You are on page 1of 6

Kelompok

: Lotus 1. Apriana (06101009027) 2. Ariska Mifianita (06101009032) 3. Ayu Kurnia M.N. (06101009034) 4. Deistasari (06101009033) 5. Suci Rakhmadanti (06101009025)

Topik Judul A.

: Pergeseran Budaya Anak : Masa Kecil , Dulu dan Kini Pendahuluan Masa kanak-kanak adalah masa yang sangat penting untuk pembentukan kepribadian

dan karakter. Dengan demikian, masa kanak-kanak adalah suatu tahap di mana manusia itu belajar sebanyak-banyaknya tentang kehidupan sebagai modal hidupnya kelak. Di masa tersebut, manusia bersifat imitatif atau menirukan dari apa saja yang ada dan terjadi di sekitarnya. Oleh karena itu, faktor lingkungan sangat berpengaruh pada perkembangan manusia di masa kanak-kanak tersebut. Setiap orang pasti punya masa kecil dengan pengalaman dan cerita yang berbedabeda. Apapun dan bagaimanapun ceritanya, momen-momen itu pastinya menjadi memori tersendiri yang tidak mudah untuk dihapus begitu saja tanpa meninggalkan bekas. Jika kita menilik lebih dalam tentang apa saja yang terjadi pada bocah-bocah zaman dulu (sekitar 20 tahun lalu) dengan yang ada sekarang maka kita akan menemui perbedaan yang cukup signifikan. Perbedaan yang kadang terlihat mengagumkan tapi tak jarang memprihatinkan. Bukan bermaksud untuk menyesali perkembangan zaman, tapi fakta yang berhasil diperoleh baik dari pengamatan pribadi maupun diskusi menunjukkan bahwa masa kecil yang dialami bocah-bocah zaman dulu lebih banyak memberi manfaat dibanding dengan apa yang terjadi saat ini. Memang tak bisa dipungkiri, berbagai kemudahan telah berhasil ditawarkan oleh para pakar teknologi yang membuat hampir segala sesuatu dapat diperoleh dengan mudah dan cepat. Namun, apakah perkembangan harus membuat nilai-nilai penting dikesampingkan? Karena faktanya, ada banyak hal yang ternyata harus dikorbankan untuk membayar paket-paket instan tersebut. Melalui tulisan ini, kami hendak mengkaji lebih dalam mengenai perbedaan antara kedua masa, 20 tahun yang lalu dengan apa yang terjadi belakangan ini. Kami mencoba

mengetahui penyebab dan pengaruhnya terhadap anak, baik secara psikologis, pola pikir, maupun perilaku yang tampak. B. Pembahasan Begitu besar makna salah satu bagian perjalanan hidup yang mengawali langkah setiap manusia. Suatu masa dimana manusia mulai belajar bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungannya. Masa yang bisa sangat berpengaruh dalam perkembangan seorang anak. Pada masa-masa itulah seorang anak menyerap sebanyak-banyaknya informasi baik dari yang didengar, dilihat, bahkan yang dilakukan secara langsung. Biasanya informasi yang diserap pada saat masih kecil akan tertanam jauh lebih dalam dibanding dengan apa yang ia dapat setelah dewasa. Budaya yang telah ditanam di masa itu dapat tumbuh dan mengakar dengan sangat kuat dan dapat membentuk kepribadian anak selanjutnya.. Periode kanak-kanak (childhood) terbagi menjadi dua masa yakni early childhood dan late childhood. Early childhood adalah ketika anak sudah berusia 2 tahun hingga 6 tahun. Periode tersebut adalah ketika manusia semakin membaik dalam menguasai anggota tubuhnya. Kemampuan dalam berbahasa pun juga meningkat. Sementara late childhood adalah ketika anak berusia dari 6 hingga 12-14 tahun. Dalam periode tersebut, manusia sudah lebih mandiri. Hal itu ditandai dengan mulainya manusia untuk membanding-bandingkan segala sesuatu di rumahnya dengan sesuatu yang berada di luar rumah, seperti di sekolah dan di rumah teman-temannya yang lain. leh karenanya, perhatian terhadap anak haruslah diutamakan oleh setiap orang tua. Zaman telah banyak berubah yang secara langsung maupun tidak langsung telah mengubah budaya anak dalam menjalani kehidupannya sebagai seorang bocah. Pergeseran budaya yang terjadi telah nyata terlihat di hadapan kita. Ibarat dua buah kanvas, maka budaya masa kecil anak zaman dulu (20 tahun lalu) dengan yang terjadi saat ini menghasilkan dua lukisan dengan corak yang berbeda. Mulai dari permainan dan hiburan, sekolah, sampai masalah komunikasi anak dengan orang tua. Permainan Let the children play, because it is their world . Memang benar, permainan adalah dunia anak. Mengapa? Karena bermain adalah kebutuhan mental, fisik dan psikologis anak dalam masa perkembangannya. Kalau zaman dulu, ada beragam permainan yang bisa dimainkan, mulai dari petak umpet, engklek, lompat tali, gundu, sepak tekong, bentengan, gobak sodor, bekel, monopoli, ular tanggga, rumah pohon, congklak, halma, berburu capung, menaangkap ikan dan masih banyak lagi. Namun, faktanya mereka harus berlapang dada menyandang

gelar sebagai permainan kuno alias jadul yang kalah pamor dengan pendatang baru sebangsa Playstation berbagai versi, Point Blank yang digandrungi, dan jenis-jenis lain yang satu paket. Padahal kalau diperhatikan ada banyak kelebihan yang bisa didapat dari permainanpermainan tradisional dibanding permainan berteknologi canggih. Diantara manfaat-manfaat tersebut adalah sebagai berikut : Anak menjadi lebih kreatif. Bisa digunakan sebagai terapi terhadap anak. Mengembangkan kecerdasan majemuk anak. Mengembangkan kecerdasan intelektual anak. Mengembangkan kecerdasan emosi dan antar personal anak. Mengembangkan kecerdasan logika anak. Mengembangkan kecerdasan kinestetik anak. Mengembangkan kecerdasan natural anak. Mengembangkan kecerdasan spasial anak. Mengembangkan kecerdasan musikal anak. Mengembangkan kecerdasan spiritual anak.

Lalu bagaimana dengan permainan pasif yang digandrungi akihr-akhir ini? Permainan ini bersifat mekanis dan biasanya dilakukan tanpa teman yang nyata, bentuk konkretnya seperti main game. Jenis permainan seperti ini memiliki sisi positif dan negatif. Positifnya ialah anak bisa memiliki keterampilan tertentu yang bisa berproses menjadi sebuah keahlian tertentu, sehingga bermanfaat untuk kehidupannya kelak. Main game di komputer biasanya membutuhkan keterampilan dan strategi yang tepat dari pemainnya. Negatifnya ialah keranjingan dan ketergantungan berlebihan bila tidak diatur dan dibatasi oleh orang tuanya. Secara mental dan psikologis pun, anak akan cenderung menuntut untuk selalu menjadi nomor satu, bersikap egoistis, selalu ingin berkuasa dan memegang kendali atas sesuatu baik dalam keluarga maupun ketika ia bermain dengan temannya. Ini terjadi karena ia terbiasa senantiasa menang menghadapi lawan pasifnya (seperti komputer). Dalam kondisi tertentu, ketergantungan terhadap permainan pasif bisa menghambat kreativitas anak. Anak menjadi kurang kreatif karena terbiasa dengan program yang instan dan siap pakai. Hiburan Terlalu picik memang jika kita menolak dan mengutuk perkembangan zaman karena sebenarnya segala sesuatu diciptakan dengan tujuan yang baik dan untuk kepentingan yang

positif. Namun, apakah setiap anak dapat menerima dan memanfaatkannya untuk tujuan yang positif? Faktanya, hanya sebagian kecil dari mereka yang mampu melakukannya, menggunakan televisi, internet dan komputer sebagai sarana belajar alih-alih bermain game, facebook-an, chatting, akhirnya malah tersesat dan melihat yang tak pantas dilihat setelah searching disana-sini. Televisi sekarang telah menjelma sebagai sahabat yang aktif mengunjungi anak-anak. Ironisnya, di tengah-tengah peran vitalnya selaku media hiburan keluarga, dunia pertelevisian kini telah mengalami disorientasi dalam ikut mendidik penontonnya. Sebagaimana dikemukakan oleh Ketua Lembaga Sensor Film (LSF), Titie Said, dunia pertelevisian kini terancam oleh unsur-unsur vulgarisme, kekerasan, dan pornografi (KR, 23/9-2003). Ketiga unsur tersebut hampir-hampir menjadi sajian rutin di sejumlah stasiun televisi serta dapat ditonton secara bebas bahkan oleh kalangan anak-anak. Harus kita akui, belakangan ini berbagai tayangan televisi cenderung disajikan secara kurang selektif. Kalau dulu acara yang ditunggu bertajuk Ciluuk Baa atau Dunia Anak. Senandungnya banyak dari A.T Mahmud, Ibu Sud, atau Bapak dan Ibu Kasur. Penyanyinya pun sebangsa Enno Lerian, Trio Kwek-Kwek, Maissy, Chiquita Meidy, atau Joshua. Judul lagunya sejenis Ular Putih, Kupu-kupu, Amelia, atau Bintang Kecil. Kalau zaman sekarang acaranya berubah tajuk jadi Dahsyat, Derings, Inbox dan sinetron cinta ini, cinta itu. Alih-alih hafal lagu-lagu wajib nasional mereka malah disuguhi lagu seperti Ular Berbisa, Kupu-kupu Malam, Yolanda, atau malah Bintang di Surga. Bukan berarti acara dan lagu tersebut tidak bagus, hanya saja agak kurang pantas kalau yang menonton dan mendengar bahkan yang melantunkan adalah bocahbocah yang ingusnya masih meler-meler. Hal-hal tersebut bisa menyebabkan pola pikir anak menjadi dewasa sebelum waktunya. Pada zaman serba canggih seperti sekarang, kegiatan mendongeng di mata anakanak tidak populer lagi. Padahal kegiatan mendongeng sebetulnya bisa memikat dan mendatangkan banyak manfaat, bukan hanya untuk anak-anak tetapi juga orang tua yang mendongeng untuk anaknya. Kegiatan ini dapat mempererat ikatan dan komunikasi yang terjalin antara orang tua dan anak. Para pakar menyatakan ada beberapa manfaat lain yang dapat digali dari kegiatan mendongeng ini. Diantaranya adalah anak dapat mengasah daya pikir dan imajinasinya, sebagai media yang efektif untuk menanamkan berbagai nilai dan etika kepada anak, bahkan untuk menumbuhkan rasa empati, dan menjadi langkah awal untuk menumbuhkan minat baca anak.

Selain faktor perkembangan zaman yang mendominasi terjadinya pergeseran, perubahan keadaan alam atau lingkungan juga ikut berpengaruh. Kondisi cuaca yang ekstrim menyebabkan interaksi anak dengan alam menjadi berkurang. Hal tersebut semakin mendukung seorang anak untuk lebih memilih berkutat di depan komputer atau menonton televisi. Akibatnya, anak menjadi pemalas, kurang bersosialisasi dengan apa yang ada di sekelilingnya, dan tidak peka dengan kelestarian lingkungan. Untuk itu, orang tua mempunyai peran besar dalam memberi batasan-batasan dan mencari cara terbaik dalam memberikan bimbingan sejak dini, baik melalui permainan maupun hiburan anak. Misalnya saja, untuk membantu anak agar dapat memanfaatkan tanyangan TV secara positif agaknya sangat membutuhkan peran optimal orang tua, terutama dalam mendampingi dan mengontrolnya. Orang tua harus sabar mendampingi anak-anaknya saat menonton TV. Hal ini perlu dilakukan orang tua agar anak tidak terpolusi oleh Limbah budaya massa yang terus mengalir lewat teknologi komunikasi yang hanya mempertontonkan hiburan sampah seperti hiburan opera sabun maupun sinetron akhir-akhir ini. Sama halnya dengan lingkungan, baik lingkungan tempat tinggal maupun sekolah. Hendaknya seorang anak mendapat media sosialisasi yang mumpuni dan nyata. Hal ini diharapkan mampu mengajarkan anak tentang persahabatan, tenggang rasa, kepedulian, dan nilai-nilai lain yang bermanfaat kedepannya. C. Kesimpulan Masa kecil atau kanak-kanak adalah suatu masa yang penting dalam proses perkembangan dan pembentukan kepribadian anak. Pada masa itu seorang anak akan dengan sangat mudah menyerap semua informasi yang didapatnya dan menanamkannya sebagai karakter yang mengakar. Pada dasarnya perkembangan zaman dan kemajuan adalah hal positif dan tercipta dengan tujuan positif. Namun, karena satu dan lain hal, kemajuan telah berhasil mengubah budaya seorang anak dalam menjalani kehidupannya sebagai layaknya seorang bocah. Perubahan tersebut cenderung menimbulkan hal-hal yang negatif karena ketidakmampuan anak untuk memanfaatkan aset-aset tersebut ke dalam hal-hal yang positif sehingga menyebabkan berubahnya pola pikir dan psikologis anak menjadi egois, individualis, kurangnya empati dan kepekaan, serta menjadi anak-anak karbitan. Perilaku mereka pun cenderung lebih malas karena selalu dihadapkan dengan hal-hal yang serba instan. Selain itu, komunikasi antara anak dengan orang tua cenderung berkurang karena berbagai alasan. Sudah seharusnya disadari bahwa kemajuan suatu zaman yang telah memberikan berbagai

kemudahan tidak menjadi alasan untuk menyebabkan kemunduran yang lebih besar. Disinilah orang tua dan lingkungan berperan.

D.

Daftar Pustaka Akbar, Reni & Hawadi. 2008. Mengenal Sifat dan Kemampuan Anak . Jakarta: Grasindo. Anonim. 2010. Manfaat dan Kekuatan Dongengpada Psikologi Anak, (Online), (http://episentrum.com/artikel-psikologi/manfaat-dan-kekuatan-dongeng-padapsikologi-anak/, diakses tanggal 09 November 2010) Nadhirin. 2008. Pengaruh Tayangan Televisi Terhadap Perkembangan Anak , (Online), (http://nadhirin.blogspot.com/2008/07/pengaruh-tayangan-televisiterhadap.html, diakses tanggal 09 November 2010). Nana. 2010. Anak-Anak Karbitan (Betulkah belajar usia dini itu baik buat anak?), (Online),(http://www.mail-archive.com/forum-pembacakompas@yahoogroups.com/msg103448.html, November 2010) diakses tanggal 09

Supriyadi. 21 Juli, 2010.Pembekalan Terhadap Masa Kanak-Kanak. Kompas.

You might also like