You are on page 1of 11

Pengertian Antropologi menurut para ahli

Pengertian Antropologi menurut para ahli dan Definisi Antropologi Menurut Para Ahli Pengertian Antropologi menurut Koentjaraningrat Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan. Pengertian Antropologi menurut David Hunter Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia. Pengertian Antropologi menurut William A. Haviland Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia. Pengertian Antropologi menurut Tulian Darwin The origin of spicies Antropologi fisik berkembang pesat dengan melakukan penelitianpenelitian terhadap asal mula dan perkembangan manusia. Manusia asalnya monyet, karena makhluk hidup mengalami evolusi.Antropologi ingin membuktikan dengan melakukan berbagai penelitian terhadap kera dan monyet di seluruh dunia. Pengertian Antropologi menurut Menurut Ralfh L Beals dan Harry Hoijen : 1954: 2 antropologi adalah ilmu yang mempelajarai manusia dan semua apa yang dikerjakannya. Pengertian Antropologi menurut Berdasarkan etimologinya Kata antropologi berasal dari kata yunani Antropo yang berarti manusia dan logy atau logos berarti ilmu yang mempelajari tentang manusia Pengertian Antropologi menurut Menurut orang awam Membicarakan Antropologi hanyalah berfikir tentang fosil-fosil. Memang pemikiran yang demikian tidak selamanya salah karena mempelajari fosil merupakan suatu cabang penelitian Antropologi. Arkheologi pada dasarnya berbeda dengan Antropologi, di mana sesungguhnya arkheologi merupakan salah satu cabang Antropologi

Sejarah Perkembangan Antropologi


Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti manusia, dan logos yang berarti ilmu. Menurut Haviland (1994;7) antropogi adalah studi tentang umat manusia yang berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan prilakunya, dan untuk memperoleh pengertian yang lengkap mengenai keanekaragaman manusia. Dalam pengertian studi yang mempelajari manusia, antropologi menurut Embaer (1985:2) dapat bersifat akurat atau tidak akurat. Para ahli antropologi tertarik untuk mempelajari kapan, dimana, dan bagaimana manusia pada mulanya muncul di bumi, selaian itu mereka juga mempelajari beraneka ragam ciri-ciri

fisik manusia. Para ahliantropolgi juga tertarik untuk mempelajari bagaimana dan mengapa suatu masyarakat memilki pemikiran dan kebiasaan pada masa lampau dan masa kini. Ketidak akuratan pengertian sebagaimana pembagian diatas juga muncul karena dengan pengertian tersebut antropolgi dapat digabungkan denngan disiplin ilmu manusia lainnya seperti sosiologi, psikologi, ilmu politik, ekonomi, sejarah, biologi manusia, dan bahkan dapat digabungkan dengan disiplin humanistic seperti filsafat dan sastra. Banyaknya disiplin lain yang juga memiliki perhatian dengan permasalahan manusia, tentu tidak akan merasa senang bila diterima sebagai sebagian atau cabang ilmu antropolgi. Memang kebanyakan dari ilmu-ilmu tersebut sudah terpisahkan sebagai disiplin sendiri lebih lama dari antropologi, dan masing-masing mempertimbangkan wilayah kajian mereka untuk menjadi berbeda dari yang lain. Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan Ilmu Antropologi. Sejarah perkembangan Antropologi menurut Koentjaraningrat (1996:1-3) terdiri dari empat fase, yaitu: a. Fase Pertama (Sebelum 1800) Sejak akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16, suku-suku bangsa di benua Asia, Afrika, Amerika, dan Oseania mulai kedatangan orang-orang Eropa Barat selam kurang lebih 4 abad. Orang-orang eropa tersebut, yang antara lain terdiri dari para musafir, pelaut, pendeta, kaum nasrani, maupun para pegawai pemerintahan jajahan, mulai menerbitkan buku-buku kisah perjalanan, laporan dan lain-lain yang mendeskripsikan kondisi dari bangsa-bangsa yang mereka kunjungi. Deskripsi tersebut berupa adat istiadat, susunan masyarakat, bahasa, atau cirri-ciri fisik. Deskripsi tersebut kemudian disebut sebagai etnografi (dari kata etnos berarti bahasa. b. Fase kedua (kira-kira Pertengahan Abad ke-19) Pada awal abad ke-19, ada usaha-usaha untuk mengintegrasikan secara serius beerapa karangankarangan yang membahas masyarakat dan kebudayaan di dunia pada berbagai tingkat evolusi. Masyarakat dan kebudayaan di dunia tersebut mentangkut masyarakat yang dianggap primitiv yang tingkat evolusinya sangat lambat, maupun masyarakat yang tingkatannya sudah dianggap maju. Pada sekitar 1860, lahirlah antropologi setelah terdapat bebarapa karangan yang mengklasifikasikan bahan-bahan mengenai berbagai kebudayaan di dunia dalam berbagai tingkat evolusi. c. Fase Ketiga ( Awal Abad ke-20) Pada awal abad ke-20, sebagian besar Negara penjajah di Eropa berhasil memantapkan kekuasaannya di daerah-daerah jajahan mereka. Dalam era colonial tersebut, ilmu Antropologi menjadi semakin penting bagi kepentingan kolonialisme.

Pada fase ini dimulai ada anggapan bahwa mempelajari bangsa-bangsa non Eropa ternyata makin penting karena masyarakat tersebut pada umumnya belum sekompleks bangsa-bangsa Eropa. Dengan pemahaman mengenai masyarakat yang tidak kompleks, maka hal itu akan menambah pemahaman tentang masyarakat yang kompleks. d. Fase Keempat (Sesudah Kira-kira 1930) Pada fase ini, antropologi berkembang pesat dan lebih berorientasi akademik. Penembangannya meliputu ketelitian bahan pengetahuannya maupun metode-metode ilmiahnya. Di lain pihak muncul pula sikap anti kolonialisme dan gejala makin berkurangnya bangsa-bangsa primitive (yaitu bangsa-bangsa yang tidak memperoleh pengaruh kebudayaan Eropa-Amerika) setelahPerang Dunia II. Menyebabkan bahwa antropologi kemudian seolah-olah kehilangan lapangan. Oleh karena itu sasaran dan objek penelitian para ahli antropologi sejak tahun 1930 telah beralih dari suku-suku bangsa primitiv non Eropa kepada penduduk pedesaan, termasuk daerah-daerah pedesaan Eropa dan Amerika. Secara akademik perkembangan antropologi pada fase ini ditandai dengan symposium internasional pada tahun 1950-an, guna membahas tujuan dan ruang lingkup antropologi oleh para ahli dari Amerika dan Eropa. Pada fase keempat ini antropologi memiliki dua tujuan utama: 1. Tujuan Akademis, untuk mencapai pemahaman tentang manusia berdasarkan bentuk fisiknya, masyarakatnya, maupun kebudayaannya. 2. Tujuan Praktis, untuk kepentingan pembangunan Lahirnya Ilmu Antropologi Antropologi adalah suatu ilmu sosial yang pemaparannya mengenai sejarah pembentukan antropologi tetap penting dibicarakan. Kebanyakan antropolog sependapat bahwa antropologi muncul sebagai suatu cabang keilmuan yang jelas batasannya pada sekitar pertengahan abad kesembilan belas, tatkala perhatian orang pada evolusi manusia berkembang. Setiap antropolog dan ahli sejarah memiliki alas an sendiri-sendiri untuk menetukan kapan antropologi dimulai. Dari sudut pandang sejarah gagasan, tulisan-tulisan filsuf, dan peziarah Yunani, sejarawan Arab kuno, peziarah Eropa kuno, maupun masa renaisans, dan filsuf, ahli hukum, ilmuwan berbagai bidang dari Eropa, semuanya bisa dianggap pendorong bagi dibangunnya tradisi antropologi. Sebagai contoh, Alan Bernand (2000) berpendapat bahwa kelahiran antropologi adalah ketika konsep kontrak sosial lahir, dan persepsi mengenai hakikat manusia, masyarakat dan keanekaragaman kebudayaan tumbuh dari konsep kontrak sosial tersebut. Gagasan ini dalam beberapa hal adalah pelopor dalam teori evolusi. Perdebatan pada abad ke 18 mengenai asal usul bahasa dan mengenai hubungan antara manusia dengan apa yang kita sebut primate yang lebih tinggi juga relevan, seperti halnya perdeatan pada

abad ke 19 antara poligenis (keyakinan bahwa setiap ras mempunyai asal usul terpisah) dan monogenis (keyakinan bahwa manusia memiliki asal usul keturunan yang sama, dari adam atau dari makhluk yang disebut dengan kera). Gagasan demikian itu tidak hanya penting sebagai fakta sejarah, tetapi juga karena gagasan itu membentuk persepsi antropologi modern mengenai dirinya sendiri. Antropologi di Eropa pada abad ke 18 ditandai oleh tiga pertanyaan penting yang diajukan untuk pertama kali dalam bentuk modern selama masa pencerahan di Eropa. Pertanyaan itu adalah: a. Siapa yang mendefenisikan manusia dalam bentuk abstrak? b. Apa yang membedakan manusia dari binatang? c. Dan apa kondisi alamiah dari manusia itu? Dari pertanyaan itu maka munculah ilmuwan dan tokoh-tokoh dalam pengembangan kehidupan manusia, sehingga disebut dengan ilmu antropologi yang kita kenal sampai sekarang. Antropologi pada abad ke 19 dan abad ke 20, berkembang dalam arah yang lebih sistematik dan menggunakan peralatan metedologi ilmiah. Persoalan paradigma menjadi semakin penting karena masih mempertanyakan pertanyaanpertanyaan diatas. Dan samapi saat sekarang ini para ilmuwan dan tokoh-tokoh masih mengembangkan pemikiran mereka dalam dunia ilmu antropologi ini. Berkembangnya Ilmu Antropologi Dalam arti tertentu, praktik antropologi dimulai begitu manusia mulai berfikir tentang masyarakat dan keyakinan-keyakinan mereka, dan secara sadar memutuskan untuk membandingan diri mereka sendiri dengan masyarakat-masyarakat lain yang melakukan kontak dengan mereka. Ahli sejarah Yunani, Herodotus (484-425 SM) menghabiskan bertahun-tahun untuk melakukan perjalanan di Asia, Mesir dan Yunani, dan menuliskan gambaran terperinci tentang pakaian, panen, etiket dan ritual dari orang-orang yang ia jumpai. Ibn Khaldun (13326-1406) adalah seorang ahli politik dan sejarah yang tinggal beberapa tahun. Ia menghasilkan karya ilmiah yang menakjubkan, karena mengelompokkan orang-orang yang diamatinya menjadi dua kelompok masyarakat, yaitu suku Bedouin yang dianggap liar, nomaden serta agresif, dan masyarakt kota yang menetap, berpendidikan dan kadang-kadang korup, yang menggantungkan hidup mereka pada pertanian lokal. Antropologi mengemuka setelah melewati serangkaian perkembangan yang kompleks, dan saat ini mencakup minat-minat dan bidang-bidang ilmu yang sangat beragam. Kita akan meninjau beberapa diantaranya untuk memahami bagaimana antropologi sampai saat pada perkembangannya saat ini.

Setidaknya sejak abad kelima belas, dengan dilengkapinya pe;ayaran-pelayaran besar untuk menemukan dan menaklukan wilayah baru, muncul berbagai perdebatan tentang sifat dan adat istiadat orang-orang biadab yang digambarkan oleh orang pelaut dan pedagang. Di akhir abad keenam belas sastrawan Perancis, Michael De Montaigne (1533-1529), memadukan pengetahuannya tentang karya-karya penulis klasik seperti Xenophon, Lucretius dan virgil dengan penjelajahan-penjelajahan dunia baru. Selama zaman pertengahan, makhluk didunia dikelompokkan kedalam beberapa ordo yang statis, diciptakan oleh tuhan yang disebut rantai kehidupan (chain of being). Pada abad ketujuh belas dan delapan belas Rantai tersebut kerat teramati dalam kondisi-kondisi yang lebih dinamis. Dengan demikian, kebudayaan dapat dianggap sebagai kemajuan, dengan masyarakat eropa sebagai titik puncak perkembangan, baik secara moral maupun cultural. Antropologi menjadi sebuah subjek akademis yang berdiri sendiri pada abad kesembilan belas, sebagian besar memusatkan perhatian pada penelitian sifat-sifat fisik, bahasa dan budaya masyarakat yang belum beradab. Sir Edward Tylor menjadi dosen antropologi di Oxford pada tahun 1884, maka mulai disinilah antropologi dikembangkan diberbagai Negara. Hampir disepanjang abad kesembilan belas, status pasti antropologi mencakup segala hal, mulai dari mengukur bentuk dan ukuran kepala sampai mengumpulkan artefak untuk mengisi museummuseum dikota-kota yang kaitannya dengan sains, terutama zoology dan biologi. Goerge Stocking, seorang ahli antropologi sejarah dari Amerika membedakan perilaku banyak warga Inggris Victoria dengan masyarakat non Eropa, secara jelas gambaran yang dimunculkan adalah gambaran seorang yang bukan saja terasing secara geografis, tapi juga kebalikan dari gambaran ideal dari seorang pria Victoria; berkulit putih, menarik bersih (sifat ini bisa dikatakan mendekati sifat saleh). Gagasan itu jelas menggambarkan evolusi budaya, sebuah gagasan yang berhasil menjadi sebuah teori dominan di abad kesembilan belas. Gagasan ini didukung oleh hasil penelitian beberapa disiplin ilmu, bukti-bukti geologi menunjukan bahwa bumi lebih tua daripada yang diungkapkan oleh injil, sementara penemuanpenemuan arkeologi seperti peralatan yang ditemukan di tanah berlumpur Denmark dianggap mendukung teori yang menyatakan bahwa umat manusia telah melewati berturut-turut, zamanzaman batu, perunggu, dan besi. Para ilmuwan mulai mencari penjelasan-penjelasan ilmiah dan bukan lagi penjelasan teologi untuk memahami perbedaan perkambangan antara Negara-negara dengan peradaban barat dengan masyrakat yang secara teknologi dan budaya dianggap lebih primitif. Pada tahun 1896 ahli antropologi Franz Boas (1858-1942) menerbitkan sebuah makalah yang berjudul The Limitations Of The Comparative Method Of Anthropology. Dua kalimat terakhir dalam tulisannya mengatakan sampai saat ini kita masih terlalu senang tingkah laku aneh yang cerdik. Kerja nyata masih didepan kita, yang ia maksud dengan kesenangan adalah kesenangan dari banyak ahli evolusi, yang menurut Boas, riset mereka pada hikikatnya rasis dan hanya ditunjang oleh sedikit bukti saja. Banyak karya-karya Boas yang diterima oleh pakar antropologi lainnya, sehingga mereka melihat tanda-tanda awal perpecahan minat antara para ahli antropolgi Amerika dan Inggris.

Pengikut Boas di Amerika, seperti ilmuwan A.L. Kroeber (1876-1960) dan R. Lowie (18831957) meneruskan dengan melakukan penelitian sejarah, sekaligus memusatkan perhatian pada analisis budaya. Tokoh-Tokoh Antropologi Para tokoh antropologi dalam fase pertama dari perkembangannya sudah tentu belum ada, Karena pada waktu itu belum ada ilmu antropologi. Namun ada penjelasan tentang manusia dan kebudayaan suku-suku bangsa yang tinggal diluar benua Eropa. Para pengarang etnografi kuno ada dari berbagai golongan antara lain: 1. Golongan musafir adalah A. Bastian, seorang dokter kapal berbangsa jerman yang telah keliling ke berbagai benua pada permulaan abad ke-19. diantara catatan-catatan perjalanannya mengenai berbagai daerah tertentu di Afrika Barat, India. Cina, Australia, Kepulauan Osenia, Meksiko, dan Amerika latin. Ia pernah menulis tiga jilid etnografi mengenai kebudayaan sukusuku bangsa di Indonesia. 2. Golongan penyiar agama Nasrani sangat banyak jumlahnya, cukup disebut seorang saja sebagai contoh, ialah J.F. Lafitau, seorang pendeta agama Katolik bangsa perancis yang pernah berkerja di daerah sungai St. Lawrance (Amerika Utara dan Kanada Timur), sebagai penyiar agama dan menulis sebuah etnografi yang klasik (1724) tentang kebudayaan suku-suku bangsa India yang hidup didaerah sungai tersebut. 3. Golongan Eksplorasi adalah N.N. Miklukho-Maklai, seorang bangsa Rusia yang banyak mengenbara di daerah Oseania di Lautan Teduh, dan yang pernah mengunjungi Papua Nugini dan Irian Jaya. 4. Golongan pemerintah-pemerintah jajahan adalah T.S. Raffles, yang pernah menjabat sebagai Letnan Gubernur Jendral di Indonesia antara tahun 1811 dan 1815. 5. Tokoh dari sarjana antropologi pada abad ke-19 adalah L.H Morgan, seorang serjana hokum bangsa Amerika yang berkerja sebagai pengacara. 6. P.W. Schmidt, seorang serjana antropologi berbangsa Austria. 7. Tokoh sarjana antropologi dalam fase perkembangannya yang ketiga adalah B. Malinowski, yang telah menulis banyak buku antropologi. 8. Tokoh sarjana antropologi dalam fase perkembangannya yang keempat adalah F. Boas yang mula-mula adalah ahli geografi bangsa jerman, kemudian menjadi warga Negara Amerika, yang dianggap sebagai tokoh pendekar antropologi pada masa kejayaannya. 9. Ruth Benedict, Margaret Mead dan R. Linton adalah tokoh antropologi wanita yang lebih mengarah tentang antropologi psikologi.

10. A.R Radcliffe-Brown adalh tokoh antropologi yang mengembangkan teori-teori antropologi sinkronik yang kemudian menjadi sub ilmu antropologi social. 11. R. frith adalah tokoh yang menggunakan metode-metode antropologi dalam hal analisis, yang bisa disebut antropologi terapan. Banyak sekali tokoh-tokoh yang berperan penting dalam dunia perkembangan ilmu antropologi, karena antropologi tidak hanya berkembang di Negara-negara Eropa saja, akan tetapi ilmu ini berkembang ke Negara-negara Asia, Afrika, Amerika dan lain sebagainya. Sehingga dengan berkembangnya ilmu ini di Negara-negara tersebut banyak tokoh-tokoh yang ikut campur dengan pemikiran-pemikiran mereka sehingga ilmu antropologi semakin lama semakin luas kajiannya. Cabang-Cabang Antropologi Dalam buku Anntropology, William A. Haviland (1985:12) membahas antropologi yang secara garis besar terdiri empat cabang yaitu: 1. Antropologi Fisik 2. Antropogi Budaya (Arkeologi, Linguistik, dan Etnologi). Dari keempat bagian tersebut Haviland kemudian menjabarkannya ke dalam berbagai bagian yang meliputi; Evolusi Biologi Umat Manusia, Evolusi Kultural Uma Manusia, serta Kebudayaan dengan segala macam aspeknya seperti komunikasi, pengasuhan anak, poa pengidupan, sistem perekonomian, perkawinan dan keluarga, kekerabatan dan keturunan, organisasi politik dan pengendalian social, agama, kesenian, dan perubahan kebudayaan. Antropologi Fisik Antropologi fisik (antropologi ragawi) adalah bagian dari antropologi yang memusatkan perhatiannya kepada manusia sebagai organisme biologis yang berkembang dan hendak ditentukan bagaimana dan apa sebabnya bangsa-bangsa berbeda menurut keadaan fisiknya. Salah satu yang menjadi perhatian antropologi fisik adalah evolusi manusia (Haviland, 1985:12 dan Ihromi, 1994:5). Dua pertanyaan yang menyolok dari cabang antropolohgi fisik adalah: a. Tentang munculnya manusia, dan perkembangannya kemudian (paleontology manusia) b. Mengenai bagaimana dan apa sebabnya manusia masa kini secara biologis berbeda (variasi manusia) Antropologi Buday Antropologi budaya meliputi etnologi, linguistic, dan arkeologi. Yang ketiganya berhubungan langsung dengan kebudayaan manusia. Berikut kan di bahas satu persatu:

a. Etnologi Atau dikenal dengan ilmu bangsa-bangsa. Etnologi menurut Haviland (1985:17) adalah cabang dari antropologi budaya yang memusatkan perhatian terhadap kebudayaan-kebudayaan zaman sekarang. Sub disiplin ini lebih mengkhususkan diri kepada prilaku manusia sebagaimana yang dapat disaksikan, dialami, dan didiskusikannya dengan orang-orang yang kebudayaannnya hendak dipahami. Sementara itu, menurut Ihromi (1994:10) berpendapat bahwa seorang ahli etnologi berusaha memahami bagaimana perbedaan dari cara berpikir dan cara berlaku yang sudah membaku pada orang-orang masa sekarang dan masa lalu, serta memahami sebab-sebab dari perbedaan itu. Dengan kata lain etnologi mempelajari pola-pola kelakuan seperti adat istiadat perkawinan, struktur kekerabatan, sistem politik dan ekonomi, agama, cerita-cerita rakyat, kesenian dan musik. Serta bagaimana perbedaan diantara pola-pla itu dalam berbagai masyarakat masa kini. Selain itu etnologi juga mempelajari dinamika kebudayaan tersebut dan kebudayaan lain saling mempengaruhi termasuk juga interaksi antara berbagai kepercayaan dan cara-cara melaksanakannya di dalam suatu kebudayaan dan pengaruhnya terhadap kepribadian seseorang. b. Linguistik Linguistik adalah ilmu yang mempelajari bahasa-bahasa. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu tentang bahasa ini agak lebih tua dibandingkan dengan antropologi. Kedua disiplin tersebut menjadi amat erat hubungannya, karena ketika para ahli antropologi melakukan penelitian lapangan, mereka meminta bantuan tenaga-tenaga ahli bahasa untuk mempelajari bahasa-bahasa primitive. Terdapat perbedaan antara ahli linguistic dengan ahli-ahli bahasa yang lain. Ahli linguistic lebih tertarik pada sejarah dan struktur bahasa-bahasa yang tidak tertulis. Pusat perhatian demikian memerlukan tekhnik analisa dan penelitian yang lebih las jenisnya dibandingkan dengan yang digunakan oleh para ahli bahasa yang lain. Lebih jauh ahli linguistic juga tertarik untuk mempelajari timbulnya bahasa selama masa yang lalu dan juga pada variasi bahasa pada masa kini, sehingga dapat dikatakan bahwa ahli antropologi linguistic mempelajari timbulnya bahasa dan bagaimana terjadinya variasi dalam bahasa-bahasa selama dalam jangka waktu berabad-abad. Ketika antropologi linguistic tertarik mengenai bagaimana terjadinya perbedaan bahasa-bahasa sekarang, khusunya sehubungan dengan konstruksi dan cara penggunaannya, maka kemudian berkembang cabang ilmu bahasa deskriptif. Secara rinci, ilmu mengenai konstruksi bahasa disebut ilmu bahasa struktual, dan ilmu yang mempelajari bagaimana bahasa dipergunakan dalam logat sehari-hari disebut sosialinguistik atau etnolinguistik. c. Arkeologi Arkeologi menurut Havilland (1985:14) adalah cabang antropologi budaya yang mempelajari benda-benda dengan maksud untuk menggambarkan dan menerangkan perilaku manusia. Sebagian besar perhatian dipusatkan kepada masa lampau, karena apa yang tertinggal di masa lampau seringkali hanya berupa benda dan bukan gagasan. Ahli arkeologi mempelajari alat-alat, tembikar, dan peninggalan lain yang tahan lama, yang masih ada sebagai warisan dari

kebudayaan yang telah punah. Atau dengan kata lain menurut Ihromi (1994:7) berusaha mengkonstruksikan dan menyusun kembali cara hidup sehari-hari dan adat istiadat dari bangsabangsa masa prasejarah, serta menelusuri perubahan kebudayaan dan mengajukan keterengan tentang kemungkinan sebab dari perubahan kebudayaan itu. Pokok perhatiannya sama dengan ahli sejarah, hanya saja ahli arkeologi menelusuri masa lalu yang lebih jauh, karena para ahli sejarah hanya mempelajari kebudayaan yang mempunyai catatan-catatan tertulis dan hanya membatasi diri pada 5.000 tahun terakhir ini.
Antropologi Masa Kini Di Amerika Serikat ilmu antropologi telah memakai dan mengintegrasikan seluruh warisan bahan dan metode dari ilmu antropologi dalam fasenya yang pertama, kedua, dan ketiga, ditambah dengan berbagai spesialis yang telah dikembangkan. Sehingga Universitas-universitas di Amerika Serikat dimana fase keempatnya sudah berkembang seluas-liasnya. Di Inggris pada fase ilmu yang ketiga masih dilakukan tetapi dengan hilangnya daerah-daerah jajahan Inggris maka sifat ilmu antropologinya juga berubah.Di Eropa Tengah sifat antropologi fase yang kedua masih dilakukan. Di eropa Utara ilmu antropologi bersifat akademikal. Di Uni Soviet ilmu antropologi tidak banyak dikenal karena Uni Soviet sekitar tahun 1960 memang seolah-olah mengisolasikan diri dari dunia lain.

DAFTAR PUSTAKA Coleman, Simon dan Helen Watson, Pengantar Antropologi (Jakarta: Nuansa, 2005) Fedyani, Achmad Saifudin, Ph.D, Antropologi Kontemporer (Jakarta: Kencana, 2006) Koentjaraningrat, Pengantar ilmu Antropologi (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1990) Boas, F, Primitive art (New York: Dover, 1927) Nash, M, Primitive and PeasentEconomic System (San Fransisco: Chandler Publishing Company, 1966)

Pengertian Sejarah Menurut Para Ahli


Berikut ini adalah Pengertian Sejarah Menurut Para Ahli sejarah yang mengandung berbagai makna Pengertian Sejarah Menurut Herodotus Sejarah ialah satu kajian untuk menceritakan suatu perputaran jatuh bangunnya seseorang tokoh, masyarakat dan peradaban. Pengertian Sejarah Menurut Aristotle Sejarah merupakan satu sistem yang meneliti suatu kejadian sejak awal dan tersusun dalam bentuk kronologi. Pada masa yang sama, menurut beliau juga Sejarah adalah peristiwa-peristiwa masa lalu yang mempunyai catatan, rekod-rekod atau bukti-bukti yang konkrit. Pengertian Sejarah Menurut R. G. Collingwood Sejarah ialah sebuah bentuk penyelidikan tentang hal-hal yang telah dilakukan oleh manusia pada masa lampau. Pengertian Sejarah Menurut Patrick Gardiner sejarah sebagai ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia. Pengertian Sejarah Menurut Drs. Sidi Gazalba sejarah sebagai masa lalu manusia dan seputarnya yang disusun secara ilmiah dan lengkap meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertian dan kefahaman tentang apa yang berlaku. Pengertian Sejarah Menurut E.H. Carr dalam buku teksnya What is History Sejarah adalah dialog yang tak pernah selesai antara masa sekarang dan lampau, suatu proses interaksi yang berkesinambungan antara sejarawan dan fakta-fakta yang dimilikinya.

Pengertian Sejarah Menurut Gustafson, 1955 Sejarah merupakan puncak gunung pengetahuan manusia dari mana perbuatan generasi kita mungkin scan dan dipasang ke dalam dimensi yang tepat . Pengertian Sejarah Menurut Shefer Sejarah adalah peristiwa yang telah lalu dan benar-benar berterjadi Pengertian Sejarah Menurut M Yamin Sejarah adalah ilmu pengetahuan dengan umumnya yang berhubungan dengan cerita bertarikh sebagai hasil penfsiran kejadian-kejadian dalam masyarakat manusia pada waktu yang telah lampau atau tanda-tanda yang lain. Pengertian Sejarah Menurut Robert V. Daniels Sejarah adalah memori pengalaman manusia Pengertian Sejarah Menurut J. Banks Semua peristiwa masa lalu adalah sejarah (sejarah sebagai aktualitas). Sejarah dapat membantu siswa untuk memahami perilaku manusia dalam, tujuan masa kini dan masa depan yang baru (untuk studi sejarah). Pengertian Sejarah Menurut Muthahhari - ada tiga cara mendefinisikan sejarah dan ada tiga disiplin kesejarahan yang saling berkaitan, yaitu:
1. sejarah tradisional (tarikh naqli) adalah pengetahuan tentang kejadian-kejadian, peristiwaperistiwa dan keadaan-keadaan kemanusiaan di masa lampau dalam kaitannya dengan keadaan-keadaan masa kini. 2. sejarah ilmiah (tarikh ilmy), yaitu pengetahuan tentang hukum-hukum yang tampak menguasai kehidupan masa lampau yang diperoleh melaluipendekatan dan analisis atas peristiwa-peristiwa masa lampau. 3. filsafat sejarah (tarikh falsafi), yaitu pengetahuan tentang perubahan-perubahan bertahap yang membawa masyarakat dari satu tahap ke tahap lain, ia membahas hukum-hukum yang menguasai perubahan-perubahan ini. Dengan kata lain, ia adalah ilmu tentang menjadi masyarakat, bukan tentang mewujudnya saja.

You might also like