You are on page 1of 11

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Kita memiliki kekayaan alam yang melimpah, salah satunya adalah


tanaman obat. Maka dari itu, kita perlu tahu bagaimana caranya membuat
bahan obat dari alam agar dapat diolah dan dikonsumsi untuk mengatasi
problem kesehatan kita yang tentunya akan sangat bermanfaat bagi kita.

1.2 Tujuan Praktikum

Dalam praktikum ini kita diharapkan mampu untuk memilih, meracik,


dan membuat bahan obat dengan baik dan sesuai standar pembuatan obat
yang berlaku.
BAB II
Tinjauan Pustaka

2.1 Tinjauan Umum Simplisia

Obat tradisional bukan hal yang baru bagi masyarakat Indonesia.


Sebelum obat-obat kimia berkembang secara modern, nenek moyang kita
umumnya menggunakan obat-obatan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
untuk mengatasi problem kesehatannya.

Dari tumbuhan obat tersebut dapat dibuat berbagai produk yang


sangat bermanfaat dalam menunjang industri obat tradisional, farmasi,
makanan dan minuman. Ragam bentuk hasil olahannya, antara lain berupa
simplisia.

Simplisia adalah bahan baku alamiah yang digunakan untuk


membuat ramuan obat tradisional yang belum mengalami pengolahan
pengeringan. Proses pembuatan simplisia pada prinsipnya meliputi tahap-
tahap pencucian, pengecilan ukuran dan pengeringan.

2.2 Macam-Macam Teknik Pembuatan Simplisia dan Sediaan Obat


(Ekstraksi, Maserasi, dan Perkolasi)

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun


cair dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat
mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya.
Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu bahan dari campurannya,
ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Ekstraksi menggunakan
pelarut didasarkan pada kelarutan komponen terhadap komponen lain
dalam campuran (Suyitno, 1989).
Ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer difusi komponen
terlarut dari padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan
proses yang bersifat fisik karena komponen terlarut kemudian dikembalikan
lagi ke keadaan semula tanpa mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi
dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang diinginkan dapat larut
dalam solven pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan diperlukan apabila
padatan hanya sedikit larut dalam pelarut. Namun sering juga digunakan
pada padatan yang larut karena efektivitasnya. [Lucas, Howard J, David
Pressman. Principles and Practice In Organic Chemistry]

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah :


• Tipe persiapan sample
• Waktu ekstraksi
• Kuantitas pelarut
• Suhu pelarut
• Tipe pelarut

Ekstraksi bahan makanan biasa dilakukan untuk mengambil senyawa


pembentuk rasa bahan tersebut. Misalnya senyawa yang menimbulkan
bau dan/atau rasa tertentu.

Secara umum, terdapat empat situasi dalam menentukan tujuan


ekstraksi :

Senyawa kimia telah diketahui identitasnya untuk diekstraksi dari


organisme. Dalam kasus ini, prosedur yang telah dipublikasikan dapat
diikuti dan dibuat modifikasi yang sesuai untuk mengembangkan
proses atau menyesuaikan dengan kebutuhan pemakai.

Bahan diperiksa untuk menemukan kelompok senyawa kimia tertentu,


misalnya alkaloid, flavanoid atau saponin, meskipun struktur kimia
sebetulnya dari senyawa ini bahkan keberadaannya belum diketahui.
Dalam situasi seperti ini, metode umum yang dapat digunakan untuk
senyawa kimia yang diminati dapat diperoleh dari pustaka. Hal ini
diikuti dengan uji kimia atau kromatografik yang sesuai untuk kelompok
senyawa kimia tertentu.

Organisme (tanaman atau hewan) digunakan dalam pengobatan


tradisional, dan biasanya dibuat dengan cara, misalnya Tradisional
Chinese medicine (TCM) seringkali membutuhkan herba yang
dididihkan dalam air dan dekok dalam air untuk diberikan sebagai obat.
Proses ini harus ditiru sedekat mungkin jika ekstrak akan melalui kajian
ilmiah biologi atau kimia lebih lanjut, khususnya jika tujuannya untuk
memvalidasi penggunaan obat tradisional.

Sifat senyawa yang akan diisolasi belum ditentukan sebelumnya


dengan cara apapun. Situasi ini (utamanya dalam program skrining)
dapat timbul jika tujuannya adalah untuk menguji organisme, baik yang
dipilih secara acak atau didasarkan pada penggunaan tradisional untuk
mengetahui adanya senyawa dengan aktivitas biologi khusus.

Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman yaitu


pelarut organik akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga
sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam pelarut organik di
luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses ini
akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi
cairan zat aktif di dalam dan di luar sel.

Prinsip ekstraksi :

Prinsip Maserasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk
simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada
temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke
dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan
konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang
konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari
dengan konsentrasi rendah (proses difusi). Peristiwa tersebut berulang
sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di
dalam sel. Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan
penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan
dan filtratnya dipekatkan.

Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan


dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama
beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya. Metode
maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung komonen
kimia yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin,
tiraks dan lilin.

Keuntungan dari metode ini adalah peralatannya sederhana. Sedang


kerugiannya antara lain waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi
sampel cukup lama, cairan penyari yang digunakan lebih banyak, tidak
dapat digunakan untuk bahan-bahan yang mempunyai tekstur keras
seperti benzoin, tiraks, dan lilin. Metode maserasi dapat dilakukan dengan
modifikasi, seperti modifikasi maserasi melingkar, modifikasi maserasi
digesti, modifikasi maserasi melingkar bertingkat, modifikasi remaserasi,
modifikasi dengan mesin pengaduk, dan metode Soxhletasi.

Keuntungan metode ini adalah :


• Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak
tahan terhadap pemanasan secara langsung.
• Digunakan pelarut yang lebih sedikit.
• Pemanasannya dapat diatur.

• Kerugian dari metode ini:


• Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di
sebelah bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat
menyebabkan reaksi peruraian oleh panas.
• Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui
kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam
wadah dan membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak untuk
melarutkannya.
• Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk
menggunakan pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti
metanol atau air, karena seluruh alat yang berada di bawah komdensor
perlu berada pada temperatur ini untuk pergerakan uap pelarut yang
efektif.

Metode ini terbatas pada ekstraksi dengan pelarut murni atau


campuran azeotropik dan tidak dapat digunakan untuk ekstraksi dengan
campuran pelarut, misalnya heksan :diklormetan = 1 : 1, atau pelarut yang
diasamkan atau dibasakan, karena uapnya akan mempunyai komposisi
yang berbeda dalam pelarut cair di dalam wadah.

2) Prinsip Perkolasi
Metode ini terbatas pada ekstraksi dengan pelarut murni atau
campuran azeotropik dan tidak dapat digunakan untuk ekstraksi dengan
campuran pelarut, misalnya heksan :diklormetan = 1 : 1, atau pelarut yang
diasamkan atau dibasakan, karena uapnya akan mempunyai komposisi
yang berbeda dalam pelarut cair di dalam wadah.

Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari melalui


serbuk simplisia yang telah dibasahi.Keuntungan metode ini adalah tidak
memerlukan langkah tambahan yaitu sampel padat (marc) telah terpisah
dari ekstrak. Kerugiannya adalah kontak antara sampel padat tidak merata
atau terbatas dibandingkan dengan metode refluks, dan pelarut menjadi
dingin selama proses perkolasi sehingga tidak melarutkan komponen
secara efisien.
BAB III
Metodologi Praktikum

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum

Dilaksanakan pada hari Jumat 15 Mei 2009 jam 13.00 WIB di


Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran Jatinangor.

3.2 Alat dan Bahan

1 Kencur 120 gram


2 Pisau dapur
3 Alat perkolasi
4 Gelas Penampung
5 Heksan

3.3 Prosedur Kerja

1 Kencur dirajang kecil-kecil menggunakan pisau dapur.


2 Masukkan ke dalam alat perkolasi.
3 Tambahkan pelarut heksan nonpolar.
4 Rendam selama 3 hari.
5 Sari kencur yang dibawa pelarut akan jatuh ke dalam gelas
penampung.
BAB IV
Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil

Hasil ekstraksi berwarna kuning agak bening.

4.2 Pembahasan

Dalam praktikum ini kita diharapkan mampu untuk memilih, meracik,


dan membuat bahan obat dengan baik dan sesuai standar pembuatan obat
yang berlaku. Dan bahan obat yang akan kita buat berasal dari kencur.
Kencur tersebut setelah ditimbang 120 gr dirajang kecil-kecil menggunakan
pisau dapur agar luas permukaannya kecil sehingga zat aktif yang
terkandung di dalamnya dapat dengan mudah keluar sehingga mudah
untuk diekstraksi. Kemudian, kencur tadi dimasukkan ke dalam alat
perkolasi dan diberi pelarut heksan nonpolar agar mudah larut dengan zat-
zat yang terkandung dalam kencur. Setelah itu, direndam selama 3 hari
agar sari kencur dapat terekstrak dengan optimal. Sari kencur yang dibawa
pelarut akan jatuh ke dalam gelas penampung. Dan hasilnya larutan
berwarna kuning agak bening.
BAB V
Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Kencur yang telah bercampur dengan pelarut heksan nonpolar akan


menghasilkan larutan berwarna kuning agak bening.

5.2 Saran

Selama ekstraksi 3 hari bila pelarut heksan telah habis, maka harus
ditambahkan hingga kencur terendam oleh heksan agar hasil ekstraksi
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2004. Simplisia. http://agribisnis.deptan.go.id


Anonim. 2009. Ekstraksi. http://id.wikipedia.org
Utami, Devy. 2009. Ekstraksi. http://majarimagazine.com
Anonim. 2009. Belajar Ekstraksi. http://blogpribadi.com

You might also like