You are on page 1of 24

PENGERTIAN TAJDID DAN ISHLAH DALAM MUHAMMADIYAH

AIK III (Ke-Muhammadiyahan)


Profesor Dr Ishomuddin, M.Si

Dua dari pegertian-pengertian utama dalam kosakata Islam tentang kebangkitan adalah tajdid dan ishlah. Tajdid biasanya diterjemahkan sebagai pembaruan, dan ishlah sebagai perubahan. Secara bersama-sama kedua kata tersebut mencerminkan suatu tradisi yang berlanjut, yaitu tentang upaya menghidupkan kembai keimanan Islam beserta praktekprateknya dalam sejarah komunitas-komunitas kaum Muslim. Ia merupakan dasar bagi keyakinan bahwa gerakan-gerakan pembaruan tetap merupakan bagian asli dan sah dari penjabaran Islam di panggung sejarah. Malahan, walau kata-kata tajdid dan ishlah tidak diungkapkan secara tegas, namun demikian sikap dan cara kepercayaan yang mereka wujudkan masih tetap dan dapat dilihat.

Selama berabad-abad, arti khusus tajdid dan ishlah telah berubah-rubah, bergantung pada evolusi pemikiran dan perubahan lingkungan pada masyarakat Islam. Tetapi secara umum terdapat suatu kesinambungan semangat yang mendasar pada perubahan makna yang khusus tersebut. Pada hakikatnya, tradisi besar untuk memperbarui dan mengubah ini menggambarkan upaya perseorangan dan bersama untuk mewujudkan Islam dengan jelas dan tegas, sesuai dengan wahyu Tuhan ( sebagai termaktub dalam al-Quran) dan kebiasaankebiasaan atau sunnah Nabi Muhammad ( sebagai dirawikan dalam kumpulan hadits yang menguraikan ucapan-ucapan dan tindakan-tindakannya). Dalam keadaan yang berubah dan dengan implikasi yang berbeda-beda, ishlah dan tajdid selalu mencakup seruan untuk kembali kepada asas-asas pokok Islam seperti dikemukakan dalam al-Quran dan Sunnah Nabi.

Tajdid memiliki konotasi serupa tentang keimanan kepada wahyu Tuhan. Dasar untuk sebagaian besar pembahasan umat Islam tentang tajdid adalah sebuah hadits Nabi Muhammadiyah SAW. Beliau diberitakan telah berkata: Tuhan akan mengirimkan kepada umat (masyarakat Muslim) ini pada awal tiap abad, sekelompok orang yang akan memperbarui keimanan mereka. Kegiatan memperbarui itu adalah tajdid, dan orang yang melakukannya disebut mujaddid. Ucapan Nabi ini menjadikan banyak penafsir berbeda pendapat tentang hal-hal rinci, tapi kandungan dasar di dalamnya akan tetap konstan. Masyarakat Muslim secara bertahap dianggap telah meninggalkan jalan yang ditetapkan oleh al-Quran dan Sunnah, sehingga para mujaddid diperlukan kehadirannya untuk mengusahakan suatu kelahiran kembali semangat Islam yang asasi. Dengan cara ini, tajdid, seperti ishlah memiliki dimensi moral yang mendasar. Pembaruan kembali, seperti perubahan, harus ditujukan untuk memenuhi kehendak Tuhan dari pada sekedar mengabdi pada kepentingan manusia.

Dimulai Sejak Abad Ke-18

1. NEJD Muhammad bin Abdul Wahhab 1703-1787 Ibnu Suud Abdul Aziz
2. MESIR Djamaluddin Al-Afghany (1838-1897) Muhammad Abduh (18449-1905) Rasyid Ridha (1856-1935)

3. TURKI Mehmed Akif (1870-1936) Mustafa Kemal Attarturk (1881-1938) 4. INDIA SayyidAhmad Khan (1871-1898) Sayyid Amir Ali (1849-1928) Muhammad Iqbal (1876) Muhammad Ali Jinnah (1876)

Muhammad bin Abdul Wahhab mendirikan gerakan MUWAHHIDIN Bercita-cita menegakkan tauhid dalam segala aspeknya sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad Bekerjasama dengan Ibnu Suud dan Abdul Aziz mendirikan negara Suudi Arabia atau Arab Saudi.

Djamaluddin Al-Afghany , Abduh ,dan Rasyid Ridha bekerja sama mendirikan Gerakan SALAFIYAH. Berusaha untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan pemahaman dan pengamalan oleh ulama salaf. Djamaluddin Al-Afghany : Perjuangan politik lebih utama untuk mengembalikan kejayaan Islam. Abduh dan Rasyid Ridha: Perjuangan di bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan yang lebih utama untuk melahirkan para mujaddid.

Ada Tiga Aliran Pembaharuan 1. ALIRAN BARAT ; UNTUK MAJU HARUS MENIRU ILMU PENGETAHUAN DARI BARAT 2. GOLONGAN ISLAM ; UNTUK MAJU HARUS MENEGAKKAN SYARIAAT (FIQH) UNTUK SEMUA ASPEK KEHIDUPAN. 3. ALIRAN NASIONALIS: UNTUK MAJU HARUS MEMBANGUN PERADABAN NASIONAL TURKI. MUSTHAFA KEMAL ATTATURK : PEMBAHARUAN TURKI dengan Westernisme, Sekualrisasi dan Nasionalisme. Keuasaan di tangan rakyat, Jabatan urusan keagamaan dihapus, agama negara juga dihapus.

GERAKAN ALIGARH dipimpin oleh Sayid Ahmad Khan, mendirikan MUHAMMEDAN ANGLO ORIENTAL COLLEGE (berpusat di Aligarh), Berkeyakinan bahwa dengan ilmu pengetahuan dan teknologi Barat dapat maju kembali. SAYID AMIR ALI; berpaham Syiah, berpendapat bahwa Islam adalah agama kemajuan. Jika umatnya mundur, bukan disebabkan oleh agamanya. MUHAMMAD IQBAL : idenya mendirikan negara Islam bagi umat Islam India (Pakistan); berkeyakinan bahwa Islam adalah dinamis. Untuk membangun Islam harus dibangun pribadi umatnya. Ia tidak begitu terpengaruh oleh budaya Barat. MUHAMMAD ALI JINNAH: berusaha memperjuangkan umat Islam di India dalam sebuah negara modern.

1. HAJI UMAR SAID COKROAMINOTO; mendirikan SDI PSII Tahun 1911. 2. KYAI HAJI AHMAD DAHLAN ; mendirikan MUHAMMADIYAH Tahun 1912. 3. KYAI HAJI ZAMZAM; mendirikan PERSIS tahun 1923.

GERAKAN ISLAM GERAKAN DAKWAH GERAKAN TAJDID

Bertujuan untuk menegakkan dan menjunjung tinggi ajaran Islam. Bermaksud mewujudkan masyarakat islam. Beraqidah Islam, berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah. Motivasi kelahiran :

1. Tadabbur terhadap al-Quran dan as-Sunnah. 2. Kepedulian terhadap muslim.

Menegakkan dan menjunjung tinggi dengan cara berdakwah. Semua usaha ditujukan untuk berdakwah. Sasaran dakwah Muhammadiyah perorangan dan masyarakat. Dakwah ke dalam bersifat tajdid. Dakwah keluar bersifat seruan.

REFORMASI / PURIFIKASI yaitu pemurnian dalam aqidah dan ibadah dengan pembersihan ajaran Islam dari syirik dan bidah. MODERNISASI yaitu pembaharuan dalam kehidupan bermasyarakat dengan menjadikan ajaran Islam nyata di tengah masyarakat. DINAMISASI, yaitu pembaharuan dengan memanfaatkan teknologi dan ilmu pengetahuan dengan tetap berpegang teguh kepada ajaran Islam bersumber pada al-Quran dan as-Sunnah demi untuk mewujudkan cita-cita masyarakat.

Tradisi pembaruan dalam Islam merupakan gaya atau cara khusus dalam mengungkapkan keyakinan terutama bila mengenai kehidupan penganut di dalam masyarakat Muslim. Kesinambungan jangka panjang dari cara Islam ini dapat dilihat dengan menyelidiki tiga tema, yang muncul dalam manifestasi-manifestasi tajdid-ishlah dalam masamasa utama sejarah Islam, baik pra-modern maupun modern, yaitu :

(1) seruan untuk kembali kepada, atau penerapan ketat, al-Quran, dan Sunnah Nabi; (2) (Penegasan akan hak untuk mengadakan analisa yang mandiri (ijtihad) tentang Al-Quran dan Sunnah, ketimbang harus bersandar dan meniru pendapat dari generasi para tokoh terdahulu yang berpengetahuan tinggi tentang Islam ( yang disebut taqlid); dan (3) Penegasan kembali keaslian dan keunikan pengalaman Al-Quran, yang berbeda dengan cara-cara sintesa dan keterbukaan pada tradisi Islam lainnya.

Muhammadiyah disebut sebagai gerakan Islam modernis (tajdid, pembaharu) karena, di antaranya, berhasil mempelopori dan mengembangkan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan yang bersifat transformatif. Dengan pemahaman yang mendalam atas Al Quran Surat Ali Imran ayat 104, K.H. Ahmad Dahlan menggerakan dakwah Islam organisasi Modern Muhammadiyah. Pemahaman atas Surat Al-Maun, K.H. Ahmad Dahlan menggerakan murid-muridnya untuk memberdayakan anak yatim dan fakir miskin, dan tahun 1918 membentuk Penoeloeng Kesengsaraan Oemoem yang kemudian tahun 1922 menjadi Penoeloeng Kesejahteraan Oemat dan saat ini menjadi Pembina Kesejahteraan Umat (PKU). K.H. Ahmad Dahlan juga merintis pembentukan Hizbul Wathan, barisan kepanduan Muhammadiyah. Kemudian mempelopori gerakan kaum wanita melalui perkumpulan Sapatresna yang kemudian menjadi gerakan Aisyiyah.

Pembentukan kegiatan-kegiatan dan kelompok-kelompok pengajian yang di belakang hari menjadi Cabang-Cabang Muhammadiyah di luar wilayah Yogyakarta. Sedangkan dalam bidang pendidikan, K.H. Ahmad Dahlan merupakan pelopor pembaharu pendidikan Islam, yang belakang hari diikuti oleh seluruh kelompok Islam dalam mendirikan lembaga-lembaga pendidik-an umum beridentitas atau bercorak Islam.

Gerakan keagamaan dan sosial kemasyarakatan yang dilakukan Muhammadiyah dalam perkembangan sejarahnya bersifat transformatif. Artinya, berdasarkan paham yang mendalam dan wawasan yang luas, Muhammadiyah sebagaimana dipelopori pendirinya K.H. Ahmad Dahlan mengaktualisasikan nilai-nilai ajaran Islam itu untuk melakukan pemberdayaan dan pembebasan yang bersifat praktis emansipatoris dalam kehidupan umat Islam pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Gerakan yang demikian.kemudian dikembangkan dan dilembagakan dengan istilah Amal Usaha Muhammadiyah. Amal Usaha Muhammadiyah dibangun di atas doktrin pencerahan umat, bekerjasama dengan semua fihak untuk mening-katkan kualitas hidup, dan tidak terjebak pada kegiatan politik praktis sehingga gerakan dakwah Muhammadiyah semakin mekar ke berbagai lingkungan secara meluas. Semangat dakwah melalui Amal Usaha seperti itu perlu terus dipelihara dan dikembangkan oleh para penyelenggara dan pe-laksana Amal Usaha Muhammadiyah saat ini.

1. Mempergiat dan memperdalam penyelidikan ilmu agama Islam untuk mendapat kemurnian dan kebenaran. 2. Memperteguh iman, menggembirakan dan memperkuat ibadah serta mempertinggi akhlaq. 3. Memajukan dan memperbaiki pendidikan dan kebudayaan serta memperluas ilmu pengetahuan, teknologi serta penelitian menurut tuntunan Islam. 4. Mempergiat dan menggembirakan tabligh. 5. Menggembirakan dan membimbing masyarakat untuk membangun dan memelihara tempat ibadah dan wakaf.

6. Meningkatkan harkat dan martabat kaum wanita menurut tuntunan Islam. 7. Membina dan menggembirakan angkatan muda sehingga menjadi manusia muslim yang berjasa bagi agama nusa dan bangsa. 8. Membimbing masyarakat ke arah perbaikan kehidupan dan kehidupan ekonomi dengan ajaran Islam dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya. 9. Menggerakkan dan menghidupkan amal tolong menolong dalam kebajikan dan takwa dalam bidang kesehatan, sosialm pengembangan masyarakat dan keluarga sejahtera. 10.Menanamkan kesadaran agar tuntunan dan peraturan Islam diamalkan dalam masyarakat. 11.Menumbuhkan dan meningkatkan kekeluargaan Muhammadiyah dan ukhuwah Islamiyah. 12.Pemantapan kesatuan dan persatuan bangsa dan peran serta dalam pembangunan nasional. 13.Usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan persyarikatan Muhammadiyah

AQIDAH : Menghapus syirik AKHLAK : Mengukur tingkah laku dengan al-Quran dan as-Sunnah. IBADAH : Menghapuskan bidah al-ashlu fil ibadati haraamun, hatta madalla dalil biamrihi. MUAMALAH DUNYAWIYAH : modernisasi.

1. Syafii : Segala hal yang baru yang terdapat setelah masa Rasulullah SAW dan Khalifah Rasyidin. 2. Hambali: Segala hal baru yang tidak ada dasarnya. 3. Maliki : Suatu thariqat yang diciptakan menyerupai syariat dalam agama untuk dijalankan sebagai ibadah kepada Allah. 4. Praktisi: Menambah , mengurangi, menyisipkan, atau merubah hal ihwal ibadah dari yang disyariatkan oleh Allah dan Rasulullah.

Ulama sepakat bahwa bidah dalam hal ibadah adalah perbuatan terlarang. Dasarnya:

1. Jauhilah hal-hal yang diada-adakan, karena sesungguhnya yang diada-adakan adalah bidah. Setiap bidah adalah sesat. Setiap yang sesat adalah neraka (HR. Abu Daud). 2. Siapa saja yang mengada-adakan sesuatu dalam urusan agama kami ini, maka ia ditolak (HR. Buhari, Muslim, dan Abu Daud).

You might also like