You are on page 1of 26

MAKALAH MANAJEMEN AGRIBISNIS KEPEMIMPINAN DAN DINAMIKA KONFLIK DALAM ORGANISASI

Disusunoleh : Rohmanto P E P Rosid Hidayah Rosyid Abdul H Rosyid Shidiq Setyo Adi N Shalihah Nur H Shinta Kusharini Sigit Fajar P Sintha Tiara C (H0512103) (H0512104) (H0512105) (H0512106) (H0512107) (H0512108) (H0512109) (H0512110) (H0512111)

JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2012/2013

KATA PENGANTAR
AssalamualaikumWr. Wb. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan nikmat iman, nikmat kesehatan dan selalu memberikan pertolongan-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Kepemimpinan dan Dinamika Konflik dalam Organisasi. Selesainya makalah ini tidak lepas dari peran bimbingan dari dosen Ibu Shanti Emawati, S.Pt, M.Sc ,serta kerjasama dari anggota kelompok, serta berkat kemajuan internet yang sangat membantu kami dalam proses pencarian bahan bahan atau literatur literatur yang berhubungan dengan tugas yang diberikan kepada kami dan dalam penyelesaian makalah ini. Makalah ini dibuat secara ringkas dari hasil kerja kelompok kami sehingga terbentuk materi yang jelas. Namun, semoga tidak mengurangi pengertian dari arti Kepemimpinan dan Dinamika Konflik dalam Organisasi. Semoga makalah ini dapat memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat khususnya bagi kami penulis dan memberikan banyak manfaat kepada pembaca. Sesuai dengan kebenaran dari materi yang ada.

Surakarta, 10 Maret 2013

Tim Penyusun

2 ii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL . i KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii DAFTAR ISI . iii BAB I PENDAHULUAN . 1 1. Latar Belakang .. 1 2. Tujuan 3. Perumusan Masalah .. 4. Tinjauan Pustaka A. Kepemimpinan .. 2 2 3

BAB II PEMBAHASAN 7 7 1. Pengertian Kepemimpinan 7 2. Tugas Utama Seorang Pemimpin .. 9 3. Pendekatan pendekatan Study Kepemimpinan 10 4. Kriteria Pemimpin Sukses 11 5. Pandangan Kepemimpinan12 B. Dinamika Konflik dalam Organisasi. 2.Sumber sumber Konflik Organisasional . 16 1. Pengertian Konflik Organisasi 16 18 3. Jenis jenis Konflik 19 4. Perkembangan Pemikiran tentang Konflik 19 5. Proses Konflik 20 6. Menghindari Konflik Organisasi 20 7. Menyelesaikan Suatu Konflik di dalam Organisasi 21 BAB III PENUTUP . 22 1. Kesimpulan 22 2. Saran .. 22 3. Daftar Pustaka 23

3 iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah Dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan, kekuasaan, serta konflik dalam organisasi tersebut. Keempat kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Dan keempatnya sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan suatu organisasi. Untuk lebih jelasnya dapat didefinisikan, bahwa pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap dan gaya yang baik untuk mengurus atau mengatur orang lain. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Dan kekuasan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihaklainnya. Sedangkan Konflik dalam organisasi adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota atau kelompok organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya yang terbatas atau kegiatan kerja dan karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi. Dan apabila terjadi konflik di dalam organisasi tersebut, peran seorang pemimpin sangatlah penting untuk menyelersaikan konflik tersebut. Seorang pemimpin yang ingin memajukan organisasinya, harus memahami faktorfaktor apa saja yang menyebabkan timbulnya konflik, baik konflik di dalam individu maupun konflik antar perorangan dan di dalam kelompok dan konflik antar kelompok. Pemahaman faktor-faktor tersebut akan lebih memudahkan tugasnya dalam hal menyelesaikan konflik-konflik yang terjadi dan menyalurkannya ke arah perkembangan positif.

Makalah ini akan membahas tentang manajemen kepemimpinan dimana dalam makalah ini mendefinisikan apa itu kepemimpinan dan bagaimana tugas serta ketentuan-ketentuan tentang pemimpin yang sukses. Dalam makalah ini juga membahas tentang pengertian konflik dalam organisasi, sumber-sumber konflik, jenis-jenis konflik, serta penyelesaian konflik tersebut. B. Tujuan 1. Mengetahui pengertian dari Kepemimpinan. 2. Memaparkan tugas utama seorang pemimpin. 3. Menjelaskan pendekatan pendekatan study kepemimpinan. 4. Menjelaskan kriteria pemimpin yang sukses. 5. Menjelaskan tentang pandangan kepemimpinan. 6. Mengetahui pengertian dari konflik dalam organisasi. 7. Memaparkan sumber sumber Konflik dalam organisasi. 8. Mengetahui jenis jenis konflik. 9. Menjelaskan perkembangan pemikiran tentang konflik. 10. Memaparkan proses konflik. 11. Mengetahui cara menyelesaikan suatu konflik dalam organisasi. C. Rumusan Masalah 1. Apa itu Kepemimpinan? 2. Apa saja tuga seorang pemimpin itu? 3. Apa saja pendekatan pendekatan study kepemimpinan? 4. Apa saja criteria seorang pemimpin yang sukses itu? 5. Bagaimana pandangan kepemimpinan itu? 6. Apa itu konflik dalam organisasi? 7. Konflik dalam organisasi itu bersumber dari apa? 8. Ada berapa jenis jenis konflik itu? 9. Bagaimana perkembangan pemikiran tentang konflik? 10. Bagaimana suatu proses konflik itu? 11. Bagaimana cara menyelesaikan suatu konflik dalam organisasi?

D. Tinjauan Pustaka 1. Kepemimpinan Dalam bahasa Indonesia "pemimpin" sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan istilah Memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang laindengan berbagai cara.Istilah pemimpin, kemimpinan, dan memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar yangsama "pimpin".Namun demikian ketiganya digunakan dalam konteks yang berbeda.Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam sistem tertentu; karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki ketrampilan kepemimpinan dan belum tentu mampumemimpin. Istilah Kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan ketrampilan,kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang; oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan "pemimpin".Arti pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan,khususnya kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhiorang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memilikikecakapan dan kelebihan - khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang , sehingga diamampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitastertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan (Kartini Kartono dalam megasuryo, 1994 ). Ciri-ciri pemimpin efektif menurut Stogdill (1974) dalam Trait Theory: 1. Kecerdasan 2. Pengetahuan dan keahlian 3. Dominasi 4. Rasa percaya diri 5. Toleransi 6. Kematangan Berbagai cirri tersebut sangat dibutuhkan oleh pemimpin agar dapat menjalankankepemimpinannya secara efektif.Contohnya: ciri pemimpin yang mampu membuat keputusan dengan cepat sangat diperlukan dalam berbagai situasi. Apabila keputusan itu lambat akan member pengaruh buruk bagi perusahaan (Stogdill (1974) dalam Trait Theory). Dalam setiap organisasi yang terbentuk akan menciptakan pemimpin-pemimpin. Demikian juga pemahaman setiap orang mengenai kepemimpinan akan semakin beragam, sesuai dengan pengalaman

keorganisasian masing-masing. Begitu banyak definisi mengenai kepemimpinan, menurut Bass dan Stogdill sebagaimana dikutip oleh Usman mengungkapkan lebih dari 3000 penelitian dan definisi kepemimpinan yang telah diciptakan manusia diciptakan( Husaini Usman, 2008). Sejumlah orang tertentu yang melalui proses pewarisan memiliki kemampuanmemimpin atau karena keberuntungan memiliki bakat untuk menempati posisi sebagai pemimpin. Dengan kata lain para pemimpin menurut berasal dari keturunan tertentu, di Indonesia disebut (keturunan berdarah biru) yang berhak menjadi pemimpin, sedang orang lain tidak ada pilihan lain selain menjadi pihak yang dipimpin. Misalnya ungkapan yang mengatakan asal raja menjadi rajayang dapat diartikan menurut teori ini bahwa anak raja pasti memiliki bakat untuk menjadi raja sebagai pemimpin rakyatnya (Abdul Aziz Wahab, 2008). Kepemimpinan situasional adalah suatu teori yang memusatkan perhatian kepada pengikut.Menurut Hersey dan Blanchard, kepemimpinan yang efektif tergantung pada tindakan pengikut.Tingkat kematangan pengikut sangat menentukan keefektifan kepemimpinan.Kematangan adalah kemampuan dan kemauan pengikut dalam mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas yang dibebankan kepadanya (Enco Mulyasa, 2007). Fungsi pemimpin adalah memudahkan pencapaian tujuan secara koperatif diantara para pengikut dan pada saat yang sama menyediakan kesempatan bagi pertumbuhan dan perkembangan pribadi mereka. Isu penting kepemimpinan pendidikan adalah berkisar pada tipe atau gaya kepemimpinan yang mana yang paling efektif dan efisien dalam mencapai tujuan lembaga. Karena menurut pendapat Max Weber dalam Sagala dikenal adanya tipe-tipe kepemimpinan yang disadari turun temurun, kharisma atau wibawa disebabkan karakteristik pribadi yang istimewa dan aturan main yang rasional, atau campuran antara ketiga tersebut. Seorang pemimpin anatara yang satu dengan yang lain berbeda baik pengalaman, pendidikan, kondisi lingkungan, pribadi dan lain sebagainya. Karena itu situasi dalam menetapkan dan menentukan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan masalah yang dihadapi terutama dalam konteks pengambilan keputusan adalah menjadi penting melihat situasi dan kondisi dimana kepemimpinan berlangsung ( Syaiful Sagala, 2008).

2. Konflik dalam Organisasi Konflik menurut Stephen.P.Robbins adalah sebuah proses yang dimulai ketika satu pihak memiliki persepsi bahwa pihak lain telah memengaruhi secara negatif, atau akan memengaruhi secara negatif, sesuatu yang menjadi kepedulian atau kepentingan pihak pertama. Definisi ini mencakup beragam konflik yang orang alami dalam organisasi, ketidakselarasan tujuan, perbedaan interpretasi fakta,

ketidaksepahaman yang disebabkan oleh ekspetasi perilaku, dan sebagainya ( Judge, Timothy A dan Stephen P.Robbins, 2006). Keberadaan konflik dalam organisasi, menurut Robbins dan Judge (2008), ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari bahwa telah terjadi konflik di dalam organisasi, maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah terjadi konflik, maka konflik tersebut menjadi suatu kenyataan. Dengan menggunakan dua dimensi yaitu sifat kooperatif dan sifat tegas, Robbins dan Judge (2008:181) mengidentifikasi penanganan konflik menjadi 5 (lima) cara, yaitu: Bersaing (competing); Bekerja sama (collaborating); Menghindar (avoiding); Akomodatif (accomodating); Kompromis (compromising). Menurut Winardi (2004:169),terdapat tiga tipe konflik pada tingkatindividu, yaitu: 1. Konflik Konflik Mendekat-mendekat(Approach-approach demikian meliputi suatusituasi di mana Conflict). seseorang

harusmemilih antara dua macamalternatif positif dan yang sam asamamemiliki daya tarik yangsama. Contoh: apabila individuharus memilih antara tindakanmenerima sebuah promosi yangsangat dihargai di dalam baru organisasiyang yang menarik bersangkutan yangditawarkan dan oleh

menerimapekerjaan perusahaan lain.

2. Konflik Menghindari-menghindari(Avoidance-avoidance Conflict). Sebuah situasi yang mengharuskanseseorang memilih


8

antara duamacam alternatif negatif yangsama tidak memiliki daya tariksama sekali. Contoh: apabila kitamenghadapi pilihan transfer pekerjaan ke kota lain yang berada padalokasi yang tidak menyenangkanatau di PHK oleh organisasi dimana kita bekerja. 3. Konflik Pendekatan-menghindari(Approach-avoidance Conflict). Konflik ini meliputi sebuah situasidi mana seseorang harus mengambil keputusan sehubungan dengansebuah alternatif yang memilikikonsekuensi positif maupunnegatif yang berkaitan dengannya.Contoh: apabila seseorang diberitawaran promosi yang menjanjikangaji lebih besar, tetapi yang jugasekaligus mengandung tanggungjawab yang makin meningkat danyang tidak disukai. Phillip L. Hunsaker (2001:481) mengemukakan bahwa: Conflict are not negative they are a natural feature of everyorganization and can never be completelyeliminated. However, they can be managedto avoid hostility, lack of cooperation, andfailure to meet goals. When channeledproperly, conflicts can lead to creativity,innovative solving, and positive change(Konflik itu bukan sesuatu yang negatif,tetapi hal itu secara alami akan tetap adadalam setiap organisasi. Bagaimanapunkonflik itu bila dikelola dengan baik makakonflik dapat mendukung percepatanpencapaian tujuan organisasi.Ketikakonflik dikelola secara baik, dapat menumbuhkan kreativitas, inovasi dalam pemecahan masalah dan menumbuhkan perubahan positif bagi pengembangan organisasi.

BAB II PEMBAHASAN
A. Kepemimpinan 1. Pengertian Kepemimpinan Menurut Sarros dan Butchatsky (1996), "leadership is definedas the purposejul behaviour of influencing others tocontribute to a commonly agreed goal for the benejitof' individual as well as the organization or commongood'.Menurut definisi tersebut, kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi.Sedangkan menurut Anderson (1988), "leadership means using power to influence thethoughts and actions of others in such a way thatachieve kekuatan high

performance".Kepemimpinan

adalah

penggunaan

seorang

pemimpin untuk mempengaruhi tujuan dan aktivitas para anggotanya untuk menjalankan suatu organisasi mencapai kinerja yang terbaik.Menurut Stoner, kepemimpinan manajerial adalah suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya. Berdasarkan definisi definisi di atas, kepemimpinan memiliki tiga implikasi penting, yaitu: a. Kepemimpinan menyangkut orang lain (bawahan atau pengikut). b. Kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang di antara para pemimpin dan anggota kelompok. c. Selain dapat memberikan pengarahan kepada para bawahan atau pengikut, pemimpin dapat juga mempergunakan pengaruh. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Kepemimpinan sebagai kemampuan untuk memengaruhi suatu kelompok guna mencapai sebuah visi atau serangkaian tujuan yang telah

10

ditetapkan.Sumber pengaruh ini bisa jadi bersifat formal, seperti yang diberikan oleh pemangku jabatan manajerial dalam sebuah

organisasi.Karena posisi manajemen memiliki tingkat otoritas yang diakui secara formal, seseorang bisa memperoleh peran pemimpin hanya karena posisi dalam organisasi tersebut.Namun, tidak semua pemimpin adalah manajer, demikian pula sebaliknya, tidak semua manajer adalah pemimpin.Hanya karena suatu organisasi memberikan hak hak formal tertentu kepada para manajer, bukan jaminan bahwa mereka mampu memimpin dengan efektif. Kita menemukan bahwa kepemimpinan non formal yaitu kemampuan untuk memengaruhi orang lain yang muncul dari luar struktur formal suatu organisasi, sering kali sama pentingnya dengan atau malah lebih penting daripada pengaruh formal. Dengan perkataan lain, pemimpin bisa muncul dari dalam suatu kelompok dan dari pengangkatan serta penunjukan yang sifatnya formal. Organisasi membutuhkan kepemimpinan dan manajemen yangkuat agar efektivitasnya optimal. Di dunia yang serba dinamis seperti sekarang ini, kita membutuhkan pemimpin - pemimpin yang bisa menciptakan visi masa depan, dan mengilhami anggota anggota organisasi untuk secara sukarela mencapai visi tersebut. Kita juga membutuhkan pemimpin untuk merumuskan rencana yang mendetail, menciptakan struktur organisasi yang efisien, dan mengawasi operasi sehari hari. Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik individu maupun masyarakat. Dengan kata lain kepemimpinan

merupakansengaja mempengaruhi dari orang ke orang lain untuk masuk ke dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau organisasi. John C. Maxwell mengatakan bahwa inti kepemimpinan adalah

mempengaruhi atau mendapatkan pengikut.

11

Menurut French dan Raven (1968), kekuasaan yang dimiliki oleh para pemimpin dapat bersumber dari: a. Reward power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai kemampuan dan sumberdaya untuk memberikan penghargaan pemimpinnya. b. Coercive power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai kemampuan memberikan hukuman bagi bawahan yang tidak mengikuti arahan-arahan pemimpinnya. c. Legitimate power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai hak untuk menggunakan pengaruh dan otoritas yang dimilikinya. d. Referentpower, yang didasarkan atas identifikasi bawahan terhadap sosok pemimpin. Para pemimpin dapat menggunakan pengaruhnya karena karakteristik pribadinya, reputasinya atau karismanya. e. Expert power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin adalah seeorang yang memiliki kompetensi dan mempunyai keahlian dalam bidangnya. 2. Tugas Utama Seorang Pemimpin Dalam hal kepemimpinan seorang pemimpin harus bertanggung jawab atas tugas tugasnya. Adapun tugas tugas yang diemban seorang pemimpin adalah: a. Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi maupun orang diluar organisasi. b. Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas kepada bawahan yang mengikuti arahan-arahan

menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan. c. Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya

12

pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugastugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif. d. Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain. e. Pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator apabila terjadi konflik dalam organisasi. f. Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya. g. Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah. 3. Pendekatan pendekatan Study Kepemimpinan Penjelasan mengenai beberapa pendekatan akan dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut: a. Pendekatan sifat kepemimpinan Beberapa penelitian dilakukan guna memahami kepemimpinan itu sendiri.Sebagian besar penelitian ini bermaksud untuk membandingkan sifat sifat orang yang menjadi pemimpin dengan sifat sifat orang yang menjadi pengikut dan mengidentitaskan ciri - ciri dan sifat sifat yang dimiliki oleh para pemimpin efektif. Penemuan lanjutan yang dilakukan oleh Edwin Ghiselli menunjukkan sifat tertentu yang tampaknya penting untuk kepemimpinan efektif sebagai berikut : Kemampuan dalam kududukannya sebagai pengawas atau pelaksana fungsi fungsi dasar manajemen, terutama pegarahan dan pengawasan pekerjaan orang lain. Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan. Kecerdasan Ketegasan Kepercayaan diri
13

Inisiatif Sedangkan Keith Davis mengikhtisarkan empat cirri atau sifat utama yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan yaitu: Kecerdasan Kedewasaan dan keluasan hubungan social Motivasi diri dan dorongan berprestasi Sikap sikap hubungan manusiawi Pendekatan kesifatan sendiri tak luput dari kekurangan yang berkiblat pada sifat dari pemimpin tersebut yang dalam hal berbeda satu dengan yang lain. Dalam situasi tertentu mungkin dapat diselesaikan dengan baik.Namun, di situasi yang lain belum tentu bisa berhasil. b. Pendekatan perilaku kepemimpinan Pada pendekatan ini mencoba untuk menentukan apa yang dilakukan oleh para pemimpin efektif. Perilaku berbeda dengan sifat karena perilaku masih bisa untuk dilatih dengan perilaku kepemimpinan yang tepat agar mampu memimpin lebih efektif.Pendekatan perilaku memusatkan perhatiannya pada dua aspek perilaku kepemimpinan, yaitu fungsi fungsi dan gaya gaya kepemimpinan. c. Pendekatan situasional contingency Pendekatan ini menggambarkan bahwa gaya yang digunakan adalah bergantung pada faktor faktor seperti situasi, karyawan, tugas, organisasi dan variabel variabel lingkungan lainnya. 4. Kriteria Pemimpin Sukses Ada beberapa kriteria yang mengidentifikasi bahwa pemimpin itu sukses: a. Pemimpin itu dicintai oleh bawahannya Organisasi yang dipimpinnya akan berjalan baik jika

kepemimpinannya dinahkodai oleh seorang pemimpin yang dicintai bawahannya. Hal ini menggambarkan dengan jelas bahwa seorang pemimpin disamping harus memiliki kemampuan untuk melakukan tugas-tugas kepemimpinannya juga harus memiliki kemampuan untuk
14

mengelola hati.Karena disadari benar bahwa pekerjaan yang baik adalah pekerjaan yang disertai dengan hati yang bersih. b. Pemimpin mampu menampung aspirasi bawahannya. Pemimpin yang baik juga dapat menerima kritik dari bawahannya, dalam arti jika pemimpin itu melakukan sesuatu yang baik maka bawahannya akan mendukungnya. c. Pemimpin yang selalu bermusyawarah. Seorang pemimpin selain harus siap menerima dan mendapat kritikan, pemimpin yang sukses juga selalu bermusyawarah.Hal itu dilakukan dengan orang-orang tertentu untuk membahas persoalan-persoalan yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan publik atau yang menyangkut kepentingan umum dari perusahaan tersebut. d. Pemimpin harus tegas. Tegas dalam hal ini bukan berarti bersifat otoriter melainkan tegas dan bermusyawarah serta dicintai. 5. Pandangan Kepemimpinan

Seorang yang belajar seumur hidup Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga di luar formal.Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar.Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.

Berorientasi pada pelayanan Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama.Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.

Membawa energi yang positif Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik.Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak

15

ditentukan.Oleh

karena

itu,

seorang

pemimpin

harus

dapat

menunjukkan energi yang positif. Percaya pada orang lain Seorang pemimpin mempercayai mereka orang lain termasuk motivasi staf dan

bawahannya,

sehingga

mempunyai

melaksanakan pekerjaan dengan baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian. Keseimbangan dalam kehidupan Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan

tugasnya.Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi.Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.

Melihat kehidupan sebagai tantangan Kata tantangan sering di interpretasikan negatif.Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya.Sebab kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri sendiri.Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.

Sinergi Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan.Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya.Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang atasan, staf, teman sekerja.

16

Latihan mengembangkan diri sendiri Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi dia tidak hanya berorientasi pada proses. Proses daalam mengembangkan diri terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan dengan: Pemahaman materi Memperluas materi melalui belajar dan pengalaman Mengajar materi kepada orang lain Mengaplikasikan prinsip-prinsip Memonitoring hasil Merefleksikan kepada hasil Menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi Pemahaman baru Kembali menjadi diri sendiri lagi.

Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya: 1. Kemauan dan keinginan sepihak 2. Kebanggaan dan penolakan 3. Ambisi pribadi Kepemimpinan lebih diarahkan kepada kelompok-kelompok kerja yang memiliki tugas atau fungsi masing-masing, tidak memfokus kepada individu. Hal ini akan berakibat tumbuh berkembangnya kerjasama dalam kelompokkelompok. Motivasi individu akan menjadi tugas semua orang dalam kelompok, jadi kelompok kerja menjadi sumber motivasi bagi setiap anggota dalam kelompok. Karena pimpinan selalu menilai kinerja kelompok, bukan individu, maka masing-masing kelompok akan berusaha memacu kerjasama yang sebaik baiknya. Seorang pimpinan selalu mendambakan pembaharuan, sebab seorang pemimpin tahu bahwa hanya dengan pembaharuan akan dapat dihasilkan mutu yang lebih baik. Oleh karena itu, pemimpin harus selalu mendorong semua orang dalam organisasinya untuk berani melakukan inovasi-inovasi, baik itu

17

menyangkut cara kerja maupun barang dan jasa yang dihasilkan. Tentu semua itu dilakukan melalui proses uji coba dan evaluasi secara ketat sebelum diadopsi secara luas dalam organisasi. Sebaliknya seorang pimpinan tidak sepatutnya mempertahankan kebiasaan-kebiasaan kerja lama yang sudah terbukti tidak menghasilkan mutu. Pemimpin selalu bertindak proaktif yang bersifat preventif.Pemimpintidak hanya bertindak reaktif yang mulai mengambil tindakan bila sudah terjadi masalah. Pimpinan yang proaktif selalu bertindak untuk mencegah munculnya masalah dan kesulitan di masa yang akan datang. Setiap rencana tindakan sudah dipikirkan akibat dan konsekuensi yang akan muncul dan kemudian dipikirkan bagaimana cara untuk mengeliminasi hal-hal yang bersifat negatif atau berusaha meminimalkannya. Dengan demikian kehidupan organisasi selalu dalam pengendalian pimpinan dalam arti semua sudah dapat diperhitungkan sebelumnya.Bukannya memungkinkan munculnya masalahmasalah secara mengejutkan dan menimbulkan kepanikan dalam

organisasi.Tindakan yang reaktif biasanya sudah terlambat atau setidaknya sudah sempat menimbulkan kerugian atau akibat negatif lainnya. SDM harus selalu mendapat perhatian yang besar dari pimpinan.Dalam artiini, selalu diupayakan untuk lebih diberdayakan agar kemampuankemampuannya selalu meningkat dari waktu ke waktu.Dengan kemampuan yang meningkat itulah SDM itu dapat diharapkan untuk meningkatkan mutu kinerjanya. Pimpinan dianjurkan melakukan pembandingan dengan organisasi lain, membandingkan mutu organisasinya dengan mutu organisasi lain yang sejenis. Kegiatan ini disebut benchmarking. Pimpinan selalu berusaha menyamai mutu kinerja organisasi lain dan kalau bisa bahkan berusaha melampaui mutu organisasi lain. Bila pimpinan berbicara tentang mutu organisasi lain dan kemudian ingin menyamai atau melebihi mutu organisasi lain itu, berarti pimpinan itu berbicara tentang persaingan. Usaha ini hanya akan berhasil kalau organisasi itu mampu berkinerja yang mutunya lebih tinggi dari organisasi lain.

18

Karakter suatu organisasi tercermin dari pola sikap dan perilaku orangorangnya.Demikian pula budaya organisasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai tertentu yang relevan dengan mutu yang diinginkan oleh organisasi itu juga perlu dibina.Misalnya dalam lembaga pendidikan perlu dikembangkan budaya yang menjunjung tinggi nilai-nilai belajar, kejujuran, kepelayanan, dan sebagainya. Nilai-nilai yang merupakan bagian dari budaya organisasi itu harus menjadi pedoman dalam bersikap dan berperilaku dalam organisasi. Namun demikian karakter dan budaya organisasi itu hanya akan tumbuh dan berkembang bila iklim organisasi itu menunjang. Olah karena itu pimpinan juga harus selalu membina iklim organisasinya agar kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya karakter dan budaya organisasi tadi.Misalnya dengan menciptakan dan melaksanakan sistem penghargaan yang mendorong orang untuk bekerja dan berprestasi lebih baik. Atau pimpinan yang selalu berusaha berperilaku sedemikian rupa hingga dapat menjadi model yang selalu dicontoh oleh orang-orang lain. B. Dinamika Konflik dalam Organisasi 1. Pengertian Konflik Organisasi Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan. Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak simetris terjadi hanya satu pihak yang sadar dan memberikan respon terhadap konflik tersebut. Atau satu pihak mempersepsikan adanya pihak lain yang telah atau akan menyerang secara negatif (Robbins, 1993). Konflik organisasi adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota atau kelompok organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya yang terbatas atau kegiatan kerja dan karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi.Persaingan dapat muncul bila tujuan pihak yang

19

terlibat adalah tidak sesuai tetapi pihak tersebut tidak dapat saling mengganggu. Konflik dalam suatu organisasi dapat timbul karena adanya ketidaksimetrisan antara satu pihak dengan pihak lain yang merespon suatu masalah secara negatif. Konflik dalam suatu organisasi akan semakin membesar apabila antara anggota organisasi terus menerus mempersepsikan pendapat secara berbeda dan mencoba menyerang dengan pandangannya sendiri sendiri. Sedangkan pengertian konflik itu sendiri secara bahasa konflik berasal dari bahasa latin configure yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Pengertian lain konflik menurut beberapa ahli antara lain: a. Taquiri (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan. b. Gibson, et al (1997), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain. c. Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.

20

d.

Muchlas (1999), konflik merupakan bentuk minteraktif yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi. Jadi konflik bisa diartikan sebagai sebuah proses yang dimulai ketika

satu pihak memiliki persepsi bahwa pihak lain telah memengaruhi secara negatif, atau akan memengaruhi secara negatif, sesuatu yang menjadi kepedulian atau kepentingan pihak pertama. 2. Sumber - sumber Konflik Organisasional Berbagai sumber utama konflik organisasional dapat diuraikan sebagai berikut : a. Kebutuhan untuk membagi sumber daya sumber daya yang terbatas. Konflik ini dapat timbul karena kelompok-kelompok organisasi bersaing untuk memperebutkan bagian terbesar sumber daya sumber daya yang tersedia. b. Perbedaan nilai-nilai atau persepsi. Perbedaan-perbedaan tujuan diantara anggota berbagai satuan dalam organisasi sering berkaitan dengan berbagai perbedaan sikap,nilai-nilai dan persepsi yang dapat menimbulkan konflik. c. Kemenduaan organisasional Konflik antar kelompok dapat juga berasal dari tanggungjawab kerja yang dirumuskan secara mendua (ambiguous) dan tujuan-tujuan yang tidak jelas. d. Gaya-gaya individual. Pada umumnya konflik ini terjadi apabila para anggota kelompok sangat berbeda dalam hal ciri-ciri seperti sifat kerja,umur dan pendidikan. e. Calon pemimpin baru. Posisi pimpinan adalah posisi yang menjadi rebutan, terutama dalam perusahaan.Biasanya disebabkan karena gaji tinggi, disertai gengsi di mata anggota masyarakat.Ini satu hambatan untuk mencari pimpinan organisasi yang terbaik, di mata pendiri dan pemilik organisasi profit.

21

3. Jenis jenis Konflik a. Konflik dalam diri individu b. Konflik antar individu c. Konflik antara individu dan kelompok d. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama e. Konflik antar organisasi 4. Perkembangan Pemikiran tentang Konflik a. Pandangan Tradisional Pandangan tradisional ini sejalan dengan sikap yang diatur banyak orang menyangkut perilaku kelompok pada tahun 1930-an dan 1940-an. Konflik dipandang sebagai akibat disfungsional dari komunikasi yang buruk, tidak adanya keterbukaan dan kepercayaan antar anggota, serta ketidak mampuan para manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi karyawan mereka. b. Pandangan Hubungan Manusia Pandangan hubungan manusia berpendapat bahwa konflik adalah kejadian alamiah dalam semua kelompok dan organisasi.Karena konflik tak terhindarkan, mazhab hubungan manusia mendorong untuk menerima keberadaan konflik. Para pengusungnya memberikan alas an dari keberadaan konflik tersebut. Konflik tidak bias dihapuskan, dan bahkan ada saat saat ketika konflik justru baik dan menguntungkan bagi kinerja kelompok. Pandangan hubungan manusia ini mendominasi teori konflik dari akhir tahun 1940-an sampai pertengahan tahun 1970-an. c. Pandangan Interaksionis Pandangan hubungan manusia menerima konflik, pandangan

interaksionis mendorong munculnya konflik dengan dasar pemikiran bahwa sebuah kelompok yang harmonis, damai, tenang, dan kooperatif biasanya menjadi statis, apatis, serta tidak tanggap terhadap perlunya perubahan dan inovasi.Karena itu, sumbangan terbesar pandangan interaksionis adalah mendorong para pemimpin kelompok untuk mempertahankan terjadinya tingkat konflik minimum, cukup untuk

22

menjaga kelompok tetap bisa bekerja, kritis terhadap diri sendiri, sekaligus kreatif. 5. Proses Konflik a. Tahap Satu (Potensi Pertentangan atau Ketidakselarasan) Munculnya kondisi kondisi yang menciptakan peluang bagi munculnya konflik.Kondisi tersebut tidak mesti mengarah langsung ke konflik.Secara sederhana, kondisi kondisi yang juga bisa dipandang sebagai sebab atau sumber konflik dapat dipadatkan kedalam tiga kategori umum, yaitu komunikasi, struktur, dan variable variable pribadi. b. Tahap Dua (Kognisi dan Personalisasi) Jika kondisi kondisi yang disebutkan pada tahap satu berpengaruh negatifterhadap sesuatu yang menjadi focus perhatian atau kepedulian salah satu pihak, potensi perbedaan dan ketidaksesuaian tersebut memperoleh aktualisasi dalam tahap dua.Tahap dua menjadi penting karena disinilah isu isu konflik didefinisikan. c. Tahap Tiga (Maksud) Maksud mengintervensi antara persepsi serta emosi orang dan perilaku luaran mereka. Maksud adalah keputusan untuk bertindak dengan cara tertentu. d. Tahap Empat (Perilaku) Disinilah konflik terlihat jelas.Tahap perilaku merupakan pernyataan, aksi, dan reaksi yang dibuat oleh pihak pihak yang berkonflik. e. Tahap Lima (Akibat) Jalinan aksi reaksi antara pihak pihak yang berkonflik menghasilkan konsekuensi. 6. Menghindari Konflik Organisasi Ada beberapa cara untuk menghinadari konflik dalam suatu organisasi antara lain sebagai berikut :

23

a.

Pemimpin organisasi harus memperhatikan sikap dan pendapat para anggoata organisasi agar kegiatan yang terorganisasi secara efektif dalam pelaksanaannya.

b.

Pemimpin harus memberi contoh yang baik dalam tindakantindakannya.

c.

Dapat mempraktekkan evaluasi jabatan dapatlah dicapai pembenahan fungsi,kekuasaan, tanggungjawab serta pelaporannya.

d.

Cara lain dengan : Kotak saran Kebijaksanaan pintu terbuka Pertemuan kelompok Rapat Anggota

7. Menyelesaikan Suatu Konflik di dalam Organisasi Bila keadaan tidak saling mengerti serta situasi penilaian terdapat perbedaan antar anggota organisasi itu makin parah sehingga konsesus sulit dicapai,maka konflikpun tak dapat terelakkan.Dalam hal ini pemimpin memegang peran paling besar. Disini kepemimpinan seorang pemimpin menentukan kemana konflik yang terjadi akan dibawa. Berikut adalah cara penyelesaiannya : 1. Menggunakan kekuasaan, dalam hal yang baik dan lebih bijaksana. 2. Konfrontasi, dengan meminta persetujuan semua pihak organisasi. 3. Kompromi, pihak yang satu mengorbankan sesuatu agar memuaskan pihak yang lain. 4. Menghaluskan situasi.

24

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik individu maupun masyarakat. Dengan kata lain kepemimpinan merupakan sengaja mempengaruhi dari orang ke orang lain untuk masuk ke dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau organisasi. Sedangkan konflik dapat diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Kepemimpinan dan Konflik dalam organisasi mempunyai hubungan yang erat.Apabila terjadi suatu konflik dalam organisasi yang tak dapat dihindari, maka Sang pemimpinlah yang mempunya peranan penting sebagai mediator guna menyelesaikan konflik tersebut, dan agar suatu organisasi dapat bejalan normal lagi untuk mencapai tujuan yang dituju. B. Saran Menjadi seorang pemimpin mempunyai tanggung jawab yang besar.Karena pemimpin itulah yang mengkoordinasi para anggotanya agar mencapai tujuan yang dituju.Dan menjadi seorang pemimpin harus mempunyai criteria, seperti, dapat dipercaya, jujur, berperilaku baik, dan lain sebagainya.Apabila sebuah organisasi memiliki pemimpin yang berkriteria demikian, maka organisasi itu akandengan mudah mencapai tujuan yang ingin dituju. Dan dalam menyelesaikan konflik dalam suatu organisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti musyawarah atau negosiasi. Serta peran pemimpin dalan menyelesaikan konflik tersebut sangat dibutuhkan.

25

DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Aziz Wahab. 2008. Anatomi Pendidikan.Bandung. Alfabeta. Organisasi dan Kepemimpinan

Enco, Mulyasa. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah.Bandung. Rosdakarya. http://blog.uin-malang.ac.id/fityanku/kepemimpinan/ diunduh pada Kamis, 7 Maret 2013 jam 10.47 http://fileburhan.wordpress.com/2012/07/05/makalah-kepemimpinan-manajemenby-burhannudin-fekon-uniska-bjm-tahun-akademik-2011/ diunduh pada Selasa, 5 Maret 2013. http://fpermana93.blogspot.com/2012/06/dinamika-konflik-dalam-organisasi.html diunduh pada Selasa, 5 Maret 2013. http://ikhwanalim.com/2012/05/10/masalah-dalam-organisasi/ pada Selasa,5 maret 2013. http://megasuryonop.blogspot.com/2012/04/tinjauan-pustaka-kepemimpinan.html diunduh pada Kamis, 7 Maret pukul 10.40. Hunsaker, Phillip L. 2001.Training inManagement Skills.Prentice Hall.New Jersey. Husaini Usman. 2008. Manajemen.Jakart. Bumi Aksara. http://www.sarjanaku.com/2011/01/makalah-manajemen-kepemimpinan.html diunduh pada Selasa 5 Maret 2013. Judge, Timothy A dan Stephen P.Robbins. 2006.Perilaku Organisasi. Jakarta. Salemba Empat. Syaiful Sagala. 2008. Administrasi Pendidikan kontemporer.Bandung. Alfabeta. Winardi. 2004.Manajemen Konflik(Konflik Perubahan dan Pengembangan). CV Mandar Maju. Bandung. 11:48 diunduh

26

You might also like