You are on page 1of 9

PERANAN ETIKA DALAM BISNIS

A. B. C. D. E. F. G. Etika Sebagai Standar Moral Berbisnis Kode Etik Perusahaan Menumbuhkan Kepekaan Sosial Menciptakan Nilai Bagi Stakeholders Menciptakan Rasa Saling Percaya Menciptakan Bisnis Berkeadilan Memelihara Lingkungan Hidup

ETIKA BISNIS DAN PERANANNYA DALAM BISNIS

Etika bisnis adalah bisnis setiap orang di setiap hari. Meliputi semua orang & tindakan mereka. Maka etika bisnis termasuk semua manajer & hubungan bisnis mereka & tindakan - tindakan mereka. Tindakan - tindakan manajerial mereka selalu mempunyai dimensi etika : manajer tidak dapat bekerja dengan ekonomi murni tanpa menyentuh kehidupan manusia. Sebaliknya, penilaian etika mereka memancar dalam bisnis. Bisnis & etika saling mempengaruhi. Masing-masing mempunyai bisnis dalam bisnis lainnya. Etika adalah ilmu normatif penuntun manusia, yang memberi perintah apa yang mesti kita kerjakan dalam batas-batas kita sebagai manusia. Itu menunjukkan kita dengan siapa & apa yang sebaiknya dilakukan. Maka, etika diarahkan menuju perkembangan manusia & mengarahkan kita menuju aktualisasi kapasitas terbaik kita. Sebagai contoh, jika kita rasional karena sifat, maka etika memberi perintah bahwa kita harus bertindak secara masuk akal. Itu akan mempersembahkan kita ke keutamaan. Kita terikat dalam etika bisnis setiap kali memanggil seseorang atau memimpin manusia secara moral baik atau buruk, benar atau slaah, adil atau tidak adil. Kita semua mempunyai pandangan hidup dengan nilai-nilai & standar-standar untuk dasar kita melakukan evaluasi masyarakat & tindakan mereka. Sebagai contoh, kita mungkin mengatakan "seorang manajer harus adil terhadap bawahannya" atau "tidak benar untuk memecat siapapun tanpa penyebab kesalahan kerja yang serius". Pemaksimalan keuntungan merupakan jenis moral yang kedua dari bawah. Tujuannya adalah untuk mendapatkan uang sebanyak mungkin. Filosofi yang dominan di sini adalah cara mana yang membuat uang paling banyak. Tujuan hidup mereka didasarkan atas pertanyaan ini. Orang- orang macam ini seperti yang dikatakan oleh Charles Diskens dalam Martin Chuzzlewit,"Semua perhatian, harapan, dorongan, pandangan dan rekanan mereka meleleh dalam dolar. Manusia dinilai dari dolarnya." Kalangan bisnis dapat dikategorikan dalam jenis ini. Dengan pertimbangan bahwa mereka berada dalam bisnis yang mencari keuntungan, maka dapat dimengerti. Theodore Levitt mengatakan bahwa para pebisnis ada hanya untuk satu tujuan untuk menciptakan dan mengalirkan nilai kepuasan dari suatu keuntungan hanya pada dirinya dan nilai budaya, spiritual dan moral tidak menjadi pertimbangan dalam pekerjaaannya. Max Lerner berkata bahwa prinsip bisnis adalah penjualan yang menguntungkan. Yang membuat uang berada di depan segalanya. Di sini tidak disebutkan bahwa semua pebisnis masuk sebagai pemaksimalan keuntungan. Tetapi menerangkan bahwa beberapa pebisnis dapat dimasukkan dalam kategori tersebut. Pemaksimalan keuntungan untuk menempati bagian paling primitif dari pengembangan moral. Jenis moral yang menghargai nilai sosial menempati bagian teratas. Dia adalah kupukupu sosial, menyenangi pesta, mendapatkan identitas dari grup dimana dia

bergabung. Pertanyaan yang paling mendasar dari jenis ini adalah bagaimana cara yang terbaik agar saya diterima dalam suatu kelompok. Mereka menganggap tindakan yang bermoral adalah tindakan yang dapat diterima anggota-anggota mereka. Mereka secara buta didikte dari luar.Politikus adalah jenis moral yang berikutnya. Hidupnya berpusat pada kekuatan dan kejayaan. Pertanyaan yang paling dominan adalah cara apa yang terbaik untuk meningkatkan kekuasaan dan kejayaan saya. Politikus berlaku demikian tidak hanya dalam lingkungan legislatif atau dewan tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Dua sub jenis dari tipe ini adalah gila kuasa dan pencari kekayaan. Yang pertama mengorbankan apa saja termasuk manusia dalam menambah kekuasaan, yang kedua sama saja tetapi dengan tujuan menjadi perhatian masyarakat, mendapatkan gengsi secara nasional, internasional dan ketenaran. Mereka orang-orang yang egonya tinggi dan sombong. Mereka menyebabkan perang antar bangsa, perusahaan atau departemen. Mereka menganggap dan membuat bisnis seperti medan perang. John Rodes menggambarkan mereka sebagai orang yang ridak alamiah, yang bahkan disamakan dengan monster yang sangat kejam. Dalam pengembangan moral, mereka bahkan di bawah level terbawah dari model moral Kohlberg. Dimana politikus seperti yang digambarkan dalam model itu menempati level terbawah, tetapi dalam klasifikasi kita menempati level kedua. Alasan perbedaan ini adalah politikus menempatkan diri mewakili orang-orang. Jenis moral yang tertinggi adalah aktualisasi diri yang berpegang pada nilai spiritual. Pertanyaan yang paling dominan adalah cara terbaik apa yang membuat saya menjadi pribadi yang lebih baik, yang lebih menghargai keindahan, lebih rasional, lebih menyayangi dan lebih dekat dengan Tuhan. Contoh contoh dari jenis moral ini dapat dilihat dengan jelas pada tujuan hidupnya untuk menjadi manusia yang berfungsi secara sempurna dan menguasai seni yang setara dengan 9,9 pribadi. Baginya hidup adalah proses pengembangan diri yang berkesinambungan. Hidup mereka harmonis dengan meningkatkan secara seimbang antara kuantitas dan kualitas fisik, psikologi, keagamaan mereka. Karakteristik mereka adalah kebebasan dan kemerdekaan, bebas dari budak nafsu dan otonomi dalam perhatian spiritual.Berkaitan dengan Maslow kita dapat menempatkan aktualisasi diri dalam empat kategori : Artistik , peduli dengan keindahan, keseimbangan dan spontanitas. Intelektual, peduli dengan kebenaran, kebijaksanaan, ketepatan persepsi tehadap realita, keinginan belajar, humor, kreativitas dan pemecahan masalah. Moral, peduli dengan kebaikan, penerimaan diri, dewasa, menerima dan mencintai diri dan orang lain, identik dengan kemanusiaan, demokratis. Religius, peduli dengan kesucian, sakral dan pengalaman mistik. Dengan melihat keempat sub tipe ini kita dapat menyederhanakan menjadi artis, pelajar, orang yang bijak dan santo. Mereka adalah raksasa roh manusia, Rembrandt, Einstein, Socrates dan Yesus. Mereka mempunyai pandangan baru, mereformasi yang lama, menemukan jalan baru, mempunyai inisiatif untuk memperbaharui perasaan, pemikiran dan tindakan yang memperkaya diri mereka dan orang lain. Sepertinya hidup kita akan lebih berarti dengan aktualisasi diri daripada berada sepanjang waktu di depan TV atau "berkelahi" demi uang, kekuasaan, dan kejayaan seperti anjing yang kelaparan. Aktualisasi diri tidak berarti anti sosial tetapi mendedikasikan diri pada kesempurnaan manusia di, untuk dan melalui orang lain. Klasifikasi moral diatas adalah paralel dengan tipologi Michael Maccoby untuk para manajer dalam The Gamesman. Walaupun tidak tepat sesuai dengan lima jenis moral hedonist, pemaksimal keuntungan, sosialis, politikus dan aktualisasi diri.

Dan di pihak lain adalah empat tipe manajer yaitu tukang, pemburu, company men dan pemain. Tukang adalah jenis manajer yang terbawah dan tersulit untuk menyesuaikan dengan sebuah jenis moral. Menurut Maccoby, tukang disini adalah teknisi, yang paling tertarik dengan kualitas produksi. Hal-hal yang positif adalah kreatif, berpengetahuan, bebas, mandiri, pekerja keras, moderat dan praktis. Dan yang negatif adalah perfeksionis, primadona, pencari kejayaan yang tidak kooperatif, tidak fleksibel. Sehingga menempati jenis moral yang mencari kekayaan dengan sedikit bagian dari moral pelajar. Hidup seorang pemburu berkisar antara kekuatan dan kekuasaan. Menurut Maccoby, mereka mengalami hidup selayaknya dalam hutan, dimana dimakan atau memakan. Mereka menghancurkan pesaing mereka dan menggunakan bawahan mereka sebagai alat. Hal-hal yang positif adalah keberanian, kebebasan, mandiri, protektif. Hal-hal yang negatif adalah sadis, pemaksa, pendendam, penyuap, nafsu, penipu, manipulasi dan pengkhianat. Tipe manajer yang ketiga adalah company men ( orang perusahaan ). Digambarkan sebagai funsionari yang merasa sebagai bagian dari perusahaan. Tujuan hidupnya adalah menjadi milik perusahaan. Bila dipisah dari perusahaan maka dia akan merasa kecil dan sesat. Hal-hal yang positif adalah pelayanan, setia, bertanggungjawab, manusiawi, peka, terpercaya, kooperatif, dapat diandalkan, menyenangkan, halus, pemain tim yang baik dan rela berkorban. Dan hal-hal yang negatif adalah takut, cemas, tidak mandiri. Para manajer tingkat menengah sering menjadi contoh orang perusahaan. Tipe keempat adalah pemain. Tujuan hidupnya adalah meraih gengsi, kejayaan dan ketenaran. Walaupun Maccoby mengatakan bahwa tujuan hidupnya adalah menjadi seorang pemenang. Tetapi hal ini gagal membedakan tipe dari tiga tipe yang lain. Karena semuanya ingin menjadi pemenang. Memang jarang ada orang yang ingin menjadi pecundang. Yang membedakan tipe-tipe Maccoby adalah apa yang ingin dimenangkan oelh mereka. Pemain menempatkan kemenangan sebagai kejayaan dirinya. Hal-hal yang positif adalah pencipta, fleksibel, menyukai perubahan, pemain tim yang baik, kooperatif, mandiri, berani mengambil resiko, menentang hirarki, ulet, dominan tanpa menghancurkan, adil, bersahabat, berenergi, bersemangat, terlibat penuh, revolusi dan tidak menyombongkan diri. Dan yang negatif adalah penuding kesalahan, kekanak-kanakan, pembrontak, manipulasi, menciptakan ilusi, kurang intim, penyendiri. Tipe pemain ini masuk dalam jenis moral pencari kejayaan dan sosialis ( suka pesta ). Kesimpulan Maccoby dari empat tipe manajer yang sukses mempunyai persamaan. Inteligensi berpengaruh terhadap cara yang digunakan oleh semua tipe dalam menentukan rencana guna mencapai tujuan mereka. Mereka menggunakan kepandaian mereka tidak untuk menghadapi kebijaksanaan, pengertian tentang kebenaran dan arti kehidupan atau nilai-nilai spritual tetapi untuk mendapatkan nilai yang lebih rendah. Manajer yang sukses menurut Maccoby mempunyai kekurangan seperti kualitas hati dalam hal merasakan, berbaik hati dan idealisme. Mereka tidak mencintai orang lain secara mendalam dan lebih memusatkan pada dirinya sendiri. Maccoby menemukan bahwa cinta adalah suatu kekurangan dalam meniti tangga dalam perusahaan, sehingga manajer yang sukses tidak mencapai tahap aktualisasi diri. Mereka menghabiskan waktu untuk mendapatkan nilai-nilai di bawah aktualisasi diri. Para tukang tetap mudah diserang, berprasangka, emosional dan bersekongkol. Para pemburu cepat menjadi bosan dengan hidup setelah lepas dari hutan bisnis.

Sedangkan para orang perusahaan merasa terkutuk, setelah menjual dirinya pada setan dan jiwanya pada perusahaan. Bahkan persepsi para pemain bahwa hidup dan bekerja adalah suatu permainan, menyebabkan mereka bosan dan merasa tidak berarti bila berada di luar permainan. Menurut data empiris Maccoby, para mananer tidaklah bahagia. Jika kebutuhan tertinggi mereka tidak terpenuhi. Jika mereka tidak mencari nilai-nilai spiritual dan menjadi seorang yang mengaktualisasikan dirinya, maka mereka tidak akan meraih kebahagiaan yang seharusnya mereka dapatkan. Uang, kekuasaan dan kejayaan hanya membawa kebahagiaan sampai pada satu titik tertentu saja. Manusia hidup tidak hanya untuk memuaskan tubuhnya saja. Socrates berkata bahwa jika kita ingin meraih kebahagiaan dan manusia seutuhnya maka kita tidak seharusnya menghabiskan hidup kita untuk mencari uang dan proses-proses yang menekan kepedulian akan kebijaksanaan dan perkembangan jiwa yang terbesar. Maccoby menganggap para pemain superior terhadap tiga tipe lainnya. Menurutnya tipe pemain merupakan tipe manajer masa depan yang diandalkan. Dia menyatakan bahwa tipe pemain adalah tipe Y McGregor yang menyatakan bahwa siapa saja yang berbicara tentang pengembangan manusia dan bertindak dalam caracara itu akan mempunyai kemampuan yang cukup. Walaupun demikian adanya kekuarangan pada tipe pemain menandakan bahwa tipe ini masih dapat berkembang lagi sebelum mencapai teori Y McGregor. Daftar Maccoby tentang manajer yang sukses tidak cukup tinggi. Tidak ada tipe yang berada di puncak. Yaitu manajer yang mengaktualisasikan diri. Tipe ini bukan hanya sebuah abstrak yang ideal, tetapi didasarkan pada data-data empiris dari ahli-ahli manajemen. Manajer aktualisasi diri cocok dengan jenis moral aktualisasi diri. Dia mempunyai semua dimensi pada jenis moral itu. Dia menggunakan nilai-nilai moral dari budaya organisasi dalam menetapkan kebijakan. Untuk nilai-nilai spiritual, dia percaya bahwa manusia adalah sumber daya yang paling berharga bagi perusahaan dan sumber produktivitas. Sehingga dia memperlakukan karyawan dengan hormat. Dia percaya pada karyawannya akan memberikan yang terbaik. Dia berusaha mengembangkan karyawannya agar dapat tumbuh. Dia memotivasi dengan menjadi teladan bagi yang lain. Dia membiarkan karyawannya untuk mencari tujuan hidupnya masing-masing. Dia memperlakukan mereka sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab, adil, konsisten. Pada bagian Etika dalam kepemimpinan manajerial, kita akan menetapkan nilai-nilai kita, filosofi hidup dan gaya kepemimpinan manajerial berdasarkan pada pandangan yang pesimis atau optimis terhadap orang lain. Melihat kembali ke manajer aktualisasi diri, yang memandang orang lain secara optimis. Manajer mempengaruhi orang lain dalam hal bekerja mencapai tujuan perusahaan. Cara-cara mereka mendominasi dan memperngaruhi aktivitas orang lain secara langsung. Gaya kepemimpinan manajer dan aplikasinya adalah ekspresi eksternal dari karakter dan jenis moral pribadinya. Nilai-nilai yang kita anut menjadi sebuah penyaring bagi persepsi kita terhadap orang lain dan diri kita sendiri. Kita sudah mempunyai gambaran siapa kita dan siapa orang lain dan bagaimana mereka seharusnya. Jadi ketika kita memimpin orang lain, maka kita akan menggunakan filosofi hidup dan nilai-nilai yang kita anut.

Tujuannya adalah untuk memberikan pedoman praktek modal untuk executive dalam menuntun hidupnya baik sebagi pembuat keputusan perusahaan & sebagai manusia. Konsep penting dari model etika bisnis personal adalah permohonan langsung untuk kepentingan executive sendiri dalam moral mereka. Tesis ini terdiri dari 2 lipat laba dalam etika (return on investment in ethics) executive. Pertama adalah berhubungan dengan hasil karyawan, eksekutif menunjukkan komitmen secara sesuai, mereka mengatur karyawan yang pada gilirannya akan dapat menghidupkan potensi mereka yang terbaik & secara penuh. Dan akan meningkatkan produktivitas perusahaan & produk atau mutu pelayanan. Kedua adalah pembayaran kembali moralitas adalah pribadi; berkembang secara penuh, manajer yang dapat mengaktualisasikan dirinya pada umumnya orang yang lebih bahagia daripada mereka yang perkembangannya tertahan. Secara singkat, aktualisasi moral diri sama dengan komitmen menjadi utama & ada pembayaran kembali dalam menjadi yang terbaik. Return on investment in ethics dan return in investment in excellence, keduanya dapat disingkat sebagai ROIE. Kemudian teknik-teknik praktek kehidupan oleh tujuan (the practical technique of life by objectives (LBO) diterangkan. Itu dapat membantu eksekutif mengatur kehidupan mereka secara lebih efektif & lebih baik di bisnis & etika. Kami menyimpulkan dengan menerangkan ideal-ideal utama dimana dapat menunjukkan eksekutif dalam pekerjaan & perkembangan mereka sebagai manajer & sebagai manusia. Etika bisnis dapat meliputi scope institusi maupun pribadi. Etika bisnis institusional berhubungan dengan pihak luar, agak tidak mengenai seseorang & topik abstrak dari etika perusahaan sebagai institusi. Sebagai contoh adalah tanggung jawab sosial perusahaan, dari tingkat internasional, kita dapat berdebat secara deduktif berdebat kembali ke etika eksekutif individual yang memutuskan kebijakan perusahaan. Sebaliknya etika bisnis perseorangan dimulai pada spektrum akhir yang berlawanan dari etika institusional, yaitu berhubungan dengan pembuat keputusan secara individu. Kita dapat berdebat secara induktif dimulai dari concrete, terutama tingkat atas ke moralitas yang umum dari kebijakan-kebijakan perusahaan. Etika bisnis perseorangan memiliki 2 asumsi. Pertama, perusahaan adalah sebuah kesatuan abstrak yang sah, dimana etika juga merupakan sesuatu yang abstrak. Kedua, katrakter moral & sistem nilai perusahaan mencerminkan etika perseorangan & skala nilai dari tanggung jawab eksekutif secara individu bagi kebijakan perusahaan. Tujuannya adalah untuk memberikan petunjuk moral praktis bagi individu untuk menuntun kehidupan mereka baik sebagai pembuat keputusan perusahaan & sebagai manusia. Pada tesis saya umumnya ada 2 keuntungan dari etika untuk seorang eksekutif. Pertama adalah yang berhubungan dengan karyawan; dengan menjadi pengaktualisasi diri yang patut, seorang eksekutif menunjukkan komitmennya menjadi yang utama. Secara serasi dia dapat mengatur karyawan-karyawannya sehingga mereka juga dapat menghidupkan potensi mereka dengan baik dan penuh. Dan itu akan meningkatkan produktivitas & produk atau mutu pelayanan. Kedua adlaah moralitas perseorangan : dikembangkan secara penuh, manajer yang mengaktualisasikan diri pada umumnya adalahseorang yang lebih bahagia daripada

mereka yang pertumbuhan pribadinya terhambat. Secara singkat keuntungan dalam etika (ROIE) adalah sebuah investasi yang cerdik bagi perkembangan pribadi & perusahaan.

Pertama, kita akan memperlihatkan mengapa eksekutif-eksekutif memerlukan etika bisnis perseorangan terutama dengan keadaan dunia sekarang ini. Kemudian kita akan membatasi sifat etika bisnis. Setelah bahan-bahan pengenalan ini, makalah ini akan memberikan argumentasi untuk etika bisnis perseorangan & eksekutif yang secara langsung meminta kepentingan mereka sendiri. Itu akan menghubungkan elemen-elemen teori manajemen dengan etika . Dengan jalan istimewa itu akan menyambung teori motivasi karyawan dengan sebuah pertimbangan nilai-nilai, tipe-tipe karakter manajemen & tipe-tipe moral & gaya-gaya kepemimpinan manajemen dengan moralitas. Kemudian sebuah teknik praktek akan diterangkan yang akan membantu eksekutif-eksekutif mengaturkehidupan mereka lebih baik di bisnis & rasa etika. Akhirnya, kami meyimpulkan dengan menjelaskan moral-moral ideal yang utama yang akan memandu eksekutif di pekerjaan & perkembangan mereka sebagai manajer & sebagai manusia. ROIE dapat disingkat sebagai Return On Investment In Ethics dan Return On Investmen In Excellence. 1. Kebutuhan akan etika bisnis pribadi : 2 kasus & 1 perumpamaan. Kuartal ketiga & keempat tahun 1982 meyaksikan 2 peristiwa spektakuler, kasuskasus nyata untuk etika bisnis. Keduanya sangat menghebohkan. Selama bulan Agustus & September , Wall Street menyaksikan dengan penuh minat pengambilalihan pertemperun Bendix Corporation Martin Marietta. Itu dengan cepat berkembang ke 4 cara pertandingan yang juga mencakup Allied Corporation & United Technologies. Pengambil alihan Pacman ini dimulai oleh William Agee, ketua & direktur Bendix. Pada tanggal 24 September 1982, edisi The Wall StreetJournal. direktur Bnedix menggambarkan dirinya sebagai "seseorang yang tidak membangunperusahaan yang akan menyumbang kepada ekonomi, tetapi yang bermanuver bagi kemuliaan pribadinya" Sesuai dengan reporter"ego pribadi- daripada pertimbangan bisnis atau keuangan- memainkan peranan yang ketat dalam pertarungan pengambil alihan". Kemudian ada kasus dima John De lorean, pembentuk wunderkind General Motor & terakhir sebagai ketua & CEO dari De Lorean Motor Company. Pada Oktober 1982, dunia perusahaan dikejutkan oleh berita bahwa ia ditahan, dipenjarakan dan dikenakan tuduhan konspirasi kokain sebagai suatu usaha yang gagal dalam menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan. Time (1 November 1982) menginformasikan kita De Lorea menyatakan dirinya sebagai orang yang pergi ke gereja setiap hari, percaya pada 10 Perintah Allah, dan bahkan melihat kesamaan antara dirinya dengan Yesus Kristrus.Pelanggaran oleh perbedaan antara apa yang dipercayainya dengan apa yang dilakukannya, wartawan merenungkan bahwa tidak ada yang pernah menyalahkan De Lorean dari kekurangan hubris. Pertempuran-pertempuran baru eksekutif ini mempunyai karakter pribadi yang berbeda. Daripa tujuan bisnis yang tradisional yaitu memperbesar marjin keuntungan. - a rather pale & impersonal quest oleh perbandingan -, kita sekarang dapat melihat ego yang diperluas dari CEO yang ambisius yang terkunci dalam kemuliaan pribadi.

Kita kelihatannya mempunyai lingkaran penuh dalam etika bisnis dengan sebuah pembalasan

Pada penelitian-penelitian terdahulu dari peranan etika dalam bisnis, disesali bahwa etika pribadi meliputi disiplin- dipengaruhi oleh pertimbangan ekonomi, tidak mengenai seseorang. Dalam posisinya sekarang kita mempunyai baik etika maupun ekonomi ditakklukkan oleh hukum pribadi yang terlalu tinggi dari supermen perusahaan yang bangga dengan ego super. Eksekutif-eksekutif ini kelihatannya mempuntai kesulitan mempertimbangkan diri mereka sendiri menjadi hanya sekadar makhluk hidup dibawah hukum baik etika maupun ekonomi. Mereka kelihatannya memikirkan bahwa mereka dibawah baik dan buruk dan dibawah keuntungan dan kerugian. Pada usia personalitas yang masih dini dalam etika bisnis, secara khusus sangat penting bagi seorang eksekutif yang penuh pemikiran untuk mendapatkan pandangan pribadi pada hubungan antara bisnis & etika dalam berbisnis. Kajian seperti ini juga akan dapat menyingkap dan mengungkap seperti apa corak etika (ethics) yang ada dalam struktur-struktur kegiatan sesuatu pengelolaan manajemen yang memproses masukan (in-put) menjadi keluaran.(out-put). Apakah memang ada pedoman etika dalam setiap truktur manajemen, ataukah tidak ada pedoman etikanya, ataukah pedoman etika itu ada yang ideal (yang dicita-citakan dan yang dipamerkan) dan yang aktual (yang betul-betul digunakan dalam proses-proses manajemen dan biasanya disembunyikan dari pengamatan umum)? Permasalahan etika ini menjadi sangat penting dalam pengelolaan manajemen sumber daya yang dilakukan oleh berbagai organisasi, lembaga, atau pranata yang ada dalam masyarakat. Negeri kita kaya raya akan sumber-sumber daya alam dan kaya akan sumber-sumber daya manusia yang berkualitas. tetapi pada masa sekarang ini kita, bangsa Indonesia, tergolong sebagai bangsa yang paling miskin di dunia dan tergolong kedalam bangsa-bangsa yang negaranya paling korup. Salah satu sebab utamanya adalah karena kita tidak mempunyai pedoman etika dalam mengelola sumber-sumber daya yang kita punyai. Pedoman etika yang menjamin proses-proses manajemen tersebut akan menjamin mutu yang dihasilkannya. Kajian-kajian seperti ini bukan hanya menyingkap dan mengungkapkan ada tidaknya atau bercorak seperti apa nilai-nilai budaya yang berlaku dan etika yang digunakan sebagai pedoman dalam pengelolaan manajemen sesuatu kegiatan, organisasi, lembaga, atau pranata; tetapi juga akan mampu memberikan pemecahan yang terbaik mengenai pedoman etika yang seharusnya digunakan menurut dan sesuai dengan konteks-konteks macam kegiatan dan organisasi. Secara garis besarnya etika (ethics) dapat dilihat sebagai 'Pedoman yang berisikan aturan-aturan baku yang mengatur tindakan-tindakan pelaku dalam sebuah profesi, yang di dalam pedoman tersebut terserap prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai

yang mendukung dan menjamin dilakukannya kegiatan profesi si pelaku sebagaimana seharusnya, sesuai dengan hak dan kewajibannya.

Sehingga peranannya dalam sesuatu struktur kegiatan adalah fungsional dalam memproses masukan menjadi keluaran yang bermutu (Bertens 2001, MagnisSuseno 1987). Dalam ruang lingkup luas, dalam masyarakat-masyarakat maju, kita kenal adanya etika politik, etika akademik, etika bisnis, etika administrasi dan birokrasi, dan sebagainya. Upaya-Upaya Yang Dapat Dilakukan Cita-cita reformasi yang sekarang ini nampaknya mengalami kemacetan dalam pelaksanaannya ada baiknya digulirkan kembali. Alat penggulir bagi proses-proses reformasi sebaiknya secara model dapat dioperasionalkan dan dimonitor, yaitu mengaktifkan model multikulturalisme untuk meninggalkan masyarakat majemuk dan secara bertahap memasuki masyarakat multikultural Indoneaia. Sebagai model maka masyarakat multikultural Indonesia adalah sebuah masyarakat yang berdasarkan pada ideologi multikulturalisme atau bhinneka tunggal ika yang multikultural, yang melandasi corak struktur masyarakat Indonesia pada tingkat nasional dan lokal. Bila pengguliran proses-proses reformasi yang terpusat pada terbentuknya masyarakat multikultural Indonesia itu berhasil maka tahap berikutnya adalah mengisi struktur-struktur atau pranata-pranata dan organisasi-organisasi sosial yang tercakup dalam masyarakat Indonesia. Isi dari struktur-struktur atau pranata-pranata sosial tersebut mencakup reformasi dan pembenahan dalam kebudayaan-kebudayaan yang ada, dalam nilainilai budaya dan etos, etika, serta pembenahan dalam hukum dan penegakkan hukum bagi keadilan. Dalam upaya ini harus dipikirkan adanya ruang-ruang fisik dan budaya bagi keanekaragaman kebudayaan yang ada setempat atau pada tingkat lokal maupun pada tingkat nasional dan berbagai corak dinamikanya. Upaya ini dapat dimulai dengan pembuatan pedoman etika dan pembakuannya sebagai acuan bertindak sesuai dengan adab dan moral dalam berbagai interaksi yang terserap dalam hak dan kewajiban dari pelakunya dalam berbagai struktur kegiatan dan manajemen. Pedoman etika ini akan membantu upaya-upaya pemberantasan KKN secara hukum.Upaya-upaya tersebut diatas tidak akan mungkin dapat dilaksanakan bila pemerintah nasional maupun pemerintahpemerintah daerah dalam berbagai tingkatnya tidak menginginkannya atau tidak menyetujuinya. Ketidak inginan merubah tatanan yang ada biasanya berkaitan dengan berbagai fasilitas dan keistimewaan yang diperoleh dan dipunyai oleh para pejabat dalam hal akses dan penguasaan atas sumber-sumber daya yang ada dan pendistribusiannya. Mungkin peraturan yang ada berkenaan dengan itu harus direvisi, termasuk revisi untuk meningkatkan gaji dan pendapatan para pejabat, sehingga peluang untuk melakukan KKN dapat dibatasi atau ditiadakan dalam kehidupannya sendiri.

Daftar Pustaka
Alfian M., M. Alfian, 2002, "Akbar Tanjung dan Etika Politik". Harian Media Indonesia, 19 Maret 2002. Bertens, K., 2991, Etika. Jakarta: Gramedia. Magnis-Suseno, 1987, Etika Dasar. Yogyakarta: Kanisius. www.google.com www.yahoo.com

You might also like