You are on page 1of 58

Hubungan Diplomatik

JUL 10 Posted by catatanpkn

HUBUNGAN DIPLOMATIK By : Khoirul Annas, S.Pd-SMK N 2 Kudus SK KD : Menganalisis Hubungan Internasional dan Organisasi Internasional : Menganalisis fungsi Perwakilan Diplomatik

Pengertian Diplomatik berasal dari bahasa latin diploma, atau bahasa inggris diplomacy yaitu piagam. Dalam arti luas diplomatik diartikan sebagai sarana-sarana yang sah dan legal yang digunakan suatu Negara dalam melaksanakan politik luar negerinya. Untuk menjalin hubungan diantara negara-negara itu, biasanya negara tersebut saling menempatkan perwakilannya (Keduataan atau Konsuler). Hubungan diplomatik sering dilakukan secara terbuka artinya hubungan antar bangsa yang rakyatnya diberi informasi tentang isi perjanjian antar Negara-negara peserta. Namun hubungan diplomatik juga dapat dilakukan secara tertutup artinya hubungan antar Negaranegara peserta saja. Tujuan hubungan diplomasi adalah untuk mengusahakan agar pihakpihak yang mengadakan hubungan dengan suatu Negara mendapatkan manfaat yang sebesarbesarnya untuk kedua belah pihak. Penempatan perwakilan di Negara lain dapat dilakukan dengan dua cara yaitu Perwakilan diplomatik dan Perwakilan konsuler. Penempatan perwakilan di Negara lain memperhatikan beberapa faktor, yaitu: 1. Penting tidaknya kedudukan Negara pengutus dan Negara penerima 2. Erat tidaknya hubungan antar Negara yang mengadakan hubungan 3. Besar kecilnya kepentingan Negara yang mengadakan hubungan Hubungan diplomatik yang dilakukan oleh suatu Negara tidak boleh merugikan Negara lain dan mengganggu keamanan internasional, maka perlu ada pengawasan dengan cara : 1. Mewajibkan semua anggota PBB untuk menyampaikan persetujuan yang telah dicapai kepada secretariat PBB 2. Menteri luar negeri dari berbagai Negara dapat bertemu pada sidang umum PBB setiap tahunnya 3. Setiap persetujuan yang dicapai, sebelum diresmikan harus disampaikan kepada parlemen masing-masing. Landasan hubungan diplomatik RI Dalam rangka menjalankan hubungan diplomatik, Negara Indonesia berlandaskan pada pasal 13 UUD 1945, yang menyebutkan bahwa: 1. Presiden mengangkat duta dan konsul. 2. Dalam hal mengangkat duta; Presiden memperhatikan pertimbangan DPR. 3. Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR.

Kekuasaan Presiden untuk mengangkat dan menerima duta dari negara lain merupakan kedudukannya sebagai Kepala Negara. Sedangkan prosedur maupun teknis pelaksanaannya, diatur oleh Menteri Luar Negeri. Perwakilan Diplomatik (politis) Perwakilan diplomatik yaitu perwakilan suatu Negara di Negara lain dalam bidang politik. Perwakilan di Negara lain dipimpin oleh duta besar yang sekaligus menjadi juru bicara perwakilan luar negeri atau dikenal dengan istilah Doyen. Tingkatan-tingkatan Perwakilan Diplomatikmenurut konvensi Wina tahun 1815 yaitu: 1. Duta besar berkuasa penuh (Ambassador), yaitu perwakilan tingkat tinggi dan mempunyai kekuasaan penuh serta luar biasa. Biasanya ditempatkan pada Negara yang banyak menjalin hubungan timbal balik dan diakrediter oleh kepala Negara. Duta besar (perwakilan dari Roma) sering disebut Nuntius. 2. Duta (Gerzant), yaitu perwakilan di bawah duta besar yang dalam menyelesaikan segala persoalan harus berkonsultasi dengan pemerintahnya (kekuasaannya terbatas). Duta (perwakilan dari Roma) disebut Inter Nuntius. 3. Menteri Residen, yaitu perwakilan yang hanya mengurusi urusan Negara, tidak mewakili pibadi kepala Negara. Menteri Residen tidak berhak mengadakan pertemuan dengan kepala Negara penerima. 4. Kuasa Usaha, yaitu perwakilan diplomatik tingkat rendah yang diakreditor oleh menteri luar negeri. Biasanya melaksanakan kepala perwakilan jika pejabat tersebut tidak ada di tempat. 5. Atase, yaitu pejabat pembantu dari duta besar berkuasa penuh. Atase terdiri dari atase pertahanan (bidang militer) dan atase teknis (bidang perdagangan, perindustrian, kebudayaan dan pendidikan). Fungsi yang dimiliki perwakilan diplomatik, yaitu: Representasi, yaitu mewakili negara pengirim di dlm negara penerima Proteksi, yaitu melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya di negara penerima di dalam batas-batas yang diijinkan oleh hukum internasional Negosiasi, yaitu mengadakan persetujuan dgn pemerintah negara penerima Observasi, yaitu memberikan keterangan tentang kondisi dan perkembangan negara penerima, sesuai dengan undang-undang dan melaporkan kepada pemerintah negara pengirim. Relasi, yaitu memelihara hubungan persahabatan kedua negara

1. 2. 3. 4.

5.

Kekebalan dan Keistimewaan Perwakilan Diplomatik Asas kekebalan dan keistimewaan diplomatik, disebut (exteritoriallity atau extra teritoriallity). Para diplomatik hampir dalam segala hal harus diperlakukan sebagaimana mereka berada di luar wilayah negara penerima. Para diplomat beserta stafnya, tidak tunduk pada kekuasaan peradilan pidana dan sipil dari negara penerima. Menurut Konvensi Wina 1961, Perwakilan diplomatik diberikan Kekebalan dan keistimewaan, dgn maksud : 1. Menjamin pelaksanaan tugas negara perwakilan diplomatik sebagai wakil negara. 2. Menjamin pelaksana fungsi perwaki-lan diplomatik secara efisien. Hak kekebalan perwakilan diplomatik meliputi: 1. Kekebalan terhadap pribadi pejabat diplomatik (hak imunitas)

2. Kekebalan terhadap kantor perwakilan dan rumah kediaman (daerah ekstrateritorial). Bila ada penjahat atau pencari suaka masuk ke dalam kedutaan maka dapat diserahkan atas permintaan pemerintah kaena para diplomat tidak memiliki hak asylum, yaitu hak untuk memberi kesempatan kpd suatu negara dalam memberikan perlindungan kepada warga negara asing yang melarikan diri. 3. Korespondensi diplomatik, yaitu kekebalan terhadap surat-menyurat, arsip, dokumen termasuk kantor dplomatik dan sebagainya (kebal dari pemeriksaan isinya). Pemberian keistimewaan kepada perwakilan diplomatik, atas dasar timbal balik sebagaimana diatur di dalam Konvensi Wina 1961 dan 1963, yaitu mecakup : 1. Pembebasan dari kewajiban membayar pajak, antara lain pajak penghasilan, kekayaan, rumah tangga, kendaraan bermotor, radio, bumi dan bangunan, televisi dan sebagainya. 2. Pembebasan dari kewajiban pabean, antara lain bea masuk, bea keluar, bea cukai, terhadap barang-barang keperluan dinas, misi perwakilan, barang keperluan sendiri, keperluan rumah tangga dan sebagainya. Perwakilan Konsuler (non politis) Perwakilan konsuler yaitu perwakilan suatu Negara di Negara lain dalam bidang non politik. Dalam arti nonpolitis, hubungan satu Negara dengan Negara lain diwakili oleh Korp Konsuler yang terbagi dalam kepangkatan sebagai berikut: 1. Konsul Jenderal, membawahi beberapa konsul yang ditempatkan di ibu kota negara. 2. Konsul dan Wakil Konsul, konsul yaitu mengepalai suatu kekonsulan yang kadang-kadang diperbantukan kepada konsul jenderal. Kantornya bernama Konsulat. Wakil konsul diperbantukan kepada konsul atau konsul jenderal yang kadang diserahi pimpinan kantor konsuler. Kantornya bernama Vice Konsulat. 3. Agen Konsul, dengan tugas untuk mengurus hal-hal yang bersifat terbatas dan berhubungan dengan kekonsulan. Tugas perwakilan konsuler adalah mengurusi kepentingan Negara dan warga Negara di Negara lain menyangkut: 1. Bidang Ekonomi, yaitu menciptakan tata ekonomi dunia baru dengan menggalakkan ekspor komoditas nonmigas, promosi perdagangan, mengawasi pelayanan, pelaksanaan perjanjian perdagangan dan lain-lain. 2. Bidang Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan, seperti; tukar-menukar pelajar, mahasiswa, dan lain-lain. Bidang-bidang lain seperti : Memberikan paspor dan dokumen perjalanan kepada warga pengirim dan visa atau dokumen kepada orang yang ingin mengunjungi negara pengirim; Bertindak sebagai notaris dan pencatat sipil serta menyelenggarakan fungsi administratif lainnya; Bertindak sebagai subjek hukum dalam praktek dan prosedur pengadilan atau badan lain di negara penerima. Persamaan dan Perbedaan Perwakilan Diplomatik dan Konsuler Persamaan antara perwakilan diplomatik dan konsuler adalah bahwa kedua-duanya merupakan utusan dari suatu negara tertentu. Sedangkan perbedaannya yaitu:

Perwakilan Diplomatik Tugasnya dalam bidang politik Hanya 1 perwakilan dan ditempatkan di Ibu Kota Negara 1 2 3 4 5 6 Surat tugas ditandatangani oleh Kepala Negara Dapat berhubungan langsung dengan pemerintah pusat Negara penerima Memiliki daerah Ekstrateritorial Dapat mempengaruhi perwakilan konsuler

Perwakilan Konsuler Tugasnya dalam bidang non politik Lebih dari 1, tergantung kebutuhan Surat tugas ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Hanya dapat berhubungan dengan pemerintah setempat (daerah), jika ingin berhubungan dengan pemarintah pusat maka melalui perwakilan diplomatik Tidak Memiliki daerah Ekstrateritorial Harus tunduk pada perwakilan diplomatik

Kronologi / skema penempatan perwakilan di Negara lain 1. Kedua belah pihak sa-ling tukar informasi ten-tang akan dibukanya perwakilan oleh Deparlu masing-masing Negara. 2. Mendapat persetujuan (demende, agregation) dari negara yang menerima. 3. Diplomat yg akan di-tempatkan, menerima surat kepercayaan (lettre de creance) yang ditanda tangani kepala negara pengirim. 4. Surat kepecayaan dise-rahkan kepada kepala negara penerima (lettre de rapple) dlm suatu upacara dimana seorang diplomatik berpidato. Mulai berlaku dan berakhirnya Perwakilan di Negara lain Hal Diplomatik Saat menyerahkan kepercayaan (Konvensi Mulai berlakunya 1961) 1. Sudah habis masa jabatan 2. Ditarik (recalled) oleh pemerintah negaranya. 3. Tidak disenangi Negara penerima (dipersona non Grata) 4. Negara penerima dan pengirim perang (pasal 43 Konvensi Wina 1961) surat Wina Konsuler Pemberitahuan yang layak kepada Negara penerima (Konvensi Wina 1963) 1.Fungsi seorang pejabat konsuler telah berakhir 2.Penarikan dari Negara pengirim 3.Pemberitahuan bahwa ia bukan lagi sebagai anggota staf konsuler (pasal 23,24,25 konvernsi Wina 1963)

Berakhirnya

Demikian materi mengenai fungsi perwakilan diplomatik, sebagai tindak lanjut jawablah pertanyaan di bawah ini!

1. 2. 3. 4.

Apa yang dimaksud dengan perwakilan diplomatik Sebutkan tingkatan perwakilan diplomatik Sebutkan perbedaan perwakilan diplomatik dengan perwakilan konsuler Sebutkan fungsi perwakilan Diplomatik!

Kunci Jawaban:

1. Perwakilan diplomatik adalah pewakilan suatu negara di negara lain dalam politik. 2. Tingkatan dalam perwakilan diplomatik: a. Duta besar berkuasa penuh (ambasador) b. Duta (gerzant) c. Menteri Residen d. Kuasa usaha 3. Perbedaan perwakilan diplomatik dan perwakilan konsuler: Perwakilan Diplomatik a. b. c. Tugasnya dalam bidang politik Perwakilan Konsuler Tugasnya dalam bidang non politik

Hanya ada 1 perwakilan dan ditempatkan di Ibu Kota Negara Lebih dari 1 tergantung kebutuhan Surat tugas ditandatangani oleh Kepala Negara Surat tugas ditandatangani Menlu Berhubungan hanya dengan pejabat Dapat berhubungan langsung setempat, jika ingin berhubungan dengan pemeringah pusat tempat dengan pemerintah pusat harus diakreditasi melalui perwakilan diplomatik Memiliki daerah ekstrateritorial Tidak memiliki daerah dan hak asilum ekstrateritorial dan hak asilum Dapat mempengaruhi perwakilan konsuler Tunduk kepada perwakilan konsuler

d. e. f.

4. Fungsi perwakilan Diplomatik: a. Mewakili negara pengirim di negara penerima b. Mengadakan persetujuan/ perundingan dengan negara penerima c. Melindungi warga negara dan kepentingan negara di negara penerima d. Mengamati perkembangan negara penerima dan melaporkan ke negara pengirim e. Membina hubungan baik

1.

PENGERTIAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

Menurut Rencana Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri RI (RENSTRA), hubungan Internasional adalah hubungan antarbangsa dalam segala aspeknya yang dilakukan oleh suatu Negara untuk mencapai kepentingan nasional negaranya. Menurut Encyclopedia Americana, hubungan Internasional dilihat sebagai hubungan antarnegara dari Negara yang berbeda-beda, baik berupa hubungan politis, budaya, ekonomi, ataupun hankam. Menurut Mc. Clelland, hubungan Internasional sebagai studi tentang interaksi antar jenis-jenis kesatuan-kesatuan social tertentu, termasuk studi tentang keadaan-keadaan relevan yang mengelilingi interaksi. Hubungan Internasional adalah suatu proses yang pada taraf tertentu melintasi yuridiksi nasional. Karena itu hubungan Internasional selalu mencakup semua hubungan antarkelompok bangsa, antarbangsa dan Negara dalam masyarakat dunia Internasioanal dan kekuatan-kekuatan serta proses-proses yang menentukan cara hidup, bertindak dan berpikir manusia.

Dalam perkembangannya, kerjasama Internasional terjadi tidak hanya terbatas antara dua Negara atau antarnegara. Kerja sama Internasional juga terjadi antara Negara dengan pihak lain yang berada di luar wilayah teritorialnya, di mana kedudukan pihak lain tersebut sederajat dengan Negara pada umumnya. Pihak lain yang dapat mengadakan kerja sama Internasional disebut aktor non-negara.

2.

PENTINGNYA HUBUNGAN INTERNASIONAL

a. b. c. d. e.

Pada dasarnya kerja sama Internasional terjadi karena keinginan antarbangsa untuk mengadakan kerjasama dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup antarbangsa dan Negara. Secara kodrati manusia tidak dapat mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri, maka manusia akan mengadakan kerjasama. Demikian halnya suatu bangsa tidak akan memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Kerjasama Internasional dinggap penting dalam rangka untuk Menumbuhkan saling pengertian antarbangsa Mempererat hubungan persahabatan dan persaudaraan antarbangsa Saling mencukupi kebutuhan masing-masing bangsa yang bekerja sama Memenuhi rasa keadilan dan kesejahteraan Membina dan menegakkan perdamaian serta ketertiban dunia Suatu Negara yang tidak mau mengadakan kerjasama Internasional dengan Negara lain akan terkucil dalam pergaulan dunia. Akibatnya, Negara tersebut akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

3.

PERLUNYA KERJA SAMA INTERNASIONAL

Ikut melaksanakan ketertiban dunia yyang berdasrkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social merupakan tujuan Internasional Negara Indonesia seperti tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Dari tujuan ini diharapkan akan terwujud kedamaian dan kesejahteraan hidup yang didambakan oleh setiap manusia di dunia. Oleh karena itu, perlu diusahakan adanya hubungan persahabatan dan kerjasama antar bangsa yang didasari sikap saling menghormati dan saling menguntungkan. Perlunya hubungan kerja sama Internasional pada dasarnya bertujuan untuk: a. Memacu pertumbuhan ekonomi setiap Negara serta menciptakan keadilan dan kesejahteraan social bagi seluruh rakyatnya. b. Menciptakan saling pengertian antarbangsa dalam membina dan menegakkan perdamaian dunia.

4.

TUJUAN KERJASAMA INTERNASIONAL

1. membebaskan bangsa-bangsa di dunia dari kemiskinan dan kelaparan 2. membebaskan bangsa-bangsa dari keterbelakangan di bidang ekonomi 3. memajukan perdagangan 4. mempercepat pertumbuhan ekonomi 5. meningkatkan kestabilan dalam bidang ekonomi, politik, sosial, budaya dan pertahanan keamanan 6. memelihara ketertiban dan perdamaian dunia

7. meningkatkan dan memperat tali persahabatan antarbangsa di dunia.

5.
a. b. -

DASAR HUKUM KERJASAMA INTERNASIONAL

c.

d.

Dasar pemikiran yang dijadikan pertimbangan kerjasama Internasional bagi bangsa Indonesia adalah: Pembukaan UUD 1945 alenia empat pada kalimat: .ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social Piagam PBB pada pasal 1 menyatakan sebagai berikut: PBB menciptakan perdamaian dan keamanan Internasional serta berusaha mencegah timbulnya bahaya yang mengancam perdamaian dan keamanan PBB mengembangkan persahabatan antarbangsa atas dasar persamaan dan hak menentukan nasib sendiri dalam rangka perdamaian dunia. PBB mengembangkan kerja sama Internasional dalam rangka memecahkan persoalanpersoalan ekonomi, social budaya, kemanusiaan serta menghormati hak azasi manusia tanpa membeda-bedakan suku, jenis kelamin, bahasa, dan agama. PBB menjadi pusat penyelesaian-penyelesaian pertikaian Internasional. Perjanjian Internasional (Traktat atau Treaty) merupakan suatu persetujuan yang dibuat secara formal oleh dua Negara atau lebih mengenai penetapan atau ketentuan tentang hak dan kewajiban masing-masing pihak yang terlibat perjanjian. Perjanjian Internasional secara khusus terdapat dalam Hukum laut Internasional dimana Indonesia sejak 13 Desember 1957 memperjuangkan Deklarasi Juanda yang di dalamnya menyatakan Negara Kesatuan Republik Indonesia dibatasi oleh garis lurus dengan jarak 12 mil dari pangkal lurus yang ditarik dari titik terluar pulau-pulau terluar sebagai laut terluar. Deklarasi ini diakui oleh PBB pada tanggal 10 Desember 1982 dan disahkan oleh pemerintah Indonesia sebagai hukum laut.

6.

AZAS-AZAS KERJASAMA INTERNASIONAL

Dalam hubungan Internasional bagi Indonesia ada tiga azas yang harus ditaati dan dihormati (Pacta Sunt Servada) dijadikan pedoman yaitu: azas territorial, azas kebangsaan dan azas kepentingan umum. a. Azas Teritorial, menurut aza ini berlaku kekuasaan Negara atas wilayahnya. Artinya hukum Negara berlaku bagi semua orang dan semua barang yang berada di wilayahnya, baik warga Negara asli maupun warga Negara asing. Begitu sebaliknya bila berada di Negara lain akan berlaku hukum di Negara tersebut. Contoh tindak criminal seperti penyelundupan barang terlarang. b. Azas Kebangsaan, menurut azas ini berdasrka atas kebangsaan atau kewarganegaraan, kekuasaan Negara atas warga negaranya. Berdasrkan azas ini setiap warga Negara dimanapun berada tetap mendapat perlakuan hukum dari negaranya. Berdasrkan ketentuan ini berlaku azas ekstrateritolialet artinya hukum Negara tetap berlaku bagi setiap warga Negara walaupun berada di Negara lain. Contohnya, pelaku korupsi walaupun sudah berada di luar negeri tetap bias ditangkap dan diadili di Negara asalnya

c.

Azas Kepentingan Umum, berdasrkan azas ini Negara tetap berhak melindungi dan mengatur kepentingan dalam kehidupan warga negaranya. Jadi hukum tidak terikat pada batas-batas suatu wilayah Negara. Contohnya, hukum Intenasional akibat dari perjanjian internasional antar dua atau lebih Negara. Seperti seorang atau beberapa orang warga negaranya (TKI atau TKW) yang bermasalah di luar negeri dapat dibantu pnyelesaiannya oleh Negara Indonesia.

7.
a.

SARANA-SARANA HUBUNGAN INTERNASIONAL

Kerja sama Bilateral Kerjasama Bilateral adalah hubungan kerja sama dua Negara yang memiliki kepentingan sama dalam bidang poleksosbudhankam. Dalam rangka mengadakan hubungan kerjasama dua Negara bag Negara Indonesia haruslah bersifat Demokratis dan terbuka , ini berarti bahwa bila Negara kita mengadakan hubungan kerjasama dengan Negara lain terlebih dahulu harus mendapat perdetujuan dari parlemen atau DPR, disamping itu hubungan kerjasama juga harus dipublikasikan melalui media massa. Secara Internasional, hubungan suatu Negara dengan Negara lain telah diatur dalam Kovensi Wina pada tahun 1961 tentang Diplomatik (hubungan bidang politik), dan Konvensi Wina tahun 1963 tentang Konsuler (hubungan diluar bidang politik), sedangkan pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Keppres N0. 51 tahun 1961 tentang Perwakilan Diplomatik RI. b. Kerja sama Multilateral Kerjasama Multilateral merupakan suatu kerjasama yang diikuti oleh lebih dari dua Negara atau banyak Negara. Sebenarnya kerjasama Regional juga merupakan kerjasama multilateral karena anggotanya lebih dari dua Negara. Kerjasama yang akan dibahas merupakan kerjasama yang tidak dalam satu kawasan (Regional), tetapi yang keanggotaannya mencakup banyak kawasan atau internasional diantaranya OPEC, NATO, Negara-negara Non Blok, CGI, OKI, APEC dan PBB.
1. A. PENGERTIAN, PENTINGNYA DAN SARANA-SARANA HUBUNGAN INTERNASIONAL BAGI SUATU NEGARA Pengertian Hubungan Internasional menurut buku Rencana Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri RI (Renstra), adalah hubungan antar bangsa dalam segala aspeknya yang dilakukan oleh suatu negara untuk mencapai kepentingan nasional pengertian menurut beberapa ahli. a. Charles A. MC. Clelland Hubungan internasional adalah studi tentang keadaan-keadaan relevan yang mengelilingi interaksi. 1. b. Warsito Sunaryo Hubungan internasional, merupakan studi tentang interaksi antara jenis kesatuan-kesatuan sosial tertentu, termasuk studi tentang keadaan relevan yang mengelilingi interaksi. Adapun yang dimaksud dengan kesatuan-kesatuan sosial tertentu, bisa diartikan sebagai : negara, bangsa maupun organisasi negara sepanjang hubungan bersifat internasional. 1. c. Tygve Nathiessen Hubungan internasional merupakan bagian dari ilmu politik dan karena itu komponen-komponen hubungan internasional meliputi politik internasional, organisasi dan administrasi internasional dan hukum internasional

Konsep hubungan internasional berhubungan erat dengan subjek-subjek internasional, seperti organisasi internasional, hukum internasional, politik internasional termasuk diplomasi.

1. 2. Penting Hubungan Internasional bagi suatu Negara Arti penting hubungan internasional bagi suatu negara antara lain karena faktor-faktor sebagai berikut : Faktor internal : Yaitu adanya kekhawatiran terancam kelangsungan hidupnya baik melalui kudeta maupun intervensi dari negara lain. Faktor eksternal : 1. Yaitu ketentuan hukum alam yang tidak dapat dipungkiri bahwa suatu negara tidak dapat berdiri sendiri, tanpa bantuan dan kerja sama dengan negara lain. Ketergantungan tersebut, terutama dalam upaya memecahkan masalah-masalah ekonomi, politik, hukum, sosial budaya, pertahanan dan keamanan. 2. Untuk membangun komunikasi lintas bangsa dan negara guna mewujudkan kerja sama yang produktif dalam memenuhi berbagai kebutuhan yang menyangkut kepentingan nasional negara masing-masing. 3. Mewujudkan tatanan dunia baru yang dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan dan perdamaian yang abadi bagi warga masyarakat dunia.

Hubungan kerjasama antar negara (internasional) di dunia diperlukan guna memenuhi kebutuhan hidup dan eksistensi keberadaan suatu negara dalam tata pergaulan internasional, di samping demi terciptanya perdamaian dan kesejahteraan hidup yang merupakan dambaan setiap manusia dan negara di dunia. Setiap negara sudah barang tentu memiliki kelebihan, kekurangan dan kepentingan yang berbeda. Hal-hal inilah yang mendorong dilakukannya hubungan dan kerjasama internasional. Kerjasama antar bangsa di dunia didasari atas sikap saling menghormati dan saling menguntungkan. Kerjasama internasional antara lain bertujuan untuk : Memacu pertumbuhan ekonomi setiap negara. Menciptakan saling pengertian antar bangsa dalam membina dan menegakkan perdamaian dunia. Menciptakan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyatnya.

1. 3. Sarana-Sarana Hubungan Internasional bagi suatu Negara Suatu hubungan antar bangsa dan negara (internasional) akan dapat berlangsung dengan baik, manakala terdapat pedoman-pedoman yang dijadikan sebagai landasan berpijak. Pedomanpedoman internasional, harus dipatuhi oleh pihak-pihak yang mengadakan hubungan baik tertulis maupun yang tidak tertulis. Beberapa sarana penting dalam membangun hubungan internasional adalah sebagai berikut :

1. Asas-Asas Hubungan Internasional

Menurut Hugo de Groot, bahwa dalam hubungan internasional asas persamaan derajat merupakan dasar yang menjadi kemauan bebas dan persetujuan dari beberapa atau semua negara. Tujuannya adalah untuk kepentingan bersama dari mereka yang menyatukan diri di dalamnya. Dalam hubungan internasional, dikenal beberapa asas yang didasarkan pada daerah dan ruang lingkup berlakunya ketentuan hukum bagi daerah dan warga negara masing-masing. Ada 3 (tiga) asas dalam hubungan internasional yang antara satu dengan lainnyan saling mempengaruhi : Asas Teritorial Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara atas daerahnya. Menurut asas ini, negara melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang yang ada di wilayahnya. Jadi, terhadap semua barang atau orang yang berada di luar wilayah tersebut, berlaku hukum asing (internasional) sepenuhnya.

Asas Kebangsaan Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara untuk warga negaranya. Menurut asas ini, setiap warga negara di manapun ia berada, tetap menapat perlakuan hukum dari negaranya. Asas ini mempunyai kekuatan exteritorial. Artinya hukum dari negara tersebut tetap berlaku juga bagi warga negaranya, walaupun berada di negara asing. Asas Kepentingan Umum Asas ini didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan mengatur kepentingan dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam hal ini, negara dapat menyesuaikan diri dengan semua keadaan dan peristiwa yang bersangkut paut dengan kepentingan umum. Jadi, hukum tidak terikat pada batasbatas wilayah suatu negara. Apabila ketiga asas ini tidak diperhatikan, akan timbul kekacauan hukum dalam hubungan antar bangsa (internasional). Oleh sebab itu, antara satu negara dengan negara lain perlua ada hubungan yang teratur dan tertib dalam bentuk hukum internasional. Walaupun demikian, kerapkali masih terdapat masalah dan pertikaian-pertikaian yang perlu dipecahkan. Misalnya persoalan dwikewarganegaraan, batas-batas negara, wajib militer dan wajib pajak.

1. Faktor-faktor Penentu Dalam Hubungan Internasional Beberapa faktor yang ikut menentukan dalam proses hubungan internasional, baik secara bilateral maupun multilateral adalah sebagai berikut, 1) Kekuatan Nasional (National Power), 2) Jumlah Penduduk, 3) Sumber Daya, dan 4) Letak Geografis. Berdasarkan faktor-faktor tersebut maka dapat difahami bagaimana suatu negara dalam mengadakan hubungan internasional.

Pertama : Jika suatu Negara telah memiliki 4 (empat) faktor kekuatan tersebut dengan baik, mereka relatif lebih longgar untuk tidak mengadakan hubungan internasional. Kedua : Namun jika suatu negara yang memiliki 4 (empat) faktor kekuatan tersebut lemah, mereka harus mengadakan hubungan internasional. Dewasa ini, dengan semakin majunya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang cepat, hampir semua negara berkembang maupun negara maju telah mengadakan hubungan kerja sama dengan negara lain (hubungan internasional). Sebagai ilustrasi, dapat dilihat pada bagan berikut ini.

Ketiga kelompok negara tersebut di atas (A, B, dan C) saling membutuhkan, maka terjadilah interaksi (hubungan) internasional. Mengingat yang melatar belakangi terjadinya hubungan internasional antar negara itu berbeda-beda satu dengan yang lainnya, maka terjadilah pengelompokan bentuk hubungan internasional yang sekarang ini. Adapun titik berat dalam hubungan internasional, ada yang menekankan pada : bidang Pertahanan dan keamanan (Hankam), bidang Ekonomi, Sosial Budaya dan bahkan ada negara yang hanya menekankan di bidang Idiologi saja. Bagi bangsa Indonesia hubungan kerjasama antar negara merupakan jalinan antar negara yang mengacu pada beberapa landasan hukum, yaitu : 1. Pembukaan UUD 1945 alenia IV yang berbunyi ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial . 2. Pasal 1 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyatakan ketentuan-ketentuan tentang hal-hal berikut : 1) PBB menciptakan perdamaian dan keamanan internasional serta berusaha mencegah timbulnya bahaya yang mengancam perdamaian dan keamanan. 2) PBB mengembangkan persahabatan antar bangsa atas dasar persamaan dan hak menentukan nasib sendiri dalam rangka perdamaian dunia. 3) PBB mengembangkan kerjasama internasional dalam rangka memecahkan persoalanpersoalan ekonomi, sosial budaya, kemanusiaan, serta menghormati hak-hak asasi manusia tanpa membeda-bedakan suku, jenis kelamin, bahasa dan agama. 4) PBB menjadi pusat penyelesaian-penyelesaian masalah internasional.

1. Perjanjian internasional (traktat = treaty) adalah suatu persetujuan (agreement) yang dinyatakan secara formal antar dua negara atau lebih mengenai penetapan serta ketentuan tentang hak dan kewajiban masing-masing pihak. Kemudian, pihak-pihak tersebut terikat oleh kesepakatan, baik masa damai maupun pada masa perang. Pada umumnya, traktat ditaati oleh pihak-pihak yang

berkepentingan karena adanya asas pacta sun servanda (persetujuan antar negara harus dihormati). 2. Secara khusus terdapat dalam Deklarasi hukum laut internasional. Indonesia sejak 13 Desember 1957 memperjuangkan Deklarasi Juanda yang di dalamnya menyatakan Negara Kesatuan Republik Indonesia dibatasi oleh garis lurus dengan jarak 12 mil dari garis pangkal lurus yang ditarik dari titik terluar pulau-pulau terluar sebagai laut teritorial. Deklarasi ini diakui PBB pada tanggal 10 Desember 1982 dan disahkan oleh pemerintah Indonesia dengan Undang-Undang No. 17 Tahun 1985 tentang Hukum Laut.

1. B. TAHAP-TAHAP PERJANJIAN INTERNASIONAL 1. 1. Pengertian Perjanjian Internasional Hubungan internasional yang merupakan hubungan antar negara, pada dasarnya adalah hubungan hukum. Ini berarti dalam hubungan internasional telah melahirkan hak dan kewajiban antar subyek hukum (negara) yang saling berhubungan. Dan lazimnya hal demikian itu akan diawali dengan perjanjian pembukaan hubungan de facto tetap(konsuler) sampai pada akhirnya berupa de jure penuh (perwakilan diplomatik) yang bersifat bilateral. Seperti halnya dalam memberikan pengertian hukum, politik maupun ilmu-ilmu sosial lain, maka pengertian perjanjian internasionalpun sangat beragam. Berikut ini beberapa pengertian yan dikemukakan oleh para ahli. Prof Dr. Mochtar Kusumaatmadja, SH. LL.M. Perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan antar bangsa yang bertujuan untuk menciptakan akibat-akibat hukum tertentu. Oppenheimer-Lauterpacht Perjanjian internasional adalah suatu persetujuan antar negara yang menimbulkan hak dan kewajiban di antara pihak-pihak yang mengadakannya. G. Schwarzenberger Perjanjian internasional adalah suatu persetujuan antara subjek-subjek hukum internasional yang menimbulkan kewajiban-kewajiban yang mengikat dalam hukum internasional. Perjanjian internasional dapat berbentuk bilateral maupun multirateral. Subjek-subjek hukum dalam hal ini selain lembaga-lembaga internasional, juga negara-negara.

Konferensi Wina tahun 1969


Perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan oleh dua negara atau lebih, yang bertujuan untuk mengadakan akibat-akibat hukum tertentu. Tegasnya, perjanjian internasional mengatur perjanjian antarnegara saja selaku subjek hukum internasional. Dalam arti etis normatif, setiap subjek pembuat perjanjian hendaknya secara moral dan hukum benar-benar bertanggungjawab terhadap apa yang telah dilakukannya. Contoh: Konvensi Hukum Laut Internasional telah menetapkan landas kontinen sedalam 200 meter. Hal ini telah disepakati oleh Indonesia, Malaysia, dan Muangthai pada tanggal 21 Desember 1971 untuk Common Point di Selat Malaka. Meskipun kedalam 200 meter sulit dimonitor oleh setiap

kapal yang lewat, namun masing-masing negara tersebut harus mau mematuhi batas-batas hak dan kewajibannya.

Pendapat Accademy of Sciences of USSR Suatu Perjanjian Internasional adalah suatu persetujuan yang dinyatakan secara formal antara dua atau lebih negara-negara mengenai pemantapan, perubahab atau pembatasan daripada hak-hak dan kewajiban mereka secara timbal balik.

1. 2. Penggolongan Perjanjian Internasional Klasifikasi perjanjian internasional dapat dibedakan atas: Menurut Subjeknya a. Perjanjian antar negara yang dilakukan oleh banyak negara yang merupakan subjek hukum internasional. b. Perjanjian internasional antar negara dan subjek hukum internasional lainnya, seperti antara organisasi internasional Tahta Suci ( Vatican) dengan organisasi Uni Eropa. c. Perjanjian antar sesama subjek hukum internasional selain negara, seperti antara suatu organisasi internasional dan organisasi internasional lainnya. Contoh: Kerjasama ASEAN dan Uni Eropa. Menurut Isinya a. Segi politis, seperti Pakta Pertahanan dan Pakta Perdamaian. Contoh: Nato, ANZUS, dan SEATO. b. Segi ekonomi, seperti bantuan ekonomi dan bantuan keuangan. Contoh: CGI, IMF, IBRD, dan sebagainya. c. Segi hukum, seperti status kewarganegaraan (Indonesia RRC), ekstradisi dan sebagainya. d. Segi batas wilayah, seperti laut teritorial, batas alam daratan, dan sebagainya. e. Segi kesehatan, seperti masalah karantina, penanggulangan wabah penyakit AIDS, dan sebagainya. Menurut Proses/Tahapan Pembentukannya a. Perjanian bersifat penting yang dibuat melalui proses perundingan, penandatanganan dan ratifikasi

b. Perjanjian bersifat sederhana yang dibuat melalui dua tahap, yaitu perundingan dan penandatanganan (biasanya digunakan) kata persetujuan dan agreemaent). Menurut Fungsinya a. Perjanjian yang membentuk hukum (law making treaties), yaitu suatu perjanian yang melakukan ketentuan-ketentuan atau kaidah-kaidah hukum bagi masyarakat internasional secara keseluruhan (bersifat multilateral). Perjanjian ini bersifat terbuka bagi pihak ketiga. Contoh: konfernsi Wina tahun 1958 tentang hubungan diplomatik. Konvensi Montego tentang Hukum laut internasional tahun1982, dan sebagainya.

b. Perjanjian yang bersifat khusus (treaty contract), yaitu perjanjian yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi negara-negara yang mengadakan perjanjian saja (perjanjian bilateral). Contoh: Perjanjian antara RI dan RRC mengenai dwikewarganegaraan tahun 1955, perjanjian batas wilayah, pemberantasan penyeludupan-penyelundupan dan sebagainya.

1. 3. Istilah-Istilah Lain Perjanjian Internasional Pemberian berbagai istilah perjanjian internasional (traktat) berdasarkan pada tingkat pentingnya suatu perjanjian internasional serta keharusan untuk mendapatkan suatu ratifikasi dari setiap kepala negara yang mengadakan perjanjian. Istilah lain dari perjanjian adalah berikut ini.

No 1.

Nama Traktat (Treaty)

Uraian Yaitu, perjanjian paling formal yang merupakan persetujuan dari dua negara atau lebih.

Keterangan Perjanjian ini khusus mencakup bidang politik dan bidang ekonomi.

2.

Konvensi (Convention)

Yaitu persetujuan formal yang bersifat multilateral, dan tidak berurusan dengan kebijaksanaan tingkat tinggi (high policy).

Persetujuan ini harus dilegalisasi oleh wakil-wakil yang berkuasa penuh (plaenipotentiones). Mengatur masalah-masalah tambahan seperti penafsiran klausal-klausal tertentu.

3.

Protokol (Protocol)

Yaitu persetujuan yang tidak resmi dan pada umumnya tidak dibuat oleh kepala negara.

4.

Persetujuan (Agreement)

Yaitu prjanjian yang berifat teknis atau admistratif

Agrement tidak diratifikasi karena sifatnya tidak seresmi traktat atau konvensi.

5.

Perikatan Yaitu istilah yang digunakan untuk (Arrangement) transaksi-transaksi yang bersifat sememtara.

Perikatan tidak seresmi traktat dan konvensi.

6.

Proses Verbal

Yaitu catatab-catatan atau ringkasanringkasan atau kesimpulan-kesimpulan konferensi diplomatik, atau catatan-catatan suatu permufakatan.

Proses verbal tidak diratifikasi.

7.

Piagam (Statute)

Yaitu himpunan peraturan yang ditetapkan oleh persetujuan interna-sional baik mengenai pekerjaan maupun kesatuankesatuan tertentu seperti pengawasan internasional yang mencakup tentang minyak atau mengenai lapangan kerja lembaga-lembaga internaional.

Piagam itu dapat digunakan sebagai alat tambahan untuk pelaksanaan suatu konvensi (seperti piagam kebebasan transit).

8.

Deklarasi (Declaration)

Yaitu perjanjian internasional yang Deklarasi sebagai persetuberbentuk traktat, dan dokumen tidak juan tidak resmi bila mengatur resmi. Deklarasi sebagai traktat bila hal-hal yang kurang penting. menerangkan suatu judul dari batang tubuh ketentuan traktat, dan sebagai dokumen tidak resmi apabila merupakan lampiran pada traktat atau konvensi.

9.

Modus Vivendi

Yaitu dokumen untuk mencatat persetujuan internasional yang bersifat sementara, sampai berhasil diwujudkan perjumpaan yang lebih permanen, terinci, dan sistematis serta tidak memerlukan ratifikasi.

10.

Pertukaran Nota

Yaitu metode yang tidak resmi, tetapi akhir- Akibat pertukaran nota ini akhir ini banyak digunakan. Biasanya, timbul kewajiban yang pertukaran nota dilakukan oleh wakil-wakil menyangkut mereka. militer dan negara serta dapat bersifat multilateral.

11.

Ketentuan Yaitu ringkasan hasil konvensi yang Penutup (Final menyebutkan negara peserta, nama utusan Act) yang turut diundang, serta masalah yang disetujui konferensi dan tidak memerlukan ratifikasi.

12.

Ketentuan Umum (General Act),

Yaitu traktat yang dapat bersifat resmi dan tidak resmi.

Misalnya, LBB (Liga BangsaBangsa) mengguna-kan ketentuan umum mengenai arbitrasi untuk menyelesaikan secara damai pertikaian

internasional tahun 1928.

13.

Chart

BAB 4 HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN ORGANISASI INTERNASIONAL D. Perjanjian Internasional 1. Pengertian Menurut Pasal 2 ayat (1) huruf a Konvensi Wina tahun 1969 tentang Perjanjian Internasional, yang dimaksud dengan perjanjian internasional adalah suatu persetujuan yang dibuat antar negara dalam bentuk tertulis, dan diatur oleh hukum internasional, apakah dalam instrumen tunggal atau dua atau lebih instrumen yang berkaitan dan apa pun nama yang diberikan kepadanya. 2. Penggolongan Perjanjian Internasional Untuk mengetahui penggolongan atau klasifikasi perjanjian internasional, kita harus meninjau dari berbagai segi aspeknya dapat dibedakan seperti berikut. a) Menurut subjeknya 1) Perjanjian antar negara yang dilakukan oleh banyak negara merupakan subjek hukum internasional. 2) Perjanjian internasional antar negara dan subjek hukum internasional lainnya, seperti antara organisasi internasional Takhta Suci dengan Organisasi Uni Eropa. 3) Perjanjian antar subjek hukum internasional selain negara, seperti antara suatu organisasi internasional dan organisasi internasional lainnya. Contoh: Kerjasama ASEAN dan Uni Eropa. b) Menurut isinya 1) Segi polotis, seperti pakta pertahanan dan perdamaian. Contoh: NATO. 2) Segi ekonomi, seperti bantuan ekonomi dan bantuan keuangan. Contoh: IMF, Bank Dunia, dll 3) Segi batas wilayah. Seperti laut teritorial, batas alam daratan, dan sebagainya. 4) Segi kesehatan, seperti masalah karantina, penanggulangan wabah penyakit AIDS, dan sebagainya. c) Menurut proses atau tahap pembentukannya 1) Perjanjian bersifat penting yang dibuat melalui proses perundingan, penandatanganan, dan ratifikasi. 2) Perjanjian bersifat sederhana yang dibuatmelalui dua tahap, yaitu perundingan dan penandatanganan (biasanya digunakan kata persetujuan atau agreement). d) Menurut fungsinya 1) Perjanjian yang membentuk hukum (law making treaties), yaitu suatu perjanjian yang meletakkan ketentuan-ketentuan hukum bagi masyarakat internasional secara keseluruhan (bersifat multilateral). Perjanjian ini bersifat terbuka bagi pihak ketiga. Contoh: Konvensi Wina tahun 1958 tentang hubungan diplomatik, dan lain sebagainya. 2) Perjanjian yang bersifat khusus (treaty contract), yaitu perjanjian yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi negara-negara yang mengadakan perjanjian saja (perjanjian

bilateral). Contoh: Perjanjian antara RI dan RRC mengenai dwi kewarganegaraan tahun 1955, dan lain-lain. 3. Jenis-Jenis Perjanjian Internasional a. Perjanjian Bilateral Perjanjian bilateral bersifat khusus (treaty contract) karena hanya mengatur hal-hal menyangkut kepentingan kedua negara saja. Oleh karena itu, perjanjian bilateral bersifat tertutup. Artinya tertutup kemungkinan bagi negara lain untuk turut serta dalam perjanjian tersebut. Ada beberapa contoh yang dapat disampaikan sebagai gambaran konkret perjanjian bilateral. 1) Perjanjian antara Indonesia dengan Thailand tentang garis batas Laut Andaman di sebelah utara Selat Malaka pada tahun 1971 2) Perjanjian ekstradisi antara Indonesia dan Malaysia pada tahun 1974 b. Perjanjian Multilateral Perjanjian itu sering disebut sebagai law making treatiskarena biasanya mengatur halhal yang menyangkut kepentingan umum dan bersifat terbuka. Perjanjian multilateral tidak saja mengatur kepentingan negara-negara yang mengadakannya, melainkan juga kepentingan negara lain yang tidak turut (bukan peserta) dalam perjanjian multilateral tersebut. Untuk lebih jelasnya adabeberapa contoh tentang perjanjian multilateral seperti berikut. 1) Konvensi Jenewa tahun 1949 tentang Perlindungan Korban Perang 2) Konvensi Wina tahun 1961 tentang Hubungan Diplomatik 3) Konvensi Hukum Laut Internasional tahun1982 tentang Laut Teritorial, Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), Zona bersebelahan, dan Landas Benua. 4. Proses Pembuatan Perjanjian Internasional Dalam Konvensi Wina tahun 1969 tentang Hukum Perjanjian Internasional disebabkan bahwa dalam pembuatan perjanjian baik bilateral maupun multilateral dapat dilakukan melalui tahap-tahap berikut. a) Perundingan (Negotiation) Perundingan merupakan perjanjian tahap pertama antar pihak atau negara tentang objek tertentu.Pada tahap awal diadakan penjajakan atau pembicaraan pndahuluan oleh masing-masing pihak yang berkepentingan. Dalam melaksanakan negosiasi, suatu negara dapat diwakili oleh pejabat yang dapat menunjukkan Surat Kuasa Penuh (full powers). Selain mereka, hal ini juga dapat dilakukan oleh kepala negara, kepala pemerintahan, menteri luar negeri tau duta besar. b) Penandatangan (Signature) Lazimnya penandatangan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) atau kepala pemerintahan. Untuk perundingan yang bersifat multilateral, penandatanganan teks perjanjian sudah dianggap sah jika 2/3 suara persen yang hadir memberikan suara, kecuali jika ditentukan lain. Namun demikian, perjanjian belum dapat diberlakukan oleh masingmasing negara sebelum diratifikasi oleh masing-masing negaranya. c) Pengesahan (Ratification) Suatu negara mengikatkan diri pada suatu perjanjian dengan syarat apabila telah

disahkan oleh badan yang berwenang di negaranya. Penandatanganan atas perjanjian hanya dapat bersifat sementara dan masih harus dikuatkan dengan pengesaan atau penguatan. Ratifikasi perjanjian internasional dapat dibedakan sebagai berikut. 1) Ratifikasi oleh badan eksekutif. 2) Ratifikasi oleh badan legislatif. 3) Ratifikasi campuran (DPR dan pemerintah). Berikut ini beberapa contoh perjanjian internasional yang dapat ditemukan dari perjalanan sejarah bangsa dan negara Indonesia. a) Persetujuan Indonesia dengan Belanda mengenai penyerahan Irian Barat (Papua) b) Persetujuan garis batas landas kontinen antara indonesia dengan Singapura tentang selat Singapura (25 Mei 1973). 5. Persyaratan Perjanjian Internasional Unsur-unsur yang penting dalam persyaratan adalah sebagai berikut. a. Harus dinyatakan secara formal/resmi. b. Bermaksud untuk membatasi, meniadakan, atau mengubah akibat hukum dari ketentuan-ketentuan yang terdapat dalm perjanjian itu. Mengenai persyaratan dalam perjanjian internasional, terdapat dua teori yang cukup berkembang, yaitu sebagai berikut. 1) Teori kebulatan suara (Unanimity Principle). 2) Teori pan Amerika (menekankan kedaulatan negara). 6. Berlakunya Perjanjian Internasional Perjanjian internasional berlaku pada saat peristiwa berikut ini. a. Mulai berlaku sejak tanggal yang ditentukan atau menurut yang disetujui oleh negara perunding. b. Jika tidak ada ketentuan atau persetujuan, perjanjian mulai berlaku setelah persetujuan diikat dan dinyatakn oleh semua negara perunding. 7. Pelaksanaan Perjanjian Internasional Ketaatan perjanjian internasional dilakukan berdasarkan sebagai berikut. a. Perjanjian yang harus dipatuhi (Pact Sunt Servanda). b. Kesadaran hukum nasional. 8. Penerapan Perjanjian Internasional Penerapan perjanjian internasional dapat diberlakukan atas dasar sebagai berikut. a. Daya berlaku surut (Retroactivity). b. Wilayah penerapan (Teritorial Scope). c. Perjanjian penyusul (Successive Treaty). 9. Kedudukan Negara Bukan Peserta Negara bukan peserta pada hakikatnya tidak memiliki hak dan kewajiban untuk mematuhinya. Akan tetapi bila perjanjian itu bersifat multilateral (PBB) atau objeknya besar (Terusan Suez, dan lain-lain) mereka juga dapat trikat dengan kondisi sebgai berikut.

a. Negara tersebut menyatakan diri terhadap perjanjian itu. b. Negara tersebut dikehendaki oleh para peserta. 10. Pembatalan Perjanjian Internasional Berdasarkan Konvensi Wina tahun 1969, karena berbagai alasan suatu perjanjian internasional dapat batal antara lain sebagai berikut. a. Negara atau wakil kuasa penuh melanggar ketentuan hukum nasionalnya. b. Bertentangan dengan suatu kaidah dasar hukum internasional lainnya. c. Adanya unsur paksaan terhadap wakil suatu negara peserta. Paksaan tersebut baik dengan ancaman maupun pengguanaan kekuatan. 11. Berakhirnya Perjanjian Internasional Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, SH dalam buku pengantar hukum internasional mengatakan bahwa suatu perjanjian berakhir karena sebagai berikut. a. Telah tercapai tujuan dari perjanjian internasional itu. b. Masa berlakunya perjanjian internasional itu telah habis. c. Perjanjian secara sepihak diakhiri oleh salah satu peserta dan pengakhiran itu diterima oleh pihak lain. E. KEBIJAKAN POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA 1. Latar Belakang Pada tanggal 2 September 1948, pemerintah segera mengumumkan pendirian politik luar negeri Indonesia di hadapan badan pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat yang antara lain berbunyi, ... tetapi mestikah kita, bangsa Indonesia dan negara kita hanya harus memilih antara pro-Rusia atau pro-Amerika? Apakah tak ada pendirian lain yang harus kita ambil dalm mengejar cita-cita kita. Keterangan inilah yang kemudian menjadi dasar pertimbangan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif. Selain itu, ada faktor-faktor penting yang ikut menentukan perumusan politik luar negeri Indonesia, yaitu sebagai berikut. a. Posisi geografis b. Penduduk c. Kekayaan alam d. Militer e. Perkembangan situasi internasional f. Kulitas diplomasi 2. Landasan dan Pengerian Politik Luar Negeri Indonesia a. Landasan Politik Luar Negeri Indonesia Landasan politik luar negeri Indonesia meliputi landasan idiil pancasila, landasan konstitusional atau sruktural UUD 1945, landasan operasional (Ketetapan MPR RI No. IV/MPR/1999 Tentang GBHN, UU No. 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri, kebijakan presiden yang berupa Keputusan Presiden, dan kebijakan menteri luar negeri berupa Peraturan Menteri. b. Pengertian Politik Luar Negeri Menurut UU No. 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri menyatakan bahwa yang dimaksud politik luar negeri adalah kebijakan, sikap, dan langkah pemerintah Republik Indonesia yang diambil dalam melakukan hubungan dengan negara lain,

organisasi internasional, serta subjek hukum internasional lainnya dalam rangka menghadapi masalah internasional guna mencapai tujuan nasional. 3. Pokok-Pokok dan Tujuan Politik Luar Negeri Indonesia a. Pokok-pokok politik luar negeri bebas aktif, yaitu sebagai berikut. 1) Negara Indonesia menggunakan politik damai 2) Negara RI bersahabat dengan segala bangsa atas dasar salin menghaegai dengan tidak mencampuri soal susunan dan corak pemerintahan negara masing-masing. 3) Memperkuat sendi-sendi hukum internasional dan organisasi internasional untuk menjamin perdamaian yang kekal. 4) Membantu pelaksanaan keadilan sosial internasioanl dengan berpedoman pada Piagam PBB, khususnya Pasal 1,2, dan 55. 5) Negara RI dalam lingkungan PBB berusaha menyokong perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa yang masih dijajah sebab tanpa kemerdekaan, persaudaraan, dan perdamaian internasional itu tidak akan tercapai. b. Tujuan Politik Luar Negeri Indonesia 1) Pembentukan satu negara Republik Indonesia yang berbentuk negara kesatuan dan negara kebangsaan yang demokratis dengan wilayah kekuasaan dari Sabang sampai Merauke. 2) Pembentukan satu masyarakat yang adil dan makmur material dan spiritual dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3) Pembentukan satu persahabatan yang baik antara Republik Indonesia dan semua negara di dunia, terutam sekali dengan negara-negara Afrika dan Asia atas dasar bekerja sama membentuk satu dunia baru yang bersih dari imperialisme dan kolonialisme menuju perdamaian dunia yang sempurna. 4. Pedoman Perjuangan Pedoman perjuangan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif berdasarkan faktorfaktor berikut. a. Dasa-Sila Bandung yang mencerminkan sollidaritas negara-negara Asia sendiri dengan kerjasama regional. b. Pemulihan kembali kepercayaan negara-negara bangsa-bangsa lain terhadap maksud dan tujuan revolusi Indonesia dengan cara memperbanyak kawan dari pada lawan, menjatuhkan kontradiksi dengan mencari keserasian yang sesuia dengan falsafah pancasila. c. Pelaksanaan dilkukan dengan keluwesan dalam pendekatan dan penanggapan sehingga pengaruhnya harus dilakukan untuk kepentingan nasional terutama kepentingan ekonomi rakyat. 5. Pelaksanaan Politik Bebas Aktif Dalam rangka menciptakan perdamaian dunia yang abadi, adil, dan sejahtera, negara kita harus tetap melaksanakan politik luar negeri yang bebas dan aktif. a. Bebas, artinya kita bebas menentukan sikap dan pandangan kita terhadap masalahmasalah internasional dan terlepas dari ikatan kekuatan-kekuatan raksasa dunia yang secara ideologis bertentangan (blok Timur dengan komunisnya dan blok Barat dengan liberalnya).

b. Aktif, artinya kita dalam politik luar negeri senantiasa aktif memperjuangkan terbinarnya perdamaian dunia. Aktif memperjuangkan kebebasan dan kemerdekaan, aktif memperjuangkan ketertiban dunia, dan aktif ikut serta menciptakan keadilan sosial dunia. Perwujudan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif, dapat kita lihat pada contoh berikut ini. 1) Penyelenggaraan Konferensi Aia-Afrika pada tahun 1955 yang melahirkan semangat dan solidaritas negara-negara Asia-Afrika yang kemudian melahirkan Deklarasi Bandung. 2) Indonesia juga aktif dalam merintis dan mengembangkan organisasi di kawasan Asia Tenggara (ASEN).
BAB I BUDAYA POLITIK. A. Pengertian Budaya Politik.Budaya politik adalah merupakan salah satu komponen dalam sistem politik dan juga dapat dipandang sebagai suatu landasan sistem politik yang memberi jiwa atau warna sistem politik atau dengan kata lain memberikan arah pada peran peran politik yang dilakukan oleh struktur politik.berikut ini beberapa pengertian budaya politik : 1. G.A. Almond.Budaya politik adalah sikap orientasi warga negara terhadap sistem politik dan aneka ragam bagiannya dan sikap terhadap peranan warga negara di dalam sistem tersebut. 2. Marbun.Budaya politik adalah pandangan politik yang mempengaruhi sikap, orientasi, dan pilihan politik seseorang, dan budaya politik ini lebih mengutamakan dimensi psikologis dari suatu siste politik yaitu sikap, sistem kepercayaan, simbol yang dimiliki individu dan yang dilaksanakan dalam masyarakat. 3. Larry Diamond.Budaya politik adalah keyakinan, sikap, nilai nilai, ide ide, sentimen dan evaluasi suatu masyarakat tentang sistem politik negeri mereka dan peran masing masing individu dalam sistem itu. 4. Mochtar massoed.Budaya politik adalah sikap dan orientasi warga suatu negara terhadap kehidupan pemerintahan negara dan politiknya. 5. Powel.Budaya politik adalah suatu konsep yang terdiri dari sikap, keyakinan,nilai nilai, dan keterampilan yang sedang berlaku bagi seluruh anggota masyarakat, termasuk pola kecenderungan kecenderungan khusus serta pola pola kebiasaan yang terdapat pada kelompok kelompok dalam masyarakat. B. Tipe tipe Budaya Politik.Budaya politik memiliki beberapa tipe antara lain sebagai berikut : 1. Budaya Politik Parokial ( Parochial Political Culture ).Budaya politik ini terbatas pada stu wilayah yang ruang lingkupnya kecil dan sempit dan biasanya terdapat dalam masyarakat yang tradisional dan sederhana. Di dalam masyarakat yang seperti ini spesialisasi sangat kecil dan belum banyak berkembang. Masyarakat yang seperti ini orang orangnya sama sekali tidak menyadari atau mengabaikan adanya pemerintahan dan politik. Hal ini dikarenakan di dalam masyarakat tersebut banyak warganya yang buta huruf dan tinggal di tempet tempat yang terpencil. 2. Budaya Politik Subjek ( Subject Political Culture ).Menurut Mochtar Masoed budaya politik subjek ini lebih menunjuk pada orang orang yang secara pasif patuh pada pejabat pejabat pemerintah dan undang undang, tetapi mereka tidak melibatkan diri dalam politik atau memberikan suara dalam pemilihan. 3. Budaya Politik Partisipan ( Participant Political Culture ).Budaya politik partisipan ini adalah suatu bentuk budaya dimana anggota masyarakat cenderung diorientasikan secara eksplisit terhadap sistem sebagai keseluruhan dan terhadap struktur dan proses politik serta administratif. Budaya politik ini ditandai dengan adanya kesadaran masyarakat yang turut aktif dalam kehidupan politik.

C. Pengertian Sosialisasi Politik.Pengertian sisialisasi politik banyak sekali tokoh yang memberikan definisinya, berikut pengertian sosialisasi politik menurut beberapa tokoh : 1. Kenneth P. Langton.Sosialisasi politik adalah cara bagaimana masyarakat meneruskan kebudayaan politiknya, dengan memberikan penekanan pada cara masyarakat meneruskan kebudayaan politiknya. 2. G.A. Almond.Sosialisasi politik merupakan proses dimana sikap sikap politik dan pola pola tingkah laku politik diperoleh dan dibentuk dan juga merupakan sarana bagi suatu generasi untuk menyampaikan dasar dasar politik dan keyakinan keyakinan politik kepada generasi berikutnya. 3. Richard E. Dawson.Sosialisasi politik dipandang sebagai suatu pewarisan pengetahuan, nilai nilai dan pandangan pandangan politik dari orang tua, guru, dan sarana sarana sosialisasi yang lainnya kepada warga negara yang baru dan mereka yang menginjak dewasa 4. Dennis Kavanagh.Sosialisasi politik merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu proses dimana seseorang mempelajari dan menumbuhkan pandangannya tentang politik.5. Ramlan Surbakti.Sosialisasi politik merupakan proses pembentukan sikap dan orientasi politik anggota masyarakat. D. Fungsi Sosialisasi Politik.Karena sosilisasi politik merupakan suatu cara dalam mengembangkan dan menginformasikan politik maka fungsi yang paling mendasar dari sosialisasi politik ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan pebelajaran bagi masyarakat agar mereka paham dan mengetahui secara benar tentang apa yang ada dalam politik, dengan adanya inforasi yang benar maka kelak akan tercipta suatu masyarakat yang anggota anggotanya mempunyai pegetahuan politik yang baik dan diharapkan dengan mempunyai pengetahuan tersebut mereka dapat ikut berperan aktif dalam kegiatan kegaiatan politik sehingga mereka tidak pasif terhadap kondisi politik negaranya.E. Mekanisme Sosialisasi Politik.Di dalam fungsi sosialisasi politik bagi masyarakat dapat mentransmisikn kebudayaan politik suatu bangsa dari generasi tua kepada generasi muda dan juga sebagai sarana memelihara budaya politik dari bangsa itu sendiri. Dalam rangka untuk mencapai hal tersebut maka dalam rangka sosialisasi politik tersebut maka dibutuhkan sarana sarana pendukung sosialisasi yang antara lain sebagai berikut : 1. Keluarga.Kelurga merupakan unit yang paling kecil dalam masyarakat dan disinilah seorang individu berhadapan langsung.di dalam keluarga inilah terjadi pembentukan nilai nilai politik, orang tua akan mendidik anaknya dengan menanamkan kaidah kaidah, nilai nilai, serta keyakinan politiknya kepada anaknya, misalnya anak diajak dalam pengambilan suatu keputusan dalam rapat keluarga, dengan pengalaman ini maka anak dapat meningkatkan kompetensi politik bagi anak. 2. Sekolah.Sekolah merupakan tempat pendidikan jadi tidak megherankan jika sekolah dapat memberikan pandangan pandangan kongkret tentang politik dan segala hal tentang politik karena sekolah memberikan pengetahuan kepada generasi muda tentang dunia politik. Selain itu sekolah juga dapat membangun kesadaran kepada generasi muda mengenai arti penting hidup bernegara dan cinta terhadap tanah air, misalnya dari pelajaran kewarganegaraan. 3. Kelompok Pergaulan.Kelompok pergaulan dapat menjadi sarana sosialisasi politik karena dalam kelompok pergaulan seorang anak akan bertemu dengan orang lain yang masing masing memiliki kedudukan yang relatif sama dan memiliki ikatan yang erat pula. Dengan adanya hal ini maka suat saat mereka akan dihadapkan dengan suatu permasalahan yang keudian mereka musyawarahkan, dari proses tersebut maka seorang anak akan dapat belajar menghargai pendapat oarang lain dan juga akan menyesuikan pendapatnya dengan pendapat oarang lain. Jadi didalam kelompok ini mereka dapat saling bertukar pendapat dan dapat mengikuti peristiwa peristiwa politik yang memungkinkan mereka tertarik pada politik. 4. Tempat Kerja.Organisasi formal maupun nonformal serta organisasi politik terbentuk atas dasar pekerjaan,oleh sebab itu tempat kerja juga merupakan tempat sosialisasi politik. Bagi para anggota tepat kerja merupakan tempat yang berfungsi sebagai sarana penyuluhan politik. Karena

secara tidak langsung para anggotanya dapat belajar bagaimana cara cara berorganisasi dengan bekal pengalaman ini maka para anggotanya tidak sungkan sungkan untuk bergabung dengan organisasi politik. Misalnya kaum buruh yang bergabung dengan serikat buruh dan berdemonstrasi dari pengalaman tersebut seorang buruh dapat mengerti tentang berpolitik.5. Media Massa.Media massa merupakan saran yang paling efektif karena media massa dapat memberikan banyak informasi bagi masyarakat luas termasuk politik baik tingkat nasional maupun tingkat internasional. Selain itu media massa juga merupakan sarana yang ampuh untuk membentuk sikap sikap dan keyakinan politik dan melalui media ini suatu ideologi dapat ditanamkan kepada masyarakat dan kebijakan kebijakan politik negara dapat disampaikan kepada rakyt melalui media ini.6. Kontak kontak Politik Langsung.Kontak kontak politik langsung yang dimaksud adalah pengalam nyata terlibat dalam politik entah sebagai pejabat pemerintah,pengurus partai ataupun yang lainnya entah bersifat positif atau negatif hal ini juga akan dapat merubah pemikiran dan keyakinan politik seseorang. BAB II BUDAYA DEMOKRASI MENUJU MASYARAKAT MADANI A. Pengertian Budaya Demokrasi.Budaya demokrasi adalah pola pola sikap dan orientasi politik yang bersumber dari nilai nilai dasar demokrasi dan yang sudah seharusnya dimiliki oleh setiap warga negara dari sistem politik demokrasi. Sedangkn inti dari budaya demokrasi ini adalah kerjasama, saling percaya, menghargai keanekaragaman, toleransi, kesederajatan, dan kompromi. B. Unsur unsur Budaya Demokrasi.Unsur unsur budaya demokrasi ada beberapa hal yang antara lain yaitu sebagai berikut : 1. Kebebasan.Kebebasan bukan erupakan kelelusaan untuk melakukan segala hal tanpa batas tetapi kebebasan adalah keleluasaan untuk membuat pilihan atau melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan bersama atas kehendak sendiri tanpa ada tekanan dari pihak manapun, karena nilai demokrasi merupakan pedoman kebebasan untuk prilaku rakyat yang berdaulat. 2. Persamaan.Tuhan menciptakan manusia sebagai pribadi yang unik, namun dalam demokrasi berpandangan bahwa manusia yang berbeda beda itu pada hakekatnya sama sederajat. Demokrasi tidak berpendirian bahwa manusia itu semuanya sama, melainkan berbeda satu sama lainnya, tetapi didepan Allah tetap sama. Sebagai nilai persamaan dalam berprilaku sebagai rakyat yang berdaulat adalah kita sebagai manusia harus mampu menghargai harkat dan martabat sesama manusia. 3. Solidaritas.Solidaritas adalah kesediaan untuk memperhtikan kepentingan dan bekerja sama dengan orang lain dalam hal ini manusia sama sama memiliki kebebasan untuk mempertimbangkan kepentingan pihak lain. Sebagai nilai solidaritas dapat menumbuhkan sikap batin dan kehendak untuk menempatkan kebaikan bersama diatas kepentingan pribadi. 4. Toleransi.Toleransi adalah sikap dimana kita sebagai manusia hendaknya toleran yang berarti bahwa kita harus menghargai pendapat, kepercayaan, pandangan, kebiasaan, kelakuan, dsb. Kerena setiap manusia meiliki hal tersebut yang kadang kala berbeda dengan yang kita miliki. Selain itu toleransi dapat mendorong tumbuhnya sikap toleran terhadap keanekaragaman. 5. Menghormati Kejujuran.Kejujuran adalah keterbukaan untuk meyatakan kebenaran. Kejujuran diperlukan agar hubungan antar pihak berjalan dengan baik tidak menimbulkan benih benih konflik. Sebagai nilai penghormatan kejujuran akan menubuhkan integritas diri, disiplin, dan kesetiaan pada aturan aturan, sikap ini diperlukan dalam memelihara pemerintahan demokratis.6. Menghormati Penalaran.Penalaran adalah penjelasan mengapa seseorang memiliki pandangan tertentu, membela tindakan tertentu, menuntut hal serupa pada orang lain, kebiasaan untuk eberikan penalaran akan menumbuhkan kesadaran bahwa banyak alternatif sumber informasi dan ada banyak kemungkinan untuk mencapai tujuan. Sebagai nilai penalaran dapat mendorong

tumbuhnya ketebukaan pemikiran sosial dan politik.7. Keadaban.Kedaban adalah tingginy tingkat kecerdasan lahir batin. Prilaku yang beradabadalah prilaku yang mencerminkan perhormatan dan mempertimbangkan kehadiran pihak lain sebagaimana tercermin dalam sopan santun dalam bertindak. Oleh sebab itu keadaban ini dijadikan pedoman dala berprilaku sebagai warga negara yang demokrasi dan santun. Berdasar pada nilai nilai ini masyarakat pendukung demokrasi mengembangkan budaya politiknya. Nilai nilai tersebut keudian dijabarkan dalam kehidupan politik seperti nilai nilai yang diungkapkan oleh Henry B. Mayo, nilai nilai tersebut seperti berikut : Menyelesaikan perselisihan secara damaiv dan melembaga. Menjamin terselenggranya perubahan masyarakat secarav damai. Mentelenggarakan pergantian pemimpin secara teratur danv periodik. Membatasi penggunaan kekerasan sampai batas minimum.vv Mengakui dan menganggap wajar keanekaragaman. Menjamin tegaknyav keadilan.C. Masyarakat Madani.menurut A.S. Hikam masyarakat madani adalah masyarakat yang wilayah sosialnya terorganissi dan bercirikan antara lain kesukarelaan, keswasebadaan, kewadayaan, kemandirian, tinggi terhadap negara dan keterkaitan dengan norma norma dan nilai nilai hukum yang diikuti oleh warga negara.D. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia. 1. Demokrasi Masa Orde Lama. Demokrasi Parlementer pada masa RIS dan berlakunya UUDS 1950.Cara kerja sistem demokrasi parlementer ini adalah sebagai berikut : Kekuasaanv legislatif dijalankan oleh DPR yang dibentuk melalui pemilu multipartai.v Kekuasaan eksekutif dijalankan oleh kabinet yang dipimpin oleh seorang perdana menteri dan bertanggung jawab pada DPR. Presiden hanya sebagai kepalav negara, sedangkan kepala pemerintahan dipegang oleh perdana menteri.v Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh badan pengadilan yang bebas. DPR dapatv memberi mosi tidak percaya jika kabinet dala kinerjnya kurang baik. Jikav kabinet bubar maka presiden akan menunjuk formatur kabinet untuk menyusun kabinet yang baru. Jika DPR mengajukan mosi tidak percaya lagi pada kabinetv yang baru maka DPR dibubarkan dan diadakan pemilu.Kekurangan dalam pelaksanaan demokrasi parlementer antara lain yaitu : Rata rata kabinet berusia pendek ( terjadi krisis kabinet ) sehingga program jangka panjang tidak terlaksana. Terjadinya hubungan yang tidak harmonis dalam tubuh ABRI sebagan condong kepada kabinet Wilopo dan sebagian lagi condong kepada presiden. Terjadi perdebatan antara Soekarno dengan tokoh masyumi masalah penggantin Pancasila. Masa kampanye yang terlalu panjang sehingga dalam masyarakat terjadi ketegangan. Kebijakan perdana menteri cenderung menguntungkan kepentingan partainya sendiri. Pemerintah pusat mendapat tantangan dari daerah yang terwujud dalam beberapa pemberontakan.Kelebihan dalam pelaksanaan demokrasi parlementer. Badan pengadilan menikmati kebebasan dalam menjalankn fungsinya. DPR dapat berfungsi dengan baik. Pers bebas sehigga banyak variasi isi media massa. Pemerintah berhasil melaksanakan program di bidang pendidikan, ekonomi dan megendalikan inflasi. Jumlah sekolah bertambah banyak. Kabinet dan ABRI berhasil mengatasi pemberontakan. Sedikit sekali terjadi keteganga diantara umat beragama. Minoritas cina mendapat perlindungan dari pemerintah. Demokrasi Terpimpin 5 Juli 1959-1966.Demokrasi terpimpin adalah demokrasi yang segala kebijakan pemerintah berada di tangan presiden. Secara teori demokrasi ini adalah demokrasi yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945. pada masa pelaksanaan demokrsi ini Indonesia bentuk negaranya adalah kesatuan dengan bentuk pemerintahan republik. Dalam pelaksanaan demokrasi terpimpin ini ternyata banyak penyelewengan. Penyelewengan itu tampak pada hal hal berikut ini : Pelanggaran prinsip kebebasan kekuasaan kehakiman, presiden kadang kala mencampuri urusan kehakiman. Pengekangan hak hak asasi warga negara di bidang politik dala hal berserikat dan berkumpul, bahkan dalam bidang pers juga da pembatasan sehingga pers mengalami kemunduran. Pelampauan batas wewenang, presiden sering membuat suatu keputusan yang melebihi dari kewenangannya. Pembentukan lembaga negara ekstrakonstitusional,adalah lembaga diluar dari lembaga peerintahan tetapi kedudukannya sama dengan lembaga pemeritah.

Pengutamaan fungsi pimpinan, dalam hal ini presiden memegang peran tertinggi dalam pemerintahan yang kadang kala melebihi dari batas kewenangannya. 2. Demokrasi Masa Orde Baru.Kehidupan politik pada masa orde baru ini jika dibandingkan dengan orde lama ternyata lebih buruk lagi hal itu dapat dilihat dari beberapa hal seperti berikut ini : Pebatasan hak hak politik rakyat, jumlah partai plitik dibatasi menjadi 3 parpol. Pemusatan kekuasaan di tangan presiden, walaupun secara formal kekusaan dibagi bagi tetapi dalam prekteknya kekuasaan tetap terpusat pada diri presiden. Pemilu yang tidak demokratis aparat peerintahan dan keamanan berusaha melakukan kecurangan agar golkar menang pemilu. Pembentukan lembaga ekstrakonstitusional yang berfungsi mengamankan pihak pihak yang potensial menjadi oposisi penguasa. 4. Demokrasi Masa Reformasi.Demokrasi pada masa reformasi ini telah mengalami suatu perubahan yang mengarah lebih baik lagi daripada masa orde baru hal itu bisa dilihat dari siste pemerintahannya, pemilunya,dan mekanisme dalam pemilu juga lebih baik lagiE. Pemilu.1. Fungsi Pemilu. Sebagai sarana memilih pejabat publik ( Pembentukan pemerintahan ). Sebagai sarana pertanggungjawaban pejabat publik. Sebagai sarana pendidikan politik bagi rakyat.2. Ciri ciri Pemilu Demokratis. Hak pilih umum, hak pilih aktif dan pasif diberikan kepada warga negara dewasa tanpa diskriminasi. Kesetaraan bobot suara antara jumlah pemilih dengan jumlah kursi di parlemen. Tersedianya pilihan yang signifikan misalnya tentang jumlah calon yang sudah pasti lebih dari satu. Kebebasan nominasi rakyat bebas menominasikan wakil rakyat yng akan dipilih dalam pemilu. Persamaan hak kapanye, masing masing partai peserta pemilu memiliki hak yang sama dalam kampenye hal itu bisa dilihat semua parpol memperoleh jatah yang sama antara yang satu dengan yang lainnya. Kebebasan dalam memberikan suara, dalam hal ini rakyat memperoleh jaminan kebebasan untuk memilih wakilnya tanpa ada paksaan dan ancaman. Kejujuran dalam penghitungan suara. Penyelenggaraan pemilu secara berkala atau periodik. BAB III KETERBUKAN DAN KEADILAN A. Pengertian Keterbukaan.Keterbukaan atau transparansi adalah sesuatu yang menunjuk pada pada suatu tindakan yang memungkinkan suatu persoalan menjadi jelas, mudah dipahami dan tidak disangsikan lagi kebenarannya. Berkaitan dengan pemerintahan keterbukaan atau transparansi berarti kesediaan pemerintah untuk senantiasa memberikan informasi faktual mengenai berbagai hal yang berkenaan dengan proses penyelenggaraan pemerintahan. Keterbukaan adalah salah satu prinsip dari Good Governance, dan banyak negara demokratis yang ingin berusaha mewujudkan praktik penyelenggaraan pemerintahan yang terbuka seperti dalam prinsip good governance.berikut ini ada delapan prinsip good governance yaitu adalah : 1. Partisipasi Masyarakat. 2. Tegaknya Supremasi Hukum. 3. Keterbukaan. 4. Peduli pada Stakeholder. 5. Berorientasi pada Konsensus. 6. Kesetaraan. 7. Efektifitas dan Efisiensi. 8. Akuntabilitas. 9. Visi Strategis.Pada negara negara demokrasi sering kali menerapkan prinsip prinsip keterbukaan karena keterbukaan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penyelenggaraan suatu negara hal itu disebabkan karena, pertama, kekuasaan sering kali diselewengkan oleh si pemegang kekuasaan yaitu pemerintah, kedua, dasar penyelenggaraan pemerintahan yaitu atas dasar dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat jadi rakyatlah yang mempunyai kedaulatan dan mereka tidak menginginkan dirugikan oleh pemerintah yang diserahi kekuasaan untuk menjalankan pemerintahan, ketiga, keterbukaan adalah akses bebas bagi setiap

warga negara terhadap sumber informasi dalam hal ini warga negara berhak mengetahui apa saja yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka menyelenggarakan pemerintahanB. Ciri ciri Keterbukaan Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Negara. Pemerintahv menyediakan berbagai informasi faktual mengenai kebijakan kebijakan yang akan dan sudah dibuatnya. Adanya peluang bagi publik dan pers untuk mendapatkanv atau mengakses berbagai dokumen pemerintah. Terbukanya rapat rapatv pemerintah bagi publik dan pers. Adanya konsultasi publik yang dilakukanv secara sistematik oleh pemerintah. C. Pengertian Keadilan. 1. Aristoteles.Keadilan merupakan tindakan memberikan sesuatu kepada masing masing orang sesuai dengan apa yang menjadi haknya. 2. Ulpianus.Keadilan adalah memberikansesuatu yang tetap kepada orang lain sesuai dengan haknya. 3. Pieper.Keadilan adalah sikap yang didasrkan pada kehendak yang tetap untuk mengakui hak masing masing orang. 4. Franz Magnis Suseno.Keadilan adalah keadaan antar manusia dimana semua diperlakukan sama sesuai dengan hak dan kewajibannya masing masing. D. Macam Macam Keadilan. 1. Keadilan Komutatif.Adalah keadilan yang diberikan kepada masing masing orang apa yang menjadi bagiannya, dimana yang diutamakan adalah objek tertentu yang merupakan ha dari seseorang tersebut. 2. Keadilan Distributif.Adalah keadilan yang memberikan kepada masing masing orang apa yang menjadi haknya, dimana yang menjadi subjek hak adalah individu sedngkan yanh menjadi subjek kewajiban adalah masyarakat. 3. Keadilan Legal.Adalah keadilan yang berdasarkan undang undang , yang menjadi objek dari keadilan legal adalah tata masyarakat. 4. Keadilan Vindikatif.Adalah keadilan yang memberikan kepda masing masing orang hukuman atau denda yang sebanding dengan pelanggaran atau kejahatan yang dilakukannya. 5. Keadilan Kreatif.Adalah keadilan yang meberikan kepada masing masing orang bagiannya yaitu berupa kebebasan untuk mencipta dengan kreativitas yang dimilikinya. 6. Keadilan Protektif.Adalah keadilan yang memberikan perlindungan kepada pribadi pribadi yang ada dalam masyarakat yang berupa keamanan, dan kehidupan dari adanya tindakan sewenang wenang. E. Dampak Penyelenggaraan Pemerintahan yang tidak terbuka.Pemerintahan yang tidak terbuka kadang kala akan menjatuhkan pemerintahan itu sendiri, oleh sebab itu pemerintahan yang demokratis haruslah diselenggarakan secara terbuka. Jika tidak maka akan menyebabkan apa yang dinamakan dengan korupsi politik yang dapat membawa akibat krisis di berbagai bidang kehidupan, misalnya : 1. Bidang Politik.Lembaga lembaga politik seperti eksekutif,legisltif, dan yudikatif tidak berfungsi secara optimal bahkan kadang kala kebijakan kebijakan yang mereka keluarkan tidak berpihak pada kepentingan umum dan bahkan lebih menguntungkan kepentingan mereka dan kelopoknya. 2. Bidang Ekonomi.Berbagai kegiatan ekonomi terutama yang bersinggungan dengan birokrasi selalu diwarnai dengan kolusi sehingga akibatnya ekonomi menjadi berbelit belit dan menjadikan para investor enggan berinvestasi. 3. Bidang Sosial Budaya dan Agama.Kehidupan sosial budaya diwarnai dengan pendewaan materi dan budaya konsumtif. Para pejabat pemerintah lebih banyak menumpuk kekayaan sebesar besarnya tanpa peduli dengan moral dan etika. 4. Bidang Pertahanan dan Keamanan.Dalam bidang ini terjadi ketertinggalan profesinalitas aparat yang artinya kemampuan aparat tidak sesuai dengan tuntutan perubahan jaman, sehingga tidak

mampu mendeteksi dini tentang gejolak sosial dan gangguan keamanan yang terjadi di dalam masyarakat. BAB IVHUBUNGAN INTERNASIONAL A. Penegertian Hubungan Internasional.Hubungan internasional menurut buku Rencana Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri RI ( RENSTRA ), adalah hubungan antar bangsa dala segala aspeknya yang dilakukan oleh suatu negara untuk mencapai kepentingan nasional negara tersebut.Hubungan ini dalam Encyclopedia Americana dilihat sebagai hubungan antar negara atau individu dari negara yang berbeda baik berupa hubungan politis, budaya, ekonomi maupun hankam, konsep ini berhubungan erat dengan subjek subjek seperti organisasi internasional, diplomasi, hukum internasional, maupun politik internasional. Bagi bangsa Indonesia hubungan internasional ini di dasarkan pada politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dengan tujuan meningkatkan persahabatan dan kerjasama bilateral, regional, dan multilateral melalui berbagai macam forum sesuai dengan kepentingan dan kemampuan nasional. Di dalam menjalin hubungan internasional ini sudah pasti masing masing negara selalu mendasarkan pada politik luar negarinya karena politik luar negeri adalah suatu strategi, pola prilaku, dan kebijakan suatu negara dalam berhubungan dengan negara lain ataupun dunia internaional.B. Fungsi Perwakilan Diplomatik.Di dalam menjalin hubungan internasional masing masing negara pada umumnya melalui suatu lembaga, yaitu lembaga diplomatik. Di Indonesia sehubungan dengan usaha menjalin hubungan internasional ini didasarkan pada UUD 1945 pasal 13 yang di dalamnya berisi tentang : Presidenv mengangkat duta dan konsul. Dalam hal mengangkat duta dan konsul presidenv memperhatikan pertimbangan DPR. Presiden menerima penempatan duta negarav lain dengan meperhatikan pertimbangan DPR.Kepala kepala perwakilan diplomatik yang disebut sebagai duta besar, duta, menteri residen merupakan perwakilan tingkat tinggi yang dapat mengadakan hubungan langsung dengan kepala negara asing tempat mereka bertugas atau ditempatkan. Di dalam melaksanakan tugasnya diplomat dapat berfungsi sebagai lambang prestise nasional negaranya di luar negeri dan mewakili kepala negaranya di negara penerima. Selain itu diplomat juga berfungsi sebagai perwakilan yuridis yang resmi dari pemerintah negaranya. Jadi fungsi diplomatik dala arti politis adalah sebagai berikut : Mempertahankan kebebasan Indonesia terhadap imperialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya dengan melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Mengabdi kepada kepentingan nasional dalam mewujudkan masyrakat adil dan makmur. Menciptakan pesahabatan yang baik antar negara dalam mewujudkan pelaksanaan tugas negara perwakilan diplomatik.Perwakilan Diplomatik ( Kedutaan Besar ) 1. Tugas pokok perwakilan diplomatik.Perwakilan diplomatik ( Duta besar ) meilik tugas pokok yang antara lain sebagai berikut : A. Menyelenggarakan hubungan dengan negara lain atau hubungan kepala negara dengan pemerintah asing. B. Mengadakan perundingan masalah masalah yang dihadapi oleh kedua negara itu dan berusaha untuk menyelesaikannya. C. Mengurus kepentingan negara serta warga negaranya di negara lain.D. Apabila dianggap perlu dapat bertindak sebagai tempat pencatatan sipil, paspor, dsb.2. Fungsi perwakilan diplomatik menurut konggres Wina 1961. A. Mewakili negara pengirim di dalam negara penerima. B. Melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya di negara penerima di dalam batas batas yang diijinkan oleh hukum internsional. C. Mengadakan persetujuan dengan pemerintah negara penerima. D. Memberikan keterangan tentang kondisi dan perkembangan negara penerima sesuai dengan UU dan melaporkan kepada pemerintah negara pengirim.

E. Memelihara hubungan persahabatan antara kedua negara. 3. Peranan perwakilan diplomatik.Dalam membina hubungan internasional diperlukan taktik dan prosedur tertentu untuk mencapai tujuan nasional suatu negara, oleh sebab itu diperlukan diplomasi yang baik. Oleh sebab itu perwakilan diplomatik mempunyai peran sebagai berikut : A. Menetukan tujuan dengan menggunakan semua daya upaya dan tenaga dalam mencapai tujuan tersebut. B. Menyesuaikan kepentingan bangsa lain dengan kepentingan nasional sesuai dengan tenaga dan daya yang ada. C. Menentukan apakah tujuan nasional sejalan atau berbeda dengan kepentingan negara lain. D. Menggunakan sarana dan kesempatan yang ada dan sebaik baikya dalam menjalankan tugas diplomatiknya. 4. Perangkat perwakilan diplomatik.Di dalam menjalankan tugas tugasnya perwakilan diplomatik mempunyai beberapa perangkat yang antara lain yaitu : A. Duta besar berkuasa penuh ( Ambassador ).Duta besar merupakan duta yang berada di tingkatan tertinggi dan epunyai kekuasaan penuh dan luar biasa dan biasanya ditepatkan di negara negara yang banyak menjalin hubungan timbal balik. B. Duta ( Gerzant ).Adalah wakil diplomatik yang pangkatnya lebih rendah dari duta besar, dalam menyelesaikan segala persoalan kedu negara dia diharuskan berkonsultasi dengan pemerintahnya.C. Menteri residen.Menteri residen dianggap bukan sebagai wakil pribadi kepala negara, dia hanya engurus urusan negara. Mereka ini pada dasarnya tidak berhak mengadakan pertemuan dengan kepala negara dimana mereka bertugas.D. Kuasa usaha ( Charge de Affair ).Kuasa usaha yang tidak diperbantukan kepada kepala negara dapat dibedakan atas : 1. Kuasa usaha tetap menjabat kepala dari suatu perwakilan. 2. Kuasa usaha sementara yang melaksanakan pekerjaan dari kepala perwakilan ketika pejabat ini belum atau tidak ada ditempat.E. Atase atase.Atase adalah pejabat pembantu dari duta besar berkuasa penuh. Atase ini terbagi menjadi dua yaitu :1. Atase pertahanan.Atase ini dijabat oleh seorang perwira militer yang diperbantukan depertemen luar negeri dan diperbantukan di kedutaan besar serta diberikan kedudukan sebagai seorang diplomat yang bertugas memberikan nasihat di bidang militer dan pertahanan keamanan kepada duta besar berkuasa penuh.2. Atase teknis.Atase ini dijabat oleh seorang pegawai negeri yang tidak bersal dari depertemen luar negeri dan ditepatkan disalah satu kedutaan besar, atase ini berkuasa penuh dalam menjalankan tugas tugas teknis sesuai dengan tugas pokok dari departemennya sendiri. 5. Unsur unsur hubungan diplomatik.Di dalam hubungan diplomatik terdapat unsur unsur antara lain yaitu : 1. Hubungan antar bangsa. 2. Pertukaran misi diplomatik. 3. Status pejabat diplomatik. 4. Kekebalan hukum/ hak ekstrteritorial. 5. Tugas umum perwakilan diplomatik.Perwakilan diplomatik mempunyai tugas umum antara lain yaitu : 1. Representasi mewakili negara yang bersangkutan. 2. Negosiasi ( Perundingan ). 3. Observasi ( Meneliti setiap kejadian ). 4. Proteksi ( Melindungi ) warga negaranya. 5. Relasi ( Membina hubungan baik ).Perwakilan Nonpolitis.Dalam arti nonpolitis hubungan diplomatik suatu negara diwakili oleh korps konsuler yang terbagi dalam kepangkatan sebagai berikut :

1. Konsul jenderal.Konsul jenderal ebawahi beberapa konsul yang ditempatkan di ibukota negara tempat ia bertugas. 2. Konsul dan Wakil konsul.Konsul mengepalai satu kekonsulan yang kadang kadang diperbantukan kepada konsul jenderal. Wakil konsul diperbantukan kepada konsul atau konsul jenderal yang kadang diserahi pimpinan kantor konsuler. 3. Agen konsul.Agen konsul diangkat oleh konsul jenderal dengan tugas untuk mengurus hal hal yang bersifat terbatas dan berhubungan dengan kekonsulan. Agen konsul ini ditugaskan di kota kota yang termasuk kekonsulan.Tugas tugas yang berhubungan dengan kekonsulan antara lain mencakup bidang bidang sebagai berikut : A. Bidang ekonomi.Yaitu menciptakan tata ekonomi dunia baru dengan enggalakkan ekspor komoditas nonmigas, promosi perdagangan, mengawasi pelayanan, pelaksanaan perjanjian perdagangan, dll. B. Bidang kebudayaan dan ilmu pengetahuan.Melakukan pertukaran kebudyaan dan pelajar.C. Bidang bidang lain seperti : a) Memberikan paspor dan dokumen perjalanan kepada warga pengirim dan visa atau dokumen kepada orang yang ingin mengunjungi negara pengirim. b) Bertindak sebagai notaris dan pencatat sipil serta menyelenggarakan fungsi adinistratifnya. c) Bertindak sebagai subjek hukum dala praktek dan prosedur pengadilan atau badan lain di negara penerima.Hak hak Perwakilan Diplomatik. Duta Besar.v Hak Immunitas.Hak immunitas adalah hak yang menyangkut diri pribadi seorang diplomat serta gedung perwakilannya.dengan hk ini para diplomat mendapat hak istimewa atas keselamatan pribadi serta harta bendanya, mereka juga tidak tunduk kepada yuridiksi di dalam negara tempat mereka bertugas baik dalam perkara perdata maupun pidana. Hak Ekstrateritorial.Hak ekstrateritorial adalh hak kebebasan diplomat terhdap daerah perwakilannya termasuk halaman bangunan serta perlengkapannya seperti bendera,lambang negara,surat surat dan dokumen bebas sensor,dalam hal ini polisi dan aparat keamanan tidak boleh msuk tanpa ada ijin pihak perwakilan yang bersangkutan. Konsul.vBagi para anggota konsuller hak ekstrateritorial biasanya hanya menyngkut diri sendiri dan staffnya, yaitu berupa hak : Kekebalan surat menyurat resmi tanpa sensor beserta arsip arsipnya. Pebebasan pajak setempat. Pembebasan kewajiban hadir dalam sidang pengadilan yang berhubungan dengan dinasnya sendiri. BAB V ORGANISASI INTERNASIONAL A. Penegertian Organisasi Internasional.Organisasi internasional adalah suatu lembaga atau badan yang dalam rangka kerjanya atau ruang lingkup kerjanya mencakup dunia atau bersifat internasional jadi tidak terbatas pada suatu negara saja. B. Tujuan Organisasi Internasional.Organisasi internasional ini dibentuk dalam rangka untuk meningkatkan hubungan kerjasama antar negara dalam rangka memajukan bangsa dan menciptakan perdamaian dunia. C. Peranan Organisasi Internasional.Organisasi internasional mempunyai peran yang sangat besar bagi suatu bangsa dalam rangka menjembatani kerjasama dengan negara lain dan juga organisasi ini membantu dari negara negara anggota dalam memajukan negaranya serta membantu perjuangan memperoleh kemerdekaan bagi anggota yang masih terjajah. D. Organisasi Organisasi Internasional yang ada sekarang ini.1. Perserikatan Bangsa Bangsa.PBB dibentuk atas dasar dari piagam Atlantik yang bertujuan untuk menjamin perdamaian dan keamanan internasional. Asas Organisasi PBB.v Persamaan kedaulatan semua anggota anggotanya. Semua anggota harus mematuhi dengan ikhlas semua peraturan dan kewajiban kawajiban sesuai dengan piagam PBB. Semua anggota harus menyelesaikan persengketaan internasional dengan cara damai tanpa membahayakn perdamaian dan keamanan internasional. Dala hubungan internasional semua anggota harus menjauhi penggunaan ancaman dan

kekerasan terhadap negara lain. Tujuan Organisasi PBB.v Memelihara perdamaian dan keamanan internasional. Mengembangkan hubungan hubungan persaudaraan antar bangsa bangsa. Menciptakan kerjasama dalam memecahkan masalah internasional. Menjadikan PBB sebagai pusat usaha mewujudkan tujuan bersama. Strukturv Organsasi PBB. Majelis Umum ( General Assembly ). Dewan Keamanan ( Security Council ). Dewan Ekonomi dan Sosial ( Economic And Social Council ). Dewan Perwalian ( Trussteship Council ) Mahkamah Internsional ( International Court Of Justice ). Sekretaris Jenderal.2. ASEAN.v Asas ASEAN.ASEAN adalah sebuah organisasi negara negara di kawasan Asia tenggara yang menganut asas keterbukaan bagi anggota anggotanya. Dasarv ASEAN. Saling menghormati terhadap kemerdekaan integritas teritorial dan identitas semua bangsa. Mengakui hak setiap bangsa untuk penghidupan nasional yang bebas dari campur tangan dan intervensi serta urusan subversi dari luar. Tidak saling mencampuri urusan dalam negeri masing masing anggota. Menyelesaikan persengketaan secara damai. Tidak menggunakan amcaman dan kekuatan militer. Menjalankan kerjasama secara aktif.v Tujuan ASEAN. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, soaial, dan pengembengan kebudayaan di kawsan Asia Tenggara. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan menghormati keadilan dan tertib hukum. Meningkatkan kerjasama aktif dalam segala bidang kecuali militer. Meningkatkan penggunaan pertanian, industri, perdagangan, dan jasa untuk meningktkan taraf hidup. Memelihara kerjasama yang erat dan beramanfaat dengan organisasi regional maupun internasional. Struktur Organisasi ASEAN.v ASEAN Ministrial Meeting ( Sidang tahunan para menteri ). Standing Committee ( badan yang bersidang diantara dua sidang menlu negara ASEAN untuk mengenai masalah masalah yang memerlukan keputusan para menteri ). Komite komite tetap dan khusus. Sekretariat nasional ASEAN pada setiap negara negara anggota.3. Masyarakat Ekonomi Eropa. Dasar Pebentukanv MEE.Berdirinya MEE adalah sebagai akibat perang dunia II di belahan Eropa yang menyebabkan negara negara Eropa mengalami kemiskinan dan perpecahan oleh sebab itu kemudian didirikan lembaga yang bergerak untuk memajukan dan membangun kembali negara negara Eropa secara bersama sama, pada mulanya mereka membentuk ECSC dan EURATON. Tujuan MEE.v Mengintegrasikan eropa dengan cara memajukan perekonomian, memperbaiki taraf hidup dan memperluas lapangan kerja. Memajukan perdagangan dan menjamin adanya persaingan bebas dan keseimbangan perdagangan antar negara anggota. Menghapuskan semua halangan yang menghambat laju perdagangan internasional. Memperluas hubngan dengan negara negara di luar PBB. Struktur Organisasi MEE.v Assembly. The Councils ( dewan menteri eropa ) Commissions ( badan pengurus harian MEE ). The Court of Justice ( mahkamah peradilan MEE ).4. OPEC. Dasar Pembentukan OPEC.vOrganisasi ini didirikan agar masing masing negara anggota penghasil minyak dalam mengambil kebijakan dalam bidang perminyakan dan harga minyak dapat menguntungkan negara negara anggota atau produsen, oleh sebab itu organisasi inilah yang nantinya dapat mencegah persaingan yang tidak sehat dari negara negara penghasil minyak. Tujuanv OPEC. Mempertahankan harga minyak dan menentukan harga sehingga menguntungkan negara negara produsen. Secara politik mengtur hubungan dengan perusahaan perusahaan minyak asing atau pemerintah negara negara konsumen. Struktur Organisasi OPEC.v Confference yang mempunyai kekuasaan tertinggi dalam menentukan kebijakan. Boards of Governors ( dewan gubernur ) yang bertugas menata pelaksanaan kegiatan organisasi dan keputusan konferensi. Economic Commission Board ( dewan komisi ekonomi ) yang bertugas mengkaji dan mempersiapkan bahan bahan dan syarat syarat untuk konferensi terutama mengenai hal hal teknis bidang perminyakan. Sekretariate yang menjalankan tugas sehari hari yang dipimpin oleh seorang sekretaris jenderal.5. NATO. Dasar Pembentukan NATO.vNATO merupaka organisasi kerjasama bidang militer di kawasan eropa barat, organisasi ini dibentuk dalam rangka membendung pengaruh komunis USSR agar tidak meluas sampai kawasan eropa barat. Tujuan

NATO.v Menyelesaikan persengketaan secara damai. Tidak menggunakan ancaman militer dalam kalangan internasional. Membela negara anggota dengan pendirian bahwa ancaman pada satu anggota merupakan ancaman seluruh anggota NATO. Struktur Organisasi NATO.v North Atlantic Council merupakan dewan tertinggi. International Secretary dikepalai oleh sekretaris jenderal. Millitary Comitee dipimpin oleh seorang panglima tertinggi.6. Organisasi Konferensi Islam. Dasarv Pembentukan OKI.Organisasi ini dibentuk dengan alasa atau dasar untuk mempererat solidaritas negara negara islam di dunia. Tujuan OKI.v Memajukan solidaritas islam negara negara anggota. Memperkuat kerjasama antar negara negara anggota dalam bidang sos,ek,budy,pendidikan,dan bidang bidang lainnya. Mengupyakan seoptimal mungkin untuk menghilangkan rasialisme,diskriminasi,dan kolonialisme dalam setiap bentuk. Menyokong segala kegiatan usaha perdamaian dunia. Mengatur usaha usaha melindungi tempt tempat suci dan membantu perjuangan rakyat Palestina. Membentuk suasana harmonis antar negara negara angota. Memperkuat perjuangan umat islam untuk melndungi martabat,kemandirian dan hak setiap negara islam.v Struktur Organisasi OKI. Konferensi kepala negara Sekretaris jenderal sebagai badan eksekutif. Komite komite khusus. Bdan badan subsider yng bergerak dalam bidang sosial, ekonomi, budaya dan bidang bidang yang lainnya.7. Gerakan Non-Blok. Dasar Pebentukan GNB.vGerakan non-blok dibentuk atas dasar kerena terjadi persaingan antara dua negera besar beserta bloknya yaitu blok barat dan blok timur setelah perang dunia II ,oleh sebab itu negara negara yang tidak tergabung dalam blok tersebut khawatir kalau persaingan tersebut pecah menjadi perang terbuka oleh sebab itu kemudian mereka memprakarsai terbantuknya GNB untuk mendesak kedua blok agar menghentikan persaingannya. Tujuan GNB.v Mendukung perjungan dekolonialisasi dan memegang teguh perjuangan melawan imperialisme, kolonialisme, rasialisme apartheid, dan zionisme. Wadah negara negara yang sedang berkembang. Mengurangi ketegangan antara blok barat dan timur. Tidk membenarkan meyelesaikan sengketa dengan kekerasan senjata.8. APEC. Dasarv Pembentukan APEC.Pebentukan organisasi ini dikarenakan situasi kawasan asia-pasifik yang tidak menentu akibat perkembangan situasi politik dan ekonomi dunia karena pengaruh perag dingin. Tujuan APEC.v Menjalin kerjasama ekonomi antar bangsa di kawasan asia-pasifik atas dasar saling menguntungkan. Meningkatkan hubungan kerjasama di bidang ekonomi bagi kemajuan den kesejhteraan bersama. Memperkuat kemampuan masing masing negara anggota untuk memperjuangkan kepentingan bersama termasuk dalam forum internasional.9. Liga Arab. Dasar Pembentukan Liga Arab.vOrganisasi ini dibentuk dalam rangka menentang kekuatan militer inggris dan perancis di timur tengah dan zionis israel serta menuntut berdirinya negara palestina yang merdeka. Tujuan Liga Arab.v Mengkoordinasikan berbagai kegiatan politik para negara angota sehingga terjamin kerjasama dan terpeliharanya kedaulatan setiap anggota. Memupuk kerjasama di bidang ekonomi, komunikasi dan kebudayaan dan sosial. Melarang menggunakan kekerasan senjata dalampenyelesaian sengketa negara anggota. Struktur Organisasi Ligav Arab.Organisasi ini bermarkas besar di Kairo dengan seorang sekretaris jenderal yang dibantu oleh Council sebagai badan tertinggi. BAB VIPERJANJIAN INTERNASIONAL A. Pengertian Perjanjian Inernasional. 1. Oppenheimer-Lauterpacht.Perjanjian internasional adalah suatu persetujuan antar negara yang menimbulkan hak dan kewajiban dari pihak pihak yang mengadakan perjanjian. 2. G. Schwarzenberger.Perjanjian internasional adalah suatu persetujuan antara subjek subjek hukum internasional yang menimbulkan kewajiban kewajiban yang mengikat dalam hukum internasional. 3. Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmaja, SH.Perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan antar bangsa yang bertujuan untuk menciptakan akibat akibat hukum tertentu.B. Macam Macam Perjanjian Internasional.

1. Menurut Subjeknya. Perjanjian antar negara yang dilakukan oleh banyak negara yang merupakan subjek hukum internasional. Perjanjian antara negara dengan subjek hukum internasional yang lain misal organisasi internasional. Perjanjian antar subjek hukum internasional selain negara. 2. Menurut Isinya. Perjanjian di bidang politik,misal pakta pertahanan. Perjanjian di bidang ekonomi, misal IMF. Perjanjian di bidang hukum, misal batas negara. Perjanjian di bidang kesehatan, misal penanggulangan AIDS. 3. Menurut Proses Pembentukannya. Perjanjian yang bersifat penting yang dibuat melelui proses perundingan, penandatanganan dan ratifikasi. Perjanjian yang bersifat sederhana yang dibuat melalui dua tahap yaitu perundingan dan penandatanganan.4. Menurut Fungsinya. Perjanjian yang membentuk hukum yaitu perjanjian yang yang meletakkan ketentuan ketentuan hukum bagi masyarakat internasional secara keseluruhan. Perjanjian yang bersifat khusus yaitu perjanjian yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi negara negara yang mengadakan perjanjian saja. C. Proses Pembuatan Perjanjian Internasional. 1. Menurut Konggres Wina 1969.Proses pembuatan perjanjian internasional menurut kongres Wina tahun 1969 terdiri dari tiga tahap yaitu : Perundingan ( negotiation ). Penandatanganan ( signature ). Pengesahan ( ratification ). 2. Menurut Hukum Positif Indonesia. Penjajakan. Perundingan ( negotiation ). Perumusan naskah perjanjian. Penerimaan naskah perjanjian ( adoption of the text ). Penandatanganan ( signature ). Pengesahan naskah perjanjian ( authentication of the text ).D. Hal Hal Penting Dalam Perjanjian Internasional. 1. Persyaratan Perjanjian Internasional. Unsur unsur Penting. Harus dinyatakan secara resmi dan formal.v Bermaksudv membatasi, meniadakan, atau megubah akibt hukum dan ketentuan ketentuan yang terdapat dalam perjanjian tersebut. Teori persyaratan Perjanjian Internasional. Teori Kebulatan Suara yaitu perjanjian internasional itu sahv jika diterima oleh semua peserta dalam pembuatan perjanjian tersebut. Teoriv Pan Amerika setiap perjanjian itu mengikat negara yang mengajukan dengan menerima segala persyaratan yang ada dalam perjanjian tersebut. 2. Berlakunya Perjanjian Internasional. Masa berlaku sejak tanggal yang ditentukan atau menurut dari persetujuan dari peserta. Jika tidak ada ketentuan atau persetujuan perjanjian mulai berlaku segera setelah persetujuan diikat dan dinyatakan oleh semua negara perunding. Bila persetujuan suatu negara untuk diikat oleh perjanjian timbul setelah perjanjian itu berlaku, maka perjanjian itu mulai berlaku bagi negara tersebut. Ketentun ketentun yang mengatur pengesahan teksnya,pernyataan persetujuan suatu negara untuk diikat oleh prjanjian, cara dan tanggal berlakunya, persyaratan,fungsi fungsi penyampinnya dan masalah masalah yang timbul, maka perjanjian itu mulai berlaku saat teks perjnjian tersebut disahkan. 3. Pelaksanaan Perjanjian Internasional. Ketaatan terhadap perjanjian. Perjanjian harus di patuhi dengan dasar asasv Pacta Sunt Servada. Kesadaran hukum nasionalnya yang berarti bahwa negarav yang menyetujui ketentuan ketentuan perjanjian yang sesuai dengan hkum nasionalnya. Penerapan perjanjian. Daya berlaku surut ( Retroactivityv ), biasanya suatu perjanjian internasional dianggap mengikat jika perjanjian tersebut telah di ratifikasi oleh peserta, kecuali bila perjanjian tersebut dianggap berlaku sebelum dilaksanakan ratifikasi. Wilayah penerapan (v Teritorial Scope ) suatu perjanjian mengikat wilayah negara peserta kecuali bila ditentukan lain. Perjanjian menyusul ( Successive Treaty ), pada dasrnyav suatu perjanjian internasionaltidak boleh bertentangan dengan perjanjian serupayang mendahuluinya. Penafsiran ketentuan perjanjian.Agar perjanjian memiliki daya guna yang baik maka masing masing negara peserta harus mempunyai penafisiran yang sama dengan negara peserta yang lain agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penafsiran.

4. Kedudukan Negara Bukan Peserta Perjanjian Internasional.Kedudukan negara yang tidak ikut dalam perjanjian internasional tidak memilik hak dan kewajiban, tetapi jika perjanjian tersebut bersifat multilateral maka negara yang tidak terlibat dapat menyatakan diri terikat dengan perjanjian tersebut. 5. Pembatalan Perjanjian Internasional. Negara peserta atau wakil kuasa penuh melanggar ketentuan ketentuan hukum nasionalnya. Adanya unsur kesalahan pada saat perjanjian dibuat. Adanya unsur penipuan dri negara peserta tertentu terhadap negara peserta lain saat perjanjian tesebut dibuat. Terdapat penyalahgunaan atau kecurangan baik melalui kelicikan atau penyuapan. Adanya unsur paksaan terhadap seorang wakil negara lain ,paksaan tersebut berupa ancaman atau penggunaan kekerasan. Bertentangn dengan suatu kidah hukum internaional. 6. Berakhirnya Perjanjian Internsional. Telah tercapainya tujuan dari perjanjian itu. Masa berlaku perjanjian tersebut telah berakhir. Salah satu pihak peserta perjanjian menghilang atau punahnya objek perjanjian tersebut. Adanya persetujuan dari peserta peserta untuk mengakhiri perjanjian tersebut. Adanya perjanjian baru antara peserta yang kemudian meniadakan perjanjian terdahulu. Syarat syarat tentang pengakhiran perjanjian sesuai dengan ketentuan perjanjian telah dipenuhi. Perjanjian secara sepihak diakhiri oleh salah satu peserta dan pengakhiran itu diterima oleh pihak lain.E. Jenis Jenis Perjanjian Internasional.1. Bilateral.Adalah perjanjian yang bersifat khusus karena hanya mengatur hal hal yang menyangkut kepentingan dua negara.2. Multilateral.Perjanjian yang diadakan oleh lebih dari dua negara dan sering disebut sebagai Law Making Treaties karena mengatur hal hal yang menyangkut kepentingan umum. F. Istilah Istilah Dalam Perjanjian Internasional. 1. Traktat ( Treaty ).Perjanjian paling formal dari dua negara atau lebih dan mencakup bidang politik dan ekonomi. 2. Konvensi ( convention ).Persetujuan formal yang bersifat multilateral dan tidak berurusan dengan kebijakan tingkat tinggi. 3. Protokol ( Protocol ).Persetujuan yang tidak resmi dan pada umumnya tidak dibuat oleh kepala negara. 4. Persetujuan ( Agreement ).Perjanjian yang bersifat teknis atau administratif 5. Perikatan ( Arrangement ).Merupakan istilah untuk transaksi transaksi yang bersifat sementara.6. Proses Verbal Catatan catatan konferensi diplomatik atau suatu kemufakatan. 7. Piagam ( Statute ).Himpunan peraturan yang telah ditetapkan oleh persetujuan internasional. 8. Deklarasi ( Declaration ).Perjanjian internasional yang berupa teraktat dan dokumen tidak resmi. 9. Modus Vivendi Dokumen yang mencatat persetujuan internasional yang bersifat sementara. 10. Pertukaran Nota.Metode tidak resmi yang biasanya dilakukan oleh wakil wakil militer yang mengakibatkan timbul kewajiban kewajiban yang menyangkut mereka. 11. Ketentuan Penutup ( Final act )Ringkasan hasil konvensi yang menyebutkan negara peserta,nama yang diundang dan masalah yang disetujui namun tidak di ratifikasi. 12. Ketentuan Umum ( General act ).Traktat yand dapat bersifat resmi dan tidak resmi 13. Charter.Istilah dalam perjanjian internasional untuk pendirian badan yang bersifat administratif. 14. Pakta ( pact )Istilah yang menunjuk suatu persetujuan yang lebih khusus dan membutuhkan ratifikasi. 15. Covennt.Persetujuan tentang anggaran dasar BAB VIISISTEM HUKUM DAN PERADILAN INTERNASIONAL A. Pengertian Hukum dan Peradilan Internasional.Pengertian hukum internasional banyak sekali tokoh yang mengungkapkan,bahkan istilah tentang hukum internasional telah ada sejak jaman Romawi.berikut ini pengertian hukum internasional menurut :

1. Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmaja SH. Menurut dia hukum internasional adalah keseluruhan kaidah kaidah dan asas asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas batas negara, misalnya negara dengan negara atau negara dengan subjek hukum lainnya. 2. J.G. Starke beliau mendefinisikan hukum internasional adalah sekumpulan hukum ( body of law ) yang sebagian besar terdiri dari asas asas dan karena itu biasanya ditaati dala hubungan antar negara.Di dalam hukum internaional mencakup beberapa macam antara lain yaitu hukum perdata internasional yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum antara warga negara suatu negara dengan warga negara dari negara lain istilah ini sering dikenal dengan hukum antarbangsa.Selain hukum perdata internasional masih ada satu lagi yaitu hukum publik internasional yaitu hukum yang mengatur negara yang satu dengan negara yang lainnya dalam hubungan internasional,istilah ini serig dikenal dengan istilah hukum antar negara. Persamaan hukum perdata internasionalv dengan hukum publik internasional.Persamaannya adalah bahwa kedua hukum ini sama sama mengatur hubungan hubungan antar persoalan persoalan yang melintasi batas batas negara. Perbedaan hukum perdata internasional dengan hukumv publik internasional.Perbedaannya adalah dalam hukum perdata internasional peroalan berkaitan dengan hukum perdata,sedangkan hukum publik internasional persoalan berkaitan dengan hukum publik. B. Sumber Hukum Internasional.1. Sumber hukum dalam arti material.Sumber hukum dalam arti material ini membahas tentang dasar berlakunya hukum suatu negara.di dalam sumber hukum dalam arti material ini terdapat dua aliran pemikiran yang berbeda dua aliran tersebut yaitu, Aliran Naturalis yaitu aliran yang bersandar pada hak asasi atau hak hak alamiah,aliran ini berpendapat bahwa kekuatan mengikat dala hukum internasional didasarkan pada hukum alam yang berasal dari tuhan, oleh karena itu hukum internasional dianggap libih tinggi kedudukannya dari pada hukum nasional. Aliran Positivisme aliran ini maendasarkan bahwa berlakunya hukum internasional berasal dari persetujuan bersama dari negara negara ditabah dengan asas Pacta Sunt Servda. 2. Sumber hukum dalam arti formal.Sumber hukum internasional dala arti formal adalah sumber hukum yang paling utama dan memiliki otoritas tertinggi dan otentik yang dapat digunakan oleh Mahkamah Internsional dalam memutuskan suatu sengketa internasional, contoh sumber hukum dala arti formal, pejanjian internasional, kebiasaan kebiasaan internasional, asas asas uu hukum, yurisprudensi, dan pendapat pendapat para ahli hukum terkemuka. C. Asas asas dalam hukum internasional.Pemberlakuan hukum internasional dala rangka menjalin hubungan antar bangsa harus memperhatikan asas asas berikut ini : 1. Asas teritorial.Asas ini mendasarkan diri pada kekuasaan suatu negara atas wilayahnya,negara melakanakan hukum bagi semua orang dan barang yang ada di wilayahnya. Jadi terhadap orag atau barang yang berada diluar wilayahnya maka berlaku hukum asing atau internasional. 2. Asas kebangsaan.Asas ini berdasarkan pada kekuasaan negara untuk warga negaranya. Menurut asas ini setiap warga negara dimanapun dia berada tetap mendapat perlakuan hukum dari negaranya, artinya bahwa hukum dari negara tersebut tetap berlaku bagi awrga negaranya meskipun berada di negara lain. 3. Asas kepentingan umum.Asas ini didasarkan pada wewenag negara utuk melindungi dan mengatur kepentingan dala kehidupan bermasyarakat, dalam hal ini negara dapat menyesuaikan diri dengan semua keadaan. Jadi hukum tidak terikat pada batas batas wilayah negara. D. Peranan Hukum Internasional.Berkaitan dengan peran hukum internasional yang paling essensial adalah bahwa hukum internasional adalah suatu sarana dalam mewujudkan perdamaian internasional atau dunia. Karena hukum internasional dapat digunkan untuk meyelesaikan suatu sengketa antar negara tanpa harus terjadi suatu peperangan, Jadi tanpa hukum internasional maka perdamaian dunia tidak akan tercapai. E. Peranan Peradilan Internasional.Peradilan internasional merupakan lembaga peradilan di tingkat internasional yang dibawah kendali dari mahkamah internasional. Peradilan internasional ini

berperan mengadili dan menyelesaikan semua perselisihan yang terjadi antar negara dengan jalan damai yang selaras dengan asas asas keadilan dan hukum internasional. F. Subjek Hukum Internasional. 1. Negara.Negara adalah subjek hukum internasional ini sejalan dengan lahirya hukum internasional itu sendiri yaitu hukum antar negara. 2. Tahta Suci.Tahta suci ( Vatican ) merupakan peninggalan sejak jaman dahulu ketika paus bukan hanya kepala gereja Roma tetapi memiliki kekuasaan duniawi hal ini dibuktikan dengan adanya perwakilan diplomatik di berbagai negara. 3. Palang Merah Internasional.Palang merah internasional ini merupakan organisasi internasional yang diperkuat dengan perjanjian iternsional oleh sebab itu organissi ini menjadi subjek hukum internasional. 4. Organisasi Internasional.Organisasi internasional sudah pasti enjadi subjek hukum internasional karena pebentukan organisasi ini didasarkan pada suatu perjanjian, contoh PBB,WHO,IRC dll. 5. Orang Perseorangan ( Individu ).Perseorangan dapat menjadi subjek hukum internasional karena seseorang tersebut dapat mengajukan atau diajukan kehadapan mahkamah internasional, contoh para penjahat perang. 6. Pemberontak dan Pihak dalam Sengketa.Menurut hukum perang peberontak dapat memperoleh kedudukan hak sebagai pihak yang bersengketa dan pemberontak dapat menjadi subjek hukum internasional karena mereka juga memiliki hak yang sama untuk menentukan nasibnya sendiri, hak bebas memilih sistem ekonomi,politik,dan sosial, hak menguasai sumber kekayaan alam di wilayah yang mereka kuasai. G. Sistem Peradilan Internsional.Sistem peradilan internaional ini lebih tepatnya mengarah kepada komponen komponen yang ada dalam lembaga ini dalam rangka mewujudkan keadilan di dunia internasionl.komponen komponen tersebut antara lain yaitu :1. Mahkamah Internasional ( The Interntional Court Of Justice )Mahkamah internasional ini merupakan lembaga kehakiman PBB yang berpusat di Den Haag, Belanda. Fungsi utama Mahkamahv Internsional.Fungsi utama mahkamah internasional adalah menyelesaikan kasus kasus persengketaan internasional yang subjeknya adalah negara secara damai yaitu melalui jalur hukum internasional dan dibawah pengawasan PBB.v Komposisi Mahkamah Internasional.Komposisi mahkamah internasional yaitu terdiri dari 15 hakim, 2 diantaranya merangkap ketua dan wakil ketua mahkamah internasional dengan masa jabatan 9 tahun. Ke 15 hakim tersebut direkrut dari warga negara anggota yang dinilai cakap di bidang hukum internaional.v Yuridiksi Mahkamah Internasional.Yang dimaksud dengan yuridiksi adalah kewenangan yang dimiliki oleh mahkamah internasional yang bersumber pada hukum internasional untuk menegakkan hukum, yuridiksi ini meliputi memutuskan perkara perkara pertikaian dan memberikan opini opini yang bersifat nasehat.2. Mahkamah Pidana Internasional ( The International Criminal Court )Mahkamah pidana internasional ini bertujuan untuk menegakkan supremasi hukum internasional dan memastikan bahwa pelaku kejahatan berat internasional dipidana. Komposisi Mahkamah Pidana Internasional.vMahkamah pidana internasional ini beranggotakan 18 hakim yang bertugas selama 9 tahun . para hakim ini dipilih dari 2/3 suara majelis negara pihak, dan paling tidak mereka berkompeten dalam bidangnya. Yuridiksi Mahkamah Pidanav Internasional.Yuridiksi dari mahkamah pidana internasional ini adalah memutuskan perkara perkara terbatas terhadap pelaku kejahatan internasional yang antara lain perkara perkara kejahatan genosida, kejahatan kemanusiaan, kejahatan perang, dan kejahatan agresi.3. Panel Khusus dan Spesial Pidana Internasional ( The International Criminal Tribunals and Special courts )Panel khusus dan spesial pidana internasional ini adalah lembaga peradilan internasional yang berwenang mengadili para tersangka kejahatan internasional yang bersift tidak permanen ( Ad hoc ) yang berarti bahwa setelah selesai mengadili maka peradilan ini dibubarkan.

Pengertian Hubungan Internasional

Menurut RENSTRA ( Rrencana Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri Indonesia ) adalah hubungan antar bangsa dalam segenap aspeknya yang dilakukan suatu Negara yang meliputi aspek politik, ekonomi, social budaya dan hankam dalam rangka mencapai tujuan nasional bangsa itu. Hubungan Internasional merupakan kegiatan interaksi manusia antar bangsa baik secara individual maupun kelompok, ahli hukum mengatakan bahwa hubungan internasional adalah hubungan antara bangsa. Tujuan Nasional Bangsa Indonesia adalah sebagaimana yang termaktub dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu : 1. melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia 2. untuk memajukan kesejahteraan social 3. mencerdaskan kehidupan bangsa 4. dan untuk melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

B. Wujud dari Hubungan Internasional :


a. Individual ( turis mahasiswa pedagang yang mengadakan kontak-kontak pribadi sehingga timbul kepentingan timbal balik di antara mereka ). b. Antar kelompok (Lembaga social dan keagamaan dan perdagangan yang melakukan kontak secara insidental, periodik atau permanen). c. Hubungan antar Negara ( negara yang satu dengan negara lainmengadakan kerjasama dalam bidang ekonomi, kebudayaan, tekhnologi, dll ).

C. Sifat Hubungan Internasional :


a. Persahabatan b. Persengketaan c. Permusuhan d. Peperangan

D. Pola Hubungan Internasional :


a. Penjajahan: bangsa yang satu menghisap bangsa lain yang disebabkan oleh perkembangan kapitalisme. Kapitalisme membutuhkan bahan mentah bagi industri dalam negeri, oleh karena bahan mentah itu banyak diluar negeri maka timbul kehendak untuk menguasai wilayah bangsa lain untuk menghisap kekayaan bangsa lain itu. b. Saling ketergantungan : hubungan ini terjadi antara negara-negara yang belum berkembang (negara-negara dunia ke tiga ) dengan negara maju. Negara baru merdeka atau negara berkembang ingin meningkatkan kesejahteraan rakyatnya mereka melakukan hubungan ekonomi , mengembangkan industri dan bersaing dengan negara maju di pasar global. Namun mereka tidak memiliki modal dan tekhnologi, maka negara tadi bergantung kepada modal dan tekhnologi negara maju. Pola hubungan ini dekat dengan neokolonoalisme, yaitu usaha menguasai negara lain atas bidang ekonomi, kebudayaan, idiologi

atau kemiliteran negara atau kawasan tertentu tapi dengan cara mengindahkan proforma kemerdekaan politis. c. Sama derajat anatar bangsa : hubungan ini dilakukan dalam rangka kerjasama dalam rangka untuk mewujutkan kesejahteraan mereka. Pola hubungan ini sulit dilakukan terutama oleh negara-negara atau bangsa-bangsa yang serba ketinggalan dalam kualitas sumber dayanya, terutama sumber daya manusianya. Terkait dengan hubungan sama derajat sila kedua Pancasila mengajarkan bahwa hubungan antar negara atau antar bangsa harus bertolak pada kodrat manusia. Dalam Pancasila kodrat manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan YME yang merdeka dan sama derajatnya. Oleh karena itu hubungan antar bangsa harus diwarnai dengan penghormatan atas kodrat manusia sebagai makhluk yang sederajat, tapa memandang idiologi, bentuk negara dan sistem pemerintahan dari negara lain itu. Oleh karena itu nasionalisme bangsa indonesia tidak jatuh kepaham Chauvinisme dan kosmopolitisme. Chauvinisme adalah paham yang mengagung-agungkan bangsa sendiri dengan memandang renfah bangsa lain. Kosmopolitisme adalah pandangan yang melihat kosmos (seluruh Dunia ) sebagai polis (negeri sendiri ) sehingga cenderung melupakan nasionalisme yang sehat dan mengabaikan tugas terhadap bangsanya sendiri. Itulah sebabnya bangsa indonesia memilih politik luar negeri Bebas Aktif. Bebas berarti : 1. Banga Indonesia bebas bergaul denagn bangsa manapun. 2. Dalam pergaulan itu bangsa indonesia tidak Intervensi atau tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain. 3. Dalam pergaulan itu terjadi saling memberi dan menerima bantuan dan pertolongan yang tidak mengikat. Aktif berarti : 1. Bangsa Indonesia aktif bekerjasama dengan bangsa lain untuk perdamaian dunia 2. Bangsa indonesia aktif membela bangsa yang terancam keberadaan dan kedaulatannya atas dasar persamaan derajat tidak termasuk intervensi. Dalam pelaksanaan kerjasama dan hubungan Internasional Presiden sebagai kepala negara dibantu oleh Menteri dan Departemen Luar Negeri serta dibantu oleh para Duta dan Konsul yang diangkat oleh Presiden dan dibantu oleh Duta dan Konsul Negara lain yang diterimanya. Pengankatan Duta dan Konsul serta penerimaan Duta dan Konsulk negara lain telah diatur dalam pasal 13 UUD 1945, yang berbunyi : Ayat 1 Presiden mengangkat duta dan konsul Ayat 2 Dalam hal mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR Ayat 3 Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR.

E. Arti Penting Hubungan dan kerjasama Internasional :


Tidak satupun bangsa di dunia ini dapat membebaskan diri ketergantungan dengan bangsa dan negara lain. Menurut Mochtar Kusumaatmaja hubungan dan kerjasama antar bangsa itu timbul karena adanya kebutuhan yang disebabkan oleh pembagian kekayaan alam dan perkembangan industri yang tidak merata di dunia. Disamping itu hubungan antar bangsa penting disebabkan : 1. Menciptakan hidup berdampingan secara damai. 2. Mengembangka penyelesaian masalah secara damai dan diplomasi.

3. Membangun solidaritas dan saling menghormati antar bangsa. 4. Berpartisipasi dalam melaksanakan ketertiban dunia 5. Menjamin kelangsungan hidup bangsa dan nrgara di tengah bangsa-bangsa lain.

F.Sarana Hubungan Internasional :


a. Diplomasi : seluruh kegiatan untuk melaksanakan politik luar negeri suatu Negara dalam hubungannya dengan Negara dan bangsa lain. Fungsi dasar Diplomat ada 3 yaitu : a. Sebagai lambang, prestise Negara pengirim b. Sebagai wakil yuridis yang sah dari Negara pengirim c. Sebagai perwakilan diplomatic suatu Negara di Negara lain. : - perunding (negotiation) - Melaporkan (reporting) - Perwakilan (refresentation) - Melindungi kepentingan negara dan warga negaranya di luar negeri. b. Propaganda : usaha sistimatis untuk mempengaruhi pikiran, emosi demi kepentinagn masyarakat umum. Propaganda : lebih ditujukan kepada warga Negara lain dari pada pemerintahannya, dan untuk kepentingan Negara yang membuat propaganda. c. Ekonomi : Sarana ekonomi umumnya digunakan secara luas dalam hubungan internasional baik dalam masa damai maupun masa perang. Pada masa tertentu semua negara harus terlibat dalam perdagangan internasional agar dapat memperoleh barang yang tak dapat diproduksi dalam negeri., sehingga terjadi ekspor dan impor. d. Kekuatan militer dan perang (show of Force): Peralatan militer yang memadai dapat menambah keyakinan dan stabilitas untuk berdiplomasi. Diplomasi tanpa dukunagan militer yang kuat dapat membuat suatu negara tidak memiliki rasa percaya diri sehingga tak mampu menghindari tekanan dan ancaman negara lain yang dapat menggangu kepentingan nasuonalnya. Maka dengan demikian demontrasi senjata, latihan perang bersama kerasp dilaksanakan untuk menampilkan kekuatannya. Namun yang lebih diutamakan bukanlah perang tetapi tindakan prevetif dalam hubungan internasional.

G.Asas-asas dalam Hubungan Internasional :


1. Asas Teritorial yaitu hak dari suatu Negara atas wilayahnya, berhak menegakkan hokum terhadap barang dan semua orang yang berada di wilayahnya. 2. Asas Kebangsaan yaitu kekuasan Negara atas warga negaranya, setiap warga Negara dimanapun ia berada tetap mendapat perlakuan hokum dari negaranya. Asas ini memiliki kekuatan eksteritorial yaitu hokum Negara tersebut tetap berlaku bagi warga negaranya walaupun berada di Negara asing. 3. Asas kepentingan umum Yaitu Negara dapat melindungi dan mengatur kepentingan dalam kehidupan masyarakat. Negara dapat menyesuaikan diri dengan semua peristiwa yang ada hubungannya dengan kepentingan umum. Hukum tidak terbatas oleh wilayah suatu Negara.

H. Perwakilan Negara di Luar Negeri :

A. Perwakilan Diplomatik : adalah lembaga kenegaraan di luar negeri yang bertugas dalam membina hubungan politik dengan negara lain. Tugas ini dilakukan oleh perangkat diplomatik yang meliputi duta besar, duta, kuasa usaha dan atase-atase. Dalam praktik internasional ada dua jenis perwakilan diplomatik : 1. Kedutaan Besar, yang ditugaskan tetap pada suatu negara tertentu untuk saling memberikan hubungan rutin antar negara tersebut. 2. Perutusan Tetap, yang ditempatkan pada suatu organisasi internasional (PBB). B.Tingkatan dan Kepangkatan Perwakilan Diplomatik : Tingkatan dan kepangkatan perwakilan diplomatik menurut menurut Kongres di Aachen tahun 1918 sbb : 1. Duta Besar ( Ambassador) adalah tingkatan tertinggi dalam perwakilan diplomatik. Duta Besar memiliki kekuasaan penuh dan luar biasa dan ditempatkan pada negara yang punya hubungan erat dan banyak hubungan timbal balik. Dalam beberapa hal seorang duta besar dapat memutuskan sesuatu yang menyangkut negaranya tanpa berkonsultasi dengan kepala negaranya terlebih dahulu. 2. Duta (Gerzant) adalah setingkat lebih rendah dari duta besar, biasanya ditempatkan pada negara yang tidak banyak hubungan timbal balik dan derajat kereratan hubungan lebih rendah dari pada negara yang mengirim duta besar. Segala persoalan. Segala persoalan yang menyangkut ke dua negara, seorang duta harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan pemerintah negaranya. 3. Menteri Presiden (Minister President) adalah mereka yang tidak dianggab sebagai wakil kepala negara, tetapi hanya ditempatkan untuk mengurus urusan-urusan negaranya. 4. Kuasa Usaha (Charge Daffair), kuasa usaha tidak diperbantukan kepada kepala negara, tetapi kepada menteri luar negeri negara penerima. Berhubungan dengan kepala negara negara penerima melalui menteri luar negeri negara penerima. 5. Atase-atase, adalah tenaga ahli kedutaan, ada atase militer. atase perekonomian, atase pendidikan dan kebudayaan, dll. C. Fungsi, Hak dan Kewajiban Perwakilan Diplomat menurut Konvensi Wina tahun 1961 : 1.Wakil negara pengirim di negara penerima 2. Melindungi kepentingan negara dan warga negara pengirim sesuai hukum internasional. 3. Mengadakan perundinagn dan persetujuan dengan negara penerima. 4. Mengetahui keadan dan perkembangan di negara penerima dengan cara yang syah sesuai dengan Undang-undang dan melaporkannya kepada negara pengirim. 5. Memelihara persahabatan serta membina hubungan ekonomi, pendidikan dan kebudayaan, ilmu pengetahuan antara negara pengirim dan penerima. D. Berakhirnya Fungsi Misi Perwakilan Diplomatik : 1. Sudah habis masa jabatan 2. Ia ditarik oleh pemerintah negaranya 3. Karena tidak disenangi (di persona non grata ) 4. Negara penerima perang dengan negara pengirim. E. Hak Kekebalan (immunitet) Korps Diplomatik :

a. Hak Ekstrateritorialitas, hak kekebalan dalam daerah perwakilan seperti daerah kedutaan besar, daerah kedutaan termasuk halaman dan bangunannya dimana terpancang bendera dan lambang negara itu. Berdasarkan hukum internasional daerah itu dipandang sebagai daerah negara pengirim. Orang yang masuk tanpa izin bisa dikeluarkan. Gedung perwakilan negara asing tidak boleh digeledah atau dimasuki oleh petugas kehakiman, polisi, tanpa seizin kepala perwakilan diplomatik yang bersangkutan. Arsip-arsip, surat-surat ataupun telegram tidak boleh dibuka oleh polisi, hakim tersebut. Warga negara yang mencari perlindungan digedung perwakilan diplomatik tidak dapat ditanmgkap begitu saja melainkan harus melalui perundingan dengan kepala perwakilan setempat. Kecuali pelaku kejahatan, yang memang harus diserahkan pada polisi setempat. b. Hak Kekebalan atau Kebebasan Korps Diplomatik, setiap anggota korps diplomatik harus tunduk kepada hukum dan peraturan kepolisian setempat namun tidak dapat dituntut dimuka pengadilan. Mereka dibebaskan dari pajak dan bea cukai, bebas pemeriksaan atas tas diplomatik, bebas mendirikan tempat ibabad dilingkungan kedutaan. F. Perwakilan Konsuler : adalah lembaga kenegaraan di luar negeri yang bertugas dalam membina hubungan non politik dengan negara lain. Ada konsuler yang bersifat tetap ada konsuler kehormatan. Tugas pokok konsul kehormatan adalah menghubungkan perdagangan ke dua negara. Pejabat ini tidak mendapat gaji, melainkan mendapat honoraruium atas jasa-jasanya itu. 1. Tingkatan kepangkatan perwakilan konsuler : a. Konsul Jenderal, membawahi beberapa konsul yang ditempatkan di ibu kota negara tempat ia bertugas. b. Konsul , konsul mengepalai suatu kekonsulan yang membawahi satu daerah kekonsulan kadang-kadang diperbantukan konsul Jenderal. c. Konsul Muda, mengepalai kantor wakil konsulat yang ada didalam satu daerah kekonsulan. Kadang diperbantukan kepada konsul jenderal atau Konsul. d gen Konsul, diangkat oleh konsul jenderal atau oleh konsul untuk engurus hal tertentu yang berhubungan dengan daerah kekonsulan, iasanya ditempatkan di kota-kota yang termasuk kekonsulan. G. Fungsi Perwakilan Knsuler menurut Konvensi Wina : 1. Melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya, badan hukum sesuai dengan hukum internasional ( sesuai batas-batas yang di izinkan). 2. Memajukan hubungan perdagangan, ekonomi, kebudayaan dan iptek ke dua negara. 3. Mengeluarkan paspor dan Visa atau dokumen perjalanan kepada warga negara pengirim. 4. Bertindak sebagai notaris dan panitera sipil, melakukan fungsi administratif yang tidak bertentangan dengan peraturang negara penerima. H. Berakhirnya misi perwakilan konsuler : 1. Fungsi seorang pejabat konsuler telah berakhir 2. Penarikan dari negara pengirim

3. Pemberitahuan bahwa ia bukan lagi sebagai anggota staf konsuler

I. Perbedaan perwakilan diplomatiok dengan perwakilan konsuler:


A. Korps Diplomatik : 1. Memelihara kepentingan negaranya dengan melakukan hubungan dengan pejabat tingkat pusat. 2. Berhak mengadakan hubungan bersifat politik. 3. Satu negara hanya memiliki satu perwakilan diplomatik di negara penerima. 4. Mempunyai hak ekstrateritorial (tidak tunduk pada kekuasaan peradilan) B. Korps Konsuler : 1. Memelihara kepentingan negaranya dengan melaksanakan hubungan dengan pejabat tingkat daerah (setempat). 2. Berhak mengadakan hubungan yang bersifat non politik 3. Satu negara dapat mempunyai lebih dari satu perwakilan konsuler. 4. Tidak mempunyai hak ekstrateritorial (tunduk pada pelaksanaan kekuasaan peradilan).

J. PERJANJIAN INTERNASIONAL
1. Pengertian perjanjian internasional a. Mochtar Kusumaatmaja, perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan anatara anggota masyarakat bangsa-bangsa yang bertujuan untuk mengakibatkan akibat hukum tertentu. Dalam definisi ini subyek hukum internasional yang mengadakan perjanjian adalah anggota masyarakat bangsa-bangsa, lembaga-lembaga internasional dan negaranegara. b. Definisi lain Perjanjian Internasional adalah kesepakatan antara dua atau lebih subyek hukum internasional (lembaga internasional. negara) yang menurut hukum internasional menimbulkan hak dan kewajiban bagi para pihak yang membuat kesepakatan. 2. Macam Perjanjian Internasional : Perjanjian internasional dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria, yaitu : a. Jumlah pesertanya b. Srtrukturnya c. Objeknya d. Cara berlakunya e. Intrumen pembentuk perjanjiannya ad.a. Jumlah pesertanya, yaitu perjanjian bilateral dan multilateral. Bilateral adalah perjanjian antar dua negara unutk mengatur kepentingan kedua belah pihak. Perjanjian multilateral adalah diadakan oleh banyak negara untuk mengatur kepentingan bersama negara-nebara peserta perjanjian tersebut. Contoh perjanjian bilateral : Indonesia Cina (dwikewarganegaraan),Indonesia Malaysia (ekstradisi), Indonesia-Tailand (garis batas laut Andaman) dll. Contoh multilateral adalah Konvensi Jenewa (perlindungan korban perang), Konvensi Wina (diplomatic),

Konvensi Hukum Laut Internasional (laut teritorial, zona bersebelahan, ZEE dan landas benua), dll ad.b. Dari segi strukturnya yaitu ada perjanjian yang bersifat Law Making Treaties adalah perjanjian yang mengandung kaidah hukum yang berlaku bagi semua bangsa di dunia, Seperti konvensi Jenewa, Wina, hukum laut. Sedangakan ada perjanjian yang bersifat treaty contract adalah perjanjian yang menimbulkan hak dan kewajiban hanya bagi negara yang mengadakan perjanjian saja, seperti Indonesia-Malaysia, Indonesia-Cina, dll ad. c. Dari segi objeknya, perjanjian internasional dibedakan antara perjanjian yang berisi soal-soal politik, dengan perjanjian yang berisi soal-soal ekonomi, budaya, dll ad. d. Dari segi cara berlakunya, yaitu perjanjian bersifat self-executing (berlaku dengan sendirinya)yaitu perjanian itu langsung dapat berlaku setelah diratifikasi oleh negara peserta) dan non self- executing, jika berlakunya perjanjian itu harus dilakukan perubahan undangundang di negara peserta terlebih dahulu. ad. e. Dari segi intrumennya, perjanjian internasional itu ada dua, yaitutertulis dan lisan. Perjanjian internasional tertulis adalah perjanjian yang dituangkan dalam instrumen-instrumen pembentuk perjanjian yang tertulis dan formal, seperti Treaty, Comvention, Agreement, Charter, Covenant, Statute, Constitution, Protocol, Declaration, Arrangement. Sedangkan perjanjian internasional lisan adalah setiap perjanjian internasional yang doekspresikan melalui instrumen-instrumen tidak tertulis, seperti : 1. Perjanjian internasional lisan ( international oral agreement), yang diperjanjikan adalah hal-hal yang disepakati secara lisan, sepertithe London Agreement (keanggotaan Dewan Keamanan PBB). 2. Deklarasi Unilateral atau deklarasi sepihak ( unilateral declaration), adalah pernyataan suatu negara yang disampaikan oleh wakil negara itu dan ditujukan kepada negara lain. 3. Perjanjian diam-diam (tacit consent atau tacit agreement), perjanjian yang dibuat tidak tegas, artinya keberadaan perjanjian itu hanya dapat diketahui melalui penyimpulan suatu tingkah laku baik aktif atau tidak aktif, dari Negara atau subyek hokum internasional lainnya. 3. Tahap Pembuatan Perjanjian Internasional : Menurut Mochtar Kusumaatmaja ada dua macam cara pembentukan perjanjian internasional : a. Perjanjian internasional yang dibentuk melalui 3 tahap yaitu (perundingan, penandatanganan, ratifikasi atau pengesahan), cara ini dupakai apabila materi atau yang diperjanjikan itu dianggap sangat penting maka perlu persetujuan DPR. b. Perjanjian internasional yang dibentuk melalui 2 tahap yaitu ( perundingan dan penandatanganan) dipakai untuk perjanjian yang tidak begitu penting, penyelesaian cepat, berjangka pendek, seperti Perjanjian perdagangan. Menurut Hukum Positif Indonesia, pada pasal 11 ayat 1 UUD 1945 dosebutkan bahwa Presiden dengan persetujuan DPR membuat perjanjian dengan Negara lain. Dalam Undang-undang RI No. 24 tahun 2000 ditegaskan bahwa pembuatan perjanjian internasional dilakukan melalui tahap ( penjajakan, perundingan, perumusan naskah, penerimaan dan penandatanganan).

Menurut Konvensi Wina 1969 tentang Hukum Perjanjian Internasional disebutkan tahap pembuatan perjanjian internasional dilakuakn melalui tahap: a. Perundingan (Negotiation), perundingan tahap pertama tentang objek tertentu, diwakili oleh kepla negara, kepala pemerintahan, menteri luar negeri atau duta besar dengan menunjukkan Surat Kuasa Penuh (full powers) b. Penandatanganan (Signature), biasanya dilakukan oleh menteri luar negeri atau kepala pemerintahan. Tapi perjanjian belum dapat diberlakukan sebelum diratifikasi oleh masingmasing negara. c. Pengesahan (Ratification), Penandatanganan hanya bersifat sementara dan harus dikuatkan dengan pengesahan atau penguatan yang disebut ratifikasi. Ratifikasi perjanjian internasional dapat dibedakan sbb: 1. Ratifikasi oleh badan eksekutif, biasanya dilakukan oleh raja absolut dan pemerintahan otoriter. 2. Ratifikasi oleh badan Legislatif atau DPR,Parlemen tapi jarang digunakan. 3. Ratifikasi campuran antara DPR (legislatif) dengan Pemerintah (Eksekutif). JENIS PERJANJIAN INTERNASIONAL 1. Bilateral bersifat khusus (Treaty Contract) karena hanya mengatur kepentingan ke dua negara, oleh sebab itu perjanjian bilateral bersifat tertutup dalam arti tertutup kemungkinan bagi negara lain untuk ikut serta dalam perjanjian tersebut. Contohnya : Indonesia dengan RRC (1955) tentang Penyelesaian dwikewarganegaraan. Indonesia dengan Thailand tentang garis batas laut Andaman sebelah utara selat Malaka 1071. Indonesia dengan Malaysia tentang Ektradisi 1974. Indonesia dengan Australia tentang Pertahanan dan Keamanan kedua negara 1995. 2. Multilateral yang disebut juga Law Making Treatis biasanya mengatur hal yang berkaitan dengan kepentingan umum dan bersifat terbuka dala arti tidak hanya mengatur kepentingan negara yang mengadakan perjanjian itu tetapi juga kepentingan negara lain yang tidak turut serta dalam perjanjian itu (bukan Peserta). Contohnya :Konvensi Jenewa 1949 tentang perlindungan korban perang. Konvensi wina 1961 tentang Hubungan Diplomatik. Konvensi Hukum Laut Internasiobnal 1982 tentang laut teritorial (200 mil), Zona Bersebelahan (24 mil), Zona Ekonomi Eksklusif (200 mil), Landas Benua (lebih 200 mil). ISTILAH-ISTILAH DALAM PERJANJIAN INTERNASIONAL : 1. Traktat (treaty) perjanjian paling formal merupakan persetujuan dua negara atau lebih mencakup perjanjian bidang politik dan ekonomi. 2. Konvensi (Convention) persetujuan formal bersifat multilateral yang tidak berurusan dengan kebijaksanaan tingkat tinggi (haigh Plicy) dilegalisasi oleh wakil yang berkuasa penuh. 3. Protokol (Protocol) persetujuan tidak resmi umumnya tidak dibuat oleh kepala negara yang mengatur masalah-masalah tambahan seperti penafsiran klaususl-klausul tertentu ( Klausul = ketentuan tambahan sebuah perjanjian). 4. Persetujuan (Agreement) perjanjian bersifat tekhnis atau administratif. Tidak diratifikasi karena sifatnya tidak seresmi atau seformal traktat atau konvensi.

5. Perikatan ( Arrangement) adalah istilah yang digunakan untuk transaksi yang sifatnya sementara. Tidak diratifikasi. 6. Proses Verbal catatan atau ringkasan atau kesimpulan konferensi diplomatik, atau catatan suatu pemufakatan. Tidak diratifikasi. 7. Piagam (Statute) yaitu himpunan peraturan yang ditetapkan leh persetujuan internasional baik mengenai pekerjaan atau kesatuan tertentu seperti pengawasan internasional yang mencakup tentang minyak, lapangan kerja. Contoh Piagam Kebebasan Transit. 8. Deklarasi (declaration) yaiut perjanjianinternasinal yang berbentuk traktat dan dokumen tidak resmi. 9. Modus Vivendi dokumen untuk mencatat persetujuan internasional bersifat sementara, sampai perjumpaan permanen, terinci dan sistimatis serta tidak memerlukan ratifikasi. 10. Pertukaran Nota yaitu metode tidak resmi namun banyak digunakan. Biasanya diulakukan oleh wakil-wakil militer dan negara dan bisa bersifat multilateral dan melahirkan kewajiban bagi yang mengadakannya. 11. Ketentuan Penutup (final Act) ringkasan hasil konvensi yang menyebutkan negara peserta, nama utusan,masalah yang disetujui konferensi dan tidak diratifikasi. 12. Ketenrtuan Umum (General Act) traktat yang bersifat resmi dan tidak resmi. 13. Charter adalah istilah dalam perjanjian internasional untuk pendirian badan yang melakukan fungsi administratif. Misalnya Atlantic Charter, Magna Charter. 14. Pakta (fact), menunjukkan suatu persetujuan yang lebih khusus dan membutuhkan ratifikasi. Misalny Pakta Warsawa (mengenai Pertahanan ). 15. Covenant yaitu anggaran dasar LBB (Liga Bangsa-Bangsa). ORGANISASI INTERNASIONAL A. PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) United Nations Berdiri pada tanggal 24 Oktober 1945 diprakarsai oleh 5 negara antara lain Amerika serikat, Inggris, Rusia, Cina dan Prancis. Kelima Negara tersebut sekarang sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang memegang hak Veto yaitu hak untuk membatalkan atau memveto keputusan dewan keamanan PBB. Bahasa persidangan PBB adalah bahasa Arab, Inggris, Prancis, mandarin. Rusia dan Spanyol. Dan Sekjen PBB sekarang adalah Ban Kimon dari Korea Selatan. a. Tujuan PBB: 1. Menjaga perdamaian dunia 2. Mengembangkan persahabatan antar bangsa 3. Memvantu masyarakat dunia lebih sejahtera, memberantas kemiskinan, buta aksara, penyakit menular, menghentikan pengrusakan lingkungan dan penghormatan HAM. 4. Menjadi pusat bangsa bangsa dalam pencapaian tujuan PBB diatas. b. Prinsip-Prinsip PBB: 1. Negara anggota memiliki kedaulatan sederajat. 2. Negara anggota mematuhi piagam PBB 3. Negara-negara menyelesaikan perselisihan dengan cara damai 4. Negara-negara menghindari penggunaan kekerasan atau ancaman kekerasan.

5. Negara anggota membantu PBB c. Badan /Alat Perlengkapan PBB: 1. Majelis Umum (General Asembly) : Angotanya semua Negara anggota PBB. Fungsinya sebgai forum untuk membahas masalaha yang menjadi keprihatinan dunia. Bersidang setiap tahun. Keputusannya tidak mengikat anggota PBB karena hanya bersifat rekomendasi namun berbobot karena merupakan hasil pandangan mayoritas Negara di dunia. 2. Dewan Keamanan PBB (Security Council) : Adalah badan PBB yang fungsinya memelihara atau mempertahankan perdamaian dan keamanan internasional. Anggaotanya 15 negara yang terbagi menjadi 5 anggota tetap (Inggris, Prancis, Rusia, Cina, Amerika serikat) dan 10 negara anggota tidak tetap yang dipilih oleh Majelis Umum untuk masa jabatan 2 tahun. Dewan ini memiliki hak Veto yaitu hak untuk memblokir atau menolak keputusan Dewan walaupun ke 14 anggota dewan yang lain menyetujui keputusan yag bersangkutan, namun bias dibatalkan oleh 1 negara dari anggota Dewan tersebut. 3. Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic and Social Council) : Anggotanya terdiri dari 54 negara dan setiap tahun dipilih 18 anggota baru oleh Majelis Umum PBB untuk masa jabatan 3 tahun. Fungsi dewan ini adalah bertanggug jawab atas kegiatan social PBB. Bersidang setiap tahun selama satu bulan. Dewan ini merekomendasi kepada majelis umum yang berkaitan dengan pembanguna ekonomi, masalah lingkungan dan Hak Asasi Manusia. Badan ini mengkoordinir badan-badan seperti WHO (World Health Organization) oeganisasi kesehatan Dunia, ILO (International Labour Organization) organisasi Perburuhan Internasional, FAO (Food and Agriculture Organization) organiasai Pangan dan Pertanian, UNESCO (United Nations educational Scintific and Cultural Organization) Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan. UNICEF (United Nations Shildrens Fund) Dana Kanak-Kanak Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memberikan bantuan untuk rencana-rencana kesejahteraan ibu dan anak di selurug Negara di dunia. 4. Dewan Perwalian (Trusteeship Council) : Dewan ini bertugas menyelenggarakan pemerintahan dan melakukan pengawasan terhadap wilayah-wilayah yang masuk kategori trust territories (wilayah peerwalian). Wilayah perewalian adalah wilayah bekas jajahan yang ditempatkan dalam satu system perwalian sebagai satu cara agar Negara-negara anggota bertanggung jawab atas wilayah tersebut (biasanya Negara bekas penjajahnya) dan menngkatkan kemajuan wiulayah itu menuju kemerdekaannya. Contoh Negara Togo dan Kamerun, kepulauan Solomon adalah bekas jajahan Jerman. Kemudian Negara bekas jajahan Turki seperti Jordania dan Palestina. Negara yang terakhir yang mencapai kemerdekaannya pada Bulan November 1994 adalah Palau. Pada bulan Desember menjadi anggota PBB. Sistem perwalian itu di selenggarakan dalam rangka : 1. Memelihara keamanan dan perdamaian internasional 2. Memajukan politik, ekonomi, sosbud penduduk setempat. 3. Mendorong peenghormatan HAM dan saling ketergantungan sesame bangsa,

4. Menjamin penanganan masalah-masalh soaial dan ekonomi. 5. Mahkamah Internasional (International Court of Justice) : Adalah badan pengadilan internasional resmi dan tetap yang bertugas untuk memeriksa dan memutus perkara yang diajukan kepadanya. Terdiri 15 hakim yang dipilih Majelis Umum berdasarkan kemampuan mereka dan bermarkas di Den Haag Belanda. Pihak yang dapat mengajukan perkara ke Mahkamah internasional : 1. Semua Negara yang berada di bawah Statuta (wilayah Kerja) Mahkamah Internasional, Perkara apa saja. 2. Negara lain yang bukan statute Mahkamah Internasioanl dengan syarat yang telah ditetapkan. 3. Dewan Keamanan PBB. Mahkamah Internasional selain mengadili perkara dapat juga memberikan nasihat hokum kepadamajelis Umum, Dewan keamanan atas permohonan badan tersebut dan badan PBB lainnya. 6. Sekretariat (Secretariat) : Badan ini terdiri atas satu orang sekretaris Jenderal dan staf yang diperlukan. Sekretaris Jenderal diangkat oleh Majelis Umum atas usul Dewan Keamanan PBB. Sekjen sekarang Ban Kimon dari Korea selatan. Badan Khusus PBB (Specialized Agencies) : 1. ILO (International Labour Organizatiaon) yaitu Organisai buruh internasional didirikan pada tanggal 11 April 1919 bermarkas di Jenewa, Swiss. Bertujuan memelihara perdamaian abadi dengan memajukan keadilan ekonomi, social dan memperbaiki syarat perburuhan dan tingkat kehidupannya. 2. FAO ( Food and agriculture Organization) yaitu organisasi bahan makanan dan pertanian PBB didirikan pada tanggal 16 Oktober 1945 bermarkas di Roma, Italia. Badan ini bertujuan meningkatkan perdamaian dan effisiensi produksi dan distribusi hasil makanan dan pertanian, hutan, perbaiki hidup penduduk desa. 3. UNESCO (United Nations educational Scintific and Cultural Organization) , yaitu Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan yang didirikan pada tanggal 4 November 1946 bermarkas di Paris, Prancis. Badan ini bertujuan member sumbangan kearah perdamaian dan keamanan dengan memajukan kerjasama antar bangsa-bangsa melalui pendidikan, pengetahuan. 4. WHO (World Health Organization) yaitu organisasi kesehatan Dunia yang didirikan pada tanggal 7 April 1948 bermarkas di Jenewa , Swiss, bertujuan mencapai tingkat kesehatan yang tertinggi bagi semua rakyat di dunia. 5. IBRD ( International Bank of Reconstruction and development) yaitu bang pembangunan dan perkembangan internasional yang didirikan pada tanggal 27 Desember 1945 bertyujuan membantu pembangunan dan perkembangan daerah-daerah milik anggota PBB untuk memudahkan penanaman modal untuk tujuan produktif. 6. IMF (International Monetary Fund) yaitu dana moneter internasional didirikan pada tanggal 27 desember 1945 bermarkas diWashington, Amerika Serikat. Bertujuan memajukan kerjasama moneter internasional dan perluasan perdagangan internasional, stabilitas pertukaran uang,

membantu menetapkan system pembayaran multilateral terhadap transaksi yang sedangberjalan. 7. ICAO (International Civil Aviation Organization) yaitu organisasi penerbangan sipil internasional. 8. UPU (Universal Postal Union) yaitu persatuan pos sedunia. 9. ITU (International Telecommunication union yaitu persatuan telekomunikasi internasional. 10. ITO (International Trade Organization) yaitu organisasi perdagangan internasional dan peraetujuan mengenai bea dan cukai dan perdagangan. 11. WTO (Word Trade Organization) Organisasi perdagangan Dunia.(Bukan Badan PBB) B. ASEAN (Association of South East Asian Nations) Atau Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara: ASEAN di bentuk berdasarkan deklarasi Bangkok tanggal 8 Agustus 1967 yang ditandatangani 5 tokoh ASEAN yaitu Adam Malik (Indonesia), Tun Abdul Razak (Malaysia), Thanat Khoman (Muangthai), Rajaratnam (Singapura) dan Narciso R. Ramos (Filipina). Sekarang jumlah anggotanya 10 negara yaitu ditambah dengan Brunai Darussalam, Vietnam, laos, Mnyanmar, dan Kamboja. Disamping itu ada Forum Regional ASEAN (FRA) sejak rahun 1994, yaitu forum dialog tentang isu-isu keamanan di wilayah Asia Pasifik. Terdiri 23 negara yaitu 10 negara ASEAN, Papua Nugini sebagai Peninjau dan 12 negara patner yaitu Kanada, Asustralia, India, Jepang, Selandia Baru Korea Selatan, Korea Utara, Federasi Rusia, RRC, Amerika Serikat, Mngolia dan Uni Eropa. A. Tujuan ASEAN : 1. Memepercepat peetumbuhan ekonomi, soaial dan budaya dfi kawasan asia tenggara. 2. Meningkatkan perdamaian dan stabiloitas regional dan saling mengjhormati. 3. Meningkatkan kerjasama dalam masalah yang menyangkut kepentingan beresama bidang ekonomi, soaial budaya, tekhnik, pengetahuan dan administrasi. 4. Salng memberi bantuan dalam bentuk saran latihan dan penelitian. 5. Bekerjasama dalam dalam penggunaan pertanian dan industry, perbaikan tarap hidup rakyat. 6. Membina kerjasama dengan organisasi dunia lainnya. B. Struktur ASEAN : Menurut KTT ASEAN di BALI 1976 strukturnya sbb : 1. ASEAN Summit, yaitu pertemuan para kepala pemerintahan se ASEAN. Konferensi Tingkat Tinggi ini merupakan lembaga pembuat keputusan tertinggi dalam ASEAN. Didahului dengan pertemuan para menteri ekonomi dan menteri luar negeri ASEAN. 2. ASEAN Miniterial Meeting (AMM), yaitu siding para menteri luar negeri ASEAN yang merumuskan garis kebijakan dan koordinasi kegiatan ASEAN. 3. ASEAN Economic Ministers (AEM) adalah siding para menteri ekonomi untuk meneruskan kebijakan yang telah dirumuskan. Sidang ini 2 kali setahun. 4. ASEAN Finance Meeting (AFMM) adalah siding para menteri keuangan ASEAN merumuska kebijakan ASEAN di bidang keuangan.

5. Other ASEAN Ministerial Meeting (OAMM) yaitu siding para menteri non ekonomi merumuskan kebojakan selain ekonomi seperti pendidikan, keshatan penerangan, sosbud, teknologi, ilmu pengetahuan, perburuhan. 6. ASEAN Standing Committee (ASC) komisi tetap ASEAN dipimpin oleh menteri luar negeri dari Negara yang mendapat giliran manjadi Ketua yaitu tuan rumah dari siding tahunan para menteri luar negeri ASEAN. 7. ASEAN Secretariat yaitu sekretaris ASEAN yang berfungsi untuk memprakarsai, member nasehat dan pertimbangan dan mengkoordinasikan dan melaksanakan jkegiatan-kegiatan ASEAN. Mamfaat Kerja sama dan Perjanjian Internasional bagi Indonesia : A. Mamfaat keraja sama Internasional: 1. Dewan Keamanan PBB menghentikan Agresi Militer Belanda I atas usul India dan Australia. 2. Perundingan Indonesia Belanda melalui Jasa baik KTN (komisi Tiga Negara) untuk menghentikan pendudukan belanda di Indonesia. 3. PBB mengeluarkan resolusi untuk menghentikan Agresi Militer belanda IIyang berisi : Hentikan saling menyerang - Membebaskan segala tawanan - Berunding atas dasar Perjanjian Lingarjati dan renville - Pemerintaha RI dikembalikan ke Yogyakarta. 4. Pengembalian Irian barat oleh PBB dari tangan belanda ke RI tahun 1962 5. Pengakuan kedaulatan RI oleh belanda melalui KMB tanggal 27 Desember 1949. B. Mamfaat Perjanjian Internasional : 1. Diterimanya konsep Negara kepulauan (archipelagic state)Wawasan Nusantara. 2. Penentuan Batas Wilayah laut RI melalui Konvensi Hukum Laut Inmternasional tahun 1982, yaitu : a. Batas wilayah 12 mil laut territorial Negara pantai dan Negara kepulauan. b. batas 200 mil laut ZEE (Zona Ekonimi Eksklusif). c., pengakuan hak Negara tak berpantai utk ikut memamfaatkan sumber daya alam dan kekayaan lautan. C. Secara regional perjanjian batas laut dengan Negara tetangga sbb: a. Indonesia Malaysia : lndas kontinen selat malaka daan lau natuna. b. Indonesia- Thailand : Landas kontinen selat malaka danm laut Andaman. c. Indonesia Australia : Laut arafuru dan utara irian jaya dengan papua nugini d. Indonesia- Singapura :garis batas laut territorial. e. Indonesia India : Lands kontinen laut Andaman. Berdasarkan pengakuan persegi : 1. daratan/Kepulauan 2. Laut territorial 3. Landas Kontinen tersebut maka luas wilayah Indonesia menjadi sekitar 8.4 juta km : 2.027.087 km : 3.166.163 km : 800.000 km

4. ZEE

: 2.500.000 km

C. Fungsi, Hak dan Kewajiban Perwakilan Diplomat menurut Konvensi Wina tahun 1961 : 1.Wakil negara pengirim di negara penerima 2. Melindungi kepentingan negara dan warga negara pengirim sesuai hukum internasional. 3. Mengadakan perundinagn dan persetujuan dengan negara penerima. 4. Mengetahui keadan dan perkembangan di negara penerima dengan cara yang syah sesuai dengan Undang-undang dan melaporkannya kepada negara pengirim. 5. Memelihara persahabatan serta membina hubungan ekonomi, pendidikan dan kebudayaan, ilmu pengetahuan antara negara pengirim dan penerima. D. Berakhirnya Fungsi Misi Perwakilan Diplomatik : 1. Sudah habis masa jabatan 2. Ia ditarik oleh pemerintah negaranya 3. Karena tidak disenangi (di persona non grata ) 4. Negara penerima perang dengan negara pengirim. E. Hak Kekebalan (immunitet) Korps Diplomatik : a. Hak Ekstrateritorialitas, hak kekebalan dalam daerah perwakilan seperti daerah kedutaan besar, daerah kedutaan termasuk halaman dan bangunannya dimana terpancang bendera dan lambang negara itu. Berdasarkan hukum internasional daerah itu dipandang sebagai daerah negara pengirim. Orang yang masuk tanpa izin bisa dikeluarkan. Gedung perwakilan negara asing tidak boleh digeledah atau dimasuki oleh petugas kehakiman, polisi, tanpa seizin kepala perwakilan diplomatik yang bersangkutan. Arsip-arsip, surat-surat ataupun telegram tidak boleh dibuka oleh polisi, hakim tersebut. Warga negara yang mencari perlindungan digedung perwakilan diplomatik tidak dapat ditanmgkap begitu saja melainkan harus melalui perundingan dengan kepala perwakilan setempat. Kecuali pelaku kejahatan, yang memang harus diserahkan pada polisi setempat. b. Hak Kekebalan atau Kebebasan Korps Diplomatik, setiap anggota korps diplomatik harus tunduk kepada hukum dan peraturan kepolisian setempat namun tidak dapat dituntut dimuka pengadilan. Mereka dibebaskan dari pajak dan bea cukai, bebas pemeriksaan atas tas diplomatik, bebas mendirikan tempat ibabad dilingkungan kedutaan. F. Perwakilan Konsuler : adalah lembaga kenegaraan di luar negeri yang bertugas dalam membina hubungan non politik dengan negara lain. Ada konsuler yang bersifat tetap ada konsuler kehormatan. Tugas pokok konsul kehormatan adalah menghubungkan perdagangan ke dua negara. Pejabat ini tidak mendapat gaji, melainkan mendapat honoraruium atas jasa-jasanya itu. 1. Tingkatan kepangkatan perwakilan konsuler : a. Konsul Jenderal, membawahi beberapa konsul yang ditempatkan di ibu kota negara tempat ia bertugas. b. Konsul , konsul mengepalai suatu kekonsulan yang membawahi satu daerah kekonsulan kadang-kadang diperbantukan konsul Jenderal.

c. Konsul Muda, mengepalai kantor wakil konsulat yang ada didalam satu daerah kekonsulan. Kadang diperbantukan kepada konsul jenderal atau Konsul. d gen Konsul, diangkat oleh konsul jenderal atau oleh konsul untuk engurus hal tertentu yang berhubungan dengan daerah kekonsulan, iasanya ditempatkan di kota-kota yang termasuk kekonsulan. G. Fungsi Perwakilan Knsuler menurut Konvensi Wina : 1. Melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya, badan hukum sesuai dengan hukum internasional ( sesuai batas-batas yang di izinkan). 2. Memajukan hubungan perdagangan, ekonomi, kebudayaan dan iptek ke dua negara. 3. Mengeluarkan paspor dan Visa atau dokumen perjalanan kepada warga negara pengirim. 4. Bertindak sebagai notaris dan panitera sipil, melakukan fungsi administratif yang tidak bertentangan dengan peraturang negara penerima. H. Berakhirnya misi perwakilan konsuler : 1. Fungsi seorang pejabat konsuler telah berakhir 2. Penarikan dari negara pengirim 3. Pemberitahuan bahwa ia bukan lagi sebagai anggota staf konsuler

I. Perbedaan perwakilan diplomatiok dengan perwakilan konsuler:


A. Korps Diplomatik : 1. Memelihara kepentingan negaranya dengan melakukan hubungan dengan pejabat tingkat pusat. 2. Berhak mengadakan hubungan bersifat politik. 3. Satu negara hanya memiliki satu perwakilan diplomatik di negara penerima. 4. Mempunyai hak ekstrateritorial (tidak tunduk pada kekuasaan peradilan) B. Korps Konsuler : 1. Memelihara kepentingan negaranya dengan melaksanakan hubungan dengan pejabat tingkat daerah (setempat). 2. Berhak mengadakan hubungan yang bersifat non politik 3. Satu negara dapat mempunyai lebih dari satu perwakilan konsuler. 4. Tidak mempunyai hak ekstrateritorial (tunduk pada pelaksanaan kekuasaan peradilan).

J. PERJANJIAN INTERNASIONAL
1. Pengertian perjanjian internasional a. Mochtar Kusumaatmaja, perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan anatara anggota masyarakat bangsa-bangsa yang bertujuan untuk mengakibatkan akibat hukum tertentu. Dalam definisi ini subyek hukum internasional yang mengadakan perjanjian adalah anggota masyarakat bangsa-bangsa, lembaga-lembaga internasional dan negaranegara.

b. Definisi lain Perjanjian Internasional adalah kesepakatan antara dua atau lebih subyek hukum internasional (lembaga internasional. negara) yang menurut hukum internasional menimbulkan hak dan kewajiban bagi para pihak yang membuat kesepakatan. 2. Macam Perjanjian Internasional : Perjanjian internasional dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria, yaitu : a. Jumlah pesertanya b. Srtrukturnya c. Objeknya d. Cara berlakunya e. Intrumen pembentuk perjanjiannya ad.a. Jumlah pesertanya, yaitu perjanjian bilateral dan multilateral. Bilateral adalah perjanjian antar dua negara unutk mengatur kepentingan kedua belah pihak. Perjanjian multilateral adalah diadakan oleh banyak negara untuk mengatur kepentingan bersama negara-nebara peserta perjanjian tersebut. Contoh perjanjian bilateral : Indonesia Cina (dwikewarganegaraan),Indonesia Malaysia (ekstradisi), Indonesia-Tailand (garis batas laut Andaman) dll. Contoh multilateral adalah Konvensi Jenewa (perlindungan korban perang), Konvensi Wina (diplomatic), Konvensi Hukum Laut Internasional (laut teritorial, zona bersebelahan, ZEE dan landas benua), dll ad.b. Dari segi strukturnya yaitu ada perjanjian yang bersifat Law Making Treaties adalah perjanjian yang mengandung kaidah hukum yang berlaku bagi semua bangsa di dunia, Seperti konvensi Jenewa, Wina, hukum laut. Sedangakan ada perjanjian yang bersifat treaty contract adalah perjanjian yang menimbulkan hak dan kewajiban hanya bagi negara yang mengadakan perjanjian saja, seperti Indonesia-Malaysia, Indonesia-Cina, dll ad. c. Dari segi objeknya, perjanjian internasional dibedakan antara perjanjian yang berisi soal-soal politik, dengan perjanjian yang berisi soal-soal ekonomi, budaya, dll ad. d. Dari segi cara berlakunya, yaitu perjanjian bersifat self-executing (berlaku dengan sendirinya)yaitu perjanian itu langsung dapat berlaku setelah diratifikasi oleh negara peserta) dan non self- executing, jika berlakunya perjanjian itu harus dilakukan perubahan undangundang di negara peserta terlebih dahulu. ad. e. Dari segi intrumennya, perjanjian internasional itu ada dua, yaitutertulis dan lisan. Perjanjian internasional tertulis adalah perjanjian yang dituangkan dalam instrumen-instrumen pembentuk perjanjian yang tertulis dan formal, seperti Treaty, Comvention, Agreement, Charter, Covenant, Statute, Constitution, Protocol, Declaration, Arrangement. Sedangkan perjanjian internasional lisan adalah setiap perjanjian internasional yang doekspresikan melalui instrumen-instrumen tidak tertulis, seperti : 1. Perjanjian internasional lisan ( international oral agreement), yang diperjanjikan adalah hal-hal yang disepakati secara lisan, sepertithe London Agreement (keanggotaan Dewan Keamanan PBB).

2. Deklarasi Unilateral atau deklarasi sepihak ( unilateral declaration), adalah pernyataan suatu negara yang disampaikan oleh wakil negara itu dan ditujukan kepada negara lain. 3. Perjanjian diam-diam (tacit consent atau tacit agreement), perjanjian yang dibuat tidak tegas, artinya keberadaan perjanjian itu hanya dapat diketahui melalui penyimpulan suatu tingkah laku baik aktif atau tidak aktif, dari Negara atau subyek hokum internasional lainnya. 3. Tahap Pembuatan Perjanjian Internasional : Menurut Mochtar Kusumaatmaja ada dua macam cara pembentukan perjanjian internasional : a. Perjanjian internasional yang dibentuk melalui 3 tahap yaitu (perundingan, penandatanganan, ratifikasi atau pengesahan), cara ini dupakai apabila materi atau yang diperjanjikan itu dianggap sangat penting maka perlu persetujuan DPR. b. Perjanjian internasional yang dibentuk melalui 2 tahap yaitu ( perundingan dan penandatanganan) dipakai untuk perjanjian yang tidak begitu penting, penyelesaian cepat, berjangka pendek, seperti Perjanjian perdagangan. Menurut Hukum Positif Indonesia, pada pasal 11 ayat 1 UUD 1945 dosebutkan bahwa Presiden dengan persetujuan DPR membuat perjanjian dengan Negara lain. Dalam Undang-undang RI No. 24 tahun 2000 ditegaskan bahwa pembuatan perjanjian internasional dilakukan melalui tahap ( penjajakan, perundingan, perumusan naskah, penerimaan dan penandatanganan). Menurut Konvensi Wina 1969 tentang Hukum Perjanjian Internasional disebutkan tahap pembuatan perjanjian internasional dilakuakn melalui tahap: a. Perundingan (Negotiation), perundingan tahap pertama tentang objek tertentu, diwakili oleh kepla negara, kepala pemerintahan, menteri luar negeri atau duta besar dengan menunjukkan Surat Kuasa Penuh (full powers) b. Penandatanganan (Signature), biasanya dilakukan oleh menteri luar negeri atau kepala pemerintahan. Tapi perjanjian belum dapat diberlakukan sebelum diratifikasi oleh masingmasing negara. c. Pengesahan (Ratification), Penandatanganan hanya bersifat sementara dan harus dikuatkan dengan pengesahan atau penguatan yang disebut ratifikasi. Ratifikasi perjanjian internasional dapat dibedakan sbb: 1. Ratifikasi oleh badan eksekutif, biasanya dilakukan oleh raja absolut dan pemerintahan otoriter. 2. Ratifikasi oleh badan Legislatif atau DPR,Parlemen tapi jarang digunakan. 3. Ratifikasi campuran antara DPR (legislatif) dengan Pemerintah (Eksekutif). JENIS PERJANJIAN INTERNASIONAL 1. Bilateral bersifat khusus (Treaty Contract) karena hanya mengatur kepentingan ke dua negara, oleh sebab itu perjanjian bilateral bersifat tertutup dalam arti tertutup kemungkinan bagi negara lain untuk ikut serta dalam perjanjian tersebut. Contohnya : Indonesia dengan RRC (1955) tentang Penyelesaian dwikewarganegaraan. Indonesia dengan Thailand tentang garis batas laut Andaman sebelah utara selat Malaka 1071. Indonesia dengan Malaysia tentang Ektradisi 1974. Indonesia dengan Australia tentang Pertahanan dan Keamanan kedua negara 1995.

2. Multilateral yang disebut juga Law Making Treatis biasanya mengatur hal yang berkaitan dengan kepentingan umum dan bersifat terbuka dala arti tidak hanya mengatur kepentingan negara yang mengadakan perjanjian itu tetapi juga kepentingan negara lain yang tidak turut serta dalam perjanjian itu (bukan Peserta). Contohnya :Konvensi Jenewa 1949 tentang perlindungan korban perang. Konvensi wina 1961 tentang Hubungan Diplomatik. Konvensi Hukum Laut Internasiobnal 1982 tentang laut teritorial (200 mil), Zona Bersebelahan (24 mil), Zona Ekonomi Eksklusif (200 mil), Landas Benua (lebih 200 mil). ISTILAH-ISTILAH DALAM PERJANJIAN INTERNASIONAL : 1. Traktat (treaty) perjanjian paling formal merupakan persetujuan dua negara atau lebih mencakup perjanjian bidang politik dan ekonomi. 2. Konvensi (Convention) persetujuan formal bersifat multilateral yang tidak berurusan dengan kebijaksanaan tingkat tinggi (haigh Plicy) dilegalisasi oleh wakil yang berkuasa penuh. 3. Protokol (Protocol) persetujuan tidak resmi umumnya tidak dibuat oleh kepala negara yang mengatur masalah-masalah tambahan seperti penafsiran klaususl-klausul tertentu ( Klausul = ketentuan tambahan sebuah perjanjian). 4. Persetujuan (Agreement) perjanjian bersifat tekhnis atau administratif. Tidak diratifikasi karena sifatnya tidak seresmi atau seformal traktat atau konvensi. 5. Perikatan ( Arrangement) adalah istilah yang digunakan untuk transaksi yang sifatnya sementara. Tidak diratifikasi. 6. Proses Verbal catatan atau ringkasan atau kesimpulan konferensi diplomatik, atau catatan suatu pemufakatan. Tidak diratifikasi. 7. Piagam (Statute) yaitu himpunan peraturan yang ditetapkan leh persetujuan internasional baik mengenai pekerjaan atau kesatuan tertentu seperti pengawasan internasional yang mencakup tentang minyak, lapangan kerja. Contoh Piagam Kebebasan Transit. 8. Deklarasi (declaration) yaiut perjanjianinternasinal yang berbentuk traktat dan dokumen tidak resmi. 9. Modus Vivendi dokumen untuk mencatat persetujuan internasional bersifat sementara, sampai perjumpaan permanen, terinci dan sistimatis serta tidak memerlukan ratifikasi. 10. Pertukaran Nota yaitu metode tidak resmi namun banyak digunakan. Biasanya diulakukan oleh wakil-wakil militer dan negara dan bisa bersifat multilateral dan melahirkan kewajiban bagi yang mengadakannya. 11. Ketentuan Penutup (final Act) ringkasan hasil konvensi yang menyebutkan negara peserta, nama utusan,masalah yang disetujui konferensi dan tidak diratifikasi. 12. Ketenrtuan Umum (General Act) traktat yang bersifat resmi dan tidak resmi. 13. Charter adalah istilah dalam perjanjian internasional untuk pendirian badan yang melakukan fungsi administratif. Misalnya Atlantic Charter, Magna Charter. 14. Pakta (fact), menunjukkan suatu persetujuan yang lebih khusus dan membutuhkan ratifikasi. Misalny Pakta Warsawa (mengenai Pertahanan ). 15. Covenant yaitu anggaran dasar LBB (Liga Bangsa-Bangsa). ORGANISASI INTERNASIONAL A. PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) United Nations

Berdiri pada tanggal 24 Oktober 1945 diprakarsai oleh 5 negara antara lain Amerika serikat, Inggris, Rusia, Cina dan Prancis. Kelima Negara tersebut sekarang sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang memegang hak Veto yaitu hak untuk membatalkan atau memveto keputusan dewan keamanan PBB. Bahasa persidangan PBB adalah bahasa Arab, Inggris, Prancis, mandarin. Rusia dan Spanyol. Dan Sekjen PBB sekarang adalah Ban Kimon dari Korea Selatan. a. Tujuan PBB: 1. Menjaga perdamaian dunia 2. Mengembangkan persahabatan antar bangsa 3. Memvantu masyarakat dunia lebih sejahtera, memberantas kemiskinan, buta aksara, penyakit menular, menghentikan pengrusakan lingkungan dan penghormatan HAM. 4. Menjadi pusat bangsa bangsa dalam pencapaian tujuan PBB diatas. b. Prinsip-Prinsip PBB: 1. Negara anggota memiliki kedaulatan sederajat. 2. Negara anggota mematuhi piagam PBB 3. Negara-negara menyelesaikan perselisihan dengan cara damai 4. Negara-negara menghindari penggunaan kekerasan atau ancaman kekerasan. 5. Negara anggota membantu PBB c. Badan /Alat Perlengkapan PBB: 1. Majelis Umum (General Asembly) : Angotanya semua Negara anggota PBB. Fungsinya sebgai forum untuk membahas masalaha yang menjadi keprihatinan dunia. Bersidang setiap tahun. Keputusannya tidak mengikat anggota PBB karena hanya bersifat rekomendasi namun berbobot karena merupakan hasil pandangan mayoritas Negara di dunia. 2. Dewan Keamanan PBB (Security Council) : Adalah badan PBB yang fungsinya memelihara atau mempertahankan perdamaian dan keamanan internasional. Anggaotanya 15 negara yang terbagi menjadi 5 anggota tetap (Inggris, Prancis, Rusia, Cina, Amerika serikat) dan 10 negara anggota tidak tetap yang dipilih oleh Majelis Umum untuk masa jabatan 2 tahun. Dewan ini memiliki hak Veto yaitu hak untuk memblokir atau menolak keputusan Dewan walaupun ke 14 anggota dewan yang lain menyetujui keputusan yag bersangkutan, namun bias dibatalkan oleh 1 negara dari anggota Dewan tersebut. 3. Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic and Social Council) : Anggotanya terdiri dari 54 negara dan setiap tahun dipilih 18 anggota baru oleh Majelis Umum PBB untuk masa jabatan 3 tahun. Fungsi dewan ini adalah bertanggug jawab atas kegiatan social PBB. Bersidang setiap tahun selama satu bulan. Dewan ini merekomendasi kepada majelis umum yang berkaitan dengan pembanguna ekonomi, masalah lingkungan dan Hak Asasi Manusia. Badan ini mengkoordinir badan-badan seperti WHO (World Health Organization) oeganisasi kesehatan Dunia, ILO (International Labour Organization) organisasi Perburuhan Internasional, FAO (Food and Agriculture

Organization) organiasai Pangan dan Pertanian, UNESCO (United Nations educational Scintific and Cultural Organization) Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan. UNICEF (United Nations Shildrens Fund) Dana Kanak-Kanak Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memberikan bantuan untuk rencana-rencana kesejahteraan ibu dan anak di selurug Negara di dunia. 4. Dewan Perwalian (Trusteeship Council) : Dewan ini bertugas menyelenggarakan pemerintahan dan melakukan pengawasan terhadap wilayah-wilayah yang masuk kategori trust territories (wilayah peerwalian). Wilayah perewalian adalah wilayah bekas jajahan yang ditempatkan dalam satu system perwalian sebagai satu cara agar Negara-negara anggota bertanggung jawab atas wilayah tersebut (biasanya Negara bekas penjajahnya) dan menngkatkan kemajuan wiulayah itu menuju kemerdekaannya. Contoh Negara Togo dan Kamerun, kepulauan Solomon adalah bekas jajahan Jerman. Kemudian Negara bekas jajahan Turki seperti Jordania dan Palestina. Negara yang terakhir yang mencapai kemerdekaannya pada Bulan November 1994 adalah Palau. Pada bulan Desember menjadi anggota PBB. Sistem perwalian itu di selenggarakan dalam rangka : 1. Memelihara keamanan dan perdamaian internasional 2. Memajukan politik, ekonomi, sosbud penduduk setempat. 3. Mendorong peenghormatan HAM dan saling ketergantungan sesame bangsa, 4. Menjamin penanganan masalah-masalh soaial dan ekonomi. 5. Mahkamah Internasional (International Court of Justice) : Adalah badan pengadilan internasional resmi dan tetap yang bertugas untuk memeriksa dan memutus perkara yang diajukan kepadanya. Terdiri 15 hakim yang dipilih Majelis Umum berdasarkan kemampuan mereka dan bermarkas di Den Haag Belanda. Pihak yang dapat mengajukan perkara ke Mahkamah internasional : 1. Semua Negara yang berada di bawah Statuta (wilayah Kerja) Mahkamah Internasional, Perkara apa saja. 2. Negara lain yang bukan statute Mahkamah Internasioanl dengan syarat yang telah ditetapkan. 3. Dewan Keamanan PBB. Mahkamah Internasional selain mengadili perkara dapat juga memberikan nasihat hokum kepadamajelis Umum, Dewan keamanan atas permohonan badan tersebut dan badan PBB lainnya. 6. Sekretariat (Secretariat) : Badan ini terdiri atas satu orang sekretaris Jenderal dan staf yang diperlukan. Sekretaris Jenderal diangkat oleh Majelis Umum atas usul Dewan Keamanan PBB. Sekjen sekarang Ban Kimon dari Korea selatan. Badan Khusus PBB (Specialized Agencies) : 1. ILO (International Labour Organizatiaon) yaitu Organisai buruh internasional didirikan pada tanggal 11 April 1919 bermarkas di Jenewa, Swiss. Bertujuan memelihara perdamaian abadi

dengan memajukan keadilan ekonomi, social dan memperbaiki syarat perburuhan dan tingkat kehidupannya. 2. FAO ( Food and agriculture Organization) yaitu organisasi bahan makanan dan pertanian PBB didirikan pada tanggal 16 Oktober 1945 bermarkas di Roma, Italia. Badan ini bertujuan meningkatkan perdamaian dan effisiensi produksi dan distribusi hasil makanan dan pertanian, hutan, perbaiki hidup penduduk desa. 3. UNESCO (United Nations educational Scintific and Cultural Organization) , yaitu Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan yang didirikan pada tanggal 4 November 1946 bermarkas di Paris, Prancis. Badan ini bertujuan member sumbangan kearah perdamaian dan keamanan dengan memajukan kerjasama antar bangsa-bangsa melalui pendidikan, pengetahuan. 4. WHO (World Health Organization) yaitu organisasi kesehatan Dunia yang didirikan pada tanggal 7 April 1948 bermarkas di Jenewa , Swiss, bertujuan mencapai tingkat kesehatan yang tertinggi bagi semua rakyat di dunia. 5. IBRD ( International Bank of Reconstruction and development) yaitu bang pembangunan dan perkembangan internasional yang didirikan pada tanggal 27 Desember 1945 bertyujuan membantu pembangunan dan perkembangan daerah-daerah milik anggota PBB untuk memudahkan penanaman modal untuk tujuan produktif. 6. IMF (International Monetary Fund) yaitu dana moneter internasional didirikan pada tanggal 27 desember 1945 bermarkas diWashington, Amerika Serikat. Bertujuan memajukan kerjasama moneter internasional dan perluasan perdagangan internasional, stabilitas pertukaran uang, membantu menetapkan system pembayaran multilateral terhadap transaksi yang sedangberjalan. 7. ICAO (International Civil Aviation Organization) yaitu organisasi penerbangan sipil internasional. 8. UPU (Universal Postal Union) yaitu persatuan pos sedunia. 9. ITU (International Telecommunication union yaitu persatuan telekomunikasi internasional. 10. ITO (International Trade Organization) yaitu organisasi perdagangan internasional dan peraetujuan mengenai bea dan cukai dan perdagangan. 11. WTO (Word Trade Organization) Organisasi perdagangan Dunia.(Bukan Badan PBB) B. ASEAN (Association of South East Asian Nations) Atau Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara: ASEAN di bentuk berdasarkan deklarasi Bangkok tanggal 8 Agustus 1967 yang ditandatangani 5 tokoh ASEAN yaitu Adam Malik (Indonesia), Tun Abdul Razak (Malaysia), Thanat Khoman (Muangthai), Rajaratnam (Singapura) dan Narciso R. Ramos (Filipina). Sekarang jumlah anggotanya 10 negara yaitu ditambah dengan Brunai Darussalam, Vietnam, laos, Mnyanmar, dan Kamboja. Disamping itu ada Forum Regional ASEAN (FRA) sejak rahun 1994, yaitu forum dialog tentang isu-isu keamanan di wilayah Asia Pasifik. Terdiri 23 negara yaitu 10 negara ASEAN, Papua Nugini sebagai Peninjau dan 12 negara patner yaitu Kanada, Asustralia, India, Jepang, Selandia Baru Korea Selatan, Korea Utara, Federasi Rusia, RRC, Amerika Serikat, Mngolia dan Uni Eropa. A. Tujuan ASEAN : 1. Memepercepat peetumbuhan ekonomi, soaial dan budaya dfi kawasan asia tenggara. 2. Meningkatkan perdamaian dan stabiloitas regional dan saling mengjhormati.

3. Meningkatkan kerjasama dalam masalah yang menyangkut kepentingan beresama bidang ekonomi, soaial budaya, tekhnik, pengetahuan dan administrasi. 4. Salng memberi bantuan dalam bentuk saran latihan dan penelitian. 5. Bekerjasama dalam dalam penggunaan pertanian dan industry, perbaikan tarap hidup rakyat. 6. Membina kerjasama dengan organisasi dunia lainnya. B. Struktur ASEAN : Menurut KTT ASEAN di BALI 1976 strukturnya sbb : 1. ASEAN Summit, yaitu pertemuan para kepala pemerintahan se ASEAN. Konferensi Tingkat Tinggi ini merupakan lembaga pembuat keputusan tertinggi dalam ASEAN. Didahului dengan pertemuan para menteri ekonomi dan menteri luar negeri ASEAN. 2. ASEAN Miniterial Meeting (AMM), yaitu siding para menteri luar negeri ASEAN yang merumuskan garis kebijakan dan koordinasi kegiatan ASEAN. 3. ASEAN Economic Ministers (AEM) adalah siding para menteri ekonomi untuk meneruskan kebijakan yang telah dirumuskan. Sidang ini 2 kali setahun. 4. ASEAN Finance Meeting (AFMM) adalah siding para menteri keuangan ASEAN merumuska kebijakan ASEAN di bidang keuangan. 5. Other ASEAN Ministerial Meeting (OAMM) yaitu siding para menteri non ekonomi merumuskan kebojakan selain ekonomi seperti pendidikan, keshatan penerangan, sosbud, teknologi, ilmu pengetahuan, perburuhan. 6. ASEAN Standing Committee (ASC) komisi tetap ASEAN dipimpin oleh menteri luar negeri dari Negara yang mendapat giliran manjadi Ketua yaitu tuan rumah dari siding tahunan para menteri luar negeri ASEAN. 7. ASEAN Secretariat yaitu sekretaris ASEAN yang berfungsi untuk memprakarsai, member nasehat dan pertimbangan dan mengkoordinasikan dan melaksanakan jkegiatan-kegiatan ASEAN. Mamfaat Kerja sama dan Perjanjian Internasional bagi Indonesia : A. Mamfaat keraja sama Internasional: 1. Dewan Keamanan PBB menghentikan Agresi Militer Belanda I atas usul India dan Australia. 2. Perundingan Indonesia Belanda melalui Jasa baik KTN (komisi Tiga Negara) untuk menghentikan pendudukan belanda di Indonesia. 3. PBB mengeluarkan resolusi untuk menghentikan Agresi Militer belanda IIyang berisi : Hentikan saling menyerang - Membebaskan segala tawanan - Berunding atas dasar Perjanjian Lingarjati dan renville - Pemerintaha RI dikembalikan ke Yogyakarta. 4. Pengembalian Irian barat oleh PBB dari tangan belanda ke RI tahun 1962 5. Pengakuan kedaulatan RI oleh belanda melalui KMB tanggal 27 Desember 1949. B. Mamfaat Perjanjian Internasional : 1. Diterimanya konsep Negara kepulauan (archipelagic state)Wawasan Nusantara.

2. Penentuan Batas Wilayah laut RI melalui Konvensi Hukum Laut Inmternasional tahun 1982, yaitu : a. Batas wilayah 12 mil laut territorial Negara pantai dan Negara kepulauan. b. batas 200 mil laut ZEE (Zona Ekonimi Eksklusif). c., pengakuan hak Negara tak berpantai utk ikut memamfaatkan sumber daya alam dan kekayaan lautan. C. Secara regional perjanjian batas laut dengan Negara tetangga sbb: a. Indonesia Malaysia : lndas kontinen selat malaka daan lau natuna. b. Indonesia- Thailand : Landas kontinen selat malaka danm laut Andaman. c. Indonesia Australia : Laut arafuru dan utara irian jaya dengan papua nugini d. Indonesia- Singapura :garis batas laut territorial. e. Indonesia India : Lands kontinen laut Andaman. Berdasarkan pengakuan persegi : 1. daratan/Kepulauan 2. Laut territorial 3. Landas Kontinen 4. ZEE tersebut maka luas wilayah Indonesia menjadi sekitar 8.4 juta km : 2.027.087 km : 3.166.163 km : 800.000 km : 2.500.000 km

You might also like