You are on page 1of 17

Analisis Laporan Keuangan

Analisis Akuntansi atas Aset Lancar PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

Kelompok 7 :
Nadya Astari Aisha Sevina Nindy P. Deliza Riany Fitria K. P 120110100063 120110100068 120110100081 120110100084

Universitas Padjadjaran Fakultas Ekonomi Bandung 2013

BAB I Profil PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (dahulu PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Gizindo Primanusantara, PT Indosentra Pelangi, PT Indobiskuit Mandiri Makmur, dan PT Ciptakemas Abadi) merupakan produsen berbagai jenis makanan dan minuman yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1990 oleh Sudono Salimdengan nama Panganjaya

Intikusuma yang pada tahun 1994 menjadi Indofood. Perusahaan ini mengekspor bahan makanannya hingga Australia, Asia, dan Eropa. Dalam beberapa dekade ini PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di rak para pedagang eceran. Anak perusahaan dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah antara lain sebagai berikut:

PT Indofood Fritolay Makmur (berpatungan dengan PepsiCo) PT Nestl Indofood Citarasa Indonesia (berpatungan dengan Nestl) PT Indolakto PT PepsiCola Indobeverages (berpatungan dengan PepsiCo) PT Sari Incofood Corporation (berpatungan dengan Incofood Corporation) PT Quaker Indonesia (berpatungan dengan Quaker Oats Company) PT Surya Rengo Container

2|Page

PT Indomarco Adi Prima (Distribution)

Visi Perusahaan Menjadi Perusahaan Total Food Solutions

Misi Perusahaan Kami berkomitmen untuk mennyediakan produk dan jasa makanan (berbasis pertanian) bermerek yang berorientasi pasar dan Pelanggan yang inovatif dan berkualitas tinggi. Kami berusaha untuk memberikan kepuasan, memenuhi kebutuhan kesehatan dan gizi Masyarakat; memberikan nilai (manfaat) optimal bagi pelanggan kami, pemilik modal, pekerja dan masyarakat pada umumnya.

1. Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan Indofood, proses

produksi Indofood, dan teknologi Indofood.


2. Menyediakan produk yang berkualitas tinggi, inovatif dengan harga

terjangkau, yang merupakan pilihan pelanggan.


3. Memastikan ketersediaan produk bagi pelanggan domestik maupun

international.
4. Memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup bangsa

Indonesia, khususnya dalam bidang nutrisi.


5. Meningkatkan stakeholders value secara berkesinambungan.

3|Page

BAB II Landasan Teori

Aset merupakan sumber daya yang dikuasai oleh suatu perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba. Ada beberapa pendapat mengenai pengertian dari aset itu sendiri,yaitu : 1. FASB mendefinisikan aset dalam rerangka konseuptual sebagai berikut (SFAC No. 6, prg 25): Aset are probable future economic benefits obtained or controlled by a particular entity as a result of past transactions or events. 2. IASC mendefiniskan sebagai berikut : An asset is a resource controlled by the enterprise as a result of past event from wich future economic benefit are expeced to flow to enterprise. Dengan berbagai jenis pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga karakteristik utama yang harus dipenuhi agar suatu objek dapat diklasifikasikan sebagai aset yaitu : (a) memberikan manfaat ekonomi di masa datang, (b) dikuasai atau dikendalikan oleh entitas, dan (c) timbul akibat transaksi masa lalu. Pada dasarnya aset dapat digolongkan ke dalam dua kelompok, yaitu aset lancar (current assets) dan aset tidak lancar (non-current assets). Aset lancar merupakan sumber daya atau klaim atas sumber daya yang dapat langsung diubah menjadi kas sepanjang siklus operasi perusahaan. Berdasarkan PSAK 1, suatu entitas mengklasifikasikan suatu objek sebagai aset lancar, jika : a. Entitas mengharapkan akan merealisasikan aset, atau bermaksud untuk menjual atau menggunakannya dalam siklus operasi normal
4|Page

b. Entitas memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan c. Entitas mengharapkan akan merealisasi aset dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan, atau d. Kas atau setara kas (seperto uang dinyatakan dalam PSAK 2: Laporan Arus Kas) kecuali aset tersebut dibatasi

pertukarannya atau penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan. Berdasarkan klasifikasi di atas, objek yang digolongkan sebagai aset lancar adalah kas, setara kas, efek, piutang, derivatif, persediaan, dan bebas diterima dimuka. Aset tidak lancar merupakan sumber daya atau klaim atas sumber daya yang diharapkan dapat memberikan manfaat pada perusahaan selama periode melebihi periode kini. Pengertian aset tidak lancar menurut PSAK 16 adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Aset tidak lancar mencakup properti, pabrik, peralatan, aset tidak berwujud, investasi, dan beban-beban yang ditangguhkan.

A. Kas dan setara kas Kas merupakan aset yang paling likuid. Kas terdiri atas saldo kas (cash on hand) dan rekening giro (demand deposits). Kas mencakup mata uang, deposito dasa, money orders, dan cek. Setara kas (cash equivalent) berdasarkan PSAK 2 adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek, dan yang cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan. Contoh dari setara kas adalah treasury bill (surat berharga yang dikeluarkan oleh pemerintah AS) jangka pendek, commercial paper, dan dana pasar uang.

5|Page

Setara kas dimiliki untuk komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi atau tujuan lain. Untuk memenuhi persyaratan sebagai setara kas, suatu investasi harus segera dapat diubah menjadi kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan. Karenanya, suatu investasi pada umumnya memenuhi syarat sebagai setara kas hanya jika akan segera jatuh tempo dalam waktu, misalnya tiga bulan atau kurang sejak tanggal perolehannya. Investasi dalam bentuk saham tidak termasuk setara kas, kecuali substansi investasi saham tersebut adalah setara kos. Sebagai contoh, saham preferen yang dibeli dan akan segera jatuh tempo serta tanggal penebusan (redemption date) telah ditentukan. Kas dan setara kas erat hubungannya dengan konsep likuiditas (liquidity). Konsep likuiditas sangat penting dalam analisis laporan keuangan. Likuiditas berarti jumlah kas atau setara kas yang dimiliki perusahaan dan jumlah kas yang dapat diperoleh dalam periode singkat. Likuiditas memberikan fleksibilitas untuk memanfaatkan kondisi perubahan pasar dan untuk bereaksi terhadap tindakan strategis pesaing. Likuiditas juga terkait dengan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya saat jatuh tempo.

B. Piutang Piutang (receivables) merupakan nilai hatuh tempo yang berasal dari penjualan barang atau jasa, atau dari pemberian peminjaman uang. Piutang termasuk ke dalam aktiva lancar yang diharapkan dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu satu tahun atau dalam satu periode akuntansi. Piutang diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu : 1. Piutang Usaha (Account Receivable) Piutang usaha mengacu pada janji lisan untuk membayar yang berasal dari penjualan produk secara kredit. Piutang usaha semacam ini normalnya diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu yang

6|Page

relative pendek, seperti 30 atau 60 hari. Piutang usaha diklasifikasikan di neraca sebagai aktiva lancar. 2. Wesel Tagih (Notes Receivable) Wesel tagih mengacu pada janji tertulis untuk membayar. Wesel biasanya digunakan untuk periode kredit lebih dari 60 hari. Wesel bisa digunakan untuk menyelesaikan piutang usaha pelanggan. Bila wesel tagih dan piutang usaha berasal dari transaksi penjualan maka hal itu kadang-kadang disebut piutang dagang (trade receivable). 3. Piutang lain-lain Piutang lain-lain biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca. Jika piutang ini diharapkan akan tertagih dalam satu tahun, maka piutang tersebut diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Jika penagihannya lebih dari satu tahun maka piutang ini diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar dan dilaporkan dibawah judul investasi. Piutang lain-lain (other receivable) meliputi piutang bunga, piutang pajak, dan piutang dari pejabat atau karyawan perusahaan. Piutang merupakan aktiva yang penting dalam perusahaan dan dapat menjadi bagian yang besar dari likuiditas perusahaan. Besar kecilnya piutang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah volume penjualan kredit, syarat pembayaran penjualan kredit, ketentuan tentang pembatasan kredit, kebijaksanaan dalam mengumpulkan piutang, dan kebiasaan membayar dari para pelanggan. Kelancaran penerimaan piutang dan pengukuran baik tidaknya investasi dalam piutang dapat diketahui dari tingkat perputarannya. Perputaran piutang adalah masa-masa penerimaan piutang dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Perputaran piutang akan menunjukkan berapa kali piutang yang timbul sampai piutang tersebut dapat tertagih kembali ke dalam kas perusahaan. Seorang ahli mengatakan bahwa posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang

7|Page

tersebut (turn over receivable), yaitu dengan membagi total penjualan kredit (netto) dengan piutang rata-rata. Dalam piutang kita mengenal adanya risiko kolektibilitas yang merupakan sebagian besar penyisihan piutang tak tertagih berdasarkan pengalaman masa lalu. Risiko kolektibilitas dapat diperiksa dengan cara: Membandingkan persentase piutang terhadap penjualan perusahaan pesaing dengan perusahaan yang sedang dianalisis Memeriksa konsentrasi pelanggan. Risiko meningkat jikan piutang terkonsentrasi pada satu atau sedikit pelanggan Menghitung dan menyelidiki tren periode rata-rata kolektibilitas piutang dibandingkan dengan syarat kredit pelanggan untuk industri yang bersangkutan Menentukan bagian piutang yang merupakan pengalihan atau perpanjangan (renewal) dari piutang atau wesel tagih masa lalu

C. Persediaan Persediaan (inventory) merupakan bawang yang dijual dalam aktivitas operasi normal perusahaan. Dengan pengecualian organisasi jasa tertentu, persediaan merupakan aset inti dan pending dalam perusahaan. Persediaan harus diperhatikan karena merupakan komponen utama dari aset operasi dan langsung memengaruhi perhitungan laba. Pengertian persediaan mernurut PSAK 14 adalah aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal; dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Persediaan dinilai untuk menentukan laba perusahaan dengan cara membandingkan antara pendapatan yang diterima dengan biaya yang dikeluarkan. Nilai persediaan dapat ditentukan dengan menggunakan metode FIFO, LIFO dan Weighted Average dikenal dengan metode Average Cost.

8|Page

1. FIFO Metode ini menilai persediaan sesuai dengan arus barang karena nilai persediaan yang pertama diperoleh atau pembelian terdahulu langsung dibebankan dalam operasi periode berjalan, sehingga nilai persediaan yang tersisa adalah pembelian terakhir. Artinya harga pokokpersediaan akan dibebankan sesuai dengan urutan terjadinya. 2. LIFO Metode ini menila persediaan yang dibebankan periode berjalan merupakan nilai persediaan pembelian akhir dan sebelumnya, sedangkan persediaan merupakan persediaan awal dan pembelian awal periode. Saat ini metode LIFO sudah tidak digunakan lagi. 3. Average Cost Metode ini menilai persediaan dengan membebankan nilai pada periode berjalan atau nilai persediaan pada akhir periode merupakan nilai yang dirata-ratakan dari saldo awal dan pembelian-pembelian pada periode tersebut. Artinya persediaan dinilai berdasarkan atas rata-rata dimana harga tersebut dipengaruhi oleh jumlah barang yang diperoleh pada masing-masing harganya.

D. Investasi jangka pendek Kelebihan uang kas dalam suatu perusahaan tidak akan menimbulkan pendapata, oleh karenanya kelebihan kas sebaiknya diinvestasikan selama masa tidak terpakainya kas tersebut. Karena jangka waktu tidak dipakainya kas itu relatif pendek, maka investasinya juga dilakukan dalam bentuk atau dalam jangka pendek. Investasi jangka pendek bisa dilakukan dalam bentuk deposito, sertifikat bank atau surat-surat berharga berjangka pendek yaitu saham ( efek ekuitas) dan obligasi (efek Utang)

9|Page

E. Beban dibayar di muka Beban dibayar di muka (prepaid expenses) merupakan pembayaran di muka atas jasa atau barang yang belum diterima. Sebagai contoh adalah pembayaran di muka untuk sewa, asuransi, utilitas, dan pajak bangunan. Beban dibayar di muka biasanya dikelompokkan dalam aset lancar karena mencerminkan jasa yang diberikan yang jika tidak ada akan membutuhkan penggunaan aset lancar lain.

F. Key Driver Akun-akun yang menjadi key driver asset dalam laporan keuangan Indofood tahun 2011 adalah : Rp Kas dan setara kas Piutang usaha pihak ketiga Persediaan - netto Total Asset 13.049.048 2.584.084 6.536.343 24.501.734 % dari total Asset
53,26% 10,55% 26,68 %

100 %

Angka- angka tersebut hampir menguasai dari jumlah total aset yang dimiliki Indofood.

10 | P a g e

BAB III Pembahasan

Secara umum, proporsi aset lancar PT Indofood Sukses Makmur Tbk antara tahun 2010 dan tahun 2011 tidak berubah secara signifikan. Berikut adalah laporan keuangan komparatif milik PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. yang digunakan sebagai sumber informasi utama dalam melakukan analisis atas aset lancar:

PT Indofood Sukses Makmur dan Entitas Anak Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian (Parsial) 31 Desember 2011 dan 2010 (disajikan dalam persen) 2011 Aset Aset Lancar Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang Usaha Pihak ketiga neto Pihak berelasi Bukan usaha Pihak ketiga neto Pihak berelasi Persediaan neto Uang muka dan jaminan Pajak dibayar di muka Beban tanaman tebu ditangguhkan Biaya dibayar di muka dan aset lancar lainnya Total Aset Lancar 1,61% 1,49% 26,68% 1,25% 0,48% 0,61% 0,41% 100,00% 0,78% 0,64% 28,11% 1,63% 1,07% 0,89% 0,63% 100,00% 0,82% 0,84% -1,43% -0,38% -0,59% -0,29% -0,22% 10,55% 1,34% 11,19% 0,77% -0,64% 0,57% 53,26% 2,35% 51,99% 2,30% 1,26% 0,05% 2010 Difference

11 | P a g e

PT Indofood Sukses Makmur dan Entitas Anak Laporan Laba Rugi Konsolidasian (Parsial) 31 Desember 2011 dan 2010 (disajikan dalam jutaan kecuali dinyatakan lain) 2011 Penjualan neto Beban pokok penjualan Bahan baku yang digunakan Beban produksi Total beban produksi Persediaan barang dalam proses Awal tahun Akhir tahun Beban pokok produksi Persediaan barang jadi Awal tahun Pembelian Akhir tahun Beban pokok penjualan Laba kotor Pendapatan bunga Laba tahun berjalan Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 2.116.113 2.162.978 (2.465.832) 32.749.190 12.583.066 430.397 4.891.673 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 1.826.389 2.081.790 (2.116.113) 25.916.354 12.487.006 146.403 3.934.808 Rp Rp Rp Rp Rp Rp 289.724 81.188 (349.719) 96.060 283.994 956.865 15,86% 3,90% 16,53% 26,36% 0,77% 193,98% 24,32% Rp Rp Rp 88.858 (80.178) 30.935.931 Rp Rp Rp 73.667 (88.858) 24.124.288 Rp Rp 15.191 8.680 20,62% -9,77% 28,24% Rp Rp Rp 22.633.205 8.294.046 30.927.251 Rp Rp Rp 17.112.392 7.027.087 24.139.479 Rp 5.520.813 Rp 1.266.959 Rp 6.787.772 32,26% 18,03% 28,12% Rp 45.332.256 Rp 2010 38.403.360 Difference Rp 6.928.896 18,04%

Rp 6.811.643

Rp 6.832.836

PT Indofood Sukses Makmur dan Entitas Anak Laporan Arus Kas Konsolidasian (Parsial) 31 Desember 2011 dan 2010 (disajikan dalam jutaan kecuali dinyatakan lain) 2011 Arus kas dari aktivitas operasi* Aktivitas kas dari aktivitas investasi Arus kas dari aktivitas pendanaan Kenaikan neto kas dan setara kas Rp Rp Rp Rp 4.968.991 (3.098.274) 782.066 2.652.783 Rp Rp Rp Rp 2010 6.989.734 (2.080.903) 1.033.719 5.942.550 Rp Rp Rp Rp Difference (2.020.743) (1.017.371) (251.653) (3.289.767) -28,91% 48,89% -24,34% -55,36%

*Dimana hal tersebut didalamnya termasuk: Penerimaan kas dari pelanggan Penerimaan penghasilan bunga Rp Rp 44.820.937 436.017 Rp Rp 37.959.043 163.591 Rp Rp 6.861.894 272.426 18,08% 166,53%

12 | P a g e

Analisis atas Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas terdiri atas kas, kas di bank, serta deposito berjangka dengan jangka waktu 3 bulan atau kurang dan tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman.

Kas dan setara kas Kas Kas di bank Dalam Rupiah Dalam mata uang asing Total kas di bank Setara kas - deposito berjangka Dalam Rupiah Dalam mata uang asing Total deposito berjangka Total kas dan setara kas Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

2011 130.552 3.444.059 708.828 4.152.887 6.598.301 2.167.308 8.765.609 13.049.048 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

2010 114.501 4.543.866 1.731.753 6.275.619 1.707.901 2.341.332 4.049.233 10.439.353 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Difference 16.051 (1.099.807) (1.022.925) (2.122.732) 4.890.400 (174.024) 4.716.376 2.609.695 14,02% -24,20% -59,07% -33,83% 286,34% -7,43% 116,48% 25,00%

Pos kas dan setara kas mengalami kenaikan sebesar 25% dimana kenaikan tersebut disebabkan oleh deposito berjangka yang mengalami kenaikan signifikan sebesar 116.48%. Kenaikan yang signifikan ini bersumber dari peningkatan investasi perusahaan pada deposito berjangka dalam rupiah yang meningkat sebesar 286.34%. Kenaikan ini disebabkan oleh pos deposito berjangka baru milik perusahaan di beberapa bank seperti Bank ICBC Indonesia, UOB, dan Bank Panin. Selebihnya, terjadi peningkatan saldo pada deposito berjangka di bank-bank dimana perusahaan telah memiliki akun deposito berjangka sebelumnya. Penambahan dan pembukaan rekening baru ini disebabkan oleh naiknya tingkat suku bunga tahunan deposito berjangka dalam mata uang rupiah, yakni dari 5.00%-7.50% di tahun 2010 menjadi 5.00%-8.50% di tahun 2011. Peningkatan kas (cash on hand) sebesar 14.02% turut memicu terjadinya peningkatan pos kas dan setara kas. Hal ini diakibatkan karena meningkatnya penjualan yang diimbangi oleh penerimaan kas dari pelanggan serta penagihan atas piutang usaha yang meningkat selama tahun 2011.
13 | P a g e

Perhitungan rasio di atas menunjukkan bahwa indofood sedang dalam keadaan likuid (di atas 1) dimana indofood secara fleksibel dapat bereaksi terhadap tindakan pesaing di industri. Selain itu, rasio tersebut juga memperlihatkan kemampuan indofood dalam membayar kewajiban yang jatuh tempo sehingga risiko bisnis kecil.

Analisis atas Piutang Pada saat pengakuan awal, piutang dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode tingkat bunga efektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskontodengan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku.
Piutang Usaha (dalam jutaan rupiah) Pihak Ketiga Penyisihan kerugian penurunan nilai piutang usaha Pihak ketiga neto Pihak Berelasi Total Rp Rp Rp Rp Rp 2011 2.626.549 (42.465) 2.584.084 327.719 2.911.803 Rp Rp Rp Rp Rp 2010 2.302.100 (56.123) 2.245.977 154.506 2.400.483 Rp Rp Rp Rp Rp Difference 324.449 13.658 338.107 173.213 511.320 14,09% 24,33% 15,05% 112,11% 21,30%

14 | P a g e

Umur Piutang Usaha Lancar dan tidak mengalami penurunan nilai Telah jatuh tempo: 1 30 hari 31 60 hari 61 90 hari Lebih dari 90 hari Total Penyisihan kerugian penuruan nilai piutang usaha Piutang usaha neto Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

2011 2.526.180 307.498 37.169 39.809 43.612 2.954.268 (42.465) 2.911.803 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

2010 1.973.866 356.827 58.186 15.645 52.082 2.456.606 (56.123) 2.400.483 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Difference 552.314 (49.329) (21.017) 24.164 (8.470) 497.662 13.658 511.320 27,98% -13,82% -36,12% 154,45% -16,26% 20,26% 24,33% 21,30%

Kenaikan

piutang usaha bersih sebesar 21.30% selama tahun 2011 jika

dibandingkan tahun 2010 mengikuti pertumbuhan penjualan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Piutang usaha terdiri dari piutang usaha kepada pihak ketiga dan kepada pihak berelasi. Pihak berelasi adalah anak perusahaan dan perusahaan afiliasi. Di tahun 2011 Indofood mencadangkan Rp 42 miliar. Pencadangan ini digunakan untuk menutupi kerugian yang mungkin muncul dari piutang tidak tertagih. Penghapusbukuan piutang tidak tertagih hanya dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari direktur keuangan.

Dari perhitungan rasio di atas, periode penagihan piutang secara umum naik dari 20 kali menjadi 21 kali. Hal ini mengisyaratkan perkembangan karena akan meningkatkan kinerja dan operasi perusahaan dan berdampak pada kinerja

15 | P a g e

penjualan serta dapat meningkatkan proses produksi karena perusahaan harus mempertimbangkan rasio ini untuk mengestimasi barang yang harus diproduksi dalam segi kuantitas agar produksi perusahaan sejalan dengan permintaan pelanggan. Naiknya periode penagihan juga berimbas langsung dengan peningkatan kas yang dimiliki oleh perusahaan.

Analisis atas Investasi Jangka Pendek

Investasi Jangka Pendek (dalam jutaan rupiah) Aset keuangan tersedia untuk dijual Investasi jangka pendek Rp

2011 574.800 Rp

2010 461.725 Rp

Difference 113.075 24,48%

Untuk investasi nilainya naik hampir 24.48%. Memang Indofood sedang melakukan cukup banyak pembelian pada sekuritas-sekuritas jangka pendek yang return nya bisa dihasilkan pada tempo yang telah ditentukan perusahaan. Dilihat dari perbandingan antara carrying value dan fair value dari investasi, dapat disimpulkan bahwa risiko atas investasi kecil karena tidak ada perubahan nilai atas investasi (carrying value = fair value).

Analisis atas Beban dibayar di muka Biaya dibayar dimuka diamortisasi dan dibebankan pada operasi selama masa manfaatnya. Bagian jangka panjang dari biaya dibayar di muka disajikan sebagai bagian dari akun Aset Tidak Lancar Lainnya pada laporan posisi keuangan konsolidasian.
Biaya dibayar di muka Biaya dibayar di muka Biaya dibayar di muka dan aset lancar lainnya Rp 100.310 Rp 125.818 Rp 25.508 -20,27% 2011 2010 Difference

Nilai beban dibayar di muka Indofood menurun sebesar 20,27% dari tahun 2010. Hal tersebut terjadi akibat adanya penurunan nilai atau amortisasi.

16 | P a g e

Analisis atas Persediaan Persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata bergerak (moving-average) untuk Perusahaan, ICBP dan IFL; metode rata-rata tertimbang (weighted-average) untuk SIMP dan Entitas Anak dan IDLK; dan metode first-in, first-out (FIFO) untuk Entitas Anak lainnya.

Persediaan Persediaan Persediaan netto Rp

2011 6.536.343 Rp

2010 5.644.141 Rp

Difference 892.202 15,81%

Dapat dilihat dari laporan laba rugi parsial yang disajikan di awal bab III, harga pokok penjualan untuk periode 2011 mengalami kenaikan proporsi sekitar 26,36%. Hal ini mengindikasikan adanya kenaikan harga-harga atau disebut inflasi yang cukup signifikan untuk harga-harga bahan baku. Selain itu, hal ini juga disebabkan kenaikan jumlah produksi sebagai bentuk harapan manajemen dalam meningkatkan penjualan di tahun mendatang. Hal ini bisa dilihat dari kenaikan jumlah persediaan yang dimiliki perusahaan dan pos persediaan akhir yang dimiliki. Nilai persediaan netto Indofood tahun 2011 meningkat 15,81% bila dibandingkan dengan tahun 2010.

17 | P a g e

You might also like