You are on page 1of 3

PEMERIKSAAN SUHU TUBUH

Pengertian Suhu suhu adalah derajat panas yang dihasilkan oleh tubuh manusia sebagai keseimbangan pembakaran dalam tubuh dengan pengeluaran panas melalui keringat,pernapasan,sisa-sisa pembuangan [eksresi] dan penyinaran [radiasi], hantaran [kondoksi ] dan convection [konveksi]. Tujuan mengukur panas badan adalah: Mengetahui suhu badan panas. Mengetahui adanya kelainan pada tubuh dipergunakan sebagai salah satu penyokong dalam membantu menentukan diagnosa. Mengetahui perkembangan penyakit. Pengukuran panas badan dilaksanaan pada; Kepada setiap pasien barula Menurut peraturan rumah sakit, yang secara rutin 3 kali sehari. Sewaktu waktu bila pasien dalam keadaan demam. Sesudah menggigil atau atas intruksi dokter.

Macam-macam thermometer: Menurut penggunaanya: Thermometer badan. Thermometer udara. Menurut skala: Thermometer Celeius Thermometer Fahrenheit Thermometer Reamur

Pemeriksaan suhu tubuh dapat dilakukan di beberapa tempat yaitu: A. ketiak (axila) Cara pengambilan suhu melalui aksila dengan meletakkan ujung termometer padaketiak/aksila. Pasien memegang tangan yang lainmelalui dada, sehingga posisi thermometer tetap.Bila pasien tidak mampu, pemeriksa yang memegang termometer tersebut. Temperatur melalui aksila dibaca setelah 5-10 menit. Cara inidilakukan pada pasien yang tidak bisa menutupmulut secara oral, misalnya deformitas mulut,operasi mulut, pasien yang memakai oksigen.Pengukuran dengan termometer digital dilakukanselama 30 detik. B. mulut/oral

Pemeriksaan secara oral dengan memasukkan ujungt ermometer kaca di bawah bagian depan lidah lalu mulut di tutup selama 3-5 menit,kemudian baca hasilnya.Letakkan kembali termometer di bawah lidah beberapa menit, baca hasilnya. Bila suhu masih bertambah, ulangi prosedur sampai temperatur tetap.Sebelum pemakaian,thermometer dikocok agar kolom air raksa berada dibawah35,5oC. Dilakukan pada pasien dewasa yang sadar. Sebelum pemeriksaan pasien tidak bernapas memalui mulut, tidak minum air panas, air dingin dan tidak merokok selama 15 menit. Faktor-faktor tersebut menyebabkan hasil pembacaan tidak tepat C. anus/rektal Penderita berbaring pada 1 sisi dengan pahadifleksikan. Ujung termometer diberi pelumas,masukkan ke anus sedalam 3-4 cm, baca setelah 3menit. Pada pemakaian termometer elektronik, pembacaan suhu setelah 10 menit. Suhurektal lebih tinggi 0,4-0,5 0C dibandingkan suhu oral.

Nilai setandar untuk mengetahui batas normal suhu tubuh manusia dibagi menjadi empat yaitu : 1) Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36C. Untuk mengukur suhu hipotermi diperlukan thermometer ukuran rendah (low reading thermometer) yang dapat mengukur sampai 25 derajat Celcius. 2) Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36,5 - 37,5C 3) Febris / pireksia / panas, bila suhu tubuh diatas 37,5 - 40C 4) Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40C Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh 1. Kecepatan metabolisme basal Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda- beda. Hal ini memberi dampak jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula. Sebagaimana disebutkan pada uraian sebelumnya, sangat terkait dengan laju metabolisme. 2. Rangsangan saraf simpatis Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme menjadi 100% lebih cepat. Disamping itu, rangsangan saraf simpatis dapat mencegah lemak coklat yang tertimbun dalam jaringan untuk dimetabolisme. Hampir seluruh metabolisme lemak coklat adalah produksi panas. Umumnya, rangsangan saraf simpatis ini dipengaruhi stress individu yang menyebabkan peningkatan produksi ephineprin dan norephineprin yang meningkatkan metabolisme. 3. Hormone pertumbuhan Hormone pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi panas tubuh juga meningkat.

4. Hormone tiroid Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hampir semua reaksi kimia dalam tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju metabolisme menjadi 50-100% diatas normal. 5. Hormon kelamin Hormon kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kira-kira 10-15% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi suhu lebih berfariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran hormone progesterone pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3-0,6C di atas suhu basal. 6. Demam ( peradangan ) Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar 120% untuk tiap peningkatan suhu 10C. 7. Status gizi Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20-30%. Hal ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan untuk mengadakan metabolisme. Dengan demikian, orang yang mengalami mal nutrisi mudah mengalami penurunan suhu tubuh (hipotermia). Selain itu, individu dengan lapisan lemak tebal cenderung tidak mudah mengalami hipotermia karena lemak merupakan isolator yang cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan panas dengan kecepatan sepertiga kecepatan jaringan yang lain. 8. Aktifitas Aktifitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan antar komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas) dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3-40,0 C. 9. Gangguan organ Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat pirogen yang dikeluarkan pada saat terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan suhu tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu. 10. Lingkungan Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga sebaliknya, lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu antara manusia dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit.

You might also like