You are on page 1of 47

TUGAS I

MATA KULIAH

DASAR TEKNIK TENAGA LISTRIK

Oleh

Anak Agung Dewi Sintyarianti 1019451047

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM NON REGULER UNIVERSITAS UDAYANA KAMPUS SUDIRMAN BALI 2013

Soal

: Membuat ringkasan tentang listrik dan permasalahannya !

Pengertian listrik
Di dalam kelistrikan akan dihasilkan listrik statis yang dibangkitkan dengan menggosokkan sebatang gelas, anggaplah ia sebagai barang ajaib dari benda kemudian banyak teori yang tumbuh dan sekarang teori itu diterima dan disebut teori elektron yang timbul sekitar tahun 1900. Arus listrik dapat disamakan dengan cairan di dalam sebuah pipa bila disambungkan sebuah penghantar ke pole-pole sumber arus. Arus listrik berarti arus dari listrik yang mengalir melalui penghantar dan konsumer-konsumer pada suatu rangkaian tertutup. Arus listrik menimbulkan efek di dalam penghantar dan pada konsumer. Arah Arus Listrik Arah arus listrik mengalir dari pole-pole positif melalui rangkain listrik ke pole negatif. Arah arus listrik bertentangan dengan arus elektron sesuai dengan teori gerak elektron dari pole negatif melalui rangkaian listrik ke pole positif. Yang perlu diketahui bahwa bila arus listrik mengalir di dalam satu arah maka bersamaan dengan itu arus elektron berlawanan arahnya. Akibat Listrik a. Efek panas Suatu kawat bila dilalui arus akan menjadi panas. Pada teknologi kendaraan bermotor efek panas ini digunakan misalnya pada busi pijar untuk motor diesel, pemanas listrik jendela belakang kendaran, kumparan pemanas rokok dan di dalam lampu pijar dimana filamen dipanaskan sampai satu temperatur yang tinggi sehingga dapat mengeluarkan cahaya terang. b. Efek magnet listrik Arus listrik yang mengalir melalui suatu konduktor menimbulkan lapangan magnet di sekeliling konduktor, kejadian ini dimanfatkan pada komponen kendaraan, misalnya : regulator, relai stater, koil penyalaan dan sebaginya. c. Efek kimia listrik Arus listrik menyebabkan reaksi bila mengalir melalui suatu elektrolit, misalnya cairan zat asam atau garam. Baterai pada kendaraan adalah suatu komponen dikarenakan oleh efek kimia listrik, pada baterai arus listrik disebabkan oleh reaksi kimia.

Arus Searah ( DC ) dan Arus Bolak Balik ( AC ) Arus searah (DC) adalah sejenis arus yang selalu mempunyai arah arus yang sama melalui rangkaian listrik, itu adalah keadaan dimana sumber listrik dalam rangkaian itu mempunyai kutub yang tak berubah yaitu menghasilkan voltase searah (DC). Arus bolak-balik (AC) adalah sejenis arus yang mempunyai arah bolak-balik karena sumber arus listrik menghasilkan voltase bolak-balik karena sumber arus listrik menghasilkan voltase bolak-balik (voltase alternating). Sistem kelistrikan pada kendaraan bermotor menggunakan arus searah, listriknya berasal dari arus bolak-balik dengan menggunakan inverter. Pada kendaraan bermotor yang memakai generator AC (alternator) memerlukan perubahan arus bolak-balik itu jika alternator sesuai digunakan pada kendaraan bermotor tersebut. Bahaya Listrik di dalam Rumah Lihatlah di sekeliling rumah Anda, ternyata anda sendiri menggunakan listrik dalam banyak hal penerangan, lemari es, televise, perangkat music, dll. Sekarang, karena listrik sudah menjadi gaya hidup, maka pengamatan dan kewaspadaan keamanan listrik sudah selayaknya pula menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Gejala Khas dan Pemicu Kecelakaan Listrik Sewaktu menggunakan listrik dalam rumah, awasilah sejumlah gejala / pemicu berikut yang dapat menyebabkan kecelakaan listrik Mengalami sengatan listrik Sering mengganti sekring atau menyetel ulang pemutus sirkuit Stopkontak , panel, kabel,dll yang berlebihan panas Tanda bakar hitam pada stopkontak , sakelar atau panel Terlalu banyak adaptor dan kabel sambungan Sirkuit pengkabelan yang tidak memadai :

Baik langsung atau tidak langsung, gejala / pemicu di atas dapat menyebabkan sengatan listrik dan/atau kebakaran.

Cara Membuat Kelistrikan Rumah Lebih Aman Dengan memahami dasar instalasi listrik rumah yang khas akan membantu Anda untuk menyadari masalah keselamatan yang terlibat.

Gambar 1. Pengkabelan 3-inti

Gambar 2. Instalasi listrik

Menjamin Perlindungan Pembumian Instalasi listrik pemukiman di Indonesia yang tidak dilengkapi dengan perlindungan pembumian ( Grounding ), tetap menjadi penyebab utama kecelakaan listrik. Pembumian ( Indonesia ), Grounding ( AS ), atau Earthing ( Inggris ) listrik, memberikan lintasan aman bagi listrik, yang merupakan konduktor listrik sangat baik untuk mengalirkan kembali arus ke bumi dari outlet, pengikatan/pemasangan, perangkat atau alat yang rusak (Gb 3). Jika tidak dilengkapi dengan pembumian, perangkat yang rusak di rumah anda dapat menyebabkan anda terkena sengatan listrik karena anda menjadi bagian dari sirkuit listrik tersebut (Gb.4)

Penggunaan sambungan kabel/adaptor Penggunaan kabel sambungan dan adaptor adalah hal yang lumrah dilakukan dalam rumah yang tidak tersedia outlet stopkontak yang memadai. Kebiasaan ini dapat menyebabkan sejumlah bahaya keselamatan, meliputi : Tersandung kabel sambungan yang longgar dan tergeletak di lantai Kabel sambungan menjadi terlalu panas dan berpotensi menyebabkan resiko kebakaran akibat kelebihan beban Kabel sambungan aus/rusak Penggunaan kabel sambungan di bawah karpet (menyebabkan kebakaran rumah) Berpotensi terkena sengatan listrik akibat penanganan adaptor dan kabel yang berlebihan

Masalah Lainnya Masalah pokok lainnya yang berdampak pada keamanan pelistrikan dalam rumah, adalah : Instalasi yang sudah lama (tanda-tanda bahwa jalinan kabel instalasi sudah waktunya ditata kembali, antara lain, isolasi yang aus atau rusak, sering terjadi lonjakan listrik atau letupan sekring, cahaya lampu meredup bila lemari es atau AC menyentak listrik / kick-in) Tidak ada perlindungan Piranti Arus Sisa (Residual Current Devices) Pemutus arus yang melebihi ukuran.

TUGAS II
MATA KULIAH

DASAR TEKNIK TENAGA LISTRIK

Oleh

Anak Agung Dewi Sintyarianti 1019451047

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM NON REGULER UNIVERSITAS UDAYANA KAMPUS SUDIRMAN BALI 2013

Soal

: Jelaskan konversi energi, transmisi energi dan distribusi energi listrik dengan blok diagram! 1. Konversi Energi ( Dari Sumber Energi lain menjadi Energi Listrik )

2. Transmisi Energi Listrik

3. Distribusi Energi Listrik

TUGAS III
MATA KULIAH

DASAR TEKNIK TENAGA LISTRIK

Oleh

Anak Agung Dewi Sintyarianti 1019451047

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM NON REGULER UNIVERSITAS UDAYANA KAMPUS SUDIRMAN BALI 2013

Soal

: Sebutkan sumber-sumber listrik arus searah yang saudara ketahui. Jelaskan!

Listrik Arus Searah Arus listrik searah (Direct Current atau DC) adalah aliran elektron dari suatu titik yang

energi potensialnya tinggi ke titik lain yang energi potensialnya lebih rendah. Arus searah dulu dianggap sebagai arus positif yang mengalir dari ujung positif sumber arus listrik ke ujung negatifnya. Pengamatan-pengamatan yang lebih baru menemukan bahwa sebenarnya arus searah merupakan arus negatif (elektron) yang mengalir dari kutub negatif ke kutub positif. Aliran elektron ini menyebabkan terjadinya lubang-lubang bermuatan positif, yang tampak mengalir dari kutub positif ke kutub negatif. Contoh dari penggunaan listrik arus searah yaitu penyaluran tenaga listrik komersil yang pertama (dibuat oleh Thomas Alfa Edison di akhir abad ke 19) menggunakan listrik arus searah. Generator komersiel yang pertama di dunia juga menggunakan listrik arus searah. Dengan perkembangan teknologi elektronika saat ini, listrik arus searah (DC) dapat dihasilkan dengan cara merubah Arus bolak-balik (AC) menjadi Arus Searah (DC) dengan menggunakan suatu alat yang disebut Power Supply atau Adaptor. Sebagai dasar dari rangkaian Power Supply adalah sebuah komponen diode yang dapat berfungsi sebagai penyearah, artinya adalah dapat merubah dan menyearahkan arus bolak-balik (AC) menjadi Arus Searah (DC). Sumber sumber listrik arus searah Semua sumber listrik yang dapat menimbulkan arus listrik tetap terhadap waktu dan arah tertentu disebut sumber-sumber listrik arus searah. Sumber listrik arus searah dibagi menjadi empat macam. 1) Elemen Elektrokimia Elemen elektrokimia adalah sumber listrik arus searah dari proses kimiawi. Dalam elemen ini terjadi perubahan energi kimia menjadi energi listrik. Elemen elektrokimia dapat dibedakan berdasarkan lama pemakaiannya sebagai berikut : a) Elemen Primer Elemen primer adalah sumber listrik arus searah yang memerlukan penggantian bahan setelah dipakai. Contoh elemen primer sebagai berikut: Elemen Volta

Elemen volta adalah sejenis baterai kuno yang diciptakan oleh Alesandro Volta. Elemen volta masih diterapkan sampai saat ini. Meskipun bentuknya sudah dimodifikasi. Elemen volta terdiri atas 2 elektroda dari logam yang berbeda yang dicelupkan pada cairan asam atau larutan garam. Pada zaman dahulu, cairan asam atau garam tersebut berupa kain yang dicelup dalam larutan garam/asam. Elemen Daniell

Penemu elemen daniel adalah John Frederic Daniell. Elemen Daniell adalah elemen yang gaya gerak listriknya agak lama karena adanya depolarisator. Depolarisator adalah zat yang dapat menghambat terjadinya polarisasi gas hidrogen. Depolarisator pada elemen ini adalah larutan tembaga (sulfat). Elemen Leclanche

Jenis elemen leclanche ada dua macam, yaitu elemen kering dan basah, terdiri atas dua bejana kaca yang berisi: batang karbon sebagai kutub positif (anoda) batang seng sebagai kutub negatif (katoda) Batu kawi sebagai depolarisator larutan amonium klorida sebagai elektrolit Elemen Kering

Elemen kering adalah sumber arus listrik yang dibuat dari bahan-bahan kering yang tidak dapat diisi kembali (sekali pakai). Elemen ini termasuk elemen primer. Contoh elemen kering antara lain, batu baterai dan baterai perak oksida (baterai untuk jam tangan). Bahan untuk kutub positif digunakan batang karbon, dan untuk kutub negatif digunakan lempeng seng. b) Elemen Sekunder Elemen sekunder adalah sumber arus listrik yang tidak memerlukan penggantian bahan pereaksi (elemen) setelah sumber arus habis digunakan. Sumber ini dapat digunakan kembali setelah diberikan kembali energi (diisi atau disetrum). Contoh dari elemen sekunder yaitu akumulator (aki). Akumulator adalah termasuk sumber listrik yang dapat menghasilkan Tegangan Listrik Arus Searah (DC). Prinsip kerja dari aumulator adalah berdasarkan proses kimia. Secara sederhana, prinsip kerja akumulator dapat dijelaskan sebagai berikut :

Pemakaian

Pada saat akumulator dipakai, terjadi pelepasan energi dari akumulator menuju lampu. Dalam peristiwa ini, arus listrik mengalir dari kutub positif ke pelat kutub negatif. Setelah akumulator dipakai beberapa saat, pelat kutub negatif dan positif akan dilapisi oleh sulfat. Hal ini menyebabkan beda potensial kedua kutub menjadi sama dan kedua kutub menjadi netral. Pengisian

Setelah kedua kutub netral dan arus tidak mengalir, kita harus menyetrum aki agar dapat digunakan kembali. Pada saat aki diestrum, arah arus berlawanan dengan pada saat digunakan,yaitu dari kutub negatif ke positif. Contoh lainnya seperti batu baterai yang digunakan pada telepon genggam (Hp), laptop, kamera, lampu emergensi dll. 2) Generator Arus Searah Generator arus searah adalah alat yang digunakan untuk mengubah energi gerak (mekanis) menjadi energi listrik dengan arus searah. Generator DC dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan dari rangkaian belitan magnet atau penguat eksitasinya terhadap jangkar (anker), jenis generator DC yaitu : Generator penguat terpisah Generator shunt Generator kompon

Generator DC terdiri dua bagian, yang pertama stator, yaitu bagian mesin DC yang diam, dan yang kedua, bagian rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator terdiri dari: rangka motor, belitan stator, sikat arang, bearing dan terminal box. Sedangkan bagian rotor terdiri dari: komutator, belitan rotor, kipas rotor dan poros rotor. Prinsip kerja generator ini adalah induksi elektromagnetik (perubahan medan magnet yang terjadi pada kumparan kawat sehingga terjadi arus listrik). Pembangkitan tegangan induksi oleh sebuah generator diperoleh melalui dua cara : Dengan menggunakan cincin-seret, menghasilkan tegangan induksi bolakbalik. Dengan menggunakan komutator, menghasilkan tegangan DC.

3) Termoelemen Termoelemen adalah sumber arus listrik searah dari proses yang terjadi karena adanya perbedaan suhu. Termoelemen mengubah energi panas menjadi energi listrik. Peristiwa ini dikemukakan oleh Thomas John Seebach pada tahun 1826. Arus yang ditimbulkan dari kejadian ini disebut termoelemen. Semakin besar perbedaan suhu antara A dan B, semakin besar arus yang mengalir. Tetapi, karena arus yang dihasilkan relatif kecil, termoelemen belum dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

4) Sel Surya (Solar Cell) Sel surya atau sel photovoltaic, adalah sebuah alat semikonduktor yang terdiri dari sebuah wilayah-besar dioda p-n junction, di mana, dalam hadirnya cahaya matahari mampu menciptakan energi listrik yang berguna. Pengubahan ini disebut efek photovoltaic. Bidang riset berhubungan dengan sel surya dikenal sebagai photovoltaics. Sel surya memiliki banyak aplikasi. Mereka terutama cocok untuk digunakan bila tenaga listrik dari grid tidak tersedia, seperti di wilayah terpencil, satelit pengorbit bumi, kalkulator genggam, pompa air, dll. Sel surya (dalam bentuk modul atau panel surya) dapat dipasang di atap gedung di mana mereka berhubungan dengan inverter ke grid listrik dalam sebuah pengaturan net metering. Prinsip kerjanya sebagai berikut. Jika pelat foil alumunium terkena cahaya matahari, maka pelat alumunium akan panas dan diteruskan ke pelat silikon. Silikon bersifat semikonduktor, sehingga pada suhu yang tinggi, elektron-elektron akan terlepas dan menempel pada foil alumunium dan muatan-muatan positifnya menempel pada foil besi. Jika kedua foil dihubungkan melalui rangkaian luar, maka akan menimbulkan aliran elektron. Ini karena pada kedua foil tersebut, terdapat perbedaan potensial. Potensial yang dibangkitkan oleh sel surya sangat kecil sehingga membutuhkan banyak sekali sel Sel surya juga terlalu mahal sehingga penggunaannya sangat terbatas pada alat-alat tertentu saja. Besar arusnya pun sangat bergantung pada intensitas cahaya yang menembus pelat, jumlah sel yang ada, dan luas penampang yang terkena cahaya. Contoh barang yang telah menggunakan tenaga surya yaitu, mobil listrik tenaga surya dan sumber energi pada satelit.

LATIHAN DTTL
MATA KULIAH

DASAR TEKNIK TENAGA LISTRIK

Oleh

Anak Agung Dewi Sintyarianti 1019451047

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM NON REGULER UNIVERSITAS UDAYANA KAMPUS SUDIRMAN BALI 2013

Soal Latihan 1. Jelaskan mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor listrik secara umum! 2. Apa yang dimaksud dengan: a. Tegangan listrik b. Arus listrik c. Resistasi d. Kapasitor e. Induktor 3. Jelaskan : a. Hukum Ohm b. Hukum Faraday c. Hukum Khircoff arus d. Hukum Khircoff tegangan 4. Jelaskan prinsip kerja: a. PLTU b. PLTA c. PLTB (PLT Angin) d. PLTS 5. Apa yang dimaksud dengan: a. Rectifier b. Inverter c. DC Chopper d. Cyclokonverter 6. Untuk mengukur apakah alat-alat ukur di bawah ini: a. Ampere meter b. Volt meter c. Ohm meter d. Frekuensi meter e. Thermometer 7. Mengapa dalam sistem tenaga listrik diperlukan sistem Distribusi dan Transmisi? 8. Sebutkan dan jelaskan prinsip kerja beban-beban listrik yang saudara ketahui! 9. Jelaskan perbedaan dan persamaan motor dc dengan motor ac! 10. Mengapa siswa T. Elektro perlu memahami Dasar Teknik Tenaga Listrik?

1. Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor listrik secara umum, adalah Motor listrik

Gambar 1. Motor Listrik

Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Alat yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi mekanik menjadi energi listrik disebut generator atau dinamo. Motor listrik dapat ditemukan pada peralatan rumah tangga seperti kipas angin, mesin cuci, pompa air dan penyedot debu. Motor listrik yang umum digunakan di dunia Industri adalah motor listrik asinkron, dengan dua standar global yakni IEC dan NEMA. Motor asinkron IEC berbasis metrik (milimeter), sedangkan motor listrik NEMA berbasis imperial (inch), dalam aplikasi ada satuan daya dalam horsepower (hp) maupun kiloWatt (kW). Motor listrik IEC dibagi menjadi beberapa kelas sesuai dengan efisiensi yang dimilikinya, sebagai standar di EU, pembagian kelas ini menjadi EFF1, EFF2 dan EFF3. EFF1 adalah motor listrik yang paling efisien, paling sedikit memboroskan tenaga, sedangkan EFF3 sudah tidak boleh dipergunakan dalam lingkungan EU, sebab memboroskan bahan bakar di pembangkit listrik dan secara otomatis akan menimbulkan kerugian. Prinsip kerja motor listrik

Gambar 2. Prinsip kerja motor listrik

Pada motor listrik tenaga listrik diubah menjadi tenaga mekanik. Perubahan ini dilakukan dengan mengubah tenaga listrik menjadi magnet yang disebut sebagai elektro magnet. Sebagaimana kita ketahui bahwa : kutub-kutub dari magnet yang senama akan tolakmenolak dan kutub-kutub tidak senama, tarik-menarik. Maka kita dapat memperoleh gerakan jika kita menempatkan sebuah magnet pada sebuah poros yang dapat berputar, dan magnet yang lain pada suatu kedudukan yang tetap.

2. A Tegangan Listrik

Gambar 3.Voltase dapat diukur dengan menggunakan alat multimeter

Tegangan listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, dan dinyatakan dalam satuan volt. Besaran ini mengukur energi potensial dari sebuah medan listrik yang mengakibatkan adanya aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik. Tergantung pada perbedaan potensial listriknya, suatu tegangan listrik dapat dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi. Secara definisi tegangan listrik menyebabkan obyek bermuatan listrik negatif tertarik dari tempat bertegangan rendah menuju tempat bertegangan lebih tinggi. Sehingga arah arus listrik konvensional di dalam suatu konduktor mengalir dari tegangan tinggi menuju tegangan rendah. Analogi Secara sederhana, sirkuit elektronik dapat dianalogikan sebagai aliran air dalam pipa yang didorong oleh pompa air. Perbedaan tekanan air dari satu titik dekat pompa dan titik lain di ujung pipa dapat dianalogikan dengan potensial tegangan listrik. Jika pompa mulai bekerja tekanan air dalam pipa pada titik di dekat pompa menjadi lebih tinggi sehingga air dalam pipa mulai terdorong dari satu titik (dekat pompa) menuju titik yang lain (ujung pipa). Pergerakan air ini (yang disebabkan perbedaan tekanan) mampu melakukan usaha, misalnya memutar turbin. Begitu pula dalam sirkuit elektronik, perbedaan potensial tegangan (misalnya dihasilkan oleh baterai) mampu melakukan usaha pula, misalnya memutar motor listrik. Jika dalam analogi, air pompa tidak bekerja, maka tidak ada perbedaan tekanan dan air tidak mengalir. Begitu pula untuk sirkuit elektronik, jika baterai, misalnya, habis, maka tidak ada perbedaan potensial tegangan listrik dan motor listrik tidak akan berputar.

Analogi ini cukup berguna untuk memahami beberapa konsep elektronik. Misalnya energi yang diperlukan untuk menggerakkan air dalam pipa sama dengan tekanan dikali volume air yang bergerak. Hal ini senada dalam dunia elektronik, energi yang diperlukan untuk menggerakkan elektron dalam konduktor sama dengan besar tegangan dikali jumlah muatan yang bergerak. Tegangan listrik sangat praktis digunakan untuk mengukur kemampuan suatu sumber energi listrik untuk melakukan usaha. Semakin besar tegangan listrik antara dua titik, maka semakin besar arus yang bisa mengalir.

B Arus Listrik Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan elektron-elektron, mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu.
[1]

Arus listrik dapat diukur dalam satuan Coulomb/detik atau Ampere. Contoh arus listrik dalam kehidupan sehari-hari berkisar dari yang sangat lemah dalam satuan mikroAmpere ( ) seperti di dalam jaringan tubuh hingga arus yang sangat kuat 1-200 kiloAmpere

(kA) seperti yang terjadi pada petir. Dalam kebanyakan sirkuit arus searah dapat diasumsikan resistansi terhadap arus listrik adalah konstan sehingga besar arus yang mengalir dalam sirkuit bergantung pada voltase dan resistansi sesuai dengan hukum Ohm. Arus listrik merupakan satu dari tujuh satuan pokok dalam satuan internasional.[4] Satuan internasional untuk arus listrik adalah Ampere (A). Secara formal satuan Ampere didefinisikan sebagai arus konstan yang, bila dipertahankan, akan menghasilkan gaya sebesar 2 x 10-7 Newton/meter di antara dua penghantar lurus sejajar, dengan luas penampang yang dapat diabaikan, berjarak 1 meter satu sama lain dalam ruang hampa udara.

Arus yang mengalir masuk suatu percabangan sama dengan arus yang mengalir keluar dari percabangan tersebut.
[5]

Untuk arus yang konstan, besar arus

dalam Ampere dapat diperoleh dengan persamaan:

di mana adalah arus listrik,

adalah muatan listrik, dan adalah waktu (time).

Sedangkan secara umum, arus listrik yang mengalir pada suatu waktu tertentu adalah:[6]

Dengan demikian dapat ditentukan jumlah total muatan yang dipindahkan pada rentang waktu 0 hingga melalui integrasi:

Sesuai dengan persamaan di atas, arus listrik adalah besaran skalar karena baik muatan maupun waktu merupakan besaran skalar. Dalam banyak hal sering

digambarkan arus listrik dalam suatu sirkuit menggunakan panah, salah satunya seperti pada diagram di atas. Panah tersebut bukanlah vektor dan tidak membutuhkan operasi vektor. Pada diagram di atas ditunjukkan arus mengalir masuk melalui dua percabangan dan mengalir keluar melalui dua percabangan lain. Karena muatan listrik adalah kekal maka total arus listrik yang mengalir keluar haruslah sama dengan arus listrik yang mengalir ke dalamsehingga . Panah arus hanya menunjukkan arah

aliran sepanjang penghantar, bukan arah dalam ruang. Arah arus

Definisi arus listrik yang mengalir dari kutub positif (+) ke kutub negatif (-) baterai (kebalikan arah untuk gerakan elektronnya) Pada diagram digambarkan panah arus searah dengan arah pergerakan partikel bermuatan positif (muatan positif) atau disebut dengan istilah arus konvensional.

Pembawa muatan positif tersebut akan bergerak dari kutub positif baterai menuju ke kutub negatif. Pada kenyataannya, pembawa muatan dalam sebuah penghantar listrik adalah partikel-partikel elektron bermuatan negatif yang didorong oleh medan listrik mengalir berlawan arah dengan arus konvensional. Sayangnya, dengan alasan sejarah, digunakan konvensi berikut ini: Panah arus digambarkansearah dengan arah pergerakan seharusnya dari pembawa muatan positif, walaupun pada kenyataannya pembawa muatan adalah muatan negatif dan bergerak pada arah berlawanan Konvensi demikian dapat digunakan pada sebagian besar keadaan karena dapat diasumsikan bahwa pergerakan pembawa muatan positif memiliki efek yang sama dengan pergerakan pembawa muatan negatif. Rapat arus Rapat arus (bahasa Inggris: current density) adalah aliran muatan pada suatu luas penampang tertentu di suatu titik penghantar. Dalam SI, rapat arus memiliki satuan Ampere per meter persegi (A/m2).

di mana

adalah arus pada penghantar, vektor J adalah rapat arus yang memiliki arah

sama dengan kecepatan gerak muatan jika muatannya positif dan berlawan arah jika muatannya negatif, dan dA adalah vektor luas elemen yang tegak lurus terhadap elemen.[5] Jika arus listrik seragam sepanjang permukaan dan sejajar dengan dA maka J juga seragam dan sejajar terhadap dA sehingga persamaan menjadi:

maka

di mana

adalah luas penampang total dan

adalah rapat arus dalam satuan A/m2.

C. Resistansi Resistansi adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen elektronik ( misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan listrik yang mempunyai satuan Ohm dapat dirumuskan sebagai berikut : atau di mana V adalah tegangan dan I adalah arus listrik . Resistansi atau tahanan listrik pada konduktor atau penghantar ditentukan dari: Panjang penghantar Jenis material penghantar yang menentukan nilai resistivitas penghantar Temperatur penghantar Diameter atau luas penampang penghantar

D. Kapasitor Kapasitor atau sering disebut kondensator menyimpan energi di dalam medan listrik, adalah suatu alat yang dapat dengan cara mengumpulkan

ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad dari nama Michael Faraday. Kondensator juga dikenal sebagai "kapasitor", namun kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Pertama disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya. Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia "condensatore", bahasa Perancis condensateur, Indonesia dan Jerman Kondensator atau Spanyol Condensador. Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.
Lambang kondensator (mempunyai kutub) pada skema elektronika.

Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju.

Lambang kapasitor (tidak mempunyai kutub) pada skema elektronika.

Pada masa kini, kondensator sering disebut kapasitor (capacitor) ataupun sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C). E. Induktor Sebuah induktor atau reaktor adalah sebuah komponen elektronika pasif (kebanyakan berbentuk torus) yang dapat menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melintasinya. Kemampuan induktor untuk menyimpan energi magnet ditentukan oleh induktansinya, dalam satuan Henry. Biasanya sebuah induktor adalah sebuah kawat penghantar yang dibentuk menjadi kumparan, lilitan membantu membuat medan magnet yang kuat di dalam kumparan dikarenakan hukum induksi Faraday. Induktor adalah salah satu komponen elektronik dasar yang digunakan dalam rangkaian yang arus dan tegangannya berubah-ubah dikarenakan kemampuan induktor untuk memproses arus bolak-balik. Sebuah induktor ideal memiliki induktansi, tetapi tanpa resistansi atau kapasitansi, dan tidak memboroskan daya. Sebuah induktor pada kenyataanya merupakan gabungan dari induktansi, beberapa resistansi karena resistivitas kawat, dan beberapa kapasitansi. Pada suatu frekuensi, induktor dapat menjadi sirkuit resonansi karena kapasitas parasitnya. Selain memboroskan daya pada resistansi kawat, induktor berinti magnet juga memboroskan daya di dalam inti karena efek histeresis, dan pada arus tinggi mungkin mengalami nonlinearitas karena penjenuhan. 3. A Hukum Ohm Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang dikenakan kepadanya. Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis penghantar, namun istilah "hukum" tetap digunakan dengan alasan sejarah. Secara matematis hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan:

Dimana :

adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan Ampere. adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam satuan volt. adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu penghantar dalam satuan ohm. Hukum ini dicetuskan oleh George Simon Ohm, seorang fisikawan dari Jerman

pada tahun 1825 dan dipublikasikan pada sebuah paper yang berjudul The Galvanic Circuit Investigated Mathematically pada tahun 1827. B Hukum Faraday Akibat aliran arus listrik searah ke dalam larutan elektrolit akan terjadi perubahan kimia dalam larutan tersebut. Menurut Michael Faraday (1834) lewatnya arus 1 F mengakibatkan oksidasi 1 massa ekivalen suatu zat pada suatu elektroda (anoda) dan reduksi 1 massa ekivalen suatu zat pada elektroda yang lain (katoda). Hukum Faraday I: Massa zat yang timbul pada elektroda karena elektrolisis berbanding lurus dengan jumlah listrik yang mengalir melalui larutan. W~ W~ W= Q It eIt gek I t F ArLt nF W= Q= e= I= = t= gek = Ar = = n= F= berat zat yang diendapkan (g). jumlah arus listrik = muatan listrik (C) tetapan = (gek : F) kuat arus listrik (A). waktu (dt). massa ekivalen zat (gek). massa atom relatif. valensi ion. bilangan faraday = 96 500 C.

Massa ekivalen = massa zat yang sebanding dengan 1 mol elektron = 6,02 x 1023 e 1 gek 1 mol e

Jika arus listrik 1 F dialirkan ke dalam larutan AgNO3 maka akan diendapkan 1 gram ekivalen Ag. Ag+ (aq) + e Ag (s) 1 mol e 1 mol Ag 1 gram ekivalen Ag

Untuk mendapatkan 1 gram ekivalen Ag diperlukan 1 mol e 1 gram ekivalen Ag = 1 mol e = 1 mol Ag = 108 gram Ag

Jika listrik 1 F dialirkan ke dalam larutan CuSO4 maka akan diendapkan 1 gek Cu. Cu2+ (aq) + 2e Cu (s) 2 mol e 1 mol Cu 1 mol e mol Cu 1 gek Cu = 1 mol e = mol Cu = ( x 64) gram Cu = 32 gram Cu

Q = banyaknya arus listrik yang dialirkan (Coulomb) = I . t (Ampere.detik) Muatan 1 e = 1,6 x 1019 C Muatan 1 mol e = (6,02 x 1023) x (1,6 x 1019) C 96 500 C =1F Hukum Faraday II: Massa dari bermacam-macam zat yang timbul pada elektrolisis dengan jumlah listrik sama, berbanding lurus dengan massa ekivalennya.

W Cu : W Au : W Ag = ArCu : nCu = = ArAu : nAu nAg ArAg

64/1,5 : 197/1 : 108/0,3 96 : 197 : 324

C dan D Hukum Khircoff Hukum-hukum Sirkuit Kirchhoff adalah dua persamaan yang membahas kekekalan muatan dan energi dalam sirkuit listrik, dan pertama dijabarkan pada tahun 1845 oleh Gustav Kirchhoff. Hukum-hukum ini juga sering disebut sebagai Hukum Kirchhoff (lihat juga hukum Kirchhoff untuk arti lain) dan seringkali digunakan dalam teknik elektro.

Kedua hukum sirkuit ini dapat diturunkan dari persamaan Maxwell, tapi Kirchhoff ada sebelum Maxwell dan menggunakan pekerjaan dari Georg Ohm untuk menghasilkan hukumnya. Hukum Arus Kirchhoff

Arus yang memasuki titik percabangan sama besar dengan arus yang meninggalkan titik tersebut.i1 + i4 = i2 + i3 Hukum ini juga disebut Hukum I Kirchhoff, Hukum titik Kirchhoff, Hukum percabangan Kirchhoff, atau KCL (Kirchhoff's Current Law). Prinsip dari kekekalan muatan listrik mengatakan bahwa: Pada setiap titik percabangan dalam sirkuit listrik, jumlah dari arus yang masuk kedalam titik itu sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik tersebut. atau Jumlah total arus pada sebuah titik adalah nol. Mengingat bahwa arus adalah besaran bertanda (positif atau negatif) yang menunjukan arah arus tersebut menuju atau keluar dari titik, maka prinsip ini bisa dirumuskan menjadi :

n adalah jumlah cabang dengan arus yang masuk atau keluar terhadap titik tersebut. Persamaan ini juga bisa digunakan untuk arus kompleks:

Hukum ini berdasar pada kekekalan muatan, dengan muatan (dalam satuan coulomb) adalah hasil kali dari arus (ampere) dan waktu (detik).

Padat muatan berubah Hukum pertama Kirchhoff hanya dapat digunakan jika padat muatan konstan. Anggap arus masuk ke dalam sebuah lempeng dari kapasitor. Jika ada permukaan tertutup di sekitar satu (hanya satu dari dua) lempeng tersebut, arus masuk melalui permukaan tapi tidak keluar, maka kasus ini melanggar hukum pertama Kirchhoff. Namun, arus yang melalui suatu permukaan yang melingkupi seluruh kapasitor (kedua lempeng) akan memenuhi hukum pertama Kirchhoff karena arus yang masuk ke dalam salah satu lempeng akan sama besar dengan arus yang keluar dari lempeng satunya, dan biasanya dalam analisis sirkuit hanya itu yang diperhitungkan, namun masalah akan muncul jika yang dilihat hanya satu lempeng. Contoh kasus lain dimana hukum ini tidak bekerja adalah arus pada antena. Karena pada antena, arus masuk ke dalam antena dari transmitter, tapi tidak ada arus yang keluar dari ujung lainnya. Maxwell memperkenalkan konsep arus perpindahan untuk menjelaskan kasuskasus tersebut. Arus yang masuk ke dalam lempeng kapasitor sama dengan kecepatan akumulasi muatan maka juga sama dengan kecepatan perubahan fluks listrik karena muatan tersebut (fluks listrik juga menggunakan satuan coulomb seperti muatan listrik dalam satuan SI). Kecepatan perubahan fluks inilah, arus perpindahan dan disatukan dengan rumus , yang disebut Maxwell sebagai

Jika arus perpindahan digunakan, maka hukum pertama kirchhoff dapat berlaku kembali. Arus perpindahan bukanlah arus sebenarnya karena bukan berupa muatan yang bergerak, arus perpindahan hanyalah faktor koreksi untuk membuat hukum pertama Kirchhoff berlaku. Dalam kasus lempeng kapasitor, arus sebenarnya yang masuk ke dalam lempeng tersebut dihilangkan dengan jumlah yang sama oleh arus perpindahan yang meninggalkan lempeng tersebut dan menuju lempeng satunya. Hal ini juga bisa dituliskan dengan menggunakan besaran medan vektor dengan menggunakan divergensi dari Hukum Ampre dan koreksi yang diberikan Maxwell, serta menggabungkan dengan hukum Gauss, menghasilkan:

Persamaan ini adalah persamaan kekekalan muatan (dalam bentuk integral, persamaan ini menyatakan bahwa jumlah arus yang keluar dari satu permukaan tertutup sama dengan kecepatan berkurangnya muatan dalam ruang yang ditutupi oleh permukaan tersebut (teorema divergensi). Penggunaan Hukum Kirchhoff dapat digunakan dengan matrix dan merupakan dasar dari hampir semua program simulasi sirkuit, seperti SPICE. Hukum tegangan Kirchhoff

Jumlah dari semua tegangan di sekitar loop (putaran) sama dengan nol. v1 + v2 + v3 - v4 = 0 Hukum ini juga disebut sebagai Hukum kedua kirchhoff, Hukum loop (putaran) Kirchhoff, dan KVL (Kirchhoff's Voltage Law). Prinsip kekekalan energi mengatakan bahwa Jumlah terarah (melihat orientasi tanda positif dan negatif) dari [[beda potensial] listrik (tegangan) di sekitar sirkuit tertutup sama dengan nol. atau secara lebih sederhana, jumlah dari emf dalam lingkaran tertutup ekivalen dengan jumlah turunnya potensial pada lingkaran itu. atau Jumlah hasil kali resistansi konduktor dan arus pada konduktor dalam lingkaran tertutup sama dengan total emf yang ada dalam lingkaran (loop) itu. Mirip dengan hukum pertama Kirchhoff, dapat ditulis sebagai:

Disini, n adalah jumlah tegangan listrik yang diukur. Tegangan listrik ini juga bisa berbentuk kompleks:

Hukum ini berdasarkan kekekalan "energi yang diserap atau dikeluarkan medan potensial" (tidak termasuk energi yang hilang karena disipasi). Diberikan sebuah tegangan listrik, suatu muatan tidak mendapat atau kehilangan energi setelah berputar dalam satu lingkaran sirkuit karena telah kembali ke potensial awal. Hukum ini tetap berlaku walaupun resistansi (yang mengakibatkan disipasi energi) ada dalam sirkuit. Validitas hukum ini dalam kasus tadi dapat dimengerti dengan menyadari bahwa muatan tidak kembali ke tempat asalnya karena ada disipasi energi. Pada terminal negatif, muatan sudah hilang. Artinya energi yang diberikan oleh beda potensial sudah terpakai seluruhnya oleh resistansi yang mengubah energi tadi menjadi disipasi panas. Medan listrik dan potensial listrik Hukum kedua Kirchhoff dapat dianggap sebagai konsekuensi prinsip kekekalan energi. Mengingat bahwa potensial listrik didefinisikan sebagai integral garis terhadap medan listrik, hukum kedua Kirchhoff dapat dituliskan sebagai

yang menyatakan bahwa integral garis medan listrik di sekitar lingkaran tertutup (loop) C adalah nol. Untuk mengembalikannya ke bentuk khusus, integral ini dapat dipisah-pisah untuk mendapatkan tegangan pada komponen tertentu.mponents. Keterbatasan Hukum ini adalah penyederhanaan dari Hukum Induksi Faraday untuk kasus khusus dimana tidak ada fluktuasi medan magnet yang menyambungkan lingkaran tertutup (loop). Maka hukum ini cukup untuk menghitung sirkuit yang hanya berisi resistor dan kapasitor. 4. A Prinsip Kerja PLTU Dalam pengoperasian idealnya, PLTU menggunakan siklus tertutup (closed system). Air yang digunakan sebagai fluida kerjanya dapat digunakan kembali untuk proses berikutnya. Siklus PLTU mengikuti prinsip kerja siklus rankine, yaitu pemanasan suatu fluida (air) oleh heat exchanger kemudian berubah menjadi uap panas. Lalu uap panas tadi masuk ke dalam steam turbin sehingga dapat menggerakkan generator. Setelah itu uap

yang keluar dari generator masuk dalam condensor dan berubah menjadi air kembali. Setelah itu air dipompa masuk ke dalam heat exchanger untuk dipanaskan dan seterusnya sehingga membentuk suatu siklus yang dinamakan siklus Closed cycle.

B Prinsip Kerja PLTA

Pembangkit Listrik Tenaga Air atau disingkat PLTA adalah salah satu pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air sebagai penggerak turbinnya. Cara kerja PLTA adalah merubah energi yang disebabkan dari jatuhnya (mengalir) air sehingga menghasilkan energi listrik. Turbin mengkonversi tenaga gerak jatuh air ke dalam daya mekanik, kemudian generator mengkonversi lagi daya mekanik tadi dari turbin ke dalam tenaga elektrik atau yang biasa kita sebut listrik. PLTA memiliki berbagai macam komponen, diantaranya sebagai berikut: 1. Bendungan Bendungan berfungsi sebagai penampung air dan untuk mengatur agar gerak jatuh air tetap stabil. Hal demikian dimaksudkan untuk menjaga agar listrik tetap dalam kondisi yang sama, tidak cepat atau lambat dan banyak atau sedikitnya listrik yang dihasilkan. 2. Turbin Turbin ini digerakkan oleh gerak jatuh air yang akan mendorong baling-baling. Turbin pada umunya berbentuk seperti kincir angin. Prinsip cara kerja PLTA hampir sama dengan kincir angin. Hanya faktor penggeraknya diganti dengan gerak jatuh air. Setelah baling-baling berputar turbin akan merubah energi kinetik menjadi energi mekanik. 3. Generator

Generator dihubungkan dengan turbin menggunakan roda gigi, sehingga pada saat turbin berputar generator juga akan ikut berputar. Kemudian generator akan merubah energi mekanik yang dihasilkan turbin menjadi energi elektrik. 4. Jalur Transmisi Jalur Transmisi berfungsi untuk menyalurkan energi elektrik tadi menuju ke rumahrumah atau tempat lainnya.

Banyaknya energi listrik yang dihasilkan PLTA. Cara kerja PLTA bergantung pada tingginya permukaan air yang ditampung. Semakin tinggi permukaan air maka semakin tinggi air jatuh dan semakin besar juga tenaga listrik yang dihasilkan. Ketinggian air juga tergantung dari tingginya bendungan. Para ilmuwan mengatakan bahwa tinggi jatuh air berbanding lurus dengan jarak jatuh. PLTA memiliki berbagai macam jenis mulai yang berbentuk mikro-hidro dengan kemampuan mensupalai untuk beberapa rumah saja sampai yang berbentuk raksasa seperti di Bendungan Karangkates yang menghasilkan listrik untuk berjuta-juta rumah dan tempat lainnya. C Prinsip Kerja PLTB ( PLT Angin ) Untuk memahami cara kerja pembangkit listrik tenaga angin silahkan perhatikan bagan alir berikut;

Angin ==> baling-baling ==> poros ==> generator ==> aki ==> beban Energi kinetik angin mendorong baling-baling untuk berputar. Putaran balingbaling menghasilkan gerak mekanik pada poros baling-baling. gerak mekanis poros baling-baling ditransmisikan keporos generator. generator mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Energi listrik dari generator dimasukan ke baterai/aki yang

mengubah sekaligus menyimpan energi listrik tesebut menjadi energi potensial listrik. Jika energi potensial listrik tersebut hendak digunakan beban dihubungkan dengan kedua kutub aki. Beban akan mengubah energi potensial listrik dari aki sesuai dengan fungsi beban tersebut. Untuk lebih jelasnya perhatikan bagian-bagian pembangkit listrik tenaga angin pada gambar berikut :

Sudu baling-baling memindahkan geseran angin kepusat hub yang menghasilkan putaran pada poros utama. Gear-Box transmisi mengubah kecepatan putaran berkecepatan lambat dari poros utama menjadi putaran berkecepatan tinggi. Putaran tinggi tersebut dihubungkan langsung keporos generator yang menyerap dan mengubah putaran tersebut menjadi energi listrik. Gambar diatas menunjukkan komponen-komponen utama PLTB komersial pada bagian turbin pembangkit listriknya. PLTB komersial pada umumnya memiliki daya yang relatif besar (5Kw keatas). Karenanya komponen-komponennya relatif besar dan berat. Maka setiap komponen dibuat secara terpisah untuk memudahkan proses produksi, transportasi, dan instalasi. Namun dalam uraian selanjutnya yang akan kita bahas adalah cara pembuatan PLTB dengan daya yang relatif rendah dibawah5Kw. Sehingga beberapa komponen dapat disederhanakan atau bahkan dihilangkan. Tujuannya antara lain untuk menghemat biaya dan memudahkan pembuatan.

D Prinsip Kerja PLTS

Pembangkit listrik tenaga surya itu konsepnya sederhana. Yaitu mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik. Cahaya matahari merupakan salah satu bentuk energi dari sumber daya alam. Sumber daya alam matahari ini sudah banyak digunakan untuk memasok daya listrik di satelit komunikasi melalui sel surya. Sel surya ini dapat menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang tidak terbatas langsung diambil dari matahari, tanpa ada bagian yang berputar dan tidak memerlukan bahan bakar. Sehingga sistem sel surya sering dikatakan bersih dan ramah lingkungan. Badingkan dengan sebuah generator listrik, ada bagian yang berputar dan memerlukan bahan bakar untuk dapat menghasilkan listrik. Suaranya bising. Selain itu gas buang yang dihasilkan dapat menimbulkan efek gas rumah kaca (green house gas) yang pengaruhnya dapat merusak ekosistem planet bumi kita. Sistem sel surya yang digunakan di permukaan bumi terdiri dari panel sel surya, rangkaian kontroler pengisian (charge controller), dan aki (batere) 12 volt yang maintenance free. Panel sel surya merupakan modul yang terdiri beberapa sel surya yang digabung dalam hubungkan seri dan paralel tergantung ukuran dan kapasitas yang diperlukan. Yang sering digunakan adalah modul sel surya 20 watt atau 30 watt. Modul sel surya itu menghasilkan energi listrik yang proporsional dengan luas permukaan panel yang terkena sinar matahari. Rangkaian kontroler pengisian aki dalam sistemsel surya itu merupakan rangkaian elektronik yang mengatur proses pengisian akinya. Kontroler ini dapat mengatur tegangan aki dalam selang tegangan 12 volt plus minus 10 persen. Bila tegangan turun sampai 10,8 volt, maka kontroler akan mengisi aki dengan panelsurya sebagai sumber dayanya. Tentu saja proses pengisian itu akan terjadi bila berlangsung pada saat ada cahaya matahari. Jika penurunan tegangan itu terjadi pada

malam hari, maka kontroler akan memutus pemasokan energi listrik. Setelah proses pengisian itu berlangsung selama beberapa jam, tegangan aki itu akan naik. Bila tegangan aki itu mencapai 13,2 volt, maka kontroler akan

menghentikan proses pengisian aki itu. Rangkaian kontroler pengisian itu sebenarnya mudah untuk dirakit sendiri. Tapi, biasanya rangkaian kontroler ini sudah tersedia dalam keadaan jadi di pasaran. Memang harga kontroler itu cukup mahal kalau dibeli sebagai unit tersendiri. Kebanyakan sistem sel surya itu hanya dijual dalam bentuk paket lengkap yang siap pakai. Jadi, sistem sel surya dalam bentuk paket lengkap itu jelas lebih murah dibandingkan dengan bila merakit sendiri. Biasanya panel surya itu letakkan dengan posisi statis menghadap matahari. Padahal bumi itu bergerak mengelilingi matahari. Orbit yang ditempuh bumi berbentuk elip dengan matahari berada di salah satu titik fokusnya. Karena matahari bergerak membentuk sudut selalu berubah, maka dengan posisi panel surya itu yang statis itu tidak akan diperoleh energi listrik yang optimal. Agar dapat terserap secara maksimum, maka sinar matahari itu harus diusahakan selalu jatuh tegak lurus pada permukaan panel surya. Jadi, untuk mendapatkan energi listrik yang optimal, sistem sel surya itu masih harus dilengkapi pula dengan rangkaian kontroler optional untuk mengatur arah permukaan panel surya agar selalu menghadap matahari sedemikian rupa sehingga sinar mahatari jatuh hampir tegak lurus pada panel suryanya. Kontroler seperti ini dapat dibangun, misalnya, dengan menggunakan mikrokontroler 8031. Kontroler ini tidak sederhana, karena terdiri dari bagian perangkat keras dan bagian perangkat lunak. Biasanya, paket sistem sel surya yang lengkap belum termasuk kontroler untuk menggerakkan panel surya secara otomatis supaya sinar matahari jatuh tegak lurus. Komponen utama sistem surya fotovoltaik adalah modul yang merupakan unit rakitan beberapa sel surya fotovoltaik. Untuk membuat modul fotovoltaik secara pabrikasi bisa menggunakan teknologi kristal dan thin film. Modul fotovoltaik kristal dapat dibuat dengan teknologi yang relatif sederhana, sedangkan untuk membuat sel fotovoltaik diperlukan teknologi tinggi. Modul fotovoltaik tersusun dari beberapa sel fotovoltaik yang dihubungkan secara seri dan paralel. Biaya yang dikeluarkan untuk membuat modul sel surya yaitu sebesar

60% dari biaya total. Jadi, jika modul sel surya itu bisa diproduksi di dalam negeri berarti akan bisa menghemat biaya pembangunan PLTS. Untuk itulah, modul pembuatan sel surya di Indonesia tahap pertama adalah membuat bingkai (frame), kemudian membuat laminasi dengan sel-sel yang masih diimpor. Jika permintaan pasar banyak maka pembuatan sel dilakukan di dalam negeri. Hal ini karena teknologi pembuatan sel surya dengan bahan silikon single dan poly cristal secara teoritis sudah dikuasai. Dalam bidang fotovoltaik yang digunakan pada PLTS, Indonesia ternyata telah melewati tahapan penelitian dan pengembangan dan sekarang menuju tahapan pelaksanaan dan instalasi. Teknologi ini cukup canggih dan keuntungannya adalah harganya murah, bersih, mudah dipasang dan dioperasikan dan mudah dirawat. Sedangkan kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan energi surya fotovoltaik adalah investasi awal yang besar dan harga per kWh listrik yang dibangkitkan relatif tinggi, karena memerlukan subsistem yang terdiri atas baterai, unit pengatur dan inverter sesuai dengan kebutuhannya. Bahan sel surya sendiri terdiri kaca pelindung dan material adhesive transparan yang melindungi bahan sel surya dari keadaan lingkungan, material anti-refleksi untuk menyerap lebih banyak cahaya dan mengurangi jumlah cahaya yang dipantulkan, semikonduktor P-type dan N-type (terbuat dari campuran Silikon) untuk menghasilkan medan listrik, saluran awal dan saluran akhir (tebuat dari logam tipis) untuk mengirim elektron ke perabot listrik. Cara kerja sel surya sendiri sebenarnya identik dengan piranti semikonduktor dioda. Ketika cahaya bersentuhan dengan sel surya dan diserap oleh bahan semi-konduktor, terjadi pelepasan elektron. Apabila elektron tersebut bisa menempuh perjalanan menuju bahan semi-konduktor pada lapisan yang berbeda, terjadi perubahan sigma gaya-gaya pada bahan. Gaya tolakan antar bahan semi-konduktor, menyebabkan aliran medan listrik. Dan menyebabkan elektron dapat disalurkan ke saluran awal dan akhir untuk digunakan pada perabot listrik. 5. A Rectifier Rectifier adalah sebuah rangkaian yang mengkonversi sebuah sinyal AC (bolak-balik) menjadi sinyal DC (searah). Contoh dari rectifier adalah DC-AC converter. Rectifier dibedakan menjadi 2 berdasarkan input power supply, yaitu rectifier satu fasa dan tiga fasa. Komponen utama dalam penyearah gelombang adalah diode yang dikonfiguarsikan secara forward bias. Ada 3 bagian utama dalam penyearah gelombang pada suatu power

supply yaitu, penurun tegangan (transformer), penyearah gelombang / rectifier (diode) dan filter (kapasitor). Pada dasarnya konsep penyearah gelombang dibagi dalam 2 jenis yaitu, Penyearah setengah gelombang dan penyearah gelombang penuh. Dibawah ini akan dijelaskan mengenai rectifier setengah gelombang dan satu gelombang untuk 1 fasa maupun 3 fasa. 1. Rectifier Satu Fasa Setengah Gelombang Tipe rectifier ini adalah tipe paling sederhana tetapi tidak baik untuk digunakan di aplikasi industri. Tetapi konsep rangkaian ini sangat mudah dimengerti. Selama input tegangan berada pada setangah siklus positif, dioda D1 akan ON dan input voltage akan muncul melewati beban.

Gambar Rangkaian

Gambar gelombang masuk dan keluar rectifier

Perhitungan Rectifier Satu Fasa Setengah Gelombang

2. Rectifier Satu Fasa Gelombang Penuh Sebuah rangkaian penyearah gelombang penuh dengan pusat tapped

transformator. Setiap setengah dari transformator dengan dioda terkait bertindak sebagai penyearah setengah gelombang dan output dari penyearah gelombang penuh. Karena tidak ada arus dc mengalir melalui trafo, tidak ada saturasi dc masalah inti transformator.

Gambar rangkaian Center Tapped

Gambar gelombang masuk dan keluar

Gambar rangkaian Full Bridge

Gambar Keluaran Sinyal

Perhitungan Rectifier Satu Fasa Gelombang Penuh

2. Rectifier Tiga Fasa Setengah Gelombang

Rangkaian Tiga Fasa Setengah Gelombang

Sinyal Masukan dan Keluaran

Perhitungan Rectifier Tiga Fasa Setengah Gelombang

3. Rectifier Tiga Fasa Gelombang Penuh

Gambar Rangkaian Rectifier Tiga Fasa Gelombang Penuh dan Sinyal Masukan dan Keluaran

Perhitungan Rectifier Tiga Fasa Gelombang Penuh

B Infenter Inverter adalah alat yang berkebalikan dengan adaptor. Adaptor, bagi yang belum tahu, berguna untuk mengubah arus AC (bolak-balik) menjadi arus DC (searah). Contoh sederhana adaptor adalah charger handphone, charger laptop, dll. Sebaliknya, inverter mengubah arus DC menjadi arus AC. Dalam bidang elektro, inverter merupakan aplikasi rangkaian osilator daya. Lalu mengapa dibutuhkan inverter? Mungkin Anda akan berpikir, Jika membutuhkan arus AC, ya pakai saja listrik dari jala-jala (PLN). Di sinilah fitur utama inverter yang membedakannya dari arus AC jala-jala. Arus AC yang dihasilkan oleh inverter dapat diatur nilai tegangan dan juga frekuensinya. Arus AC jala-jala hanya memiliki tegangan 220 V dan frekuensi 50 Hz. Dengan trafo, tegangannya dapat diubah tetapi frekuensinya tidak bisa. Kegunaan fitur pengubahan frekuensi oleh inverter dapat kita lihat pada AC (Air Conditioner). AC menggunakan kompresor untuk mendinginkan ruangan. Pada AC tanpa inverter, kompresor ini hanya bisa dijalankan dengan kecepatan penuh, atau tidak dijalankan sama sekali. Jika suhu ruangan terlalu tinggi daripada suhu yang ditetapkan, kompresor dijalankan, jika terlalu rendah, kompresor dimatikan. Kecepatan putar kompresor diatur oleh frekuensi arus bolak-balik yang diberi sehingga arus listrik dari jala-jala hanya bisa memutar kompresor dalam satu kecepatan. Dengan pengaturan frekuensi oleh inverter, kecepatan kompresor bisa diatur sehingga tidak perlu dinyalamatikan, tetapi dijalankan terus dengan kecepatan tertentu (tidak harus kecepatan penuh). Kompresor yang dijalankan secara konstan mengonsumsi energi lebih kecil daripada kompresor yang dinyala-matikan berulang-ulang kali. Hal ini karena pada saat mulai

menyala, kompresor membutuhkan daya sesaat yang besar (bisa ditunjukkan dengan lampu rumah yang berkedip ketika anda menyalakan AC). Maka, AC yang menggunakan inverter bisa lebih hemat daripada AC tanpa inverter.

Selain untuk AC, inverter juga digunakan untuk aplikasi-aplikasi lainnya. Umumnya digunakan untuk menjalankan alat-alat yang terbuat dari motor elektrik AC (arus bolak-balik), misalkan pompa air. Di dunia industri, istilah inverter biasa mengacu pada alat pengendali motor AC. Sebenarnya alat ini terdiri dari penyearah (mengubah arus AC ke DC) dan inverter (DC ke AC), tetapi biasa satu kesatuannya disebut sebagai inverter. C DC Chopper DC Choppers umumnya banyak digunakan pada aplikasi aplikasi industri, ini dikarenakan DC Choppers dapat mengubah sumber tegangan DC yang tetap menjadi tegangan DC yang variabel. Karena DC Choppers mengubah secara langsung dari tegangan DC ke DC dan biasa disebut DC DC Converter. Penggunaan chopper sangat luas mulai dari pengontrolan putaran motor, kereta troli, pengangkat sauh kapal, truk pengangkat barang, dll. Alat alat yang digunakan ini umumnya harus memiliki pengontolan akselarasi yang bagus, efisiensi yang tinggi dan respon yang cepat. Prinsip Kerja Step Down Choppers Prinsip kerja step down choppers dapat dijelaskan dengan gambar 1a. Jika saklar SW ditutup pada saat t1, maka tegangan Vs akan melalui beban. Jika sakalar kemudian dimatikan pada saat t2, tegangan yang melewati beban adalah nol. Betuk gelombang output dan arus beban ditunjukan pada gambar 1b. penggunaan saklar pada chopper dapat implementasikan dengan menggunakan, Power BJT, Power MOSFET, GTO atau SCR.

Gambar 1. Step Down Copper degan beban resistif Tegangan output rata rata dapat dihitung dengan:

Dan arus beban rata rata, Ia = Va/R = k Vs/R, dimana T adalah perioda, k = t1/T, dan f adalah frekuensi. Nilai RMS pada tegangan output adalah :

Daya pada input sama dengan daya output :

Tahanan input efektif dapat diasumsikan dengan,

E Cyclokonverter Cycloconverter adalah rangkaian elektronika daya yang dapat mengubah gelombang masukan AC dengan frekuensi tertentu ke gelombang keluaran AC dengan frekuensi yang berbeda. Pada Figure 1(a) dapat dilihat rangkaian daya cycloconverter satu phasa. Untuk lebih mudah memahami kerja rangkaian ini sehingga dapat menurunkan frekuensi sumber adalah dengan cara membagi topologi ini menjadi 2 buah rangkaian konverter tyristor-P dan rangkaian konverter tyristor-N yang bekerja secara bergantian, seperti terlihat pada Figure 1(b). Konverter tyristor-P bekerja untuk membentuk arus keluaran pada saat periode positip-nya, sedangkan konverter tyristor-N bekerja setelahnya untuk membentuk arus keluaran pada periode negatif arus keluaran.

Pada Figure 2 terlihat bahwa untuk mengubah sumber tegangan AC 50Hz menjadi frekuensi yang lebih rendah (16,67Hz), rangkaian konverter tyristor lengan kiri bekerja sedemikian rupa dengan memainkan sudut penyalaannya selama 1,5 periode sumber. Konverter tyristor lengan kanan bekerja setelahnya.

Pada Figure 3 terlihat bahwa untuk mengubah sumber tegangan AC 50Hz menjadi frekuensi yang lebih rendah (10Hz), rangkaian konverter tyristor lengan kiri

bekerja sedemikian rupa dengan memainkan sudut penyalaannya selama 2,5 periode sumber.

Dari Figure 4. dapat dilihat bahwa setiap konverter tyristor pada rangkaian eqivalen pernah bekerja pada fase retifying dan inverting. Apabila tegangan keluaran dan arus keluaran dari konverter bernilai positip itu artinya konverter-P bekerja sebagai penyearah. Sedangkan bila tegangan keluaran bernilai negatif dan arus keluaran bernilai positip itu artinya aliran daya mengalir dari beban ke sumber, konverter-P bekerja sebagai inverter. Pada fase berikutnya konverter-P akan berhenti bekerja kemudian konverter-N akan bekerja menggantikan peran konverter-P untuk membentuk fase selanjutnya (arus beban negatif).

Gambar berikut adalah rangkaian daya cycloconverter tiga phasa berikut bentuk gelombang yang terjadi pada sisi keluarannya tiap fasa.

Bentuk gelombang keluaran cycloconverter akan lebih baik menyerupai sinus dengan cara menambah jumlah pulsa sumbernya, seperti terlihat pada Figure 6. Figure (a) adalah bentuk gelombang keluaran dengan sumber masukan gelombang AC tiga fasa. Sedangkan Figure (b) adalah bentuk gelombang keluaran dengan sumber masukan gelombang AC enam fasa. Gelombang AC enam fasa dapat dihasilkan dengan cara menjumlahkan gelombang AC tiga fasa dengan gelombang AC tiga fasa tersebut yang digeser sudutnya sejauh 30 derajat dengan menggunankan trafo tiga phasa hubungan wye-delta (trafo penggeser fasa).

6. A. Ampere meter Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik yang ada dalam rangkaian tertutup. Amperemeter mempunyai hambatan dalam yang sangat

kecil, pemakaiannya harus dihubungkan secara seri pada rangkaian yang diukur. Amperemeter yang digunakan untik mengukur kuat arus yang kecil (dalam skala miliampere) disebut miliampermeter. Miliampermeter dapat juga dihunakan untuk mengukur kuat arus listrik yang besar (dalam skala ampere) dengan cara menambahkan hambatan cabang (shunt). Dengan adanya hambatan cabang (shunt) itu, berarti miliamperemeter dapat mengukur kuat arus listrik yang melebihi batas ukurnya. B. Volt meter Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda potensial listrik . Voltmeter biasanya disusun secara paralel (sejajar) dengan sumber tegangan atau peralataan listrik. Cara memasang voltmeter adalah dengan menghubungkan ujung sumber tegangan yang memiliki potensial lebih tinggi (kutub positif) harus dihubungkan ke terminal positif voltmeter,dan ujung sumber tegangan yang memiliki potensial lebih rendah (kutub negatif) harus dihubungkan ke terminal negatif voltmeter. Biasanya voltmeter digunakan untuk mengukur sumber tegangan seperti baterai, elemen Volta, atau aki. C. Ohm meter Ohm-meter adalah alat pengukur hambatan listrik, yaitu daya untuk menahan mengalirnya arus listrik dalam suatu konduktor. Besarnya satuan hambatan yang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam ohm. Alat ohm-meter ini menggunakan galvanometer untuk mengukur besarnya arus listrik yang lewat pada suatu hambatan listrik (R), yang kemudian dikalibrasikan ke satuan ohm. D. Frekuensi meter Frekuensi Meter adalah alat untuk mengukur frekuensi. Frekuensi yang diukur merupakan frekuensi tunggal dan digunakan untuk monitoring perubahan frekuensi listrik dari PLN. Telah kita ketahui bersama bahwa frekuensi listrik dari PLN sebesar 50 Hz. namun dari hasil pengujian yang kita lakukan ternyata tidak selalu konstan 50 Hz. Perubahan frekuensi ini akan mempengaruhi kinerja dari alat-alat elektronik, tentu saja tergantung dari alat elektronik tersebut, ada yang sensitif dengan perubahan frekuensi listrik yang kecil, tapi ada juga yang mempunyai nilai toleransi lebih besar terhadap perubahan frekuensi listrik. Terutama untuk alat-alat industri, akan lebih

membutuhkan monitoring terhadap perubahan frekuensi listrik ini. Berikut adalah frekuensi meter yang telah berhasil kita produksi dengan ketelitian 0,01 Hz E. Thermometer Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu benda dengan tepat dan menyatakannya dengan angka. Suatu termometer biasanya terdiri dari sebuah pipa kaca berongga yang berisi zat cair (alkohol atau air raksa). Bagian atas cairan yang mengisi termometer adalah ruang hampa udara. Termometer dibuat berdasarkan prinsip bahwa volume zat cair akan berubah apabila dipanaskan atau didinginkan. Volume zat cair akan bertambah apabila dipanaskan, sedangkan apabila didinginkan volume zat cair akan berkurang. Naik atau turunnya zat cair tersebut digunakan sebagai acuan untuk menentukan suhu suatu benda. Ada dua macam zat cair yang biasanya digunakan sebagai bahan untuk mengisi termometer. Zat tersebut adalah alkohol dan air raksa.

7. Kenapa diperlukan sistem distribusi dan transmisi dalam sistem tenaga listrik ? Sistem tenaga listrik adalah suatu sistem yang berfungsi untuk membangkitkan, mentransmisikan dan mendistribusikan energi listrik dari pusat pembangkit sampai konsumen

Transmisi Saluran transmisi berfungsi untuk mengirim atau mentransmisikan energi listrik dari pusat pembangkit sampai pada gardu distribusi dengan menggunakan tegangan tinggi dan menengah. Saluran transmisi dibagi dua: 1) Saluran transmisi tegangan tinggi 2) Saluran transmisi tegangan menengah

Distribusi Tenaga Listrik Saluran distribusi berfungsi untuk mendistribusikan energi listrik dari gardu distribusi ke konsumen dengan menggunakan tegangan rendah. Sistem distribusi dapat pula di kelompokkan dalam dua tingkat yaitu : Jaringan Distribusi Primer (Jaringan Distribusi Tegangan Menengah) Jaringan distribusi sekunder (Jaringan Distribusi Tegangan Rendah) Jaringan distribusi primer (JDTM) merupakan suatu jaringan yang letaknya sebelum gardu distribusi berfungsi menyalurkan tenaga listrik bertegangan

menengah (misalnya 6kV atau 20 kV). Hantaran dapat berupa listrik bertegangan rendah (misalnya 220 V/380 V). hantara berupa kabel tanah atau kawat udara yang menghubungkan dari gardu distribusi (sisi sekunder trafo distribusi) ke tempat konsumen atau pemakai (misalnya industri atau rumah-rumah) Sedangkan gardu distribusi sendiri adala suatu tempat/sarana, dimana terdapat transformator step down yaitu transformator yang menurunkan tegangan dari tegangan menengah menjadi tegangan rendah (sesuai kebutuhan konsumen). Tegangan distribusi (nominal) dari beberapa negara, terutama negara tetangga dapat dilihat pada tabel 1.1 Tabel 1.1 Frekwensi dan tegangan suplai (nominal) Negara Burma India Indonesia Philipina Singapura Perancis Jerman Frekwensi 50 50 & 25 50 60 50 50 50 Tingkat pasokan tegangan (nominal) 11 kV; 11,2 kV 127/220 V; 220/380V 22kV;11kV 250/440V; 230/400 V; 230/460 V. 6kV;20kV 127/220 V; 220/380 V. 13,8 kV; 4,16 kV ; 2,4 kV 110/220 V 20kV;6,6kV 230/440 V, 230V 20 kV ; 15 kV 230/380 V; 127/220 V 20kV ; 10kV ; 6kV 220/380 V; 220 V.

Jaringan distribusi primer atau JTM dapat berupa fasa-tiga; rasa-tunggal atau Single Wire Earth Return (SWER). Jaringan Distribusi sekunder atau jaringan tegangan rendah (JTR) dapat berupa fasa-tunggal ; fasa-tiga dengan empat kawat atau fasa-tunggal tida kawat dari sistem JTM SWER. 8. Prinsip Kerja Beban beban Listrik adalah :

9. Perbedaan dan Persamaan Motor DC dan Motor AC adalah : Perbedaan Motor DC dan motor AC adalah Persamaan Motor DC dan Motor AC adalah 10. Mengapa Dasar Teknik Tenaga Listrik perlu dipahami ?

You might also like