uraian Aktivitas Guru Melakukan apersepsi awal Menyampaikan tujuan pembelajaran Menjelaskan materi pembelajaran Memfokuskan perhatian siswa pada pembelajaran yang sedang berlangsung Baik Cukup Kurang

proses

32

5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Memotivasi siswa selama proses pembelajaran Memotivasi siswa untuk aktif bertanya Ketepatan media yang digunakan Metode pembelajaran yang digunakan Penguasaan kelas Menghargai pendapat siswa Membimbing siswa dalam membuat karangan Menyimpulkan materi pembelajaran Tabel 3 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Daftar Check List ( ) Baik Cukup Kurang

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Uraian Aktivitas Siswa Menyimak penjelasan guru Aktif menjawab pertanyaan guru Aktif bertanya pada guru Aktif mengikuti setiap kegiatan belajar mengajar Mengerjakan tugas dengan mandiri Fokus terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung Mengikuti tata tertib yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran Sikap siswa saat proses pembelajaran berlangsung

4. Angket Menurut Suharsimi Arikunto ( 2006 : 151 ) angket atau kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang kepribadiannya atau hal hal yang diketahuinya. Angket dilaksanakan secara tertulis ( berupa pertanyaan pertanyaan ). a. Keuntungan Angket 1.) Responden dapat mejawab dengan bebas tanpa dipengaruhi oleh hubungan dengan peneliti, dan waktu relatif lama sehingga objektivitas dapat terjamin.

33

2.) Informasi atau data terkumpul lebih mudah karena itemnya homogen. 3.) Dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari jumlah responden yang besar yang dijadikan sampel. 4.) Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar benar sama. b. Kelemahan Angket 1.) Adanya kemungkinan diisi oleh orang lain. 2.) Respon responden menjawab berdasarkan jawaban yang ada. 3.) Seringkali sukar dicari validitasnya. Dalam penelitian ini, pemberian angket ditujukan pada siswa kelas IV SDN Lidah Wetan IV / 566 Surabaya, untuk mengetahui respon siswa terhadap proses pembelajaran mengarang pada Bahasa Indonesiadengan menggunakan media gambar kartunstrip. Berikut angket yang diberikan kepada siswa : Tabel 4 Respon Siswa Terhadap Proses Pembelajaran Mengarang Dengan Media Kartunstrip Nama Siswa : Kelas : Daftar Check List ( ) Ya Tidak

No. 1. 2. 3. 4.

Daftar Pertanyaan Apakah kamu menyukai pelajaran Bahasa Indonesia ? Apakah kamu menyukai pelajaran mengarang ? Apakah kegiatan mengarang merupakan kegiatan yang sering kamu lakukan ? Apakah kamu menyukai pelajaran mengarang dengan gambar kartunstrip ?

34

5.

Apakah kamu mengalami kesulitan pada saat mengarang ?

H. Data Dalam penelitian ini ada dua jenis data, yang pertama data kualitatif yaitu berupa pemaparan secara naratif mengenai gambaran kemampuan siswa dalam mengarang yang meliputi beberapa aspek penilaian yang telah ditetapkan. Sedangkan data yang kedua adalah data kuantitatif yaitu berupa angka angka atau nilai siswa untuk memudahkan peneliti dalam menarik suatu

kesimpulan.Adapun hal hal yang dijadikan data dalam penelitian ini adalah : 1.) Data tentang penggunaan media gambar kartunstrip dalam pembelajaran mengarang pada Bahasa Indonesia. 2.) Data tentang peningkatan kemampuan menulis terutama mengarang siswa setelah menggunakan media gambar kartunstrip. I. Tehnik Analisis Data Setelah data data yang diperlukan terkumpul, diadakan suatu analisis data dengan tujuan agar dapat menarik kesimpulan ada atau tidaknya peningkatan kemampuan mengarang siswa setelah menggunakan media gambar kartunstrip dalam pembelajarannya. 1. Analisis Hasil Karangan Siswa Dengan Menggunakan Media Gambar Kartunstrip Analisis data hasil belajar siswa diperoleh dengan membandingkan nilai rata rata kelas yaitu hasil nilai siswa pada siklus I dengan hasil nilai siswa pada siklus II. Rata rata nilai kelas dapat dihitung dengan menggunakan ketentuan sebagai berikut :

35

M = X N Keterangan : M X N = Mean rata - rata = Jumlah nilai siswa = Jumlah seluruh siswa ( Sudjana, 2008 : 125 )

Sedangkan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa digunakan penghitungan ketuntasan klasikal dengan ketentuan sebagai berikut :

P = X X 100 % N Keterangan : P X N = Ketuntasan klasikal = Jumlah siswa yang tuntas belajar ( nilai 70 keatas ) = Jumlah seluruh siswa ( Sudjana, 2008 : 109 )

2. Analisis Aktivitas Guru Dan Siswa Data tentang guru dan siswa dalam pembelajaran dapat dianalisis dengan mengisi data check list pada lembar observasi berikut ini :

Tabel 2 Lembar Observasi Aktivitas Guru Daftar Check List ( ) No. Uraian Aktivitas Guru Baik Cukup Kurang

36

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Melakukan apersepsi awal Menyampaikan tujuan pembelajaran Menjelaskan materi pembelajaran Memfokuskan perhatian siswa pada

proses

pembelajaran yang sedang berlangsung Memotivasi siswa selama proses pembelajaran Memotivasi siswa untuk aktif bertanya Ketepatan media yang digunakan Metode pembelajaran yang digunakan Penguasaan kelas Menghargai pendapat siswa Membimbing siswa dalam membuat karangan Menyimpulkan materi pembelajaran Tabel 3 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Daftar Check List ( ) Baik Cukup Kurang

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Uraian Aktivitas Siswa Menyimak penjelasan guru Aktif menjawab pertanyaan guru Aktif bertanya pada guru Aktif mengikuti setiap kegiatan belajar mengajar Mengerjakan tugas dengan mandiri Fokus terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung Mengikuti tata tertib yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran Sikap siswa saat proses pembelajaran berlangsung

3. Analisis Data Angket Data angket siswa diperoleh dengan menghitung frekuensi jawaban siswa tiap aspek kemudian dibagi jumlah keseluruhan siswa dikalikan dengan 100 %. Maka ditemukan angka prosentase :

P = F X 100 %

37

Keterangan : P F N = Prosentase respon siswa = frekuensi jawaban siswa pada tiap aspek = Jumlah seluruh siswa ( Sudijono dalam Sukmadani, 2005 : 37 )

38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Data Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis yang terdiri dari dua siklus maka diperoleh data penelitian sebagai berikut : 1. Data Hasil Belajar Siswa a. Nilai Siklus I Tabel 1.1 Daftar Nilai Siswa Pada Pembelajaran Mengarang Tanpa Menggunakan Media Kriteria Penilaian No. Nama Siswa Kesesuaian isi dengan judul 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 75 70 65 70 75 65 75 70 75 75 75 60 Ketepatan ejaan 65 70 65 70 75 55 75 70 75 75 70 60 Kerapian tulisan 70 70 65 70 75 65 75 70 75 75 70 60 70 70 65 70 75 62 75 70 75 75 72 60 B B C B B C B B B B B C Nilai Ket.

39

14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. Jumlah

14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35.

70 75 70 60 60 65 60 70 70 70 65 65 70 70 70 70 75 70 70 70 70 60

70 70 70 60 60 60 60 70 65 60 55 65 70 70 70 60 75 65 70 65 70 60

70 70 70 60 60 60 60 70 65 70 60 65 70 70 70 70 80 70 75 70 70 60

70 72 70 60 60 62 60 70 67 70 60 65 70 70 70 67 77 68 72 68 70 60 2255

B B B C C C C B C B C C B B B C B C B C B C

Keterangan : A B C D E = 80 100 = 70 79 = 60 69 = 50 59 = < 50 ( Sangat Baik ) ( Baik ) ( Cukup ) ( Kurang ) ( Sangat Kurang )

Untuk mengetahui apakah siswa tersebut sudah tuntas belajar atau belum perlu ditetapkan standar nilai ( nilai minimal ). Dalam penelitian ini standar nilai yang digunakan oleh peneliti adalah 70. Dari standar nilai yang sudah ditetapkan, maka siswa dapat dikatakan tuntas belajar atau belum apabila siswa tersebut

40

memperoleh nilai > 70 dan apabila nilai siswa tidak mencapai 70 maka siswa tersebut dikatakan belum tuntas belajar. Dari data yang terkumpul dapat dihitung prosentase ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan rumus : P = X X 100 % N b. Nilai Siklus II Tabel 1.2 Daftar Nilai Siswa Kelas IV Dalam Pembelajaran Mengarang Dengan Menggunakan Media Gambar Kartunstrip Kriteria Penilaian Kesesuaian Ketepatan Kerapian isi dengan judul 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 75 70 70 75 70 70 75 75 75 80 75 70 75 75 75 70 70 70 70 70 75 70 70 75 80 65 75 75 80 80 75 65 75 75 75 65 60 65 60 70 75 75 70 75 80 70 80 75 80 80 75 70 75 75 75 70 65 70 70 70 75 72 70 75 77 68 77 75 79 80 75 68 75 75 75 68 65 68 68 70 B B B B B C B B B A B C B B B C C C C B ejaan tulisan

No.

Nama Siswa

Nilai

Ket.

41

22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34 35.

22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. Jumlah

70 70 70 70 70 75 70 70 80 70 70 70 75 70

65 70 60 70 70 75 70 65 80 70 70 70 75 65

70 70 65 75 75 75 75 70 80 70 75 70 80 70

68 70 65 72 72 75 72 68 80 70 72 70 77 68 2382

C B C B B B B C A B B B B C

Keterangan : A = 80 100 ( Sangat Baik ) B = 70 79 C = 60 69 D = 50 59 E = < 50 ( Baik ) ( Cukup ) ( Kurang ) ( Sangat Kurang )

2. Data Analisis Guru dan Siswa Dalam memperoleh data aktivitas guru dan siswa, peneliti dibantu oleh rekan sesama PPL di SDN Lidah Wetan IV / 566 Surabaya untuk melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. a. Aktivitas Guru Tabel 2.1 Lembar Observasi Aktivitas Guru ( Siklus I ) Daftar Check List ( ) No. Uraian Aktivitas Guru Baik Cukup Kurang

42

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Melakukan apersepsi awal Menyampaikan tujuan pembelajaran Menjelaskan materi pembelajaran Memfokuskan perhatian siswa pada

proses

pembelajaran yang sedang berlangsung Memotivasi siswa selama proses pembelajaran Memotivasi siswa untuk aktif bertanya Ketepatan media yang digunakan Metode pembelajaran yang digunakan Penguasaan kelas Menghargai pendapat siswa Membimbing siswa dalam membuat karangan Menyimpulkan materi pembelajaran

Tabel 2.2 Lembar Observasi Aktivitas Guru ( Siklus II ) Daftar Check List ( ) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Uraian Aktivitas Guru Melakukan apersepsi awal Menyampaikan tujuan pembelajaran Menjelaskan materi pembelajaran Memfokuskan perhatian siswa pada Baik proses Cukup Kurang

pembelajaran yang sedang berlangsung Memotivasi siswa selama proses pembelajaran Memotivasi siswa untuk aktif bertanya Ketepatan media yang digunakan Metode pembelajaran yang digunakan Penguasaan kelas Menghargai pendapat siswa Membimbing siswa dalam membuat karangan Menyimpulkan materi pembelajaran

b. Aktivitas Siswa

43

Tabel 2.3 Lembar Aktivitas Siswa ( Siklus I ) Daftar Check List ( ) Baik Cukup Kurang 10 5 5 6 10 5 10 9 15 12 13 12 16 13 14 15 9 17 16 16 8 16 10 10

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Uraian Aktivitas Siswa Menyimak penjelasan guru Aktif menjawab pertanyaan guru Aktif bertanya pada guru Aktif mengikuti setiap kegiatan belajar mengajar Mengerjakan tugas dengan mandiri Fokus terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung Mengikuti tata tertib yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran Sikap siswa saat proses pembelajaran berlangsung

Tabel 2.4 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ( Siklus II ) Daftar Check List ( ) Baik Cukup Kurang 11 7 6 8 11 8 12 10 14 12 13 12 14 13 14 15 9 15 15 14 9 13 8 9

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Uraian Aktivitas Siswa Menyimak penjelasan guru Aktif menjawab pertanyaan guru Aktif bertanya pada guru Aktif mengikuti setiap kegiatan belajar mengajar Megerjakan tugas dengan mandiri Fokus terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung Mengikuti tata tertib yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran Sikap siswa saat proses pembelajaran berlangsung

3. Data Angket Tentang Pembelajaran Mengarang Dengan Menggunakan Media Gambar Kartunstrip

44

Setelah siswa mengikuti pembelajaran mengarang dengan menggunakan media gambar kartunstrip maka diperoleh data angket sebagai berikut :

Tabel 2.5 Respon Siswa Terhadap Proses Pembelajaran Mengarang Dengan Media Kartunstrip Frekuensi Jawaban Ya Tidak No. 1. 2. 3. 4. 5. Daftar Pertanyaan Apakah kamu menyukai pelajaran Bahasa Indonesia ? Apakah kamu menyukai pelajaran mengarang ? Apakah kegiatan mengarang merupakan kegiatan yang sering kamu lakukan ? Apakah kamu menyukai pelajaran mengarang dengan gambar kartunstrip ? Apakah kamu mengalami kesulitan pada saat mengarang ? B. Pembahasan 1. Hasil Tes Belajar Siswa Pembelajaran dengan memanfaatkan gambar kartunstrip sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya ketrampilan mengarang pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat pada perolehan nilai siklus I dan siklus II. a. Nilai Siklus I Nilai ketuntasan klasikal 34 28 19 34 8 0 6 15 0 26 Jml Siswa 34 34 34 34 34

45

P = X x 100 % N = 20 x 100 % 34 = 58,8 % Nilai rata rata kelas pada siklus I M = X N = 2255 34 = 66,3 Hasil nilai pada siklus I menunjukkan kemampuan atau pemahaman awal siswa terhadap pembelajaran mengarang Bahasa Indonesia yang dalam proses pembelajarannya tanpa menggunakan media atau mengarang dengan tema bebas. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pada siklus I diketahui bahwa ketuntasan belajar siswa kelas IV SDN Lidah Wetan IV / 566 Surabaya mencapai 58,8 % dengan nilai rata rata kelas 66,3. b. Siklus II Nilai ketuntasan klasikal P = X x 100 % N = 23 x 100 % 34 = 67,7 %

46

Nilai rata rata kelas pada siklus II M= X N = 2382 34 = 70,05 Hasil nilai pada siklus II menunjukkan kemampuan siswa dalam mengarang setelah dalam pembelajarannya menggunakan media gambar kartunstrip. Setelah penggunaan media gambar kartunstrip dalam pembelajaran mengarang Bahasa Indonesia diketahui kemampuan siswa mengalami peningkatan namun tetap masih ada beberapa siswa yang belum mencapai standar ketuntasan belajar namun tetap mengalami peningkatan. Berdasarkan data yang terkumpul dari hasil pada siklus II diketahui bahwa ketuntasan belajar siswa kelas IV SDN Lidah Wetan IV / 566 Surabaya mencapai 67,7 % dengan nilai rata rata kelas 70,05. Hasil siklus I dan siklus II tersebut menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar siswa yang dipengaruhi oleh pemanfaatan media gambar kartunstrip dalam kegiatan belajar mengajarnya.Dari kedua tes tersebut diperoleh peningkatan nilai ketuntasan belajar siswa yaitu sebesar 8,9 %. Sedangkan rata rata kelas mengalami peningkatan sebesar 3,8. Dengan adanya media gambar kartunstrip dalam proses pembelajaran mengarang pada Bahasa Indonesia dapat meningkatkan minat dan semangat belajar siswa, sehingga siswa termotivasi untuk mengembangkan ketrampilan mengarang.

47

2. Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Dari hasil pengamatan diketahui bahwa aktivitas guru dan siswa telah maksimal. Guru telah melakukan pembelajaran dengan baik, mulai dari penyampaian tujuan pembelajaran hingga pemberian tindak lanjut pada siswa. Hal ini berdampak pada aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Penggunaan media gambar kartunstrip dalam pembelajaran mengarang yang dilakukan pada siklus II dapat meningkatkan keaktifan siswa sehingga menumbuhkan semangat dan konsentrasi siswa. Hal ini disebabkan oleh penyajian media gambar yang menarik dapat menimbulkan rasa ingin tahu siswa. Dengan melihat gambar yang menceritakan sebuah kejadian atau peristiwa siswa bisa membayangkan situasi dan kondisi pada peristiwa tersebut. Imajinasi siswa akan berkembang dan siswa akan lebih lancar dalam mengarang.Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar kartunstrip dalam pembelajaran mengarang sangat tepat untuk mengembangkan imajinasi siswa yang akan dituangkan dalam karangannya. 3. Hasil Angket Siswa Dari data yang telah diperoleh maka diperoleh hasil angket siswa mengenai pembelajaran mengarang dengan media gambar kartunstrip sebagai berikut : a. Jawaban YA : No. 1 P = F N = 34 x 100 % 34 = 100 % No. 2 P = F x 100% x 100 %

48

N = 28 x 100 % 34 = 82,4 % No. 3 P = F x 100 % N = 19 x 100 % 34 = 55,9 % No. 4 P = F x 100 % N

= 34 x 100 % 34 = 100 % No. 5 P = F x 100 % N = 8 x 100 % 34 = 23,5 % b. Jawaban TIDAK : No. 1 P = F x 100% N = 0 x 100 %

49

34 = 0% No. 2 P = F x 100 % N = 6 x 100 % 34 = 17,6 % No. 3 P = F x 100 % N = 15 x 100 % 34 = 44,1 % No. 4 P = F x 100 % N = 0 x 100 % 34 = 0% No. 5 P = F x 100 % N = 26 x 100 % 34 = 76,5 % Dari angket yang telah diisi oleh siswa diperoleh hasil bahwa siswa yang menyukai pelajaran Bahasa Indonesia prosentasenya adalah sebanyak 100 %,

50

menyukai pelajaran mengarang prosentasenya sebesar 82,4 %. Sedangkan siswa yang sering melakukan kegiatan mengarang ada 55,9 % siswa, siswa yang menyukai kegiatan mengarang dengan menggunakan gambar kartunstrip prosentasenya sebesar 100 %, siswa yang tidak mengalami kesulitan pada saat mengarang sebanyak 76.5 %. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa siswa menyukai pembelajaran mengarang dengan menggunakan media gambar kartunstrip.

BAB V PENUTUP

A. Simpulan Dari peneltian yang telah dilakukan yaitu pada siklus I dan siklus II serta analisa data hasil tes pada siklus I dan siklus II pada siswa kelas IV SDN Lidah Wetan IV / 566 Surabaya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Penggunaan media gambar kartunstrip pada pembelajaran mengarang Bahasa Indonesia mampu menarik perhatian siswa. 2. Kemampuan mengarang siswa mengalami peningkatan setelah diterapkan pembelajaran mengarang dengan menggunakan media gambar kartunstrip, yaitu

51

pada pada siklus I ( tanpa media gambar kartunstrip ) nilai rata rata kelas hanya 66,3 % sedangkan pada siklus II ( dengan media gambar kartunstrip ) nilai rata rata kelas mengalami peningkatan menjadi 70,05 % sehingga rata rata kelas mengalami peningkatan sebesar 3,8 %. B. Saran Adapun saran penulis adalah sebagai berikut : 1. Hendaknya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada ketrampilan mengarang dianjurkan menggunakan media gambar agar siswa lebih tertarik dan lebih mudah dalam mengarang. 2. Hendaknya dalam penggunaan media disesuaikan dengan materi yang disampaikan.

DAFTAR RUJUKAN

Akhadiah, Sabarti, M.K dkk. 1991. Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud & Dirjen Dikti. Arikunto, Suharsimi, Prof, Dr. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi, Prof, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Djamarah, Bahri, Syaiful, Drs dan Drs. Aswan Zain. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

52

Fitriyah, Hidayatul. 2007. Penggunaan Media Gambar Berseri Untuk Meningkatkan Ketrampilan Mengarang Siswa Kelas V Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SDN Wiyung III/ 455 Surabaya . TA tidak diterbitkan. Surabaya. Program D-2 Unesa. Hasibuan, J.J, Drs & Moedjiono. 1985. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sadiman, Arief, dkk. 1993.Media Pendidikan. Jakarta : CV. Rajawali. Sudjana, Nana, Dr & Rivai, Ahmad. 2005. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Suryabrata, Sumadi, Drs. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

53

You might also like