You are on page 1of 33

MAKALAH PROSES ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2


1. 2. 3. 4. 5. ANNISARAHWANI AHMAD DAHLAN MUTMAINNAH ARMITHA DEWI R.L DEWI AYU ASNANG 6. SRI BINTARI RAHAYU 7. MARWAH 8. RATNA 9. MUHAMMAD HARISMAN 10. SRI WAHYUNI ARIFIN

BLOK KOMUNITAS II PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT atas hidayah dan taufik-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabiullah Muhammad SAW, para sahabat, dan keluarga beliau. Makalah ini merupakan hasil diskusi mengenai Proses asuhan keperawatn keluarga pada mata kuliah Blok Komunitas II. Kami menggunakan bahasa yang sederhana yang memudahkan kita untuk memahaminya. Makalah ini juga berguna untuk menambah dan memperluas wawasan, serta menunjang pemahaman dan melatih keterampilan mahasiswa. Terima kasih kami haturkan pada semua pihak yang telah memberikan konstribusi dalam penyelesaian makalah ini. Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan. Karena itu, penyusun memohon kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan makalah ini. Semoga Allah selalu melimpahkan petunjuk dan bimbingan-Nya kepada kita semua.

Makassar, 9 April 2013

Penyusun

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengkajian Keluarga B. Analisa Data C. Diagnosis Keperawatan Keluarga D. Skoring 6 16 17 20 1 2 3 4 5 5

BAB III PEMBAHASAN SKENARIO A. Pengkajian Keluarga B. Analisa Data C. Diagnosis Keperawatan Keluarga D. Skoring BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA 32 32 33 23 28 29 30

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Saat ini keluarga sudah menjadi hal yang fenomenal dalam kehidupan seseorang. Menurut Mubarak (2011), suatu kumpulan beberapa individu baik dua atau lebih yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain serta masing-masing berperan dalam menciptakan dan mempertahankan suatu kehidupan disebut keluarga. Selain itu, keluarga juga sebagai unit pelayanan perawatan, sebab keluarga sebagai unit utama dari masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan bermasyarakat (Mubarak & Chayatin, 2011). Keluarga bisa sebagai kelompok yang dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan, atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya sendiri. Oleh sebab itu, ketika keluarga menghadapi masalah tersebut adalah indivdu yang berperan penting dalam keluarga disamping dengan bantuan dari individu lain yang memiliki profesi dalam berperan mengatasi masalah contohnya keperawatan dalam keluarga. Dengan demikian peran perawat keluarga juga memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara komprehensif. Perawat keluarga juga memiliki peran untuk memandirikan keluarga dan merawat anggota keluarganya, sehingga keluarga mampu menjalakan fungsi dan tugas kesehatan.

B. Rumusan Masalah 1. Jelaskan pengkajian keluarga secara umum! 2. Jelaskan analisa data keluarga berdasarkan skenario! 3. Jelaskan diagnosis keluarga yang ditemukan pada skenario! 4. Jelaskan bagaimana penilaian scoring keluarga berdasarkan pengkajian dan analisa data keluarga!

C. Tujuan 1. Mengetahui pengkajian keluarga secara umum. 2. Menjelaskan analisa data keluarga berdasarkan skenario. 3. Menjelaskan diagnosis keluarga yang ditemukan pada skenario. 4. Menjelaskan penilaian scoring keluarga berdasarkan pengkajian dan analisa data keluarga.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengkajian Pengkajian adalah tahapan seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus-menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Secara garis besar data dasar yang dipergunakan mengkaji status keluarga adalah. 1. Struktur dan karakteristik keluarga; 2. Sosial, ekonomi dan budaya ; 3. Faktor lingkungan; 4. Riwayat kesehatan dan medis dari setiap anggota keluarga; 5. Psikososial keluarga. Hal-hal perlu dikaji pada tahap ini adalah sebagai berikut. 1. Data umum a) Nama kepala keluarga, umur, alamat dan telepon jika ada, pekerjaan dan pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga yang terdiri atas nama atau inisial, jenis

kelamin, tanggal lahir atau umur, hubungan dengan kepala keluarga, status imunisasi dari masing-masing anggota keluarga dan genogram (genogram keluarga dalam tiga generasi). b) Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut. c) Suku bangsa atau latar belakang budaya (etnik), mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut, serta mengidentifikasi budaya suku bangsa terkait dengan kesehatan. 1) Latar belakang etnik keluarga atau anggota keluarga. 2) Tempat tinggal keluarga bagaimana (uraikan bagian dari sebuah lingkungan yang secara etnik bersifat homogen). 3) Kegiatan-kegiatan social bidaya, rekreasi dan pendidikan. Apakah kegiatankegiatan ini ada dalam kelompok kultur atau budaya keluarga. 4) Kebiasaan-kebiasaan diet dan berbusana, baik tradisional ataupun modern.

5) Bahasa yang digunakan di dalam keluarga (rumah). 6) Penggunaan jasa pelayanan kesehatan keluarga dan praktisi. Apakah keluarga mengunjungi praktik, terlibat dalam praktik-praktik pelayanan kesehatan tradisional, atau mempunyai kepercayaan tradisional dalam bidang kesehatan. d) Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat memengaruhi kesehatan seperti: 1) Apakah ada anggota keluarga yang berbeda dalam keyakinan beragamanya; 2) Bagaimana keterlibatan keluarga dalam kegiatan agama atau organisasi keagamaan; 3) Agama yang dianut oleh keluarga; 4) Kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai keagamaan yang dianut dalam kehidupan keluarga, terutama dalam hal kesehatan. e) Status sosial ekonomi keluarga, status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan, baik dari kepala keluarga maupu anggota keluarga lainnya. Selain itu, status ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga seperti: 1) Jumlah pendapatan per bulan; 2) Sumber-sumber pendapatan per bulan; 3) Jumlah pengeluaran per bulan; 4) Apakah sumber pendapatan mencukupi kebutuhan keluarga; 5) Bagaimana keluarga mengatur pendapatan dan pengeluarannya. f) Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi, namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi, selain itu perlu dikaji pula penggunaan waktu luang atau senggang keluarga. 2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga Tahap perkembangan keluarga adalah pengkajian keluarga berdasarkan tahap kehidupan keluarga. Menurut Duvall, tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti dan mengkaji sejauh mana keluarga melaksanakan tugas tahapan perkembangan keluarga. Sedangkan riwayat keluarga adalah mengkaji riwayat kesehatan keluarga inti dan riwayat kesehatan keluarga.

a) Tahap perkembangan keluarga saat ini, ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti. b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, menjelaskan bagimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendalanya. c) Riwayat keluarga inti, menjelaskan riwayat kesehatan pada keluarga inti, meliputi: riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota, dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga seperti perceraian, kematian dan keluarga yang hilang. d) Riwayat keluarga sebelumnya, keluarga asal kedua orang tua (seperti apa kehidupan keluarga asalnya) hubungan masa silam dan saat dengan orang tua dari kedua orang tua. 3. Pengkajian lingkungan a) Karakteristik rumah 1) Gambaran tipe tempat tinggal (rumah, apartemen, sewa kamar, kontrak atau lainnya). Apakah keluarga memiliki sendiri atau menyewa rumah untuk tempat tinggal. 2) Gambaran kondisi rumah meliputi bagian interior dan eksterior. Interior rumah meliputi: jumlah kamar dan tipe kamar (kamar tamu, kamar tidur); penggunaanpenggunaan kamar tersebut; dan bagaimana kamar tersebut diatur. Bagaimana kondisi dan kecukupan perabot, penerangan, ventilasi, lantai, tangga rumah, susunan, dan kondisi bangunan tempat tinggal. Termasuk perasaan-perasaan subjektif keluarga terhadap rumah tinggalnya. Apakah keluarga menganggap rumahnya memadai bagi mereka. 3) Dapur, suplai air minum, penggunaan alat-alat masak, apakah ada fasilitas pengaman bahaya kebakaran. 4) Kamar mandi, sanitasi, air, fasilitas toilet, ada tidaknya sabun dan handuk. 5) Kamar tidur, bagimana pengaturan kamar tidur. Apakah memadai bagi anggota keluarga dengan pertimbangan usia mereka, hubungan dan kebutuhan-kebutuhan khusus mereka lainnya. 6) Kebersihan dan sanitasi rumah, apakah banyak serangga-serangga kecil (khususnya di dalam), dan masalah-masalah sanitasi yang disebabkan binatang-

binatang peliharaan lainnya seperti ayam, kambing, kerbau dan hewan peliharaan lainnya. 7) Pengaturan privasi. Bagimana dengan perasaan keluarga terhadap pengaturan privasi rumah mereka memadai atau tidak. Termasuk bahaya-bahaya terhadap keamanan rumah atau lingkungan. 8) Perasaan secara keseluruhan dengan pengaturan atau penataan rumah mereka. b) Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal 1) Tipe lingkungan tempat tinggal komunitas kota atau desa. 2) Tipe tempat tinggal (hunian, industry, campuran hunian dan industri kecil, agraris). 3) Keadaan tempat tinggal dan jalan raya (terpelihara, rusak, dalam perbaikan atau lainnya). 4) Sanitasi jalan dan rumah. Bagaimana kebersihannya, cara penanganan sampah dan lainnya. 5) Adakah jenis-jenis industry di lingkungan rumah (kebisingan, polusi air dan udara). 6) Karakteristik demografi di lingkungan komunitas tersebut. 7) Kelas social dan karakteristik etnik penghuni. 8) Lembaga pelayanan kesehatan dan sosial, apa yang ada dalam lingkungan dan komunitas (klinik, rumah sakit, penanganan keadaan gawat darurat,

kesejahteraan, konseling, pekerjaan). 9) Kemudahan pendidikan di lingkungan dan komunitas, apakah mudah diakses dan bagimana kondisinya. 10) Fasilitas-fasilitas rekreasi yang dimiliki di komunitas tersebut. 11) Fasilitas-fasilitas ekonomi, warung, toko, pasar, wartel dan lainnya. 12) Transportasi umum. Bagaimana pelayanan dan fasilitas tersebut dapat di akses (jarak, kecocokan, jam pemberangkatan dan lainnya) untuk keluarga/komunitas. 13) Kejadian tingkat kejahatan di lingkungan dan komunitas, apakah ada masalah n yang serius seperti tidak aman dan ancaman serius. c) Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geografis keluarga yang ditentukan, lama keluarga tinggal di daerah ini, atau apakah sering mempunyai kebiasaan berpindah-pindah tempat tinggal. d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Menjelaskan waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada. e) Sistem pendukung keluarga meliputi: 1) Jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan yang meliputi fasilitas fisik, psikologis; 2) Sumber dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan masyarakat setempat, lembaga pemerintah, maupun swasta /LSM; 3) Jaminan pemeliharaan kesehatan yang dimiliki keluarga. 4. Struktur Keluarga a) Pola-pola komunikasi keluarga Menjelaskan cara berkomunikasi antaranggota keluarga, termasuk pesan yang disampaikan, bahasa yang digunakan, komunikasi secara langsung atau tidak, pesan emosional (positif atau negatif), frekuensi dan kualitas komunikasi yang berlangsung. Adakah hal-hal yang tertutup dalam keluarga untuk didiskusikan. b) Sturktur kekuatan keluarga 1) Keputusan dalam keluarga, siapa yang membuat, yang memutuskan dalam penggunaan keuangan, pengambil keputusan dalam pekerjaan atau tempat tinggal, serta siapa yang memutuskan kegiatan dan kedisiplinan anak-anak. 2) Model kekuatan atau kekuasaan yang digunakan keluarga dalam membuat keputusan. c) Struktur peran, menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga, baik secara formal maupun informal. 1) Peran formal, posisi dan peran formal pada setiap anggota keluarga (gambarkan bagaimana setiap keluarga melakukan peran masing-masing) dan apakah ada konflik peran dalam keluarga. 2) Peran informal, adakah peran informal dalam keluarga, siapa yang memainkan peran tersebut, berapa kali dan bagaimana peran tersebut dilaksanakan secara konsisten.

3) Analisis model peran, siapa yang menjadi model dalam menjalankan peran di keluarga, apakah status social memengaruhi pembagian peran keluarga, apakah budaya masyarakat, bagaimana agama memengaruhi pembagian peran keluarga, apakah peran yang dijalankan sesuai tahap perkembangannya, bagaimana masalah kesehatan memengaruhi peran keluarga, adakah peran baru, bagaimana anggota keluarga menerima peran baru, respons keluarga yang sakit terhadap perubahan peran atau hilangnya peran, serta apakah ada konflik akibat peran. d) Struktur nilai atau norma keluarga Menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut keluarga dengan kelompok atau komunitas. Apakah sesuai dengan nilai norma yang dianut, seberapa penting nilai yang dianut, apakah nilai yang dianut secara sadar atau tidak, apakah konflik nilai yang menonjol dalam keluarga, bagaimana kelas sosial keluarga, bagaimana latar belakang budaya yang memengaruhi nilai-nilai keluarga, serta bagimana nilai-nilai keluarga memengaruhi status kesehatan keluarga. 5. Fungsi keluarga a) Fungsi afektif 1) Pola kebutuhan keluarga. Apakah anggota keluarga merasakan kebutuhan individu lain dalam keluarga, apakah orang tua mampu menggambarkan kebutuhan mereka, bagimana psikologis keluarganya, apakah setiap anggota keluarga memiliki orang yang dipercaya dalam keluarga, apakah dalam keluarga saling menghormati satu sama lainnya, dan apakah setiap anggota keluarga sensitive terhadap persoalan individu. 2) Mengkaji gambaran diri anggota keluarga. Perasaan memiliki dan dimiliki keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, kehangatan pada keluarga, serta keluarga mengembangkan sikap saling menghargai. 3) Keterpisahan dan keterikatan. Bagaimana keluarga menghadapi keterpisahan dengan anggota keluarga lain, apakah keluarga merasa adanya keterikatan yang erat antara anggota keluarga satu dengan anggota keluarga yang lain. b) Fungsi sosialisasi. 1) Tanyakan apakah ada otonomi setiap anggota dalam keluarga. 2) Apakah saling ketergantungan.

3) Siapa yang bertanggung jawab dalam membesarkan anak atau fungsi sosialisasi. 4) Adakah faktor social budaya yang memengaruhi pola-pola membesarkan anak. 5) Apakah keluarga mempunyai masalah dalam mengasuh anak. 6) Apakah lingkungan rumah cukup memadai bagi anak-anak untuk bermain sesuai dengan tahap perkembangannya. 7) Apakah ada peralatan atau permainan yang cocok dengan usianya. c) Fungsi perawatan kesehatan Sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian dan perlindungan terhadap anggota yang sakit. Pengetahuan keluarga mengenai konsep sehat sakit. Kesanggupan keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga, diantaranya adalah sebagai berikut. Mengenai masalah kesehatan. Sejauh mana keluarga mengenal fakta-fakta dari masalah kesehatan meliputi: pengertian, tanda dan gejala, penyebab serta yang memengaruhi persepsi keluarga terhadap masalah. 1) Bagaimana keluarga mendefinisikan sehat atau sakit bagi anggota Keyakinan, nilai dan perilaku keluarga 2) 3) 4) Nilai yang dianut terkait kesehatan Apakah keluarga konsisten menerapkan nilai-nilai tersebut Bagaimana perilaku semua anggota keluarga dalam mendukung peningkatan kesehatan 5) Konsep dan pengetahuan keluarga tentang konsep sehat sakit keluarga. Kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi tanda dan gejala pada anggota keluarga yang sakit. Sumber-sumber informasi yang diperoleh keluarga dalam kesehatan. Masalah kesehatan yang dianggap serius dalam keluarga dan tindakan apa yang diambil. 6) Praktik diet keluarga Pengetahuan keluarga tentang makanan yang bergizi. Riwayat pola makan keluarga.

Bagaimana cara keluarga menyiapkan makanan. Keluarga menyiapkan makanan dengan digoreng, direbus, dipanggang, dimasak, atau disajikan mentah.

Jenis

makanan

yang

dikonsumsi

keluarga

setiap

hari

dan

cara

menyimpannya. Bagaimana jadwal makan keluarga (utama dan selingan). Siapa anggota keluarga yang bertanggung jawab terhadap perencanaan, belanja dan menyiapkan makanan. Kebiasaan tidur dan istirahat. Waktu tidur keluarga, kecukupan, adakah kesulitan tidur dan di mana tempat keluarga tidur. 7) Latihan dan rekreasi Apakah keluarga menyadari bahwa rekreasi dan olahraga secara aktif sangat diperlukan bagi kesehatan. Jenis-jenis rekreasi dan aktivitas-aktivitas fisik anggota keluarga. Keikutsertaan anggota keluarga dalam aktivitas olahraga atau rekreasi. Mengambil keputusan mengenai keputusan yang tepat. Sejauh mana keluarga mengenal sifat dan luasnya masalah, bagaimana masalah dirasakan, menyerah terhadap masalah yang dialami, takut akibat dari tindakan penyakit, mempunyai sikap negative terhadap masalah kesehatan, dapatkah menjangkau fasilitas kesehatan yang ada, kurang percaya terhadap tenaga kesehatan, serta mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi masalah. 8) Kebiasaaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga Kebiasaan penggunaan alcohol, tembakau dan kopi. Kebiasaan keluarga menggunakan obat-obatan tanpa resep atau dengan resep. Kebiasaan keluarga menyimpan obat-obatan dalam jangka waktu lama dan menggunakan kembali. Kebiasaan menyimpan obat dan memberi label.

9) Peran keluarga dalam praktik perawatan diri

Apa yang keluarga lakukan untuk memperbaiki status kesehatan. Apa yang keluarga lakukan untuk mencegah sakit atau penyakit. Siapa yang berperan mengambil keputusan dalam hal kesehatan keluarga. Pengetahuan keluarga tentang tata cara perawatan pada anggota keluarga yang sakit.

10) Cara-cara pencegahan penyakit Pengetahuan keluarga tentang cara-cara pencegahan penyakit. Kebiasaan keluarga dalam pemeriksaan kesehatan. Status imunisai keluarga pada bayi, balita dan ibu hamil.

11) Perasaan dan persepsi keluarga tentang pelayanan kesehatan. Perasaan keluarga terhadap jenis-jenis perawatan kesehatan. Pengalaman masa lalu dengan pelayanan kesehatan. Kepuasan dan kepercayaan keluarga terhadap pelayan kesehatan. Harapan keluarga terhadap petugas pelayanan kesehatan. Merawat anggota kelurga yang sakit. Sejauh mana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya, mengetahui sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan; menegtahui sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab, keuangan, fasilitas fisik, psikososial); mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan dan sikap keluarga terhadap yang sakit. 12) Riwayat kesehatan keluarga Tanyakan riwayat penyakit genetic dan penyakit keluarga pada masa lalu dan masa sekarang separti diabetes mellitus, penyakit jantung, hipertensi, kanker, stroke dan arthritis reumatis, penyakit gagal ginjal, tiroid, asma, alergi, penyakit-penyakit darah, dan lain-lain. 13) Sumber keuangan Tanyakan bagaimana pola keluarga dalam pembayaran biaya kesehatan dan asuransi kesehatan yang dimiliki oleh keluarga. Memelihara lingkungan rumah yang sehat, sejauh mana keluarga mengetahui sumber-sumber yang dimiliki, keuntungan/manfaat pemeliharaan lingkungan, mengetahui

pentingnya hygiene sanitasi dan kekompakan antaranggota keluarga pada praktik lingkungan. Apakah saat ini keluarga terpapar oleh polusi udara, air atau kebisingan dari lingkungan tempat tinggalnya, apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah penyakit, siapa orang yang berperan membuat keputusan terkait masalah keluarga, serta bagaimana pengetahuan keluarga cara perawatan anggota keluarga yang sakit. Menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di masyarakat, apakah keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan, memahami keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan, tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan, tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan tersebut terjangkau oleh keluarga. 14) Pelayanan kesehatan darurat Pengetahuan keluarga terkait tempat pelayanan kesehatan darurat terdekat. Pengetahuan keluarga cara memanggil ambulan atau pelayanan kesehatan darurat. Pengetahuan keluarga mengenai cara penanganan keadaan darurat. 15) Fasilitas transportasi keluarga untuk perawatan kesehatan. Bagaimana jarak fasilitas pelayanan kesehatan dari rumah. Jenis alat transportasi apa yang digunakan keluarga untuk mencapai fasilitas pelayanan kesehatan. Masalah apa yang dihadapi keluarga dalam hubungannya antara transportasi dengan tempat fasilitas pelayanan kesehatan. d) Fungsi reproduksi Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota keluarga, serta metode apa yang digunakan keluarga dalam mengendalikan jumlah anggota keluarga. e) Fungsi ekonomi Mengkaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan. Bagaimana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat guna meningkatkan status kesehatan keluarga. 6. Stress dan koping keluarga

a) Stressor jangka pendek, yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6 bulan. b) Stressor jangka panjang, yaitu stressor yang saat ini dialami yang memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan. c) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor, mengkaji sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi atau stressor. d) Strategi koping yang digunakan, strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan. e) Strategi adaptasi disfungsional, menjelaskan adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan. 7. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan ini tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik. 8. Harapan keluarga Pada akhir pengkajian ini, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.

B. Analisa Data Setelah dilakukan pengumpulan data melalui kegiatan wawancara dan pemeriksaan fisik, kemudian dilakukan analisa data. Analisa data dilakukan dengan memilih data-data yang ada, sehingga dapat dirumuskan menjadi suatu diagnosis keperawatan. adapun tiga norma yang perlu diperhatikan oleh perawat. 1. Keadaan kesehatan yang normal dari tiap anggota keluarga. 2. Keadaan kesehatan dan sanitasi lingkungan 3. Karakteristik keluarga Berdasarkan analisa data, dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat. Selanjutnya dengan masalah tersebut perawat dapat menyusun rencana asuhan keperawatan yang selanjutnya dapat dilakukan intervensi. Masalah-masalah yang telah dirumuskan terkadang tidak mungkin dapat diatasi sekaligus. Oleh karena itu, diperlukan suatu prioritas masalah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan prioritas masalah adalah sebagai berikut:

1. Penyelesaian masalah tidak dapat diatasi dalam keluarga. 2. Masalah yang dapat mengancam kehidupan keluarga. 3. Respon dan perhatian keluarga terhadap asuhan keperawatan keluarga. 4. Keterlibatan keluarga dalam problem solving. 5. Sumber daya keluarga dalam penyelesaian masalah. 6. Pengetahuan dan kebudayaan keluarga.

C. Diagnosis Keluarga Diagnosis keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu, keluarga, atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan analisis data secara cermat, memberikan dasar untuk menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat

bertanggung jawab untuk melaksanakannya. Diagnosis keperawatan keluarga dianalisis dari hasil pengkajian terhadap masalah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan keluarga, struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga, koping keluarga, baik yang bersifat actual, risiko maupun sejahtera dimana perawat memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk melakukan tindakan keperawatan bersama-sama dengan keluarga, berdasarkan kemampuan, dan sumber daya keluarga. Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan pada pengkajian. Komponen diagnosis keperawatan meliputi problem atau masalah, etiologi atau penyebab, dan sign atau tanda yang selanjutnya dikenal dengan PES. 1. Problem atau masalah (P) 2. Etiology atau penyebab (E) 3. Sign atau tanda (S) Tipologi dari diagnosis keperawatan, 1. Diagnosis actual (terjadi defisist atau gangguan kesehatan) Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan kesehatan, dimana masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga memerlukan bantuan untuk segera ditangani dengan cepat. Pada diagnosis keperawatan actual, factor yang berhubungan merupakan etiologi, atau factor penunjang lain yang telah memengaruhi

perubahan status kesehatan. Sedangkan factor tersebut dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori, yaitu : a) Patofisiologi (biologi atau psikologi) b) Tindakan yang berhubungan c) Situasional (lingkungan, personal) d) Maturasional Secara umum factor-faktor yang berhubungan atau etiologi dari diagnosis keperawatan keluarga adalah adanya: a) Ketidaktahuan (kurangnya pengetahuan, pemahaman, dan kesalahan persepsi) b) Ketidakmauan (sikap dan motivasi) c) Ketidakmampuan (kurangnya keterampilan terhadap suatu prosedur atau tindakan, kurangnya sumber daya keluarga, baik financial, fasilitas, system pendukung, lingkungan fisik, dan psikologis). 2. Diagnosis risiko tinggi (ancaman kesehatan) Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan, tetapi tanda tersebut dapat menjadi masalah actual apabila tidak segera mendapatkan bantuan pemecahan dari tim kesehatan atau keperawatan. Factor-faktor risiko untuk diagnosis risiko dan risiko tinggi memperlihatkan keadaan dimana kerentanan meningkat terhadap klien atau kelompok. Factor ini membedakan klien atau kelompok risiko tinggi dari yang lainnya pada populasi yang sama yang mempunyai risiko. 3. Diagnosis potensial (keadaan sejahtera atau wellness) Suatu keadaan jika keluarga dalam keadaan sejahtera, kesehatan keluarga dapat ditingkatkan. Diagnosis keperawatan sejahtera tidak mencakup factor-faktor yang berhubungan. Perawat dapat memperkirakan kemampuan atau potensi keluarga dapat ditingkatkan ke arah yang lebih baik. Daftar diagnosis keperawatan keluarga berdasarkan NANDA tahun 1995 adalah sebagai berikut. a) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah lingkungan. 1) Kerusakan penatalksanaan pemeliharaan rumah (hygiene lingkungan) 2) Risiko terhadap cedera 3) Risiko terjadi infeksi (penularan penyakit)

b) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah sruktur komunikasi. Komunikasi keluarga disfungsional. c) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah struktur peran. 1) Berduka dan antisipasi 2) Berduka disfungsional 3) Isolasi social 4) Perubahan dalam proses keluarga (dampak adanya orang yang sakit terhadap keluarga) 5) Potensial peningkatan menjadi orang tua 6) Perubahan menjadi orang tua (krisis menjadi orang tua) 7) Perubahan penampilan peran 8) Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah 9) Gangguan citra tubuh d) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah fungsi efektif. 1) Perubahan proses keluarga 2) Perubahan menjadi orang tua 3) Potensial peningkatan menjadi orang tua 4) Berduka yang diantisipasi 5) Koping keluarga tidak efektif, menurun 6) Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan 7) Risiko terhadap tindakan kekerasan e) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah fungsi social. 1) Perubahan proses keluarga 2) Perilaku mencari bantuan kesehatan 3) Konflik peran orang tua 4) Perubahan menjadi orang tua 5) Potensial peningkatan menjadi orang tua 6) Perubahan pertumbuhan dan perkembangan 7) Perubahan pemeliharaan kesehatan 8) Kurang pengetahuan 9) Isolasi social

10) Kerusakan interaksi social 11) Risiko terhadap tindakan kekerasan 12) Ketidakpatuhan 13) Gangguan identitas diri

f) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawatan kesehatan 1) Perubahan pemeliharaan kesehatan 2) Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan 3) Perilaku mencari pertolongan kesehatan 4) Ketidakefektifan penatalaksanaan aturan terapeutik atau pengobatan keluarga 5) Risiko terhadap penularan penyakit g) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah koping 1) Potensial peningkatan koping keluarga 2) Koping keluarga tidak efektif, menurun 3) Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan 4) Risiko terhadap tindakan kekerasan

D. Skoring Keluarga Setelah data dianalalisis kemungkinan perawat menemukan lebih dari satu masalah. Mengingat keterbatasan kondisi dan sumber daya yang dimiliki oleh keluarga maupun perawat, maka masalah-masalah tersebut tidak dapat ditangani sekaligus. Oleh karena itu, perawat kesehatan masyarakat dapat menyusun prioritas masalah kesehatan keluarga. Menurut Bailon dan Maglaya (1978), prioritas masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan proses scoring sebagai berikut. No. Kriteria 1 Sifat Masalah Tidak/kurang sehat Ancaman kesehatan Krisis atau keadaan sejahtera 2 Kemungkinan Masalah dapat diubah Dengan mudah Hanya sebagian Tidak dapat Skor 3 2 1 2 2 1 0 Bobot 1

Potensial Masalah untuk dicegah Tinggi Cukup Rendah Menonjolnya Masaah Masalah berat, harus segera ditangani Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani Masalah tidak dirasakan

1 3 2 1 1 2 1 0

Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan dengan cara berikut ini 1. Tentukan skor untuk setiap criteria yang telah dibuat 2. Selanjutnya skor dibagi dengan angka tertinggi yang dikalikan dengan bobot x Bobot

3. Jumlahkanlah skor untuk semua criteria, skor tertinggi adalah 5, sama dengan seluruh bobot Empat criteria yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas masalah 1. Sifat masalah Sifat masalah kesehatan dapat dikelompokkan ke dalam tidak atau kurang sehat diberikan bobot yang lebih tinggi karena masalah tersebut memerlukan tindakan yang segera dan biasanya masalahnya dirasakan atau disadari oleh keluarga. Krisis atau keadaan sejahtera diberikan bobot paling sedikit atau rendah karena factor kebudayaan biasanya dapat memberikan dukungan bagi keluarga untuk mengatasi masalahnya dengan baik. 2. Kemungkinan masalah dapat diubah Adalah kemungkinan berhasilnya mengurangi atau mencegah masalah jika ada tindakan (intervensi). Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan skor kemungkinan masalah dapat diperbaiki adalah : a) Pengetahuan dan teknologi serta tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani masalah b) Sumber-sumber yang ada pada keluarga, baik dalam bentuk fisik, keuangan, tenaga c) Sumber-sumber dari keperawatan, misalnya dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, dan waktu

d) Sumber-sumberdari masyarakat, misalnya dalam bentuk fasilitas kesehatan, organisasi masyarakat, dan dukungan social masyarakat 3. Potensi masyarakat bila dicegah Menyangkut sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dapat dikurangi atau dicegah. Factor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan skor criteria potensial masalah bisa dicegah adalah sebagai berikut a) Kepelikan dari masalah Berkaitan dengan beratnya penyakit atau masalah, prognosis penyakit atau kemungkinanmengubah masalah. Umumnya makin berat masalah tersebut makin sedikit kemungkinan mengubah atau mencegah sehingga makin kecil potensi masalah yang akan timbul b) Lamanya masalah Hal ini berkaitan dengan jangka waktu terjadinya masalah tersebut. Biasanya lamanya masalah mempunyai dukungan langsung dengan potensi masalah bila dicegah c) Adanya kelompok risiko tinggi atau kelompok yang peka atau rawan Adanya kelompok tersebut pada keluarga akan menambah potensi masalah bila dicegah. 4. Menonjolnya masalah Merupakan cara keluarga melihat dan menilai masalah mengenai beratnya masalah serta mendesaknya masalah untuk diatasi. Hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan skor pada criteria ini, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga tersebut melihat masalah. Dalam hal ini, jika keluarga menyadari masalah dan merasa perlu untuk menangani segera, maka harus diberi skor yang tertinggi.

BAB III PEMBAHASAN KASUS

A. Pengkajian Keperawatan Keluarga Fasilitas Yankes : Puskesmas Antara Nama Perawat : Munawwarah Syam 1. Data Keluarga Nama KK : Tn A Alamat : Hartaco Permai Agama & Suku : Islam, Suku Makassar 2. Data Anggota Keluarga
N o 1 Nama Hub dgn KK KK Umu r 52 thn JK Suku Pend terakhir SMA Pek saat ini Karya wan

No.Register Tanggal pengkajian

: : 21/04/2012

Bahasa sehari-hari : Indonesia Jarak Yankes terdekat : 1 km Alat Transportasi : motor


Status Gizi (TB, BB, BMI) TB :cm, BB :kg TTV (TD,S,N,P) 110/80mmh g,36,70C, 64x/m, 20x/m 110/80mmh g,36,70C, 64x/m, 20x/m Status Imunisasi Dasar Alat bantu/ Protesa -

Tn A

Maka ssar

Ny M

Istri

40 thn

Bugis

SMA

IRT

TB : BB :

Kacama ta

3 4 5

MS MM KH

anak anak anak

14 thn 12 thn 2 thn

L L L

Maka ssar Maka ssar Maka ssar

SMP SD Belum sekolah

pelajar pelajar -

TB : BB : TB : BB: TB: BB:

Lengkap lengkap Lengkap

kacamat a

Lanjutan
N o 1 2 3 4 5 Nama Tn A Ny M MS MM KH Penampilan umum Pendek gemuk Pendek kurus Bersih Bersih Bersih Status kesehatan saat ini Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat Riwayat penyakit /Alergi maag Alergi udara dingin Alergi makanan (telur) Analisis masalah kesehatan individu -

3. Data Pengkajian Individu Yang Sakit (terlampir) 4. Data Penunjang Keluarga Rumah dan Sanitasi Lingkungan Kondisi Rumah : Rumah kurang bersih dan kurang rapi Ventilasi : Kurang

Pencahayaan rumah: kurang, karena di dalam rumah masih memerlukan bantuan pencahayan lampu pada siang hari Saluran buang air limbah: Cukup Sumber air bersih : Sehat ( PAM ) Jamban memenuhi syarat: ya Tempat sampah : ada, Rasio bangunan rumah dengan jumlah anggota keluarga : Tidak

PHBS di Rumah Tangga Jika ada Bunifas, persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan : Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif : iya Jika ada balita, Menimbang balita tiap bulan : iya Menggunakan air bersih untuk makan & minum : Ya Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun : Ya Melakukan pembuangan sampah pada tempatnya : Sampah dikumpul di tempat pembuangan lalu diangkut oleh truk sampah Menjaga lingkungan rumah tampak bersih : Ya, tapi jarang dilakukan Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari : Ya (Nasi, Ikan, dan Sayur) Menggunakan jamban sehat : Ya Memberantas jentik di rumah sekali seminggu : Jarang dilakukan Makan buah dan sayur setiap hari : Sering Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Ya Tidak merokok di dalam rumah : Tidak 5. Kemampuan Keluarga Melakukan Tugas Pemeliharaan Anggota Keluarga 1) Adakah perhatian keluarga kepada anggota keluarganya yang menderita sakit : jika ada keluarga yang sakit dibawa ke puskesmas atau pustu terdekat 2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya : Ya 3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya : Ya 4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya : Ya 5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya bila tidak diobati/dirawat :Ya 6) Pada siapa keluarga bisa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya : Tetangga dan Tenaga kesehatan 7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya : Perlu berobat ke pelayanana kesehatan

8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota keluarganya secara aktif : Tidak 9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya : Ya 10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang dialaminya : Ya 11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya : Ya 12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan : Ya 13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya : Tidak Kriteria Kemandirian Keluarga 1. Menerima petugas puskesmas 2. Menerima yankes sesuai rencana 3. Menyatakan masalah kesehatan secara benar 4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran 5. Melaksanakan perawatan sedrehana sesuai anjuran 6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif 7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif Kesimpulan Kemandirian I Kemandirian II Kemandirian III Kemandirian IV
LAMPIRAN 2. DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT Nama individu yang sakit :Ny.R Dg.B Sumber dana kesehatan : Keadaan Umum Kesadaran : c/m GCS :E4M5V6 TD:110/80mmhg P S : 28 x/menit : 36,7oC Sirkulasi / Cairan Edema Jantung. Asites Tanda Akral dingin Perdarahan: Bunyi Diagnosa Medik :G 3P2A0

: Jika memenuhi kriteria 1&2 : Jika memenuhi kriteria 1 s.d 5 : Jika memenuhi kriteria 1 s.d 6 : Jika memenuhi kriteria 1 s.d 7

Rujukan Dokter / Rumah Sakit : Puskesmas Perkemihan Pola BAK 5-8x/hr, Vol 1500 ml/hr Hematuria Oliguria Inkontinensia Poliuria Disuria Retensi Pernafasan Sianosis Sekret / Slym Irama Reguler Wheezing Ronchi.................

Purpura/Hematoma/

N : 88 x/menit BB : 45kg TB : 143cm Lila: 24cm Takikardia Bradikardia Tubuh hangat Menggigil teraba

Petekie/Melena Hematemesis/Epistaksis Tanda Anemia: Pucat/ Kongjungtiva Pucat/Lidah Pucat/Akral Pucat Tanda Dehidrasi: Mata Cekung/Turgor kulit Berkurang/Bibir Kering Pusing Berkeringat Haus Pengisian Kapiler < 3 detik Kesemutan Rasa

Nyeri saat BAK Kemampuan Mandiri/Bantu sebagian/Tergantung Alat Bantu: Tidak/Ya Gunakan Obat: Tidak/Ya Kemampuan BAB: BAK:

Otot nafas. Alat nafas. Dispnea Sesak Stridor Krepirasi

bantu

bantu

Mandiri/Bantu/sebagian/ Tergantung Alat Bantu: Tidak/Ya

Pencernaan Mual Muntah

Muskuloskletal Tonus otot Kontraktur Fraktur Nyeri otot/tulang Dropfoot, lokasi Tremor, jenis Malaise/fatique Atropi Kekuatan otot Postur normal RPS Atas: tidak

Neurosensori Fungsi Penglihatan: Buram Tak bias melihat Alat bantu.. Visus..

Kulit Jaringan parut Memar Laserasi Ulserasi Pus. Bulae/lepuh

Kembung Nafsu makan: Berkurang/Tidak Sulit menelan Disphagia Bau nafas Kerusakan gigi/gusi/lidah/ Geraham/rahang/ palatum Distensi abdomen Bising usus

Fungsi Pendengaran Kurang jelas Tuli Alat bantu Tinnitus

Perdarahan bawa Krustae Luka bakar kulit Derajat.. Perubahan warna. Decubitus:Grade

Fungsi Perasa Mampu

Lokasi

Konstipasi Diarex/hr Hemoroid, grade Teraba abdomen Stomatitis Warna Riwayat pencahar Maag Konsistensi Diet khusus : obat masa

bebas/terbatas/ Kelemahan/kelumpuhan (Ka/Ki) RPS bebas/terbatas/ Kelemahan/kelumpuhan (Ka/Ki) Berdiri: Mandiri/Bantu Sebagian/Tergantung Berjalan: Mandiri/Bantu Sebagian/Tergantung Alat bantu: Tidak/Ya Nyeri: Tidak/Ya Bawah:

Terganggu

Tidur dan Istirahat Susah tidur

Fungsi Perabaan Kesemutan pada Kebas pada.. Disorientasi Halusinasi Amnesia Parese Disartria Paralisis

Waktu tidur (malam jam 21.00 01.00) Bantuan obat

Reflex patologis Kejang: sifatlama.. Frekwensi ..

Ya/Tidak Kebiasaan makan-minum: Mandiri/Bantu sebagian/ Tergantung Alergi makanan/minum an: Tidak/Ya Alat Ya/Tidak Mental Cemas Denial Marah bantu:

Fungsi Penciuman Mampu terganggu

Komunikasi dan budaya Interaksi keluarga: dengan

Kebersihan Diri Gigi-mulut Bersih Mata Bersih Kulit

Perawatan Sehari-hari Mandi:

Diri

Takut Asa Depresi

Putus

Baik/terhambat Berkomunikasi: Lancar/Terhambat Kegiatan sosial sehari-

Bersih Perineal/genital Bersih Hidung Bersih Bersih Telinga Bersih Rambut kepala Bersih Kuku

Mandiri/Bantu Sebagian/Tergantung Berpakaian: Mandiri / Bantu/Sebagian/Terga ntung Menyisir Mandiri /Bantu/Sebagian/Terga rambut:

Rendah diri Menarik Agresif Perilaku kekerasan Respon pasca diri

hari: Baik

ntung

trauma Tidak melihat tubuh rusak Keterangan Tambahan Terkait Individu DATA PENUNJANG MEDIS INDIVIDU YANG SAKIT mau bagian yang

B. Analisa Data No. 1. Data Subjektif Keadaan kesehatan yang normal dari tiap anggota keluarga. Data Objektif Dapat dilihat pada Status Gizi (TB, BB, BMI), TTV Masalah Kesehatan -

(TD,S,N,P), Status Imunisasi Dasar, Status kesehatan saat ini, Riwayat penyakit /Alergi pada tabel pengkajian data anggota keluarga

2.

Keadaan kesehatan dan sanitasi lingkungan

Kondisi Rumah :

kondisi

Ketidakmampuan dalam penatalaksanaan pemeliharaan rumah

halaman rumah kurang bersih Memberantas jentik di rumah sekali dilakukan. seminggu jarang

Keluarga memiliki jamban di rumahnya

Risiko

terjadi

infeksi (penularan penyakit)

3.

Ada keluarga melakukan

kemampuan dalam tugas keluarga tidak melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota

Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan

pemeliharaan anggota keluarga walaupun

keluarganya secara aktif.

sedikit berperan keluarga tidak mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya

C. Diagnosis Keluarga 1. Ketidakmampuan dalam penatalaksanaan pemeliharaan lingkungan (hygiene lingkungan) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai perilaku hidup bersih. 2. Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai penularan penyakit. 3. Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan

D. Skoring Keluarga 1. Ketidakmampuan dalam penatalaksanaan pemeliharaan lingkungan (hygiene lingkungan) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai perilaku hidup bersih. No. Kriteria 1 Sifat Masalah Tidak/kurang sehat 2 Kemungkinan Masalah dapat diubah Dengan mudah Skor Bobot 3 2 1 2 Skoring 3/3 x 1=1 2/2 x 2= 2 Pembenaran Kondisi halaman kurang bersih Dengan memiliki 2 orang cucu yang bias membantu membersihkan rumah.

Potensial Masalah untuk dicegah Cukup Menonjolnya Masaah

1 1 1

2/3 x 1= 2/3 Memenuhi criteria kemandirian dua x1= Membersihkan jentik nyamun jarang dilakukan

1 Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani Total

3 7/6

2. Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai penularan penyakit. No. Kriteria 1 Sifat Masalah Ancaman Kesehatan 2 Kemungkinan Masalah dapat diubah Hanya sebagian Potensial Masalah untuk dicegah Rendah Menonjolnya Masaah 2 Skor Bobot 2 1 Pembenaran Kurangnya 2/3 x 1= 2/3 pengetahuan kelaurga mengenai penularan penyakit 1/2 x 2= 1 Dibantu dalam pembuatan jamban. Skoring

1 1 1

1/3 x 1= 1/3 Klien tidak memiliki jamban sendiri 2/2 x 1 = 1 Bila tidak segera

Masalah berat harus segera ditangani

ditangani memungkinkan terjadi penularan pada anggota keluarga. 3

Total 3. Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan No. Kriteria 1 Sifat Masalah Krisis atau keadaan sejahtera 2 Kemungkinan Masalah dapat diubah Dengan Mudah Skor Bobot 1 1

Pembenaran Klien membawa keluarga 1/3 x 1= 1/3 anggota yang sakit ke tenaga kesehatan 2/2 x 2= 2 Klien membawa anggota keluarga yang sakit ke tenaga kesehatan Klien membawa anggota keluarga yang sakit ke tenaga kesehatan Klien perhatian kepada anggota keluarganya yang menderita sakit

Skoring

Potensial Masalah untuk dicegah Tinggi

3/3 x 1= 1

Menonjolnya Masalah 0 Tidak dirasakan

1 1

0/2 x 1 = 0

Total

3 1/3

Berdasarkan rumusan prioritas di atas, maka dapat diketahui prioritas permasalahn pada keluarga nyonya M.Dg.R adalah sebagai berikut. 1. Ketidakmampuan dalam penatalaksanaan pemeliharaan lingkungan (hygiene lingkungan) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai perilaku hidup bersih. 2. Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai penularan penyakit. 3. Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Kehidupan keluarga sangat berperan penting dalam membentuk karakter tiap individu yang didalamnya. Oleh sebab itu, keluarga mempunyai tugas dan fungsinya sendiri, dimana keluarga bukan hanya berfungsi sebagai membentuk suatu keturunan akan tetapi keluarga mempunyai fungsi ekonomi, psikologi, dan pendidikan. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan sehingga apabila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya, serta keluarga tetap dan selalu berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan para anggotanya. Jadi, yang dibutuhkan dalam menangani masalah ini selain peran dari keluarga diperlukan juga profesi yang bekerja dalam kesehatan keluarga, contohnya saja teori dalam keperawatan keluarga. Peningkatan status kesehatan keluarga merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, agar keluarga tersebut dapat meningkatkan produktifitas dan kemandirian keluarga, sehingga apabila produktifitas dan kemandirian keluarga meningkat diharapkan kesejahteraan keluarga akan meningkat pula B. Saran Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat mengetahui dan memahami proses asuhan keperawatan keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, W. I., & Chayatin, N. (2011). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori. Jakarta: Salemba Medika. Sudiharto.(2007).AsuhanKeperawatanKeluargadenganPendekatanKeperawatanTranskultural. Jakarta : EGC

You might also like