You are on page 1of 56

Presentasi Kasus Kanker Mammae Sinistra

Pembimbing: Dr. Arief Wibisono, Sp.B (K) Onk


Presentan: Ekawati Erprisman 107103003829 FK-UIN

Pendahuluan
Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di Indonesia Di dunia, 12% seluruh kematian disebabkan oleh kanker dan pembunuh nomor 2 setelah penyakit kardiovaskular Kanker payudara adalah kanker no. 1 pada wanita baik dinegara maju maupun negara berkembang.

Di Indonesia prevalensi tumor/kanker adalah 4,3 per 1000 penduduk. Kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia (16,85%). Ditambahkan, kanker tertinggi yang diderita wanita Indonesia adalah kanker payudara dengan angka kejadian 26 per 100.000 perempuan, disusul kanker leher rahim dengan 16 per 100.000 perempuan.

Ilustrasi Kasus

Identitas Pasien
Nama Umur Agama Pendidikan Suku/Bangsa Status Alamat : Ny. Z.Y : 54 tahun : Islam : SMA : Jawa : Menikah : Pesanggrahan, Jakarta Selatan : 001188415

No. R.M

Anamnesis
Autoanamnesis dan aloanamnesis pada keluarga pasien tanggal 01 Mei 2013

Keluhan Utama Benjolan di payudara kiri sejak 10 tahun SMRS.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengeluhkan adanya benjolan di payudara kiri sejak 10 tahun SMRS. Awalnya dirasakan benjolan sebesar kelereng. Pasien mengatakan bahwa benjolan membesar sejak 5 tahun terakhir SMRS dan membesar sebesar bola kasti. Benjolan tunggal berbentuk bulat, tidak nyeri dan tidak ada luka ataupun darah yang keluar dari puting payudaranya. Sebelumnya, pasien memang memang sudah merasakan munculnya benjolan pada payudara kiri.

Kemudian, pasien juga mengaku juga merasakan adanya benjolan di ketiak kiri. Benjolan pada ketiak kiri disadari pasien sebenarnya sudah lebih dari 5 tahun belakangan ini. Benjolan pada ketiak kiri tidak dirasakan nyeri. Diakui oleh pasien, sebelumnya pasien berobat ke RS Fatmawati dan direncanakan untuk melakukan operasi.

Kemoterapi dijalankan terlebih dan kemoterapi berjalan selama kurang lebih selama 3 bulan terakhir. Pasien mengatakan selama 3 bulan terakhir ini, pasien sudah menjalani kemoterapi 3 kali dan pasien tidak mengetahui obat-obat apa saja yang diberikan selama kemoterapi.

Berdasarkan catatan rekam medis pasien, obat yang digunakan selama kemoterapi adalah Epirubisin 80 mg dan Cyclophospamid 800 mg serta pasien menjalani kemoterapi mulai dari tanggal 27 Februari-27 Maret 2013. Selama menjalani kemoterapi, diakui benjolan mengecil.

Pasien juga merasa pegal di pundak kiri, nyeri tulang disangkal pasien. Nafsu makan pasien selama sakit ini agak menurun. Nyeri perut disangkal pasien. BAK pasien lancar, tidak ada keluhan. Pasien BAB rutin, setiap hari. Berat badan selama pasien mengalami penyakit ini, rata-rata menurun. Penurunan berat badan dikatakan 5-6kg selama 6 bulan terakhir.

Pada tahun 2012 hasil FNAB ditemukan sediaan apusan terdiri atas kelompokan sel dan fragmen stroma jaringan ikat. Tampak sel epitel berinti besar, pleomorfik, hiperkromatik, membran inti ireguler dan anak inti mencolok. Latar belakang sel eritrosit dan tetes lemak dengan kesimpulan karsinoma mammae. Oleh dokter pasien disarankan untuk menjalani operasi.

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat sakit tumor sebelumnya (-), alergi (-), asma (-), TB Paru (-), HT (-), DM (-).

Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga kandung pasien yang perempuan tidak ada yang menderita kanker payudara, Hipertensi (-), sakit jantung (-), asma (-), DM (-).

Riwayat Kebiasaan Sosial


Pasien tidak merokok dan jarang berolahraga. Pasien menyangkal mengonsumsi minuman beralkohol dan obat-obatan. Pasien mengaku sering mengonsumsi makanan goreng-gorengan dan makanan berlemak. Pasien menikah saat usia 19 tahun dan memiliki 4 anak. Riwayat menstruasi normal, pertama kali haid saat usia 12 tahun, pasien menggunakan KB hormonal suntik.

Pemeriksaan Fisik
Status Generalis Keadaan umum : tampak sakit sedang Kesadaraan : compos mentis Berat Badan :71kg Tinggi Badan :154cm BMI :29.9 (Pre-Obesitas) Tanda vital Tekanan Darah : 120/70 mmHg Nadi : 92 x/menit Napas : 20 x/menit Suhu : 36,5 C

: Deformitas (-) : Konjungtiva anemis -, sklera ikterik : Deviasi trakea (-) : Simetris kanan dan kiri : BJI-II reguler, murmur (-), gallop (-) : suara napas vesikuler +/+, wh -/-. Rh / Abdomen:Datar, lemas, BU (+) normal, nyeri tekan (-), hepar dan lien dalam batas normal. Ekstremitas: akral hangat, CRT <2, edema ektremitas --/--

Kepala Mata Leher Thoraks Cor Pulmo

Status Lokalis
Regio thoraks : Inspeksi (posisi berbaring) Payudara tampak simetris, benjolan tidak tampak saat inspeksi pada payudara kiri, papila mammae tampak sejajar, tidak tampak ulserasi, perdarahan -, jaringan nekrotik -, warna kulit sekitar tumor kecoklatan, nipple discharge (-), retraksi (+), dimpling (-), peau dorange (-), edema (-), nodul satelit (-), NT (-). Palpasi Terdapat massa tumor tunggal pada payudara kiri kuadran medial dengan ukuran 5cmx6cm, keras, bentuk ireguler, batas tidak tegas, permukaan berbenjol tidak terdapat ulserasi, terfiksir, nyeri tekan +, suhu sama dengan sekitar. Pembesaran KGB aksila + kiri, terfiksir, ukuran 2x1 cm, konsistensi padat, NT -

Lab Tanggal 3 Maret12 dan 18 April13

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan FNAB Tanggal 12-04-2012 Hasil FNAB : Sediaan apusan terdiri atas kelompokan sel dan fragmen stroma jaringan ikat. Tampak sel epitel berinti besar, pleomorfik, hiperkromatik, membran inti ireguler dan anak inti mencolok. Latar belakang sel eritrosit dan tetes lemak. Kesimpulan : karsinoma mammae

USG Abdomen Tanggal 27/12/2012 Hasil USG Abdomen Liver :Ukuran dalam batas normal, permukaan rata, sudut lancip, echostructure slight hiperechoik dengan posteriornya hipoechoic. Tak tampak pelebaran V.Porta maupun sisterna bilier hepatal, SOL (-), Ascites (-). Gall Blader :Dinding tak menebal, batu (-), sludge (-), CBD tak melebar. Pankreas :Echostruktur dan bentuk dalam batas normal, SOL (-), tak tampak pelebaran duktur pankreatikus. Lien :Ukuran dan echostruktur normal, tak tampak SOL, tak tampak pelebaran V lienalis. Ren kanan :Ukuran dalam batas normal, echostruktur cortex normal, batas cortex dan medula jelas, batu (-), tak tampak pelebaran calix, SOL (-). Ren kiri : Ukuran dalam batas normal, echostruktur cortex normal, batas cortex dan medula jelas, batu (-), tak tampak pelebaran calix, SOL (-). Vesica Urinaria:Isi tak optimal, batu (-). Adnexa kanan kiri SOL (-) Aortae :Kaliber normal, tak tampak pembesaran KGB para aortae. Kesan :- Fatty Liver: Tak tampak nodul pada liver, pancreas, lien, kedua ren dan para aorta.

Interpretasi Tanggal 27/12/2012 Aorta elongasi Cor : Agak membesar ke kiri, Apex tertanam Kalsifikasi apex/ suprahiler kanan Pulmo : Corakan bronkovaskuler ramai, Diafragma dan sinus baik Kesan: Cardiomegali dengan elongasi aorta Kalsifikasi apex/Suprahiler kanan

Resume
Pasien perempuan 54 tahun, mengeluh terdapat benjolan pada payudara kiri sejak 10 tahun yang lalu, semakin lama bertambah besar. Sebelumnya pasien sudah menjalani kemoterapi selama 5 bulan terakhir dan berlangsung 3 kali. Berdasarkan catatan rekam medis pasien, obat yang digunakan selama kemoterapi adalah Epirubisin 80 mg dan Cyclophospamid 800 mg serta pasien menjalani kemoterapi mulai dari tanggal 27 Februari-27 Maret 201 dan ukuran tumor mengecil. Pada permiksaan fisik didapatkan keadaa umum tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis, hemodinamik stabil dengan pernapasan 20x/m, status lokalis terdapat massa pada payudara kiri dengan ukuran 5x6cm, keras, bentuk ireguler, batas tidak tegas, terfiksir, warna kulit sekitar tumor kecoklatan, Nyeri tekan -. Pada pemeriksaan FNAB tahun 2012 didapatkan kesimpulan karsinoma mammae.

Diagnosis
Karsinoma mammae sinistra T3N1M0

Penatalaksanaan
Rencana terapi: Pro Modified Radical Masectomy Surat Izin Operasi (SIO) Puasa Kemoterapi adjuvant post op

Prognosis
Ad Vitam Ad Sanationam Ad Functionam : Dubia ad bonam : Dubia ad bonam : ad malam

Tinjauan Pustaka

Epidemiologi
Kanker payudara adalah kanker no. 1 pada wanita baik dinegara maju maupun negara berkembang. 33 persen dari semua kanker pada wanita 20 persen kematian terkait kanker pada wanita Sekitar 211.240 kanker payudara invasif didiagnosis pada wanita di Amerika Serikat pada tahun 2005 dan 40.410 dari mereka yang didiagnosa akan meninggal akibat kanker tersebut. Di Indonesia prevalensi tumor/kanker adalah 4,3 per 1000 penduduk. Kanker merupakan penyebab kematian nomor 7 (5,7%) setelah stroke, TB, hipertensi, cedera, perinatal, dan DM (Riskesdas, 2007). Di Indonesia, angka kejadian 26 per 100.000 perempuan, disusul kanker leher rahim dengan 16 per 100.000 perempuan

Epidemiologi
(A)

(B)

Grafik. Insiden dan mortalitas kanker payudara (A) dan tren perubahan staging kanker payudara tahun 1983-1986 di Amerika (B)

Faktor Resiko
Usia Usia menarche Kelahiran hidup pertama Riwayat keluarga dengan kanker payudara Ras

Faktor resiko Tambahan Paparan estrogen Paparan radiasi Karsinoma payudara kontralateral atau endometrium Pengaruh geografis Diet Obesitas Latihan Menyusui Toksik lingkungan merokok

Etiologi

Patogenesis

Klasifikasi
Non invasive carcinoma Non invasive ductal carcinoma Lobular carcinoma in situ Invasive carcinoma Invasive ductal carcinoma Special types Pagets disease

Histopatologi

Gambar. karsinoma duktal insitu (A,B), karsinoma lobular insitu (C)3

Tipe Histopatologi
In situ carcinoma NOS ( no otherwise specified ) Intraductal Pagets disease and intraductal Invasive Carcinomas NOS Ductal Inflammatory Medulary, NOS Medullary with lymphoid stroma Mucinous Papillary(predominantly micropapillary pattern ) Tubular Lobular Pagets disease and infiltrating Undifferentiated Squamous cell Adenoid cystic Secretory Cribriform

Klasifikasi TNM AJCC

Tumor
T1

T1mic T1a
T1b T1c T2

T3
T4

:Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya 2 cm atau kurang. : Adanya mikroinvasi ukuran 0,1 cm atau kurang. : Tumor dengan ukuran lebih dari 0,1 cm sampai 0,5 cm. :Tumor dengan ukuran lebih dari 0,5 cm sampai 1 cm. :Tumor dengan ukuran lebih dari 1 cm sampai 2 cm. :Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya lebih dari 2 cm sampai 5 cm. :Tumor dengan ukuran diameter terbesar lebih dari 5 cm. :Ukuran tumor berapapun dengan ekstensi langsung ke dinding dada atau kulit.

Nodus
Nx : Kgb regional tidak bisa dinilai ( telah diangkat sebelumnya ). N0 : Tidak terdapat metastasis kgb. N1 : Metastasis ke kgb aksila ipsilateral yang mobil. N2 : Metastasis ke kgb aksila ipsilateral terfiksir, berkonglomerasi, atau adanya pembesaran kgb mamaria interna ipsilateral ( klinis* ) tanpa adanya metastasis ke kgb aksila. N2a : Metastasis pada kgb aksila terfiksir atau berkonglomerasi atau melekat ke struktur lain. N2b : Metastasis hanya pada kgb mamaria interna ipsilateral secara klinis * dan tidak terdapat metastasis pada kgb aksila. N3 : Metastasis pada kgb infraklavikular ipsilateral dengan atau tanpa metastasis kgb aksila atau klinis terdapat metastasis pada kgb mamaria interna ipsilateral klinis dan metastasis pada kgb aksila ; atau metastasis pada kgb supraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa metastasis pada kgb aksila / mamaria interna. N3a : Metastasis ke kgb infraklavikular ipsilateral. N3b : Metastasis ke kgb mamaria interna dan kgb aksila. N3c : Metastasis ke kgb supraklavikula.

Metastasis Jauh
Mx: Metastasis jauh belum dapat dinilai. M0: Tidak terdapat metastasis jauh. M1: Terdapat metastasis jauh.

Grup Stadium Kanker Payudara

Diagnosis
Anamnesis Penderita merasakan adanya perubahan pada payudara atau pada puting susunya Penderita melihat perubahan pada payudara atau pada puting susunya Keluarnya sekret atau cairan dari puting susu
Pemeriksaan fisik Payudara kanan dan kiri harus diperiksa Masa tumor Perubahan kulit nipple : status kelenjar getah bening. pemeriksaan pada daerah yang dicurigai metastasis

Pemeriksaan Penunjang
Radiologik
Rekomendasi USG payudara dan Mamografi untuk tumor 3 cm. Foto Toraks. USG Abdomen. Pilihan Bone scanning dan/ bone survey atau atau foluride PET/CT Chest diagnostic CT MRI payudara Pemeriksaan FDG PET/CT

Pemeriksaan penunjang
FNAB-sitologi Pemeriksaan histopatologi (gold standar diagnostik) Pemeriksaan imunohistokimia Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium rutin fungsi hati, alkali posfatase dan pemeriksaan kimia darah sesuai dengan perkiraan metastasis.

Analisa Kasus

Pada kasus didapatkan: Benjolan pada payudara kiri sejak 10 tahun makin membesar. Faktor resiko usia pasien (54tahun)Insidensi usia yang meningkat, faktor resiko terkena kanker payudara juga makin meningkat. Riwayat KB homonalmeningkatkan faktor resiko kanker payudara. Obesitas, dan jarang olah ragameningkatkan resiko terkena kanker payudara.

Pemeriksaan fisik Hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit sedang, dengan kesadaran kompos mentis, hemodinamik stabil. Status lokalismassa tumor dengan ukuran 5x6cm, terfiksir, disertai pembesaran kelenjar getah bening aksila sinistra, terfiksir, ukuran 2x1 cm.

Hasil pemeriksaan penunjang membantu untuk menegakkan diagnosis pasti yaitu mulai dari pemeriksaan laboratorium, foto toraks dada, USG, mammografi, sitologi FNAB dan histopatologi sebagai gold standard. Pada pemeriksaan foto toraks metastase (-) Pemeriksaan USG; dalam hal ini adalah pemeriksaan USG abdomen metastase (-). Tahun 2012 pasien pernah melakukan pemeriksaan FNAB karsinoma mammae. Pemeriksaan histopatologi sebagai gold standard diagnostik sudah dilakukan namun belum ada hasil.

Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis dan penunjang yang dilakukan diagnosis pasien ditegakan sesuai klasifikasi AJCC: Kanker payudara kiri T3N1M0 tumor dalam ukuran > 5cm, dijumpai metastase KGB axilla ipsilateral yang mobile dan tidak terdapat metastase jauh. Dalam hal ini pasien diklasifikasikan sebagai kanker payudara stadium IIIA atau kanker payudara lokal lanjut (operable locally advanced).

Penatalaksanaan kanker payudara pada stadium lokal lanjut terdapat beberapa yaitu sesuai dengan keadaan pasien secara umum terdiri dari kemoterapi, radiasi, operasi. Pada pasien ini, dilakukan kemoterapi dahulu sebelum kemudian dioperasi. Hal tersebut diharapkan dapat menilai respon kemoterapi pada tumor. pada pasien ini, respon pemberian kemoterapi sebelum operasi baik karena benjolan mengecil dan hal ini bertujuan ketika pasien dioperasi tidak semua jaringan payudara diangkat dan pengambilan tumor jadi lebih mudah.

Selain itu pada penatalaksanaan kanker stadium lokal lanjut; salah satunya dilakukan terapi radiasi (radoterapi). Pada pasien ini tidak dilakukan karena respon terapi awal, yaitu kemoterapi neo adjuvant sudah memberikan respon terapi yang baik. Dimana benjolan pada payudara pasien mengecil. Berbeda halnya apabila selama kemoterapi benjolan tidak mengecil atau responnya no change, maka dapat dipertimbangkan untuk melakukan terapi radiasi (radioterapi). Selain itu, radioterapi juga dipertimbangkan pada tumor yang tidak dapat diangkat. Dalam hal ini, tumor pada pasien masih dapat diangkat sehingga tidak dilakukan terapi radiasi (radioterapi).

Pasien juga direncanakan untuk diberikan kemoterapi adjuvant setelah operasi. Hal ini bertujuan untuk mencegah timbul atau tumbuhnya sel-sel kanker lain ataupun mencegah tumbuhnya sel-sel kanker yang tidak terambil dan tidak tampak ataupun yg menyebar secara mikroskopik. Pada pasien ini juga dilakukan operasi MRM (Modified Radikal Masectomy). Hal ini dilakukan karena ketidak-terlibatan tumor yang terfiksasi ke otot pectoralis mayor.

Terima Kasih atas perhatiannya...

Pertanyaan.
1. Hilda 1: stadium locallyadvanced tujuan terapi neoadjuvan? 2. Arini 1: pasien seperti apa yg dilakukan kemoterapi neoadjuvan? Sebelum kemoterapi yg harus dijelaskan apa? 3. Akbar 2: follow up seberapa lama? Apa ada pemeriksaan tambahan selama follow up? 4. Dhika 3 : beda indikasi kemoterapi dan radioterpi?

5. Ihsan 2: apakah dari PF sudah terjadi infiltrasi ke dinding dada? 6. Haikal : prognosis pasien setelah ditatalaksana?

You might also like