Professional Documents
Culture Documents
P a p e r
Di Susun Oleh
Faishal Harris
Ifah Munifah
Saumi Rizqiyanto
Bagi perantara itu hukumnya adalah sebagaimana hukum yang berlaku pada
apa yang dituju
1
Chapter Two
Vieweword
DEFINISI
Jalan yang membawa kepada sesuatu secara hissi atau ma’nawi, baik atau buruk
Setali tiga uang dengan makna harfiah dan istilah ibnul qoyyim, wahbah
zuhaili mendefinisikan sama netralnya. Yang berbeda pendapat dalam
referensi kami adalah badran yang mendefinisikannya secara tidak netral dan
barangkali merupakan yang tepat dalam konteks Saddu adzariah. Beliau
mendefinisikannya sebagai
Agar lebih match dengan bahasan yang dituju kata adzdzariah didahului
kata Saddu yang bermakna menutup. Jadi arti saddu dzariah yang mudah dan
simple adalah ‘menutup jalan yang menuju kepada kerusakan’
Seperti yang telah disinggung diatas perantara terbagi menjadi dua.
Menurut abdul karim zaidan, perantara yang pertama adalah perbuatan yang
keharamannya bukan saja karena perbuatan itu merupakan washilah bagi
sesuatu yang diharamkan tetapi esensi perbuatan itu juga diharamkan.
Perantara yang kedua adalah perbuatan yang secara esensial diperbolehkan
namun memiliki kemungkinan bahwa perbuatan itu digunakan sebagai
washilah kepada sesuatu yang diharamkan. Sebagai contoh menawarkan
barang atau shopping lewat internet pada dasarnya diperbolehkan tetapi
tatkala hal itu dapat membawa pada kemudharatan bagaimana hukumnya?
Disinilah konsep Saddu dzariah bermain. Karena menjual atau berbelanja di
dunia maya banyak mengandung unsur penipuan maka hal itu menjadi
terlarang.
2
DASAR HUKUM
RAGAM DZARIAH
3
D. Perbuatan perantara bersifat mubah, tidak ditujukan untuk
kerusakan namun memiliki sifat merusak walaupun tidak
sebesar kemaslahatannya. Contoh, melihat wajah perempuan
ketika dipinang
2. Dzariah dari segi tingkat kemudharatan menurut Asyatibi
A. Perbuatan perantara yang membawa kerusakan secara pasti.
Contoh, menggali lobang di tanah sendiri dekat pintu rumah
seseorang diwaktu gelap. Setiap orang yang keluar dari pintu
itu pasti akan terjatuh. Pada dasarnya sah-sah saja menggali
lobang ditanah sendiri tapi tatkala lodang itu terletak tepat di
depan pintu tetangga maka akan terjadi hal-hal mudharat yang
tidak diinginkan.
B. Perbuatan perantara yang membawa kepada kerusakan
menurut biasanya dalam artian kalau dzariah dilakukan maka
kemungkinan besar akan terjadi kerusakan. Contoh, menjual
anggur kepada produsen minuman keras. Pada dasarnya boleh-
boleh saja menjual anggur tapi tatkala dijual kepada produsen
minuman keras akan menjadi terlarang.
C. Perbuatan perantara yang terlarang menurut kebanyakannya.
Dalam artian jika tidak dihindari seringkali sesudah itu akan
mengakibatkan berlangungnya perbuatan terlarang. Seperti
jual-beli kredit, tidak selalu jual beli kredit membawa kepada
riba tapi seringkali dijadikan sarana untuk riba.
D. Perbuatan perantara yang jarang sekali membawa kepada
kerusakan. Contoh, menggali lobang di tanah sendiri yang
jarang dilalui seseorang, namun manakala suatu ketika seorang
lewat maka akan terjatuh kedalam lobang.
4
Chapter Three
Afterword
Demikianlah bahwasannya Saddu Dzariah merupakan salah satu metode
menetapkan suatu hukum perbuatan dengan menutup/melarang perbuatan
perantara yang dapat membawa kepada kerusakan. Namun tidak semua
perbuatan perantara membawa kepada kerusakan, ketika perantara menjadi
manfaat malah sangat dianjurkan oleh agama (biasa disebut fathu dzariah).
Bisa dibilang Saddu Dzariah merupakan tindakan preventif dalam
mencegah perbuatan yang haram. Dari pada perbuatan itu terjadi mendingan
mencegah perantaranya, dengan menutup atau melarang. Mencegah lebih
baik dari pada mengobati, sedia payung sebelum hujan itu prinsipnya.
Demikian semoga sajian ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan
kita semua.
5
Reference
Abdullah, Taufik, Dkk. Ensiklopedia Tematis
Dunia Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van
Houve 2002
Syafei, Rahmat, Prof. Dr. Ilmu Ushul Fiqh.:
Pustaka Setia 1999
Syarifuddin, Amir. Ushul Fiqh II. Jakarta:
Logos 1999Bandung