You are on page 1of 13

Rangkuman Buku Komposisi Gorys Keraf BAB 8

OPINI | 15 January 2011 | 18:20 Dibaca: 507 Komentar: 0 Nihil CATATAN DAN BIBLIOGRAFI A. Catatan kaki 1. Pengertian catatan kaki Catatan kaki adalah keterangan-keterangan atas teks karangan yang bila ditempatkan pada kaki halaman karanga yang bersangkutan. Bila keterangan semacam itu ditempatkan pada akhir bab atau akhir karangan, maka catatan atau keterangan semacam itu disebut saja keterangan. 2. Tujuan Pada dasarnya sebuah catatan kaki dibuat dengan tujuan-tujuan tersebut : Untuk menyusun pembuktian Menyatakan utang budi Menyampaikan keterangan tambahan Merujuk bagian teks 3. Prinsipp membuat catatan kaki Untuk membuat catatan kaki, kita perlu memerhatikan beberapa prinsip-prinsip berikut: Hubungan catatan kaki dan teks Nomor urut penunjukan Teknik pembuatan catatakan kaki 4. Jenis catatan kaki Sejalan dengan tujuan catatan kaki sebagai telah dikemukakan di atas, maka dapatlah dikemukakan sekali lagi bahwa jenis catatan kaki ada tiga macam yaitu : Penunjukan sumber (refrensi)

Catatan penjelasan Gabungan sumber dan penjelasan 5. Unsur-unsur refrensi Sebelum mengikuti secara terperinci cara pembuatan catatan kaki bagi tiap jenis kepustakaan, hendaknya diketahui terlebih dahulu ikhtisar-ikhtisar refrensi-refrensi di bawah ini : Pengarang Judul Data publikasi Jilid dan nomor halaman 6. Cara membuat catatan kaki Dengan memperhatikan prinsip-prinsip tentang catatan kaki serta unsur-unsur catatan kakisebagai telah diuraikan di atas, maka marilah kita memperhatikan caramembuet catatan kaki bagi tiap jenis refrensi dan catatan-catatan lainnya, sebagai diuraikan di bawah ini : Refrensi kepada buku dengan seorang pengarang Refrensi kepada buku dengan dua atau tiga orang pengarang Refrensi kepada buku dengan banyak pengarang Kalau edisi berikutnya mengalami perubahan Buku yang terdiri dari dua jilid atau lebih Sebuah terjemahan Artikel dalam sebuah antologi Artikel dalam sebuah ensiklopedi Refrensi pada artikel majalah Refrensi pada ertikel harian

Tesis dan disertasi yang belum ditebitkan Refrensi kepada dua sumber atau lebih Refrensi pada sumber kedua Catatan penjelas Refrensi dan catatan penjelas 7. Singkatan-singkatan Dalam catatan kaki biasanya dipergunakan pula singkatan-singkatan yang oleh para sarjana sudah diketahui maksudnya. Oleh sebab itu hendaknya diperhatikan dengan benar-benar bagaimana mempergunakan singkatan-singkatan itu dalam setiap catatan kaki. 8. Penerapan catatan kaki dan singkatan Bagaimana cara mempergunakan singkatan-singkatan di atas, terutaa singkatansingkatan Ibid., Op.cit. dan Loc.cit. dalam kenyataan ? Karna refrensi kedua dan ketiga menunjuk kembali kepada refrensi pertama yang mempunyai nomor urut berurutan, maka cukup digunakan singkatan Ipid. Demikian pula refrensi keenam dan ketujuh yang menujukkan kembali pada refrensi kelima. Sebaliknya refrensi kedelapan yang menujukkan kembali pada refrensi pertama, maka mempergunakan singkatan Op.cit., refrensi menujuk kembali kepada refrensi keempat. Karna refrensi keempat merupakan penunjukan kepada sebuah ertikel, maka refrensi keempatbelas tersebut menggunakan singkatan Loc.cit.

B. Bibliografi 1. Pengertian Bibliorafi Yang dimaksud dengan bibliografi atau daftar peustaka adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-ertikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau sebagian dari karangan yang tengah digarap. Bagi setiap awam, bibliogarafi mungkin tidak penting artinya, tetapi setiap sarjana, seorang calon sarjana, atau seorang cendikiawan, daftar pustaka itu merupakan sesuatu hal yang sangat penting. 2. Fungsi bibliografi Fungsi bibliografi hendaknya secara tegas dibedakan dari sebuah fungsi catatan kaki. Refrensi catatan kaki di tujukan kepada sumber dari pernyataan atau ucapanyang dipergunakan dalam teks.sebab itu refrensi itu harus menunjuk dengan tepat tempat, dimana pembaca dapat menemukan pernyataan atau ucapan itu. 3. Unsur-unsur bibliografi Tiap penulis harus tahu pokok-pokok mana yang harus dicatat. Pokok yang paling penting yang harus dimasukkan dalam sebuah bibliogrfi adalah: Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap Judul buku, termasuk judul tambahannya Data publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan keberapa, nomor jilid dan tebal (jumlah halaman) buku tercebut. Untuk sebuah artikel dibutuhkan pula judul artikelyang bersangkutan, nama majalah, jilid, nomor dan tahun 4. Bentuk bibliografi Cara penyusunan bibliografi tidak seragam bagi semua judul refrensi, tergantung dari sifat bahan refrensi itu. Cara penyusunan bibliografi dari buku agak berlainan dengan majalah, dan majalah agak berlainan dengan harian,serta semuanya berbeda dengan cara menyusun bibliografi yang terdiri dari manuskripsi-manuskripsi yang belum diterbitkan, seperti tesis dan disertasi. Walaupun walaupun terdapat jenis-jenis kepustakaan itu, namun ada tiga hal yang penting yaang harus dicantumkan yaitu : pengarang , judul, dan data-data publikasi. Karne cara-cara untuk setiap jenis kepustakaan agak berlainan, maka perhatikanlah ketentuan-ketentuan bagaimana menyusun urutan pengarang, judul dan data-data publikasi dari tiap jenis kepustakaan tersebut.

Dengan seorang pengrang Buku dengan dua atau tiga pengarang Buku dengan banyak pengarang Kalau edisi berikutnya mengalami perubahan Buku yang terdiri dari dua jilid atau lebih Sebuah kumpula bunga rampai atau lebih Sebuah buku terjemahan Artikel dalam sebuah himpunan Artikel dalam ensiklopedi Artikel majalaj Artikel atau bahan dari harian 5. Macam-macam bibliografi Semua telah diuraikan baru mrupakan prinsip-prinsip untuk menyusun urutan-urutan bagi pelbagai macam jenis refrensi. Sebab itu bahan-bahan refrensi dapat dibedakan dengan membuat daftaryang khusus, kalau memang cukup oanjang daftarnya, misalnya : Buku-buku dasar : buku yang dipergunakan sebagai bahan oerientasiumum menganai pokok-pokok yang digarap itu. Buku-buku khusus : buku yang dipakai oleh penulis untuk mencari bahanbahan yang langsung berkaitan dengan pokok persoalan yang digarap. Buku-buku pelengkap: buku-buku yang topiknya lain dari topik yang digarap sang penulis. 6. Penyusunan bibliografi Akhirnya perlu diadakan penerapan bagaimana menyusun sebuah bibliografi. Untuk menyusun sebuah daftar yang finalperlu diperhatikan terlebih dahulu hal-hal berikut : Nama pengarang diurutkan menurut urutan alpabet.

Bila tidak ada pengarang, judul buku tau artikel yang dimasukkan kedalam urutan alpabet Jika seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan refrensi, maka untuk refrensi yang kedua atau seterusnya, nama pengarang tidak perlu diikut sertakan, tetapi diganti dengan garis sepanjang lima atau tujuh ketikan. Jarak antara baris dan ariuntuk garis refrensi adalah satu spasi. Tetapi jarak antara pokok drngan pokok yang lain adalah dua spasi. Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan sterusnya dari tiap pokok yang harus dimasukkan kedalam sebanyak 3 atau 4 ketikan

Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif. Produktif karena kegiatan ini akan menghasilkan suatu produk berupa tulisan. Ekspresif karena menulis, menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan. Berdasarkan penelitian Mathew Lieberman, menulis ternyata dapat menghilangkan stres karena meningkatkan aktivitas ventrolateral prefrontal cortex, bagian otak yang berfungsi mengurangi perasaan negatif. Tentunya tanpa mengesampingkan keterampilan berbahasa lain, kegiatan menulis akan berhasil dengan baik jika ditunjang keterampilan reseptif, yakni membaca dan menyimak. Pinoza memaparkan bahwa berdasarkan penyajian dan tujuan dalam penyampaian suatu tulisan, menulis dibedakan atas enam jenis, yaitu deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, persuasi, dan campuran. Deskripsi merupakan pelukisan, narasi berarti pengisahan, eksposisi pemaparan, argumentasi adalah pembahasan, persuasi sifatnya mengajak, dan campuran yang berarti kombinasi. Dalam pembelajaran menulis di sekolah, pembelajaran berdasarkan jenis-jenis tersebut telah diajarkan sejak tingkat pendidikan dasar (SD), hingga ke kuliah. Narasi dipaparkan sebagai jenis pengembangan paragraf dengan gaya bercerita. Narasi dalam Bahasa Inggris (narration) berarti cerita. Dalam buku The Oxford Essential Guide to Writing, narasi didefinisikan sebagai urutan peristiwa bermakna dengan alur maju.Gorys Keraf menambahkan bahwa narasi tidak hanya mengupas kejadian atau peristiwa saja, tapi ada unsur lain berupa perbuatan dari para tokoh dan waktu sebagai unsur yang paling penting dari karangan narasi. Sebuah narasi merupakan tindak-tanduk yang dilakukan oleh orang-orang atau tokohtokoh dalam satu rangkaian waktu. Sumber: - Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi (Jakarta: Gramedia, 2001). h.136 - Lamuddin Pinoza, Komposisi Bahasa Indonesia (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2002). h.188 Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/2270158-hakikat-menulisnarasi/#ixzz2AqP6Fgwo

Rangkuman Bab "Penalaran" buku Argumentasi dan Narasi Karangan Gorys Keraf

Pengertian Penalaran

Menurut Gorys Keraf, penalaran adalah suatu proses berpikir yang menghubungkan fakta fakta untuk memperoleh suatu kesimpulan yang logis. Penalaran tidak hanya dapat dilakukan dengan memakai fakta fakta yang polos, tetapi penalaran juga dapat menggunakan fakta fakta yang berbentuk pendapat atau kesimpulan. Sebagai mahasiswa, kita dituntut untuk mepunyai penalaran yang sangat peka terhadap setiap mata kuliah maupun keadaan yang terjadi disekitarnya.

Secara umum penalaran dapat diartikan sebagai proses berpikir yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

Metode Penalaran, Induktif & Deduktif

Penalaran Induktif

Induksi / induktif adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan (inferensi). Proses penalaran ini mulai bergerak dari penelitian dan evaluasi atas fenomena-fenomena yang ada. Karena semua fenomena harus diteliti dan dievaluasi terlebih dahulu sebelum melangkah lebih jauh ke penalaran induktif, maka proses penalaran itu juga disebut sebagai corak berpikir yang ilmiah. Namun induksi sendiri tak akan banyak manfaatnya kalau tidak diikuti oleh proses penalaran deduktif.

Penalaran Deduktif

Sebagai suatu istilah dalam penalaran, deduktif / deduksi adalah merupakan suatu proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari sesuatu proposisi yang sudah ada, menuju kepada suatu proposisi baru yang berbentuk suatu kesimpulan. Dari pengalaman-pengalaman hidup kita, kita sudah membentuk bermacam-macam proposisi, baik yang bersifat umum maupun bersifat khusus. Dalam penalaran deduktif, penulis tidak perlu mengumpulkan fakta-fakta. Yang perlu baginya adalah suatu proposisi umum dan suatu proposisi yang mengidentifikasi suatu peristiwa khusus yang bertalian dengan suatu proposisi umum tadi. Bila identifikasi yang dilakukannya itu benar, dan kalau proposisinya itu juga benar, maka dapat diharapkan suatu kesimpulan yang benar. Uraian mengenai proses berpikir deduktif ialah seperti silogisme kategorial, entimem, rantai deduksi, silogisme alternatif, silogisme hipotesis dan sebagainya. Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

Pengertian Argumentasi

Argumentasi adalah suatu bentuk usaha memengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan yang diinginkan oleh pembicara. Melalui argumentasi, penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga mampu menunjukkan apakah suatu pendapat benar atau tidak. Argumentasi merupakan dasar yang paling fundamental dalam ilmu pengetahuan. Dan dalam ilmu pengetahuan, argumentasi tidak lain adalah usaha untuk mengajukan bukti-bukti atau kemungkinan-kemungkinan untuk menyatakan sikap atau pendapat mengenai suatu hal.Sementara narasi berusaha menjawab pertanyaan Apa yang telah terjadi? Suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu. Atau dapat juga dirumuskan sebagai berikut: narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi. Pada Bagian Pertama, yakni Argumentasi, Dr. Gorys Keraf menguaraikan: bagaimana menyusun penalaran yang logis dan kritis, metode induksi dan deduksi, bagaimana mengadakan penilaian atau penolakan terhadap pendapat orang lain, penyusunan tulisan yang argumentatif, dan juga mengenai persuasi. Sedangkan pada Bagian Kedua, yaitu Narasi, penulis membahas: bentuk-bentuk narasi, strukur narasi, struktur perbuatan, makna sebuah narasi dan sudut pandangan. Kesemuanya itu diuraikan secara terperinci dan sistematis, lengkap dengan contoh-contoh (dan kadang-kadang juga disertai skema-skema) yang jelas dan mudah dimengerti.

Ditulis oleh ahli bahasa terkemuka di Indonesia, Dr. Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi sangat bermanfaat, terutama bagi mahasiswa. Buku ini membantu mahasiswa dalam penyusunan paper, maupun skripsi, serta memberikan dasar-dasar mengemukakan pendapat dan pikiran secara argumentatif, sistematis, logis, dan kritis, baik lisan maupun tulisan. Salah satu titik berat buku yang ditulis ini adalah Argumentasi. Buku ini merupakan rangkaian dari buku Komposisi-yang sudah mengalami beberapa kali cetak ulang -- Diksi dan Gaya Bahasa, dan Eksposisi dan Deskripsi dari penulis yang sama.

leadreship 0inShare

Komposisi Karya Prof.Dr.Gorys Keraf


OPINI | 25 November 2010 | 08:02 Dibaca: 1496 Komentar: 0 Nihil Komposisi yang di karang oleh Prof.Dr Gorys Keraf, menjelaskan bagaimana tehnik seorang penulis dalam melengkapi sebuah karyanya.Di butuhkan beberapa hal yang perlu di cermati seperti: pengumpulan data, Kutipan dan footnote. Tiga hal penting ini bisa anda temukan di bab VII dan bab VIII. Pengumpulan data bisa dilakukan dengan cara wawancara kepada narasumber langsung atau kepada setiap golongan orang yang berkenaan dengan kebutuhan informasi sang penulis.Observasi atau pengliahatan langsung juga mengajak penulis untuk bisa melihat lebih dekat pada fakta yang terjadi di lapangan dan tehnik ini juga dapat membantu mata dan hati lebih peka sehingga sang penulis mampu menganalisa perkembangan sebuah objek dengan pasti Penelitian pustaka sebagai langkah penting dalam membuat sebuah karangan di tentukan sesuai kebutuhan si penulis. Semakin banyak sumber yang di dapat, penulis akan mampu melihat dan mengarahkan maksudnya dengan tajam. Kritis, analogi, komparasi, akan beralasan ketika sumber yang akan di dapat memiliki variasi yang kompeten (buku katalogus, indeks majalah,indeks harian, kamus umum, ensiklopedia umum, dan buku referensi lainnya) Mengutip adalah suatu hal yang tidak akan pernah terlepas dalam hal pembuatan tulisan oleh sebab itu aturan mengutip sangat di tekankan untuk menghindari plagiatisme yang bisa saja terjadi. Kutipan dibedakan menjadi dua yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.

Prinsipnya dalam mengutip yaitu : jangan mengadakan perubahan, tidak boleh memperbaiki langsung kesalahan dalam kutipan tapi harus menggunakan sic! Untuk pembetulan, dan juga tidak boleh menghilangkan bagian bila itu mengubah makna aslinya. Menempatkan tanda kutipan menunjukkan jati diri penulis terhadap pendapat yang dikutip Contohnya Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara (Keraf, 1983: 3). ( Contoh kutipan Langsung 1# ) Menurut Gorys Keraf dalam bukunya Argumentasi dan Narasi (1983:3), argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. ( Contoh kutipan Langsung 2# ) Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara 1 ( Contoh kutipan Langsung 3# ) Seperti dikatakan oleh Gorys Keraf (1983:3) bahwa argumentasi pada dasarnya tulisan yang bertujuan mempengaruhi keyakinan pembaca agar yakin akan pendapat penulis bahkan mau melakukan apa yang dikatakan penulis. ( Contoh kutipan Tidak Langsung 1# ) Argumentasi pada dasarnya tulisan yang bertujuan mempengaruhi keyakinan pembaca agar yakin akan pendapat penulis bahkan mau melakukan apa yang dikatakan penulis (Keraf, 1983:3). ( Contoh kutipan Tidak Langsung 2# ) Argumentasi pada dasarnya tulisan yang bertujuan mempengaruhi keyakinan pembaca agar yakin akan pendapat penulis bahkan mau melakukan apa yang dikatakan penulis1). ( Contoh kutipan Tidak Langsung 3# ) Contoh di atas jelas bisa di bedakan kutipan langsung dan tidak langsung. Selanjutnya di dalam Bab VIII membahas tentang Footnote/catatan kaki. Catatan kaki (footnote) adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah. Catatan kaki biasa digunakan untuk memberikan keterangan dan komentar, menjelaskan sumber kutipan atau sebagai pedoman penyusunan daftar bacaan/bibliografi.

Penulisan Footnote
1

. Nama belakang penulis, Judul buku, (tempat : Penerbit, Tahun), Halaman. . Nama belakang penulis, Judul artikel, dalam nama surat kabar,

tanggal, bulan, dan tahun, Halaman.


3.

Nama belakang penulis,Judul Makalah, Data publikasi, Halaman.

. Nama belakang penulis, Judul Laporan Tugas Akhir, (Tempat:

Nama Perguruan Tinggi, Tahun), Halaman.


5

. Nama belakang penulis,Judul Skripsi / Tesis / Disertasi ,

(Tempat:Nama Lembaga/Perguruan Tinggi), Halaman.


6

. Nama belakang pengarang,Judul Artikel, dalam alamat website.

Dalam mengutip juga terdapat singkatan-singkatan, antara lain: ibid (ibidem-pada tempat yang sama) digunakan jika catatan kaki mengutip pada sumber yang telah digunakan sebelumnya, op.cit (opera citato- pada karya yang telah dikutip) digunakan untuk kutipan yang sumbernya sudah digunakan tapi diselingi sumber lain. Bibliografi (daftar kepustakaan) Merupakan sumber yang nantinya hurus di cantumkan di akhir lembar penulisan, nama belakang,tempat, penerbit, dan tahun di atur penulisannya sebagaimana yang sudah di tentukan Contoh 1 pengarang: Valerie, Deleersnyder.Jakarta: Times. 2010. 2-3 pengarang:Valerie, Deleersnyder, dan Alexia,Noah. Jakarta: Times. 2010. Banyak pengarang: Valerie, Deleersnyder, et el. Setiap orang. Jakarta: Times. 2010 Bibliografi di susun sesuai urutan alphabet di lihat dari huruf nama depan si pengarang atau judul artikel. Pengarang yang memiliki lebih dari satu buku tidak perlu di sebutkan lagi namanya, jarak antar baris 1 spasi, baris pertama dimulai dari margin kiri dan setelahnya dimasukkan ke dalam sebanyak 3 atau 4 ketikan. *Sumber: Keraf, Gorys. Komposisi. Ende: Penerbit Nusa Indah, 1994

Rangkuman Bab VIII Buku Komposisi Karya Gorys Keraf


REP | 26 November 2010 | 07:58
Bab VIII A. Catatan Kaki (footnote) Merupakan keterangan atas teks karangan yang ditepatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan. Bisa ditandaidengan angka, asterisk/tanda bintang (*) atauu salib (). Catatan kaki dibuat dengan maksud: untuk menyusun pembuktian akan kebenaran, Menyatakan hutang budi kepada pengarang yang dikutip pendapatnya, menyampaikan keterangan tambahan, dan merujuk bagian lain dari teks. Prinsip dalam membuat catatan kaki: hubungan catatan kaki dan teks (mempergunakan nomor urut penunjukkan baik yang terdapat dalam teks maupun pada catatan kaki),nomor urut penunjukkan, dan teknik pembuatan catatan kaki. Syarat membuat footnote: harus ada ruang untuk menulis sehingga margin tidak boleh lebih sempit dari 3 cm sesudh diketik baris terakhir dari footnote, dibuat garis dari margin kiri sepanjang 15 ketikan dibawah baris terakhir teks, 2 spasi dari garis dalam 5-7 ketikan dari margin kiri diketik nomor penunjukkan , langsung sesudah nomor, setengah spasi ke bawah diketik catatan kaki, jarak antar baris dalam footnote adalah spasi rapat, jarak antar footnote 2 spasi, baris kedua dari tiap footnote selalu dimulai dari margin kiri Jenis footnote: penunjukkan sumber (referensi) yakni menunjuk sumber tempat sumber kutippan tersebut, catatan penjelas yakni penjelas yang digunakan sebagai pembatas pengertian, dan gabungan sumber dan penjelas. Unsur-unsur kutipan: nama pengarang, judul, data publikasi,jilid dan nomor halaman. Cara membuat catatan kaki pada dasarnya memuat nama pengarang, judul buku, tempat dan tahun terbit serta halaman yang dikutip. Contoh: Ayu Mellisa, Ada Apa dengan Saya? (Jakarta, 2010), hal. 12. Dalam mengutip terdapat singkatan-singkatan, antara lain: ibid (ibidem-pada tempat yang sama) digunakan jika catatan kaki mengutip pada sumber yang telah digunakan sebelumnya, op.cit (opera citato- pada karya yang telah dikutip) digunakan untuk kutipan yang sumbernya sudah digunakan tapi diselingi sumber lain. B. Bibliografi (daftar kepustakaan) Merupakan daftar sumber yang digunakan dalam sebuah karangan yang memberikan keterangan lebih mengenai sumber dan melengkapi catatan kaki. Unsur yang harus diertakan dalam bibliografi adalah nama pengarang, judul buku, data publikasi. - Contoh 1 pengarang: Gibran, Faris. Metode Penguasaan Diri.Jakarta: Gramedia. 2011. 2-3 pengarang: Gibran, Faris, dan Safitri, Ayu. Apakah Manusia Itu?. Jakarta: Gramedia. 2016. Banyak pengarang: Gibran, Faris, et al. Jadilah Manusia. Jakarta: Gramedia. 2013. Menyusun bibliografi dilakukan dengan mengurutkan nama pengarang sesuai alphabet (nama keluarga dulu), bila tidak ada nama pengarang yang diurutkan adalah judul artikel, bila ada

Dibaca: 308

Komentar: 0

Nihil

pengarang yang dijadikan sumber lebih dari satu buku pada buku yang berbeda tidak perlu disebutkan lagi namanya, jarak antar baris 1 spasi, baris pertama dimulai dari margin kiri dan setelahnya dimasukkan ke dalam sebanyak 3 atau 4 ketikan. - Contoh: Gibran, Faris. Tentang GIbran. Jakarta: Gramedia, 2011. Safitri, Ayu. Siapakah Ayu?. Jakarta: Gramedia, 2014. . Iban Tersenyum. Jakarta: Gramedia, 2010. Angelo, Bob. Meneliti Hidup.Lampung: Utama Pustaka, 2007. *Sumber: Keraf, Gorys. Komposisi. Ende: Penerbit Nusa Indah, 1994

You might also like