Professional Documents
Culture Documents
Variabel 1. Jumlah limbah 2. Kelembaban 3. BOD5 4. Zat padat total 5. Zat padat tersuspensi 6. Zat padat terlarut 7. Nitrogen total 8. Amoniak 9. Fosfor 10. pH
Unit Kg/hari persen Mg/l Kg/hari Kg/hari Kg/hari Mg/l sebagai N Mg/l sebagai N Mg/l sebagai P
Bahan Padat
Penentuan kandungan bahan padat dalam limbah sangat diperlukan dalam evaluasi karakteristik limbah dan dalam penentuan jenis pengolahan yang diperlukan.
Bahan padat dalam limbah cair dapat dibedakan kedalam dua kelompok : Suspended solid (partikel bahan padat yang tersuspensi dalam cairan) volatile solid (mudah menguap) fixed solid Dissolved solid (bahan padat yang terlarut dalan cairan) volatile solid fixed solid Volatile solid diindikasikan dengan kekuatan limbah menjadi busuk
Pembagian bahan padat dalam limbah cair menjadi komponen yang terpisah
Total
solid = volatile solid + fixed solid Total suspended = volatile suspended + fixed suspended Total dissolved = volatile dissolved + fixed dissolved
Nitrogen
Nitrogen dalam limbah cair dapat digolongkan dalam 4 bentuk yaitu :
Limbah segar umumnya mengandung bahan organik tinggi dan nitrogen ammonia rendah. Ammonia adalah hasil dekomposisi bahan organik yang dilakukan oleh bakteri. Nitrit merupakan hasil oksidasi ammonia oleh bakteri. Nitrit hanya ditemukan pada limbah yang telah mengalami dekomposisi oleh bakteri. Kehadiran nitrit menunjukkan bahwa kondisi limbah masih belum stabil Nitrit dapat direduksi kembali menjadi ammonia atau dioksidasi menjadi nitrat.
Nitrat merupakan hasil oksidasi nitrit dan merupakan bentuk nitrogen yang paling stabil dan nitrat merupakan suatu indicator kestabilan limbah dan menunjukkan bahwa proses dekomposisi oleh bakteri telah selesai.
Fosfor Fosfor memegang peranan penting dalam kehidupan, oleh karena itu penting dalam proses pengolahan limbah. Fosfor terdapat dalam air limbah sebagai fosfat dalam bentuk ortofosfat dan polifosfat. Kelebihan fosfor dalam air dapat menstimulasi algal bloom yang mengarah ke organic overloading.
Dalam kondisi kelebihan fosfor, fotosintesis akan melampaui respirasi (P>R). Bila respirasi melampaui fotosintesis (R>P) maka akan terjadi penurunan kandungan oksigen yang kemudian akan menurunkan kandungan NO3 , SO4 dan CO2 karena dikonversi menjadi NH4 , H2S dan CH4 Akibatnya badan air menjadi tercemar proses ini disebut Eutrophication
(penyuburan).
Pada proses pengolahan limbah aktifitas mikroorganisme hanya mampu menurunkan fosfor tidak lebih dari 50%, Penghilangan selanjutnya dapat dilakukan melalui proses pengendapan dengan penambahan kapur, besi atau garam alumunium.
pH
pH digunakan untuk mengontrol operasional berbagai proses pengolahan limbah secara biologis, terutama pada proses anaerob.
Nutrient Cycling
NH3 - Volatilization Inputs Feed Outputs
Meat
Nutrients
Milk
Hay
Mineralization Plant Uptake
NO3 - Leaching
Dipengaruhi :
Bila kandang beratap : kelembaban limbah ternak akan dipengaruhi kemiringan lantai, ventilasi, temperatur, dan kelembaban udara. Drainase baik, ventilasi baik, iklim panas Limbah bentuk padat (mudah untuk dikumpulkan) Drainase buruk, ventilasi buruk Limbah bentuk cair/semi padat
d. Ukuran Ternak
Ternak besar Ternak kecil Produksi limbah ternak : 7-8% BB
e. Bedding Material
jerami, tatal, serbuk gergaji digunakan untuk alas kandang (menyerap air) sebaiknya tidak disatukan dengan kotoran
Limbah peternakan dan pertanian dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar yaitu : limbah padat dan limbah cair (limbah gas dalam jumlah kecil) Limbah cair : adalah limbah yang dapat mengalir bebas (freeflowing) melalui saluran drainase. Limbah padat : adalah limbah yang tidak dikeluarkan/dibuang melalui cerobong/saluran/drainase atau tidak dapat mengalir dengan sempurna.
Jenis limbah akan mempengaruhi proses pengelolaan : a. LIMBAH CAIR limbah organic terlarut : perlakuan secara biologis, land disposal Limbah anorganik terlarut : land disposal, perlakuan secara fisik dan kimia Limbah organik tersuspensi : sedimentasi, perlakuan secara biologis, pengendapan secara kimiawi, land disposal.
Limbah anorganik tersuspensi : sedimentasi, land disposal, dan perlakuan secara kimiawi. b. LIMBAH PADAT Limbah organik : insinerasi, pembuatan kompos, land disposal, dehidrasi, conditioner tanah, pakan ternak Limbah anorganik : land disposal
Bau disebabkan oleh suatu kelompok nyawa radikal yang disebut osmophores (APCA, 1997). yaitu: CHOAldehydes CH2OH- Carbinols CO-2 Carbonyls COOHCarboxyls OHHydroxyl compounds SHSulphydryls
Perbedaan bau yang disebabkan oleh osmophores karena kehadiran molekul berikut
Ethyl Alcohol, sweet-smelling Allyl Alcohol, irritating smell Nonyl Alcohol, offensive smell
Senyawa H2O, H2O2, and CO2 yang mengandung atom oksigen tidak berbau, Bila oksigen digantikan oleh sulfur menjadi hidrogen sulfida (H2S), hidrogen persulfida (H2S2), and karbon disulfida (CS2) berbau.
Fosfor total
Mg/l
0,18
0,05
0,25-0,37
0,00050,0021
pH
7,3
7,5-8,5
Sifat air limbah yang harus diketahui: Volume aliran Konsentrasi organik Sifat-sifat khusus Toksisitas
BOD5 BOD rendah ; COD tinggi bahan organik yang tidak dapat diurai secara biologis atau berupa bahan beracun
Suatu ukuran jumlah oksigen yang digunakan oleh populasi mikroba yang terkandung dalam perairan sebagai respon terhadap masuknya bahan organik yang dapat diurai (May, 1996)
Beberapa alasan BOD digunakan sebagai parameter kualitas limbah (1) BOD penting untuk mengetahui perkiraan jumlah oksigen yang akan diperlukan untuk menstabilkan bahan organik yang ada secara biologi; (2) Untuk mengetahui ukuran fasilitas unit pengolahan limbah; (3) untuk mengukur efisiensi suatu proses perlakuan dalam pengolahan limbah; dan (4) untuk mengetahui kesesuaiannya dengan batasan yang diperbolehkan bagi pembuangan air limbah.
Mengukur kandungan oksigen terlarut awal (DOi) dari sampel segera setelah pengambilan contoh Kemudian mengukur kandungan oksigen terlarut pada sampel yang telah diinkubasi selama 5 hari pada kondisi gelap dan suhu tetap (20oC) yang sering disebut dengan DO5. Selisih DOi dan DO5 (DOi DO5) merupakan nilai BOD yang dinyatakan dalam miligram oksigen per liter (mg/L).
Karena melibatkan mikroorganisme (bakteri) sebagai pengurai bahan organik, maka analisis BOD memerlukan waktu yang cukup Oksidasi biokimia adalah proses yang lambat. Dalam waktu 20 hari, oksidasi bahan organik karbon mencapai 95 99 %, dan dalam waktu 5 hari sekitar 60 70 % bahan organik telah terdekomposisi (Metcalf & Eddy, 1991). Limahari inkubasi adalah kesepakatan umum dalam penentuan BOD BOD5
Bahan organic yang dapat didekomposisi yang digunakan oleh bakteri sebagai bahan makanannya. BOD dapat juga ditentukan dengan menggunakan waktu inkubasi yang berbeda, asalkan dengan menyebutkan lama waktu tersebut dalam nilai yang dilaporkan (misal BOD7, BOD10) agar tidak salah dalam interpretasi atau memperbandingkan. Standar temperatur inkubasi dalam perhitungan BOD adalah 20oC.
Temperatur 20oC adalah nilai rata-rata temperatur sungai beraliran lambat di daerah beriklim sedang (Metcalf & Eddy, 1991) Kelemahan : temperatur perairan tropik (misal :Indonesia) umumnya berkisar antara 25 30oC Dengan temperatur inkubasi yang relatif lebih rendah bisa jadi aktivitas bakteri pengurai juga lebih rendah dan tidak optimal sebagaimana yang diharapkan.
Bebas dari bahan racun yang dapat membunuh mikroorganisme pH harus sesuai Temperature harus sesuai Cukup tersedia nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroorganisme Terdapat sejumlah populasi organisme
COD : jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengurai seluruh bahan organik yang terkandung dalam air (Boyd, 1990). Jumlah (mg) oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasikan zat organik dalam 1 liter air dengan menggunakan oksidator kalium dikromat selama 2 jam pada suhu 150 oC.
Bahan organik yang ada sengaja diurai secara kimia dengan menggunakan oksidator kuat (kalium bikromat) pada kondisi asam dan panas dengan katalisator perak sulfat , sehingga segala macam bahan organik, baik yang mudah urai maupun yang kompleks dan sulit urai, akan teroksidasi
Uji COD mengoksidasi secara kimia sebagian besar senyawa organic yang terdapat dalam air limbah menjadi karbon dioksida, air dan senyawa-senyawa nonorganik seperti NH3 Selisih nilai antara COD dan BOD memberikan gambaran besarnya bahan organik yang sulit urai yang ada di perairan/air limbah Nilai BOD bisa sama dengan COD, tetapi BOD tidak bisa lebih besar dari COD.
Pada prinsipnya pengukuran COD adalah penambahan sejumlah tertentu kalium bikromat (K2Cr2O7) sebagai oksidator pada sampel (dengan volume diketahui) yang telah ditambahkan asam pekat dan katalis perak sulfat, kemudian dipanaskan selama beberapa waktu. Kelebihan K2Cr2O7 ditera dengan cara titrasi. Dengan demikian kalium bikromat yang terpakai untuk oksidasi bahan organik dalam sampel dapat dihitung dan nilai COD dapat ditentukan
Kelemahan : senyawa kompleks anorganik yang ada di perairan/air limbah yang dapat teroksidasi juga ikut dalam reaksi sehingga dalam kasus-kasus tertentu nilai COD mungkin sedikit over estimate untuk gambaran kandungan bahan organik Kelebihan : hasil analisis dapat diketahui secara cepat (1-2 jam) Dengan memperbandingkan nilai BOD terhadap COD akan diketahui seberapa besar jumlah bahan-bahan organik yang lebih persisten/permanen yang ada di perairan/air limbah.
BOD dan COD menggunakan pendekatan oksigen, TOC menggunakan pendekatan karbon. TOC sulit dilakukan karena membutuhkan alat yang canggih
selesai