You are on page 1of 14

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat serta karunia-Nya,

maka penulisan makalah ini yang bertema Analisis Obat Senyawa Flukloksasilin Secara Spektrofotometri UV-Vis dan HPLC dapat terselesaikan dengan baik. Terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Selain itu, kami berharap makalah ini dapat berguna bagi saya dan temanteman pada umumnya, dalam perkuliahan kita nantinya. Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini belum dapat di katakan baik, masih banyak kesalahan yang terdapat di dalam makalah yang kami buat ini. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari rekan-rekan sekalian demi perbaikan makalah-makalah kami selanjutnya. Terima kasih.

Kendari, Mei 2013

Penulis

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan unsur vital dan salahsatu elemen konstitutif dari kehidupan seseorang. Kesehatan sebagai hak asasi telah menjadi kebutuhan mendasar dan tentunya menjadi kewajiban Negara dalam upaya pemenuhannya. Salahsatu strategi dalam meningkatkan derajat kesehatan adalah mengupayakan pelayanan yang berkualitas kepada setiap masyarakat. Sumber tenaga kesehatan dan sarana pelayanan kesehatan paling berperan dalam peningkatan kualitas. Didalam mengoptimalisasikan derajat kesehatan masyarakat tersebut, pembangunan kesehatan diimplementasikan dalam bentuk pelayanan kesehatan, termasuk di dalamnya pelayanan kefarmasian. Obat merupakan salah satu komponen yang tak tergantikan dan sangat menunjang dalam rangka upaya pembangunan dan pelayanan kesehatan yang baik. Obat dan perbekalan kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia yang berfungsi social, sehingga tidak boleh dipergunakan sebagai komoditas ekonomi semata, juga tidak dipromosikan secara berlebihan dan menyesatkan. Akses terhadap obat terutama obat essensial merupakan salahsatu hak asasi manusia. Semua obat yang beredar harus dijamin keamanan, khasiat, dan mutunya agar benar-benar memberikan manfaat bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat serta tidak merugikan masyarakat. Keterjangkauan dan penggunaan obat yang rasional merupakan bagian dan tujuan yang harus dicapai.

Salahsatu tempat distribusi atau beredarnya obat-obatan serta perbekalan kesehatan masyarakat adalah apotek. Apotek merupakan Salah satu realisasi pembangunan dibidang farmasi oleh pemerintah dan swasta yaitu dengan menyediakan sarana pelayanan kesehatan salah satunya ialah apotek. Sebagai perantara, apotek dapat mendistribusikan perbekalan farmasi dan perbekalan kesehatan dari supplier kepada konsumen, memiliki beberapa fungsi kegiatan yaitu: pembelian, gudang, pelayanan dan penjualan, keuangan, dan pembukuan, sehingga agar dapat di kelola dengan baik, maka seorang Apoteker Pengelola Apotek (APA) disamping ilmu kefarmasian yang telah dikuasai, juga diperlukan ilmu lainnya seperti ilmu Pemasaran (marketing) dan ilmu akuntansi (accounting). Apotek rakyat dibentuk untuk memperluas akses obat murah dan terjamin kepada masyarakat. Selain memperluas akses, apotek rakyat bertujuan untuk menertibkan peredaran obat-obat palsu dan ilegal, serta memberikan kesempatan para apoteker untuk memberikan pelayanan kefarmasian. Dalam upaya usaha untuk memajukan kesejahteraan umum yang berarti mewujudkan suatu tingkat kehidupan secara optimal, yang memenuhi kebutuhan manusia termasuk kesehatan, perlu kita harus mengetahui apotek rakyat dan peranan apoteker di dalam apotek rakyat. Dengan demikian, seorang (APA) dalam menjalankan profesi apotekernya di apotek tidak hanya pandai sebagai penanggung jawab teknis kefarmasian saja, melainkan juga dapat mengelola apotek sesuai dengan prinsip-prinsip bisnis tanpa memberikan keuntungan kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan (stake holder) semata melainkan juga memiliki fungsi sosial di masyarakat.

I.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah dari makalah apotek rakyat ini yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana pengertian apotek rakyat? 2. Bagaimana tinjauan Permenkes tentang apotek rakyat terhadap PP No. 51 ? 3. Apakah apotek rakyat dibutuhkan atau tidak? I.3. Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah apotek rakyat ini yaitu sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengertian apotek rakyat 2. Untuk mengetahui tinjauan Permenkes tentang apotek rakyat terhadap PP No. 51 3. Untuk mengetahui apotek rakyat dibutuhkan atau tidak I.4. Manfaat Manfaat dari pembuatan makalah apotek rakyat ini yaitu sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengertian apotek rakyat 2. Untuk mengetahui tinjauan Permenkes tentang apotek rakyat terhadap PP No. 51 3. Untuk mengetahui apotek rakyat dibutuhkan atau tidak

BAB II PEMBAHASAN

II.1. Pengertian Apotek Apotek rakyat adalah sarana kesehatan tempat dilaksanakannya pelayanan kefarmasian, penyerahan obat dan perbekalan kesehatan, tetapi tidak melakukan peracikan. Apotek rakyat didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan dan memperluas akses masyarakat untuk memperoleh obat serta meningkatkan pelayanan kefarmasian. Oleh karena itu, perlu dibuka kesempatan pengembangan pedagang eceran obat menjadi apotek rakyat. Menurut peraturan Menteri Kesehatan tentang Apotek Rakyat pasal 1, yang dimaksud apotek rakyat adalah sarana kesehatan tempat dilaksanakannya pelayanan kefarmasian dimana dilakuakn penyerahan obat dan perbekalan kesehatan dan tidak melakukan peracikan. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Apotek Rakyat pasal 2 tentang Pengaturan apotek rakyat bertujuan : Ayat 1: untuk memberikan pedoman bagi toko obat yang ingin meningkatkan pelayanan dan status usahanya menjadi Apotek Rakyat, Ayat 2: pedoman bagi perorangan atau usaha kecil yang ingin mendirikan Apotek Rakyat, Ayat 3: melindungi masyarakat untuk dapat memperoleh pelayanan kefarmasian yang baik dan benar.

Dalam pelayanan kefarmasian, apotek rakyat harus mengutamakan pelayanan obat generik dan dilarang menyediakan narkotika, psikotropika, meracik obat dan menyerahkan obat dalam jumlah yang besar. Serupa dengan apotek pada umumnya, apotek rakyat harus memiliki 1 orang apoteker sebagai penanggung jawab dan dibantu oleh asisten apoteker. Pembinaan dan Pengawasan pelaksanaan Peraturan mengenai apotek rakyat dilakukan oleh Departemen Kesehatan, Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan mengikut sertakan organisasi profesi, sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing. Apotek Rakyat dapat merupakan satu atau gabungan dari paling banyak empat pedagang eceran obat. Gabungan pedagang eceran obat dibawah satu pengelola harus memiliki ikatan kerjasama berbentuk badan usaha atau bentuk lainnya serta berada pada lokasi yang berdampingan. Pengelolaan persediaan obat dan perbekalan kesehatan semestinya dilakukan sesuai dengan pengaturan pemerintah terhadap perencanaan, pengadaan dan penyimpanan yang ditetapkan. Pengeluaran obat perlu memakai sistem FIFO (First In First Out). Maksudnya obat yang lebih dulu dibeli atau disimpan pengelola juga harus lebih dahulu dijual atau dilekuarkan. Aturan lain adalah FEFO (First Expire First Out); maksudnya obat yang tanggal kadaluarsanya lebih awal harus lebih dulu dukeluarkan atau dijual. Dalam memberikan pelayanan, seorang apoteker pada Apotek Rakyat harus melakukan pemeriksaan resep dan sebelum obat diserahkan pada pasien harus

dilakukan pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara resep dan obat. Apotek Rakyat dilarang menyerahkan obat dalam jumlah besar, selain dilarang menjual obatobatan narkotika dan psikotropika. Pembinaan dan pengawasan terhadap Apotek Rakyat dilakukan oleh Depkes, Badan POM, Dinkes Kabupaten/kota dengan mengikutsertakan organisasi profesi. Bila dalam pelaksanaannya ditemukan bahwa suatuApotek Rakyat melakukan pelanggaran, maka dapat dikenakan sanksi berupa teguran lisan, tertulis sampai dengan pencabutan ijin. II.2. Tinjauan Permenkes Tentang Apotek Rakyat Terhadap PP No. 51

II. 3. Apotek Rakyat Dibutuhkan Atau Tidak Sejak berlakunya Permenkes No. 284/Menkes/Per/III/2007 apotek rakyat tidak pernah habis habisnya menjadi pembahasan. Dukungan dan penolakan mewarnai perjalanan peraturan tersebut dan menimbulkan perdebatan dikalangan farmasis, apoteker dan praktisi kesehatan lain. Berdasarkan Permenkes No 284/Menkes/Per/III/2007, apotek rakyat

merupakan sarana kesehatan tempat dilaksanakannya pelayanan kefarmasian, dimana dilakukan penyerahan obat dan perbekalan kesehatan, dan tidak melakukan peracikan. Berdasarkan permenkes tersebut, perbedaan apotek rakyat dengan apotek biasa yaitu terletak pada tidak dan bolehnya peracikan obat. Pada apotek biasa, harus

dan wajib melakukan proses peracikan obat sesuai dengan resep yang sedangkan apotek rakyat, kegiatan peracikan obat tidak diperbolehkan. Berbeda lagi dengan apotek umum, apotek rakyat dalam prakteknya diutamakan melakukan penjualan obat -obat generik, dilarang menjual obat-obatan narkotika dan psikotropika dan apotek rakyat dilarang menyerahkan atau melakukan penjualan obat dalam jumlah besar. Kepemilikan apotek rakyat adalah minimal perorangan dan maksimal terdiri dari kumpulan empat pedagang eceran obat. Untuk apotek rakyat yang terdiri lebih dari 1 pedagang eceran obat, lokasi dari pedagang eceran obat tersebut disarankan berdampingan, yang memungkinkan dibawah satu pengelolaan dan juga mempunyai ikatan kerjasama dalam bentuk badan usaha atau bentuk lainnya. Program apotek rakyat adalah usaha pemerintah untuk melindungi rakyat dari obat-obatan yang sudah lewat masa berlakunya (expiration date), obat-obatan palsu, serta obat yang disediakan oleh penjual grosir yang illegal. Prioritas lain dari pemerintah adalah mendukung semangat kewirausahaan bagi apoteker supaya mereka lebih bebas dalam melaksanakan profesinya. Ada perubahan dalam bidang apotek yang dinamakan pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care) yang mana apoteker tidak hanya menjual obat, tetapi juga mengembangkan sikap yang lebih berorientasi pada pelayanan konsumen yang pasien serta memberi informasi yang dibutuhkan tentang obat-obatan. Apotek rakyat harus mendapat ijin dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota setempat. Keuntungan Apotek Rakyat yaitu: Pertama, apotek rakyat menurut

permenkes tersebut mempermudah rakyat untuk memperoleh obat dengan mudah, murah dan aman karena apotek rakyat juga diperkuat dengan diluncurkannya Obat Rakyat Murah dan Berkualitas atau biasa kita sebut dengan obat serba seribu dimana harga obat yang tersedia per stripnya yang terdiri dari 8 10 buah dengan harga seribu. Kedua, Pendirian Apotek Rakyat juga dimaksudkan untuk meningkatkan penertiban peredaran obat-obatan di sentra-sentra perdagangan dimana pada sentra sentra perdagangan ini dijual obat secara bebas dan tidak ayal banyak terjadi penjualan penjualan obat yang tidak legal. Kerugian Apotek Rakyat yaitu sebagai berikut: Pertama, konsep apoteker pada apotek rakyat adalah apoteker tidak diwajibkan selalu berada di apotek. Secara sederhana kita dapat telaah bahwa akan tidak terjadinya pelayanan asuhan kefarmasian pada apotek dan ujung ujungnya nanti juga rakyat yang dirugikan. Kedua, Apotek rakyat terkesan hanya untuk melegalkan praktek praktek penjualan obat yang dilakukan pada tempat tempat tertentu yang berbau illegal dan apotek rakyat juga terkesan untuk melegalkan toko toko obat menjual obat resep. Terlepas dari pro dan kontranya apotek rakyat. Banyak hal positif yang bisa kita dapat dari permenkes ini, kita bisa lihat usaha usaha untuk memudahkan rakyat untuk mendapatkan standar kesehatan yang layak khususnya dalam asuhan kefarmasian dan kita juga dapat melihat usaha-usaha untuk menertibkan pasar-pasar obat gelap yang ada di Indonesia yang nantinya akan berdampak positif juga buat perekonomian Indonesia. Namun, sejalan dengan perkembangannya, apotek rakyat juga butuh

perbaikan atau revisi, baik dari kepmenkesnya sendiri ataupun kebijakan-kebijakan lain di bidang kesehatan yang nantinya akan berujung kepada Indonesia Sehat. II.4. Tata Cara Memperoleh Izin Apotek Rakyat Tata cara memperoleh izin apotek rakyat :

Permohonan Izin Rakyat diajukan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan menggunakan contoh Formulir Model APR-1.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja setelah menerima permohonan dapat meminta bantuan teknis kepada Kepala Balai POM untuk melalukan pemeriksaan setempat terhadap kesiapan Apotek untuk melakukan kegiatan.

Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM selambatlambatnya 6 (enam) hari kerja setelah permintaan bantuan teknis dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan hasil pemeriksaan setempat dengan menggunakan contoh Formulir Model APR-2

Dalam hal pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 dan 3 tidak dilaksanakan, Apoteker Pemohon dapat membuat surat pernyataan siap melakukan kegiatan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dengan tembusan kepada Kepala Dinas Propinsi dengan

menggunakan contoh Formulir Model APR-3

Dalam jangka waktu 12 (dua belas) hari kerja setelah diterima laporan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud angka 3, atau pernyataan dimaksud

angka 4, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat mengeluarkan Surat Izin Apotek dengan menggunakan contoh Formulir Model APR-4

Dalam hal hasil pemeriksaan Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM dimaksud angka 3 masih belum memenuhi syarat Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja mengeluarkan Surat Penundaan dengan menggunakan contoh Formulir Model APR-5Terhadap Surat Penundaan sebagai mana dimaksud dalam ayat 6, apoteker diberi kesempatan untuk melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi selambat-lambatnya dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal Surat Penundaan.

Terhadap permohonan izin Apotek Rakyat yang ternyata tidak memenuhi persyaratan, atau lokasi Apotek tidak sesuai dengan permohonan, maka Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dalam jangka waktu selambat-lambatnya 12 (dua belas) hari kerja wajib mengeluarkan Surat Penolakan disertai dengan alasan-alasannya dengan menggunakan contoh Formulir Model APR-6.

BAB III PENUTUP I.1. Kesimpulan I.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA Siswosoediro, Henry S., 2008, Buku Pintar Pengurusan Perizinan dan Dokumen, Penerbit visimedia, Jakarta. Spillane, James l., 2010, Ekonomi Farmasi, Yogyakarta, Penerbit Grasindo. Suryadharma, B., 2009, Apotek Rakyat, diakses

http://berlysuryadharma.blogspot.com/2009/06/apotik-rakyat.html, Kendari, 11 mei 2013.

Restiasari, Anggi., 2010, Tesis Kepastian Hukum Apotek Rakyat dan Pekerjaan Kefarmasian, Semarang, Program Pasca Sarjana Magister Hukum Kesehatan Universitas Katolik Soegijapranata.

You might also like