You are on page 1of 112

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DIPERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

Disusun oleh:
RENDI ALKINDI 11.20200332

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS COKROAMINOTO YOGYAKARTA 2013


i

PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama Penyusun Nomor Induk Mahasiswa Fakultas / Jurusan Judul Skripsi

: Rendi Al Kindi : 11.20200332 : Ekonomi / Akuntansi : PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN

TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL YANG RESPONBILITY TERDAFTAR DI DIPERBANKAN BURSA EFEK

INDONESIA. Dosen Pembimbing : Hj. Surifah, SE., M.Si

Yogyakarta, 16 September 2013 Dosen Pembimbing

( Hj. Surifah, SE., M.Si )

ii

PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN

Nama Penyusun Nomor Induk Mahasiswa Fakultas / Jurusan Judul Skripsi

: Rendi Al Kindi : 11.20200332 : Ekonomi / Akuntansi : PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN

TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL YANG RESPONBILITY TERDAFTAR DI DIPERBANKAN BURSA EFEK

INDONESIA. Dosen Pembimbing : Hj. Surifah, SE., M.Si

Telah dinyatakan lulus ujian pada tanggal ........................................... Tim Penguji:

1. .....................................................

(.....................)

2. .....................................................

(......................)

3. .......................................................

(......................)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI Yang bertanda tangan di bawah ini, RENDI AL KINDI, menyatakan bahwa skripsi dengan judul: PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY DIPERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA adalah hasil tulisan saya sendiri. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulisan lain, yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan/atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya. Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut di atas, baik di sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. bila kemudian terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolaholah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, ............... Yang membuat pernyataan,

(Rendi Al kindi) Nim : 1120200332

iv

ABSTRACT
This study aimed to determine the effect of government ownership, private ownership of national, and foreign ownership of corporate social disclousure responbility. Data collection using purposive sampling to banking companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2010, 2011, 2012, a total of 75 banking companies are used as a sample. Methods of analysis of this study uses multiple regression. The results of this study indicate that the dependent variabel (dependent) in this study are: corporate social responbility variabel, while the independent variabels in this study are: government ownership variable, the variabel national private ownership, foreign ownership variabel. Keyword: government ownership, private ownership of national, foreign ownership, and corporate social responbility.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan pemerintah, kepemilikan swasta nasional, dan kepemilikan asing terhadap pengungkapan corporate social responbility. Pengumpulan data menggunakan metode purposive sampling terhadap perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010, 2011, 2012, sebanyak 75 perusahaan perbankan yang digunakan sebagai sampel. Metode analisis dari penelitian ini menggunakan regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah: variabel corporate social responbility, sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah: variabel kepemilikan pemerintah, variabel kepemilikan swasta nasional, variabel kepemilikan asing. Kata Kunci: kepemilikan pemerintah, kepemilikan swasta nasional,

kepemilikan asing, dan corporate social responbility.

vi

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum wr.wb. Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat perkenannya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: PENGARUH STRUKTUR CORPORATE KEPEMILIKAN SOCIAL TERHADAP PENGUNGKAPAN YANG

RESPONBILITY

DIPERBANKAN

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjan (S1) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas CokroaminotoYogyakarta. Shalawat dan salam tidak lupa pula selalu penulis panjatkan kepada nabi besar kita, nabi akhir jaman, junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Skripsi ini dapat terselesaikan berkat banyak pihak yang berperan memberikan bimbingan, arahan, saran dan kritik, serta semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Djoko Prabowo Saebani,SH., selaku Rektor Universitas Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk terus mengembangkan ilmunya. 2. Bapak Drs. H. Wendri Rusli, MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Cokroaminoto Yogyakarta yang telah memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk terus mengembangkan ilmunya.
vii

3. Ibu Hj. Retno Kurnianingsih SE., M.si selaku pembimbing akademik yang telah memberi semangat dan memotivasi terus maju. 4. Ibu Hj. Surifah, SE., M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu sabar membimbing penulis sampai saat ini. 5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Cokroaminoto Yogyakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas Cokroaminoto Yogyakarta. 6. Seluruh karyawan Universitas Cokroaminoto Yogyakarta atas bantuan yang telah diberikan kepada penulis. 7. Kedua orang tua penulis, kepada ibunda tercinta Hj. Nana Mariana yang selalu memberi dukungannya dengan sepenuh hati dengan rasa sayangnya selalu, kepada almarhum ayahanda tersayang Drs. H. M. Nawawi Hepni, M.Si yang semasa hidupnya dahulu selalu memotivasi kepada penulis agar selalu bersemangat dalam mengejar cita-cita yang selalu memberi semangatnya sampai akhir hayatnya. 8. Kedua mertua penulis, ayahanda Syukur dan ibunda Saeah yang selalu mengingatkan tentang arti Ikhlas dan arti bersyukur juga arti istiqomah kepada penulis dalam mengejar gelar sarjana. 9. Istri tercinta Eni Marianti, yang selalu menemani dan membantu dengan sepenuh hati yang selalu setia disebelah penulis dengan kopi hangatnya sehangat cintanya kepada penulis selama proses pengetikan.

viii

10. Kakak dan adik tersayang, Robbi Alfarabi, A.Md., Resti A.E, S.Far., Rahman Alfarisi, Nur Aini, Safardi, Suhardi, Sri Wahyuni, Hendryono yang selalu menghibur penulis. 11. Teman-teman seperjuangan di Universitas Cokroaminoto khususnya di Fakultas Ekonomi yang sama sibuknya dalam pembuatan skripsi. 12. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaikan penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun selalu diharapkan demi perbaikan lebih lanjut dan kesempurnaan skripsi ini. Penulis mohon maaf apabila dalam penulisan skripsi ini terdapat kekurangan, mengingat keterbatasan pengetahuan penulis. Wassalammualaikum Wr.Wb.

Yogyakarta, 01 Juni 2013 Penulis,

RENDI

ALKINDI

NIM :11.20200332

ix

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PERSERUJUAN SKRIPSI................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN .......................................... iii PERNYATAAN ORISINILITAS SKRIPSI ........................................................... iv ABSTRACT ............................................................................................................ v ABSTRAK .............................................................................................................. vi KATA PENGANTAR ........................................................................................... vii DAFTAR ISI ........................................................................................................... x DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiv DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1 1.2 1.3 Latar Belakang................................................................................. 1 Rumusan Masalah ........................................................................... 6 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................................... 6 1.3.1 Tujuan Penelitian ................................................................. 6 1.3.2 Kegunaan Penelitian ............................................................ 7 1.4 Sistematika Penulisan ...................................................................... 8

BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS .................... 10 2.1 Corporate Social Responbility ....................................................... 10 2.1.1 Komponen Corporate Social Responbility ......................... 19 2.1.2 Pengungkapan Corporate Social Responbility ................... 24 2.1.3 Tujuan Pengungkapan CSR ................................................ 30
x

2.1.4 Definisi Bank ...................................................................... 31 2.2 Struktur Kepemilikan ..................................................................... 31 2.2.1 Kepemilikan Pemerintah .................................................... 34 2.2.2 Kepemilikan Swasta Nasional ............................................ 35 2.2.3 Kepemilikan Asing ............................................................. 35 2.3 2.4 Kerangka Pemikiran Teoritis .......................................................... 37 Tinjauan Penelitian Terdahulu ....................................................... 37 2.4.1 Riset Tentang Corporate Social Responbility .................... 37 2.4.2 Riset Tentang Struktur Kepemilikan .................................. 38 2.5 Pengembangan Hipotesis................................................................ 43 2.5.1 Pengaruh Kepemilikan Pemerintah Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responbility............................................ 43 2.5.2 Pengaruh Kepemilikan Swasta Nasional Terhadap

Pengungkapan Corporate Social Responbility ................... 43 2.5.3 Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responbility............................................ 43 BAB III METODE PENELITIAN......................................................................... 45 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................ 45 3.1.1 Variabel Penelitian.............................................................. 45 3.1.2 Definisi Operasional ........................................................... 46 3.1.2.1 Variabel Terikat (Dependen) ................................. 46 3.1.2.2 Variabel Bebas (independen) ................................. 47 3.2 Populasi dan Sampel....................................................................... 48 3.2.1 Populasi .............................................................................. 48 3.2.2 Sampel ................................................................................ 48
xi

3.3 3.4 3.5

Jenis dan Sumber Data ................................................................... 49 Metode Pengumpulan Data ............................................................ 49 Metode Analisis Data ..................................................................... 50 3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif ................................................ 50 3.5.2 Uji Asumsi Klasik .............................................................. 50 3.5.2.1 Uji Normalitas ....................................................... 51 3.5.2.2 Uji Multikolinearitas .............................................. 52 3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas .......................................... 52 3.5.2.4 Uji Autokorelasi..................................................... 53 3.5.3 Model Regresi ..................................................................... 54 3.5.4 Uji Hipotesis ....................................................................... 55 3.5.4.1 Koefisien Determinasi (R2).................................... 55 3.5.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ............ 56 3.5.4.3 Uji t (signifikansi Parameter Individual) .............. 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 4.1 4.2

57

Deskripsi Hasil Penelitian .............................................................. 57 Analisis Data .............................................................................. 59

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ................................................ 59 4.2.2 Uji Asumsi Klasik .............................................................. 60 4.2.2.1 Uji Normalitas ...................................................... 60 4.2.2.2 Uji Multikolonieritas ............................................ 61 4.2.2.3 Uji Autokorelasi ................................................... 63 4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas ......................................... 63 4.2.3 Analisis Regresi Berganda .................................................. 66
xii

4.2.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................ 66 4.2.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ........... 67 4.2.3.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) ....... 68 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................... 70

BAB V PENUTUP...... .......................................................................................... 74 5.1 5.2 5.3 Kesimpulan ..................................................................................... 74 Keterbatasan ................................................................................... 75 Saran....... ........................................................................................ 76

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 77 LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................... 81

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel 3.1 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10

Ringkasan Penelitian Terdahulu .................................................... 40 Autokorelasi ................................................................................... 53 Proses Seleksi Objek Penelitian ..................................................... 58 Daftar Data Tidak Lengkap ............................................................. 59 Statistik Deskriptif ......................................................................... 59 Hasil Uji Normalitas ....................................................................... 61 Uji Multikolonieritas ...................................................................... 62 Hasil Uji Autokorelasi .................................................................... 63 Hasil Uji Heteroskedastisitas- Uji Glejser ..................................... 64 Hasil Uji Determinasi (R2) ............................................................ 66 Hasil Uji F ...................................................................................... 67 Hasil Uji T ...................................................................................... 68

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar 4.1

Kerangka Pemikiran Teoritis .......................................................... 37 Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 65

xv

Daftar Lampiran
Daftar Bank Sample .............................................................................................. 81 Check List .............................................................................................................. 82 Data ........................................................................................................................ 86

xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG Praktik tanggung jawab sosial perusahaan di Indonesia telah diatur dalam

Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, dimana tanggung jawab sosial sebagai bukti perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat baik bagi perseroan itu sendiri dan juga masyarakat. Beberapa penelitian menemukan bahwa pengungkapan corporate social responbility dapat memberikan manfaat untuk perusahaan. Pengertian corporate social responbility sampai sekarang belum ada pengertian tunggal mengenai corporate social responbility, menurut World Bussiness Council for Sustainable Development (WBCSD), corporate social responbility adalah keterpanggilan dunia bisnis untuk bertindak etis dan

berkontribusi dalam dunia pembangunan ekonomi berkelanjutan, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup para karyawan beserta keluarganya, sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas setempat dan masyarakat luas. Tanggung jawab sosial yang dilakukan suatu perusahaan dapat memberikan jaminan akan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Pentingnya informasi corporate social responbility menjadikan semakin banyak perusahaan menyadari bahwa tanggung jawab sosial dan pengungkapannya
1

memberikan banyak manfaat dan merupakan bagian dari strategi bisnis bagi perusahaan. Menurut Ahmed Belkouli (1997) dalam Mulyanita (2009), ada banyak sikap yang dilakukan para perusahaan dalam menyikapi dampak sosial yang telah ditimbulkannya, mulai dari tanpa keterlibatan, keterlibatan terbatas, sampai kepada keterlibatan total terhadap lingkungan sosialnya. Ahmed Belkouli dengan cara sistematis mengelompokkan dalam lima katagori: 1. Tanggung jawab perusahaan hanya terbatas pada usaha mencari laba maksimal. Jika perusahaan dapat mengumpulkan laba yang sebesarbesarnya tanpa memperhatikan efek sosialnya, berarti perusahaan sudah memenuhi penggilan tugasnya sebagai badan usaha. 2. Disamping tujuannya untuk memaksimalkan laba, perusahaan juga harus memperhatikan pihak lain dengan siapa perusahaan tersebut mempunyai kepentingan. Hal ini dicontohkan dengan perbaikan kesejahteraan karyawan, manajemen, menjalin hubungan baik dengan masyarakat tertentu dan lain-lain. 3. Perusahaan melepaskan diri dari tujuannya yang hanya memaksimalkan laba dengan memperluas tanggung jawab manajemen. 4. Tanggung jawab sosial perusahaan mencangkup hal yang bersifat ekonomi dan non ekonomi. Dalam katagori ini dikenal tiga pusat lingkaran:

1) lingkaran

dalam,

mencangkup

tanggung

jawab

dasar

dalam

melaksanakan fungsinya dengan efisien, seperti fungsi produksi, job, dan pertumbuhan ekonomi. 2) lingkaran tengah, mencangkup tanggung jawab untuk melaksanakan fungsi ekonominya dengan penuh kesadaran akan perubahan nilai dan perioritas yang berlaku dalam masyarakat, seperti konservasi lingkungan, perbaikan kualitas hidup, hubungan dengan karyawan dan lingkungan perusahaan. 3) lingkaran luar, mencangkup tanggung jawab yang baru muncul dan masih berkembang. 4) Tanggung jawab sosial diperluas melewati batas tanggung jawab dan mencangkup keterlibatan total terhadap tugas-tugas sosial. Prakash Sethi merumuskan bentuk ini dalam tiga dimensi: (1) Social Olbigation, merupakan tanggung jawab perusahaan terhadap permintaan pasar sesuai dengan ketentuan hukum. (2) Social Responbility, menggerakkan perusahaan sehingga segala tindakannya sesuai dengan norma, nilai, dan harapan masyarakat. (3) Social Responsiveness, merupakan respon perusahaan untuk menjawab isu yang akan timbul di masa datang.

Menurut Wineberg, (2004:72) dalam Tamba (2011), corporate social responbility adalah kontribusi sebuah perusahaan yang terpusat pada aktivitas bisnis, investasi sosial dan program philantrophy, dan kewajiban dalam kebijakan publik.
3

Tujuan dari adanya corporate social responbility yaitu sebagai wujud tangggung jawab sosial perusahaan karena dampak-dampak lingkungan yang ditimbulkan. Jadi CSR merupakan suatu bentuk kepedulian sosial sebuah perusahaan untuk melayani kepentingan organisasi maupun kepentingan publik eksternal. Corporate Social Responbility juga dapat diartikan sebagai komitmen perusahaan untuk mempertanggung jawabkan dampak operasi dalam dimensi sosial, ekonomi serta lingkungannya. Dalam pengambilan keputusan eknomi tidak hanya menggunakan informasi laba, karena informasi laba bagi investor maupun kreditor sangat terbatas. Hal ini ditunjukan dengan lemah dan tidak stabilnya contemporameous korelasi antara return saham dan laba, juga rendahnya kontribusi laba untuk memprediksi harga dan return saham (Lev, 1989 dalam Yosefa & Ludovicus, 2007). Kajian mengenai struktur kepemilikan sangat menarik untuk dilihat lebih mendalam lagi. Dengan adanya pengungkapan tanggung jawab sosial (corporate sosial responbility) yang tinggi maka akan berakibat meningkatnya nilai perusahaan karena investor tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan yang tingkat pengungkapan tanggung jawab sosialnya tinggi (Wien Ika Permanasari, 2010). Struktur kepemilikan yang diproksikan dengan insider ownership memiliki hubungan dengan kinerja keuangan. Manajer yang memiliki kepemilikan mampu mengelola kinerja keuangan perusahaan dengan baik (Dewi Kusuma Wardani dan Sri Hermuningsih, 2011).

Perbankan adalah lembaga keuangan yang berperan sengat vital dalam aktivitas perdagangan internasional serta pembangunan nasional. Ini dapat dilihat dari makin maraknya minat masyarakat untuk menyimpan, berbisnis, bahkan sampai berinvestasi melalui perbankan. Hal ini menyebabkan semakin maraknya dunia perbankan yang dapat dilihat dari timbulnya bank-bank swasta baru walaupun pemerintah semakin memperketat regulasi pada dunia perbankan. Perbankan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang mempunyai pengaruh besar terhadap keadaan perekonomian. Keadaan perbankan

menimbulkan dampak positif dan negatif bagi masyarakat. Barang dan jasa yang dihasilkan dapat memberikan manfaat dan membantu memenuhi kebutuhan masyarakat. Kepedulian perbankan terhadap lingkungan sekitarnya dapat diwujudkan dalam bentuk Corporate Sosial Responbility (CSR). Sesuai dengan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : PENGARUH PENGUNGKAPAN STRUKTUR CORPORATE KEPEMILIKAN SOCIAL TERHADAP RESPONBILITY

DIPERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA"

1.2

RUMUSAN MASALAH Sesuai dengan latar belakang penelitian, mengenai pengaruh struktur

kepemilikan, masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai pengaruh kepemilikan pemerintah, kepemilikan swasta nasional, dan kepemilikan asing. Maka berdasarkan uraian diatas permasalahan yang akan diteliti adalah: 1. Apakah kepemilikan pemerintah berpengaruh dalam pengungkapan corporate social responbility. 2. Apakah kepemilikan swasta nasional berpengaruh dalam pengungkapan corporate social responbility. 3. Apakah kepemilikan asing berpengaruh dalam Pengungkapan corporate social responbility.

1.3

TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

1.3.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti secara empiris terhadap: 1. pengaruh kepemilikan pemerintah terhadap pengungkapan corporate social responbility. 2. pengaruh kepemilikan swasta nasional terhadap pengungkapan corporate social responbility.

3. pengaruh kepemilikan asing terhadap pengungkapan corporate social responbility. 1.3.2 Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Diharapkan dapat memberi manfaat kontribusi dalam pengembangan teori, terutama yang berkaitan dengan praktik pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perbankan. 2. Bagi regulator terkait, penelitian ini diharapkan membantu untuk mengembangkan, mengubah, menjelaskan standar yang berlaku guna mencapai pasar modal yang efisien dan perlunya informasi yang dungkap dalam laporan tahunan. 3. Bagi masyarakat, akan memberikan rangsangan secara proaktif sebagai pengontrol atas perilaku perusahaan dan semakin meningkatkan kesadaran masyarakat akan hak-hak yang harus diperoleh. 4. Menyediakan informasi yang berkaitan dengan kepemilikan pemerintah, kepemilikan swasta nasional, dan kepemilikan asing, serta pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dapat digunakan untuk penelitian para akademisi dan praktisi dibidang akuntansi di masa yang akan datang.

1.4

SISTEMATIKA PENULISAN Bab I pendahuluan, berisi latar belakang masalah merupakan landasan

pemikiran secara garis besar, baik secara teoritis dan atau fakta serta pengamatan yang menimbulkan minat dan penting untuk dilakukan penelitian. Perumusan masalah adalah pernyataan tentang keadaan, fenomena dan atau konsep yang memerlukan pemecahan dan atau memerlukan jawaban melalui suatu penelitian dan pemikiran mendalam dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan alat-alat yang relevan. Tujuan penelitian dan kegunaan penelitian bagi pihak-pihak yang terkait. Sistematika penulisan merupakan bagian yang mencangkup uraian

ringkas dan materi yang dibahas setiap bab. Bab II tinjauan pustaka, terdiri landasan teori mengenai teori yang melandasi penelitian ini dan menjadi acuan teori dalam analisis penelitian. Penelitian terdahulu, kerangka pemikiran yang merupakan permasalahan yang akan diteliti dan pengembangan hipotesis adalah dugaan sementara yang disimpulkan dari landasan teori dan penelitian terdahulu, serta merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti. Bab III metodelogi penelitian, berisi variabel penelitian dan definisi operasional penelitian yaitu tentang diskripsi tentang variabel-variabel dalam penelitian yang didefinisikan secara jelas, penentuan sampel, jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, metode pengumpulan data, dan metode analisis merupakan deskripsi tentang jenis atau model analisis dan mekanisme alat analisis yang digunakan dalam penelitian.

Bab IV hasil dan analisis, berisi deskripsi objek penelitian, analisis data yang dikaitkan dengan analisis statistik deskriptif dan analisis model regresi dan interpretasi hasil sesuai dengan teknik analisis yang digunakan yaitu memakai Aplikasi Analisis Multivariate SPSS dari Prof. Dr. H. Imam Ghozali, M.Com, Akt. Bab V penutup, berisi kesimpulan secara singkat apa yang telah diperoleh dari pembahasan interpretasi hasil, keterbatasan penelitian yang menguraikan tentang kelemahan dan kekurangan yang ditemukan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

2.1

Corporate Social Responbility (CSR) Negara kita merupakan negara yang sedang berkembang dan membangun,

ditambah pula pada saat ini perekonomian Indonesia sedang dilanda krisis yang cukup serius dan berpengaruh pada sektor perekonomian. Praktik tanggung jawab sosial perusahaan di Indonesia telah diatur dalam Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, dimana tanggung jawab sosial sebagi bukti perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualits kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat baik bagi perseroan itu sendiri dan juga masyarakat. Di Indonesia wacana mengenai corporate social responbility mulai mengemuka sejak tahun 2001 dan semakin banyak perusahaan yang mengungkapkan aktivitas sosialnya meskipun belum ada standar mengenai pengungkapannya. Selain untuk memenuhi nilai-nilai keadilan terhadap masyarakat, beberapa penelitian menemukan bahwa

pengungkapan corporate social responbility dapat memberikan manfaat untuk perusahaan. Corporate Social Responbility merupakan suatu bentuk kepedulian sosial sebuah perusahaan untuk melayani kepentingan organisasi maupun kepentingan publik eksternal.

10

Corporate Social Responbility juga dapat diartikan sebagai komitmen perusahaan untuk mempertanggung jawabkan dampak operasi dalam dimensi sosial, ekonomi serta lingkungannya. Perusahaan merupakan bagian dari sistem sosial yang terbentuk dari proses yang panjang. Perusahaan merupakan subsistem dari masyarakat dimana permasalahan yang ada di masyarakat juga merupakan masalah perusahaan, karenanya perusahaan memiliki kewajiban atas apa yang terjadi di masyarakat. Manajer dalam hal ini di anggap memiliki talenta untuk itu, di samping perusahaan dalam operasionalnya menggunakan dana dari investor (stockholder) juga menggunakan sumber dana dari masyarakat serta menggunakan sumbersumber alam yang juga merupakan memiliki masyarakat sehingga wajar jika masyarakat mempunyai harapan terhadap perusahaan (Hasibuan, 2001). Menurut Darwin (2004) dalam Retno (2006), corporate social responbility adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholder, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum. Nurlela dan Islahuddin (2008), Tanggung jawab sosial dari perusahaan terjadi antara sebuah perusahaan dengan semua stakeholder, termasuk di dalamnya adalah pelanggan atau customer, pegawai, komunitas, pemilik atau investor, pemerintah, supplier bahkan juga kompetitor. Tanggung Jawab Sosial perusahaan atau corporate social responbility (CSR) merupakan gagasan yang menjadikan perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan
11

(corporate value) yang direflesikan dalam kondisi keuangannya (financial) saja, tapi tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines yaitu juga memperhatikan masalah sosial dan lingkungan (Daniri, 2008 dalam Badjuri, 2011). Corporate Social Responbility adalah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis dan interaksi dengan para pemangku kepentingan (stakeholder) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan (Bing, 2006 dalam Amilia, 2009). The World Business Council for Development (WBCSD) mendifinisikan corporate social responbility atau tanggung jawab sosial perusahaan sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan (Nurlela dan Islahuddin, 2008 dalam Amilia, 2009). Corporate Social Responbility adalah kegiatan yang diselenggarakan perusahaan untuk menaikkan tingkat kesejahteraan masyarakat di luar kegiatan utama perusahaan. Kedua kegiatan tersebut sama-sama bertujuan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham namun tetap

memperhatikan pemangku kepentingan lainnya (Zarkasyi, 2008 dalam Rustiarini, 2010).

12

Corporate Social Responbility adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan (Untung, 2008 hal.1 dalam Tamba, 2rabel 011). Menurut Wineberg, (2004:72) dalam Tamba (2011), corporate social responbility adalah kontribusi sebuah perusahaan yang terpusat pada aktivitas bisnis, investasi sosial dan program philantrophy, dan kewajiban dalam kebijakan publik. Tanggung jawab sosial atau corporate social responbility (CSR) merupakan komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dengan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomi, sosial dan lingkungan (Priyanto, 2008 dalam Permanasari, 2010). Menurut Bradshaw dalam Mulyanita (2009), mengemukakan bahwa ada tiga bentuk dari tanggung jawab sosial perusahaan, yaitu: 1. Corporate Philantrophy, tanggung jawab perusahaan sebatas Bentuk

kedermawanan belum sampai kepada tanggung jawabnya.

tanggung jawab ini bisa berupa kegiatan amal, sumbangan atau kegiatan lain yang mungkin saja tidak langsung berhubungan dengan kegiatan perusahaan.

13

2. Corporate Responbility, kegiatan pertanggung jawaban sudah merupakan tanggung jawab perusahaan bisa karena ketentuan Undang-Undang atau bagian dari kemauan atau kesediaan perusahaan. 3. Corporate Policy, disini tanggung jawab sosial perusahaan itu sudah merupakan bagian dari kebijakannya. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh global reporting initiative (2008 terdapat peningkatan yang signifikan atas jumlah perusahaan yang membuat laporan CSR yang dikenal sebagai laporan keberlanjutan (sustainbility reporting), yaitu dari sekitar 300 di tahun 1996 menjadi 3.100 di tahun 2008. Selain itu survei tersebut juga memperlihatkan bahwa pelaporan CSR tersebut kebanyakan dilakukan sebagai pelaporan yang bersifat sukarela dan bukan bersikap wajib. Oleh karenanya bentuk dan format sustainability reporting sangat bervariasi sesuai dengan kebutuhan organisasi (Fitria dan Dwi, 2010). Menurut Ahmed Belkouli (1997) dalam Mulyanita (2009), ada banyak sikap yang dilakukan para perusahaan dalam menyikapi dampak sosial yang telah ditimbulkannya, mulai dari tanpa keterlibatan, keterlibatan terbatas, sampai kepada keterlibatan total terhadap lingkungan sosialnya. Ahmed Belkouli dengan cara sistematis mengelompokkan dalam lima katagori: 1. Tanggung jawab perusahaan hanya terbatas pada usaha mencari laba maksimal. Jika perusahaan dapat mengumpulkan laba yang sebesarbesarnya tanpa memperhatikan efek sosialnya, berarti perusahaan sudah memenuhi penggilan tugasnya sebagai badan usaha.

14

2. Disamping tujuannya untuk memaksimalkan laba, perusahaan juga harus memperhatikan pihak lain dengan siapa perusahaan tersebut mempunyai kepentingan. Hal ini dicontohkan dengan perbaikan kesejahteraan karyawan, manajemen, menjalin hubungan baik dengan masyarakat tertentu dan lain-lain. 3. Perusahaan melepaskan diri dari tujuannya yang hanya memaksimalkan laba dengan memperluas tanggung jawab manajemen. 4. Tanggung jawab sosial perusahaan mencangkup hal yang bersifat ekonomi dan non ekonomi. Dalam katagori ini dikenal tiga pusat lingkaran: (1) lingkaran dalam, mencangkup tanggung jawab dasar dalam

melaksanakan fungsinya dengan efisien, seperti fungsi produksi, job, dan pertumbuhan ekonomi. (2) lingkaran tengah, mencangkup tanggung jawab untuk melaksanakan fungsi ekonominya dengan penuh kesadaran akan perubahan nilai dan perioritas yang berlaku dalam masyarakat, seperti konservasi lingkungan, perbaikan kualitas hidup, hubungan dengan karyawan dan lingkungan perusahaan. (3) lingkaran luar, mencangkup tanggung jawab yang baru muncul dan masih berkembang. Dimana perusahaan harus secara luas terlibat secara aktif untuk memperbaiki lingkungan sosial. 5. Tanggung jawab sosial diperluas melewati batas tanggung jawab dan mencangkup keterlibatan total terhadap tugas-tugas sosial. Prakash Sethi merumuskan bentuk ini dalam tiga dimensi:

15

1) Social Olbigation, merupakan tanggung jawab perusahaan terhadap permintaan pasar sesuai dengan ketentuan hukum. 2) Social Responbility, menggerakkan perusahaan sehingga segala tindakannya sesuai dengan norma, nilai, dan harapan masyarakat. 3) Social Responsiveness, merupakan respon perusahaan untuk menjawab isu yang akan timbul di masa datang. Mulyanita (2009), alasan para pendukung agar perusahaan memiliki etika dan tanggung jawab sosial: 1. Keterlibatan sosial merupakan respon terhadap keinginan dan harapan masyarakat terhadap peranan perusahaan. Dalam jangka panjang, hal ini sangat menguntungkan perusahaan. 2. Keterlibatan sosial mungkin akan mempengaruhi perbaikan lingkungan, masyarakat, yang mungkin akan menurunkan biaya produksi. 3. Meningkatkan nama baik perusahaan, akan menimbulkan simpati pelanggan, simpati karyawan, investor, dan lain-lain. 4. Menghindari campur tangan pemerrintah dalam melindungi masyarakat. Campur tangan pemerintah cenderung membatasi peran perusahaan. Sehingga jika perusahaan memiliki tanggung jawab sosial mungkin dapat menghindari pembatasan kegiatan perusahaan. 5. Dapat menunjukkan respon positif perusahaan terhadap norma dan nilai yang berlaku didalam masyarakat, sehingga mendapat simpati dari masyarakat. 6. Sesuai dengan keinginan para pemegang saham, dalam hal ini publik.
16

7. Mengurangi tensi kebencian masyarakat terhadap perusahaan yang melakukan kegiatan yang ternyata dampaknya dapat menimbulkan kebencian pada masyarakat terhadap perusahaan tersebut. 8. Membantu kepentingan nasional, seperti konservasi alam, pemeliharaan barang seni budaya, peningkatan pendidikan rakyat, lapangan kerja dan lain-lain. Alasan ketidak setujuan terhadap konsep tanggung jawab sosial perusahaan: 1. Mengalihkan perhatian perusahaan dari tujuan utamanya dalam

memaksimalkan laba, ini akan menimbulkan pemborosan. 2. Memungkinkan keterlibatan perusahaan terhadap permainan kekuasaan atau politik secara berlebihan yang sebenarnya bukan lapangannya. 3. Dapat menimbulkan lingkungan bisnis yang nonotik bukan yang bersifat pluralistik. 4. Keterlibatan sosial memerlukan dana dan tenaga uang cukup besar yang tidak dapat dipenuhi oleh dana perusahaan yang terbatas, yang dapat menimbulkan kebangkrutan, atau menurunkan tingkat pertumbuhan perusahaan. 5. Keterlibatan pada kegiatan sosial yang demikian kompleks memerlukan tenaga dan para ahli yang belum tentu dimiliki oleh perusahaan. Menurut Retno (2006) dalam Permanasari (2010), Pertanggung jawaban sosial perusahaan diungkapkan di dalam pelaporan yang disebut sustainablity reporting. Sustainablity Reporting adalah pelaporan mengenai kebijakan
17

ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan produknya di dalam konteks pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Sustainablity Report harus menjadi dokumen strategik yang berlevel tinggi yang menempatkan isu, tantangan dan peluang sustainability development yang membawanya menuju kepada core business dan sektor industrinya. Corporate Social Responbility dalam ISO 26000 adalah: Responbility dari sebuah organisasi terhadap dampak dari kegiatannya keputusan terhadap masyarakat dan lingkungan, melalui perilaku transfaran dan etis yang memberikan kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan, termasuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat; memperhitungkan harapan pemangku kepentingan, adalah sesuai dengan hukum yang berlaku dan konsisten dengan norma-norma perilaku internasional, dan terintegrasi di seluruh organisasi dan di praktekkan dalam hubungannya. (Responbility of an organization for the impacts of its decisions activities on society and the environment, through transparent and ethical behavior that contributes to sustainable development, including health and the welfare of society; takes into account the expectations of stakeholder; is an compliance with applicable law and consistent with international norms of behavior; and is integrated throughout the organization and practiced in its relationship) (Joko Prastowo, hal. 100 dalam Tamba, 2011). Berdasarkan Undang Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 pasal 66 ayat 1 dan 2, direksi wajib mengungkapkan aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan.
18

konsep corporate social responbility yang di akomodasi dalam UndangUndang Perseroan Terbatas (UU PT) pasal 74 nomor 40 tahun 2007, perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang yang berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial. Manfaat yang akan diperoleh perusahaan yaitu meningkatkan citra positif perusahaan, akses modal, mempertahankan sumber daya manusia yang berkualitas, dan mempermudah pengelolaan menajemen risiko (Daniri, 2009 dalam Handayani, 2011). Di Indonesia, CSR merupakan konsep yang paling banyak diterapkan dalam tataran strategis perusahaan-perusahaan di Indonesia dan masyarakat merasa perlu agar perusahaan melakukan aktivitas CSR (Majalah Swa, 2005 dalam Fitria dan Dwi, 2010). 2.1.1 Komponen Corporate Social Responbility Menurut global reporting intiative (GRI) dikutip dari Tamba (2011), dalam konten analisis terkandung tema tentang pengungkapan

pertanggungjawaban sosial, yang terdiri dari: 1. Ekonomi Tema ini berisi sembilan item yang mencangkup laba perusahaan yang dibagikan untuk bonus pemegang saham, kompensasi karyawan, pemerintah, membiayai kegiatan akibat perubahan iklim serta aktivitas terkait ekonomi lainnya.

19

2. Lingkungan Hidup Tema ini berisi tiga puluh item yang meliputi aspek lingkungan dari proses produksi, yang meliputi pengendalian polusi dalam menjalankan operasi bisnis, pencegahan dan perbaikan kerusakan lingkungan akibat pemrosesan sumber daya alam dan konversi sumber daya alam. 3. Ketenagakerjaan Tema ini empat belas item yang meliputi dampak aktivitas perusahaan pada orang-orang dalam perusahaan tersebut. Aktivitas tersebut meliputi: rekruitmen, program pelatihan, gaji, mutasi dan promosi dan lainnya. 4. Hak Asasi Manusia Tema ini berisi sembilalan item yang mencangkup berapa besar jumlah investasi yang malibatkan perjanjian terkait hak asasi manusia, pemasok dan kontraktor yang menjunjung hak asasi, kejadian yang melibatkan kecelakaan atau kriminal karyawan di bawah umur, dan aktivitas lainnya. 5. Kemasyarakatan Tema ini berisi delapan item yang mencakup aktivitas

kemasyarakatan yang di ikuti oleh perusahaan, misalnya aktivitas yang terkait dengan kesehatan, pendidikan dan seni serta pengungkapan aktivitas kemasyarakatan lainnya.

20

6. Tanggung Jawab atas produk Tema ini berisi sembilan item yang melibatkan aspek kualitatif suatu produk atau jasa. Menurut Nurlela dan Islahuddin (2008), Pengungkapan Sosial (social disclosure) di klasifikasikan sebagai berikut: Tema Kemasyarakatan: 1. Dukungan pada kegiatan seni dan budaya 2. Dukungan pada kegiatan olah raga (termasuk sponsorship) 3. Partisipasi pada kegiatan masyarakat sekitar kantor pabrik 4. Dukungan ke lembaga kerohanian 5. Dukungan ke lembaga pendidikan (termasuk beasiswa, kesempatan magang, dan kesempatan penelitian) 6. Dukungan ke lembaga sosial lain 7. Fasilitas sosial dan fasilitas umum 8. Prioritas lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar (termasuk pemberian fasilitas dan motivasi oleh perusahaan untuk berwiraswasta) Tema Produk dan Konsumen: 1. Mutu produk 2. Penghargaan kualitas (termasuk sertifikat kualitas, sertifikat halal dan penghargaan) 3. Customer Satisfaction (upaya untuk meningkatkan kepuasan konsumen) Tema Ketenagakerjaan:
21

1. Jumlah tenaga kerja 2. Keselamatan kerja (kebijakan dan fasilitas keselamatan kerja) 3. Kesehatan (termasuk fasilitas dokter dan poliklinik perusahaan) 4. Koperasi karyawan 5. Gaji/upah 6. Tunjangan dan kesehatan lain (termasuk UMR, bantuan masa krisis, kesejahteraan untuk karyawan, asuransi dan fasilitas transportasi) 7. Pendidikan dan latihan (termasuk kerjasama dengan perguruan tinggi negeri) 8. Kesetaraan gender dalam kesempatan kerja dan karir 9. Fasilitas peribadatan (termasuk peringatan hari besar keagamaan) 10. Cuti karyawan (termasuk cuti yang diperlukan oleh pekerja wanita) 11. Pensiun (termasuk pembentukan atau pemilihan dana pensiun) 12. Serikat kerja 13. Kesepakatan Kerja Bersama 14. Turn over pekerja

22

Tema Lingkungan Hidup: 1. Kebijakan lingkungan 2. Sertifikasi lingkungan dan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) 3. Rating (termasuk penghargaan dibidang lingkungan) 4. Energi (termasuk energi saving, total energi yang digunakan dan sebagainya) 5. Pencegahan atau pengolahan polusi (termasuk pengolahan limbah) 6. Dukungan pada konservasi satwa 7. Dukungan pada konservasi lingkungan

Menurut Jalal (2008), penjelasan atas komponen corporate social responbility, yaitu: ekonomi, sosial, lingkungan, pemangku kepentingan dan sifat voluntari. Ekonomi, sosial, lingkungan: perusahaan dalam menjalankan corporate social responbility harus memperhitungkan keseimbangan ketiganya, tak boleh ada trade off dalam jangka panjang diantara ketiganya, dan ketiganya harus mengalami kemajuan. Pemangku Kepentingan: perusahaan dalam menjalankan corporate social responbility harus memperhatikan seluruh pemangku

kepentingan internal dan eksternalnya, dan mencari keseimbangan terbaik bagi pemuasan seluruh kepentingan mereka. Voluntari: perusahaan dalam menjalankan corporate social responbility harus mematuhi seluruh regulasi yang berlaku kemudian berusaha melampauinya sejauh mungkin.

23

Efek baik dari corporate sosial responbility tidak langsung dirasakan oleh perusahaan akan tetapi memiliki efek jangka panjang yang sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. 2.1.2 Pengungkapan Corporate Social Responbility Pengungkapan informasi sosial merupakan pengungkapan suatu informasi sosial merupakan pengungkapan suatu informasi mengenai aktivitas sosial perusahaan atau informasi tambahan yang diharapkan menambah nilai perusahaan. Menurut Hackston dan Milne, tanggung jawab sosial perusahaan sering disebut juga sebagai corporate social responbility atau social disclosure, corporate social reporting. Social reporting merupakan proses

pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan (Sembiring, 2005 dalam Cahya, 2010). Hal tersebut memperluas tanggung jawab organisasi dalam hal ini perusahaan, diluar peran tradisionalnya untuk menyediakan laporan keuangan kepada pemilik modal, khususnya pemegang saham. Perluasan tersebut dibuat dengan asumsi bahwa perusahaan mempunyai tanggung jawab yang lebih luas dibanding hanya mencari laba untuk pemegang saham (Gray et. al, 1995 dalam Hasibuan, 2001).

24

Menurut Deegan (dalam Chariri dan Ghozali, 2007) , alasan yang mendorong praktik pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan antara lain: 1. Mematuhi persyaratan yang ada dalam Undang-undang 2. Pertimbangan rasionalitas ekonomi 3. Mematuhi pelaporan dan proses akuntabilitas 4. Mematuhi persyaratan peminjaman 5. Mematuhi harapan masyarakat 6. Konsekuensi ancaman atas legitimasi perusahaan 7. Mengelola kelompok stakeholder tertentu 8. Menarik dana investasi 9. Mematuhi persyaratan industri 10. Memenangkan penghargaan plaporan Gray et.al. (1995) dalam Desdiandwi (2006), mengelompokkan teori yang dipergunakan oleh para peneliti untuk menjelaskan kecenderungan perusahaan mengungkapkan informasi sosial sebagai berikut: 1. Decision Usefullness Studies Sebagian dari studi yang dilakukan oleh para peneliti yang mengemukakan teori ini menemukan bukti bahwa informasi sosial dibutuhkan oleh para pemakai laporan tahunan. Informasi yang terdapat dalam laporan tahunan tidak hanya terbatas pada informasi yang telah dikenai selama ini tetapi juga memuat informasi lain yang relatif baru dalam wacana akuntansi.

25

2. Economics Theory Studies Teori ini menggambarkan manajemen sebagai agen dari interest group dari perusahaan yang bersangkutan. Sebagai agen maka manajemen berusaha untuk mengoperasikan perusahaan sesuai dengan keinginan interest group yang diantaranya adalah masyarakat. 3. Social and Political Theory Studies Studi dibidang ini social and political ini mencangkup teori, yaitu: (1) Teori stakeholder mengasumsikan bahwa eksistensi perusahaan ditentukan oleh para stakeholder. Perusahaan berusaha untuk mencari pembenaran dari para stakeholder dalam menjalankan operasi perusahaan. Semakin kuat posisi stakeholder maka semakin kuat pula kecenderungan perusahaan untuk mengadaptasikan dirinya sesuai dengan keinginan para stakeholdernya. Dalam hal ini, pengungkapan informasi sosial dan lingkungan harus dianggap sebagai wujud dialog antara manajemen dan stakeholdernya. (2) Teori legitimasi merupakan suatu kondisi atau status manakala sistem nilai suatu entitas sesuai dengan sistem nilai dari sistem sosial dan merupakan tempat atau bagian dari entitas tersebut, sehingga apabila terdapat perbedaan dari kedua sistem nilai tersebut akan dapat mengancam legitimasi entitas itu sendiri. Teori ini menyatakan bahwa perusahaan mempunyai kewajiban untuk melakukan aktivitas

usahanya berdasarkan nilai-nilai keadilan.

26

(3) Teori ekonomi politik menyatakan bahwa aktivitas ekonomi tidak hanya memusatkan semata-mata pada pasar, tetapi lebih dari pada itu yakni seperti pemerintah, hukum, dan hak milik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengungkapan informasi sosial dilakukan sebagai reaksi terhadap tekanan-tekanan dari lingkungannya agar perusahaan merasa eksistensi dan aktivitasnya terlegitimasi. Bervariasinya cara memilih media pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan nampaknya didasarkan pada kelaziman dan untuk kepentingan tertentu. Penyebab lain yang mengakibatkan ketidakseragaman cara

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, karena belum adanya aturan yang jelas mengenai cara penyajiannya maupun komponen-komponen yang termasuk biaya sosial tersebut (Mulyanita, 2009). Nurlela dan Islahunddin (2008), Pengungkapan sosial yang dilakukan oleh perusahaan umumnya bersifat voluntary (sukarela), unaudited (belum diaudit), dan unregulated (tidak dipengaruhi oleh peraturan tertentu). Healy dan Pelepu (2001) dalam Agusti dan Aulia (2011), pengungkapan merupakan upaya yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengatasi asimetri informasi. Hal ini terjadi karena pengungkapan dapat menambah informasi yang dimiliki oleh publik sehingga dapat mencegah manajemen melakukan penyalahgunaan sumber daya perusahaan. Jika asimetri informasi dapat di meminimalisasi, maka investor dapat merespon informasi pelaporan keuangan dengan lebih baik yang kemudian tercermin pada harga pasar saham perusahaan.

27

Salah satu pengungkapan yang dapat dilakukan perusahaan adalah berupa pengungkapan mengenai aktivitas corporate social Rresponbility. Pengungkapan corporate social responbility didefinisikan sebagai ketentuan dari informasi keuangan dan non keuangan yang berhubungan dengan interaksi organisasi dengan lingkungan sosial dan fisiknya sebagaimana yang dinyatakan dalam laporan tahunan perusahaan atau laporan sosial yang terpisah (Guthrie dan Mathews, 1985 dalam Arthana, 2012). Pengungkapan corporate social responbility mencangkup detail tentang lingkungan fisik, enegi, sumber daya manusia, produk dan masalah keterlibatan masyarakat. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi perusahaan terhadap masyarakat. Konsep CSR melibatkan tanggung jawab kemitraan bersama antara perusahaan, pemerintah, lembaga sumber daya masyarakat, serta komunitas setempat. Kewajiban perusahaan atas CSR diatur dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Ketentuan ini dimaksudkan untuk mendukung terjalinnya hubungan perusahaan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat. Pengaturan CSR juga bertujuan untuk mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungannya (Rustiarini, 2010). Heal dan Garret, 2004 dalam Lely dan Sylvia (2008), Aktivitas corporate social responbility dapat menjadi elemen yang menguntungkan dan sebagai strategi perusahaan, sehingga dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.
28

Beberapa perusahaan menjadikan pengungkapan

corporate social

responbility sebagai strategi bisnisnya untuk mendapatkan kepercayaan dari pihak investor. Investor percaya perusahaan yang melakukan tanggung jawab sosial akan mempunyai kelangsungan hidup yang lebih lama. Elisabet dan Domenec (2004) menyatakan corporate social responbility sebagai strategi yang digunakan untuk kemajuan perusahaan. Selain sebagai strategi bisnis, pengungkapan corporate social responbility mempunyai banyak manfaat bagi perusahaan. Sehingga semakin banyak perusahaan yang menyadari pentingnya pengungkapan corporate social responbility (Yoseva dan Ludovieus, 2007). Pengungkapan informasi corporate sosial responbility yang dilakukan oleh perusahaan akan berbeda-beda tergantung pada karakteristik dari masingmasing perusahaan (Arthana, 2012). Menurut Robert (1992) dalam Arthana (2012), Pengungkapan sosial perusahaan merupakan sarana yang sukses bagi perusahaan untuk menegosiasikan hubungan dengan stakeholdernya. Praktik pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dapat dipandang sebagai wujud akuntabilitas perusahaan kepada publik untuk menjelaskan berbagai dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkan oleh perusahaan (Ghozali dan Chariri, 2007 dalam Handayani 2011). Praktik pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan menjadi peranan penting bagi perusahaan karena perusahaan berinteraksi dengan masyarakat dan aktivitas perusahaan memiliki dampak sosial dan lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, praktik

29

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan merupakan alat manajerial yang digunakan perusahaan untuk menghindari konflik sosial dan lingkungan. Penelitian empiris memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan

pengungkapan social dalam laporan keuangan tahunan perusahaan Indonesia (Hartanti, 2003 dalam Fitria dan Dwi, 2010). Dan semakin banyak perusahaan di Indonesia yang menggunakan standar global reporting initiative dalam melakukan pelaporan corporate social responbility (Darwin, 2007 dalam Fitria dan Dwi, 2010). 2.1.3 Tujuan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Menurut Gay, Owen, dan Maunders (1988) dalam Sulistyowati (2004) dikutip dari Arthana (2012) bahwa tujuan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan adalah: 1. Untuk meningkatkan image perusahaan. 2. Untuk memberikan informasi kepada investor. 3. Untuk meningkatkan akuntabilitas suatu organisasi, dengan asumsi bahwa terdapat kontrak sosial antara organisasi dengan masyarakat. Tanggung Jawab Sosial atau corporate social responbility yang selanjutnya disingkat CSR adalah kontribusi sebuah perusahaan yang terpusat pada aktivitas bisnis, investasi sosial dan progam philantrophy, dan kewajiban dalam kebijakan publik (Wineberg, 2004:72 dalam Tamba 2011).

30

2.1.4 Definisi Bank Perusahaan perbankan merupakan satu-satunya perusahaan yang

mendapatkan jaminan dari pemerintah atas aktivitas usahanya. Dalam regulasi perbankan, bukan hanya produk dan layanan yang ditawarkan bank yang regulasi, namun lembaga bank itu sendiri juga diatur dengan ketat. Regulasi yang sedimikian ketat perlu disusun mengingat kegagalan bank dapat memiliki dampak panjang yang mendalam terhadap perekonomian. (Taswan, 2006 dalam Cahya, 2010). Menurut Undang-Undang RI nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud bank adalah sebuah lembaga atau perusahaan yang aktifitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito, tabungan dan simpanan yang lain dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) dan kemudian menempatkannya kembali pada masyarakat yang membutuhkan dan (deficit spending unit) melalui penjualan jasa keuangan yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak.

2.2

Struktur Kepemilikan Struktur Kepemilikan (ownership structure) adalah kepemilikan saham,

yaitu perbandingan jumlah saham yang dimiliki oleh orang dalam (insider) dengan jumlah saham yang dimiliki oleh investor (Jahera dan Auburn, 1996 dalam Indrayani, 2009).

31

Kepemilikan Bank Menurut UU Perbankan 1992, kepemilikan suatu bank ditentukan pula oleh jenis bank tersebut. Struktur kepemilikan merupakan salah satu faktor yang dapat dipertimbangkan dalam pengungkapan CSR untuk dapat meningkatkan reputasi dan legitimasi perusahaan di mata masyarakat. Kepemilikan Bank Umum menurut pasal 22 UU no. 7/1992, kemudian ketentuan pasal 13 dan 14 PP no. 70/1992, disebutkan bahwa Bank Umum dapat dimiliki oleh: 1. Warga Negara Indonesia 2. Badan usaha di indonesia yang sepenuhnya dimiliki WNI, atau hasil kerjasama dengan bank dari negara lain 3. Warga Negara Asing atau badan hukum asing dengan ketentuan pemilikan hanya 49% saham yang telah dijual di Bursa Efek Indonesia. Dari segi kepemilikannya, kita mengenal: 1. Bank Milik Pemerintah 2. Bank Milik Swasa Nasional 3. Bank Milik Asing Menurut Puspitasari (2009) dan Amilia dalam Arthana (2012), menunjukkan bahwa kepemilikan saham publik positif terhadap pengungkapan corporate social responbility . Hasil yang tidak konsisten ditunjukkan bahwa kepemilikan saham publik tidak berpengaruh terhadap pengungkapan lingkungan. Lembaga Perbankan merupakan salah satu Lembaga Keuangan yang mempunyai nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga

32

tersebut dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana (surplus of funds) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (lack of funds). Dengan demikian perbankan akan bergerak dalam kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yag diberikan, serta bank juga melayani kebutuhan pembiayaan, melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor perekonomian dan peredaran uang (Huda , 2010). Lembaga perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. proporsi kepemilikan saham yang di miliki oleh publik / masyarakat terhadap saham perusahaan. Nilai ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai pengaruh kepemilikan saham publik terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan disebut juga Kepemilikan Saham Publik (Arthana, 2012). Menurut Naim dan Rakhman (20000) dalam Athana (2012), semakin besar saham yang di miliki publik, maka semakin banyak informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan, investor ingin memperoleh informasi seluasluasnya tentang tempat berinvestasi serta dapat mengawasi kegiatan manajemen, sehingga kepentingan dalam perusahaan terpenuhi. Nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, para pihak yang berkepentingan: pemilik modal sebagai principal bisa mempercayakan kepada para profesional (managerial) untuk mengelola perusahaan dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan teori keagenan (agency theory), adanya pemisahan kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat

33

menimbulkan masalah keagenan (agency problems), yaitu ketidaksejajaran antara principal (pemilik atau pemegang sahan) dan agent (manajer). Menurut Faisal (2004) dalam Kristianto (2010), Struktur kepemilikan dapat dijelaskan dari dua sudut pandang, yaitu: pendekatan keagenan (agency approach) dan pendekatan ketidakseimbangan informasi (asymmetric information approach). (1) Pendekatan Keagenan (agency approach). Struktur kepemilikan merupakan suatu mekanisme untuk mengurangi konflik kepentingan antara manajer dengan pemegang saham. (2) Pendekatan Informasi Asimetri (asymmetric information approach). Struktur kepemilikan sebagai salah satu cara untuk mengurangi ketidakseimbangan antara insider dan outsider melalui pengungkapan informasi. 2.2.1 Kepemilikan Pemerintah Kepemilikan saham pemerintah (government shareholding) adalah jumlah saham pemerintah yang dimiliki oleh pemerintah. Melalui kepemilikan saham ini pemerintah berhak menetapkan direktur perusahaan. Selain itu pemerintah dapat mengendalikan kebijakan yang diambil oleh manajemen agar sesuai dengan kepentingan atau aspirasi pemerintah. Untuk dapat bertahan, perusahaan ini harus dapat mensinkronkan dirinya dengan pemerintah (Amran dan Devi, 2008 dalam Diba, 2012). Contoh bank milik pemerintah: Bank Negara Indonesia 46 (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Pembangunan Daerah (BPD).
34

Bank pemerintah adalah bank yang didirikan oleh pemerintah dan seluruh atau hampir sebagian sahamnya dimiliki oleh pemerintah. Dengan didukung asset dan permodalan yang cukup besar dari pemerintah. Bank-bank pemerintah telah menjadi salah satu pilar perbankan di Indonesia (Huda, 2010). 2.2.2 Kepemilikan Swasta Nasional Kepemilikan swasta nasional merupkan bank yang seluruhnya atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional sepenuhnya. Begitu pula dengan pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula (Huda, 2010). Contoh Bank swasta : Bank Central Asia (BCA), Bank Danamon, Bank

Muamalat, Bank Bumi Putra, Bank Duta, Bank Nusa Internasional, Bank Niaga, Bank Universal, Bank Internasional Indonesia, dan sebagainya. 2.2.3 Kepemilikan Asing Menurut Susanto (1992) dalam Angling (2010) dikutip dari Tamba (2011), ada beberapa perusahaan yang memiliki kepemilikan saham asing harus memberikan pengungkapan yang lebih dibandingkan dengan yang tidak memiliki kepemilikan saham asing, sebagai berikut: 1. Perusahaan asing mendapatkan pelatihan yang lebih baik dalam bidang akuntansi dari perusahaan induk di luar negeri. 2. Perusahaan tersebut mungkin punya system informasi yang lebih efisien untuk memenuhi kebutuhan internal dan kebutuhan perusahaan induk. 3. Kemungkinan permintaan yang lebih besar pada perusahaan berbasis asing dari pelanggan, pemasok, dan masyarakat umum.

35

Perusahaan yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh asing biasanya lebih sering menghadapi masalah asimetri informasi dikarenakan hambatan geografis dan bahasa. Oleh sebab itu perusahaan dengan kepemilikan asing yang besar akan terdorong untuk melaporkan atau mengungkapkan informasinya secara sukarela dan luas (Xiao et. al., 2004 dalam Tamba, 2011). Dilihat dari sudut pandang stakeholder, corporate social responbility merupakan alat yang dipilih untuk memperlihatkan kepedulian perusahaan terhadap lingkungan masyarakat (Tamba, 2011). Menurut Angling (2010) dikutip dari Tamba (2011), apabila perusahaan memiliki kontrak dengan foreign stakeholder baik dalam ownership dan trade, maka perusahaan akan lebih didukung dalam melakukan pengungkapan corporate social responbility. Kepemilikan Asing merupakan proporsi saham biasa yang di miliki oleh perorangan, badan hukum, pemerintah serta bagian-bagiannya yang berstatus luar negeri (Etha, 2010 dalam Tamba, 2011). Kepemilikan Asing dalam perusahaan merupakan pihak yang dianggap concern terhadap pengungkapan pertanggung jawaban sosial perusahaan (Djakman dan Machmud, 2008 dikutip dari Tamba, 2011).

36

2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Gambar I

Kepemilikan Pemerintah, Kepemilikan Swasta, Kepemilikan Asing terhadap Pengungkapan corporate social responbility.

2.4

Tinjauan Penelitian Terdahulu

2.4.1 Riset Tentang Corporate Social Responbility Sembiring (2003) dalam Badjuri (2011), menghasilkan temuan bahwa profitabilitas tidak terbukti berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Variabel ukuran perusahaan terbukti signfikan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian Sembiring (2005) dalam Badjuri (2011) menunjukkan hasil yang hampir sama. Variabel independen yang diteliti adalah profitabilitas, size, leverage, ukuran dewan komisaris dan profile. Hasilnya menunjukkan bahwa variabel profitabilitas dan laverage tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR. Variabel lainnya (ukuran dewan komisaris, size, dan profile) menunjukkan pngaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR.
37

Penelitian yang dilakukan Ni Wayan Rustiarini (2008) dalam Tamba (2011) menemukan bahwa kepemilikan asing berpengaruh pada pengungkapan corporate social responbility. Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Novita dan Caerul (2007) dalam Tamba (2011) menemukan bahwa struktur kepemilikan saham termasuk kepemilikan asing tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006. Utama (2007) dalam Badjuri (2011), mengungkapkan bahwa saat ini tingkat pelaporan dan pengungkapan CSR di Indonesia masih relatif rendah. Selain itu, apa yang dilaporkan dan diungkapkan sangat beragam, sehingga menyulitkan pembaca laporan tahunan untuk melakukan evaluasi. Pada umumnya yang diungkapkan adalah informasi yang sifatnya positif mengenai perusahaan. 2.4.2 Riset tentang struktur Kepemilikan Penelitian yang dilakukan Tamba (2011), menguji struktur kepemilikan institusional dan kepemilikan asing terhadap aktivitas pengungkapan

pertanggungjawaban sosial yang dilakukan oleh perusahaan di indonesia khususnya pada perusahaan manufacturing secondary sectors yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009. Perusahaan manufactur dipilih karena dianggap paling mewakili industri dimana kedua sektor tersebut merupakan sektor yang paling sensitif terhadap isu sosial dan lingkungan. Pengumpulan data menggunakan metode purposive sampling. Metode analisis dari penelitian ini mnggunakan alat statistik: uji deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis.

38

Penelitian yang dilakukan Barth, Caprio Jr dan Levine (2002) dalam Arianto et. al (2003) dengan menggunakan data dari 60 negara antara lain menyimpulkan bahwa kepemilikan bank oleh lembaga non keuangan tidak memiliki hubungan dengan kinerja bank tersebut. Selanjutnya kepemilikan bank yang semakin besar oleh pemerintah cenderung mengalami perkembangan kinerja yang melambat. Tujuan kajian ini adalah untuk mengumpulkan dan melaporkan data lintas negara mengenai pengaturan dan kepemilikan bank serta mengevaluasi hubungan antara praktek pengaturan atau kepemilikan yang berbeda dengan kinerja sektor keuangan dan stabilitas sistem perbankan. Penelitian ini mengupas permasalahan yang lebih luas dari sekedar hubungan antara struktur kepemilikan dengan kinerja bank. Kesimpulan dari penelitian ini yang berkaitan dengan

struktur kepemilikan dan perkembangan bank adalah sebagai berikut: 1. Membatasi kepemilikan bank oleh perusahaan non-keuangan tidak berkaitan dengan kerapuhan keuangan maupun kenerja bank tersebut. 2. Semakin besar industri perbankan dikontrol/dikendalikan oleh bank pemerintah, maka inovasi di sektor perbankan akan semakin berkurang. 3. Kepemilikan pemerintah yang semakin besar pada bank cenderung berkaitan dengan semakin banyaknya pelaksanaan sistem keuangan yang buruk, serta berkaitan pula dengan semakin banyaknya bank yang perkembangannya lambat/buruk. 4. Bukti empiris memperlihatkan hubungan yang negartif antara tingkat kepemilikan bank oleh pemerintah dan perkembangan keuangan. Negaranegara dengan kepemilikan bank oleh pemerintah semakin besar
39

cenderung untuk memiliki bank-bank maju (developed banks) yang lebih sedikit. 5. Sujoko dan Soebiantoro (2007) dikutip dari Kristianto (2010) meneliti tentang pengaruh struktur kepemilikan saham, leverage, faktor intermal dan faktor eksternal terhadap nilai perusahaan. Faktor internal adalah profitabilitas, pembayaran deviden, ukuran perusahaan, dan pangsa pasar relatif. Sedangkan faktor eksternal adalah tingkat suku bunga, keadaan pasar modal, dan pertumbuhan pasar. Penelitian ini berfokus pada perusahaan publik yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Metode analisis menggunakan structural equation modelling, dan pengumpulan data menggunakan purposive sampling dengan variabel kepemilikan institusional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap leverage.

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu Peneliti Sembiring (2003) Variabel Penelitian Variabel independen: size, profitabilitas, profile perusahaan, ukuran dewan komisaris, laverage. Variabel dependen: Pengungkapan tanggung jawab sosial Model Analisis Hasil Penelitian Uji data, kualitas Size, profile uji perusahaan, dan

asumsi klasik, ukuran dewan uji hipotesis komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan sosial sedangkan leverage dan profitabilitas tidak berpengaruh.

40

Ni Wayan Variabel dependen: Rustuarini (2008) kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan kepemilikan asing. Kepemilikan manajerial. Variabel dependen: pengungkapan CSR

Regresi linear kepemilikan berganda berpengaruh pengungkapan corporate responbility.

asing pada

social

Tamba (2011),

menguji kepemilikan institusional kepemilikan terhadap

struktur uji uji

deskriptif, Kepemilikan asing asumsi yang hanya memiliki

dan klasik, dan uji efek positif dan asing hipotesis. aktivitas signifikan terhadap pengungkapan CSR. Di sisi lain, kepemilikan institusional dan kepemilikan manajemen tidak memiliki efek positif dan tidak berpengaruh sectors di signifikan terhadap pengungkapan CSR

pengungkapan pertanggungjawaban sosial yang dilakukan oleh perusahaan di

indonesia pada

khususnya perusahaan

manufacturing secondary yang

terdaftar

Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009

41

Barth,

struktur kepemilikan

UJI STATISTIK a. Kofisien Korelasi ( r ) b. Kofisien Determinasi (R2) c.Uji Hipotesa

kesimpulan bahwa tidak terdapat kaitan antara struktur kepemilikan bank dengan kinerja bank maupun terhadap pelanggaran yang dilakukannya

Caprio Jr bank sebagai variable dan Levine (2002) bebas/independen (pada sumbu X) dengan kinerja bank serta frekuensi pelanggaran yang dilakukan oleh bank sebagai variable terikat/dependen (pada sumbu Y). Rika Nurlela dan Islahuddin 2008 Variabel Independen: Corporate Social Responsibility Variabel Dependen: Nilai Perusahaan Variabel Moderating: Kepemilikan manajemen

Regresi linear Corporate Social berganda Responsibility, prosentase kepemilikan manajemen, serta interaksi antara Corporate Social Responsibility dengan prosentase kepemilikan manajemen secara simultan bepengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan

42

2.5 2.5.1

Pengembangan hipotesis Pengaruh Kepemilikan Pemerintah Terhadap Pengungkapan

Corporate Social Responbility. Bank pemerintah adalah bank yang didirikan oleh pemerintah dan seluruh atau hampir sebagian sahamnya dimiliki oleh pemerntah. Dengan didukung asset dan permodalan yang cukup besar dari pemerintah. Bank-bank pemerintah telah menjadi salah satu pilar perbankan di Indonesia (Huda, 2010). H1: Kepemilikan Pemerintah berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responbility. 2.5.2 Pengaruh Kepemilikan Swasta Nasional Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responbility. Kepemilikan swasta nasional merupakan bank yang seluruhnya atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional sepenuhnya. Begitu pula dengan pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula (Huda, 2010). H2 : Kepemilikan swasta nasional berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responbility. 2.5.3 Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responbility Kepemilikan Asing merupakan proporsi saham biasa yang di miliki oleh perorangan, badan hukum, pemerintah serta bagian-bagiannya yang berstatus luar negeri (Etha, 2010 dalam Tamba, 2011). Kepemilikan Asing dalam perusahaan merupakan pihak yang dianggap concern terhadap pengungkapan
43

pertanggungjawaban sosial perusahaan (Djakman dan Machmud, 2008 dikutip dari Tamba, 2011). H3 : Kepemilikan Asing tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responbility.

44

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini menggunakan metode pemilihan sampel digunakan untuk penentuan sampel dalam penelitian ini, sehingga yang menjadi sampel penelitian ini sesuai dengan kreteria yang telah ditentukan diperoleh 75 bank. Ruang lingkup penelitian ini hanya membatasi pembahasannya pada apakah kepemilikan pemerintah, kepemilikan swasta nasional, dan kepemilikan asing berpengaruh terhadap pengungkapan pertanggungjawaban sosial. Penelitian ini menggunakan variabel pengungkapan tanggung jawab sosial sebagai variabel dependen, kepemilikan pemerintah, kepemilikan swasta nasional, dan

kepemilikan asing sebagai variabel independen.

3.1

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.1.1 Variabel Penelitian Dalam penelitian ini, digunakan tiga variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas (indepanden) dalam penelitian ini adalah kepemilikan pemerintah, kepemilikan swasta, dan kepemilikan asing. Sedangkan variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah corporate social responbility.

45

3.1.2 Definisi Operasional Bagian ini terdiri atas variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 3.1.2.1 Variabel Terikat (Dependen) Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah: corporate social responbility. Corporate Social Responbility adalah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis dan interaksi dengan para pemangku kepentingan (stakeholder) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan (Bing, 2006 dalam Amilia, 2009). Corporate Social Responbility diukur dengan menggunakan corporate social responbility indeks (CSRI). Perhitungan CSRI berdasarkan kriteria dari global reporting initiatives (GRI) dipeoleh dari www.globalreporting.org. Indikator GRI meliputi economic (ekonomi), environment (lingkungan), labor practices (praktik ketenagakerjaan), human rights (hak asasi manusia), society and product responbility (masyarakat dan responbility produk). Perhitungan CSRI dilakukan dengan menggunakan pendekatan dikotomi, yaitu setiap item CSR dalam instrument penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan, selanjutnya skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan perbankan. Rumus perhitungan CSRI adalah sebagai berikut:

46

CSRI =
keterangan: CSRI1 n Xij 3.1.2.2
:

Xij n

Corporate Social Responbility Indeks perusahaan perbankan j jumlah item untuk perusahaan perbankan j, nj = 75 1 = jika item diungkapkan ; 0 = jika item tidak diungkapkan

: :

Variabel Bebas (Independen) Variabel independen dalam penelitian ini adalah: variabel struktur

kepemilikan pemerintah, variabel struktur kepemilikan swasta nasional, dan variabel struktur kepemilikan asing, kepemilikan publik. Dalam penelitian ini perhitungan persentase kepemilikan saham pada ketiga jenis struktur kepemilikan didasarkan pada perhitungan persentase saja. Tidak ada acuan peraturan yang pasti, karena semuanya diadopsi dari penelitian yang sudah ada sebelumnya. 1. Variabel Kepemilikan pemerintah Kepemilikan pemerintah dalam penelitian ini menggunakan presentase pemilikan saham pemerintah Indonesia. Besarnya saham pemerintah diukur dari rasio dari jumlah kepemilikan saham pemerintah terhadap total saham perusahaan. 2. Variabel Kepemilikan Swasta Nasional Kepemilikan Swasta Nasional dalam penelitian ini menggunakan persentase pemilikan saham Swasta Nasional. Besarnya saham pihak

47

swasta nasional diukur dari rasio dari jumlah kepemilikan saham Swasta Nasional terhadap total saham perusahaan. 3. Variabel Kepemilikan Asing Kepemilikan asing dalam penelitian ini menggunakan persentase pemilikan saham pihak/entitas asing (luar negeri). Besarnya saham pihak/entitas asing diukur dari rasio dari jumlah kepemilikan saham asing terhadap total saham perusahaan. 4. Kepemilikan Publik Kepemilikan Publik dalam penelitian ini menggunakan persentase pemilikan saham Publik. Besarnya saham pihak Publik diukur dari rasio dari jumlah kepemilikan saham Publik terhadap total saham perusahaan.

3.2

Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah bank-bank yang berbadan hukum dan berdomisili di Indonesia yaitu bank-bank yang masuk dalam katagori pemerintah (persero), bank swasta nasional yang telah go public, bank asing yang telah go public dan tercatat dalam Bank Indonesia. Periode pengamatan penelitian dilakukan dari tahun 2010-2012 yang datanya lengkap. 3.2.2 Sampel Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel ditarik dengan menggunakan pertimbangan. Kriteria

48

sampel penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Bank pemerintah (persero), bank swasta nasional, dan bank asing yang dijadikan sampel harus mempublikasikan laporan keuangan tahunan (annual report) dengan lengkap dan telah diaudit untuk tiga tahun berturut-turut dari tahun 2010 sampai tahun 2012, (2) Bank pemerintah (persero), bank swasta nasional, dan bank asing yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, yang beroperasi di Indonesia, (3) Perusahaan perbankan yang dijadikan sampel merupakan perusahaan perbankan yang mengungkapkan corporate social responbility atau pertanggungjawaban sosial dan memenuhi kriteria GRI (global reporting initiatives), (4) Perusahaan perbankan sampel memiliki kelengkapan laporan keuangan yang memadai dan lengkap sesuai kebutuhan peneliti.

3.3

Jenis dan Sumber Data Data dalam penelitian ini adalah data skunder. Data skunder adalah data

yang diperoleh melalui sumber yang ada dan tidak perlu dikumpulkan sendiri oleh peneliti. Data yang bersumber dari laporan tahunan (annual report) perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010 sampai tahun 2012 dan data-data tersebut dipublikasikan di situs yaitu www.idx.com.

3.4

Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan data berupa laporan keuangan

49

dari www.idx.com., penelitian terdahulu, buku dan situs internet yang berhubungan dengan tema penelitian.

3.5

Metode Analisis Data Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan melakukan analisis

statistik deskriptif dan uji asumsi klasik. Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk mengetahui dispersi dan distribusi data. Sedangkan uji asumsi klasik dilakukan untuk menguji kelayakan model regresi yang selanjutnya akan digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. 3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif dilakukan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data sampel yang diteliti seperti mean, minimum, maksimum dan standar deviasi. Menurut Ghozali (2006), statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu data yang dilihat melalui nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sumrange, kurtosis, dan skewness. Skewness mengukur kemencengan dari data dan kurtosis mengukur puncak dari distribusi data. Data yang terdistribusi secara normal mempunyai nilai skewness dan kurtosis mendekati nol. 3.5.2 Uji Asumsi Klasik Pengujian regresi linear berganda dapat dilakukan setelah model dari penelitian ini memenuhi syarat-syarat yaitu lolos dari asumsi klasik. Syarat-syarat
50

yang harus dipenuhi adalah data tersebut harus terdistribusi secara normal, tidak mengandung multikoloniaritas, dan heterokedastisitas. Untuk itu sebelum melakukan pengujian regresi linear berganda perlu dilakukan terlebih dahulu pengujian asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang bertujuan untuk menentukan ketepatan model. Uji asumsi klasik yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi: 3.5.2.1 Uji Normalitas Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel dependen dan variabel independen memiliki distribusi normal atau tidak. Untuk menghindari terjadinya bias, data yang digunakan harus terdistribusi dengan normal. Model regresi yang baik adalah memiliki data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2006). Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Penelitian ini melakukan uji normalitas data dengan menggunkan one sample kolmogorov smirnov test dan analisis grafik histogram dan P-P plot. dengan tingkat signifikan 0,05, jika p-value < 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal, tetapi apabila p-value > 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. Dalam uji one sample kolmogorov smirnov test variabel-variabel yang mempunyai asymp. Sig (2-tailed) dibawah tingkat signifikan sebesa 0,05 maka diartikan bahwa variabel-variabel tersebut memiliki distribusi tidak normal dan sebaliknya (Ghozali, 2006).

51

3.5.2.2

Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk mnguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi (Ghozali, 2006). Uji ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah antar variabel bebas yang dipakai dalam model regresi terjadi korelasi atau tidak. Deteksi adanya multikolinieritas dapat dilihat dari hasil VIF (Variance Inflation Factor). Apabila nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10 maka tidak terjadi multikolinieritas. 3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006). Uji Heteroskedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui ketidaksamaan varian residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Uji Heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan uji Gletser. Jika Variabel Dependen signifikan secara statistik mempengaruhi Variabel Independen dengan signifikan di bawah 5% maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik plot antara variabel terikat yaitu ZPRED dengan residualnya yaitu SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu

52

pada grafik scatter plot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi Y sesungguhnya) yang telah di standardized. Dasar analisisnya adalah: (1) jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas, (2) jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 3.5.2.4 Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2006). Dalam penelitian ini asumsi autokorelasi diuji dengan uji Durbin-Watson (DW test) yang digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada lagi diantara variabel independen. Pengambilan ada tidaknya autokorelasi sebagai berikut: Tabel 3.1 autokorelasi Hipotesis Nol Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada Tidak ada keputusan dl d du Keputusan Tolak Jika 0 < d < dl

53

autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada korelasi negatif Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak ditolak du < d < 4 du Tidak ada keputusan 4 du d 4 dl Tolak 4 dl < d < 4

3.5.3 Model Regresi Metode analisis yang digunakan untuk meneliti variabilitas luas luas pengungkapan resiko dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda (multiple regression analysis). Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model regresi yang dikembangkan untuk menguji hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

54

Y = + 1X1 + 2X2 + 3X3 + e Keterangan: Y = = = X1 = X2 = X3 = e 3.5.4 Uji Hipotesis Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness of fitnya model yang dapat diukur sebegai berikut (Ghozali, 2006): 3.5.4.1 Koefisien Detrminasi (R2) Pengukuran koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui persentase pengaruh variabel independen terhadap perubahan variabel dependen. Dari ini diketahui seberapa besar variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel independennya, sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang di butuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. = CSR Konstanta Koefisien Regresi Kepemilikan Pemerintah Kepemilikan Swasta Nasional Kepemilikan Asing Error Term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian

55

3.5.4.2

Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen yang

terdapat dalam persamaan regresi secara bersama-sama berpengaruh terhadap nilai variabel dependen. Dalam uji F kesimplan yang di ambil adalah dengan melihat signifikansi () dengan ketentuan: > 5% : tidak mampu menolak H0 < 5% : menolak H0 3.5.4.3 Uji t (Signifikansi Parameter Individual) Uji Statistik t ini di gunakan untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Kesimplan diambil dalam uji t ini adalah melihat signifikansi () dengan ketentuan: > 5% : tidak mampu menolak H0 < 5% : menolak H0

56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menyajikan hasil penelitian, bagian awal menyajikan deskripsi hasil penelitian, bagian kedua menyajikan statistik deskriptif dari variabelvariabel penelitian, bagian ketiga menyajikan hasil pengujian asumsi, bagian keempat menyajikan hasil regresi pengujian hipotesis penelitian.

4.1

Deskripsi Hasil Penelitian Perusahaan perbankan yang menjadi objek penelitian ini adalah semua

perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010 sampai 2012. Jumlah total perusahaan perbankan sebanyak 25 perusahaan perbankan atau selama 3 tahun 75 observasi. Populasi dalam penelitian ini adalah bank-bank yang berbadan hukum dan berdomisili di Indonesia yaitu bank-bank yang masuk dalam katagori (persero) pemerintah, bank swasta nasional yang telah go public, bank asing yang telah go public dan tercatat dalam Bank Indonesia. Periode pengamatan penelitian dilakukan dari tahun 2010 sampai tahun 2012 yang datanya lengkap. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel ditarik dengan menggunakan pertimbangan. Kriteria sampel penelitian sebagai berikut: (1) Bank pemerintah (persero), bank swasta nasional, dan bank asing yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, yang beroperasi di Indonesia, (2) Bank pemerintah (persero), bank swasta nasional, dan

57

bank asing yang dijadikan sampel harus mempublikasikan laporan keuangan tahunan (annual report) dengan lengkap dan telah diaudit untuk tiga tahun berturut-turut dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012, (3) Perusahaan perbankan yang dijadikan sampel merupakan perusahaan perbankan yang mengungkapkan corporate social responbility atau pertanggungjawaban sosial dan memenuhi kriteria GRI (global reporting initiatives), (4) sampel memiliki kelengkapan laporan keuangan yang memadai dan lengkap sesuai kebutuhan peneliti. Berdasarkan kriteria tersebut maka jumlah observasi yang memenuhi kriteria adalah 87 bank. Dari 87 perusahaan perbankan hanya 75 bank yang dapat dijadikan sampel akhir karena 12 perusahaan perbankan dikeluarkan karena data tidak lengkap dan menjadi data ekstrim atau outlier. Tabel 4.1 Proses Seleksi Objek Penelitian Sampel Keterangan Pertahun Selama 3 Tahun (osebvasi)

Jumlah perusahaan perbankan 29 yang terdaftar di BEI Jumlah perusahaan perbankan 4 yang tidak terdapat annual repot atau tidak lengkap Total objek penelitian 25

87 12

75

Adapun perusahaan perbankan yang tidak lengkap adalah sebagai berikut:

58

Tabel 4.2 Daftar Data Tidak Lengkap No 1 2 3 4 Nama Bank PT. Bank Himpunan Saudara, Tbk PT. Bank Tabungaan Negara, Tbk PT. Permata, Tbk PT. Mayapada, Tbk Kode Bank SDRA BBTN BNLI MAYA Tahun 2011 2012 2011 2012

4.2

Analisis Data

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif akan memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean), dan standar deviasi yang dihasilkan dari variabel penelitian. Hasil analisis dengan statistik deskriptif menghasilkan data sebagai berikut: Tabel 4.3 Statistik Deskriptif
N CSR Kep.Pm Kep.Swasta Kep.Asing Valid N (listwise) 75 75 75 75 75 Minimum ,03 ,00 ,00 ,00 Maximum ,90 ,67 1,00 ,99 Mean ,4260 ,0775 ,3511 ,3537 Std. Deviation ,21001 ,19577 ,36435 ,38738

59

Tabel 4.3 menggambarkan deskripsi variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. minimum adalah nilai terkecil dari suatu rangkaian pengamatan, maksimum adalah nilai terbesar dari suatu rangkaian pengamatan, mean (rata-rata) adalah hasil penjumlahan nilai seluruh data dibagi dengan banyaknya data, sementara standar deviasi adalah akar dari jumlah kuadrat dari selisih nilai data dengan rata-rata dibagi dengan banyaknya data. 4.2.2 uji Asumsi Klasik Untuk mengetahui apakah model regresi memenuhi uji asumsi klasik maka perlu diuji dengan: (1) uji normalitas, (2) uji multikolinearitas, (3) uji autokorelasi, (4) uji heteroskedastisitas. 4.2.2.1 Uji Uji Normalitas normalitas digunakan untuk mengetahui apakah residualnya

terdistribusi secara normal. Cara pengujiannya adalah dengan uji kolmogrov smirnov. Jika probabilitas signifikan 0,05 maka distribusi residualnya normal (Ghozali, 2005:110). Uji normallitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.

60

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
a,b

75 Mean Std. Deviation ,0000000 ,18901333 ,076 ,067 -,076 ,659 ,778

Most Extreme Differences

Absolute Positive Negative

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Nilai uji kolmogorov smirnov adalah 0,659 dan nilai probabilitas signifikan signifikan di atas 0,05 yaitu 0,778. Sehingga model regresi sudah memiliki distribusi normal. 4.2.2.2 Uji Multikolonieritas Uji Multikolonieritas digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas atau independen (Ghozali, 2006). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika terjadi korelasi, maka terdapat multikolonieritas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikoloneritas adalah dengan menganalisis matriks korelasi variabelvariabel bebas. Jika diantara variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi
61

(umumnya diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas (Ghozali, 2006). Salah satu cara untuk mendeteksi multikolonieritas dilakukan dengan melihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cut-off yang umum dipakai adalah nilai toleran 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10 sehingga data yang tidak terkena multikolonieritas nilai toleransinya harus lebih dari 0,10 atau VIF kurang dari 10. Tabel 4.5 Uji multikolonieritas
Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) Kep.Pm Kep.Swasta Kep.Asing B ,473 ,256 -,173 -,016 Std. Error ,118 ,216 ,153 ,143 ,239 -,301 -,029 ,283 ,161 ,165 3,538 6,194 6,059 Standardized Coefficients Beta Collinearity Statistics Tolerance VIF

a. Dependent Variable: CSR

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan hasil pengujian tolerance tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 (10%). Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan bahwa tidak ada satu variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikorelasi antara variabel dalam model regresi.

62

4.2.2.3

Uji Autokorelasi Uji Aoutokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi

antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya (Ghozali, 2006). Adanya autokorelasi dalam regresi dapat diketahui dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW test). Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi kita harus melihat uji D-W. Dari pengujian diperoleh sebagian berikut: Tabel 4.6 Hasil uji autokorelasi
Adjusted R Model 1 R ,436
a

Std. Error of the Estimate ,19297

DurbinWatson 1,959

R Square ,190

Square ,156

a. Predictors: (Constant), Kep.Asing, Kep.Pm, Kep.Swasta b. Dependent Variable: CSR

Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai D-W sebesar 1,959 dengan nilai tabel dengan K3 (jumlah variabel independen dalam model) dengan n=75 hasil tabel memberikan nilai dl (lower) diperoleh sebesar 1,543 dan du (upper) sebesar 1,709 oleh karena nilai D-W 1,959 berada diatas du (upper) 1,709 maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi. 4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan yang lain.

63

Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas (Ghozali, 2006). Pada penelitian ini digunakan uji glejser untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas. Hasil uji

heteroskedastisitas dengan menggunakan uji glejser adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji Glejser
Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) Kep.Pm Kep.Swasta Kep.Asing B ,143 -,086 -,019 ,061 Std. Error ,067 ,121 ,086 ,080 -,151 -,061 ,212 Standardized Coefficients Beta t 2,142 -,712 -,219 ,766 Sig. ,036 ,479 ,827 ,446

a. Dependent Variable: AbsUt

Hasil uji heteroskedastisitas pada model dengan uji Geljser menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan hasil mutlak residual sehingga menunjukkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas dalam model regresi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi tidak berada di bawah 0,05 atau diatas 5%.

64

Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Hasil uji heteroskedastisitas dari gambar 4.1 menunjukkan bahwa grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED menunjukkan pola penyebaran, dimana titik-titik menyebar di atas dan di bawah 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada data yang akan digunakan.

65

4.2.3 Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variaber dependen. 4.2.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) Nilai koefisien determinasi yang ditunjukkan dengan nilai adjusted R square. Nilai adjusted R square dari model regresi digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel bebas (independen) dalam menerangkan variabel terikat (depanden). Tabel 4.8 Hasil Uji Determinasi
Model 1 R ,436
a

R Square ,190

Adjusted R Square ,156

Std. Error of the Estimate ,19297

a. Predictors: (Constant), Kep.Asing, Kep.Pm, Kep.Swasta b. Dependent Variable: CSR

Berdasarkan tabel 4.8 dapat di ketahui bahwa Adjusted R Square (R2) adalah 0,156. Hal ini berarti 15,6% variabel corporate social responbility dapat di jelaskan oleh ketiga variasi kepemilikan pemerintah, kepemilikan swasta, dan kepemilikan asing. Sedangkan sisanya 84,4% di jelaskan oleh sebab lain diluar model. Standar Error of Estimate (SEE) sebesar 0,19297. Semakin kecil nilai Standar Error of Estimate (SEE) akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.

66

4.2.3.2

Uji Signigikasi Simultan (Uji Statistik F) Uji signifikasi simultan (Uji F) digunakan untuk menunjukkan apakah

semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependennya (Ghozali, 2009). Apabila analisis menggunakan uji F menunjukkan bahwa semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikansi terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis uji simultan digunakan untuk melihat apakah secara keseluruhan variabel bebas mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap variabel terikat. Dari hasil pengujian dengan nilai F diperoleh sebagai berikut: Tabel 4.9 Hasil Uji F
Sum of Model 1 Regression Residual Total Squares ,620 2,644 3,264 Df 3 71 74 Mean Square ,207 ,037 F 5,551 Sig. ,002
a

a. Predictors: (Constant), Kep.Asing, Kep.Pm, Kep.Swasta b. Dependent Variable: CSR

Berdasarkan tabel 4.9 didapat nilai F hitung sebesar 5,551 dengan probabilitas signifikan 0,02. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa kepemilikan pemerintah, kepemilikan swasta, kepemilikan asing secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap corporate social responbility.
67

4.2.3.3

Uji t (Signifikansi Parameter Individual) Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas dalam

model regresi berpengaruh secara individu terhadap variabel terkait. Untuk menentukan apakah hipotesis diterima atau ditolak adalah dengan

membandingkan t hitung dengan t tabel dan nilai tingkat signifikansi 0,05. Tabel 4.10 Hasil Uji t
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) Kep.Pm Kep.Swasta Kep.Asing a. Dependent Variable: CSR B ,473 ,256 -,173 -,016 Std. Error ,118 ,216 ,153 ,143 ,239 -,301 -,029 Coefficients Beta T 3,995 1,189 -1,131 -,110 Sig. ,000 ,239 ,262 ,913

Berdasarkan hasil uji statistik t pada tabel 4.10 terlihat bahwa Analisis linier berganda digunakan untuk mendapatkan koefisien regresi yang akan menentukan apakah hipotesis yang dibuat akan diterima atau ditolak. Atas dasar hasil analisis regresi dengan menggunakan sebesar tingkat signifikasi sebesar 5% diperoleh persamaan sebagai berikut:

68

CSR = 0,473 + 0,256 Kep.Pm 0,173 Kep.Swasta - 0,016 Kep.Asing + e

Keterangan: CSR Kep.Pm Kep.Swasta Kep.Asing : Corporate Social Responbility : Konstanta : Kepemilikan Pemerintah : Kepemilikan Swasta : Kepemilikan Asing

Berdasarkan hasil uji statistik t pada tabel 4.10, dengan probabilitas signifikan yang menunjukkan lebih besar dari 0,05 hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan pemerintah, kepemilikan swasta, kepemilikan asing secara bersamasama (simultan) tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan corporate social responbility. Dari tabel 4.10 dapat diketahui bahwa kepemilikan pemerintah mempunyai t hitung sebesar 1,189 dengan probabilitas signifikan adalah 0,239. Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas signifikannya jauh di atas 0,05 dan t hitung juga lebih kecil dari t tabel. Kepemilikan swasta mempunyai t hitung sebesar -1,131 dengan probabilitas signifikan adalah 0,262. Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas signifikannya jauh di atas 0,05 dan t hitung < t tabel. Kepemilikan asing mempunyai t hitung sebesar -0,110 dengan probabilitas signifikan adalah 0,913. Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas signifikannya jauh di atas 0,05 dan t hitung < t tabel.

69

4.3

Pembahasan Hasil Penelitian Pengujian hipotesis 1 dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah

kepemilikan pemerintah berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responbility (CSR). Hasil pengujian dalam penelitian ini, seperti nampak dalam tabel 4.10 mengenai hasil analisis regresi linear berganda, kepemilikan pemerintah menunjukkan tidak signifikan dengan nilai t sebesar 1,189 dan probalitas signifikan sebesar 0,239 berada lebih tinggi dari pada =0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemilikan pemerintah tidak mempengaruhi pengungkapan corporeate social responbility dengan koefisien 0,256. Hal ini dikarenakan kepemilikan pemerintah sangat rendah, dapat dilihat dari statistik deskriptif yaitu rata-rata kepemilikan pemerintah sebesar 0,0775. Oleh karena itu H1 yang menyatakan kepemilikan Pemerintah berpengaruh terhadap

pengungkapan corporate social responbility (CSR) ditolak. Pengujian hipotesis 2 dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah kepemilikan swasta nasional berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responbility (CSR). Hasil pengujian dalam penelitian ini, seperti nampak dalam tabel 4.10 mengenai hasil analisis regresi linear berganda, kepemilikan swasta menunjukkan tidak signifikan dengan nilai t sebesar -1,131 dan probalitas signifikan sebesar 0,262 berada lebih tinggi dari pada =0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemilikan swasta tidak mempengaruhi pengungkapan corporeate social responbility dengan koefisien -0,173. Rata-rata kepemilikan swasta hanya sebesar 0,3511. Dari hasil pengujian yang dilakukan antara variabel kepemilikan swasta dengan variabel CSR, variabel kepemilikan swasta tidak
70

berpengaruh secara signifikan terhadap CSR dengan arah koefisien negatif. Oleh karena itu H2 yang menyatakan Kepemilikan swasta berpengaruh terhadap

pengungkapan corporate social responbility (CSR) ditolak. Pengujian hipotesis 3 dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah Kepemilikan asing tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responbility (CSR). Hasil pengujian dalam penelitian ini, seperti nampak dalam tabel 4.10 mengenai hasil analisis regresi linear berganda, kepemilikan asing menunjukkan tidak signifikan dengan nilai t sebesar -0,110 dan probalitas signifikan sebesar 0,913 berada lebih tinggi dari pada 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemilikan asing tidak mempengaruhi pengungkapan CSR dengan koefisien negatif. Hal ini dikarenakan kepemilikan asing cenderung tinggi hal ini dapat dilihat dari statistik deskriptif yaitu rata-rata kepemilikan asing sebesar 0,3537. Dari hasil pengujian yang dilakukan antara variabel kepemilikan asing dengan variabel corporate social responbility, variabel kepemilikan asing tidak berpengaruh terhadap corporate social responbility dengan arah koefisien 0,016. Oleh karena itu H3 yang menyatakan Kepemilikan asing tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responbility (CSR) diterima. Penelitian ini didukung oleh Novita dan Caerul (2007) dalam Tamba (2011) bahwa struktur kepemilikan saham termasuk kepemilikan asing tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006. Menurut Xiao et. al. (2004) dalam Tamba (2011), perusahaan yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh asing biasanya lebih sering menghadapi
71

masalah asimetri informasi dikarenakan hambatan geografis dan bahasa. Oleh sebab itu perusahaan dengan kepemilikan asing yang besar akan terdorong untuk melaporkan atau mengungkapkan informasinya secara sukarela dan luas. Menurut Susanto (1992) dalam Angling (2010) dikutip dari Tamba (2011), ada beberapa perusahaan yang memiliki kepemilikan saham asing harus memberikan pengungkapan yang lebih dibandingkan dengan yang tidak memiliki kepemilikan saham asing, sebagai berikut: (1) Perusahaan asing mendapatkan pelatihan yang lebih baik dalam bidang akuntansi dari perusahaan induk di luar negeri, (2) Perusahaan tersebut mungkin punya system informasi yang lebih efisien untuk memenuhi kebutuhan internal dan kebutuhan perusahaan induk, (3) Kemungkinan permintaan yang lebih besar pada perusahaan berbasis asing dari pelanggan, pemasok, dan masyarakat umum. Namun penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Ni Wayan Rustiarini (2008) dalam Tamba (2011) menemukan bahwa kepemilikan asing berpengaruh pada pengungkapan corporate social responbility. Kepemilikan pemerintah, kepemilikan swasta, dan kepemilikan asing bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan corporate social responbility. Kepemilikan pemerintah, kepemilikan swasta, dan

kepemilikan asing bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan corporate social responbility dikarenakan apa yang dilaporkan dan diungkapkan sangat beragam, sehingga menyulitkan pembaca laporan tahunan (annual report) melakukan evaluasi. Pada umumnya yang diungkapkan adalah informasi yang sifatnya positif mengenai perusahaan perbankan. Laporan tersebut
72

hanyalah menjadi alat public relation perusahaan perbankan dan bukan sebagai bentuk akuntabilitas perusahaan perbankan dan bukan sebagai bentuk

akuntabilitas perusahaan ke publik.

73

BAB V PENUTUP

5.1

Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh kepemilikan pemerintah,

kepemilikan swasta, dan kepemilikan asing terhadap pengungkapan corporate social responbility. Dari tiga hipotesis yang diajukan, dua hipotesis ditolak dan satu hipotesis diterima. Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini sebanyak 75 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 2012. Secara parsial kepemilikan pemerintah tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan corporate social responbility. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa besar atau kecilnya persentase saham pemerintah belum dapat menjadi mekanisme untuk meningkatkan pengungkapan corporate social responbility. Secara parsial kepemilikan swasta tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan corporate social responbility. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa besar atau kecilnya persentase saham swasta belum menjadi mekanisme untuk meningkatkan pengungkapan corporate social responbility. Secara parsial kepemilikan asing tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan corporate social responbility. Hasil dari penelitian ini

74

menunjukkan bahwa besar atau kecilnya persentase saham asing belum menjadi mekanisme untuk meningkatkan pengungkapan corporate social responbility. Kepemilikan pemerintah, kepemilikan swasta, kepemilikan asing bersamasama tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan corporate social responbility.

5.2

Keterbatasan Keterbatasan penelitian ini adalah: 1. Terdapat unsur subjektivitas dalam menentukan indeks pengungkapan CSR. Hal ini dikarenakan tidak adanya ketentuan baku yang dapat dijadikan acuan sehingga penentuan indeks untuk indikator dalam katagori yang sama dapat berbeda untuk setiap peneliti. 2. Penelitian ini hanya mengindentifikasi 3 kelompok kepemilikan, yaitu kepemilikan pemerintah, kepemilikan swasta nasional, dan kepemilikan asing yang mempengaruhi pengungkapan corporate social responbility dalam laporan tahunan perusahaan perbankan, sedangkan kepemilikan keluarga tidak menjadi pertimbangan dalam kepemilikan perbankan.

75

5.3

Saran Berdasarkan beberapa keterbatasan penelitian di atas, berikut ini adalah

beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan dan memperluas penelitian selanjutnya yaitu: 1. Penelitian selanjutnya dapat menambah variabel independen yang terkait dengan pengungkapan corporate social responbility. 2. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan cara pengungkapan corporate social responbility yang berbeda, sehingga bisa terjadi keberagaman penelitian.

76

DAFTAR PUSTAKA
Agusti R.R., Aulia F.R., 2011, Relevansi Nilai Laba dan Nilai Buku: Peran Pengungkapan Corporate Social Responbility dan Dewan Komisaris Independen, Simposium Nasional Akuntansi XIV, Aceh. Amilia K.E., 2009, "Pengaruh Corporate Social Responbility Terhadap Kinerja dan Nilai Perusahaan, skripsi, UMY, Yogyakarta, Arianto B dan Muliaman D.H dan Agus S dan Wini P dan M. Jony H., 2003, Kajian Mengenai Struktur Kepemilikan Bank di Indonesia, Biro Stabilitas Sistem Keuangan, Dierektorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan, Jakarta. Arthana R., 2012, Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Indexs LQ45 Bursa Saham Indonesia (BEI), Skripsi S1, Universitas Brawijaya, Malang. Badjuri A., 2011, Fakto-Faktor Fundamental, Mekanisme Corporate

Govermance, Pengungkapan Corporate Social Responbility (CSR) Perusahaan Manufaktur dan Sumber Daya Alam di Indonesia Corporate Govermance Mechanism, Fundamental Faktors, Corporate Social

Responbility (CSR) Disclosure Of a Natural Resource and Manufactur Company n Indonesia, Dinamika Keuangan dan Perbankan, Vol. 3, No. 1, Hlm 38 - 54. Cahya B.A., 2010, Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (corporate social responbility), skripsi, FE UNDIP, Semarang. Dahlia L dan Sylvia V.S., 2008, Pengaruh Corporate Social Responbilty terhadap Kinerja Perusahaan, Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak.

77

Desdiandwi S., 2006, Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Financial performance terhadap Pengungkapan Informasi Lingkungan Hidup (Environmental Disclosure) pada Laporan Tahunan Perusahaan, skripsi S1, Universitas Brawijaya, Malang. Diba F, 2012, Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Regulasi Pemerintah Terhadap Pengungkapan Laporan Corporate Social Responbility (CSR) pada Laporan Tahunan di Indonesia, skripsi, Universitas Hasanuddin, Makasar. Fitria S dan Dwi H., 2010, Islam dan Tanggung Jawab : Studi Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative Indeks dan Islamic Social Reporting Indeks, Simposium Nasional Akuntansi XIII, Universitas Jenderal Soedirman,Purwokerto. Furqon, 2004, Statistika Terapan untuk Penelitian, cetakan V, Alfabeta, Bandung. Ghozali Imam, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, cetakan IV, Universitas Dipenogoro, Semarang. Hadad M.D., Agus S, Wini P. M., Jony Hermanto, 2003. Handayani F., 2011, Hubungan Antara Karakteristik Corporate Govermance dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Skripsi S1, Fakultas Ekonomi, Universitas Dipenogoro, Semarang. Hasibuan M.R., 2001, Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap

Pengungkapan Sosial (Social Disclosures) Dalam Laporan Tahunan Emitmen di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, Tesis, Universitas Dipenogoro, Semarang. Huda N., 2010, Perbandingan Kinerja Keuangan Antara Bank Pemerintah dan Bank Umum Swasta Nasional Go Public, Skripsi S1, STIE PERBANAS, Surabaya.

78

Indrayani D., 2009, Analisis Hubungan Struktur Kepemilikan dengan Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Persero dan Perusahaan Perbankan Umum Swasta Nasional Go Publik Periode 2007-2008, skripsi, FE Gunadarma, Jakarta. Jalal, 2008, CSR Perbankan di Indonesia: Antara Konsep dan Realitas, Temu Forum XVII CFCD, Jakarta. Kristianto R., 2010, Pengaruh Struktur Kepemilikan, Struktur Modal, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan, skripsi, STIE PERBANAS, Surabaya. Mulyanita S., 2009, Pengaruh Biaya Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan, skripsi S1, Fakultas Ekonomi, Universitas Lampung, Bandar Lampung. Nurlela R dan Islahuddin, 2008, Pengaruh Corporate Social Responbility terhadap Nilai Perusahaan dengan prosentase Kepemilikan Manajemen sebagai Variabel Moderating, Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak. Permanasari W.I., 2010, Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Insttusional, dan Corporate Social Responbility terhadap Nilai Perusahaan, skripsi, FE UNDIP, Semarang. Retno Anggraeni, 2006, Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Earning Response Coefficient, Simposium Nasional Akuntansi, Makasar. Rustendi T. Dan Jimmi F., 2008, Pengaruh Hutang Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur, Jurnal Akuntansi fe unsil, Vol. 3, No. 1. Rustiarini N.W., 2010, Pengaruh Corporate Govermance pada Hubungan Corporate Social Responbility, Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto.

79

Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta cetakan V, Bandung. Tamba E.G.H., 2011, Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Skripsi S1. Fakultas Ekonomi, Universitas Dipenogoro, Semarang. Verawati D, 2012, Pengaruh Diversifikasi Operasi, Diservikasi Geografis, Leverage dan Struktur Kepemilikan terhadap Manajemen Laba (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2010), skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UNDIP, Semarang. Yosefa Sayekti dan Ludovicus S. W., 2007, Pengaruh Corporate Social Responbility Disclosure terhadap Earning Response Coeff Icient, Simposium Nasional Akuntansi X, Makasar.

80

LAMPIRAN - LAMPIRAN

81

Daftar Bank Sample

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 12 14 15 16 17 18 19 22 20 10 13 21 23 24 25

Nama Bank PT Bank Agroniaga Tbk PT Bank Artha Graha Internasional Tbk PT Bank Bukopin Tbk PT Bank Bumi Artha Tbk PT Bank Capital Indonesia Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Ekonomi Raharja Tbk PT Bank ICB Bumiputera Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank MEGA Tbk PT Bank Mutiara Tbk PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank of India Indonesia Tbk PT Bank PAN Indonesia Tbk PT Bank Pundi Tbk PT Bank QNB Kesawan Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk PT Bank Victoria Internasional Tbk PT Bank Windu Kentjana Internasional Tbk

Kode Bank AGRO INPC BBKP BNBA BACA BBCA BNGA BDMN BAEK BABP BNII BMRI MEGA BCIC BBNI BBNP NISP BSWD PNBN BEKS BKSW BBRI BTPN BVIC MCOR

Sumber: idx.com

82

Check List Pengungkapan Corporate Social Responbility

KATAGORI Tema Kemasyarakatan 1 Dukungan pada kegiatan budayard)

ATURAN PENILAIAN

Jika mengungkapkan = 1; Jika tidak = 0

Dukungan

pada

kegiatan

olah

raga Jika mengungkapkan = 1; Jika tidak = 0

(termasuk sponsorship)rd) 3 Partisipasi pada kegiatan sekitar kantorrd) 4 Dukungan ke lembaga

masyarakat Jika mengungkapkan = 1; Jika tidak = 0 keagamaan Jika mengungkapkan = 1;

(termasuk perayaan hari besar, tempat Jika tidak = 0 peribadatan)rd) 5 Dukungan (termasuk kesempatan penelitian)rd) 6 Prioritas masyarakat lapangan pekerjaan bagi Jika mengungkapkan = 1; melalui Jika tidak = 0 ke lembaga pendidikan Jika mengungkapkan = 1; beasiswa, Jika tidak = 0 kesempatan

sponsorship, magang, dan

sekitar(termasuk

pinjaman dana atau penyaluran dana) rd) 7 Sebagai sponsorship


rd)

untuk

proyek Jika mengungkapkan = 1; Jika tidak = 0 Jika mengungkapkan = 1; Jika tidak = 0

kesehatan masyarakat 8

Dukungan ke lembaga sosialrd)

Dukungan pada dunia anak (termasuk Jika mengungkapkan = 1; PAUD, anak-anak cacat, anak-anak panti Jika tidak = 0 asuhan)rn)

10

Dukungan

Fasilitas

umum

(termasuk Jika mengungkapkan = 1;

83

perbaikan, perawatan, sponsorship)rd) 11 Dukungan Fasilitas sosial

Jika tidak = 0

(termasuk Jika mengungkapkan = 1; Jika tidak = 0

perbaikan, perawatan, sponsorship)rd) 12 pendidikanrn) 13 Sebagai sponsorship seminar(termasuk talkshow, workshop)rn) 14 sponsorship)rd) 15 Membantu riset medisri)

Dukungan sponsorship untuk konferensi Jika mengungkapkan = 1; Jika tidak = 0 untuk konferensi Jika mengungkapkan = 1; Jika tidak = 0

Dukungan pada kegatan seni (termasuk Jika mengungkapkan = 1; Jika tidak = 0 Jika mengungkapkan = 1; Jika tidak = 0

Tema Produk dan Konsumen 16 Perlindungan Nasabah (termasuk Jika mengungkapkan = 1; Jika tidak = 0 (upaya untuk Jika mengungkapkan = 1; / Jika tidak = 0 pengaduan nasabah)rn) 17 Customer nasabah) rd) 18 Pengungkapan informasi suatu produk Jika mengungkapkan = 1; yang dicerminkan
rd)

Satisfication kepuasan

meningkatkan

kosnsumen

dalam

penerimaan Jika tidak = 0

penghargaan 19 Menyatakan nasabahrn)

produk

bermanfaat

bagi Jika mengungkapkan = 1; Jika tidak = 0

Tema Ketenagakerjaan 20 Pelatihan tenaga kerja melalui program Jika mengungkapkan = 1; tertentu di tempat kerja (termasuk kerja Jika tidak = 0 sama dengan perguruan tinggi)ri) 21 Melaksanakan riset untuk meningkatkan Jika mengungkapkan = 1; keselamatan kerjari) 22 fasilitas keselamatan kerja)rd) Jika tidak = 0

Keselamatan kerja (termasuk kebijakan dan Jika mengungkapkan = 1; Jika tidak = 0


84

23

Kesehatan

(termasuk

fasilitas

dokter Jika mengungkapkan = 1; Jika tidak = 0

berikut poliklinik)rd) 24 Mengungkapkan kerjari) 25 kerja (termasuk pinjaman darurat)ri) 26 dan karirrd) 27 hari besar keagamaan)rd) 28 Cuti karyawan (termasuk cuti diperlukan oleh pegawai wanita)rd) 29 pemilihan dana pensiun)rd) 30 lainrd) 31 Koperasi karyawanrd) statistik

kecelakaan Jika mengungkapkan = 1; Jika tidak = 0

Memberi bantuan keuangan pada tenaga Jika mengungkapkan = 1; Jika tidak = 0

Kesetaraan gender dalam kesempatan kerja Jika mengungkapkan = 1; Jika tidak = 0

Fasilitas peribadatan (termasuk peringatan Jika mengungkapkan = 1; Jika tidak = 0 yang Jika mengungkapkan = 1; Jika tidak = 0

Pensiunan (termasuk pembentukan atau Jika mengungkapkan = 1; Jika tidak = 0

Kesepakatan kerja bersama dengan pihak Jika mengungkapkan = 1; Jika tidak = 0 Jika mengungkapkan = 1; Jika tidak = 0

32

asuransi

karyawan

(termasuk

asuransi Jika mengungkapkan = 1; Jika tidak = 0 Jika mengungkapkan = 1; Jika tidak = 0

sosial tenaga kerja)rd) 33 Gaji/upah (termasuk rasio gaji)rd)

34

Tunjangan kesehatan (termasuk tunjangan Jika mengungkapkan = 1; kesehatan keluarga karyawan)rn) Jika tidak = 0

35

Turn over pekerjaan (termasuk pelatihan Jika mengungkapkan = 1; masa pensiun, pengurangan kerja dan Jika tidak = 0 rekruitmen)rn

85

Tema Lingkungan Hidup dan Energi 36 Rating (termasuk penghargaan dibidang Jika mengungkapkan = 1; lingkungan)rd) 37 Dukungan kegiatan sosial masyarakat sekitarrn) 38 Kebijakan penyelamatan lingkungan Pembiayaan lingkunganrn) Jika tidak = 0 lingkungan Jika mengungkapkan = 1; Jika tidak = 0 Jika mengungkapkan = 1; Jika tidak = 0 39 Jika mengungkapkan = 1; Jika tidak = 0

40

Mengungkapkan kebijakan penghematan Jika mengungkapkan = 1; energi perusahaanri) Jika tidak = 0

Sumber: rd) : Nurlela R dan Islahuddin, 2008, Pengaruh Corporate Social Responbility terhadap Nilai Perusahaan dengan prosentase Kepemilikan Manajemen sebagai Variabel Moderating, Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak rn) : Hasibuan M.R., 2001, Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Sosial (Social Disclosures) Dalam Laporan Tahunan Emitmen di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, Tesis, Universitas Dipenogoro, Semarang. ri) : Cahya B.A., 2010, Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (corporate social responbility), skripsi, FE UNDIP, Semarang.

86

Data
Case Processing Summary
a

Cases Included N CSR Kepemilikan.Pemerintah Kepemilikan.Swasta Kepemilikan.Asing Unstandardized Residual Standardized Residual abs_res a. Limited to first 100 cases. 75 75 75 75 75 75 75 Percent 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% N 0 0 0 0 0 0 0 Excluded Percent ,0% ,0% ,0% ,0% ,0% ,0% ,0% N 75 75 75 75 75 75 75 Total Percent 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Case Summaries

Unstandar Kepemilikan.Pe CSR 1 2 3 4 5 6 7 8 ,48 ,58 ,55 ,13 ,43 ,65 ,63 ,73 merintah ,00 ,00 ,13 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 Kepemilikan.S wasta ,94 ,53 ,47 ,91 ,22 ,03 ,01 ,00 Kepemilikan.As ing ,00 ,00 ,00 ,00 ,40 ,47 ,97 ,67 dized Residual ,17037 ,19930 ,12560 -,18483 ,00185 ,19002 ,17441 ,26796

Standardi zed Residual ,88289 1,03283 ,65090 -,95786 ,00960 ,98473 ,90383 1,38865 AbsUt ,17 ,20 ,13 ,18 ,00 ,19 ,17 ,27

87

9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37

,48 ,35 ,73 ,70 ,40 ,43 ,68 ,33 ,90 ,18 ,63 ,50 ,45 ,80 ,25 ,70 ,33 ,28 ,48 ,68 ,10 ,38 ,25 ,80 ,63 ,30 ,33 ,40 ,63

,00 ,00 ,00 ,60 ,00 ,00 ,60 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,57 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,13 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,60

,01 ,81 ,00 ,00 ,58 1,00 ,00 ,15 ,00 ,17 ,46 ,68 ,20 ,00 ,58 ,58 ,19 ,94 ,53 ,47 ,91 ,05 ,03 ,00 ,00 ,01 ,83 ,00 ,00

,99 ,00 ,97 ,00 ,00 ,00 ,25 ,76 ,85 ,78 ,39 ,24 ,70 ,00 ,00 ,09 ,67 ,00 ,00 ,00 ,00 ,47 ,47 ,97 ,74 ,99 ,00 ,97 ,00

,02472 ,01783 ,27267 ,07374 ,02797 ,13077 ,05767 -,10463 ,44079 -,25084 ,24329 ,14907 ,02310 ,18143 -,12203 ,32938 -,09911 -,02963 ,09930 ,25560 -,21483 -,07651 -,20998 ,34267 ,16906 -,15528 ,00130 -,05733 ,00374

,12812 ,09242 1,41307 ,38216 ,14493 ,67767 ,29887 -,54220 2,28429 -1,29995 1,26082 ,77253 ,11970 ,94021 -,63241 1,70695 -,51359 -,15357 ,51460 1,32460 -1,11333 -,39652 -1,08818 1,77583 ,87612 -,80470 ,00674 -,29708 ,01940

,02 ,02 ,27 ,07 ,03 ,13 ,06 ,10 ,44 ,25 ,24 ,15 ,02 ,18 ,12 ,33 ,10 ,03 ,10 ,26 ,21 ,08 ,21 ,34 ,17 ,16 ,00 ,06 ,00

88

38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66

,38 ,40 ,48 ,18 ,68 ,13 ,48 ,30 ,15 ,58 ,03 ,15 ,18 ,35 ,45 ,68 ,08 ,05 ,48 ,78 ,50 ,38 ,43 ,53 ,60 ,38 ,48 ,55 ,10

,00 ,00 ,60 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,57 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,17 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,67 ,00 ,00 ,60 ,00

,58 1,00 ,00 ,15 ,00 ,17 ,00 ,70 ,22 ,00 ,60 ,58 ,00 ,97 ,53 ,58 ,91 ,00 ,03 ,00 ,00 ,01 ,83 ,00 ,00 ,58 1,00 ,00 ,15

,00 ,00 ,00 ,76 ,85 ,78 ,84 ,29 ,70 ,00 ,00 ,09 ,82 ,00 ,00 ,00 ,00 ,78 ,47 ,97 ,67 ,99 ,00 ,97 ,00 ,00 ,00 ,23 ,76

,00797 ,10077 -,14626 -,25463 ,22079 -,30084 ,02063 -,04668 -,27343 -,03857 -,33857 -,22062 -,27968 ,04557 ,06930 ,26442 -,23483 -,41031 ,02002 ,32267 ,03796 -,07528 ,10130 ,07267 -,04419 ,00797 ,18077 -,07264 -,33463

,04129 ,52220 -,75794 -1,31954 1,14419 -1,55906 ,10692 -,24189 -1,41702 -,19989 -1,75454 -1,14331 -1,44939 ,23614 ,35914 1,37031 -1,21697 -2,12635 ,10374 1,67219 ,19672 -,39011 ,52497 ,37662 -,22899 ,04129 ,93678 -,37646 -1,73412

,01 ,10 ,15 ,25 ,22 ,30 ,02 ,05 ,27 ,04 ,34 ,22 ,28 ,05 ,07 ,26 ,23 ,41 ,02 ,32 ,04 ,08 ,10 ,07 ,04 ,01 ,18 ,07 ,33

89

67 68 69 70 71 72 73 74 75 Total N a.

,60 ,30 ,40 ,03 ,25 ,45 ,35 ,15 ,20 75

,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,57 ,00 ,00 ,00 75

,00 ,93 ,84 ,61 ,70 ,00 ,72 ,65 ,00 75

,82 ,02 ,00 ,24 ,00 ,00 ,00 ,00 ,67 75

,14032 -,01105 ,07303 -,33306 -,10123 -,16857 ,00223 -,20990 -,26204 75

,72716 -,05728 ,37848 -1,72602 -,52462 -,87359 ,01158 -1,08776 -1,35796 75

,14 ,01 ,07 ,33 ,10 ,17 ,00 ,21 ,26 75

Limited to first 100 cases.

Suber: data yang dolah

Descriptive Statistics N CSR Kep.Pm Kep.Swasta Kep.Asing Valid N (listwise) 75 75 75 75 75 Minimum ,03 ,00 ,00 ,00 Maximum ,90 ,67 1,00 ,99 Mean ,4260 ,0775 ,3511 ,3537 Std. Deviation ,21001 ,19577 ,36435 ,38738

Sumber: data yang diolah

Descriptive Statistics N Unstandardized Residual Sumber: data yang diolah 75 Mean ,0000000 Std. Deviation ,18901333 Minimum -,41031 Maximum ,44079

90

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters


a,b

75 Mean Std. Deviation ,0000000 ,18901333 ,076 ,067 -,076 ,659 ,778

Most Extreme Differences

Absolute Positive Negative

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: data yang diolah

Variables Entered/Removed Model 1 Variables Entered

Variables Removed

Method Enter

Kep.Asing, Kep.Pm, . Kep.Swasta

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: CSR Sumber: data yang diolah

91

Model Summary

Std. Error of the Model 1 R ,436


a

R Square ,190

Adjusted R Square ,156

Estimate ,19297

Durbin-Watson 1,959

a. Predictors: (Constant), Kep.Asing, Kep.Pm, Kep.Swasta b. Dependent Variable: CSR Sumber: data yang diolah

ANOVA Model 1 Regression Residual Total Sum of Squares ,620 2,644 3,264

df 3 71 74

Mean Square ,207 ,037

F 5,551

Sig. ,002
a

a. Predictors: (Constant), Kep.Asing, Kep.Pm, Kep.Swasta b. Dependent Variable: CSR Sumber: data yang diolah

Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) Kep.Pm Kep.Swasta Kep.Asing B ,473 ,256 -,173 -,016 Std. Error ,118 ,216 ,153 ,143

Standardized Coefficients Beta t 3,995 ,239 -,301 -,029 1,189 -1,131 -,110 Sig. ,000 ,239 ,262 ,913 ,283 ,161 ,165 3,538 6,194 6,059 Collinearity Statistics Tolerance VIF

a. Dependent Variable: CSR Sumber: data yang diolah

92

Coefficient Correlations Model 1 Correlations Kep.Asing Kep.Pm Kep.Swasta Covariances Kep.Asing Kep.Pm Kep.Swasta a. Dependent Variable: CSR Sumber: data yang diolah

Kep.Asing 1,000 ,824 ,904 ,020 ,025 ,020

Kep.Pm ,824 1,000 ,828 ,025 ,046 ,027

Kep.Swasta ,904 ,828 1,000 ,020 ,027 ,023

Collinearity Diagnostics

Condition Model 1 Dimension 1 2 3 4 a. Dependent Variable: CSR Sumber: data yang diolah Eigenvalue 2,101 ,984 ,897 ,019 Index 1,000 1,461 1,530 10,539 (Constant) ,01 ,00 ,00 ,99

Variance Proportions Kep.Pm ,01 ,22 ,00 ,78 Kep.Swasta ,01 ,01 ,04 ,94 Kep.Asing ,01 ,00 ,05 ,93

93

Residuals Statistics Minimum Predicted Value Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual Std. Residual Stud. Residual Deleted Residual Stud. Deleted Residual Mahal. Distance Cook's Distance Centered Leverage Value a. Dependent Variable: CSR Sumber: data yang diolah ,2992 -1,385 ,025 ,2847 -,41031 -2,126 -2,164 -,42478 -2,223 ,270 ,000 ,004

Maximum ,6442 2,384 ,072 ,6513 ,44079 2,284 2,326 ,45719 2,403 9,244 ,050 ,125

Mean ,4260 ,000 ,043 ,4257 ,00000 ,000 ,001 ,00027 ,000 2,960 ,011 ,040

Std. Deviation ,09154 1,000 ,011 ,09268 ,18901 ,980 1,001 ,19753 1,011 2,037 ,012 ,028

N 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75

94

95

UJI GLEJSER

Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) Kep.Pm Kep.Swasta Kep.Asing a. Dependent Variable: AbsUt B ,143 -,086 -,019 ,061 Std. Error ,067 ,121 ,086 ,080

Standardized Coefficients Beta t 2,142 -,151 -,061 ,212 -,712 -,219 ,766 Sig. ,036 ,479 ,827 ,446

96

You might also like