You are on page 1of 7

Pengetahuan (knowledge) mencakup ketrampilan mengingat kembali fakta-fakta yang pernah dipelajari oleh anak yang biasanya menghasilkan

jawaban yang benar atau salah. Biasanya bentuk pertanyaannya dimulai dengan kata: berapa banyak, kapan, dimana. sebutkan, jelaskan, dll. Contoh pertanyaannya: Kapan hari kemerdekaan Republik Indonesia? Atau ada berapa banyak selusin itu? Pemahaman (comprehension) meliputi pemahaman terhadap informasi yang ada. Biasanya bentuk pertanyaannya diawali dengan kata: jelaskan, gambarkan, bedakan antara satu hal dan lain hal, prediksikan, dll. Contoh pertanyaannya: Jelaskan bagaimana terjadinya hujan? Atau peristiwa-peristiwa penting apa saja yang terjadi sebelum kemerdekaan Indonesia? Penerapan (application) mencakup ketrampilan menerapkan informasi atau pengetahuan yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru. Biasanya bentuk pertanyaannya menggunakan kata-kata: tunjukan, terapkan, eksperimen, dicobakan, selesaikan, klasifikasikan, dll. Contoh pertanyaannya: Tunjukan persamaan antara telur dan bola dunia? Apakah telur dapat berubah menjadi seekor sapi? Atau bagaimana rumus luas segiempat dapat dipakai untuk mengetahui luas kubus? Analisis meliputi pemilahan informasi menjadi bagian-bagian atau meneliti dan mencoba memahami struktur informasi. Biasanya bentuk pertanyaannya memakai kata-kata: klasifikasikan, sunsunlah, bandingkan, apa perbedaan-perbedaannya, dll. Contoh pertanyaannya: Apa salah satu perbedaan antara telur ayam dengan telur katak? Atau bandingkan dan bedakan ciri-ciri penting diantara alat-alat transportasi yang ada saat ini? Sintesis mencakup menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah ada untuk menggabungkan elemen-elemen menjadi suatu pola yang tidak ada sebelumnya. Biasanya pertanyaannya menggunakan kata: bagaimana kalau, temukan, ciptakan, buatlah, gabungkanlah, dll. Contoh pertanyaannya: Apa yang terjadi kalau kucing bertelur? Dengan mengetahui ciri-ciri hewan yang bertelur, apa yang dapat kamu jelaskan tentang hewan yang tidak bertelur? Evaluasi meliputi pengambilan keputusan atau menyimpulkan berdasarkan kriteria-kriteria yang ada. Biasanya pertanyaannya memakai kata: pertimbangkanlah, bagaimana kesimpulannya, dll. Contoh pertanyaannya: Apa yang terjadi kalau Soekarno dan Hatta tidak pernah ada? Apakah dan bagaimana sejarah itu (kemerdekaan Indonesia) mungkin berbeda dari yang ada? Domain Kognitif Bloom membagi domain kognisi ke dalam 6 tingkatan. Domain ini terdiri dari dua bagian: Bagian pertama berupa adalah Pengetahuan (kategori 1) dan bagian kedua berupa Kemampuan dan Keterampilan Intelektual (kategori 2-6) Pengetahuan (Knowledge) Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dsb. Sebagai contoh, ketika diminta menjelaskan manajemen kualitas, orang yg berada di level ini bisa menguraikan dengan baik definisi dari kualitas, karakteristik produk yang berkualitas, standar kualitas minimum untuk produk, dsb. Pemahaman (Comprehension) Dikenali dari kemampuan untuk membaca dan memahami gambaran, laporan, tabel, diagram, arahan, peraturan, dsb. Sebagai contoh, orang di level ini bisa memahami apa yg diuraikan dalam fish bone diagram, pareto chart, dsb. Aplikasi (Application)

Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori, dsb di dalam kondisi kerja. Sebagai contoh, ketika diberi informasi tentang penyebab meningkatnya reject di produksi, seseorang yg berada di tingkat aplikasi akan mampu merangkum dan menggambarkan penyebab turunnya kualitas dalam bentuk fish bone diagram atau pareto chart. Analisis (Analysis) Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yg rumit. Sebagai contoh, di level ini seseorang akan mampu memilah-milah penyebab meningkatnya reject, membandingbandingkan tingkat keparahan dari setiap penyebab, dan menggolongkan setiap penyebab ke dalam tingkat keparahan yg ditimbulkan. Sintesis (Synthesis) Satu tingkat di atas analisa, seseorang di tingkat sintesa akan mampu menjelaskan struktur atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yg dibutuhkan. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas mampu memberikan solusi untuk menurunkan tingkat reject di produksi berdasarkan pengamatannya terhadap semua penyebab turunnya kualitas produk. Evaluasi (Evaluation) Dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, dsb dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yg ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas harus mampu menilai alternatif solusi yg sesuai untuk dijalankan berdasarkan efektivitas, urgensi, nilai manfaat, nilai ekonomis, dsb Domain Afektif Pembagian domain ini disusun Bloom bersama dengan David Krathwol. Penerimaan (Receiving/Attending) Kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di lingkungannya. Dalam pengajaran bentuknya berupa mendapatkan perhatian, mempertahankannya, dan mengarahkannya. Tanggapan (Responding) Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya. Meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan. Penghargaan (Valuing) Berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu objek, fenomena, atau tingkah laku. Penilaian berdasar pada internalisasi dari serangkaian nilai tertentu yang diekspresikan ke dalam tingkah laku. Pengorganisasian (Organization) Memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik di antaranya, dan membentuk suatu sistem nilai yang konsisten.

Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai (Characterization by a Value or Value Complex) Memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah-lakunya sehingga menjadi karakteristik gaya-hidupnya. Domain Psikomotor Rincian dalam domain ini tidak dibuat oleh Bloom, tapi oleh ahli lain berdasarkan domain yang dibuat Bloom. Persepsi (Perception) Penggunaan alat indera untuk menjadi pegangan dalam membantu gerakan. Kesiapan (Set) Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan. Guided Response (Respon Terpimpin) Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk di dalamnya imitasi dan gerakan coba-coba. Mekanisme (Mechanism) Membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga tampil dengan meyakinkan dan cakap Respon Tampak yang Kompleks (Complex Overt Response) Gerakan motoris yang terampil yang di dalamnya terdiri dari pola-pola gerakan yang kompleks. Penyesuaian (Adaptation) Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat disesuaikan dalam berbagai situasi. Penciptaan (Origination) Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi atau permasalahan tertentu. Paradigma konstruktivisme oleh Jeans Piaget melandasi timbulnya strategi kognitif , disebut teori meta cognition. Meta cognition merupakan ketrampilan yang dimiliki oleh siswa-siswa dalam mengatur dan mengontrol proses berfikirnya, Preisseisen (1985). Menurut Preisseien meta cognition meliputi empat jenis ketrampilan, yaitu: Ketrampilan Pemecahan masalah (Problem Solving) yaitu: Ketrampilan individu dalam menggunakan proses berfikirnya untuk memecahkan masalah melalui pengumpulan fakta-fakta, analisis informasi, menyusun berbagai alternative pemecahan, dan memilih pemecahan masalah yang paling efektif. Ketrampilan Pengambilan Keputusan (Decision making), yaitu: Ketrampilan individu dalam menggunakan proes berfikirnya untuk memilih suatu keputusan yang terbaik dari beberapa pilihan yang ada melalui pengumpulan informasi, perbandingan kebaikan dan kekurangan dari setiap alternative, analisis informasi, dan pengambilan keputusan yang terbaik berdasarkan alas an-alasan yang rasional.

Ketrampilan Berfikir Kritis (Critical thinking) yaitu: Ketrampilan individu dalam menggunakan proses berfikirnya yaitu menganalisa argument dan memberikan interprestasi berdasarkan persepsi yang benar dan rasional, analisis asumsi dan bias dari argument, dan interprestasi logis. Ketrampilan berfikir Kreatif (creative thinking) yaitu:Ketrampilan individu dalam menggunakan proses berfikirnya untuk menghasilkan gagasan yang baru, konstruktif berdasarkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang rasional maupun persepsi, dan intuisi individu. Dalam konteks pendidikan, Benjamin Bloom menjelaskan tiga domain atau kawasan tentang perilaku individu serta sub domain dari masing-masing domain tersebut. Adapun domain tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kawasan Kognitif
Adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek intelektual atau secara logis yang bias diukur dengan pikiran atau nalar. Kawasan ini tediri dari: 1) Pengetahuan (Knowledge). Pengetahuan ini merupakan aspek kognitif yang paling rendah tetapi paling mendasar dalam dunia kependidikan. Dengan pengetahuan ini individu dapat mengenal dan mengingat kembali suatu objek, hasil pikiran, prosedur, konsep, definisi, teori, atau bahkan sebuah kesimpulan. Pengetahuan ini juga digolongkan menjadi: a) Mengetahui secara khusus: (1) Mengetahui terminologi yaitu berhubungan dengan mengenal atau mengingat kembali istilah atau konsep tertentu yang dinyatakan dalam bentuk simbol, baik berbentuk verbal maupun non verbal. (2) Mengetahui fakta tertentu misalnya mengingat kembali tanggal, peristiwa, orang tempat, sumber informasi, kejadian masa lalu, kebudayaan masyarakat tertentu, dan ciriciri yang tampak dari keadaan alam tertentu. b) Mengetahui tentang cara melakukan sesuatu/proses: (1) Mengetahui kebiasaan atau cara menyampaikan ide atau pengalaman. (2) Mengetahui urutan dan kecenderungan yaitu proses, arah dan gerakan suatu gejala atau fenomena pada waktu yang berkaitan. (3) Mengetahui penggolongan atau pengkategorisasian, misalnya mengetahui kelas, kelompok, perangkat atau susunan yang digunakan di dalam bidang tertentu, atau memproses sesuatu. (4) Mengetahui kriteria yang digunakan untuk mengidentifikasi fakta, prinsip, pendapat atau perlakuan. (5) Mengetahui metodologi, yaitu perangkat cara yang digunakan untuk mencari, menemukan atau menyelesaikan masalah. (6) Mengetahui hal-hal yang universal dan abstrak dalam bidang tertentu, yaitu ide, bagan dan pola yang digunakan untuk mengorganisasi suatu fenomena atau pikiran. (7) Mengetahui prinsip dan generalisasi. (8) Mengetahui teori dan struktur. 2) Pemahaman (Comprehension). Pemahaman/mengerti merupakan kegiatan mental intelektual yang mengorganisasikan materi yang telah diketahui. Temuan-temuan yang didapat dari mengetahui seperti definisi, informasi, peristiwa, fakta disusun kembali dalam struktur kognitif yang ada. Temuan-temuan ini diakomodasikan dan kemudian berasimilasi/bergabung dengan struktur kognitif yang ada, sehingga membentuk struktur kognitif baru. Dalam tahap pemahaman ini memiliki beberapa tingkatan yaitu: a) Translasi yaitu mengubah simbol tertentu menjadi simbol lain tanpa perubahan makna. Misalkan simbol dalam bentuk kata-kata diubah menjadi gambar, bagan atau grafik. b) Interpretasi yaitu menjelaskan makna yang terdapat dalam simbol, baik dalam bentuk simbol verbal maupun non verbal. Seseorang dikatakan telah dapat menginterpretasikan suatu konsep atau prinsip tertentu jika dia telah mampu membedakan, memperbandingkan atau mempertentangkannya dengan sesuatu yang lain. Contoh sesesorang dapat dikatakan telah mengerti konsep tentang motivasi kerja dan dia telah dapat membedakannya dengan konsep tentang motivasi belajar.

c) Ekstrapolasi yaitu melihat kecenderungan, arah atau kelanjutan dari suatu temuan. Misalnya siswa dihadapkan rangkaian bilangan 2, 3, 5, 7, 11, dengan kemapuan ekstrapolasinya tentu dia akan mengatakan bilangan ke-6 adalah 13 dan ke-7 adalah 19. Untuk bisa seperti itu, terlebih dahulu dicari prinsip apa yang bekerja diantara kelima bilangan itu. Jika ditemukan bahwa kelima bilangan tersebut adalah urutan bilangan prima, maka kelanjutannnya dapat dinyatakan berdasarkan prinsip tersebut. 3) Penerapan (Aplication). Penerapan adalah menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah atau menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang dikatakan menguasai kemampuan ini jika ia dapat memberi contoh, menggunakan, mengklasifikasikan, memanfaatkan, menyelesaikan dan mengidentifikasi hal-hal yang sama. Contoh, dulu ketika pertama kali diperkenalkan kereta api kepada petani di Amerika, mereka berusaha untuk memberi nama yang cocok untuk alat angkutan tersebut. Satu-satunya alat transportasi yang sudah dikenal pada waktu itu adalah kuda. Bagi mereka, ingat kuda ingat transportasi. Dengan pemahaman demikian, maka mereka memberi nama pada kereta api tersebut dengan iron horse (kuda besi). Hal ini menunjukkan bagaimana mereka menerapkan konsep terhadap sebuah temuan baru. 4) Penguraian (Analysis). Penguraian adalah menentukan bagian-bagian dari suatu masalah dan menunjukkan hubungan antar bagian tersebut, melihat penyebab-penyebab dari suatu peristiwa atau memberi argumen-argumen yang mendukung suatu pernyataan. Kemampuan analisis menurut Bloom secara rinci dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: a) Menganalisis unsur: (1) Kemampuan melihat asumsi-asumsi yang tidak dinyatakan secara eksplisit pada suatu pernyataan. (2) Kemampuan untuk membedakan fakta dengan hipotesa. (3) Kemampuan untuk membedakan pernyataan faktual dengan pernyataan normatif. (4) Kemampuan untuk mengidentifikasi motif-motif dan membedakan mekanisme perilaku antara individu dan kelompok. (5) Kemampuan untuk memisahkan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan yang mendukungnya. b) Menganalisis hubungan: (1) Kemampuan untuk melihat secara komprehensif interrelasi antar ide dengan ide. (2) Kemampuan untuk mengenal unsur-unsur khusus yang membenarkan suatu pernyataan. (3) Kemampuan untuk mengenal fakta atau asumsi yang esensial yang mendasari suatu pendapat atau tesis atau argumen-argumen yang mendukungnya. (4) Kemampuan untuk memastikan konsistensinya hipotesis dengan informasi atau asumsi yang ada. (5) Kemampuan untuk menganalisis hubungan di antara pernyataan dan argumen guna membedakan mana pernyataan yang relevan mana yang tidak. (6) Kemampuan untuk mendeteksi hal-hal yang tidak logis di dalam suatu argumen. (7) Kemampuan untuk mengenal hubungan kausal dan unsur-unsur yang penting dan yang tidak penting di dalam perhitungan historis. c) Menganalisis prinsip-prinsip organisasi: (1) Kemampuan untuk menguraikan antara bahan dan alat. (2) Kemampuan untuk mengenal bentuk dan pola karya seni dalam rangka memahami maknanya. (3) Kemampuan untuk mengetahui maksud dari pengarang suatu karya tulis, sudut pandang atau ciri berfikirnya dan perasaan yang dapat diperoleh dalam karyanya. (4) Kemampuan untuk melihat teknik yang digunakan dalam meyusun suatu materi yang bersifat persuasif seperti advertensi dan propaganda. 5) Memadukan (Synthesis). Adalah menggabungkan, meramu, atau merangkai beberapa informasi menjadi satu kesimpulan atau menjadi suatu hal yang baru. Ciri dari kemampuan ini adalah kemampuan berfikir induktif. Contoh: memilih nada dan irama dan kemudian manggabungkannya sehingga menjadi gubahan musik yang baru. 6) Penilaian (Evaluation). Adalah mempertimbangkan, menilai dan mengambil keputusan benar-salah, baik-buruk, atau bermanfaattak bermanfaat berdasarkan kriteria tertentu baik kualitatif maupun kuantitatif. Terdapat dua kriteria pembenaran yang digunakan, yaitu : a) Pembenaran berdasarkan kriteria internal, yang dilakukan dengan memperhatikan konsistensi atau kecermatan susunan secara logis unsur-unsur yang ada di dalam objek yang diamati.

b) Pembenaran berdasarkan kriteria eksternal, yang dilakukan berdasarkan kriteria-kriteria yang bersumber di luar objek yang diamati. Misalnya kesesuaiannya dengan aspirasi umum atau kecocokannya dengan kebutuhan pemakai.

b. Kawasan afektif
Adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya. Kawasan ini terdiri dari: 1) Penerimaan (receiving/attending). Kawasan penerimaan diperinci ke dalam tiga tahap, yaitu : a) Kesiapan untuk menerima (awareness), yaitu adanya kesiapan untuk berinteraksi dengan stimulus (fenomena atau objek yang akan dipelajari), yang ditandai dengan kehadiran dan usaha untuk memberi perhatian pada stimulus yang bersangkutan. b) Kemauan untuk menerima (willingness to receive), yaitu usaha untuk mengalokasikan perhatian pada stimulus yang bersangkutan. c) Mengkhususkan perhatian (controlled or selected attention). Yang mana dimungkinkan perhatian itu hanya tertuju pada warna, suara atau kata-kata tertentu saja. 2) Sambutan (responding). Mengadakan aksi terhadap stimulus atau rangsangan, yang meliputi proses sebagai berikut : a) Kesiapan menanggapi (acquiescene of responding). Contoh : mengajukan pertanyaan, menempelkan gambar dari tokoh yang disenangi pada tembok kamar yang bersangkutan, atau mentaati peraturan lalu lintas. b) Kemauan menanggapi (willingness to respond), yaitu usaha untuk melihat hal-hal khusus di dalam bagian yang diperhatikan. Misalnya pada desain atau warna saja. c) Kepuasan menanggapi (satisfaction in response), yaitu adanya aksi atau kegiatan yang berhubungan dengan usaha untuk memuaskan keinginan mengetahui. Contohnya bertanya, membuat coretan atau gambar, memotret dari objek yang menjadi pusat perhatiannya, dan sebagainya. 3) Penilaian (valuing). Dalam tahap ini sudah mulai muncul proses internalisasi untuk memiliki dan menghayati nilai dari stimulus yang dihadapi. Penilaian terbagi atas empat tahap sebagai berikut : a) Menerima nilai (acceptance of value), yaitu kelanjutan dari usaha memuaskan diri untuk menanggapi secara lebih intensif. b) Menyeleksi nilai yang lebih disenangi (preference for a value), yang dinyatakan dalam usaha untuk mencari contoh yang dapat memuaskan perilaku menikmati. c) Komitmen yaitu kesetujuan terhadap suatu nilai dengan alasan-alasan tertentu yang muncul dari rangkaian pengalaman. d) Komitmen ini dinyatakan dengan rasa senang, kagum, terpesona. Kagum atas keberanian seseorang, menunjukkan komitmen terhadap nilai keberanian yang dihargainya. 4) Pengorganisasian (organization). Pada tahap ini yang bersangkutan tidak hanya menginternalisasi satu nilai tertentu seperti pada tahap komitmen, tetapi mulai melihat beberapa nilai yang relevan untuk disusun menjadi satu sistem nilai. Proses ini terjadi dalam dua tahapan, yakni : a) Konseptualisasi nilai, yaitu keinginan untuk menilai hasil karya orang lain, atau menemukan asumsiasumsi yang mendasari suatu moral atau kebiasaan. b) Pengorganisasian sistem nilai, yaitu menyusun perangkat nilai dalam suatu sistem berdasarkan tingkat preferensinya. Dalam sistem nilai ini yang bersangkutan menempatkan nilai yang paling disukai pada tingkat yang amat penting, menyusul kemudian nilai yang dirasakan agak penting, dan seterusnya menurut urutan kepentinga atau kesenangan dari diri yang bersangkutan. 5) Karakterisasi (characterization) Karakterisasi yaitu kemampuan untuk menghayati atau mempribadikan sistem nilai. Kalau pada tahap pengorganisasian di atas sistem nilai sudah dapat disusun, maka susunan itu belum konsisten di dalam diri yang bersangkutan. Artinya mudah berubah-ubah sesuai situasi yang dihadapi. Pada tahap karakterisasi, sistem itu selalu konsisten. Proses ini terdiri atas dua tahap, yaitu : a) Generalisasi, yaitu kemampuan untuk melihat suatu masalah dari suatu sudut pandang tertentu. b) Karakterisasi, yaitu mengembangkan pandangan hidup tertentu yang memberi corak tersendiri pada kepribadian diri yang bersangkutan.

c. Kawasan psikomotorik
Adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari: 1) Kesiapan (set) yaitu berhubungan dengan kesediaan untuk melatih diri tentang keterampilan tertentu yang dinyatakan dengan usaha untuk melaporkan kehadirannya, mempersiapkan alat, menyesuaikan diri dengan situasi, menjawab pertanyaan. 2) Meniru (imitation) adalah kemampuan untuk melakukan sesuai dengan contoh yang diamatinya walaupun belum mengerti hakikat atau makna dari keterampilan itu. Seperti anak yang baru belajar bahasa meniru kata-kata orang tanpa mengerti artinya. 3) Membiasakan (habitual) yaitu seseorang yang dapat melakukan suatu keterampilan tanpa harus melihat contoh, sekalipun ia belum dapat mengubah polanya. 4) Adaptasi (adaption) yaitu seseorang yang sudah mampu melakukan modifikasi untuk disesuaikan dengan kebutuhan atau situasi tempat keterampilan itu dilaksanakan. Menciptakan (origination) di mana seseorang sudah mampu menciptakan sendiri suatu karya.

You might also like