You are on page 1of 8

MAKALAH SISTEM INTEGUMEN II Pengkajian Vaskularisasi, Hidrasi, Kuku dan Rambut pada Sistem Integumen

DISUSUN OLEH: KELOMPOK II


JULIATI MERITA NIA. W. S M. IMAMSYAH NURMAH NURAINI

PRODI S1 REGULER KELAS IVA/VII

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH PONTIANAK TAHUN AJARAN 2012/2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas kehendak-Nya jugalah makalah ini dapat kami selesaikan. Adapun tujuan pembuatan makalah untuk memaparkan mengenai pengkajian kuku dan rambut pada sistem integumen Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan. Namun berkat bimbingan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat terselesaikan,walaupun masih banyak kekurangannya. Semoga dengan Makalah ini kita dapat menambah ilmu pengetahuan serta wawasan mengenai pengkajian kuku dan rambut pada sistem integumen.

Penulis

Pontianak, 10 Oktober 2012

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Perawat masa kini dituntut untuk dapat menguasai dan mengaplikasikan metode pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach) didalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Maka perawat harus mempunyai pengetahuan dan kterampilan mengkaji, merumuskan diagnosis keperawatan, memformulasikan rencana tindakan keperawatan, dan membuat evaluasi. Pengkajian merupakan tahap yang paling utama dalam proses keperawatan, dimana pada tahap ini perawat melakukkan pengkajian data yang diperoleh dari hasil waawancara/anammesis, laporan teman sejawat, catatan kesehatan lain dan hasil dari pengkajian fisik. Pengkajian fisik dalam keperawatan pada dasarnya mengunakan cara-cara yang sama dengan ilmu kedokteran yaitu: inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Pengkajian fisik kedokteran biasanya dilakukan dan diklasifikasikan menurut sisitem tubuh manusia dimana tujuan akhirnya adalah untuk menentukan penyebab dan jenis penyakit yang diderita pasien. Sedangkan pengkajian fisik bagi perawat yaitu untuk menentukan respon pasien terhadap penyakit/berfokus pada respon yang ditimbulkan pasien akibat masalah kesehatan yang sudah di diagnose oleh dokter. Dengan kata lain perawat meneruskan tindakan keperawatan kepada pasien yang sudah di diagnosis oleh dokter. B. Masalah Berdasarkan rumusan latar belakang diatas maka dapat diambil masalah mengenai begaimana pengkajian kuku dan rambut pada sistem integumen

C. Tujuan Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara mengkaji dan mengetahui kelainan kuku dan rambut pada sistem integumen

BAB II PEMBAHASAN A. Kuku Kuku merupakan bagian terminal lapisan tanduk (stratum korneum) yang menebal. Bagian kuku yang terbenam disebut akar kuku (nail root), bagian terbuka diatas jaringan lunak kulit pada ujung jari disebut badan kuku (nail plate). Bagian paling ujung adalah bagian kuku yang bebas, sisi kuku agak mencekung membentuk alur kuku (nail groove). Kulit tipis yang menutupi kuku dibagian proximal disebut oponikium, bagian kulit yang ditutupi bagian kuku bebas disebut Hiponikium. Kuku tumbuh dari akar kuku keluar dengan kecepatan tumbuh 1 mm/minggu. B. Rambut Rambut terdiri dari bagian yang terbenam dalam kulit (akar rambut) & bagian yang berada diluar kulit (batang rambut). Ada 2 macam tipe rambut yaitu: 1) Rambut Lanugo: Rambut halus, tidak mengandung pigmen, terdapat pada bayi. 2) Rambut Terminal: Rambut lebih kasar, mengandung banyak pigmen, mempunyai medulla, terdapat pada orang dewasa. Pertumbuhan rambut dipengaruhi oleh Hormon Androgen. Rambut tumbuh secara Siklik, artinya rambut mengalami berbagai fase, yaitu: 1) Fase Pertumbuhan (Fase Anagen) 2) Fase Istirahat (Telogen): 15% 3) Fase Katagen (Involusi Temporer): fase diantara kedua fase tersebut yaitu fase dimana rambut mengalami pertumbuhan (Anagen) 85% Karakteristik rambut normal: 1) Berkilat 2) Elastis 3) Tidak mudah patah 4) Dapat menyerap air Komposisi rambut: 1) Karbon 50-60% 2) Hidrogen 6,36% 3) Nitrogen 17,14%

4) Sulfur 5,0% 5) Oksigen 20,80% C. Pengkajian Kuku dan Rambut a) Kuku 1. Inspeksi Bentuk. Tidak normal (Anonyhia): tidak mempunyai kuku sama sekali Kelengkungan. Normal: datar atau sedikit lengkung Jika ditemukan adanya clubbing, sudut kuku 180 derajat, mengindikasikan
adanya hipoksia kronik

Adhesi. Normal: kuat tidak mudah dicabut Permukaan kuku. Normal: lembut dan datar Warna. Normal: pink Pelunakan pada pangkal kuku(seperti spons apabila dipalpasi). Kuku yang membiru dan keunguan dapat mengindikasikan terjadinya sianosis. Jika warna pucat, bisa saja terjadi penurunan aliran darah ke perifer 2. Palpasi Capillary refill time: warna kembali normal setelah 3-5 detik b) Rambut. Dilaksanakan secara inspeksi dan palpasi mencakup: warna, tekstur dan distribusinya. 1. Warna rambut bisa hitam atau putih atau kelabu ketika seorang menjadi tua, tetapi ada juga yg kelabu (beruban) pada usia muda karena factor herediter. Orang albinosme (tidak adanya pigmentasi secara partial atau total) terjadi uban sejak lahir karena mempunyai factor genetic. 2. Tekstur rambut perlu dilihat tentang: Rambut yang tumbuh diseluruh tubuh memiliki tektur yang halus, kecuali pada daerah axila dan pubis. Rambut tebal. Perombak, kering dan mudah patah, rambut berminyak Rambut yang mudah patah dan kering akibat pewarna rambut yang berlebihan, atau karena pemakaian produk rambut komerssial yang berlebihan.

3. Distribusi Laki-laki cenderung memiliki rambut pada wajah dan badan ketimbang wanita Kerontokan rambut allopesia bisa terjadi akibat kebiasaan mencabut rambut, pemakaian bahan pewarna, minyak rambut, pemakai preparat kemotherapi, infeksi jamur, dan penyakit kanker pada kulit kepala Perubahan lain. Hirtsutisme (peningkatan rambut tubuh) dapat terlihat pada wanita pada saat wanita mulai menfause.(ketika hormone estrogen tidak berfungsi lagi terutama sekali di daerah wajah.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Kuku merupakan bagian terminal lapisan tanduk (stratum korneum) yang menebal. Bagian kuku yang terbenam disebut akar kuku (nail root), bagian terbuka diatas jaringan lunak kulit pada ujung jari disebut badan kuku (nail plate). Bagian paling ujung adalah bagian kuku yang bebas, sisi kuku agak mencekung membentuk alur kuku (nail groove). Kulit tipis yang menutupi kuku dibagian proximal disebut oponikium, bagian kulit yang ditutupi bagian kuku bebas disebut Hiponikium. Kuku tumbuh dari akar kuku keluar dengan kecepatan tumbuh 1 mm/minggu. Rambut terdiri dari bagian yang terbenam dalam kulit (akar rambut) & bagian yang berada diluar kulit (batang rambut). Pertumbuhan rambut dipengaruhi oleh Hormon Androgen. B. Saran Penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

You might also like