You are on page 1of 20

MENGUKUR IMPLIKASI ETIKA PENJUAL BUAH DAN SAYURAN

TERHADAP TINGKAT LABA PENJUALAN


PADA PASAR INDUK BUAH DAN SAYURAN LEMBANG CILEDUK

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan Kepada Prof. Dr. HM. Amin Suma, MM


Dosen Pengajar Mata Kuliah Tafsir Ayat Muamalah
Sebagai Prasyarat Nilai Ujian Tengah Semester
Pada Jurusan Muamalah Perbankan Syariah

Oleh
Saomi Rizqiyanto

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2007
KATA PENGANTAR

Berawal dari inisiatif dosen sekaligus dekan peneliti, Prof Dr. HM. Amin
Suma, MM, yang menginginkan mahasiswanya aktif dalam pembelajaran, maka
secara bijaksana, bergulirlah ide untuk mengadakan penelitian secara massif bagi
para mahasiswa, terutama kelas peneliti.
Shock sekaligus keberatan itulah yang terjadi pada peneliti, shock karena
peneliti belum pernah mengadakan penelitian sebelumnya. Keberatan bukan dalam
arti berat yang sesungguhnya, tetapi berat dalam arti kata minimnya kemampuan
sumberdaya manusianya, apalagi jikalau dihitung usia, maka bisa dibilang peneliti
masih junior, yang kurang pengalaman, pengetahuan dan buta segalanya.
Untungnya, peneliti memiliki dosen yang sabar dan telaten dalam
memberikan supervisi bagi para mahasiswanya. Dalam beberapa kali pertemuan
beliau selalu menanyakan sejauh mana perkembangan penelitian peneliti. Beliau
jugalah yang akhirnya membantu menjadikan penelitian ini menjadi lebih
sederhana.
Penelitian ini muncul akibat adanya keprihatinan yang mendalam pada
peneliti mengenai rendahnya kualitas etika pada kebanyakan penjual, sudah
menjadi rumor bahwa etika muamalah pada sebagian besar penjual sangat rendah,
ada penipuan, kecurangan dalam penimbangan, permainan harga dsb, yang
menjadikan kondisi pasar secara mikro maupun agregat terganggu. Padahal sehat
atau tidaknya kondisi pasar tergantung pada kondisi individu masing-masing yang
berkaitan erat dengan perilaku, baik produsen maupun konsumen.
Kondisi ekonomi pada tahun 1997 yang morat-marit, ditandai rush besar-
besaran, terjadi akibat perilaku para elite yang tidak jujur dalam mengemban
amanah. Praktik-praktik korupsi, kolusi dan nepotisme seakan sudah membudidaya
pada setiap individu. Tak heran jikalau kemudian, pemberantasan korupsi, kolusi
dan nepotisme menjadi hal yang paling berat untuk diberantas.
Pada penelitian ini, masalahnya adalah, ternyata tidak hanya elite saja yang
bertingkah laku tidak jujur, para pedagang kecilpun, tidak bisa disangsikan lagi,
melakukan kecurangan itu. Walaupun angka-angkanya tidak se sensasional para

1
koruptor, namun perilaku ini tidak bisa begitu saja berlalu dan dibiarkan seakan-
akan sudah menjadi kewajaran. Karena pada mulanya, para koruptor negeri ini juga
memandang korupsi yang mereka lakukan adalah hal yang biasa, sampai-sampai
mereka tak sadar bahwa perbuatan mereka merugikan banyak pihak.
Berangkat dari hal inilah peneliti bemaksud meneliti, sampai mana
kesadaran para penjual terhadap etika muamalah, apakah mereka jujur dalam
menimbang dsb. Mengembangkan hasil penelitian menjadi discourse analyze untuk
kemudian dapat dijadikan pelajaran bagi kita semua.
Perlu untuk dicatat, bahwa penelitian ini tidak akan berhasil tanpa bantuan
banyak pihak, oleh karenanya peneliti merasa butuh sekaligus perlu untuk selalu
bersyukur atas segala rahmat allah, iman, kasih dan intuisi yang Allah berikan
merupakan hal pencerahan bagi peneliti yang senantiasa menerangi jalan. Tak lupa
peneliti juga merasa butuh untuk selalu meneladani sikap, sifat dan karakter dari
Nabi Agung Muhammad, yang mana menjadi barometer bagi siapa saja yang ingin
mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Yang lain peneliti perlu untuk berterima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu terciptanya karya tulis ilmiah ini, secara khusus peneliti
mengucapkan terima kasih kepada
1. kepada kedua orang tua saya, yang mana kasihnya yang tidak terbatas dari
mereka merupakan spirit yang memotivasi peneliti untuk terus belajar tanpa
kenal lelah dan bekerja keras tanpa pernah mengeluh.
2. kepada dosen sekaligus dekan saya yang terhormat, Bapak Prof. Dr. HM.
Amin Suma, MM. yang mana ketekunannya dalam mengajarkan dan
membimbing peneliti dalam penelitian ini memberikan pembelajaran
berharga bagi peneliti.
3. kepada asisten dosen Bpk. Mohammad Bisri yang juga telah mengajarkan
saya akan keistimewaan setiap bait-bait dalam Alquran.
Serta semua pihak yang turut mempermudah penyelesaian Karya Tulis
Ilmiah ini. Penulis menyadari banyak kekurangan dan cacat dalam karya tulis ini.
Oleh karenanya kritik dan saran yang membangun akan saya terima dengan senang
hati.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL 0
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang Masalah 4
B. Rumusan Masalah 7
C. Tujuan Penelitian 7
D. Manfaat Penelitian 7
BAB II TINJAUAN TAFSIR 8
BAB III METODE PENELITIAN 11
BAB IV ANALISIS 12
A. Lokasi Penelitian 12
B. Pelaksanaan Penelitian 12
C. Analisis Data dan Penelitian 12
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 16
DAFTAR PUSTAKA 18

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbicara masalah etika memang tidak akan pernah menemui titik temu, hal
ini di sebabkan adanya factor relativisme yang berbeda-beda antar manusia. Bagi
seseorang mungkin etika tidak terlalu penting, tetapi bagi yang lain bisa jadi etika
adalah hal yang utama dibanding dengan aspek kehidupan yang lain.
Namun ketika etika dikaitkan dengan ekonomi, tentunya semua orang sudah
mengetahui bahwa peranan etika sangat-sangat menentukan hasil penjualan
maupun jasa. Etika dalam ekonomi tidak hanya berbicara pada tataran perilaku
penjual tapi juga menyangkut kredibilitas dari produk atau jasa yang ditawarkan.
Dan secara tidak langsung etika penjualan akan berimbas pada hasil daripada
penjualan itu sendiri.
Dalam bukunya yang berjudul “Marketing in Venus” Hermawan Kertajaya,
salah seorang pakar pemasaran memaparkan berbagai teori penjualan yang akan
mendongkrak hasil penjualan, salah satu teori itu berbunyi “be credible on your
promise” teori ini oleh penulisnya memang tidak secara langsung mengemukakan
bahwa teori ini berkaitan erat dengan etika, tetapi sebagai orang awam kita tahu,
kepercayaan berkaitan dengan kejujuran yang setali tiga uang dengan etika. Pendiri
sekaligus CEO MarkPlus n Co ini mengatakan

Anda barangkali tidak tahu bahwa dalam komunikasi tatap muka, ucapan
dan kata hanya 7 - 10% saja menerangkan informasi yang anda sampaikan
kepada pembeli. Sekitar 20 – 30 % diterangkan oleh suara penjual. Dan
selebihnya sekitar 60 – 80 diterangkan oleh sinyal-sinyal nonverbal, apakah
itu roman muka, emosi, gerak mata, atau bahasa tubuh yang lain. Pelanggan
bisa menangkap dan menganalisis informasi ini, baik verbal maupun
nonverbal dengan sangat baik.
Artinya adalah pelanggan akan tahu kalau penjual berbohong, penjual
mengatakan A padahal B. pelanggan akan tahu bukan dari perkataan penjual
tapi dari sinyal-sinyal nonverbal, apakah itu roman muka, emosi ataupun
gerak mata anda. Artinya lagi… penjual tidak boleh main-main membohongi

4
pelanggan. Serapi apapun penjual menyembunyikan kebohongan, pada
akhirnya pelanggan akan tahu 1

Lebih jauh, ulama kontemporer Yusuf AlQardhawi mengatakan diantara nilai


transaksi yang terpenting dalam bisnis adalah kejujuran. Tak hanya kejujuran, Yusuf
Alqardhawi menambahkan bahwasannya pilar penyangga kebebasan ekonomi yang
berdiri diatas pemuliaan fitrah dan harkat manusia disempurnakan dan ditentukan
oleh pilar penyangga yang lain, yakni keadilan2
Allah Taala berfirman dalam surat AlIsra ayat 35, yang menerangkan
pentingnya kejujuran dan keadilan yang mana berkaitan erat dengan etika dalam
bermuamalah.

            
35. Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan
neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

              

             
58. Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia
supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang
sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha
Melihat.

Pemaparan dari Hermawan Kertajaya yang kemudian ditambahkan oleh


Yusuf Alqardhawi ternyata sudah jauh terlebih dahulu dipaparkan dalam AlQuran.
Hanya saja, Pemaparan dalam Alquran tidak dijelaskan secara mendetil sebab
akibat apabila tidak menerapkan kejujuran dan keadilan (etika) dalam kerangka
ekonomi. Dari sini bisa juga ditarik kesimpulan bahwa etika tidak bisa diabaikan
begitu saja. Ia begitu integral, menyatu di setiap aspek kehidupan manusia. Tak
terkecuali disetiap gerak sendi perekonomian.

1
Hermawan Kartajaya, dkk. Marketing in Venus. Prinsip 12 be credible on your promise hal 136
2
Muhammad Yusuf AlQardhawi. Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islami. Dalam Syariah
Marketing, Hermawan Kertajaya dan Muh. Syakir Sula hal 111 - 113

5
Setelah kita mengetahui secara gamblang urgensi nilai daripada sebuah etika
dalam diskursus ekonomi, alangkah lebih baiknya jikalau kemudian nilai atau
idealisme itu dibenturkan pada realitas yang ada, yang patut untuk ditanyakan
kembali sejauh mana etika ekonomi telah tertanam dalam benak para
pebisnis/penjual. Berikut adalah fakta – fakta tersebut.
1. Kebangkrutan terbesar sepanjang sejarah, WorldCom salah satu perusahaan
telekomunikasi terbesar di AS yang memiliki asset lebih dari 109 Million
Dollars luluh akibat ketidakmampuan mereka membayar hutang, padahal
kondisi keuangan yang dilaporkan baik-baik saja. Tapi ternyata perusahaan
ini tidak sehat, memanipulasi laporan keuangannya. Demi memperoleh
kepercayaan public3.
2. Disebabkan oleh hal yang sama, Arthur Anderson, perusahaan akuntansi
terkemuka di AS yang menangani laporan keuangan IBM dan GE, mengalami
kebangkrutan luar biasa setelah mengalami pertumbuhan luar biasa 4.
3. Yang terbaru, korporasi bisnis AA Gym mengalami penurunan drastis setelah
dengan ketidakhati-hatiannya, menyalahi positioning manajemen qolbu yang
selama ini ia kampanyekan baik melalui iklan maupun di banyak aktivitas
dakwahnya.

Betapa mencengangkannya fakta-fakta diatas. Sekaligus memberikan


gambaran suram mengenai benarkah etika bisnis atau muamalah diabaikan begitu
saja oleh sebagian besar penjual/pebisnis. Benarkah etika bisnis dalam hal ini
kejujuran meningkatkan penjualan atau malah mengurangi laba daripada penjualan
itu sendiri. Dari sini peneliti menggeneralisir bahwasannya etika penjualan masih
diabaikan oleh sebagian besar penjual, tak terkecuali pada penjual buah dan
sayuran di pasar induk lembang ciledug.
Oleh karenanya berangkat dari fakta-fakta dan asumsi dasar diatas, peneliti
ingin mengetahui
1. Kejujuran penjual dalam menakar dan menimbang barang dagangan?

3
Laporan edisi mei 2003 Majalah Fortune setelah sebelumnya dilaporkan juga kejatuhan Enron.
4
Bloomberg Magazine Year End Report dengan coverstory berjudul “How Anderson Went Wrong”

6
2. Berapa keuntungan dari keseluruhan omzet dagangan mereka perhari?
3. Penentuan harga masing-masing penjual?

B. Rumusan Masalah
Seperti yang telah dikemukakan di atas, hasil daripada penelitian ini
setidaknya ditujukan untuk menjawab tiga rumusan masalah
1. Tingkat kejujuran para penjual buah dan sayuran pada pasar induk buah
dan sayuran lembang ciledug dalam menakar dan menimbang barang
dagangan.
2. Ada tidaknya etika dalam hal ini kejujuran, akankan berdampak pada
tingkat laba penjualan? Seberapa besar dampak itu.
3. Besaran margin laba akibat ketidakjujuran yang mereka lakukan
(memakai asumsi dasar)

C. Tujuan Penelitian
Tidak terlepas dalam artian saling terkait dengan asumsi dan rumusan
masalah yang telah dikemukakan diatas. Hasil daripada penelitian ini
diharapkan mampu
1. Mengetahui tingkat kejujuran para penjual buah dan sayuran pada
pasar induk lembang cileduk
2. Mengetahui ada tidaknya etika bermuamalah, apakah dengan ada atau
tidaknya etika akan berdampak pada tingkat laba.
3. Mengetahui berapa besaran margin laba apabila para penjual
melakukan praktik-praktik non etis.

D. Manfaat Penelitian
Peneliti tidak memiliki harapan terlalu tinggi, hasil penelitian ini setidaknya
mampu menyadarkan kepada maupun pembaca bahwa etika dalam
bermuamalah sangat penting. Tidak hanya dalam bingkai agama tapi juga
dalam frame ekonomi.

7
BAB II
TINJAUAN AYAT

              

             
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia
supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang
sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha
Melihat.” (QS. An-Nisa: 58)

Asbabun Nuzul:
Diriwayatkan dari ibnu abbas, bahwa setelah rasulullah saw, memasuki kota
mekkah pada hari ditaklukannya, Usman bin Talhah pengurus Ka’bah pada waktu
itu menguasai pintu ka’bah lalu naik ke bubungannya. Ia tidak mau memberikan
kunci ka’bah kepada rasulullah saw.
Kemudian ali bin abi thalib merebut kunci ka’bah itu dari usman bin talhah
secara paksa dan membuka ka’bah, lalu masuklah rasulullah ke dalam dan shalat
dua rakaat. Setelah beliau keluar dari ka’bah, tampillah pamannya, abbas ke
hadapannya dan meminta supaya kunci itu diserahkan dan diberi jabatan
pemeliharaan ka’bah dan jabatan penyediaan air untuk jamaah haji, maka turunlah
ayat ini, lalu rasulullah memerintahkan ali bin abi thalib, mengmbalikan kunci
ka’bah kepada usman bin talhah dan meminta maaf 5.

Tafsirnya:
Ayat ini menerangkan bahwa diantara amal-amal shaleh yang penting ialah
melaksanakan amanat dan menetapkan hukum.
Amanat seseorang terhadap sesame yang harus dilaksanakan antara lain,
mengembalikan titipan kepada yang punya dengan tidak kurang suatu apapun, hal
ini ada kaitannya dengan aqad wadiah. tidak menipunya, memelihara rahasia dan

5
Ibnu Katsier. Tafsir ibnu Katsier. 2000. Gema Insani Press

8
lain sebagainya. Termasuk bersikap adil. Keadilan merupakan salah satu nilai dasar
enonomi Islam.

        


"Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu
bersama orang-orang yang benar." (QS. At-Taubah: 119)

        


"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah
perkataan yang benar". (QS. Al-Ahzab: 70).

Asbabun Nuzul:
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud bahwa rasulullah
saw, pada suatu hari membagi-bagikan harta ghanimah kepada sahabatnya, lalu ada
seorang laki-laki berkata bahwa: “pembagian itu tidak dimaksudkan untuk
mencapai keridhoan Allah karena dipandangnya tidak adil.” Setelah Nabi saw
mendengar ocehannya tersebut beliau tersinggung sampai merah wajahnya seraya
berkata: “semoga Allah memberi rahmat kepada Musa yang telah disakiti orang
lebih dari ini namun beliau tetap berlaku sabar.”

Tafsir:
Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar tetap
bertaqwa kepada Allah dan selalu mengucapkan kata-kata yang benar.

            
"Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca
yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. Al-Isra' :
35)

Tafsir:
Yang dimaksud dengan “menyempurnakan takaran” adalah pada waktu
menakar barang hendaknya dilakukan denga setepat-tepatnya dan secermat-

9
cermatnya, tidak boleh mengurangi takaran atau melebihkannya. Karena itu maka
seseorang yang menakar barang yang akan diberikan pada orang lain, demikian
pula kalau seseorang menakar barang orang lain, tidak boleh dikurangi, sebab
tindakan serupa itu merugikan orang lain.
Allah SWT juga memerintahkan kepada mereka agar menimbang barang dengan
neraca yang benar.

10
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi adalah seluruh objek yang terdiri dari manusia, benda, hewa,
tumbuhan, gejala, nilai test atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki
karakteristik tertentu dalam suatu penelitian6
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang buah dan sayuran
pada pasar induk buah dan sayuran Lembang Cileduk
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya
dalam suatu penelitian. Artinya sample adalah sebagian dari populasi untuk
mewakili seluruh populasi7. Dalam penelitian ini, sampelnya adalah beberapa
penjual yang diambil dari masing-masing jenis komoditi secara random. Perlu untuk
diketahui bahwa peneliti dari keseluruhan sample hanya mengambil empat sample.
Alasan yang digunakan untuk menggunakan empat sample ini adalah
bahwasannya penelitian ini merupakan salah satu unit kecil yang hasilnya nanti
akan digabung dengan hasil penelitian lain dari rekan-rekan lain yang juga meneliti
pada permasalahan yang sama.
B. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah
dengan menggunakan metode interview dengan para penjual kemudian untuk
meneliti tingkat kejujuran, masng-masing dari peneliti menimbang kembali hasil
pengukuran. Selain untuk menguji kejujuran, metode ini digunakan juga untuk
memudahkan bagi peneliti untuk mengukur berapa besar keuntungan dari
ketidakjujuran mereka apabila mereka tidak jujur.
C. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data
kualitatif dan kuantitatif.

6
Nawawi, populasi dan sample dalam karya tulis ilmiah. 2000
7
Ibid

11
BAB IV
ANALISA PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti telah menetapkan lokasi yang jelas
yang akan dijadikan objek penelitian. Dalam hal ini, menetapkan untuk memilih
lokasi di pasar induk buah dan sayuran Lembang Cileduk. Pilihan ini ditetapkan
karena ada salah satu peneliti yang merupakan bagian dari yang tinggal dekat area
pasar, mengingat efisisensi kerja dan waktu, akhirnya peneliti memilih lokasi
tersebut.
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada permulaan perkuliahan tepatnya dimulai
pada pertemuan ke dua mata kuliah Tafsir Ayat Muamalat. Dan berakhir sesuai
dengan rencana yakni seminggu sebelum minggu tekun tepatnya pada tanggal 4 Juni
2007.
C. Analisis Hasil Interview
Berikut ini adalah analisis hasil interview per responden yang telah peneliti
lakukan
1. Responden Pertama Penjual Sayur

Jenis Sayur Harga Omzet Laba Minus Ak. per Ak. per Ak. per
per Kg Hari bulan tahun
Cabe Merah 9000 120 Kg 1.080.000 8,4 g 9180 275.000 3.304.80
0

Dari hasil interview pada responden pertama diketahui dengan jelas bahwa
omzet per hari mencapai 120 Kg, dengan harga penjualan kepada konsumen
maupun customer sebesar Rp 9000,- maka dapat diketahui uang yang diperoleh
perhari bisa mencapai Rp. 1.080.000,-. Dari hasil interview pula dapat diketahui
bahwa harga dipatok berdasarkan Harga Pasar Rp 8500,- per Kg, dengan demikian

12
laba bersihnya dapat diketahui sebesar Rp 60.000,- Hasil ini juga didasarkan pada
asumsi takaran pada posisi yang tepat.
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesa awal apakah para
penjual melakukan kecurangan dalam hal takaran. Untuk mengujinya peneliti
membeli barang sejenis dengan harga serupa kemudian menimbang kembali
dengan timbangan. Setelah menguji hasil takaran, barulah diketahui bahwasannya
penjual pada responden pertama baik sengaja maupun tidak sengaja telah
melakukan pengurangan timbangan sebesar 8, 4 g, pada timbangan per Kg. Jikalau
besaran ini diakumulasikan, misalkan katakanlah perharinya omzetnya habis
terjual, maka secara kasat mata penjual telah mendapatkan pendapatan hasil
kecurangan sebesar Rp 9180. Jikalau di akumulasikan perbulan menjadi 275.000,-
dan pertahun sebesar 3.304.800,-. Dengan demikian Hipotesa awal diterima.

2. Responden Kedua Penjual Sayur

Jenis Sayur Harga Omzet Laba Minus Ak. per Ak. per Ak. per
per Kg Hari bulan tahun
Cabe Merah 10.000 25 Kg 250.000 4,21 1052,5 31.575 378.900

Dari hasil interview pada responden kedua diketahui dengan jelas bahwa
omzet per hari mencapai 25 Kg, dengan harga penjualan kepada konsumen maupun
customer sebesar Rp 10.000,- pada responden kedua bisa dilihat harga jual lebih
tinggi dibanding pada responden pertama, menurut hasil interview, penetuan harga
tersebut didasarkan pada sewa tempat/lapak yang sangat tinggi sehingga penjual
memasukkan variable tersebut pada penentuan harga, sehingga wajar jikalau harga
lebih tinggi pada responden pertama. Dari harga jual dan omzet perharinya maka
dapat diketahui uang yang diperoleh perhari b mencapai Rp. 250.000,-. Dari hasil
interview pula dapat diketahui bahwa harga dipatok berdasarkan Harga Pasar Rp
8500,- per Kg, dengan demikian laba bersihnya dapat diketahui sebesar Rp 37.500,-
Hasil ini juga didasarkan pada asumsi takaran pada posisi yang tepat.

13
Seperti yang telah peneliti paparkan pada maksud dan tjuan penelitian pada
BAB I Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesa awal apakah para penjual
melakukan kecurangan dalam hal takaran. Untuk mengujinya peneliti membeli
barang sejenis dengan harga serupa kemudian menimbang kembali dengan
timbangan. Setelah menguji hasil takaran, barulah diketahui bahwasannya penjual
pada responden pertama baik sengaja maupun tidak sengaja telah melakukan
pengurangan timbangan sebesar 4,21 g, pada timbangan per Kg. Jikalau besaran ini
diakumulasikan, misalkan katakanlah perharinya omzetnya habis terjual, maka
secara kasat mata penjual telah mendapatkan pendapatan hasil kecurangan sebesar
Rp 1052,5,-. Jikalau di akumulasikan perbulan menjadi Rp 31.575,- dan pertahun
sebesar Rp 378.900,-. Dengan demikian Hipotesa awal diterima.

3. Responden Ketiga Penjual Buah

Jenis Buah Harga Omzet Laba Plus Ak. per Ak. per Ak. per
per Kg Hari bulan tahun
Marquissa 4000,- 60 Kg 240.000 1,3 312 9360 112.320

Dari hasil interview pada responden ketiga diketahui dengan jelas bahwa
omzet per hari mencapai 60 Kg, dengan harga penjualan kepada konsumen maupun
customer sebesar Rp 4000,- maka dapat diketahui uang yang diperoleh perhari bisa
mencapai Rp. 240.000,-. Dari hasil interview pula dapat diketahui bahwa harga
dipatok berdasarkan Harga Pasar Rp 3700,- per Kg, dengan demikian laba bersihnya
dapat diketahui sebesar Rp 18.000,-
Seperti yang telah peneliti paparkan pada maksud dan tjuan penelitian pada
BAB I Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesa awal apakah para penjual
melakukan kecurangan dalam hal takaran. Untuk mengujinya peneliti membeli
barang sejenis dengan harga serupa kemudian menimbang kembali dengan
timbangan. Setelah menguji hasil takaran, barulah diketahui bahwasannya penjual
pada responden pertama baik sengaja maupun tidak sengaja telah melakukan

14
penambahan timbangan sebesar 1,3 g, pada timbangan per Kg. Jikalau besaran ini
diakumulasikan, misalkan katakanlah perharinya omzetnya habis terjual, maka
secara kasat mata penjual telah mendapatkan kerugian hasil kecerobohan sebesar
Rp 312,-. Jikalau diakumulasikan perbulan, kecerobohan itu membengkak menjadi
Rp 9360,- dan pertahun sebesar Rp 112.320,-. Dengan demikian Hipotesa awal
ditolak.

4. Responden Keempat Penjual Buah

Jenis Buah Harga Omzet Laba Minus Ak. per Ak. per Ak. per
per Kg Hari bulan tahun
Marquissa 4000,- 80 Kg 320.000 2,17 694,4 20.832 249.984

Dari hasil interview pada responden kedua diketahui dengan jelas bahwa
omzet per hari mencapai 80 Kg, dengan harga penjualan kepada konsumen maupun
customer sebesar Rp 4000,- pada responden Di sini terlihat jelas bahwa antara
responden ketiga dan keempat masing masing menjual dengan harga yang sama
namun dengan omzet yang berbeda. Dari harga jual dan omzet perharinya maka
dapat diketahui uang yang diperoleh perhari b mencapai Rp. 320.000,-. Dari hasil
interview pula dapat diketahui bahwa harga dipatok berdasarkan Harga Pasar Rp
3700,- per Kg, dengan demikian laba bersihnya dapat diketahui sebesar Rp 24.000,-
Hasil ini juga didasarkan pada asumsi takaran pada posisi yang tepat.
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesa awal apakah para
penjual melakukan kecurangan dalam hal takaran. Untuk mengujinya peneliti
membeli barang sejenis dengan harga serupa kemudian menimbang kembali
dengan timbangan. Setelah menguji hasil takaran, barulah diketahui bahwasannya
penjual pada responden pertama baik sengaja maupun tidak sengaja telah
melakukan pengurangan timbangan sebesar 2,17 g, pada timbangan per Kg. Jikalau
besaran ini diakumulasikan, misalkan katakanlah perharinya omzetnya habis
terjual, maka secara kasat mata penjual telah mendapatkan pendapatan hasil

15
kecurangan sebesar Rp 694,4. Jikalau di akumulasikan perbulan menjadi 20.832,-
dan pertahun sebesar 249.984,-. Dengan demikian Hipotesa awal diterima.

16
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh
peneliti, maka dapat diketahui dengan jelas bahwa hipotesa awal dalam penelitian
ini yang mengatakan bahwa dalam banyak penjual etika dalam ekonomi masih
banyak diabaikan dapat diterima. Salah satu bentuknya yaitu melakukan
kecurangan dalam hal takaran. Data menunjukkan bahwa tiga dari empat responden
menyatakan bahwa telah terjadi kecurangan dalam hal penimbangan komoditas,
dalam hal ini sayuran dan buah buahan.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan sebagai masukan, bisa diartikan kritik maupun saran, bagi
berbagai pihak terutama bagi para penjual dan mahasiswa dalam rangka
menyadarkan kembali betapa pentingnya etika dalam hal bermuamalah, terutama
jual beli. Saran tersebut bisa dilihat berikut ini:
1. Bagi penjual
Bahwa sudah merupakan perintah Allah swt agar seorang muslim
maupun non muslim untuk selalu melakukan perkataan yang benar dan
melakukan timbangan dengan cara yang benar pula. Hal ini dapat dilakukan
dengan berkata jujur pada setiap penawaran komoditi kepada pembeli dan
melakukan penimbangan yang tepat. Berdasarkan hasil penelitian bisa dilihat
bahwa akumulasi dari kecurangan dalam hal penimbangan bisa membengkak
sampai ratusan ribu rupiah. Nilai-nilai itu nantinya akan dipertanggung
jawabkan. Alangkah lebih baiknya jika mulai sekarang mematuhi etika yang
telah digariskan tuhan, yakni menakar dengan timbangan yang benar

17
2. Bagi Mahasiswa
Sebagai calon ekonom muslim sudah sejak awal harus disadari tentang
pentingnya etika dalam hal bermualah. Bisa dilihat contoh dari pengabaian etika
hanya demi meraih keutungan semata. Banyak perusahaan multinasional yang
sudah mengglobal luluh berantakan hanya dikarenakan pelakukan penipuan dan
kecurangan (tadlis, maysir, ghara). Baik itu dalam pelaporan keuangan maupun
dalam penjualan produknya.
Bisa juga mulai sekarang bagi mahasiswa untuk selalu mengajarkan kepada
masyarakat untuk selalu bersikap jujur dan berkata benar dalam bermuamalah.

18
DAFTAR PUSTAKA

Katsier, Ibnu. Tafsir Ibnu katsier. 2000. Jakarta; Gema Insani Press
Kertajaya, Hermawan dkk. Marketing in Venus. 2003. Jakarta; MarkPlus&Co dan
Gramedia Pustaka Utama
Kertajaya, Hermawan, Syakir Sula. Syariah Marketing. 2006 Bandung; MarkPlus&Co
dan Mizan Media Utama
Majalah Fortune Edisi Mei 2003
Majalah Bloomberg Markets Year End Report 2004
Nawawi dkk. Populasi dan Sampel dalam Karta Tulis Ilmiah. 2000 Jakarta; Yayasan
Obor Indonesia
Tim penyusun. Alquran dan Tafsirnya. 2000 Yogyakarta; Universitas Islam Indonesia
Press

19

You might also like