You are on page 1of 18

KONSEP DASAR PSIKOLOGI SOSIAL DAN IMPLEMENTASINYA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Kajian IPS SD 1 Yang Dibina Oleh Bapak Suko Prasetyo, S.Pd

Oleh Kelompok 8b: 1. Zakkiyah Rahmawati (201210430311260) 2. Lely Afifaturohmah 3. Miza Riadiani (201210430311261) (201210430311262)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG MARET 2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat terselesaikan makalah ini dengan judul: Konsep Dasar Psikologi Sosial dan Implementasinya dalam kehidupan masyarakat Makalah ini berisikan informasi tentang konsep dasar psikologi dan implementasinya dalam kehidupan masyarakat. Keberhasilan penulisan makalah ini tentu saja tidak terlepas dari berbagai pihak yang telah ikut membantu dengan baik. Karenanya pada kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang ikut membantu penyelesaian makalah ini. Terima kasih kepada Bapak Suko Praseyo, S. Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan serta arahan dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penyusunan makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa dinantikan. Akhirnya, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan nilai guna bagi kemajuan pendidikan.

Malang, 27 Februari 2013

Penyusun

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial. Mereka tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan bantuan orang lain. Dimanapun dia berada manusia, tidak dapat dipisahkan dari lingkungan masyarakat Mereka membutuhkan orang lain seperti saudara, teman, dan masyarakat dalam proses sosialnya. Dalam interaksinya mereka saling mempengaruhi. Pengaruh yang diharapkan dalam psikologi sosial adalah yang memiliki peran untuk memberikan ketenangan dan kebahagiaan dalam kehidupan. Konsep dasar psikologi sosial berpusat pada manusia yang memiliki potensi untuk selalu mengalami proses perkembangan setelah individu tersebut berinteraksi dengan lingkungannya. Manusia memiliki potensi yang menuntut untuk terus-menerus berkembang. Perkembangan yang tidak menyeimbangkan potensi yang dimiliki akan dapat berakibat pada ketidakstabilan pada salah satunya dan dapat menimbulkan masalah. Oleh karena itu psikologi sosial mengarah kepada penyempurnaan perilaku individu dan masyarakat. Implementasi psikologi sosial dalam kehidupan masyarakat diharapkan penerapannya dapat membantu dalam membantu memecahkan problematika sosial yang terjadi pada kehidupan sehari-hari masyarakat. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimana konsep dasar psikologi sosial itu? 1.2.2 Bagaimana implementasi konsep dasar psikologi sosial dalam kehidupan masyarakat?

1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 1.3.2 Untuk mengetahui mengenai konsep-konsep dasar psikologi sosial Untuk mengetahui implementasi konsep dasar psikologi sosial dalam kehidupan masyarakat

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Psikologi Sosial Psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu psyce dan logos yang berarti jiwa dan ilmu. Berdasarkan kedua pengertian itu, maka dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang jiwa (ilmu jiwa). (Walgito,2002:1) Psikologi sosial merupakan salah satu cabang dari psikologi. Psikologi merupakan disiplin ilmu yang memusatkan pengkajian pada pemahaman terhadap proses mental (kejiwaan) dan perilaku individu. Sedangkan psikologi sosial lebih memfokuskan proses kejiwaan dan perilaku antar pribadi (interpersonal behavior). Dengan kata lain, psikologi sosial mengkaji tentang proses kejiwaan dan perilaku sosial manusia sebagai makhluk sosial. Konsep dasar psikologi sosial, yaitu: 1. Emosi terhadap objek sosial Emosi menurut Daniel Goleman (1995), seorang pakar kecerdasan emosional, yang diambil dari Oxford English Dictionary memaknai emosi sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Emosi merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecendrungan untuk bertindak. Tiap individu normal memiliki potensi psikologis yang berkembang dan dapat dikembangkan. Kadar potensi tersebut bervariasi antara seseorang dengan yang lainnya bergantung pada kondisi kesehatan, maupun mental psikologisnya. Mereka yang kesehatan jasmani dan rohaninya prima atau baik, maka peluang

pengembangan potensi psikologisnya lebih baik daripada mereka yang kurang sehat. Selain daripada hal tersebut, faktor lingkungan juga sangat berpengaruh. Ketajaman emosi dan reaksi emosional sesorang, sangat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal seperti telah dijelaskan. Emosi dan reaksi emosional dengan pengendalinya, sangat penting kedudukannya dalam kehidupan sosial termasuk dalam interaksi sosial. Emosi dengan reaksi emosional , merupakan konsep dasar psikologi sosial yang peranannya besar dalam mengembangkan potensi psikologis lainnya. Perhatian dan minat seseorang terhadap sesuatu benda, fenomena sosial, interaksi sosial dan lain-lainnya. Tinggi-rendahnya, terkendali-tidaknya emosi seseorang, sangat berpengaruh terhadap perilaku sosial yang bersangkutan. Oleh karena itu, emosi sebagai suatu potensi kepribadian wajib diberi santapan dengan berbagai pembinaan psikologis, termasuk santapan keagamaan. 2. Perhatian dan Minat Perhatian dan minat dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM), khususnya berkenaaan dengan peningkatan kualitas kemampuan intelektual, perhatian dan minat tersebut, memegang peranan yang sangat bermakna. Tanpa perhatian dan minat dari SDM yang bersangkutan, pengembangannya mustahil tercapai secara optimal. Oleh karena itu, kita sebagai guru nantinya wajib memperhatikan minat peserta didik, agar tujuan instruksional dan tujuan pendidikan dapat direalisasikan seoptimal mungkin. 3. Kemauan Kemauan sebagai konsep dasar psikologi sosial, merupakan suatu potensi pendorong dan dalam diri individu untuk memperoleh dan mencapai suatu yang diinginkan. Kemauan yang kuat, merupakan modal dasar yang berharga dalam memperoleh suau prestasi. Anda

tentu ingat akan ungkapan dimana ada kemauan, disitu ada jalan. Kemauan yang terbina dan termotivasi pada diri seseorang termasuk pada diri kita sendiri dan semuanya, menjadi landasan yang kuat mencapai sesuatu, terutama mencapai cita-cita luhur yang menjadi idaman masing-masing. Orang-orang yang kemauannya lemah, bagaimanapun sukar mencapai prestasi yang tinggi. 4. Motivasi Motivasi sebagai suatu konsep dasar, selain timbul dari dalam diri individu masing-masing, juga datang dari lingkungan, khususnya lingkungan sosial dan budaya. Seperti telah dikemukakan di atas, motivasi diri itu juga merupakan kekuatan yang mampu mendorong kemauan. Jika kita memiliki motivasi diri yang kuat, mempunyai harapan yang kuat juga berkemauan keras mencapai suatu cita-cita. Oleh karena itu, menjadi kewajiban bagi kita untuk memotivasi peserta didik dengan berbagai cara, agar mereka memiliki kemauan yang kuat untuk mencapai suatu potensi sesuai dengan cita-citanya. Dalam hal ini kita selaku guru IPS berperan sebagai motivator bagi peserta didik yang menjadi tanggung jawab kita. 5. Kecerdasan dalam menangani persoalan sosial Kecerdasan sebagai potensi psikologis bagi seorang individu, merupakan modal dasar mencapai suatu prestasi akademis yang tinggi dan untuk memecahkan permasalahan sosial. Kecerdasan sebagai unsur kejiwaan dan aset mental, tentu saja tidak berdiri sendiri, melainkan berhubungan dengan unsur-unsur potensi psikologis lainnya. Dibandingkan dengan potensi psikologis yang lain, kecerdasan ini relative lebih mudah dipantau, dievaluasi dari ungkapan perilaku individu, selaku guru tentu saja dan perilaku peserta didik. Potensi dan realisasi kecerdasan yang karakternya kognitif, relative lebih mudah diukur. Sedangkan potensi dan realisasi

mental yang sifatnya afektif, lebih sukar dievaluasi dibandingkan dengan aspek kecerdasan. Kecerdasan sebagai konsep dasar psikologi sosial, memiliki makna yang mendalam bagi seorang individu, karena kecerdasan tersebut menjadi unsur yang utama kecendekiaan. Sedangkan kecendekiaan; merupakan modal yang sangat berharga bagi SDM menghadapi kehidupan yang penuh masalah dan tantangan seperti yang kita alami saat ini. 6. Pengahayatan Proses kejiwaan yang sifatnya mendalam dan menuntut suasana yang tenang adalah penghayatan. Proses ini tidak hanya sekadar merasakan, memperlihatkan, dan menikmati melainkan lebih jauh dari pada itu. Hal-hal yang ada diluar diri kita menjadi perhatian yang mendalam, dirasakan serta diikuti dengan tenang sehingga menimbulkan kesan yang juga sangat mendalam pada diri kita masing-masing. Proses penghayatan ini tidak dapat dilepaskan dari kondisi diri kita yang penuh kesadaran. Tanpa kesadaran, penghayatan itu sukar terjadi atau sukar kita lakukan. 7. Kesadaran Dengan penuh kesadaran kita dapat melakukan penghayatan tentang sesuatu, contohnya berkenaan dengan penghayatan Pancasila. Hasil penghayatan yang mendalam, meningkatkan kesadaran kita tentang sesuatu tadi, khususnya berkenaan dengan Pancasila. Oleh karena itu, proses kejiwaan yang tersimpan pada konsep dasar penghayatan, sukar dipisahkan dari konsep kesadaran. Dua konsep ini sangat penting dalam kehidupan manusia sehari-hari. Sebagai contoh dapat dikemukakan tentang kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga Negara. Kesadaran tersebut tidak cukup hanya merasakan, memahami dan memikirkan tentang hak dan kewajiban itu, melainkan lebih jauh lagi mengkhayatinya. Dengan penghayatan

tersebut kesadaran akan bernakna dan mendalam, sehingga mampu memenuhi serta melaksanakan apa yang menjadi kewajiban tersebut. 8. Harga diri dan sikap mental Harga diri dan sikap mental, merupakan dua konsep dasar yang mencirikan manusia sebagai makhluk hidup yang bermatabat. Oleh karena iu, harga diri ini jangan dikorbankan hanya untuk sesuatu yang secara moral tidak berarti. Harga diri kita yang terbina dan terpelihara, merupakan martabat kemanusiaan masing-masing yang selalu akan diperhitungkan oleh pihak atau orang lain. Harga diri yang dikorbankan sampai kita tidak memiliki harga diri di mata orang lain, akan menjatuhkan martabat kita yang tidak jarang dimanfaatkan orang lain untuk memperoleh keuntungan. 9. Kepribadian Konsep kepribadian. mengemukakan dasar Secara bahwa yang singkat, merupakan Brown & tidak komprehensif Brown lain adalah adalah pola

(1980:149)

kepribadian

karakteristik , sifat, atau atribut yang dimiliki individu dari waktu ke waktu. Sedangkan Honel Hart (Fairchild, H.P. dkk.:1982:218) secara lebih rinci mengemukakan: kepribadian yaitu organisasi gagasan yang dinamika, sikap, dan kebiasaan yang dibina secara mendasar oleh potensi biologis yang diwariskan melalui mekanisme psikofisikal organism tunggal dan yang secara sosial ditransmisikan melalui pola budaya, serta yang terpadu dengan semua penyesuaian, motif, kemauan dan tujuan individu berdasarkan keperluan serta kemungkinan dari lingkungan sosialnya. Konsep dasar kepribadian itu bersifat unik yang memadukan potensi internal sebagai warisan biologis dengan faktor eksternal berupa lingkungan yang demikian terbukanya. Pada kondisi kehidupan yang demikian terbuka terhadap pengaruh orang yang

sedang mengarus secara global, faktor lingkungan itu sangat kuat. Oleh karena itu pendidikan sebagai salah satu faktor lingkungan, wajib terpanggil dan berperan aktif memberikan pengaruh positifaktif-kreatif terhadap pembinaan peserta didik. Sumber Daya Manusia (SDM) generasi muda yang menjadi subjek pembangunan masa yang akan datang, wajib memiliki kepribadian yang kukuh-kuat, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, agar selalu siap serta sigap menghadapi masalahtantangan-persaingan. Secara ideal SDM yang memiliki kepribadian yang sedemikian itu, dapat diandalkan sebagi penyelamatan kehidupan yang telah makin menyimpang dan kebenaran yang hakiki yang mengorbankan nilai-nilai moral demi mencapai tujuan material semata. Panggilan dan tugas pendidikan memang berat, namun sangat mulia.

2.2

Implementasi Psikologi Sosial dalam Kehidupan Masyarakat 1. Emosi Kadang-kadang ada sementara anak yang tidak begitu stabil emosinya, sehingga dapat mengganggu belajarnya. Misalnya ada masalah yang kecil saja dapat timbul emosi yang mendalam, sampai menimbulkan gejala-gejala negatif seperti ak sadarkan diri, kejang dan sebagainya. Dalam keadaan emosi yang mendalam ini tentu belajarnya mengalami hambatan-hambatan. Anak-anak semacam ini membutuhkan situasi yang cukup tenang dan penuh perhatian agar belajarnya dapat lancar.

2. Perhatian

Perhatian merupakan fakor penting dalam usaha belajar anak. Untuk dapat menjamin belajar yang baik, anak harus ada perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Apabila bahan pelajaran itu tidak menarik baginya, maka timbullah rasa bosan, malas, dan belajarnya harus dikejar-kejar. Sehingga prestasi mereka kemudian menurun. Untuk itu maka pendidikan harus mengusahakan agar bahan pelajaran yang diberikan dapat menarik perhatiannya. Berikan humor seperlunya agar bahan pelajaran itu benar-benar dapat menarik bagi anak-anak. Biasanya perhatian timbul bila bahan itu berguna/berarti bagi anak. Latihan ujian anak-anak kelas VI adalah bahan yang berarti dan menimbulkan perhatian, tapi kurang berarti bagi anak kelas V Sekolah Dasar. Perhatian ini sering juga timbul bila bahan pelajaran kebetulan sesuai dengan bakat anak. 2. Minat Bahan pelajaran yang menarik/keinginan anak akan dapat dipelajari oleh anak dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya bahan yang tidak sesuai dengan minat/keinginan anak pasti tidak dapat dipelajari dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan untuk belajar. Minat seringkali timbul bila ada perhatian. Karena itu untuk menimbulkan minat kita sebaiknya juga harus menimbulkan perhatiannya, misalnya dengan menghubungkan pelajaran satu dengan pelajaran lainnya. Atau dihubungkan dengan hal-hal yang menarik bagi anak. 4. Kemauan Seorang kepala desa berkeinginan membangun desanya untuk menjadi lebih baik. Dia bekerja keras dan sekuat tenaga mengajak masyarakat untuk lebih kreatif memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki di desa itu. Contohnya seperti memanfaatkan hasil rotan menjadi pernak-pernik yang menarik. Karena adanya kerjasama yang baik antara kepala desa dengan warganya dan kemauan yang kuat

untuk menjadi desa yang lebih baik maka setelah usaha itu dilakukan dan berkembang desa itu menjadi lebih baik. Karena jika kita ada kemauan pasti ada jalan. 3. Bakat Sering kita mendengar bahwa pelajaran itu tidak sesuai dengan bakatnya, fakultas itu tidak sesuai dengan bakatnya, jurusan itu tidak sesuai dengan bakatnya, dan lain-lain. Misalnya kita menginginkan agar anak kita menjadi dokter, kemudian kita masukkan ke Fakultas Kedokteran. Tetapi karena ia sama sekali tidak ada bakat untuk menjadi dokter maka ia mengalami kesukaran-kesukaran dalam belajarnya. Sebaiknya bagi anak yang mempunyai bakat dokter, ia selalu baik dalam hasil belajarnya, sehingga ia merasa senang dan selalu berusaha lebih giat lagi yang lebih baik. Bagi anak yang selalu gagal, maka kesenangan belajarnya akan makin berkurang dan mengalami kesukaran-kesukaran. Karena itu pengertian tentang bakat adalah hal yang juga menentukan dalam suksesnya belajar. 5. Kecerdasan Faktor kecerdasan adalah fakor yang sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar anak. Bilamana pembawaan kecerdasan anak memang rendah, maka anak tersebut akan sukar mencapai hasil belajar yang baik. Anak sukar untuk mengerti apa yang dipelajarinya, sehingga perlu bantuan dari pendidik atau orang tua untuk dapat berhasil dalam belajarnya. Kendatipun anak sudah belajar dengan sebaik-baiknya, kalau memang kecerdasannya rendah, maka ia akan mengalami kesukaran juga dalam belajarnya. Adaikata anak tersebut kita marahi terus menerus toh tidak ada artinya, sebab memang kurang kemampuannya.

Selain faktor kecerdasam atau kecerdasan ada pula factor lain yaitu cacat-cacat mental, cacat yang dibawa sejak lahir. Termasuk cacat ini ialah idios, embisislitas, dan debilitas. Anak-anka yang tergolong embisil ialah anak-anak yang kecerdasannya sama dengan ank-anak normal yang berumur kira-kira 3-7 tahun. Anak-anak tersebut diatas bniasanya mengalami hambatan yang besar dalam uasaha belajar mereka. Mereka tidak dapat diharapkan untuk menerima pelajaran dengan sempurna. Anak-anak debil dan embisil ringan dan anak-anak yang lambat belajar masih dapat diusahakan supaya mereka masih dapat produktif dalam masyarakat, yaitu dengan memberikan pendidikan praktis dan keterampilan. Sebab dalam sekolah biasa mereka tidak mungkin dapat mengikuti belajar seperti anak-anak yang lain, sehingga pasti mendapatkan kesukaran dalam belajar mereka. 6. Motivasi Motivasi adalah suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang.hingga dia melakukan suatu tindakan. Misalnya seseorang mempunyai kemampuan yang rendah dibanding dengan temannya, kemudian dia berada di lingkungan anak-anak yang mempunyai kemampuan diatas dirinya. Maka orang tersebut akan termotivasi untuk belajar lebih giat lagi demi mencapai kemampuan yang setara dengan teman-temannya. 8. Penghayatan Misalnya jika Andi dan Ani bertengkar. Melihat hal itu Sandi sebagai teman mereka tidak tinggal diam karena Sandi merasa dan menghayati arti kedamaian. Damai itu indah. Dia datang menemui Andi dan Ani dan memberi saran agar mereka bisa segera saling memaafkan. Sandi menasehati mereka bahwa agama memerintahkan kita untuk hidup dalam kedamaian antara satu dengan yang lain.

Seketika Andi dan Ani terdiam mendengar nasehat dari Andi. Mereka berdua saling meminta maaf. Mereka sadar bahawa perbuatannya salah. Mereka berterima kasih kepada Sandi dalam memberikan nasehat yang baik untuk mereka.

9.

Harga Diri Seorang remaja yang terkena penyakit lupus, pasti akan merasa sangat sedih. Penyakit lupus sangat merugikan dan membahayakan karena penyakit lupus merupakan penyakit yang berpotensi dalam menyebabkan komplikasi pada berbagai organ tubuh manusia (seperti : ginjal, hati, lambung, dan lain sebagainya) dan juga dapat menyebabkan kematian. Seseorang yang terkena lupus maka tubuh penderita yang nampak terlihat kurus dengan wajah yang nampak aneh saat dilihat oleh lingkungan, serta tidak dapat berinteraksi secara langsung dengan kepekaan sinar matahari, akan menempatkan batasan-batasan terhadap kehidupan remaja penderita penyakit lupus. Seringkali penderita lupus merasa terbatasi aktifitas sehari-harinya, dikarenakan kondisi tubuhnya yang sewaktu-waktu bisa saja menurun. Cibiran, pergunjingan, serta pengasingan dari lingkunganlingkungan yang tidak mengenal betul akan penyakit lupus ini, ternyata dapat membawa dampak bagi penderita seperti merasa sangat terbebani karena tidak mampu berbuat apa-apa atau tidak berguna, merasa malu, tertutup dengan orang lain, merasa rendah diri apabila berinteraksi dengan lingkungan, merasa dirinya tidak mempunyai harapan untuk sembuh. Hal ini akan berdampak buruk bagi kesehatannya. Mereka sangat membutuhkan dukungan sosial yang tinggi dari lingkungan karena mereka berada agar dapat mengelola segala permasalahannya dengan baik, dan mampu memberi semangat untuk sembuh serta membangun rasa percaya diri yang baik untuk tetap memiliki harga diri yang tinggi. Berfikiran positif dan mau

bersikap terbuka dengan lingkungan adalah hal yang sangat penting bagi remaja penyakit lupus karena akan membawa dampak positif pula pada kesehatannya (dalam Savitri, 2004). Dukungan sosial yang diterima oleh penderita Lupus dapat berupa dukungan emosional, dukungan instrumental/materi, dukungan penghargaan, dll. Dengan adanya dukungan yang didapatkan oleh individu, maka individu akan dapat meningkatkan rasa percaya dirinya dan memotivasi penderita menjadi lebih baik, karena individu yang memiliki dukungan sosial yang tinggi cenderung lebih menghayati pengalaman hidupnya yang positif, memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan lebih memandang kehidupannya secara optimis dibandingkan dengan individu yang memiliki dukungan sosial yang rendah. Apabila remaja yang menderita penyakit Lupus memperoleh dukungan sosial yang tinggi dari orang lain atau keluarga maka semakin tinggi pula harga diri yang dialaminya. Sebaliknya jika penderita Lupus menerima sedikit dukungan sosial maka akan rendah pula harga diri yang dialaminya

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Psikologi sosial mengkaji tentang proses kejiwaan dan perilaku antar pribadi (interpersonal behavior). Dengan kata lain, psikologi sosial membahas tentang proses kejiwaan dan perilaku sosial manusia sebagai makhluk sosial. Konsep dasar psikologi sosial berpusat pada manusia yang memiliki potensi untuk selalu mengalami proses perkembangan setelah individu tersebut berinteraksi dengan lingkungannya. Konsep dasar psikologi sosial, yaitu emosi terhadap objek sosial, motivasi, kemauan, kecerdasan, harga diri, penghayatan, kepribadian, bakat minat , dan perhatian. Konsep dasar psikologi sosial dapat di implementasikan terhadap kehidupan masyarakat, misalnya konsep dasar motivasi. Motivasi adalah suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang.hingga dia melakukan suatu tindakan. Contohnya seseorang yang mempunyai motivasi tinggi, dia tidak akan mudah putus asa untuk mencapai tujuannya meskipun halangan yang dihadapinya sangat besar. 3.2 Saran 1. Bagi mahasiswa Bagi mahasiswa apalagi calon guru sekolah dasar hendaknya mengetahui dan bisa mempelajari konsep-konsep dasar psikologi sosial dengan baik, dan mencari referensi yang lebih banyak, lebih menarik dan lebih lengkap, agar dapat menghasilkan makalah yang lebih baik. 2. Bagi Para Guru

Hendaknya lebih kreatif dalam proses pembelajaran dengan menerapkan konsep-konsep dasar kepada peserta didik agar peserta didik dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan masyarakat. 3. Bagi masyarakat Hendaknya masyarakat memberikan motivasi dan dorongan untuk terlaksanakannya konsep-konsep dasar psikologi sosial sehingga dalam pengimplementasiannya bisa berjalan sesuai dengan yang diharapakan. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi tentang konsep dasar psikologi sosial dan implementasinya dalam kehidupan masyarakat dan dapat berguna bagi dunia pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2002. Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Ilham Darizki. 2013. Samlawi, Fakih dan Bunyamin Maftuh. 1998. Konsep Dasar IPS. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( Primary School Teacher Development Project) Silvester Petrus Taneo,dkk. 2010. Kajian IPS SD 3 SKS. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional Yanni Nurmalasari. 2012. Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Harga Diri Pada Remaja Penderita Penyakit Lupus -_____. (http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2007/Artikel_1 0502263.pdf) Di akses tanggal 20 Maret 2013 2012. Perkembangan sosial dan emosi.

(http://ilhamdarizki.blogspot.com). (Online) Di akses tanggal 20 Maret

You might also like